Anda di halaman 1dari 2

Nama : Teguh Hidayat Panjaitan

NIM :4191210002
Kelas : Kimia Nondik 19B

BAB I

1. Suhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, msuhu berbanding


lurus terhadap laju reaksi. Semakin tinggi suhunya maka reaksi akan berjalan semakin
cepat dan sebaliknya. Ketika suhu dinaikkan, maka partikel reaktan akan bergerak
lebih cepat sehingga energi kinetiknya lebih besar.
Luas permukaan sentuh memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu pula, apabila semakin
kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
partikel, oleh karenanya laju reaksi pun semakin kecil.
Jumlah Partikel yang lebih banyak akan memiliki susunan yang lebih rapat
sehingga akan sering terjadi tumbukan sehingga kemungkinan
terjadinya reaksi semakin besar.
2. Karna jika dalam bentuk cairan, untuk melakukan reaksi ataupun melarutkan akan
lebih mudah, mengingat bahwa sebagian besar pelarut merupakan berbentuk cair.
3. .
4. Dengan pengaturan kembali persamaan Arhenius menjadi logaritma bilangan pokok
sepuluh Log k = {( - Ea/2,303 RT)} 1/T + A, dapat digunakan untuk menentukan Ea
suatu reaksi secara eksperimen yaitu dengan membuat grafik Log k lawan 1/T. Energi
aktivasi ditentukan dari slope (tg α) = - Ea/2,303 R.
5. Contoh orde 1 = dalam reaksi ion arildiazonium dengan nukleofil dalam larutan berair
ArN2+ + X− → ArX + N2, persamaannya adalah r = k[ArN2+], dan Ar merupakan
kelompok aril.

Contoh orde 2 = reaksi   merupakan reaksi orde kedua untuk reaktan   

dan reaksi orde nol untuk reaktan  . Persamaannya adalah   dan


independen dari konsentrasi CO.
Contoh orde 0 = berbagai reaksi yang dikatalis oleh enzim asalkan konsentrasi reaktan
lebih besar daripada konsentrasi enzim yang mengendalikan lajunya
6. Dik : T = 450C; K = 6,2 x 10-2 detik-1
¿ 2k t 1
a) t 1√2 =
2
10−2/ S t 1
= 0,693 . 6,2 x
2
= 0,112 x 10-2 s
b) STP V = 0,37 X 22,4 V = 8,288 L
BAB II

1. Keadaan peralihan adalah sebuah reaksi yang takreversibel, sehingga disebut


sebagai Kompleks Teraktifkan. Kompleks teraktifkan hanyalah berupa hipotetik
(bukan merupakan struktur nyata) yang strukturnya dipostu- latkan mirip dengan
spesi yang terlibat pada reaksi yang energinya paling dekat dengan KP/TS, yang
biasanya mirip dengan Reaktan (R) yang dipostulatkan oleh Hammond, Sedangkan
intermediet adalah suatu reaksi yang akan terjadi Untuk reaksi yang melalui
Intermediet maka pemutusan ikatan terjadi terlebih dahulu yang diikuti
pembentukan ikatan.
2. Kontrol termodinamika atau kinetika dalam reaksi kimia dapat
menentukankomposisi campuran produk reaksi ketika jalur bersaing mengarah pada produk
yangberbeda serta selektivitas dari pengaruh kondisi reaksi tersebut. Kondisi
reaksiseperti suhu, tekanan atau pelarut mempengaruhi jalur reaksi; maka dari itu
kontroltermodinamik maupun kinetik adalah satu kesatuan dalam dalam suatu reaksi
kimia.Kedua kontrol reaksi ini disebut sebagai faktor termodinamika dan faktor
kinetika,dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor termodinamika (adanya stabilitas realtif dari produk)Pada suhu tinggi,
reaksi berada di bawah kendali termodinamika (ekuilibrium,kondisi reversibel) dan
produk utama berada dalam sistem lebih stabil.
2. Faktor kinetik (kecepatan pembentukan produk)Pada temperatur rendah, reaksi ini
di bawah kontrol kinetik (tingkat, kondisiirreversible) dan produk utama adalah
produk yang dihasilkan dari reaksi tercepat.
3. Sifat-sifat nukleofil yang banyak mempengaruhi nukleofilitas adalah:

(1) energi solvasi nukleofil;

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon;

(3) elektronegativitas dari atom  penyerang;

(4) polari sabilitas dari atom penyerang, dan

(5) bagian sterik dari nukleofil

Anda mungkin juga menyukai