Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang tersusun membentuk sistem
saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula
spinalis sedangkan sistem saraf tepi (perifer) merupakaan susunan saraf diluar SSP yang
membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat.
Stimulus (rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan
internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh untuk
mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi
berlangsung melalui kegiatan sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak
mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis
yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan. Nyeri kepala pascapartum bisa disebabkan berbagai keadaan, termasuk hipertensi
akibat kehamilan, stres, dan kebocoran cairan serebrospinalis ke dalam ruang tulang
punggung untuk anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3 hari sampai beberapa
minggu, tergantung pada penyebab dan efektivitas pengobatan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sistem persarafan?
2. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester pertama?
3. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester kedua?
4. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester ketiga?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem persarafan
2. Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada
trimester pertama
3. Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada
trimester kedua
4. Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada
trimester ketiga

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Persarafan


Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan
kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan
saraf kita dapat merasakan suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot. Sistem
persarafan bekerja sebagai sistem elektrik dan konduksi yang bekerja mengatur dan
mengendalikan semua kegiatan tubuh.

B. Fungsi Sistem Persarafan


Secara garis besar fungsi sistem persarafan ada empat yaitu :
1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensory
(Afferent Sensory Pathway)
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat
3. Mengolah informasi yang diterima baik di tingkat medula spinalis maupun di otak untuk
selanjutnya menentukan jawaban (respon)
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik (Efferent Motorik Pathway) ke
organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan.

C. Pembagian Sistem Persarafan


Sistem persarafan terdiri dari dua yaitu secara stuktural dan secara fungsional. Secara
struktural Sistem Persarafan terdiri atas Sistem Saraf Pusat (SSP) dan sistem saraf tepi.
Sedangkan secara fungsional terdiri dari serebrospinal dan sistem otonom.

1. Sistem Saraf Secara Struktural


a. Sistem saraf pusat
Terdiri atas otak dan medula spinalis. Di bungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Otak terdiri dari otak besar (cerebrum), otak
kecil (cerebelum) dan batang otak(brainstem). Otak orang dewasa mempunyai berat lebih
kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah kurang lebih 20% dari cardiac out
put serta membutuhkan kalori sekitar 400kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang
banyak menggunakan energi yang di dukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan
oksigen dan glukosa relatif konstan,hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang
merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti bila kadar oksigen
dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan
saraf akan mengalami kerusakan
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga
dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi
radang yang disebut meningitis.

2
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1) Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2) Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang laba-laba. Di dalamnya
terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya
kerusakan mekanik.
3) Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan
otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut
bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1) badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2) serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3) sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks)
dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1) Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan
varol.
a) Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/ gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.
b) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c) Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

3
d) Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e) Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang
lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
f) Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan
impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada
bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang
membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

b. Sistem Saraf Tepi


Susunan saraf tepi terdiri dari saraf cranial termasuk sensorik dan motorik serta
ganglion. Fungsi saraf cranial bervariasi,yaitu sensor motorik dan gabungan dari keduanya.
Saraf-saraf motorik dipersarafi oleh beberapa percabangan saraf cranial. Percabangan saraf
cranial yaitu olfaktorius, optikus, okulomotorius, troklear, trigeminus, abdusen, facial,
vestibulkokhlearis, glosofaringeal, vagus, asesori, hipoglosal.

2. Sistem persarafan secara fungsional :


a. Serebrospinal
Melindungi otak dan medula spinalis dengan dukungan jaringan otot,bertindak
sebagai media dalam transport elemen-elemen dari aliran darah ke sistem saraf jaringan otot
b. Sistem Saraf Otonom
Terdiri dari dua subsistem eferen : subsistem simpatis dan parasimpatis. Organ-organ
dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dikontrol oleh satu atau dua subsistem.
Mempertahankan keadaan tubuh dalam keadaan terkontrol tanpa pengendalian secara sadar
struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf otonom yaitu otot jantung pembuluh darah
,iris mata,organ torakalis, abdominalis dan kelenjar tubuh. SSO juga enerima informasi tentan
fungsi vital tubuh dari kemoreseptor dan presoreseptor di dalam pembuluh darah dan organ
internal.

4
D. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem persarafan pada Ibu Hamil
1. Trimester I
- Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan
permeabilitas pembuluh darah.
- Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya
perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.
- Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak suka
terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama kehamilan.
- Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang
lebih sedikit serta efisiensi tidur yang mulai berkurang.
- Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada
awal kehamilan.

2. Trimester II
- Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti
tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan,
sinusitis, atau migran.
- kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan tekanan pada pembuluh darah
panggul yang dapat mengganggu sirkulasi dan saraf yang menuju ektremitas bagian bawah.
- masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani akibat kekurangan kalsium
(hipoklasemia)
- Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa
disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
- Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine
syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan
hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama.

3. Trimester III
- Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi
akar syaraf
- rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu
yang membungkuk.
- Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunel syndrom selama
trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis
pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar
atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke
siku.
- Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan. Pembengkakan tersebut
menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara lengan dan tangan.
- Akroestesia (kaku dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk.
Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus brachialis.

5
E. Perubahan Sistem persarafan pada Masa Nifas
Sistem persarafan pada klien post partum biasanya tidak mengalami gangguan kecuali
ada komplikasi akibat dari pemberian anesthesia spinal atau penusukan pada anesthesi
epidural dapat menimbulkan komplikasi penurunan sensasi pada ekstremitas bawah. Klien
dengan spinal anesthesia perlu tidur flat selama 24 jam pertama. Kesadaran biasanya.
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis
yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan. Nyeri kepala pascapartum bisa disebabkan berbagai keadaan, termasuk hipertensi
akibat kehamilan, stres, dan kebocoran cairan serebrospinalis ke dalam ruang tulang
punggung untuk anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3 hari sampai beberapa
minggu, tergantung pada penyebab dan efektivitas pengobatan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan
kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh.
Sistem persarafan pada klien post partum biasanya tidak mengalami gangguan kecuali
ada komplikasi akibat dari pemberian anesthesia spinal atau penusukan pada anesthesi
epidural dapat menimbulkan komplikasi penurunan sensasi pada ekstremitas bawah. Klien
dengan spinal anesthesia perlu tidur flat selama 24 jam pertama. Kesadaran biasanya

B. Saran
Kami berharap agar teman-teman dapat mengerti materi yang teah kami sampaikan.
Seorang bidan sebaiknya menguasai perubahan-perubahan dan adaptasi pada setiap masa
nifas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Helwiyah, dkk.1994. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta:
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Syaiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen. 2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai