Anda di halaman 1dari 3

Dalam masa pertumbuhan asupan gizi yang baik akan menunjang pertumbuhan dan

kesehatan tubuh yang lebih baik. Dengan pentingnya suatu kecukupan gizi perlu untuk
diketahui berapa standar kecukupan gizi seseorang. Kecukupan gizi tersebut diantaranya
terdiri dari kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan serat makanan yang dibutuhkan
tubuh perhari.
Kecukupan gizi seseorang yang dalam masa pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur
angka kecukupan gizi (AKG) yang dimiliki. AKG berguna sebagai patokan dalam penilaian
dan perencanaan konsumsi pangan, serta basis dalam perumusan acuan label gizi. Angka
kecukupan gizi yang dibutuhkan perhari oleh penduduk Indonesia berbeda antara laki-laki
dan wanita. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai AKG yaitu berat badan, tinggi badan,
jenis kelamin, usia dan jenis aktivitas seseorang.
Faktor utama dalam perhitungan AKG yaitu tinggi dan berat badan. Suatu faktor jenis
kelamin dan usia dapat diketahui dengan cara menghitungnya sendiri. Untuk tinggi badan
dapat diukur dengan menggunakan microtoise staturmeter.
A. Angka Kecukupan Gizi (AKG)
AKG adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut
kesehatan yang optimal. AKG hampir sama dengan Recomended Dietary Allowance (RDA)
yang diambil dari nilai rata-rata asupan yang cukup untuk memenuhi asupan hampir semua
(97-98%) orang sehat. AKG sudah memperhitungkan variasi kebutuhan individu dan
cadangan zat gizi dalam tubuh. AKG hanya berlaku bagi orang sehat dan kondisi khusus
yaitu ibu hamil dan ibu menyusui pada semester pertama dan kedua. AKG tidak
mempertimbangkan faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi seperti genetik,
kondisi kesehatan, tingkat defisiensi, gaya hidup (merokok dan alkoholik) dan penggunaan
obat. AKG terdiri dari Angka Kecukupan Energi (AKE), Angka Kecukupan Energi (AKP),
Angka Kecukupan Energi (AKL), Angka Kecukupan Energi (AKK), Angka Kecukupan
Energi (AKS).
Untuk mengetahui nilai AKP, AKL, AKK dan AKS berdasarkan usia dan jenis kelamin
seseorang dan AKE dihitung dengan menggunakan rumus dengan usia 10-18 tahun yaitu :
1. Laki-laki
TEE = [88.5 – (61.9xU) + PA x (26.7xBB+ 903xTB)] + 25 Kal PA = 1.0 (sangat ringan) PA =
1.13 (ringan) PA = 1.26 (aktif) PA = 1.42 (sangat aktif)
2. Perempuan
TEE = [135.3 – (30.8xU) + PA x (10xBB + 934xTB)] + 25 Kal PA = 1.0 (sangat ringan) PA =
1.31 (aktif) PA = 1.16 (ringan) PA = 1.56 (sangat aktif)
Keterangan :
U = Umur (tahun), BB = Berat badan (kg), TB = Tinggi badan (m) TEE = Total Energy
Expenditure - total pengeluaran energi, (Kal) PA = koefisien aktivitas fisik. (Zakky Aulia, B.
R. (2016).
Menurut Aulia,Rahmadya dan Hersyah (2016), bahwa kecukupan gizi berfungsi untuk
menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh yang diperoleh dari kecukupan karbohidrat,
energi, protein lemak dan serat makanan yang dikonsumsi setiap hari. AKG bagi
masyarakat Indonesia telah diatur dalam Permenkes No 75 Tahun 2013 sebagai
cakupan tingkatan konsumsi zat gizi dalam bentuk nilai gizi yang diperlukan tubuh
dalam sehari yang berasal dari makanan. (Mutiah Setiawati, M. S. (2021).
Kecukupan pangan dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif. Parameter kualitatif
meliputi nilai sosial, ragam jenis bahan makanan, dan cita rasa, sedangkan parameter
kuantitatif adalah komposisi zat gizi. Berbagai zat gizi makro seperti karbohidrat, protein,
dan lemak maupun kelompok zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral merupakan
kelompok bahan makanan. Tidak kurang dari 50 jenis zat gizi dibutuhkan manusia setiap hari
meliputi 10 macam asam amino, 3 macam asam lemak, 14 macam vitamin, dan 15-19 macam
mineral. Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah suatu istilah yang digunakan di
Amerika yang merupakan standar berisi kebutuhan rata-rata zat gizi per hari yang dianjurkan
sehingga suatu masyarakat dapat hidup sehat. Di Canada RDA dikenal dengan istilah
Recommended Nutrient Intakes (RNI). Sementara itu, di Indonesia dikenal dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan melalui Kongres Widya Nasional Pangan dan Gizi
(WKNPG). (Dr. Betty Yoshepin, S. (n.d.)
B. Kegunaan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Kegunaan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan antara lain
sebagai berikut.
1. AKG berguna untuk perencanaan penyediaan pangan tingkat regional atau nasional.
Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizirata-rata tingkat regional atau nasional perlu
diketahui juga pola makannya. Dengan demikian, dapat dirancang penyediaan pangan yang
cukup untuk penduduk. AKG merupakan kecukupan tingkat faali. Oleh sebab itu, dalam
merancang produksi pangan perlu diperhitungkan kehilangan bahan pangan setelah pasca
panen mulai dari produksi sampai tingkat konsumsi.
2. AKG berguna untuk menilai data konsumsi makanan perorangan atau kelompok
masyarakat. Bila hasil survei menunjukkan penyimpangan berat badan dari berat badan
patokan, perlu dilakukan penyesuaian angka kecukupan. Demikian juga untuk nilai asam
amino dan nilai cerna bila berbeda dengan nilai yang digunkan dalam penetapan AKG yang
dianjurkan.
3. AKG berguna untuk perencanaan pemberian makanan bagi institusi seperti rumah sakit,
perkantoran, industri, sekolah, panti sosial, dan lembaga permasyarakatan perlu diperhatikan
berat badan rata-rata dan aktivitas. Khusus rumah sakit diperhitungkan juga kecukupan gizi
untuk penyembuhan.
4. AKG berguna untuk menetapkan standar bantuan pangan dalam keadaan darurat seperti
bencana alam, perang, kekeringan, kerusuhan, transmigran; serta untuk Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) golongan rawan (balita, anak sekolah, ibu hamil, dan lain-lain).
5. AKG berguna untuk menetapkan pedoman keperluan label gizi makanan yang dikemas.
Biasanya dicantumkan persentase dari AKG yang diajurkan untuk satu porsi makanan
tersebut.6. AKG berguna untuk bahan penyuluhan atau pendidikan gizi yang berkaitan
dengan kebutuhan gizi menurut kelompok umur dan kegiatan maupun jenis kelamin.
Sumber :

Dr. Betty Yoshepin, S. (n.d.). BukuTuntunan Praktis Menghitung Kebutuhan Gizi . YOGYAKARTA: ANDI .

Mutiah Setiawati, M. S. (2021). Meeting Nutrition Based On The Right For Children In Correctors
Regarding The Right To Eat Decent Food . JKG,

Zakky Aulia, B. R. (2016). Alat Pengukur Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) Manusia Dengan Menggunakan
Mikrokontroler.

Anda mungkin juga menyukai