Anda di halaman 1dari 10

ANGKA KECUKUPAN GIZI

Dosen Pengampu : Dra. Uswatun Hasanah

OLEH :

KELOMPOK 8 :

NAMA : LIDIA MUTIA SARI (4191210009)

RIRIS MANDAONI SIAHAAN (4192210001 )


TEGUH HIDAYAT PANJAITAN (4191210002)
POYDER MANULLANG (4193510012)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelapangan

dan kemudahan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya. Makalah dengan judul "Angka Kecukupan Gizi (AKG) masyarakat ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata kuliah Biologi.

Dalam penyusunan Makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik

langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat.

Penyusun menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan

dan kekeliruan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif dari rekan-rekan pembaca sangat

penyusun harapkan. Akhir kata, semoga Makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca. Dan

semoga kesemuanya ini tercatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya. Amin.

Medan, 14 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah angka kecukupan zat gizi setiap hari menurut golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencegah terjadinya kekurangan ataupun
kelebihan gizi. Secara internasional, berbagai istilah digunakan, di Amerika Serikat dan Kanada
disebut Dietary Reference Intakes (DRIs), di Uni Eropa disebut Population Reference Intakes, di
Jepang disebut Nutrients-Based Dietary Reference Intakes (NBDRIs), WHO menggunakan
istilah Recommended Nutrient Intake (RNI), di Filipina digunakan istilah Recommended Energy
and Nutrient Intake (RENI), di Australia dan Selandia Baru digunakan istilah Nuterient
Reference Values (NRVs).
Kriteria rekomendasi kecukupan gizi terus berkembang sehingga dalam jangka waktu 5tahun
hampir selalu ada perubahan kecukupan beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya
perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan semakin baiknya pemahaman terhadap
penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker dan semakin bertambahnya umur harapan
hidup. Demikian, maka penetapan AKG perlu dikaitkan dan didasarkan pada kondisi kesehatan
masyarakat. Kunci dalam menetapkan AKG adalah pemahaman yang jelas tentang kriteria yang
akan digunakan untuk memperkirakan atau menghitung kecukupan gizi. Apakah kecukupan gizi
harus didasarkan pada pencegahan penyakit kekurangan gizi, indikator biokimia, atau
pengurangan risiko terhadap penyakit kronis?
Penetapan AKG dapat merupakan kombinasi ilmiah dan kebijakan. Keputusan harus
didasarkan pada analisis masalah kesehatan masyarakat yang penting yang dihadapi bangsa.
AKG digunakan untuk berbagai keperluan yaitu, panduan untuk asupan gizi individu dan popula,
pendidikan gizi, penilaian asupan makanan, membantu dalam perancangan program intervensi
pangan, dalam pelabelan gizi. AKG harus digunakan kehati-hatian dan AKG adalah bukan
kecukupan minimum.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa sajakah Masalah-masalah gizi yang sering dihadapi masyarakat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Angka Kecukupan Gizi ?
3. Apakah kegunaan Angka Kecukupan Gizi ?
4. Apa sajakah factor yang mempengaruhi Angka Kecukupan Gizi ?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan Masalah-masalah gizi yang sering dihadapi masyarakat.
2. Untuk mengetahui angka kecukupan gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral seseorang
3. Untuk Menjabarkan Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi
4. Untuk Menjelaskan kegunaan angka kecukupan gizi
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecukupan gizi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angka kecukupan gizi (AKG)


Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok umur,
jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui. Konsep kecukupan energi
kelompok penduduk adalah nilai rata-rata kebutuhan, sedangkan pada kecukupan protein dan zat
gizi lain adalah nilai rata-rata kebutuhan ditambah dengan 2 kali simpangan baku.

2.2 Masalah-masalah gizi secara umum yang sering dihadapi masyarakat


Menurut Prof Soekirman Ph.D., Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor, Masalah Gizi adalah
Gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai
akibat adanya ketidak seimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan
makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi).
Ketidak seimbangan atau gangguan dari masalah gizi bisa karena kekurangan asupan bisa
juga karena kelebihan asupan. Dari berbagai penelitian dan pemantauan pada konsumsi gizi
masyarakat, ketidak seimbangan atau gangguan yang muncul dapat mengakibatkan :
1. Menurunnya pertahanan tubuh terhadap penyakit (imunitas) yang berdampak pada tingginya
angka penyakit infeksi dan kematian bayi dan balita
2. Gangguan pertumbuhan fisik pada siklus kehidupan manusia sejak janin, bayi baru lahir,balita
yang dapat berdampak sampai dewasa
3. Gangguan perkembangan otak pada janin, bayi dan balita yang berdampak pada kecerdasan
pada usia sekolah
4. Rendahnya produktifitas kerja

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Gizi


Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa keterbatasan.
Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Ukuran dan komposisi tubuh.
3. Jenis kelamin.
4. Keadaan kesehatan tubuh.
5. Keadaan fisiologis tubuh
6. Kegiatan fisik.
7. Lingkungan.
8. Mutu makanan.
9. Gaya hidup.
Angka kecukupan gizi yang sudah ditetapkan untuk orang Indonesia meliputi karbohidrat,
protein, lemak, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin C, tiamin, riboflavin,
niacin, piridoksin, vitamin B12, asam folat, kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng, iodium,
mangan, selenium, dan fluor. Angka kecukupan energi tingkat nasional yang pada taraf konsumsi
2000 kkal dan taraf persediaan 2200 kkal. Sedangkan angka kecukupan protein tingkat nasional
pada taraf konsumsi 52 gram dan taraf persediaan 57 gram. Kecukupan gizi untuk pelabelan
produk makanan yang dikemas disebut dengan Acuan label gizi (ALG).

2.4 Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi


Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi
masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat,kebutuhan kalori/energi
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Angka Kecukupan Gizi ( AKG )
Jenis Kelamin
Ringan Sedang Berat
Laki – Laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMR
Perempuan 1,55 x BMR 1,70 x BMR 2,00 x BMR

Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada pengeluaran energi
dimana komponen Basal Metabolic Rate merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan
oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat
ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut
Rumus untuk menaksir nilai BMR
Kelompok Umur ( Tahun ) BMR ( kkal/hari )
Laki - laki Wanita
0–3 60,9 BB + 54 61,0 BB + 51
3 – 10 22,7 BB + 495 22,5 BB + 499
10 – 18 17,5 BB + 651 12,2 BB + 746
18 – 30 15,3 BB + 679 14,7 BB + 496
30 – 60 11,6 BB + 879 8,7 BB + 829
> 60 13,5 BB + 487 10,5 BB + 596
Keterangan :
BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/normal tergantung tujuan)
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein dan
20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB/hari. Konsumsi
protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi tertentu, seperti gizi buruk
atau masa penyembuhan konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2-1,8 gram/kgBB/hari.
Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani dengan perbandingan
3:1. AKG bagi orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein,
sebagai berikut:
Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan
Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori
Protein 46,2 gram 55 gram
(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa
umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4
potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan dalam keadaan
berat badan ideal.
Umur Kebutuhan energi Kebutuhan protein
0-6 bulan 550 kkal 10 gram
7-12 bulan 650 kkal 16 gram
1-3 tahun 1000 kkal 25 gram
4-6 tahun 1550 kkal 39 gram
7-9 tahun 1800 kkal 45 gram
10-12 tahun 2050 kkal (L) , 2050 kkal (P) 50 gram (L) , 50 gram (P)
13-15 tahun 2400 kkal (L) , 2350 kkal (P) 60 gram (L) , 57 gram (P)
16-18 tahun 2600 kkal (L) , 1900 kkal (P) 65 gram (L) , 55 gram (P)
19-29 tahun 2550 kkal (L) , 1900 kkal (P) 60 gram (L) , 50 gram (P)
30-49 tahun 2350 kkal (L) , 1800 kkal (P) 60 gram (L) , 50 gram (P)
50-64 tahun 2250 kkal (L) , 1750 kkal (P) 60 gram (L) , 45 gram (P)
50 > tahun 2050 kkal (L) , 1600 kkal (P) 60 gram (L) , 45 gram (P)
NOTE : P = perempuan

L = laki-laki

Saat beraktivitas, tubuh melakukan metabolisme. Metabolisme adalah kemampuan tubuh


untuk memecah nutrisi dan mengubahnya menjadi energi atau menyimpannya
sebagai lemak untuk energi cadangan. Bila jumlah kalori tidak seimbang dengan aktivitas yang
dialkukan, berat badan bisa bertambah.

Saat usia muda, seseorang yang memiliki berat badan berlebih tentu akan disarankan untuk
melakukan diet. Mereka akan mengurangi atau menghindari makanan berkalori agar lemak yang
tertimbun pada tubuh digunakan sebegai penghasil energi. Secara sederhana, ini pun berlaku
pada orang yang bertambah tua. Berkurangnya kebutuhan kalori seiring bertambahnya usia
dilakukan untuk menjaga berat badannya. Ini dilakukan karena mereka tidak lagi aktif layaknya
orang dewasa usia produktif, sehingga kalori yang terbakar juga lebih sedikit.

Metabolisme berhubungan dengan massa otot karena sel otot sibuk menggerakan tubuh
dalam melakukan berbagai aktivitas. Saat usia remaja atau sekitar usia dua puluhan, metabolisme
relatif lebih tinggi sebab aktivitas yang dilakukan lebih banyak. Namun, sekitar usia 30 tahun,
aktivitas yang dilakukan tidak sebanyak saat remaja sehingga massa otot akan berkurang dan
akan menjadi lebih gemuk. Apalagi lansia, mereka mudah sekali cepat lelah dan biasanya
memilih masalah pada tulang yang menghambat aktivitasnya,
misalnya osteoporosis dan osteoarthritis.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
Asupan gizi yang ditentukan bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar, namun berguna
juga untuk memelihara kesehatan tubuh secara optimal, jika kita mengalami gejala-gejala
tertentu brati salah satu penyebabnya adalah asupan gizi kita yang tidak cukup ataupun asupan
gizi kita tidak seimbang. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi dalam skala besar,
kemungkinan akan datang sebuah penyakit, dan jika ini terjadi pada anak yang masih usia dini
bisa di pastikan pertumbuhan organ-organnya tidak sempurna seperti anak-anak normalnya
biasaya. Dan jika seseorang kelebihan asupan gizi, maka kemungkinan akan terjadi obesitas

SARAN :
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini Dasar Nutrisi, saya harapkan agar dalam mengatasi masalah
nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh dapat diatasi dengan mencari informasi tentang gizi seimbang,
mengatur pola makan agar tetap teratur, mengkomsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh agar
kebutuhan nutrisi tetap dapat seimbang meskipun dalam keterbatasan ekonomi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, S. ”Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2006.
2. Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.
3. Moehdi, S. ” Ilmu Gizi”. Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.
4. Kartasapoetra, Drs.G. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.

Anda mungkin juga menyukai