Anda di halaman 1dari 12

Angka kecukupan gizi (akg)

Dibuat oleh: Indria Pijaryani, SST.Gizi, M,Gz


PENGERTIAN

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah:


kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi hamper semua
orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh
dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
DASAR PENETAPAN

 Kekurangan dan kelebihan nutrient bisa merugikan kesehatan


 Kecukupan nutrient perlu ditetapkan
 Bersifat umum
 Daerah yang berbeda (ukuran tubuh, aktivitas dan ciri demografis),
bisa menetapkan AKGA sendiri
 Diperuntukkan bagi sebagian besar penduduk, sehingga sudah
mempertimbangkan variasi
DASAR PENETAPAN

 Angka mean ditambah 2SD (standar deviation), sehingga mencakup 97.5%


populasi
 AKGA vitamin dan mineral sudah mempertimbangkan cadangan tubuh
 Ukuran tubuh yang dipakai berat badan
 Dengan berat badan diambil AKGA dari Badan International (FAO dan WHO)
 Bila tidak ada dari FAO/WHO diambil dari US-RDA (United States
Recoemmended Dietary Allowance)
 Zat gizi mikro langsung dari US-RDA
MANFAAT AKGA

 Menilai kecukupan gizi yang dicapai melalui konsumsi makanan


penduduk
 Merencanakan PMT balita
 Merencanakan makanan institusi
 Penyediaan pangan
 Patokan labelisasi makanan
 Bahan pendidikan gizi
KEGUNAAN AKG

 AKG berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi (Dietary


Requirements).
 Angka Kebutuhan Gizi
 banyaknya zat-zat gizi yang secara faali dibutuhkan seseorang untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi cukup, sedangkan AKG adalah
kecukupan gizi untuk rata-rata penduduk menurut umur, gender, dan keadaan
faali ttt, yaitu hamil dan menyusui.
AKG digunakan:

 Perencanaan suplai pangan penduduk atau kelompok penduduk


 Perencanaan pendidikan dan penyuluhan gizi
 Penilaian konsumsi pangan perorangan atau kelompok penduduk
 Pengembangan produk pangan di industry
 Penetapan standar bantuan pangan
 Penetapan label gizi produk pangan
 Penilaian kecukupan pangan
(RDA, National Research Council, 1989)
PERKEMBANGAN AKG DI INDONESIA

 AKG di Indonesia tahun 2004 disusun berdasarkan hasil enam kali


lokakarya Regional Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh
International Life Science Institute dan FAO dalam rangka
mengharmonisasikan AKG bagi Asia Tenggara (Muhilal dan
Hardinsyah, 2004).
 Dalam Lokakarya tsb menyepakati definisi, kegunaan, cakuapan zat
gizi, pengelompokkan umur, penetapan ukuran tubuh dan dasar
perhitungan AKG.
ANGKA KECUKUPAN ENERGI (AKE)

 Mula-mula dihitung Basal Metabolic Rate (BMR) dengan menggunakan BB


 Dengan BMR dhitiung AKE menurut jenis kelamin, umur, jenis kegiatan (berat,
sedang, ringan)
 Khusus bayi sampai umur 6 bulan 80% AKE diharapkan dari ASI
 Aktivitas ringan: duduk, berdiri, mengendarai mobil, pekerjaan laboratorium,
ngetik, main music, voli, mencuci, dll
 Aktivitas sedang: berjalan, bersepeda, tenis lapangan, menari, mencangkul,
belanja dengan bawaan berat, dll.
 Aktivitas berat: berjalan menanjak dengan beban, menebang pohon, basket,
renang, panjat tebing, sepak bola, jogging, latihan aerobic, dll
 AKE pria menurut BMR atau aktivitas
-ringan: 1.56 x BMR
-sedang: 1.76 x BMR
-berat: 2.10 x BMR
 AKE wanita menurut BMR atau aktivitas:
-ringan: 1.55 x BMR
-sedang: 1.70 x BMR
-berat: 2.00 x BMR
 Khusus ibu hamil, perlu tambahan 285 Kcal/hari (dari umur dan jenis aktivitas)
 Ibu menyusui:
-6 bulan pertama  +700 kcal/hari
-6 bulan kemudian  +500 kcal/hari
-tahun ke-2  +400 kcal/hari
ANGKA KECUKUPAN PROTEIN (AKP)

 Menghitung taraf asupan terjamin (save level of intake)


berdasarkan setara telur (TAT)
 Menghitung skor asam amino (SAA)
 Menghitung daya cerna protein (DCP)
 AKP = TAT x 100/SAA x 100/DCP x BB
ANGKA KECUKUPAN LEMAK (AKL)

 AKL total berdasarkan kecukupan energy


 Angka kecukupan asam lemak esensial
 AKL total = 20% AKE
 Angka kecukupan asam lemak esensial  dinyatakan kecukupan
asam linoleat terhadap total konsumsi energy (en%)
 En% = 10% total energy

Anda mungkin juga menyukai