Anda di halaman 1dari 14

KEBUTUHAN NUTRISI

PADA ORANG DEWASA DAN LANJUT USIA


KATA PENGANTAR 

Puji syukur kepad Tuhan yang maha kuasa karena atas berkat dan kasihnya
 penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEBUTUHAN
 NUTRISI PADA ORANG DEWASA DAN LANJUT USIA” tepat pada
waktunya. penulis juga menyampaikan limpah terima kasih kepada Ibu dosen
Yustina P.M. Paschalia,S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah memberi tugas sehingga
 penulis bisa menggunakan untuk kepentingan belajar dan lebih memahami
akan materi yang diberikan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu dosen Yustina P.M. Paschalia, S.Kep.,Ns.,M.Kep mata
kuliah Gizi dan Diet untuk menambah wawasan dari penulis tentang
kebutuhan nutrisi pada orang dewasa dan lanjut usia.

Penulis menyadari dalam menulis makalah ini tentu masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat
 penulis harapkan.

Yohanes Nipa
DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan pembahasan
BAB II PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Nutrisi pada Orang Dewasa


B. Kebutuhan Nutrisi pada Lanjut Usia
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi dalam kehidupan merupakan hal yang utama. Tanpa
nutrisi yang mencukupi manusia tidak akan hidup dengan sehat dan
normal. Sejak dari dalam kandungan manusia sudah membutuhkan
nutrisi yang baik dan sempurna. Dari bayi hingga lansia manusia selalu
membutuhkan nutrisi lengkap untuk dirinya. Nutrisi yang
baik menjamin kondisi hidup manusia yang baik pula.
Dalam pelajaran sebelumnya telah mempelajari tentang kebutuhan
nutrisi pada bayi. Kali ini penulis akan menulis dan mengkaji makalah
tentang kebutuhan dasar pada orang dewasa dan lansia dengan judul
makalah “KEBUTUHAN NUTRISI PADA ORANG DEWASA DAN
LANJUT USIA”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kebutuhan dasar nutrisi pada orang dewasa?
2. Faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada orang
dewasa
3. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lanjut usia?
4. Apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lanjut usia?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Nutrisi pada Orang Dewasa

1. Pada orang dewasa dibutuhkan sekitar 1700 sampai 2250 kalori per
hari. Asupan nutrisi tersebut akan diubah menjadi energi untuk
beraktivitas.
Kebutuhan nutrisi pada orang dewasa meliputi makronutrien yang
terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Pada tubuh orang dewasa
dibutuhkan karbohidrat sekitar 45-65 persen. Asupan karbohidrat juga
 berasal dari nasi, terigu, umbi-umbian, jagung dan gula. Sedangkan
kebutuhan tubuh akan protein diperkirakan sekitar 48-62 gram per
hari atau 11 persen dari total energi yang terkumpul. Orang dewasa
juga membutuhkan asupan protein dengan mengonsumsi daging
merah, tempe, kacang-kacangan.
Orang dewasa juga membutuhkan lemak sekitar 30 persen dari total
kalori yang dibutuhkan. Kebutuhan nutrisi orang dewasa juga meliputi
mikronutrien yang berasal dari vitamin, mineral dan Nirgizi. Seperti
vitamin A,C,D,E,B1,B2,B3,B9 dan B12, juga harus memastikan mineral
yang diasup setiap harinya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan Nutrisi pada Orang
Dewasa
(a) Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat
 pula kebutuhan zat tenaga bagi tubuh. Zat tenaga diperlukan
untuk membantu tubuh melakukan beragam aktivitas fisik.

 Namun kebutuhan zat tenaga akan berkurang saat usia


mencapai 40 tahun ke atas. Setiap 10 tahun setelah usia
seseorang mencapai 25 tahun, kebutuhan energi per hari untuk 
 pemeliharaan dan metabolisme sel-sel tubuh berkurang atau
mengalami penurunan sebesar 4 persen setiap 10 tahunnya.
Berkurangnya kebutuhan tersebut dikarenakan menurunnya
kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak membutuhkan
tenaga yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya
 penumpukan lemak di dalam tubuh.
(b) Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang
dikonsumsi. Umumnya perempuan lebih banyak memerlukan
keterampilan dibandingkan tenaga, sehingga kebutuhan gizi
 perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Kelebihan berat
 badan lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan
laki-laki. Hal ini terjadi karena setelah pubertas, perempuan
akan cenderung memiliki proporsi massa lemak tubuh yang
lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
(c) Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan.
Semakin baik pendapatan maka akan semakin baik pula
makanan yang dikonsumsi baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Sebaliknya, pendapatan yang kurang mengakibatkan
menurunnya daya beli terhadap makanan secara kualitas
maupun kuantitas.
(d) Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan
 pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan
makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Semakin tinggi
 pendidikan seseorang maka akan semakin baik status gizinya.
Ini dikarenakan seseorang yang mengenyam pendidikan
 biasanya lebih memahami dalam menerima informasi-
informasi mengenai gizi.
(e) Sosial budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan
 pengolahan pangan menjadi makanan. Budaya juga
mempengaruhi kebiasaan makan seseorang.
(f) Perilaku makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang
dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yang terbentuk 
melalui pengetahuan dan sikap. Jika keadaan ini terus-menerus
 berlangsung maka akan menjadi kebiasaan makan dan akan
membentuk pola makan. Perilaku makan yang tidak seimbang
akan mengakibatkan masalah gizi. Seperti seseorang pegawai
kantoran yang memiliki pola makan tak seimbang akan
memiliki masalah pada kesehatannya, sedangkan seorang
 binaragawan yang mengkonsumsi makanan bergizi akan
memiliki otot dan tubuh yang sehat.
(g) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh
dan sistem penunjangannya (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik dapat
mempengaruhi status gizi. Aktivitas fisik yang kurang
akan mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan dapat
menyebabkan obesitas.
(h) Lingkungan Faktor
lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
 pembentukan perilaku makan yang selanjutnya akan
mempengaruhi status gizi. Lingkungan disini adalah
lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui
media elektronik maupun cetak.
Terbentuknya suatu perilaku konsumsi makanan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah pengetahuan, sikap
dan tindakan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi
 perilaku manusia disebabkan oleh lingkungan (Notoatmodjo, 2011).

1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui seseorang di mana hal yang
diketahui tersebut diperoleh secara formal maupun non formal.
Pengetahuan tentang gizi seimbang bermanfaat dalam menentukan apa
yang dikonsumsi setiap harinya. Dengan adanya pengetahuan tentang
gizi seimbang, maka kebutuhan zat gizi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan yang seharusnya, sehingga dapat tercapai kesehatan yang
optimal.
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap sangat tergantung dari
 pengetahuan, semakin baik pengetahuan maka akan semakin baik pula
sikapnya. Sikap sangat penting dalam pemenuhan zat gizi, karena tanpa
adanya sikap yang baik maka apa yang diperoleh dari pengetahuan
akan sia-sia dan tindakan tidak akan tercapai.
3. Tindakan
Sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Jika pengetahuan
mengenai gizi sudah baik maka kemungkinan untuk melakukan
tindakan akan baik pula. Tapi jika pengetahuan baik namun sikap
bertolak 
 belakang dengan pengetahuan itu sendiri, maka tindakan tidak akan

 pernah tercapai seperti yang dikehendaki. Melalui tindakan seseorang


terhadap mengkonsumsi makanan, dapat dinilai perilaku makannya
baik atau tidak.
B. Kebutuhan Nutrisi pada Lanjut Usia
1. Kebutuhan Nutrisi pada Lansia
Banyak asupan zat gizi yang harus ditingkatkan agar lansia tetap sehat
dan dapat beraktivitas dengan baik. Beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya asam lemak omega 3 (dapat diperoleh dari
minyak ikan), perbanyak air putih, perhatikan konsumsi garam,
 perhatikan asupan vitamin D dan kalsium.

• Kalori

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang


 berusia lanjut akan menurun sekitar 15-20%, disebabkan karena berkurangnya
massa otot dan aktivitas. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25%
 berasal dari protein, 30% lemak dan sisanya karbohidrat.

• Protein

Pada lansia terjadi penurunan massa otot, namun ternyata kebutuhan tubuh akan
 protein tidak berkurang, bahkan harus ditingkatkan karena pada lansia efisiensi
 penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang, disebabkan
 pencernaan dan penyerapannya kurang efisien. Beberapa penelitian
merekomendasikan kebutuhan protein lansia ditingkatkan 12-14% dari
kebutuhan untuk orang dewasa.

• Lemak 

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak yang terlalu tinggi (lebih dari 40%) dapat menyebabkan
 penyumbatan pada pembuluh darah.

• Karbohidrat dan Serat

Lansia tetap dianjurkan mengonsumsi serat. Sumber serat yang baik adalah
sayuran, buah-buahan dan biji-bijian utuh. Konsumsi suplemen serat
tidak dianjurkan bagi lansia karena dikhawatirkan konsumsi serat yang terlalu
banyak dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat.

Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula sederhana dan


menggantinya dengan karbohidrat kompleks.
• Vitamin dan Mineral

Umumnya lansia kurang mengonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam
folat, vitamin C, D, dan E. Kekurangan mineral yang paling banyak diderita
lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang
dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan
mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi
yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai
sumber vitamin, mineral dan serat.

Hal lain yang tidak kalah penting yaitu kebutuhan air pada lansia. Jumlah
cairan tubuh akan menurun seiring bertambahnya usia, sehingga lansia berisiko
mengalami dehidrasi. Apalagi jika tidak dibarengi dengan kebiasaan minum
air yang rutin dan banyak setiap harinya. Kebutuhan air tidak berubah sejak usia
19 tahun keatas, mengkonsumsi lebih dari 6 gelas sehari mencegah dehidrasi.
Sebagai panduan kebutuhan air, setiap 1 mL air dibutuhkan untuk setiap kalori
yang dikonsumsi dengan minimal 1500 kkal. Contohnya, untuk orang dengan
kebutuhan energi 2000 kkal per hari dibutuhkan air 2000 mL atau 2 L atau
setara dengan 8 gelas per hari.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia


meliputi:
a) Aktivitas fisik,
Dimana dengan aktivitas yang tinggi menunjukkan adanya
 penurunan nafsu makan, sedangkan apabila aktifitas fisiknya
rendah maka status gizinya normal.
 b) Jenis kelamin
merupakan faktor internal yang menentukan status gizi.
Sehingga terdapat hubungan antara antara jenis kelamin dengan

sytantugs lgeibzih s ebsaenoyrankg .d Libaknid-liankgik acne


n dernugnagn mpemrebmupt uhanka nu ngtiuzki membantu
proses metabolisme. Karena, laki-laki memiliki aktivitas fisik
yang tinggi dan juga dipengaruhi oleh berat
 badan. Dimana tubuh pria lebih berat dibandingkan
perempuan. Begitu juga untuk tinggi tubuh. Karena itulah, pria
juga membutuhkan makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan perempuan.
c) Depresi
Banyak lansia terkena depresi saat dihadapkan dengan suatu
keadaan yang mempengaruhi emosional. Dengan demikian,
 perubahan lingkungan sosial, kondisi yang terisolasi, kesepian
dan berkurangnya aktivitas serta kondisi mental yang tidak sehat
menjadikan para lansia mengalami rasa frustasi dan
kurang bersemangat. Akibatnya, selera makan terganggu dan
 pada akhirnya kebutuhan gizi lansia tidak terpenuhi dengan
 baik.
d) Kondisi mental 
Menurut Sarwoko (2011), kondisi mental sangat berhubungan
dengan asupan gizi lanzia. Stres yang berkepanjangan dapat
memperbesar penyakit fisik maupun mental dan tidak menutup
kemungkinan lansia akan mengalami keputus asaan yang
akhirnya menjurus ke depresi.
e) Pengobatan
Obat-obatan yang dikonsumsi lansia untuk membantu
memperbaiki kondisi kesehatannya memiliki efek samping
yang dapat mempengaruhi asupan gizi. Efek ini timbul karena
ada obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi proses
 penyerapan zat. Kondisi ini dibuktikan dengan hasil penelitian
didapatkan pengobatan berada pada kategori rendah sebesar 53,1%,
menunjukkan bahwa ketika lansia kurang menkonsumsi obat-
obatan yang mempengaruhi asupan gizi, maka status gizinya
normal.
f) Penyakit
Penyakit menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh lansia,
sehingga dalam proses mempertahankan daya tahan tubuh
menjadi baik. Maka lansia membutuhkan gizi yang cukup
dalam proses pemulihan seperti protein, karbohidrat dan
vitamin. Meningkatnya usia menyebabkan seseorang menjadi
rentan terserang penyakit. Penyakit-penyakit tertentu sering
menyebabkan keadaan gizi menjadi buruk.
g) Kemunduran biologis
kemunduran yang dialami lansia akan menghambat dalam

 proses pemenuhan gizi yang cukup seperti lansia yang


mengalami masalah dengan bagian mulutnya maka akan
merasakan makanan yang dimakan tidak enak atau sulit
untuk dikunyah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi pada orang dewasa dan lanjut usia memiliki sedikit
kesamaan dalam pemenuhannya. Namun pada dewasa memiliki nutrisi
yang dibutuhkan lebih banyak. Orang dewasa membutuhkan nutrisi
yang banyak karena aktivitas yang mereka lakukan lebih banyak dan
aktif. Sedangkan pada lansia juga membutuhkan asupan nutrisi yang
 banyak, namun tak sebanyak pada orang dewasa. Faktor yang
mempengaruhi kebutuhan orang dewasa dan lansia hampir sama namun
lansia memiliki faktor yang kompleks. Karena bertambahnya usia maka
metabolisme sel semakin menurun sehingga fungsi orngan kadang tidak 
 baik sehingga hal ini membuat kebutuhan nutrisi pada lansia mengalami
 penurunan.
B. Saran
Dalam menjaga kebutuhan nutrisi pada orang dewasa dan lansia sangat
 berbeda. Pemahaman tentang kadar gizi yang dibutuhkan dan
 bagaimana menjaga kesehatan yang seimbang perlu dikuasai oleh
seorang perawat profesional agar perawat atau tenaga kesehatan dapat
mengatasi masalah dalam kebutuhan nutrisi tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Indozone.id.2020.Nutrisi yang Penting pada Orang Dewasa. Diakses


 pada 12 Maret 2021.https://www.indozone.id/health/8Js94O/nutrisi-
 penting-untuk-orang-dewasa-apa-saja-sih/read-all

HS,Ibrahim.2012. Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kebutuhan Gizi Dengan Status Gizi Lanjut Usia Di Uptd Rumoh
Sejahtera Geunaseh Sayang Banda Aceh.
http://rsusmc.com/2020/08/11/kebutuhan-nutrisi-bagi-lansia/

Anda mungkin juga menyukai