Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGARUH GIZI TERHADAP KESEHATAN dan KECERDASAN

ANAK

Dosen Pembimbing : Reni Aprinawaty Sirait Skm., M.kes

Disusun Oleh :
Citra Madani Lubis
NIM : 2221016

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasihlagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Lubuk Pakam, Juni 2023

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

penulisan ini dikarenakan maraknya penyakit yang menyerang anak-anak penyebabnya


dipicu dari makanan, baik yang bergizi maupun tidak. Faktor utama yang dikonsumsi anak
akan berpengaruh pada kesehatannya. Demikian pula dampak dari pola hidup sehat keluarga
yang mempengaruhi kesehatan anak. Sedangkan gizi yang baik sangat berpengaruh bagi sel-
sel otak anak, jika gizi anak kurang maka akan mempengaruhi daya kerja otak anak.

Zat gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dimanfaatkan langsung oleh tubuh,
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.zat gizi (nutrisi) yang masuk
dalam tubuh diperlukan untuk dapat mempertahankan suatu kehidupan(Soenardi, 2010).

Zat gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi memiliki
kandungan gizi yang berbeda. Makanan yang satu dengan makanan yang lainnya memiliki
kandungan zat gizi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang
terkandung dalam makanan, maupun jumlah dari masing masing zat gizi. Setiap zat gizi
memiliki fungsi yang spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam
membangun tubuh dan dalam menjalankan proses metabolisme. Namun berbagai zat gizi
memiliki fungsi yang berbeda.

Menurut Almatsier (2011) dalam buku (Marmi, 2013), zat gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu karbohidrat, lemak, dan protein
berfungsi sebagai sumber energi atau penghasil energi yang bermanfaat untuk menggerakkan
tubuh dan proses metabolisme di dalam tubuh, zat gizi yang berfungsi sebagai pembentuk
sel-sel pada jaringan tubuh manusia dan memelihara jaringan tersebut, serta proses-proses
mengatur proses-proses kehidupan merupakan fungsi dari kelompok zat gizi seperti protein,
lemak, mineral, vitamin dan air.

Kebutuhan asupan gizi berbeda sesuai dengan tahapan perkembangan manusia.


Kebutuhan gizi anak balita memiliki kadar sesuai kebutuhan aktifitas dan perkembangannya.
Saat orang sudah mulai dewasa maka semakin penuh juga aktifitasnya. Saat anak-anak atau
usia balita yaitu masih dalam tingkat perkembangan. Takaran makan dalam sehari juga

iii
disesuaikan dengan kebutuhan gizi anak.Dengan berkembangnya teknologi, saat ini sudah
banyak jenis jajanan yang dijual. Jajanan yang sehat akan memberikan dampak baik juga
untuk tumbuh kembang anak.

Zat gizi yang perlu dikonsumsi oleh anak balita ada beberapa macam. Diantaranya
protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Semua zat gizi tersebut memiliki
takaran tersendiri untuk balita. Anak balita juga perlu penyeimbangan gizi di tiap harinya.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kebutuhan Gizi Anak
2.1.1. Kebutuhan Gizi Anak Balita

a. Energy
Energy merupakan kemampuan ata tenaga untuk melakukan kerja yang
diperoleh dari zat – zat penghasil energy. Energy diperlukan untuk berlangsungnya
proses – proses yang mendasari kehidupan. Berdasarkan hasil Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (2013) dalam buku, angka kecukupan energy untuk anak usia 1 – 3
tahun adalah sebesar 1000 kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak berusia 4 – 6 tahun
adalah sebesar 1550 kkal/orang/hari.
b. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan pati dan gula dari makanan.Pati merupakan komponen
utama dari sereal, kacang – kacangan, biji – bijian, sayuran akar.Karbohidrat
merupakan sumber energy tama bagi manusia yang harganya relative murah.Satu
gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Untuk mencukupi kebutuhan energy
dianjurkan sekitar 60 – 70% dari energy total yang berasal dari karbohidrat. Hampir
separuh dari energy yang dibutuhkan anak sebaiknya berasal dari sumber makanan
yang kaya kerbohidrat, seperti roti, sereal, nasi, mie, dan kentang.
Anjuran konsumsi karbohidrat sehari bagi anak usia 1 tahun ke atas antara 50
– 60%. Anak – anak tidak memerlukan ‘gula pasir’ sebagai energy serta madu harus
dibatasi.Dalam kehidupan sehari – hari, manusia membutuhkan karbohidrat sebagai
sumber energy utama serta bermanfaat untuk perkembangan otak saat belajar
disebabkan karbohidrat di otak berupa sialic acid.Begitu juga dengan balita, mereka
juga membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada makanan.Kenalkan mereka
dengan beragam karbohidrat secara bergantian.
Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan
atau bekal sekolah, seperti pudding roti atau donat kentang yang lezat.
c. Protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan jaringan
jaringan tubuh.Serta membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan yang bekerja
untuk melindungi tubuh balita.Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada

v
makanan yang mengandung protein.Protein bermanfaat sebagai precursor untuk
neurotransmitter demi perkembangan otak yang baik nantinya.
Sumber protein yang terdapat pada ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan,
sebaiknya pemberiannya ditunda jika menimbulkan alergi atau menggantinya dengan
sumber protein lain. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman
berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi untuk anak-anak daripada
orang dewasa.Besarnya kebutuhan protein berdasarkan berat badan adalah:
 2.2 g/kg BB/hari pada usia <6 bulan
 2 g/kg BB/hari pada usia 6-12 bulan
 1-1.5 g/kg pada usia di atas 1 tahun

Kecukupan protein per hari untuk balita disajikan pada table berikut ini.

Golongan Umur (Tahun) g/hari


1–3 26
4–6 35
Sumber: Kepmenkes RI No. 75 tentang AKG bagi Orang Indonesia

d. Lemak
Lemak merupakan sumber energy dengan konsentrasi yang cukup
tinggi.Dalam 1 g lemak dapat menghasilkan energy sebanyak 9 kkal.Lemak memiliki
fungsi sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta
pemberi rasa gurih dan penyedap makanan.Sebagai sumber energy yang efisien,
dianjurkan kecukupan lemak anak menyumbang 15-30% kebutuhan energy total.
Balita membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena
tubuh mereka menggunakan energy yang lebih secara proporsional selama masa
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sumber lemak dalam makanan bisa
diperoleh dalam mentega, susu, daging, ikan, dan minyak nabati.

Golongan Umur (Tahun) Gram/Hari


1-3 44
4-6 62
Sumber: Kepmenkes RI No. 75 tentang AKG bagi Orang Indonesia

vi
e. Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dapat
dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit, serta gangguan usus
lainnya.Serta dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang,
menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehingga sebaiknya tidak diberikan secara
berlebih. Kecukupan lemak untuk balita 1-3 tahun adalah 16 g/hari, sedangkan 4-6
tahun adalah 22 g/hari.
f. Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat kecil untuk beberapa proses penting yang dilakukan di dalam tubuh. Mineral
adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi.Makanan
yang berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda dan memiliki diet yang
bervariasi dan seimbang.Ini penting untuk menyediakan jumlah yang cukup dari
semua zat gizi.
Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga
balita harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau
minuman yang mengandung vitamin C, seperti jeruk merupakan salah satu makanan
yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.
Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai pertumbuhan
tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah susu yang diminum
secara teratur. (Susilowati & Kuspriyanto, 2016)
Kebutuhan Vitamin dan Mineral untuk Anak 1 – 6 Tahun:

Zat Besi Kebutuhan/hari Setara


Vitamin A 400 ug Wortel (50 g)
Vitamin D 200 IU Susu (470 ml atau 2
cangkir)
Vitamin K 15 ug 2 tangkai asparagus
(20 g)
Vitamin B1 (Tiamin) 0,5 mg Kentang rebus (150
g)
Vitamin B2 0,5 mg Telur rebus (55 g)
(Ribiflavin)

vii
Vitamin B3 (Niasin) 6 mg Daya ayam (50 g)
Vitamin B6 0,5 ug Fillet salmon (90 g)
(Piridoksin)
Vitamin B12 0,9 ug 1 butir telur rebus
Asam Folat 150 ug 3 kuntum brokoli (35
g)
Kalsium (Ca) 500 mg Susu (290 ml)
Magnesium (Mg) 60 mg 1 mangkuk buah labu
( 245 g)
Zat Besi (Fe) 8 mg Daging sapi (170 g)
Zinc 7 mg Kacang tanah (100 g)
Selenium (Se) 17 ug Tuna (20 g)
Natrium (Na) 0,8 g Garam (½ sendok
teh)
Sumber: diadaptasi dari berbagai sumber
2.2. Pemberian Nutrizi yang Baik dan Benar
Untuk memberikan makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari
banyak aspek, seperti ekonomi, sosial,budaya, agama, disamping aspek medidik dari
anak itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi, selaras dan seimbang.
Serasi artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan
kondisi ekonomi,sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang artinya
nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan
seperti kabohidrat, protein dan lemak. Karena besarnya variasi kebutuhan makanan pada
masing-masing anak,maka dalam memberikan nasehat makanan pada anak tidak boleh
terlalu kaku(Sudarwanto, 2012).
Pemberian makanan pada anak tidak boleh dilakukan dengan kekerasan tetapi
dengan persuasif dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Pemberian makan yang
baik harus sesuai dengan Jumlah, Jenis dan Jadwal pada umur anak tertentu. Ketiga hal
tersebut harus terpenuhi sesuai usia anak secara keseluruhan, bukan hanya
mengutamakan jenis tapi melupakan jumlahnya atau sebaliknya memberikan jumlah
yang cukup tapi jenisnya tidak sesuai untuk anak. Contoh, pemberian makanan
jumlahnya sudah cukup banyak tapi jenis makanannya kurang mengandung nilai gizi yan
baik.

viii
Pada usia sekolah sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya mengingat kebutuhan
mereka yang berbeda. Anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik sehingga
mmerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Pada usia ini
biasanya anak perempuan sudah mengalami masa haid sehingga memerlukan lebih
banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Sarapan pagi bagi anak usia sekolah
sangatlah penting, karena waktu sekolah adalah penuh aktifitas yang membutuhkan
energi dan kalori yang cukup besar. Untuk sarapan pagi harus memenuhi sebanyak ¼
kalori sehari. Dengan mengkonsumsi 2 potong roti dan telur; satu porsi bubur ayam; satu
gelas susu dan buah; akan mendapatkan 300 kalori. Bila tidak sempat sarapan pagi
sebaiknya anak dibekali dengan makanan/snack yang berat (bergizi lengkap dan
seimbang) misalnya : arem-arem, mi goreng atau roti isi daging. Makan siang biasanya
menu makanannya lebih bervariasi karena waktu tidak terbatas. Makan malam
merupakan saat makan yang menyenangkan karena bisa berkumpul dengan keluarga.
2.3. Tanda Anak Gizi Baik

1. Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi


Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan kuat
karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium
terpenuhi, masa tubuh pun akan bertambah dan anak akan bertambah tinggi.
2. Postur tubuh tegap dan otot padat
Anak yang memiliki masa otot yang padat dan tubuh tegap diperoleh melalui ciri anak
yang tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat membantu anak
mencapai postur ideal kelaknya.
3. Rambut berkilau dan kuat
Protein dari daging, ayam, ikan, dan kacang-kacangan dapat membuat rambut
menjadi lebih sehat dan kuat.Rambut yang sehat dapat melindungi kepala si anak.
4. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat
Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan asupan vitamin A, C, E, dan mineralnya
terpenuhi. Makanan yang kaya akan mineral didapatkan dari kangkung, bayam, jambu
biji, jeruk, manga, dan lainnya.
5. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
Mata yang sehat dan bening diperoleh dari konsumsi vitamin A dan C, seperti tomat
dan wortel. Bibir segar diperoleh dari vitamin B, C, dan E seperti yang terdapat dalam
wortel, kentang, udang, manga, dan jeruk.

ix
6. Gigi bersih dan gusi merah muda
Gigi dan gusi yang sehat dibutuhkan untuk membantu mencerna makanan dengan
baik.Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun diperlukan.
7. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur
Nafsu makan baik dilihat dari intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali
sehari.Buang air besar pun harusnya setiap hari agar sisa makanan dalam usus besar
tidak menjadi racun bagi tubuh yang dopat mengganggu nafsu makan.
8. Bergerak aktif dan berbicara lancer sesuai umur
Anak aktif atau mungkin cerewet dan banyak bertanya sebenarnya adalah tanda yang
baik.Namun sebaiknya perhatikan setiap ucapannya, apakah sesuai umur atau tidak.
9. Penuh bereaksi dan bereaksi aktif
Focus pada satu hal adalah hal yang sulit dilakukan anak, terutama anak yang aktif.
Akan tetapi, jika dia sudah bisa menyelesaikan sesuatu tandanya ia sudah bisa melatih
perhatian dan kemampuan fokusnya.
10. Tidur nyenyak
Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat (tidur) selama delapan
jam sehari.Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat berkembang dengan baik.Untuk
membuatnya tidur nyenyak, buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu.

Sampai usia dua tahun merupakan masa kritis bagi anak dan termasuk dalam periode
window of opportunity. Pada periode kehidupan ini, sel–sel otak tumbuh sangat cepat
sehingga usia dua tahun pertumbuhan otak sudah mencapai lebih dari 80% dan masa kritis
bagi pembentukan kecerdasan. Jika pada usia ini, seorang anak kekurangan gizi maka
perkembangan otak dan kecerdasannya terhambat dan tidak dapat diperbaiki.

Pola gizi seimbang sangat diperlukan dalam bentuk pemberian ASI dan MP-ASI yang
benar. Ketika memasuki usia satu tahun, laju pertumbuhan mulai melambat, tetapi
perkembangan motoric meningkat, anak mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan
cara berjalan ke sana ke mari, lompat, lari, dan sebagainya. Namun pada usia ini, anak juga
mulai sering mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeksi, seperti
ISPA dan diare sehingga anak butuh gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya
optimal.

Ketika masuk usia tiga tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dan dalam memilih
makanan sudah bersikap sebagai konsumen aktif di mana anak sudah dapat memilih dan

x
menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada rentang usia 3-5 tahun, sering kali
anak menolak makanan yang tidak disukai dan hanya memilih makanan yang disukai
sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka beraneka ragam makanan.

Pada usia 1-5 tahun, anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga, yaitu
sarapan, makan siang, makan malam, dan dua kali selingan. Porsi makan pada usia ini
setengah dari porsi orang dewasa. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
makan kepada anak usia 1-5 tahun, yaitu sebagai berikut(Susilowati & Kuspriyanto, 2016) :

 Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, dan buah. Usahakan protein yang diberikan juga bergantian sehingga semua
zat gizi terpenuhi.
 Variasikan cara mengolah makanan sehingga semua bahan makanan dapat masuk,
misalnya anak tidak mau makan bayam maka bayam dapat dibuat di dalam telur
dadar.
 Berikan air putih setiap kali habis makan.
 Hindari memberikan makanan selingan mendekati jam makan utama.
 Ketika masuk usia dua tahun, jelaskan manfaat makanan yang harus dimakan
sehingga dapat mengurangi rasa tidak sukanya.
2.4. Kecerdasan Anak
Kecerdasan merupakan kemampuan untuk mengungkapkan situasi baru serta
kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalau seseorang.Selain itu, kecerdasan juga
bergantung pada konteks, tugas serta tuntunan yang diajukan oleh kehidupan kita dan bukan
bergantung pada nilai IQ, gelar perguruan tinggi maupun reputasi bergengsi.
Kecerdasan atau intelegence seseorang dibawa dari pertama kalai ia dilahirkan. Akan
tetapi, perkembangan kecerdasan atau intelegence didapatkan seseorang dari seiring
perkembangnya dalam kehidupan.
Intelegencesangat penting bagi kehidupan seeorang, karena tanpa adanya intelegence,
seseorang tidak dapat mampui membedakan sesuatu baik hal nyata maupun tidak nyata.
2.5. Hubungan Gizi dengan Kesehatan dan Kecerdasan Anak

Menurut UU No.23 Tahun 1992 Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonimis. Setiap anak berhak mendapat kesehatan untuk proses
perkembangan dan pertumbuhannya. Karena dengan kesehatan anak bisa melakukan apa

xi
yang dia mau, beraktivitas dengan lancar dan baik, berfikir secararasional, dan dapat
berkonsentrasi dalam belajarnya. Untuk itu, kesehatan sangatlah penting bagi anak usia dini
bahkan mempengaruhi kecerdasan otaknya(Mursid, 2015).

Anak yang mendapat gizi seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia yang
berkualitas dan cerdas. Sejak anak masih dikandungan kesehatan dan gizi perlu diperhatikan
melalui ibunya. Sebab kondisi kesehatan dan gizi anak walaupun masih didalam kandungan
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak usia TK sedang mengalami tumbuh kembang yang sangat pesat. Pada masa ini
proses perubahan fisik, emosi dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Gizi yang
dikonsumsi ana setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak.

Pola makan masyarakat juga menjadi pola makan anak. Jika menyusun hidangan utuk
anak, perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang.
Kecukupan zat gizi berpengaruh terhadap kesehatan dan kecerdasan anak(Mursid, 2015).

Kecerdasan anak bergantung pada kesehatan dan gizinya, antara gizi dengan
kesehatan dan kecerdasan saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Jika pola makan tidak
bergizi maka akan menganggu kesehatan serta kecerdasannya. Sebaliknya pola makan yang
bergizi akan meningkatkan kinerja otak yang baik, sedangan kesehatan membuat anak dapat
beronsentrasi mengingat sesuatu dengan bergerak aktif sehingga menghasilkan anak yang
cerdas.

xii
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Zat gizi yang perlu dikonsumsi oleh anak balita ada beberapa macam. Diantaranya
protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Semua zat gizi tersebut memiliki
takaran tersendiri untuk balita. Anak balita juga perlu penyeimbangan gizi di tiap harinya.

Kecerdasan anak bergantung pada kesehatan dan gizinya, antara gizi dengan
kesehatan dan kecerdasan saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Jika pola makan tidak
bergizi maka akan menganggu kesehatan serta kecerdasannya. Sebaliknya pola makan yang
bergizi akan meningkatkan kinerja otak yang baik, sedangan kesehatan membuat anak dapat
beronsentrasi mengingat sesuatu dengan bergerak aktif sehingga menghasilkan anak yang
cerdas.

3.2. Saran

Pentingnya keluarga memperhatian kesehatan anak terutama pengaturan makan yang


seimbang sehingga kebutuhan gizi anak terpenuhi dan dapat membantu perkembangan fisik,
mental maupun kecerdasannya.

xiii
Daftar Pustaka

G, W. F. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Marmi. (2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mursid. (2015). Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

N, H., & Luthfeni. (2006). Makanan yang Sehat. Bandung: Azka Press.

Sihadi. (2004). Makanan Jajanan Bagi Anak Sekolah. Jurnal Kedokteran.

Soenardi, T. (2010). Variasi Makanan Bayi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudarwanto, W. (2012, 05). PERILAKU MAKAN ANAK SEKOLAH. Retrieved 10 13, 2017,
from PICKY EATERS CLINIC (Klinik Khusus Kesulitan Makan Pada Anak):
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/perilaku-makan-anak-
sekolah.pdf

Sulistyoningsih, & Hariyani. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Susilowati, & Kuspriyanto. (2016). Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT Refika
Aditama.

xiv

Anda mungkin juga menyukai