Oleh:
NIM. 1815401009
1
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
Mengesahkan :
Universita Haji Sumatera Utara
Ketua
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 1815401009
Disetujui Oleh
pembimbing:
Mengesahkan :
Universita Haji Sumatera Utara
Ketua
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sebagai pihak yang terlihat secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
prasarana.
Ketua Universitas Haji Sumatera Utara beserta cirivitas akademi yang telah
Nurlen butar-butar dan Ibunda Sanaiyah yang telah bekerja keras demi
materi waktu dan tenaga serta do’a yang tidak henti mereka berikan dan
dan sentuhan belai kasih sayangmu menjadi inspirasi perjalanan hidup yang
PKK II A & II B.
telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan PKK IIA, semoga dapat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
6
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ V
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. IV
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................ 5
1.4.1 Institusi Pendidikan.................................................................................... 5
BAB 4 PEMBAHASAN............................................................................................. 45
4.1 Data Dasar........................................................................................................ 45
4.2 Interpretasi Data Dasar.................................................................................... 46
4.3 Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial.....................................................47
4.4 Kebutuhan Tindakan Segera........................................................................... 47
4.5 Intervensi ......................................................................................................... 47
4.6 Pelaksanaan...................................................................................................... 48
4.7 Evaluasi......................................................................................................... 50
BAB 5 Penutup..............................................................................................................
5.1 Kesimpulan..............................................................................................51
5.2 Saran.................................................................................................................. 52
5.2.1 Tempat Penelitian..........................................................................52
5.2.2 Institusi Penelitian.........................................................................53
5.2.3 Peneliti Selanjutnya.......................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
8
...........................................................................................................................
35
9
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Arum dan Sujiyatni, 2017 ; 28).
pada tanggal 29 juni 1970, bersamaan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga
1957, namun masih menjadi urusan kesehatan dan belum menjadi urusan kependudukan.
Sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia serta tingginya angka
digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta
dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa, mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, memenuhi permintaan masyarakat akan
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
metode kontrasepsi efektif mekanis seperti IUD dan kontrasepsi efektif hormonal
meningkat dibagian dunia, terutama di Asia danAmerika Latin dan terendah di Sub-
Sahara Afrika. Pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54%
pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2017. Proporsi pasangan usia subur 15-49
tahun terakhir.
kontrasepsi menurut alat atau cara kontrasepsi hasil survey peserta aktif 2014,
25,81%. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2017), peserta aktif KB mini
Di Provinsi Sumatera Utara, perkembangan pasangan usia subur (PUS) yang aktif
sebagai peserta KB yang dilaporkan dari kota/kabupaten sampai akhir Desember 2012
mencapai 1.312.405 pasangan atau 65.19% dari 2.013.452 pasangan usia subur yang ada
di Sumatera Utara. Presentase PIL 35,24%, suntikan 33,53%, IUD 10,63%, MOW 8,34%,
Implant 7,41%, kondom 4,58% dan dengan metode medis operasi pria (MOP) hanya
0,28% dari jumlah pasangan usia subur yang aktif sebagai peserta KB (Wiranto, 2017).
Keluarga Berencana (KB) Mini Pil pertama kali dibuat mengandung progesterone
jenis kloromadinonasetat. Pada tahun 1970 pilter sebut ditarik dari peredaran karena
penelitian yang dilakukan terhadap hewan diduga memiliki efek karsinogenik. Mini pil
0,05mg, dan levonorgestrel 0,03mg. Rendahnya kadar gestagen sehingga pil ini akan
efektif jika pengguna dibarengi dengan proses menyusui (Niken, dkk, 2016 ; 99).
Mengingat metode kontrasepsi suntik merupakan salah satu cara KB yang efektif,
terpilih dan banyak jumlah penggunanya, namun masih banyak juga didapatkan akseptor
kontrasepsi suntik yang mengalami efek samping sehingga para akseptor mengalami
kontrasepsi suntik akseptor harus mengetahui dan memahami tentang efek samping yang
Suntik termasuk salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan
merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini. Keuntungan KB mini pil
yaitu kontrasepsi mini pil tidak mengganggu hubungan suami istri, aman, dan cocok
untuk ibu menyusui karena tidak mempengaruhi kualitas atau jangka laktasi dan tidak
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Klinik Pratama Niar pada tanggal,
07 Desember 2020 sampai dengan 23 Desember 2020 terdapat 25 orang atau 20,6% yang
13
menggunakan kontrasepsi pil, dikarenakan lebih praktis dan tidak mengganggu aktifitas
1.2. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan Uraian dari latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam
pengkajian ini adalah “Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. S
1.3. Tujuan
1.3.1. TujuanUmum
1.3.2. TujuanKhusus
1.4. Manfaat
Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi, materi perkuliahan, dan
Sebagai referensi dan bahan masukan yang bermanfaat bagi penelitian dan juga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
antara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2017)
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
dan social budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang di
inginkan, agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternative
laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan
angka kelahiran .
3. Menobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari
satu tahun tetapi belum juga memiliki keturunan, hal ini memungkinkan
4. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan
5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Normal keluarga kecil bahagia dan
keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan
Pengertian Kontrasepsi suntik DMPA berisi hormon progesteron saja dan tidak
(Varney, 2016).
1. Mekanisme Kerja
Luteinizing hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada
b Sekunder
terhadap spermatozoa.
falopi.
2. Efektivitas
pada jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi
3. Kelebihan
a Sangat efektif.
perimenopause.
4. Keterbatasan
pemakaian.
5. Indikasi
6. Kontra Indikasi
yaitu :
DMPA yaitu :
20
c Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi dapat
diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah penyuntikan
d Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan
berikutnya.
ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya.
Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari penyuntikan tidak
8. Cara Penggunaan
b Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada
9. Efek Samping
metrorarghia.
c Mual.
d Kunang-kunang.
e Sakit kepala.
f Nervositas.
g Penurunan libido.
h Vagina kering.
amenore primer merupakan masa remaja kurang dari 16 tahun belum pernah
merupakan keluhan atau gejala yang akan menurun dengan makin lamanya
interval tidak teratur atau jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan
d Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak daripada biasanya
(menorarghia)
Persepsi yang umum mengenai perdarahan berlebihan adalah apabila tiga sampai
empat pembalut sudah penuh selama empat jam. Jumlah kehilangan darah yang
dipertimbangkan normal selama mens adalah 30 cc sejak penelitian yang dilakukan pada
tahun 1960-an dan setiap perdarahan yang lebih dari 80 cc dinyatakan perdarahan
abnormal, seperti yang dikatakan oleh Engstrom, bahwa batas 8 cc merupakan ukuran
Penyebab amenore primer umumnya lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui,
seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik sedangkan amenore sekunder lebih
menunjuk pada sebab-sebab yang timbul dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi,
Metroragi dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau
pembekuan darah, penyakit kronis atau kelainan ginekologik, klien perlu dirujuk ke
3. Penatalaksanaan
23
2016).
atau 2 kali lebih banyak dari haid biasanya, jelaskan hal itu biasa
b Tindakan Medis
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan, bila tidak terjadi
yang lain. Bila terjadi kehamilan, rujuk klien dan jelaskan bahwa
2) Spotting dan metrorarghia Bila ringan atau tidak terlalu menganggu tidak
perlu diberi obat. Bila cukup mengganggu dapat diberikan pil KB 3x1
untuk 14-21 hari. Untuk mencegah anemia perlu preparat besi atau
tablet sulfas ferosus (Fe) 3x1 tablet antara 5-7 hari sampai keadaan
2.2.1. Pengertian
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis
25
mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
2.2.2. Pengkajian
Menurut varney 2016, pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah
pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien
secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain adalah keluhan klien, riwayat
kesehatan klien, pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan, meninjau
catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau data laboratorium. Pada langkah ini,
dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.Pada langkah ini bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap
A. Data Subjektif
kekhawatiran dan keluhan).Pada orang yang bisu, di belakang data diberi tanda “0” tau
berencana suntik 3 bulan dapat diberikan pada usia reproduksi atau < 35
(Ambarwati, 2017).
2) Alasan Datang
3) Riwayat Perkawinan
4) Riwayat Menstruasi
akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan indikasi salah satunya adalah haid teratur
Dikaji untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun, berapa anaknya lahir, tempat
penyulit, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu
dan keadaan anak sekarang. Pada akseptor keluarga berencana suntik 1 bulan, riwayat
keluarga berencana atau belum, jika pernah lamanya berapa bulan atau tahun, dan jenis
metode kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka
suntikan tersebut dapat diberikan sesuai dengan jadwal kontrasepsi sebelumnya namun
dengan suntikan kombinasi pastikan terlebih dahulu ibu tidak hamil (Affandi dkk, 2016).
7) Riwayat Kesehatan
Meliputi riwayat penyakit sekarang dan dahulu, riwayat penyakit sistemik untuk
memastikan bahwa tidak ada kontra indikasi pemakian keluarga berencana suntik seperti
tekanan darah tinggi, jantung dan diabetes melitus dengan komplikasi.Selain itu juga
tentang riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan kembar, dan riwayat operasi
(Varney, 2009). Salah satu kontraindikasi pada akseptor keluarga berencana suntik 1
bulan adalah riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi > 180/110
dan adakah pola kegiatan pasien selama menggunakan alat kontrasepsi (Varney, 2017).
9) Data Psikososial
28
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dalam beribadah dan untuk mempermudah petugas
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dalam kepercayaan yang dianut ibu dan keluarga
(Varney, 2017).
B. Data Objektif
1) Status Generalis
a. Keadaan Umum
gerakan tidak terarah, gemetar, dan merasa sangat cemas. Pada akseptor
keluarga berencana suntik 1 bulan keadaan umum ibu baik (Affandi, 2017).
b. Kesadaran
kembali.
3. Apatis adalah pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap
lingkungannya.
4. Koma adalah penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan
spontan dan tidak ada respon terhadap rangsangan nyeri. Pada akseptor
c. Tanda Vital
3. Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang hitung dalam satu menit.
dkk, 2016).
5. Tinggi Badan
d. Berat Badan
Untuk mengetahui berat badan ibu. Pada efek samping akseptor keluarga
(Handayani, 2017)
2) Pemeriksaan Sistematis
Adalah pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung
kaki.
lainnya.
b. Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan atau oedema.
d. Hidung : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada polip atau tidak. Hal
e. Telinga : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada serimen atau tidak.
f. Mulut : Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi ada caries atau tidak,
atau tidak.
h. Dada : Untuk mengetahui ada retraksi dada kanan kiri saat bernafas,
apakah payudara simetris atau tidak dan apakah puting susu menonjol atau
31
i. Axilla : Untuk mengetahui ada benjolan atau tidak pada ketiak, terdapat
j. Abdomen : Adakah luka bekas oprasi atau tidak, adakah benjolan atau
tidak, adakah nyeri atau tidak, palpasi dilakukan untuk memastikan tidak
oedema dan varices, pembesaran kelenjar bartholini, dan cairan yang keluar
dan berbau busuk atau tidak, dan berapa jumlah perdarahan yang keluar.
reflek pattela atau tidak, betis merah atau lembek atau keras.
2018).
Menurut Varney 2020, pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah
a. Diagnosa Kebidanan
32
2015).
b. Data Subjektif
c. Data Objektif
Misalnya :
3) Vital Sign normal : tekanan darah >180/110 mmHg (Affandi dkk, 2016)
d. Masalah
hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien
(Varney, 2015).
e. Kebutuhan
diagnosa potensial lain berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah teridentifikasi.
33
tersebut tidak terjadi.Selain itu bidan harus bersip-siap apabila diagnosis/masalah tersebut
Diagnosa pontensial tidak muncul pada kasus yang merupakan akibat efek
samping dari kontrasepsi keluarga berencana suntik 1 bulan dan tenaga kesehatan
seharusnya menginformasikan jika keluhan tersebut ditemukan biasanya akan hilang pada
Menurut varney 1997, pada langkah ini yang dilakukan bidan adalah
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi
klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus segera
dilakukan oleh bidan, semetara kondisi yang lain masih bisa menunggu beberapa waktu
lagi (Mangkuji dkk, 2013). Dalam pemberian kontrasepsi keluarga berencana suntik 1
2.2.5 Perencanaan
meyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari
setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkirakan terjadi
selanjutnya, apakah dibutuhkan konseling dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan
yang direncanakan harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan pasien
Menurut Affandi (2015) rencana asuhan yang dapat dilakukan pada akseptor
2. Beri tahu klien bila klien tidak haid dari 2 bulan klien harus kembali ke
3. Beri tahu efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang
harus dilakukan bila hal tersebut terjadi, bila klien mengeluh mual, sakit kepala,
atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering
ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3.
4. Beri tahu klien apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberkulosis atau
sedang digunakan
2.2.6 Pelaksanaan
melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman dan
efisien. Kegiatan ini dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanannya. Dalam situasi ini, bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehata lain
atau dokter. Dengan demikian, bidan harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana
asuhan yang menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut (Mangkuji dkk, 2017).
1. Memberikan salam dan perkenalkan diri dengan ramah dan tanyakan maksud dan
bersih.
2. Persiapan alat
Handscoon
Korentang
Spuit 3 cc
Bengkok
Tensimeter, stetoskop
Informed consent
4. Penapisan awal klien (pada akseptor baru) dan melakukan konseling awal.
7. Mencuci tangan.
kemudian minta ibu menelan, dikatakan normal apabila tidak terdapat sesuatu
kehamilan.
13. Pastikan obat tidak kadaluarsa dan klien telah mengetahuinya, kemudian kocok
gelembung udara.
14. Buka dan buang tutup logam atau plastik vial yang menutupi karet (jangan
sampai tersentuh, namun apabila tersentuh hapus karet dibagian atas vial dengan
15. Buka kemasan spuit sekali pakai, kencangkan jarum dengan memegang pangkal
16. Tusukkan jarum suntik kedalam vial melalui penutup karet, putar vial sehingga
terbalik dengan mulut vial ke bawah, masukkan cairan suntik dalam spuit, jaga
agar ujung jarum tetap dalam cairan. Jangan memasukkan kedalam alat suntik.
17. Untuk mengeluarkan gelembung udara, biarkan jarum dalam vial dan pegang alat
suntik dalam posisi terbalik dan ketuk tabung alat suntikm secara perlahan-lahan
tekan pendorong ketanda batas dosis, cabut jarum dari vial. Catatan : Gunakan
jarum yang sama untuk menghisap dan menyuntikkan pada klien (dengan teknik
18. Membebaskan daerah yang akan disuntik (musculus gluteus kuadran luar) dari
19. Membersihkan daerah kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dicelupkan
dalam air DTT, dengan gerakan melingkar ke rah luar, biarkan kering.
21. Melakukan aspirasi dengan menarik penghisap spuit, jika tidak terlihat darah
terhisap maka suntikkan obat secara perlahan-lahan hingga habis dan cabut
jarum.
22. Tahan sebentar bekas suntikan dengan menggunakan kapas DTT yang baru agar
obat suntikan tidak keluar dari bekas suntikan (bukan memasase). Informasikan
dengan tindakan tersebut dapat mempercepat pelepasan obat dari tempat suntikan
23. Sedot larutan klorin 0,5 % ke dalam spuit untuk membilas spuit dan jarum
kemudian buang spuit dan jarumnya ke dalam tempat sampah khusus (jarum
24. Merapikan pasien, alat dan mencuci tangan dalam larutan klorin dan dilepas
25. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air yang mengalir dan keringkan.
27. Melakukan konseling akhir tentang efek samping yang mungkin terjadi dan
2.2.8 Evaluasi
Menurut Varney 1997, pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan
adalah melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, yang mencakup
38
sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.
Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui apa
BAB 3
Tanggal :
Pukul :
Tempat Pemeriksaan :
I.DATA SUBYEKTIF
Identitas
A. Anamnesa
2. Riwayat menstruasi
- Menarche : 14 tahun
- Lamanya : ± 7 hari
3. Riwayat perkawinan
- Kawin ke : 1(pertama)
- Gravida :2 kali
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam dua tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : Tidak Ada
7 Riwayat sosial
8 Riwayat ginekologi
- Penyakit kelamin
GO : tidak ada
41
1. PEMERIKSAAN FISIK
b TB : 159 cm
c BB : 55 kg
d TTV
- Pernafasan : 22 x/i
- Suhu : 36,5 ºC
tidak pucat.
3. Gigi dan mulut : Bibir simetris atas dan bawah , gigi bersih tidak ada
4. Telinga : Simetris kiri dan kanan, cuping telinga dan telinga bagian
dalam bersih.
5. Leher:
42
- Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada lecet pada papila.
h Abdomen
- Inspeksi : Simetris kiri dan kanan,tidak ada varises atau pun odem.
k Anus
oedem.
l Pemeriksaan Inspekulo
albus.
Abdomen
Pemeriksaan vagina
3. Pemeriksaan Penunjang
A. Diagnosa kebidanan
Data Subjektif :
Data Objektif :
RR : 22x/Mnt N : 82x/Mnt
c BB : 55 kg
B. Masalah
Tidakada
C. Kebutuhan
44
Tidakada
Tidak ada
3.5. PERENCANAAN
Tujuan :
b Setelahdilakukanasuhankebidanandiharapkantetapmenjadiakseptor KB aktif.
Kriteria keberhasilan :
TD : 110/70 mmHg
HR : 83 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 36,5ºC
2. Beri penjelasan pada ibu tentang efek samping dari kb suntik 3 bulan.
Rasional : agar ibu mengetahui gejala yang akan ditimbulkan oleh KB suntik 3
bulan.
Rasional : makanan yang bergizi membuat ibu lebih sehat dan mengurangi serta
4. Berikan pilihan pada ibu untuk tetap menggunakan KB Suntik 3 bulan atau
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 23Maret 2019.
3.6. PELAKSANAAN
Hasil :
TD : 110/70 mmHg
HR : 82 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 36.5ºC
TB : 159 cm
46
BB : 55 kg
Hasil :
metrorarghia.
- Mual.
- Kunang-kunang.
- Sakit kepala.
- Nervositas.
- Penurunan libido.
- Vagina kering.
Hasil :
- Makan 3x sehari
Hasil :
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada
c Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
februari 2019
Hasil.
Ibu datang kembali pada tanggal yang ditetapkan untuk melakukan penyuntikan
3.7. EVALUASI
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 82 x/i
48
RR : 22 x/i
T : 36.5ºC
2. Ibu sudah mengerti tentang keadaan yang dialami ibu yaitu efek samping dari KB
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai isi Laporan Praktik Klinik
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny.S dengan KB suntik 3 bulan (DMPA)Di
Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan teori medis dan teori asuhan
kebidanan dengan praktik sehari-hari di lapangan. Teori yang disajikan dapat mendukung
atau bertentangan dengan kasus dilahan. Sehingga dari hasil itu penulis dapat mengetahui
manajemen kebidanan 7 langkah Varney yaitu data dasar, interpretasi data dasar,
Dimana data dasar yaitu data subjektif diperoleh melalui anamnesa dan data
kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien
Pengumpulan data dasar yang dilakukan di klinik Pratama Niar mulai dari
pengumpulan data subjektif. hingga data objektif semua dilakukan secara berurutan
Dan dari hasil yang diperoleh diatas penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek. dalam pengumpulan data dasar di Klinik Pratama Niar.
Pada langkah ini penulis membuat diagnosa Keluarga Berencana pada Ny.S
dengan KB suntik 3 bulan di Klinik Pratama Niar. Hal ini sesuai dengan teori yang ada
bahwa diagnosa didasari dengan data subjektif dan data objektif yang diperoleh.
interpretasi data dasar yang dilakukan sesuai dengan teori yang ada. Diperoleh diagnosa
kebidanan, dilakukan pengumpulan data subjektif, dan data objektif. Serta masalah dan
kebutuhan. Dari hasil diatas, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
teori sehingga dari Asuhan Kebidanan yang dilakukan, penulis tidak menemukan adanya
suntik 3 bulan terlebih dahulu dan melihat efek sampingnya dalam 7 hari apabila
tidak sesuai maka diganti dengan alat kontrasepsi lainya. Dari tindakan segera yang
didapat sesuai dengan teori penggunaan alat kontrasepsi yang ada di klinik, sehingga
a. Rencana tindakan :
2. Jelaskan tentang kontrasepsi pil yang boleh digunakan oleh ibu yang
menyusui
4.6. Pelaksanaan
Pada saat tertentu bidan melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Tetapi bidan tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kebidanan (Affandi, 2012).
Vital sign :
TD : 110 / 70 mmHg
RR : 22 x / i
BB : 55 kg
Pols : 82 x / i
Temp : 36,50C
bulan
a Sangat efektif.
perimenopause.
pemakaian.
metrorarghia.
c Mual.
d Kunang-kunang.
e Sakitkepala.
f Nervositas.
g Penurunan libido.
h Vagina kering.
4.7. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang
dilakukan pada Ny.S dan sudah sesuai dengan teori yang ada dan diharapkan setelah
diberikan asuhan kebidanan Keluarga Berencana pada Ny.S dengan KB suntik 3 bulan
(Elisabeth, 2020).
2. Ibu sudah mengetahui tentang kontrasepsi suntik 3 bulan boleh digunakan oleh
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kebidanan Keluarga Berencana suntik 3 bulan pada Ny.S di Klinik Pratama Niar tahun
1. Melakukan pengumpulan data pada ibu akseptor KB suntik 3 bulan, keadaan ibu
baik dan merasa cocok dengan alat kontrasepsi pilihannya. Data objektif yang
diperoleh dari pemeriksaan keadaan umum ibu baik, TD 110/70 mmhg, Pols :82
54
x/menit, RR: 22x/menit, Temp :36,50 C, BB : 55 kg. Dari pengumpulan data tidak
2. Interpretasi data diperoleh dari pengumpulan data yang diteliti dan akurat yang
diambil dari pengkajian, sehingga di dapatkan diagnosa yang tepat, yaitu Ny.S
3. Menyusun identifikasi kebutuhan akan tindakan segera ibu ber KB pada Ny.S
kunjungan ulang.
4. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu ber KB pada Ny.S dengan KB suntik 3
bulan, rencana kebidanan yang dilakukan pada ibu berKB pada Ny.S adalah
informasi tentang efek samping dari KB suntik 3 bulan, berikan informasi tentang
6. Melakukan Evaluasi Asuhan Kebidanan KB suntik 3 bulan pada Ny.S yaitu ibu
sudah mengetahui keadaan umum ibu, ibu sudah mengetahui tentang keuntungan
dan kerugian dari penggunaan KB suntik 3 bulan, ibu sudah mengetahui tentang
efek samping dari KB suntik 3 bulan, ibu sudah mengetahui tentang jadwal
kunjungan ulang.
55
5.2. Saran
Dalam setiap pasien hendaknya bidan selalu menerapkan konsep asuhan kebidan
bulan bila terjadi pada kasus ibu merasa cemas ibu sudah mengetahui bahwa itu adalah
normal dari efek samping kontrasepsi suntik 3 bulan dan penangananya. Dan paling
utama setiap memberikan pelayan pada pasien bidan diharapkan melakukan tindakan
Mahasiswa RS. Haji diharapkan agar lebih meningkatkan mutu pengetahuan dan
masukan dan perbandingan selanjutnya serta dapat memakai penelituian ini sebagai
bahan referensi.
56
DAFTAR PUSTAKA
4. BKKBN. 2018. Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Per World - Provinsi.
Jakarta: BKKBN.