Anda di halaman 1dari 5

P E M E R IN T AH K AB U P AT E N C I AN J U R

DINAS KESEHATAN
Jalan Prof.Moch.Yamin No. 8 Cianjur 43214
Tlp. (0263) 261482 email: dinaskesehatancianjur@gmail.com

PROPOASL PENGAJUAN ANTROPOMETRI KIT

Provinsi / Kabupaten : Jawa Barat / Cianjur


Menu Kegiatan : Pengusulan Alat Antropometri Kit
Instansi Pelaksana : Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur

I. PENDAHULUAN
a. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2013 Nomor 100);
3. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Sehat;
4. Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan
Gizi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan
Gizi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Keluarga Sehat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1223);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 117);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020 tentang Peraturan Menteri
Kesehatan Tentang Standar Antropometri;
9. SK Bupati Cianjur Nomor 441.05/Kep.65-Dinkes/2018 Tahun 2018 tentang
Pembentukan Tim Kewaspadaan Pangan dan Gizi dalam penanganan Stunting.
10. SK Bupati Cianjur Nomor : 441.8/Kep.206-Dinkes/2020 tahun 2020 tentang
penetapan Desa Lokus stunting

b. Gambaran Umum
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting
apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar
deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Standar yang dimaksud terdapat
pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi antara lain praktik
pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya layanan kesehatan termasuk ANC,
post natal dan pembelajaran diri yang berkualitas,kurangnya akses terhadap
makanan yang bergizi, dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Intervensi
paling menentukan pada pencegahan dan penanggulangan stunting yaitu pada
1000 Hari Pertama Kehidupan.
8 aksi konvergensi dalam percepatan penanganan stunting perlu
dilaksanakan yang kegiatannya antara lain : Analisis Situasi, Rencana Kegiatan,
Rembug Stunting, Peraturan Bupati terkait, Pembinaan Kader Pembangunan
Manusia, Sistem manajemen Data, Pengukuran dan Publikasi Stunting, Reviu
Kinerja Tahunan. Sehingga agar upaya konvergensi pencegahan stunting diatas
dapat terlaksana dengan baik, maka sebaiknya dilakukan secara terkoordinir,
terpadu, dan bersama-sama. Upaya ini harus melibatkan lintas sektor dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan. Pemerintah daerah
bertanggungjawab dalam memastikan intervensi lintas sektor untuk
pencegahan stunting dapat dilaksanakan secara efektif di tingkat provinsi,
kabupaten/kota sampai dengan tingkat desa.
Pengukuran status gizi balita merupakan aksi ke 7 dari 8 aksi
konvergensi percepatan penurunan stunting. Pengukuran status gizi balita yang
dilaksanakan diantaranya melalui Riset Kesehatan Dasar, Study Status Gizi
Indonesia (SSGI) dan Bulan Penimbangan Balita (BPB). Riskesdas dilaksanakan
setiap 5 tahun 1 kali sedangan SSGI dan BPB dilaksanakan setiap tahun.
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi stunting
Kabupaten Cianjur sebesar 41,72 %, tahun 2018 sebesar 33,5% mengalami
penurunan sebesar 8,2 %, dan hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia tahun
2019 prevalensi stunting turun sebesar 5,98% menjadi 27,52%, sedangkan
tahun 2021 prevalensi stunting Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan
menjadi 33,7% berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia. Berdasarkan hasil
Riskesdas 2013 Kabupaten Cianjur ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten
lokus stunting dari 100 kab/kota seIndonesia, dengan desa lokus stunting
sebanyak 10 desa.
Hasil Bulan Penimbangan Balita dari tahun 2018 sampai dengan tahun
2021 mengalami penurunan secara signifikan dimana prevalensi stunting di
Kabupaten Cianjur 2018 sebesar 9,02% dan mengalami penurunan di tahun
2019 menjadi 6,61%, tahun 2020 prevalensi stunting sebesar 6,38% , tahun
2021 sebesar 4,26% dan tahun 2022 turun menjadi 3,87 %
Berdasarkan Bulan Penimbangan Balita tersebut diatas tahun 2019 desa
lokus stunting di Kabupaten Cianjur bertambah 33 desa menjadi 43 desa lokus
stunting, dan tahun 2020 desa lokus stunting bertambah 7 desa sehingga total
desa lokus menjadi 50 desa lokus. Tahun 2022 desa lokus Kabupaten Cianjur
bertambah lagi 37 desa dan 6 diantaranya termasuk lokus tahun 2020, jadi desa
lokus stunting di Kabupaten Cianjur sampai dengan tahun 2022 sebanyak 81
desa.
Dari data status gizi hasil Riskesdas dan SSGI serta Bulan Penimbangan
Balita terlihat perbedaan secara jelas prevalensi stunting hasil riskesdas dengan
data prevalensi stunting hasil bulan penimbangan balita, dimana prevalensi
hasil bulan penimbangan balita lebih rendah, di tahun 2022 hasil Studi Status
Gizi Indonesia prevalensi stunting sebesar 13,6% sedangkan hasil bulan
penimbangan balita hanya 3,87%. Hal ini disebabkan karena ada perbedaan
dalam jumlah sampel, cara pengambilan sampel , petugas pengukuran dan alat
ukur yang digunakan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas data hasil pengukuran status gizi
balita salah satunya di perlukan alat ukur yang sesuai dengan standart meliputi
alat ukur berat badan, Panjang/tinggi badan, lingkar lengan dan lingkar kepala .
Antropometri Kit yang ada di puskesmas sampai dengan tahun 2022
sebanyak 392 set, belum sebanding dengan jumlah desa dan posyandu yang ada
di Kabupaten Cianjur. Jumlah desa sebanyak 360 desa, posyandu sebanyak
2933, 586 posyandu diantaranya terdapat di 37 Desa lokus stunting tahun 2023
dan 506 posyandu berada di puskesmas terdampak gempa Cianjur.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Tersedianya alat Antropometri Untuk meningkatkan kualitas data balita hasil
pengukuran sehingga didapatkan data status gizi balita yang akurat .
Penerima manfaat
Puskesmas di Kabupaten Cianjur sebanyak 44 puskesmas di Kabupaten Cianjur
dengan mengacu kepada jumlah posyandu yang ada di tiap puskesmas dan
puskesmas yang memiliki antroometri KIT.(seperti terlampir)

III. DATA JUMLAH KETERSEDIAN DAN DAFTAR RENCANA DISTRIBUSI


Jumlah antropometri Kit yang ada di puskesmas sebanyak 392 set, jumlah
posyandu sebanyak 2933 posyandu,

Total
Antrop Jumlah Jumlah DAH N
No Puskesmas Kebutuhan Kebutuhan
di Desa Posyandu Fisik 2023
Pusk
1 2 3 4 5 6 7 9
1 Cianjurkota 14 4 82 68 65 3
2 Muka 0 3 56 56 48 8
3 Nagrak 0 4 51 51 42 9
4 Cibeber 14 11 97 83 79 4
5 Cibaregbeg 7 7 56 49 48 1
6 Warungkondang 3 11 83 80 66 14
7 Gekbrong 1 8 61 60 53 7
8 Cilaku 0 10 115 115 96 19
9 Karangtengah 8 8 82 74 72 2
10 Ciherang 13 8 80 67 64 3
11 Ciranjang 14 9 95 81 77 4
12 Bojongpicung 7 6 46 39 38 1
13 Cikondang 11 5 36 25 23 2
14 Sukaluyu 9 10 100 91 88 3
15 Haurwangi 14 8 85 71 68 3
16 Mande 7 7 52 45 44 1
17 Kademangan 7 5 46 39 38 1
18 Cikalongkulon 11 11 61 50 47 3
19 Cijagang 12 7 46 34 32 2
20 Cugenang 6 9 74 68 65 3
21 Cijedil 0 7 59 59 51 8
22 Pacet 2 4 63 61 54 7
23 Sukanagalih 7 3 44 37 36 1
24 Cipanas 10 7 130 120 117 3
25 Sukaresmi 11 7 62 51 48 3
26 Sukamahi 11 4 35 24 22 2
27 Campaka 13 11 83 70 67 3
28 Campakamulya 11 5 47 36 33 3
29 Sukanagara 13 10 71 58 55 3
30 Pagelaran 12 6 52 40 37 3
31 Sindangkerta 11 8 55 44 41 3
32 Pasirkuda 11 9 50 39 36 3
33 Tanggeung 12 12 68 56 53 3
34 Kadupandak 7 14 84 77 75 2
35 Cijati 5 5 27 22 21 1
36 Bojonglarang 6 5 24 18 17 1
37 Takokak 7 9 72 65 63 2
38 Cibinong 7 8 55 48 47 1
39 Gunungbitung 11 6 29 18 16 2
40 Cikadu 6 5 28 22 21 1
41 kalapanunggal 1 5 30 29 29
42 Cibuluh 7 6 35 28 27 1
43 Cidaun 8 8 59 51 51
44 Sindangbarang 12 11 74 62 59 3
45 Agrabinta 8 11 54 46 46
46 Leles 12 12 58 46 44 2
47 Naringgul 13 11 82 69 66 3
Jumlah 392 360 2934 2542 2385 157

IV. PENUTUP
Demikian gambaran singkat pengajuan kami untuk pengadaan antropometri kit di Kabupaten
Cianjur. Besar harapan pengajuan antropometri kit dapat di terima sebagai upaya peningkatan
kualitas data balita hasil pengukuran untuk meningkatkan status gizi balita di Kabupaten Cianjur.

Cianjur, 29 Maret 2023


Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Cianjur

dr. H. Irvan Nur Fauzy, M.Kes.


NIP. 19790114 200501 1008

Anda mungkin juga menyukai