OLEH :
1
A.STATUS GIZI BALITA
1.Definisi Gizi
Dalam buku Mardelana (2017), dijelaskan bahwa gizi adalah rangkaian proses secara
organik makanan yang dicerna oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan fungsi
normal organ,serta mempertahankan kehidupan seseorang.
Gizi berasal dari bahasa arab “ghidza”,yang memiliki arti sebagai makanan.Di indonesia
sendiri, gizi sangan berkaita erat dengan pangan ,dimana pangan ini digunakan oleh masyarakan
indonesia sebagai bahan yang dapat digunakan sebagai makanan pokok sehari-hari contohnya
seperti padi,gandum,singkok,dan juga sagu. (Winarsih,2018)
Gizi merupakan faktor penting dalam pola tumbuh dan kembang pada manusia
khususnya pada balita. Pertumbuhan dan perkembangan seorang balita sangat berpengaruh pada
status gizinya,dimana status gizi tersebut dapat mempengaruhi pola pikir,berat badan,dan juga
kesehatan dari balita tersebut. (fredy A,2021)
Balita adalah kelompok yang sangat rentan gizi di masyarakat. Malnutrisi umumnya
mengacu pada kondisi gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih. Kondisi tersebut adalah salah satu
penyebab mortalitas dan morbiditas terbanyak pada balita di negara berkembang, yaitu sebanyak
54% atau 10,8 juta anak meninggal karena malnutrisi. Malnutrisi pada balita berdampak pada
penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Penyakit infeksi
seperti diare, pneumonia, malaria, campak dan AIDS diketahui paling banyak menyebabkan
kematian pada anak balita dengan gizi buruk dan gizi kurang. (fredy A,2021)
2
serta antibodi mengganti sel-sel tubuh yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan
tubuli dan sumber energi.
c. Lemak
Kebutuhan lemak yang dianjurkan yaitu 15-20 % energi total. Proporsi kandungan lemak
memiliki tiga fungsi penting yaitu sebagai sumber lemak esensial, zat pelarut vitamin ADEK,
dan pemberi rasa sedap pada makanan. Balita dianjurkan untuk mengonsumsi asam lemak
esensial (asam linoleat) 1-2% dari energi total.
d. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan pada Balita yaitu 60-70% energi total basal. Karbohidrat
diperlukan anak-anak sebagai sumber energi dan tidak ada ketentuan tentang kebutuhan minimal
karbohidrat, karena glukosa dalam sirkulasi dapat dibentuk dari protein dan gliserol.
e.Vitamin dan Mineral
Vitamin mineral merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan kesehatan.
Beberapa jenis vitamin dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak.Apa bila kebutuhannya tidak
terpenuhi,maka akan timbul gangguan terhadap pertumbuhan,fungsi otak,dan sistem syaraf.
4
c. Buah-Buahan
Pada balita usia 2 tahun, jumlah buah-buahan yang dibutuhkan per hari yaitu i gelas takar;
sedangkan pada bal- ita usia 3 tahun, jumlah yang dibutuhkan mencapai 1,5 gelas takar. Untuk
memastikan jumlahnya, gunakan gelas takar. Pisang dengan panjang 20-23 cm sama dengan 1
gelas takar.
d. Susu
Pada balita usia 2-3 tahun, jumlah susu yang dibutuh- kan per hari yaitu mencapai 2 gelas
(400 ml). Satu gelas susu sama dengan 1/2 ons (45 gram) keju alami atau 2 ons (60 gram) keju
yang sudah diproses.
e. Daging dan Kacang-Kacangan
Pada balita usia 2 tahun, jumlah daging dan kacang-ka- cangan yang dibutuhkan per hari
yaitu 2 ons (65 gram); se- dangkan pada balita usia 3 tahun, jumlah yang dibutuhkan mencapai
3-4 ons (85-115 gram).
f. Kalsium
Balita membutuhkan asupan 500 miligram kalsium per hari. Jumlah tersebut didapatkan dari
dua gelas susu per hari. Balita sangat membutuhkan kalsium serta vitamin D, di mana sangat
penting untuk membangun tulang yang kuat.
g. Zat Besi
Zat besi secara umum juga dibutuhkan oleh balita se- tiap harinya. Zat besi dapat diperoleh
dari beberapa bahan makanan seperti nasi, daging, ayam, ikan, kacang-kacang- an, tahu, serta
makanan yang kaya akan vitamin C, seperti brokoli, tomat, jeruk, dan stroberi.
Sedangkan menurut rekapitulasi laporan data Dinas Provinsi Jambi tahun 2014 terdapat
284.876 jumlah balita dan jumlah balita yang mengalami gizi kurang adalah sebanyak 2548
(0,89%) balita.Dampak bila balita mengalami kekurangan gizi dapat menyebabkan anak lebih
mudah mengalami penyakit dan kurang nafsu makan dan akhirnya dapat menurunkan berat
badan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang berada
di Posyandu Melati V wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung kota jambi tahun 2017 sebanyak
62 balita. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Data yang
dikumpulkan meliputi data primer adalah data yang diambil dengan menggunakan atau melalui
pengukuran, observasi, dan koesioner meliputi: identitas ibu dan balita (nama, umuur), data
antropometri berat badan, tinggi badan, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan tingkat
pendapatan.
6
Hasil analisis menunjukan bahwa dari 43. responden yang berpendidikan tinggi
ditemukan 1 responden (2.3%) memiliki status gizi lebih, 41 responden (95.3%) memiliki status
gizi baik, 1 responden (2.3%) memiliki status gizi kurang. Dari 19 responden yang
berpendidikan rendah ditemukan 5 responden (26,3%) memiliki status. gizi baik, 12 responden
(63,2%) memiliki status gizi kurang, dan 2 responden (10.5%) memiliki status gizi buruk.
Jadi sebagian besar balita memiliki status gizi baik dan sebagian kecil memiliki status gizi
lebih, gizi kurang dan gizi buruk. Sebagian besar responden memiliki pendidikan tinggi dan
sebagian kecil memiliki pendidikan yang rendah. Sebagian responden yang bekerja dan sebagian
kecil tidak bekerja. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik dan sebagian kecil
responden mempunyai pengetahuan kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,Frend.(2021).Strategis Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang Pada Balita
Manik, R. B., Nuraidah, D. C., & Clara, D. (2018). HUBUNGAN KARATERISTIK IBU
DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI V WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TALANG BAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2017.
Sulistyoningsih,Hariyani.(2011).Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak
Winarsih.(2018).Penganta Ilmu Gizi Dalam Kebidanan
7
8