Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GIZI PADA BALITA

DISUSUN OLEH:

ERKA YUTIKA

DOSEN PEMBIMBING: Florina Juliantika,AMG

STIKES AL-MA’ARIF BATURAJA


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan kesehatan serta kekuatan dan kemauan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, walaupun masih
ada kekurangan dari segi manapun.Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad
utusan Allah.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada dosen study ilmu “Gizi dalam kesehatan
reproduksi” yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya kepada kami, sehingga
kami dapat bersemangat dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber bacaan, pengetahuan yang kami ketahui,
berbagai buku serta dari sumber lainnya yang relevan dalam bahasan ini dengan segala
keterbatasan kami, sehingga masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam pembahasan
ini.Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan, sehingga
dikemudian hari makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik dan lengkap.
Semoga makalah ini dapat menambah informasi, pengetahuan dan wawasan bagi
penulis dan pembaca.

Baturaja,02 November 2019

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan
C.Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Gizi Balita
B.Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Balita
C.Prinsip Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi Balita
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi
keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor
internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema makan pada anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang
sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan
masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak
pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya
tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

B.Tujuan

· Untuk mengetahui gizi seimbang pada bailta

C.Rumusan Masalah

1. Pengertian gizi balita


2. kebutuhan gizi pada balita
3. Prinsip gizi seimbang dan nutrisi yang penting bagi balita
4. Dampak yang ditimbulkan akibat gizi yang tidak seimbang
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Gizi Balita

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi
yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan
makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Gizi Balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua jika ingin
tumbuh kembang putra putrinya maksimal.

B.Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Balita

Kebutuhan gizi balita adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin,
aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
1.Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada
usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring
dengan bertambahnya usia.

2.Kebutuhan zat pembangun


Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih
besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari
satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
3.Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.
4.Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
· Peran Makanan Bagi Balita
· Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat
pengatur.
5.Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar
daripada orang dewasa.
6.Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
7.Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan.
C.Prinsip Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi Balita

Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan
dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan.
Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak
yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.
Kecukupan gizi:
Golongan umum: 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram
4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan
badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.
Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan
gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan
berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang
bertujuan sebagai berikut:
· Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya
jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta
psikomotorik.
· Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menetukan makanan yang
diperlukan.
Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang sangat
berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
1. Vitamin A, D, E dan K.
Vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi,
usahakan agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita ketahui, vitamin A sangat
baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit balita kita, sedangkan vitamin D berperan penting
dalam meningkatkan penyerapan kalsium serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak.
Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan sistem syaraf dan
pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan darah.
2. Kalsium.
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam pembentukan massa tulangnya.
Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat sehingga balita Anda terhindar dari
patah tulang ketika mulai belajar memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan harian balita akan
kalsium umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber makanan dari kalsium antara lain susu, keju,
tahu, brokoli, tomat, oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.
3. Vitamin B dan C.
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan imun tubuh balita Anda,
meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh. Sementara vitamin C
berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang, kacang-
kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara untuk memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C,
Anda dapat memperolehnya dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.
4. Zat Besi.
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu perkembangan otaknya. Jika
kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan
dalam fungsi kerja otak. Sumber makanan yang mengandung at besi antara lain daging, ikan,
brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.
bagi para orang tua untuk lebih waspada dalam memenuhi gizi balitanya agar tumbuh kembang
si kecil bisa maksimal dan ia berhasil mencapai masa depannya dengan gemilang karena
terpenuhinya gizi balita secara maksimal.
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak Seimbang

Pengaruh kurang gizi pada tumbuh kembang anak antara lain :


a. Pada pertumbuhan anak :
1. berat badan tidak sesuai dengan umur
2. tinggi badan tidak sesuai dengan umur
3. berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan
4. lingkar kepala dan lingkar lengan kecil

b. Pada perkembangan anak :

1. berat, besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal
2. tingkat kecerdasan menurun

Disamping itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu:
a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan
protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada
umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke
makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering
diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama
dalam hal makanan. Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan
yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan
terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
Ø KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar
Harvard.
Ø KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut
standar Harvard.
Ø KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan menurut
standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi
kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor).
Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari
berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya,
rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau honger
oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema
pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki.
Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :

1. Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan
kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang
disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau
tinggi.
· Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
· Gagal untuk menambah berat badan
· wajah membulat dan sembap
· Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
· Pertumbuhan linear terhenti
· Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
· Diare yang tidak membaik
· Dermatitis perubahan pigmen kulit
· Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
· Penurunan masa otot
· Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
· Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
· Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir dengan
kematian.

v Cara mengatasi kwarshiorkor

Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan
bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi
susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai
konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.

2. Marasmus

Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau
asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi
ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan,
sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein,
namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti
nasi, jagung, singkong, dan lain-lain.
Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-
duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut
marasmus.

Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus, yaitu:


· Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
· Wajahnya seperti orang tua
· Kulit keriput,
· pantat kosong, paha kosong,
· tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu,
apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka
anak tersebut menjadi kurus-kering.

3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah
anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya odema,
menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot
menjadi lemah.

b. Busung Lapar

Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Adalah
kwarshiorkor pada orang dewasa.
Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang
lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang
menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).

Tanda-tanda yang terjadi yaitu :


· Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
· Badan kurus
· Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
· Sekitar mata bengkak dan apatis
· anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
sangat diperlukan bagi balita. Dengan pemenuhan nutrisi seperti vitamin, kalsium dan zat besi.
Penyakit yang bisa ditimbulkan akibat gizi yang tidak seimbang yaitu: Penyakit Kurang
Kalori dan Protein (KKP)

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami menyarankan bagi para pembaca, orang tua dan calon
orang tua untuk bisa lebih memperhatikan lagi pemenuhan gizi seimbang anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/dampak-dari-gizi-kurang/
http://cikarang-skull.blogspot.com/2008/08/bab-i-pendahuluan.html
http://midwiferyrini93.wordpress.com/2012/06/13/gizi-seimbang-pada-balita/
http://tipsibunda.com/pedoman-gizi-seimbang-balita
http://www.ibudanbalita.net/51/nutrisi-penting-bagi-balita.html

Anda mungkin juga menyukai