Anda di halaman 1dari 18

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BINJAI ESTATE

2.1 Sejarah Singkat

Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama di


Indonesia. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja
Kesehatan (Rakerkernas) I Jakarta. Dimana dibicarakan upaya pengorganisasian sistem
pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M,
dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan


tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat( Puskesmas).

Puskesmas pada waktu itu, dibedakan dalam 4 macam yaitu:

a. Puskesmas tingkat desa

b. Puskesmas tingkat kecamatan

c. Puskesmas tingkat kewedanan

d. Puskesmas tingkat kabupaten

2.2 Data Besar

2.2.1 Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran


perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dapat juga digunakan sebagai indikator
dalam penilaian derajat keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survey
dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama
kematian yang terjadi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate sampai akhir 2021
akan diuraikan dibawah ini.
2.2.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang
lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tataran provinsi
maupun nasional.Selain itu, program pembangunan kesehatan di Indonesia banyak menitik
beratkan pada upaya penurunan AKB.Angka Kematian Bayi merujuk kepada jumlah bayi
yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga belum mencapai umur 1 tahun per 1000
kelahiran hidup.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi angka kematian bayi, diantaranya :
1. Faktor aksebilitas atau tersedianya berbagai fasilitas kesehatan yang memadai;
2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang trampil;
3. Kemauan dan kemampuan masyarakat untuk dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada.

2.2.1.2 Angka Kematian Balita


Angka kematian Balita menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
diperoleh bahwa angka kematian Balita (AKABA) di Sumatera Utara sebesar 67/1000
kelahiran hidup. Sedangkan angka rata-rata nasional pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000
kelahiran hidup.
Berdasarkan dari data didapatkan bahwa ada 8 bayi yang meninggal selama tahun
2021 diwilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate karena asfiksia, DBD, kejang dan diare.
diakibatkan terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk segera ditangani.

2.2.1.3. Jumlah Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu Maternal dan Angka Kematian Bayi merupakan indicator
keberhasilan pembangunan pada sector kesehatan.AKI mengacu pada jumlah kematian ibu
mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai
Estate dari Januari – Desember 2021 tidak ditemukan kasus kematian ibu dari jumlah ibu
yang hamil, nifas dan bersalin.
2.2.2 UMUR HARAPAN HIDUP
Umur Harapan Hidup (UHH) digunakan juga untuk menilai derajat kesehatan dan
secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup
masyarakat baik di Kota Binjai.Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui
keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan angka
harapan hidup saat lahir. Setiap tahunnya diperkirakan ada peningkatan umur harapan hidup,
tahun 2012 sendiri diperkirakan Umur Harapan Hidup di Kota Binjai mencapai 73.5-74
tahun. Menurut Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, Angka Harapan Hidup Kota Binjai
Tahun 2010 mencapai 73.2 tahun (Laki-laki 71.3 tahun; Perempuan 75.1 tahun).

2.2.3 Morbiditas (Angka Kesakitan)

Tingkat kesakitan suatu Negara juga mencerminkan situasi derajat kesehatan


masyarakat yang ada didalamnya.Bahkan tingkat angka kesakitan penyakit menular tertentu
yang terkait dengan komitmen internasional senatiasa menjadi sorotan dalam
membandingkan kondisi kesehatan antar Negara.

2.2.3.1 Pola Penyakit Rawat Jalan di Puskesmas


Angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa hal
diantaranya pola penyakit dan penyakit potensial yang berkembang biak penyakit menular
maupun tidak menular. Pola penyakit rawat jalan di UPTD Puskesmas Binjai Estate pada
tahun 2021, penyakit Ispa, hipertensi, influenza merupakan tiga penyakit yang paling
banyak di jumpai di Puskesmas Binjai Estate pada Tahun 2021. Penyakit Tonsilitis adalah
kasus yang paling sedikit.
Penyakit ISPA tetap menjadi penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
puskesmas . Secara lebih jelas dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2.1 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Binjai Estate
Bulan Januari – Desember Tahun 2021
Bulan
No Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jml
1 Ispa 103 101 74 57 60 69 67 98 92 99 128 132 1.01
9
2 Ge 6 21 8 12 9 8 7 22 4 5 6 10 118
3 Hipertensi 20 64 23 48 58 53 50 79 83 89 125 127 819
4 DM 32 44 24 30 48 32 33 42 54 54 77 81 551
5 Dispepsia 3 6 4 14 29 15 16 66 72 62 91 97 475
6 Rheumatik 20 35 25 24 43 17 15 81 65 68 93 102 588
7 Asma 2 5 6 2 2 3 2 8 5 5 3 4 47
8 Peny.Kulit 12 10 8 21 34 9 8 20 12 10 19 17 164
jamur
9 Peny. Kulit 5 12 7 10 6 5 15 8 9 5 6 9 90
Alergi
10 Gastritis 12 15 25 35 55 12 14 59 68 57 79 77 508

Sumber : Puskesmas Binjai Estate

2.2.3.2 Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas atau ditekan dengan
pelaksanaan imunisasi. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate cakupan imunisasi
bayi sebesar 92,8% untuk lebih lengkap dapat dilihat pada table dibawah ini .

Hasil Pelaksanaan Program Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Estate Bulan
Januari – Desember Tahun 2021
Program Sas Ja Fe M Ap M Ju J A Se O No D JL %
N Imunisas a n b ar r ei n ul gs p kt v es H
o i Ra
n
1 BCG 70 37 36 46 54 51 45 46 53 47 52 68 76 611 86,1
9
2 Polio 1 0 34 46 51 48 51 46 45 58 49 51 75 75 629 88,7
3 Polio 2 0 37 42 60 48 49 42 51 53 59 59 63 84 647 90,4
4 Polio 3 0 42 43 48 54 50 40 39 48 48 54 62 72 600 84.,6
5 Polio 4 0 38 38 42 40 50 36 35 44 47 45 66 76 557 78,5
6 Campak 0 24 40 44 43 42 40 28 38 33 42 34 56 464 65,4
7 Hepatitis 0 37 45 46 45 35 41 42 35 37 44 55 54 516 72,7
B
8 DPT 0 35 43 60 43 43 40 52 52 50 57 67 86 628 88,5
Hb1
9 DPT 0 41 48 53 48 48 40 38 52 51 55 58 76 608 85,7
Hb2
10 DPT 0 40 37 45 45 54 39 38 39 51 45 70 76 579 81,6
Hb3

Keterangan :
Dari data diatas terlihat program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Binjai
Estate berjalan dengan baik, hampir semua program imunisasi mendekati target
karena adanya kerjsama dari warga yang aktif mengikuti setiap kegiatan posyandu.
Disarankan agar program imunisasi dapat seluruhnya mencapai target 100%
mengingat pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita untuk pencegahan penyakit.
3.2.3.3 Penyakit Menular Potensi Wabah
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate terdapat 59 kasus DBD untuk tahun
2021.
b. Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang banyak menyerang anak-anak terutama balita.
Untuk Kota Binjai tahun 2015 diperkirakan kasus diare mencapai 10.510 kasus, dan dari
kasus tersebut tercatat yang tertangani sekitar 8.216 atau 78,2% dari perkiraan kasus yang
ada sedangkan tahun 2016, diperkirakan jumlah kasus diare sebanyak 10.586 kasus dimana
dari kasus tersebut dari data yang terlaporkan diperkirakan yang tertangani hanya 16,1%.
Di wilayah kerja Puskesmas Binjai Estate kasus diare untuk tahun 2021 sebanyak 96
kasus .

2.2.3.4 Penyakit Tidak Menular (Non Communicable Diseases)


Pola penyakit penyebab kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi yaitu
bergesernya penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi
(degeneratif). Untuk penyakit-penyakit yang tidak menular seperti : jantung, tumor, diabetes,
hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya dalam profil ini belum bisa dijelaskan bagaimana
prevalensinya.
2.2.3.5 Status Gizi
Salah satu indikator dari derajat kesehatan adalah status gizi. Status Gizi merupakan
salah satu faktor yang penting untuk membentuk sumber daya manusia yang bermutu. Kota
Binjai masih mempunyai 4 (empat) masalah gizi utama yaitu :
1. Balita dengan Kurang Energi Protein (KEP)
Pada tahun 2021, ditemukan 4 balita dengan kasus gizi buruk diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Binjai Estate.
2. Kurang Vitamin A
Tahun 2021, dari pencatatan yang ada, anak balita (1-5 tahun) yang mendapat
Vitamin A sebesar 89,4% dari balita yang ada, dan sekitar 89,5 % ibu nifas
mendapatkan vitamin A. Sedangkan untuk jumlah bayi yang telah mendapat
Vitamin A tahun 2021 dari data yang terlaporkan tercatat 93,1% bayi.
3. Anemia Gizi Besi (AGB)
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi anemia adalah
dengan pemberian tablet besi (Fe) sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.
Survei anemia yang pernah dilakukan di Kota Binjai tahun 2005 diketahui bahwa
40,50% pekerja wanita menderita anemia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
menurunkan prevalensi anemia adalah dengan pemberian tablet besi (Fe) sebanyak
90 tablet besi selama masa kehamilan. Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet
besi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate pada tahun 2019 sebesar 86,6
% dari jumlah ibu hamil yang ada.
4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Kota Binjai bukan merupakan daerah endemis GAKY, seluruh kelurahan bebas
terhadap GAKY.
2.2.3.6 Status Gizi Bayi
Status gizi bayi dapat dilihat dari berat bayi waktu lahir, status gizi bayi lahir dengan
berat badan rendah (<2.500 gr) atau disebut BBLR. Untuk wilayah kerja Puskesmas Binjai
Estate ditemukan 5 kasus BBLR dari jumlah balita yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Binjai Estate.
2.2.3.7 Kunjungan Neonatus
Cakupan Kunjungan Neonatus pertama (KN1) adalah pelayanan kesehatan neonatal
dasar, kunjungan ke-1 pada 6-24 jam setelah lahir. Hal ini penting karena bayi usia kurang
dari 1 (satu) bulan mempunyai resiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Kunjungan
neonatus lengkap (KN3) adalah pelayanan kesehatan dasar meliputi ASI Eksklusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila
tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar
sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada kurang 28 hari setelah
lahir yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun kunjungan rumah.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate tahun 2021 jumlah bayi yang lahir hidup
diperkirakan seluruhnya telah melakukan kunjungan neonatus satu kali (KN1) dan kunjungan
neonatus lengkap (KN3).

2.2.3.8 Status Gizi Balita

Balita adalah anak yang usianya 0 (nol) sampai 4 (empat) tahun, dimana pada periode
umur ini anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Sementara itu pada tahun 2019 ini di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak
77,7% balita. Balita dengan gizi lebih 0,93 %.
5 % balita dengan gizi kurang, dan 0,38% balita dengan gizi buruk.

2.3. Visi, Misi dan Motto Puskesmas Binjai Estate

Berpedoman pada Visi dan Misi Kementrian Kesehatan UPTD Puskesmas Binjai
Estate dalam hal ini memiliki Visi dan Misi yang menjadi pedoman dalam kinerjanya. Visi
UPTD Puskesmas Binjai Estate adalah :
Visi

“Mewujudkan Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Estate yang


Mandiri dan Berkualitas”.

Misi

 Mengoptimalkan ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkeadilan.

 Meningkatkan pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan dengan


mengedepankan upaya promotif dan preventif.

 Mengoptimalkan ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan yang


berkualitas.

 Meningkatkan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan.


Moto

Untuk mengaktualisasikan visi dan misi UPTD Puskesmas Binjai Estate mempunyai
motto : “ MELAYANI DENGAN TOP”

T = Tulus

O = Optimis

P = Profesional

2.4. Struktur Organisasi


Terlampir.

2.5 Data Geografi dan Demografi Puskesmas

2.5.1 Data Geografi

Puskesmas Binjai Estate terletak pada posisi Selatan dari kota Binjai. Luas wilayah
Kecamatan Binjai Selatan sebesar 22,40 km².

Dilihat dari topografisnya, Kecamatan Binjai Selatan terletak ± 30 m di atas


permukaan laut. Kecamatan Binjai Selatan, terdiri dari 8 kelurahan dan 61 lingkungan,
terletak disebelah Selatan Kota Binjai yang berbatasan dengan Kabupaten Langkat,
kecamatan Binjai Kota, dan Kecamatan Binjai Timur.

Terletak antara :

Lintang Utara : 3˚31’40” - 3˚40’2”

Bujur Timur : 98˚27’3” - 98˚32’32”

Puskesmas Binjai Estate terletak di daerah Kecamatan Binjai Selatan yang mempunyai batas
wilayah :

1. Sebelah Utara : Rambung Barat

2. Sebelah Selatan : Bakti Karya

3. Sebelah Barat : Tanah Merah


4. Sebelah Timur : Pujidadi
Wilayah Kerja Dan Puskesmas Pembantu

Wilayah kerja suatu Puskesmas menurut standar nasional mencakup satu Kecamatan,
tapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(Kelurahan/Desa atau RW). Masing – masing Puskesmas tersebut bertanggung jawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten (Arrimes, 2005).

Wilayah kerja Puskesmas Binjai Estate terdiri atas 4 kelurahan yaitu :


1. Kelurahan Binjai Estate (Luas Wilayah = 468,58 Ha)
2. Kelurahan Tanah Merah (Luas Wilayah = 715 Ha)
3. Kelurahan Bhakti karya (Luas Wilayah = 919,14 Ha)
4. Kelurahan Pujidadi (Luas Wilayah = 355 Ha)

Wilayah Kerja di Kecamatan Binjai Selatan terbagi menjadi 2 Puskesmas induk yaitu :
1. Puskesmas Binjai Estate yang memiliki 4 Kelurahan Sebagai wilayah kerjanya yaitu
Kelurahan Bhakti Karya, Pujidadi, Binjai Estate Dan Kelurahan Tanah Merah.
2. Puskesmas Rambung yang memiliki 4 kelurahan sebagai wilayah kerjanya yaitu
Kelurahan Rambung Dalam, Rambung Barat, Rambung Timur Dan Kelurahan Tanah
Seribu.

2.5.2Data Demografi
Tabel 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Binjai SelatanTahun 2021

Kel.Terjangk
Jaringan
Kecama Luas Jlh au
Puskesmas Kelurahan Komunikas
tan (Km2) Ling. Roda-4/Roda
i
2

Binjai Estate 13 Terjangkau Ada

Kec Binjai Bhakti Karya 5 Terjangkau Ada


Binjai Estate Pujidadi 8 Terjangkau Ada
Selatan
Tanah Merah 8 Terjangkau Ada

Rambung
7 Terjangkau Ada
Dalam

Rambung
6 Terjangkau Ada
Rambung Barat

Rambung
7 Terjangkau Ada
Timur

Tanah Seribu 7 Terjangkau Ada

Satuan Penunjang Puskesmas berdasarkan jangkauan pelayanan di wilayah kerjanya,


yaitu :
1.Puskesmas Pembantu
Puskesmas membawahi satu atau beberapa Puskesmas Pembantu. Puskesmas
Pembantu merupakan unit pelayanan Kesehatan yang sederhana dan berfungsi membantu
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Puskesmas Binjai Estate dibantu oleh 3 (tiga)
Puskesmas Pembantu yaitu :
1. Puskesmas Pembantu Pujidadi
2. Puskesmas Pembantu Tanah Merah
3. Puskesmas Pembantu Marcapada
2.5.3 Iklim
Iklim Kota Binjai pada umumnya sama dengan keadaan musim di daerah kota lain di
Indonesia yakni beriklim tropis dengan 2 (dua) musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Musim hujan dan musim kemarau biasanya ditandai dengan jumlah hari hujan pada
tiap bulan terjadinya musim dengan rata-rata jumlah curah hujan 164 mm perbulan dan
jumlah hari hujan rata rata sebanyak 10 hari perbulan.
Tabel 2.2 Statistik Geografi dan Iklim Kecamatan Binjai Selatan

Uraian Satuan 2014

(1) (2) (3)

Luas km² 29,96

Ketinggian M 30

Kelurahan Lurah 8

Lingkungan Kepling 61

Jarak ke ibukota Km 1,8

Sumber : Kecamatan Binjai Selatan Dalam Angka 2021

Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk Tahun 2021

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Perkelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Estate
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2021

No Lingkungan Jiwa Total


Laki-laki Perempuan

1. Bhakti Karya 2530 2462 4992

2. Tanah Merah 2974 2983 5957

3. Pujidadi 3577 3499 7076

4. Binjai Estate 5554 5680 11.234

Total 14.635 14.624 29.259

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Binjai Estate
lebih banyak jumlah penduduk laki-laki dengan total 14.635 jiwa, dibandingkan dengan
jumlah penduduk perempuan dengan total 14.624 jiwa. Total jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Binjai Estate adalah 29.259 jiwa.

Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Perkelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai


Estate Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2021

12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

0
Bhakti Karya Tanah Merah Pujidadi Binjai Estate

Laki-laki Perempuan Jumlah

Sumber : Puskesmas Binjai Estate

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Binjai Estate
lebih banyak jumlah penduduk laki-laki dengan total 14.635 jiwa, dibandingkan dengan
jumlah penduduk perempuan dengan total 14.624 jiwa. Total jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Binjai Estate adalah 29. 259 jiwa.

Tabel 2.2 Jumlah KK di Wilayah Kerja Binjai Estate Tahun 2021

Kelurahan Jumlah KK

Bhakti Karya 1414

Pujidadi 2100

Tanah Merah 2003

Binjai Estate 3446

Jumlah 8963

Grafik 2.3 Jumlah KK di Wilayah Kerja Binjai Estate Tahun 2021

3,500
3,000
2,500
2,000
KK
1,500
1,000
500
0
Bhakti karya Pujidadi Tanah Merah Binjai Estate

Sumber : Puskesmas Binjai Estate

Dari tabel dan grafik diatas terlihat jumlah kepala keluarga (KK) terbanyak di
Kelurahan Binjai Estate yaitu Sebanyak 3.446 KK. Total jumlah kepala keluarga (KK)
diwilayah kerja Puskesmas Binjai Estate Yaitu Sebanyak 8.963 KK.

2.5.4. Keadaan Sosial Budaya Dan Ekonomi


Masyarakat diwilayah keja Puskesmas Binjai Estate memiliki beragam mata
pencaharian diantaranya yaitu : PNS (Pegawai Negeri Sipil), TNI/POLRI, Petani, Pedagang,
Supir, Penarik becak, Pengusaha, Buruh, Pengerajin. Namun mayoritas penduduk bekerja
sebagai wiraswasta.

Tabel 2.4 Persentase Jenis Pekerjaan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas


Binjai Estate

No Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase

1 Petani 6089 33,5%

2 Wiraswasta 10081 55,4%

3 PNS 893 5%

4 TNI / POLRI 114 0,6%

5 Buruh 1005 5,5%

Grafik 2.5 Persentase Jenis Pekerjaan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai
Estate

Chart Title
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Petani Wiraswasta PNS TNI / POLRI Buruh

2.5.5 Sosial Budaya

Di wilayah kerja Puskesmas Binjai Estate terdapat berbagai Etnis dan Agama yang
dianut masyarakat. Adapun Etnis yang ada antara lain : Jawa, Melayu, Karo, Batak
Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Minang, Aceh, Tionghua, India/Tamil, Nias, Banjar,
Banten. Agama yang dianut masyarakat adalah Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Budha dan Aliran Kepercayaan.

Grafik 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Agama

JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA


25,000
21,191

20,000

15,000

10,000 8,109

5,000
6 5 1
0
Islam Kristen Budha Hindu Aliran Kepercayaan

Islam Kristen Budha


Hindu Aliran Kepercayaan

Sumber : Puskesmas Binjai Estate

Penduduk Wilayah kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate berlatar belakang 50 % suku Jawa
dengan 100 % beragama islam. Perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh adat istiadat
setempat, seperti persatuan yang diwujudkan dalam sikap kegotong royongan yang kokoh. Ini
terlihat pasa acara-acara seperti Selamatan, pernikahan dan masih banyak lagi acara-acara
lain yang sangat mencerminkan budaya atau adat istiadat setempat. Mata pencaharian
penduduk pada umumnya adalah wiraswasta dan petani.

2.5.6 Keadaan Fasilitas Pendidikan


Tingkat Pendidikan / Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap kesehatan,
baik kesehatan secara personal maupun kesehatan Lingkungan. Untuk menunjang Sumber
daya manusia maka diperlukan sarana pendidikan sebagai sarana pengembangan sumber daya
manusia secara normal.
Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Binjai Estate :
Tabel 2.6 : Sarana Pendidikan Diwilayah Kerja Puskesmas Binjai Estate
Tahun 2021

No Pendidikan Status Sekolah Total

Negeri Swasta

1. SD 8 4 12

2. SMP 2 3 5

3. SMA/SMK - 1 1

4. TK - 24 24

5. PAUD - 5 5

Total 10 37 47

Grafik 2.7 Jumlah Sarana Pendidikan

25

20

15 Negeri
Swasta
10
Jumlah

0
SD SMP SMK TK PAUD

2.5.7 Sarana Dan Prasarana Di Wilayan Kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate
a. Sarana Ibadah
1. Jumlah Mesjid : 32 Buah
2. Jumlah Gereja : 2 Buah
b. Sarana Olah raga
1. Jumlah Lapangan Bola Kaki : 1 Buah
2. Jumlah Lapangan Bola Voli : - Buah
3. Jumlah Lapangan Tenis : - Buah
c. Sarana Lingkungan
1. Jumlah Rumah : 7417 Buah
2. Jumlah Rumah Sehat : 7380 Buah
3. Jumlah Rumah Tidak Sehat : 37 Buah
4. Jamban Leher Angsa : 7330 Buah
5. Jamban Tidak Sehat : 4 Buah
6. Jamban Sehat : 7326 Buah
7. Sumur Gali : 7226 Buah
8. Sumur Bor : 100 Buah
9. Sumur gali Sehat : 7330 Buah
10. Sumur Gali Tidak sehat : 4 Buah
11. TUMP : 7 Buah
12. TUMP yang sehat : 7 Buah
13. Tempat-Tempat Yang tidak Sehat : - Buah
14. Jumlah SPAL : 7000 Buah
15. Jenis Industri Kecil : 12 Buah

2.5.8 Keadaan Lingkungan


1. Keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih
Penggunaan air bersih oleh penduduk di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Binjai Estate tahun 2021 paling banyak menggunakan air bersih dari sumur gali
(SGL) hanya sebagian kecil yang menggunakan sumur bor.
2. Keluarga yang memiliki sarana sanitasi dasar
Dari 7.417 rumah yang ada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Binjai Estate,
keluarga yang memiliki sanitasi dasar (Jamban Leher Angsa) Pada tahun 2019
sebanyak 7.330 ,dan Jamban tidak sehat pada tahun 2021 ada sebanyak 4.

3. Rumah sehat dan tempat umum


Dari 7.417 unit rumah, masyarakat yang mempunyai rumah sehat sebanyak
7.380, dan selebihnya tidak di katagorikan kedalam rumah sehat. Dan dari 4
Kelurahan terdapat tempat tempat umum sebanyak 7 tempat umum.

Anda mungkin juga menyukai