Anda di halaman 1dari 122

ABSTRAK

PERENCANAAN BISNIS KLINIK PRATAMA GHOISAN MEDIKA


Nurridwan Homsana
1417101004

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERITAS WIDYATAMA
BANDUNG

Kabupaten Garut merupakan wilayah dengan populasi penduduk sebanyak 2.228.711 orang, saat
ini memiliki 740 klinik dengan jumlah terbanyak di pusat kota sebanyak 63 klinik. Dan Kecamatan
Kadungora dengan populasi penduduk sebanyak 85.480 hanya memiliki 25 klinik, sehingga
memiliki peluang yang besar untuk medirikan bisnis jasa kesehatan Klinik.

Perencanaan ini untuk mengetahui dan menganalisis peluang bisnis pelayanan jasa kesehatan
dengan nama Klinik Pratama Ghoisan Medika dengan metode penelitian secara deskriptif
kualitatif yang berdasarkan aspek-aspek kewirausahaan model Timmons dan aspek lainnya seperti
aspek lingkungan bisnis, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis atau operasional, aspek
sumber daya manusia dan aspek legal.

Berdasarkan hasil dari penelitian baik dari aspek lingkungan bisnis, aspek pemasaran, aspek teknis
atau operasional, aspek sumber daya manusia dan aspek legal menunjukan investasi untuk bisnis
Klinik Pratama Ghoisan Medika memiliki prospek yang positif dan hal ini dapat dibuktikan secara
aspek keuangan dengan investasi sebesar Rp. 430.162.400,-, dimana sumber permodalan yang
berasal dari modal pemilik sendiri, dengan kata lain Klinik Pratama Ghoisan Medika
menggunakan strategi Bootstrapping dalam mendapatkan sumber permodalannya. NPV positif
sebesar Rp. 1.551.325.894,-, IRR 17 persen, PI 4,6 persen dan waktu pengembalian investasi
selama 2 tahun. Hasil ini menunjukan bahwa pelayanan jasa kesehatan Klinik Pratama Ghoisan Medika
layak untuk dilaksanakan karena dapat memberi keuntungan.

Kata kunci : Perencanaan bisnis, kelayakan bisnis, Pelayanan jasa kesehatan

iii
ABSTRACT
PRATAMA GHOISAN MEDIKA CLINIC BUSINESS PLAN
Nurridwan Homsana
1417101004

MAGISTER MANAGEMENT
UNIVERITAS WIDYATAMA
BANDUNG

Garut Regency is a region with population of 2,228,711 people, which currently has
740 clinics with the highest number is in the city center with total of 63 clinics.
Meanwhile, Kadungora Subdistrict with a population of 85,480 only has 25 clinics, so
it has a great opportunity to establish a Clinical health services business.

This Plan was to study and analyze health service business opportunities with Pratama
Ghoisan Medika Clinic based on entrepreneurial aspects of the “Timmon Models” and
other aspects such as business environment, marketing, financial, technical and
operational, human resources and legal aspects.

Based on the results of research both from the aspects of the business environment,
marketing, technical or operational, human resources and legal aspects showed that
investment for business Pratama Clinic Ghoisan Medika had a positive prospect and
this could be proven in financial aspects with an investment of Rp. 430,162,400,-,
where the capital sources originated from the owner’s capital, in other words Pratama
Ghoisan Medika Clinic used “Bootstrapping” Strategy in obtaining its own source
capital. The results of NPV was Positive which is Rp. 1.551.325.894,-, IRR 17%, PI
4,6%, and time of return on investment for 2 years. These results showed that the health
services of Pratama Goisan Medika Clinic were feasible because they can provide
benefits.

Keywords : Business plan, Business feasibility, Health Services

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan sektor yang menjadi perhatian dunia, karena kesehatan

merupakan salah satu komponen terpenting untuk pertumbuhan ekonomi suatu

bangsa. Begitupun Indonesia yang saat ini menempati peringkat 131 di dunia dalam

hal investasi Pendidikan dan pelayanan kesehatan, hal ini menjadikan pelayanan

kesehatan merupakan salah satu sektor yang paling diperhatikan oleh pemerintah dan

ini dapat dilihat dari anggaran yang dianggarkan pemerintah tahun 2018 sebesar 87,80

triliun untuk pembiayaan BPJS kesehatan (https://ekonomi.kompas.com/2018).

Permintaan terhadap pelayanan medis bertambah seiring dengan harapan

hidup yang semakin meningkat serta pertumbuhan populasi penduduk yang semakin

tinggi. Masalah kesehatan penduduk semakin komplek karena pola hidup yang tidak

sehat apalagi di daerah pedesaan dan daerah terpencil, hal ini terlihat dengan semakin

meningkatnya masyarakat yang berobat ke puskesmas-puskesmas bahkan ke rumah

sakit padahal lokasinya sangat jauh dari rumahnya. Untuk mengatasi masalah tersebut

maka sektor pelayanan medis fasilitas kesehatan seperti klinik pengobatan kesehatan

sangat dibutuhkan, hal ini sesuai dengan Permenkes RI no. 28/MENKES/PER/I/2011

tentang Klinik (Berita Negara Republik Indonesia, 2014: 1).

1
2

Jawa Barat sebagai provinsi terbesar dan terpadat di Indonesia menjadi perhatian

terbesar pemerintah tanpa mengesampingkan provinsi yang lainnya, dimana

berdasarkan data hingga Februari 2018 untuk Kedeputian Wilayah Jawa Barat, terdapat

lebih dari 31 juta jiwa penduduk yang telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, terdapat

total 2.050 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bermitra dengan BPJS

Kesehatan yang terdiri atas 830 Puskesmas, 671 Klinik Pratama, 413 Dokter Praktik

Perorangan, 59 Dokter Praktik Gigi Perorangan, 77 Klinik TNI/Polri (tribunjabar,

2018).

Rasio ideal antara dokter dan jumlah penduduk di garut terutama di daerah

terpencil masih terlalu tinggi, dimana seharusnya rasio ideal menurut WHO adalah 1 :

2.500 ( http://rakyatkaltara.prokal.co/2018). Contohnya daerah cikajang rasionya 1 :

3.078, Banjarwangi rasionya 1 : 6.666, Singajaya rasionya 1 : 3.494, dan daerah

terpencil lainnya rata-rata rasionya diatas rasio ideal WHO. Hal ini menunjukkan

bahwa peluang untuk membuka usaha klinik masih sangat menjanjikan.

Tabel 1.1 JUMLAH FASILITAS KESEHATAN MENURUT KECAMATAN


DI KABUPATEN GARUT, 2017
Rumah Puskesmas Posyandu Klinik/Balai
Rumah Polindes
Kecamatan Bersalin Public Maternal & Kesehatan
Sakit Village
Subdistrict Maternity Health Child Health Clinic/Health
Hospital Maternity
Hospital Center Center Center
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Cisewu 1 55 8 5
2 Caringin 1 41 6
3 Talegong 1 42 5 1
4 Bungbulang 1 109 17 2
5 Mekarmukti 1 39 4 1
3

Rumah Puskesmas Posyandu Klinik/Balai


Rumah Polindes
Kecamatan Bersalin Public Maternal & Kesehatan
Sakit Village
Subdistrict Maternity Health Child Health Clinic/Health
Hospital Maternity
Hospital Center Center Center
6 Pamulihan 2 38 10 1
7 Pakenjeng 2 79 20
8 Cikelet 2 63 20
9 Pameungpeuk 1 1 87 17 1
10 Cibalong 2 84 13 2
11 Cisompet 1 101 7 8
12 Peundeuy 1 59 6
13 Singajaya 1 67 10 4
14 Cihurip 1 27 4
15 Cikajang 1 103 23 2
16 Banjarwangi 1 73 5 4
17 Cilawu 3 2 164 31 2
18 Bayongbong 2 158 26 2
19 Cigedug 1 64 5 1
20 Cisurupan 2 97 36 8
21 Sukaresmi 1 49 7
22 Samarang 2 121 22 6
23 Pasirwangi 2 94 6 2
24 Tarogong Kidul 2 3 3 146 60 1
25 Tarogong Kaler 3 138 35
26 Garut Kota 1 1 207 63
27 Karangpawitan 2 1 227 26 2
28 Wanaraja 1 67 16 1
29 Sucinaraja 3 59 11
30 Pangatikan 1 78 17
31 Sukawening 3 108 20
32 Karangtengah 2 46 3
33 Banyuresmi 2 124 21 1
34 Leles 1 106 26 4
35 Leuwigoong 1 89 7 2
36 Cibatu 1 133 21 4
37 Kersamanah 2 57 13
38 Cibiuk 1 43 6
39 Kadungora 1 128 25
Blubur
40 2 142 21
Limbangan
41 Selaawi 1 64 12
4

42 Malangbong 2 135 29 2
Garut 6 6 64 3 911 740 69
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Garut tahun 2017

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan sebagai Badan Hukum

Publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk

menyelenggarakan jaminan kesehatan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama

untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis

Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

Dimana setiap klinik harus melakukan kerja sama dengan BPJS sebagai penyelenggara

untuk setiap peserta BPJS yang akan memeriksakan kesehatannya.

Gambar 1.1

Sumber : Dapodik Disdik Provinsi Jawa Barat Periode 29 Januari 2018


5

Pensiunan PNS semakin banyak, begitupun di Kabupaten Garut jumlah sma

dan smk garut saja diprediksikan lima tahun ke depan sebanyak 1.396 orang akan

pensiun dan hal ini belum untuk instansi-instansi pemerintah lainnya.

Karakteristik pensiunan terutama untuk usia diatas 60 tahun biasanya pelik,

dimana mereka mempunyai sifat yang lebih sensitif dan cerewet mengenai kesehatan

pribadinya,sehingga anggota BPJS dari pensiunan ini dihindari oleh klinik-klinik

karena kepelikannya tersebut dimana para pensiunan ini dalam satu bulan bisa

beberapa kali kunjungan ke kliniknya, sedangkan klaim dari BPJSnya tetap hanya Rp.

8.000,- perbulannya, jadi para pensiunan ini bisa menjadikan kerugian bagi klinik

sebagai kepersertaannya, tetapi ada kelebihan dari pasien para pensiunan ini yaitu

mereka rata-rata memiliki loyalitas yang tinggi dan mudah dipengaruhi sehingga

memudahkan untuk mendapatkan kepercayaan dari para pasien pensiunan tersebut.

Menurut David dan Rangkuti (2010:145), analisis Five Forces Model Porter

mengatakan suatu gambaran yang kuat untuk mengetahui tingkatan persaingan didalam

sebuah industri, dimana kelima metode tersebut adalah ancaman daya tawar pemasok,

dan daya tawar pembeli, produk substitusi, persaingan antar perusahaan saingan. Hasil

dari analisa Five Forces juga bertujuan untuk mendapatkan nilai apakah industri

tersebut masih berpotensi atau justru sebaliknya, sedangka dari sisi keuntungan pun

dapat diukur pengusaha dengan cara mempengaruhi atau mengubah situasi dengan

konsep-konsep pengembangan karena kelima kekuatan tersebut merupakan penentu

intensitas persaingan dan sebagai daya tarik pasar.


6

Five force ini akan menganalisis tentang bisnis Klinik di kabupaten Garut serta

pengembangan bisnis dan lingkungan persaingan diantaranya :

a. Ancaman daya tawar Pemasok

Dalam model Five Forces ini lebih menekankan pada pemasok yang

memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis. Pemasok merupakan

tempat dimana kita membeli sejumlah barang atau jasa dari supplier untuk

digunakan pembeli. Dalam hal ini, pemasok meliputi perusahaan yang

bergerak di bidang penyediaan obat-obat dan supplier alat-alat kesehatan.

a. Dominasi Pemasok

saat ini pemasok pengadaan obat hampir semua klinik di garut menggunakan

jasa pengadaan obat dari Apotik Planet yang terletak di bandung, karena

apotik planet ini memberikan pelayanan system jemput bola dengan harga

yang lebih kompetitif dan pembayarannya bisa dibayar bulan berikutnya,

sedangkan untuk alat- alat kesehatan pemasoknya tidak ada yang

mendominasi karena klinik-klinik biasanya membeli langsung ke bandung

atau membeli ke toko alat kesehatan di Garut.

b. Produksi Pemasok

sampai saat ini obat-obatan yang dibutuhkan klinik-klinik di Garut masih

dapat dipenuhi oleh Pemasok, sedangkan untuk alat kesehatan tidak pernah

masalah selalu tersedia.


7

c. Produk Pengganti

Kekuatan tawar menawar pemasok tidak menjadi hambatan yang signifikan

dikarenakan di garut masih banyak apotik obat-obatan walaupun harganya

lebih mahal.

b. Kekuatan Tawar menawar Pembeli

Dalam Five Forces model ini dimana para pasien atau konsumen memiliki

posisi yang cukup penting terhadap keberlangsungan dan perkembangan bisnis

para pelaku usaha klinik, apalagi saat ini dengan adanya layanan kesehatan

BPJS maka sebagian besar konsumen berasal dari para peserta BPJS tersebut.

BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan per desember 2018 telah terdaftar

sebanyak 50,5 juta peserta, dan tahun 2019 BPJS Ketenagakerjaan menargetkan

sebanyak 71 juta peserta (https://ekonomi.kompas.com/2019), hal ini

menunjukkan bahwa masih besarnya potensi peluang usaha klinik terutama

yang melakukan kerja sama dengan BPJS.

Saat ini BPJS di Garut sedang menggarap sopir angkutan umum dan barang

dengan target dua ribuan peserta, juga para pedagang kecil menengah yang

mempunyai potensi cukup banyak (https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/

berita/13989/BPJS-Ketenagakerjaan-Garut-Garap-Potensi-Profesi-Supir ).

Kotler dan Keller (2016:27) menyatakan “marketing is meeting needs

profitability”, Pemasaran merupakan hal yang dilakukan untuk memenuhi

setiap kebutuhan (kebutuhan konsumen) dengan cara-cara yang

menguntungkan semua pihak. Masyarakat Garut mempunyai sifat loyalitas


8

yang cukup tinggi selama kita dapat memenuhi kebutuhannya dan nyaman bagi

mereka hal ini dapat dilihat dari banyaknya kepesertaan ditiap klinik yang

jarang meminta untuk pindah ke klinik lain padahal jarak lebih jauh.

c. Persaingan antara perusahaan yang ada

Kompetitor dalam hal ini adalah pemain yang menjual jasa sejenis, seperti

keberadaan klinik-klinik, dokter praktek swasta dan puskesmas yang sudah

lama keberadaannya di Kabupaten Garut. Berdasarkan BPS Kabupaten Garut

sampai dengan bulan April 2018 di kabupaten Garut terdapat 804 instansi

kesehatan yang terdiri dari 64 Puskesmas dan 740 balai kesehatan

(https://garutkab.bps.go.id/2018). Sampai saat ini rata-rata strategi klinik yang

ada di garut bersifat pasif dalam arti mereka hanya menunggu dan

mempengaruhi para pasien yang datang untuk mengajak orang lain untuk

menjadi kepesertaan di kliniknya, sedangkan menurut data di atas potensi

pensiunan di Kabupaten Garut begitu besar dan program-program baru BPJS

untuk pencapaian targetnya. Hal ini menunjukkan masih besarnya potensi di

bisnis Klinik.

d. Ancaman Produk Pengganti

Produk atau jasa pengganti yang di maksud adalah munculnya produk-produk

(jasa) baru dari perusahaan lain yang mempunyai fungsi hampir menyerupai

dengan produk-produk yang ada. Mulai dari segmen pasar yang dituju hingga

biasanya yang membedakan hanya dari sisi kemasannya produk dan kualitas
9

bahan-bahan yang dipakai. Adapaun produk-produk jasa kesehatan yang

berlaku di Kabupaten Garut selain kesehatan yang formal, yaitu:

a. Praktek Kesehatan Tradisional

b. Adanya Praktek Pengobatan Komplementer

c. Adanya Praktek Pengobatan Alternative

e. Ancaman Pesaing Baru

Pendatang baru di sini didefinisikan sebagai munculnya perusahaan-perusahaan

lain yang bergerak dalam bidang bisnis yang sama dengan perusahaan terkait.

Biasanya pendatang baru ini sudah melakukan analisa terhadap perusahaan

terkait sehingga produk yang dibuat harapannya dapat menjadi produk yang

dapat mengancam keberlangsungan dari perusahaan terkait itu sendiri. Hal-hal

yang akan muncul akibat dari ancaman para pesaing baru adalah :

a. Jumlah Instansi Kesehatan Baru

Adanya instansi pelayanan kesehatan lain seperti puskesmas, klinik, maupun

Rumah Sakit lain akan mengakibatkan terancamnya posisi Klinik tersebut.

Hal ini dikarenakan adanya saingan yang dapat mencuri perhatian dari pasien.

b. SDM baru yang berkompeten

SDM yang berkompeten akan menghasilkan sebuah pelayan kesehatan yang

baik pula.

c. Perbedaan Fasilitas Di Instansi Kesehatan


10

Kelengakapan sarana dan prasaran yang dapat menunjang pelayanan

kesehatan yang ada sehingga kebutuhan pasien terpenuhi.

Dari penjelasan dan uraian di atas mengenai bagaimana analisis Porter’s Five

Forces dan lingkungan bisnis Klinik di Kabupaten Garut maka dengan ini penulis akan

mengurai rencana bisnis dan menganalisa cara untuk dapat memenangkan pasar di

bisnis Klinik Pratama dengan memberikan nama Klinik Ghoisan Medika. Oleh sebab

itu, diperlukan kajian lebih lanjut sehingga dalam penelitian ini penulis ingin

mengangkat judul “Perencanaan Bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika”.

1.2. Identifikasi Masalah, Pembatasan Penelitian, dan Rumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Banyaknya pegawai PNS yang akan pensiun dan penerimaan pegawai PNS

setiap tahunnya, besarnya target baru BPJS dalam pencapaian target ketenagakerjaan

diberbagai bidang dan masih banyaknya masyarakat yang terdaftar sebagai peserta

mandiri BPJS juga para masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS.

Sedangkan rata-rata klinik di Garut bersifat pasif dalam melakukan strategi

pemasarannya, hal ini menjadikan potensi yang besar untuk menjadi klinik yang

menghasilkan laba yang baik. Untuk itu dibutuhkan analisis pengembangan bisnis

untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Garut.

1.2.2. Pembatasan Masalah


11

Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi

permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan

kemampuan, maka perlu dibuat batasan masalah secara jelas dan terfokus.

Selanjutnya masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada

Analisis Perencanaan Bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika di Kabupaten Garut.

1.2.3. Rumusan Masalah

Berikut ini merupakan rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan pada

identifikasi masalah diatas, yaitu:

1. Bagaimana Perencanaan bisnis yang dapat diterapkan perusahaan untuk

menjalankan bisnis Kliniknya yang sesuai dengan aspek-aspek lingkungan bisnis,

legal, pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan keuangan?

2. Bagaimana perencanaan bisnis Klinik ini layak berdasarkan aspek-aspek

kewirausahaan yang dikenal sebagai “Timmons Model” ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan menganalisis perencanaan bisnis yang dapat diterapkan

perusahaan untuk menjalankan bisnis Kliniknya yang sesuai dengan aspek-aspek

lingkungan bisnis, legal, pemasaran , operasional, sumber daya manusia dan

keuangan.

2. Mengetahui dan menganalisis perencanaan bisnis Klinik ini layak berdasarkan

aspek-aspek kewirausahaan yang dikenal sebagai “Timmons Model”.


12

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat untuk beberapa hal

sebagai berikut :

1. Implikasi Akademik

Untuk menambahkan wawasan penulis maupun pembaca dan untuk penelitian

selanjutnya. Penelitian ini dapat berguna untuk pengembangan ilmu

kewirausahaan dan menambahkan pengetahuan serta wawasan yang berkaitan

dengan masalah perencanaan bisnis Klinik yang ditinjau dari aspek kelayakan

usaha dan aspek – aspek kewirausahaan.

2. Implikasi Manajerial

Dari segi praktisi penelitian ini adalah untuk masukan bagi orang yang akan

menjalankan usaha ini, diharapkan dapat dijadikan pengembangan usaha yang

sedang dijalankan dan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.


BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. KAJIAN TEORITIS

2.1.1 Entrepreneurship

Entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis, yakni entreprendre yang

berarti melakukan (to under take), dalam arti melakukan kegiatan mengorganisir

dan mengatur. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon pada

tahun 1755 dalam tulisannya Essai Sur la Nature du Commerce en General. Pada

masa itu istilah entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli

barang di daerah-daerah dan kemudian menjualnya dengan harga yang tidak

pasti. Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh (Schumpeter dalam

Alma, 2011) entrepreneur as the person who destroys the existing economic order

by introducing new products and services, by creating new forms of organizations,

or by exploiting new raw material. (Seorang wirausaha adalah orang yang

mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa

yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku

baru).

Menurut Fahmi (2016: 1) Entrepreurship adalah suatu ilmu yang mengkaji

tentang pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani

menanggung resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil

karya tersebut. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang.

Danang Sunyoto (2013) memiliki pandangan berbeda. Menurutnya,

entrepreneurship adalah suatu sikap untuk menciptakan sesuatu yang baru serta

13
14

bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Menurut definisi ini, entrepreneurship

tidak hanya tentang mencari keuntungan pribadi, namun juga harus mempunyai

nilai sosial.

Sedangkan menurut Kasmir (2013:20) menurutnya, entrepreneurship

merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang entrepreneur adalah orang

yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada

sebelumnya, atau bisa juga dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang

ada.

Sementara itu menurut Suryana (2013:2) kewirausahaan adalah suatu

disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku

seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang

dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan

suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat diterapkan

dalam bentuk penerapan kreativitas dan keinovasian.

Menurut Fahmi (2014:1) kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji

tentang pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani

menanggung resiko terhadap pekerjaan yang telah dilakukan demi mewujudkan

hasil karya tersebut.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas

mengenai baik mengenai kewirausahaan maupun entrepreneurship maka dapat

disimpulkan bahwa untuk dapat menjadi seorang entrepreneur kita harus memiliki

kemampuan untuk dapat menciptakan peluang melalui ide – ide baru yang kreatif
15

dan inovatif serta mampu mengahadapi resiko dengan cara memanfaatkan sumber

daya dan mengelola sumber daya tersebut agar dapat memberikan keuntungan baik

bagi diri sendiri, organisasi dan sosial.

2.1.2. Karakteristik Kewirausahaan

Menurut Frinces (2011: 30) bahwa dari berbagai studi terdahulu telah

diidentifikasi banyak karakteristik yang melekat pada wirausaha. Tidak setiap

wirausaha memiliki semua karakteristik, tetapi dapat dikatakan secara umum

sebagai berikut:

1. Mempunyai kepribadian yang produktif.

2. Kreatif, inovatif, inisiatif, dan berimajinasi.

3. Profesional.

4. Memiliki kemandirian yang tinggi.

5. Kebutuhan untuk bebas dan kecepatan dalam bertindak.

6. Bekerja keras dan disiplin.

7. Berani dan cepat dalam pengambilan keputusan.

8. Pekerja keras.

9. Berpikir dan bersifat positif.

10. Siap menerima resiko dan rugi

Menurut Scarborouhgt dan Thomas (1993:6-7) dalam Suryana (2013:23)

Seorang wirausahawan pada umumnya memiliki karakter sebagai berikut :

1. Memiliki rasa tanggung jawab


16

Wirausahawan memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap hasil atau

usaha yang mereka jalankan. Sangat fokus untuk mengendalikan sumber daya

yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Memilih resiko yang moderat

Wirausahawan menjalankan bisnisnya dengan memperhitungkan resiko yang

bersedia ditanggungnya. Dalam hal ini, wirausahawan menetapkan tujuan yang

realistis dan dapat diraih.

3. Memiliki percaya diri terhadap kemampuan sendiri penting bagi wirausahawan

untuk selalu optimis pada kemampuannya dalam meraih kesuksesan. Dengan

tingkat optimis yang tinggi, hambatan demi hambatan harus dapat dilalui

sebelum akhirnya berhasil.

4. Menghendaki umpan balik dengan secepat mungkin

Wirausahawan harus menikmati tantangan dalam menjalankan bisnisnya dan

terus-menerus mencari umpan balik untuk mengetahui sebaik apa mereka

berusaha.

5. Memiliki semangat yang tinggi dan pekerja keras

Wirausahawan harus lebih enerjik dibandingkan kebanyakan orang. Energi ini

menjadi faktor penentu mengingat luar biasanya upaya yang harus dilakukan

untuk menjalankan usaha (bisnis).

6. Memiliki orientasi ke depan

Wirausahawan yang sukses memiliki kepekaan yang tinggi dalam melihat

peluang dan fokus pada masa depan.

7. Memiliki keterampilan berorganisasi


17

Wirausahawan harus mengetahui bagaimana mengelola organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari perencanaan, pengendalian,

hingga memperkerjakan orang-orang yang tepat sesuai dengan tugasnya

masing-masing.

8. Memiliki tingkat keuletan yang tinggi

Wirausahawan harus memiliki tekad baja untuk mecapai visi dan misi yang

diimpikannya. Wirausaha harus terus mencoba untuk menaklukan segala

hambatan dan rintangan menuju sasaran bisnis yang telah ditetapkan.

Menurut McClelland dalam buku M.Wiratmo (2001) karakteristik

wirausahawan adalah sebagai berikut :

1. Keinginan untuk berprestasi

Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang

yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan

merupakan tantangan dari bagi individu.

2. Keinginan untuk bertanggung jawab

Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagai pencapaian

tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara

bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap

hasil yang dicapai.

3. Referensi kepada resiko-resiko menengah

Wirausahawan bukanlah penjudi, mereka memilih menentapkan tujuan-tujuan

yang membutuhkan tungkat kinerja yang tinggi, suatu tingkakan yang mereka

percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi
18

4. Persepsi pada kemungkinan berhasil

Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas

kepribadian wirausahawan yang penting. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya

tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan

melanjutkan tugas-tugas tersebut.

5. Rangsangan oleh umpan balik

Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal mereka kerjakan, apakah

umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil

kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.

6. Aktivitas enerjik

Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-

rata orang. Mereka besifat aktif mempunyai proporsi waktu yang besar dalam

mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan

waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada

kerja yang mereka lakukan.

7. Orientasi ke masa depan

Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir kedepan, mencari dan

mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.

8. Keterampilan dalam pengorganisasian

Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan

orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obuektif di dalam memilih

individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan

bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.


19

9. Sikap terhadap uang

Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi

kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari

tercapainya tujuan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka.

Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik wirausahawan diatas maka

kami dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan harus

memiliki karakteristik sebagai berikut :

- Memiliki Kepercayaan diri yang tinggi

- Mampu bekerja keras

- Visioner

- Mampu mengambil resiko, dan

- Memiliki kemampuan dalam mengorganisasikan usahanya.

2.1.3. Peran dan Fungsi Kewirausahaan

Menurut Suryana (2009:4) terdapat fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat

melalui dua pendekatan yaitu secara mikro dan makro.

1. Secara Mikro

Wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan

perencana (planner). Sebagai penemu wirausaha menemukan dan menciptakan

sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan

sebagainya. Sedangkan sebagai perencana wirausaha berperan merancang

tindakan dan usaha baru merencanakan strategi usaha baru, merencakan ide-

ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang

baru dan lain-lain.


20

2. Secara Makro

Peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan,

dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan

perekonomian suatu negara.

Menurut Fahmi (2013:3) Ada beberapa peran dan fungsi keberadaan atau

pengaruh ilmu kewirausahaan dalam mendukung arah pengembangan

wirausahawan, yaitu antara lain :

1. Mampu memberi semangat atau motivasi pada diri seseorang untuk bisa

melakukan sesuatu yang selama ini sulit untuk ia wujudkan namun menjadi

kenyataan.

2. Ilmu kewirausahaan memiliki peran dan fungsi untuk mengarahkan seseorang

bekerja secara lebih teratur serta sistematis dan juga terfokus dalam

mewujudkan mimpi-mimpinya.

3. Mampu memberi inspirasi pada banyak orang bahwa setiap menemukan

masalah maka disana akan ditemukan peluang bisnis untuk dikembangkan.

Artinya setiap orang diajarkan untuk membentuk semangat “solving problem”.

4. Nilai positif yang tertinggi dari peran dan fungsi ilmu kewirausahaan pada saat

dipraktekkan oleh banyak orang maka angka pengangguran akan terjadi

penurunan. Dan ini bisa memperingan beban negara dalam usaha menciptakan

lapangan pekerjaan.
21

2.1.4. Bisnis dan Lingkungan Bisnis

2.1.4.1. Pengertian Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau

jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7), bisnis adalah usaha yang dijalankan

yang tujuan utamanya adalah keuntungan.

Menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005:3) dalam bukunya

yang berjudul “Business : its nature and environment : An Introduction”

yang dikutip oleh Umar, bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh

orang- orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang

menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan

memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.

Menurut Grififin dan Ebert (2007:4), bisnis adalah organisasi yang

menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba.

Dalam ekonomi kapitalis, di mana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak

swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran

para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan

sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua

bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang

bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras

dengan sistem sosialistik, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh

pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.


22

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau sekelompok

orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis

sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata

bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan

ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih

luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya bisnis pertelevisian.

Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh

komunitas penyedia barang dan jasa. Namun definisi bisnis yang tepat masih

menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

2.1.4.2. Lingkungan Bisnis

Menurut Glueck and Jauch dalam penelitian Wispandono (2010:154)

bahwa: Lingkungan bisnis meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat

menimbulkan peluang atau ancaman bagi perusahaan. Analisis diartikan sebagai

penelusuran peluang atau ancaman sampai ke pangkalnya. Analisis lingkungan

diartikan sebagai proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor

lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46)

mengemukakan bahwa Lingkungan (environment) merupakan salah satu faktor

yang sangat diperhitungkan dalam pengelolaan kegiatan bisnis. Lingkungan sangat

berpengaruh dalam perencanaan strategi bisnis.

Menurut Suryana (2006: 106) mengemukakan bahwa lingkungan usaha

dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannnya perusahaan. Lingkungan


23

yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan internal

dan eksternal.

R.A. Supriono dalam buku Herry Achmad Buchorydan Djaslim Saladin

(2010: 46-47) mengemukakan beberapa alasan pentingnya analisis faktor

lingkungan dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis sehingga para pimpinan

perusahaan perlu mennganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan

tersebut.

2. Para pimpinan perlu menyelidiki lingkungan, khususnya untuk:

a. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang

mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.

b. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang

mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.

3. Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis dan diagnosis

lingkungan umumnya lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak

melakukannya.

2.1.4.3. Lingkungan Internal

Menurut Echdar (2013: 86) mengelompokkan faktor internal ke dalam dua

persfektif yaitu perspektif individu dan perspektif perusahaan atau bisnis. Faktor

internal dari persfektif perusahaan terdiri dari empat kemampuan utama yaitu

Finance, Marketing, Operational, dan Human Resource.


24

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:49)

mengemukakan bahwa Lingkungan internal adalah para pelaku yang secara

langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan.

Menurut Saydam dalam penelitian I Gusti Putu Darya (2011:66) bahwa,

lingkungan internal mungkin dapat dikendalikan secara organisator oleh pelaku

usaha sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa lingkungan internal merupakan cerminan kekuatan atau kelemahan dari

suatu organisasi perusahaan dan dapat mencerminkan kemampuan manajemen

untuk mengelola perusahaan. Hal ini dapat menunjukkan kekuatan sumber daya,

meliputi segala aspek material atau non material yang dimiliki perusahaan dalam

menjalankan usaha dan fungsinya untuk berproduksi secara komersial.

Pengkategorian analisis lingkungan internal sering diarahkan pada lima aspek,

yaitu:

1. Pemasaran, pengertian pemasaran menurut Kotler (2009) adalah suatu

prosessosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan.

2. Keuangan atau permodalan, kondisi keuangan perusahaan menjadikan ukuran

dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi investor.

Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan dalam suatu organisasi sangat

penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif (David, 2009).

3. Produksi, fungsi produksi/operasi mencakup semua aktivitas yang mengubah

input menjadi barang atau jasa. Kegiatan produksi dan operasi perusahaan
25

paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas dan

produktifivas (Umar, 2008).

4. Sumberdaya manusia, manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi

perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku

positif dikalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor- faktor yang perlu

diperhatikan adalah: langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM,

keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan

(Umar, 2008).

5. Lokasi Industri, aktivitas ekonomi suatu perusahaan/industri akan sangat

dipengaruhi oleh lokasi industri yang ditempatinya. Keputusan lokasi yang

dipilih merupakan keputusan tentang bagaimana perusahaan- perusahaan

memutuskan dimana lokasi pabriknya atau fasilitas-fasilitas produksinya

secara optimal.

2.1.4.4. Lingkungan Eksternal

Menurut Pearce and Robinson; Hunger and Whelen dalam penelitian I Gusti

Putu Darya (2011:66) menyatakan bahwa Lingkungan eksternal suatu perusahaan

memberikan banyak tantangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam upaya

untuk menarik atau memperoleh sumber daya yang diperlukan dan untuk

memasarkan barang dan jasanya secara menguntungkan. Lingkungan eksternal

dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Lingkungan tugas (Micro), adalah elemen-elemen atau kelompok yang

berdampak atau dipengaruhi langsung pada operasi organisasi seperti

konsumen, kompetitor, saluran distribusi, dan pemasok.


26

2. Lingkungan sosial (Macro), adalah elemen atau kelompok umum yang tidak

berdampak atau dipengaruhi langsung oleh operasi organisasi, namun dapat

saling mempengaruhi dalam jangka Panjang, seperti : politik, ekonomi, sosial

budaya, dan teknologi.

Sedangkan menurut William F. Glueck dalam buku Herry Achmad Buchory

dan Djaslim Saladin (2010:46) bahwa Lingkungan eksternal perusahaan adalah

faktor-faktor yang berada di luar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan

peluang-peluang (opportunities) atau ancaman-ancaman (threat) pada perusahaan.

Menurut Herry achmad buchory dan Djaslim Saladin (2010:48-49)

mengemukakan bahwa komponen analisis lingkungan eksternal terdiri dari:

1. Scanning.

Mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan

lingkungan. Jadi scanning adalah usaha untuk mempelajari segmen dalam

lingkungan umum.

2. Monitoring

Mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan

kecenderungan lingkungan.

3. Forcasting

Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan

dan kecenderungan yang dimonitoring.

4. Assessing

Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan

untuk strategi perusahaan dan manajemennya.


27

Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (2010:154)

bahwa Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi yang

dapat menciptakan peluang dan ancaman atas keberadaan suatu organisasi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang berada di luar suatu organisasi

atau perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan

dampak pada kegiatan perusahaan/usahanya, dan dapat menciptakan peluang

(opportunities) atau ancaman (threat) bagi perusahaan.

2.1.5. Manajemen

Secara etimologi Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno

yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan

dalam bahasa inggris berasal dari kata to manage, dalam Webster‟s New cooleglate

Dictionary, kata manage dijelaskan berasal dari bahasa Itali Managlo dari kata

Managlare yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa Latin Manus yang

berarti tangan (Hand). Kata manage dalam kamus tersebut diberi arti:

membimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan seksama, mengurus

perniagaan atau urusan-urusan, mencapai urusan tertentu.

2.1.5.1. Manajemen sebagai Proses

Menurut T. Hani Handoko (2011:8) mendefinisikan bahwa Manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-

usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumberdaya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telahditetapkan.


28

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2012:1) mendefinisikan bahwa

Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Kemudian menurut Terry dalam Amirullah (2015:2) menyatakan bahwa:

Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

2.1.5.2. Manajemen sebagai Fungsi

Menurut Robins dan Coulter (2012 : 8) manajemen melibatkan koordinasi

dan mengawasi aktivitas kerja lainnya sehingga kegiatan mereka selesai dengan

efekif dan efisien. Arti dari efisien itu sendiri adalah mendapatkan hasil output

terbanyak dari input yang seminimal mungkin, sedangkan efektif adalah

melakukan hal yang benar, yaitu melakukan sebuah pekerjaan yang dapat

membantu organisasi mencapai tujuannya.

Didalam mencapai tujuannya perusahaan haruslah memiliki fungsi

manajemen yang terarah, karena m anajemen sangat penting dalam suatu

perusahaan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Terry dalam

Amirullah (2015:3) terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

Dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan

dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan


29

segala kebutuhan, menghitung matang-matang apa saja yang menjadi

kendala dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan untuk mencapai

tujuan.

2. Pengorganisasian (Organization)

Mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut

kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.

3. Penggerakan (Actuating)

Menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja

masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam

organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai

rencana.

4. Pengendalian (Controlling)

Mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana

atau belum, serta mengawasi sumber daya dalam organisasi agar bisa

terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

adalah suatu proses dimana di dalam proses tersebut dilakukan melalui fungsi-

fungsi manajerial, dikoordinasikan dengan sumber daya, yaitu sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.


30

2.1.6. Kreativitas dan Inovasi

2.1.6.1. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara

baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).

Menurut Yatin Rianto (2012: 233) pengertian kreativitas adalah sesuatu yang baru

bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada

umumnya. Disamping itu ternyata kreativitas juga dapat menciptakan ide-ide baru seperti yang di

ungkapkan oleh Harris dalam Susanto (2016: 100) yang mengatakan bahwa

kreatifitas dapat dipandang sebagai suatu kemampuan, sikap dan proses. Kreativitas

sebagai suatu kemampuan yaitu kemampuan dalam menghasilkan ide atau produk.

Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

menemukan dan menciptakan hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna

bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu tidak perlu sesuatu yang sama

sekali unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu

menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki

kualitas yang berbeda dengan keadaan yang sebelumnya (Sukmadinata,

2005:104). Semiawan (dalam Basrowi, 2016:38) kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Kreativitas wirausaha menurut Alma (2011:69) adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi-kombinasi baru atau meliht hubungan-hubungan baru antara

unsur variabel data variabel yang sudah ada sebelumnya. Adapun Supriadi (dalam

Alma, 2011:70), kreativitas wirausaha merupakan kemampuan seorang untuk


31

melahirkan sesuatu yang baru,baik berupa gagasan maupun karya nyata yang

relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Machfoedz (2015:98-99),

menyatakan bahwa kreativitas dibedakan dalam dua klasikfikasi yakni kreativitas

eksternal dimana dapat didorong dengan melatih rasa keingintahuan dan

kreativitas internal yaitu ide yang melintas tiba-tiba dalam pemikiran.

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menganalisis sesuatu

berdasarkan data atau informasi yang tersedia dan menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap satu masalah yang penekananya pada kuantitas,

ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.

2.1.6.2. Inovasi

Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan

dan atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki

produk, proses yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti. Menurut

Rosenfeld dalam Sutarno (2012:132), inovasi adalah transformasi pengetahuan

kepada produk, proses dan jasa baru, tindakan menggunakan sesuatu yang baru.

Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut dan pada halaman yang sama, bahwa

inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru atau dengan

kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan

pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru. Namun menurut

Vontana (2009:20), inovasi adalah kesuksesan ekonomi dan sosial berkat

diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam

mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar dalam


32

hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen

dan/atau pengguna, komunitas, sosietas dan lingkungan.

Inovasi dilakukan karena ada tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh

manusia. Adapun tujuan inovasi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas

Secara umum, tujuan inovasi di berbagai bidang adalah untuk meningkatkan

kualitas dan juga nilai sesuatu hal yang sudah ada, baik itu produk atau layanan.

Dengan adanya inovasi terbaru, diharapkan produk-produk tersebut memiliki

keunggulan dan manfaat yang lebih bernilai dari sebelumnya.

2. Mengurangi Biaya

Inovasi juga bertujuan untuk membantu mengurangi biaya, khususnya biaya

tenaga kerja. Sebagai contoh, sekarang ini banyak diciptakan mesin atau

peralatan yang dapat menggantikan tenaga manusia dalam proses produksi.

Dengan adanya mesin dan peralatan tersebut maka biaya tenaga kerja untuk

produksi akan semakin berkurang. Selain itu, penggunaan mesin dan peralatan

pada proses produksi barang/ jasa tertentu akan menghasilkan kinerja lebih baik.

3. Menciptakan Pasar Baru

Dengan adanya produk yang lebih bernilai tinggi sebagai hasil dari inovasi,

maka hal ini akan menciptakan pasar baru di masyarakat.

4. Memperluas Jangkauan Produk

Salah satu contohnya dapat kita lihat dari bisnis e-commerce seperti saat ini. Para

pengusaha memperluas jangkauan produk mereka dengan memanfaatkan

internet yang dapat diakses lebih banyak calon konsumen potensial.


33

5. Mengganti Produk/ Layanan

Inovasi juga bertujuan untuk mengganti produk atau layanan yang dianggap

kurang efektif/ efisien. Salah satunya dapat kita lihat inovasi yang terjadi pada

mesin sepeda motor yang sekarang lebih hemat bensin.

6. Mengurangi Konsumsi Energi

Manusia selalu ingin menghemat penggunaan energi, itulah sebabnya ada

banyak sekali inovasi yang dilakukan manusia. Salah satunya adalah adanya

sumber energi terbarukan yang memanfaatkan alam, misalnya tenaga surya,

angin, dan air, sebagai sumber energi listrik.

Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi

mempunyai atribut sebagai berikut:

1. Keuntungan Relatif

Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih

dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai

kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang

membedakannya dengan yang lain.

2. Kesesuaian

Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuain

dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang

lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor

biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari

proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan


34

proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih

cepat.

3. Kerumitan

Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat

kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi

sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara

yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya

tidak menjadi masalah penting.

4. Kemungkinan Dicoba

Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai

keuntungan atau nilai dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga

sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap

orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari

sebuah inovasi.

5. Kemudahan diamati

Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana sebuah

inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Menurut West & Far (Ancok,2012: 34) Inovasi adalah pengenalan dan

penerapan dengan sengaja gagasan, proses, produk, dan prosedur yang baru pada

unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi

individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas.

Hampir sama dengan inovasi organisasi menurut Sutarno (2012:134-135)

yang didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam pengaturan kerja, dan dilakukan
35

dalam sebuah organisasi untuk mendorong dan mempromosikan keunggulan

kompetitif. Inti dari inovasi organisasi adalah kebutuhan untuk memperbaiki atau

mengubah suatu produk, proses atau jasa. Inovasi organisasi mendorong individu

untuk berpikir secara mandiri dan kreatif dalam menerapkan pengetahuan pribadi

untuk tantangan organisasi. Semua organisasi bisa berinovasi termasuk untuk

organisasi perusahaan, rumah sakit, universitas, dan organisasi pemerintahan.

Pentingnya nilai, pengetahuan dan pembelajaran dalam inovasi organisasi sangat

penting.

Paparan para ahli di atas mengenai kreatifitas dan inovasi, penulis dapat

menyimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang dalam

menganalisis sesuatu berdasarkan data dan informasi yang tersedia untuk

melahirkan gagasan, proses, metode juga produk baru yang efektif dan fleksibel,

yang dapat dengan mudah menjadi pemecahan suatu masalah. Kreatifitas tidak akan

terlepas dari inovasi, dimana inovasi berarti mengaplikasikan dari suatu kreativitas.

Dengan memiliki kedua hal tersebut oleh seorang pengusaha maka akan tercipta

karakter seorang pengusaha yang siap berkompetisi di tengah persaingan.

2.1.7. Perencanaan Bisnis

Perencanaan bisnis merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-

rencana yang diharapkan, karena didalam perencanaan bisnis ini dapat diketahui

posisi perusahaan saat ini, arah dan tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran

yang ingin dicapai.

Menurut Hisrich dan Peters (2012) rencana bisnis merupakan dokumen

tertulis yang dibuat oleh pelaku usaha untuk menjelaskan semua elemen internal
36

dan eksternal terkait dalam memulai usaha baru. Dalam pengertian yang lebih

sederhana rencana bisnis didefinisikan sebagai dokumen yangdigunakan oleh

perusahaan selain untuk menggambarkan situasi saat ini juga sebagai usulan bisnis

di masa yang akan datang.

Menurut Richard L. Daft (2007: 265) Perencanaan bisnis adalah dokumen

yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan

sebelum membuka sebuah bisnis baru.

Dengan melakukan perencanaan bisnis diharapkan pelaku bisnis memiliki

arah dan tujuan untuk menjalankan bisnisnya sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, dokumen rencana bisnis juga bisa digunakan untuk meyakinkan

pemodal atau calon investor untuk menanamkan modal di

perusahaan.Permasalahan yang harus dijawab dalam suatu rencana bisnis antara

lain :

• Inovasi Keuangan

• Inovasi Pemasaran

• Inovasi Operasi

• Inovasi Sumber Daya Manusia

2.1.7.1. Pemasaran

Pada era sekarang Pemasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting

untuk kemajuan dan kesuksesan sebuah perusahaan khususnya perusahaan yang

bergerak dalam bidang barang dan jasa. Aktivitas pemasaran sering di artikan

sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual produk, tapi bila ditinjau lebih

lanjut ternyata makna pemasaran bukan hanya sekedar menawarkan atau menjual
37

produk saja, melainkan aktivitas yang menganalisa dan mengevaluasi tentang

kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mengikuti perkembangan yang terjadi

di masyarakat pada umumnya.

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:27) menyatakan The process by

which companies create value for customers and build strong customer

relationships in order to capture value from customers in return. Definisi tersebut

mengartikan bahwa,Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan

nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan,

dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Hasan (2013:4), “Pemasaran adalah proses mengidentifikasi,

menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang

memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Menurut Jhon w. Mullins & Orville C. Walker, Jr (2013:5), marketing is a

social process involving the activities necessary to enable iondividuals and

organizations to obtain what they need and want through exchange with others

and to develop ongoing exchange relationships. Definisi tersebut mengartikan

bahwa Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan

yang diperlukan mengaktifkan individuals dan organisasi untuk mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan melalui bertukar dengan lain dan

mengembangkan hubungan bertukar berkelanjutan.

Beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial atau fungsi organisasi

dalam kegiatan bisnis yang bertujuan untuk menyalurakan atan mendistribusikan


38

barang-barang dalam rangka memuaskan kebutuhan konsumen. Tujuan

pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga

produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya, idealnya pemasaran

menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana

membuat produknya tersedia.

2.1.7.2. Manajemen Pemasaran Jasa

Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat

penting, karena pemasaran berisi terminology kunci yaitu kebutuhan, keinginan

dan permintaan nilai, kepuasan dan dan kualitas, pertukaran, transaksi dan

hubungan serta pasar. Disamping itu pemasaran bukan hanya sekedar penjualan,

karena penjualan hanya memindahkan produk atau jasa dari produsen kepada

konsumen atau dari pemilik kepada pihak lain. Sedangkan Sedangkan pemasaran

merupakan proses bagaimana produk atau jasa itu cocok dan nyaman dikonsumsi,

dalam rangka untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen. Sehingga penjualan

dipandang tidak lagi penting, karena perusahaan harus menciptakan hubungan

yang baik dengan pelanggan dan mempertahankannya.

Menurut Kotler dan Keller (2016:27) Menyatakan bahwa Marketing

management as the art and science of choosing target markets and getting

, keeping, and growing customers through creating delivering, and

communicating superior customer value. Manajemen pemasaran sebagai seni dan

ilmu dalam memilih target pasar dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan

pelanggan melalui menciptakan pengiriman, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul.


39

Menurut Jaslim Saladin (2012: 3) Manajemen Pemasaran adalah Analisis,

perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Kemudian menurut Ben M. Enisdi dalam Buchari Alma (2014:130)

mengemukakan bahwa : “Marketing management is the process of increasing the

effectiveness and or effeciency by wich marketing activities are performed by

individuals or organizations”. Manajemen pemasaran adalah proses untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kegiatan pemasaran yang dilakukan

oleh individu atau oleh perusahaan.

Dari paparan para ahli diatas mengenai Manajemen Pemasaran dapat

disimpulkan, bahwa Manajemen pemasaran terjadi ketika satu pihak dalam

sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai respon

yang diinginkan oleh pihak lain, tujuan perusahaan akan tercapai apabila dalam

menjalankan usahanya dijalani bersamaan dengan pelaksanaan pemasaran yang

baik karena dengan kita melakukan dan melaksanakan manajemen pemasaran

dengan baik maka kita akan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki

perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

2.1.7.3. Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran merupakan bagian dari konsep pemasaran yang

mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Armstrong

(2014:76) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai berikut, Marketing mix is


40

the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the response

it wants in the target market. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran

taktis yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di

pasar sasaran.

Menurut Fandy Tjiptono (2014:41), Bauran pemasaran jasa merupakan

seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa

yang ditawarkan kepada pelanggan

Sedangkan menurut Basu Swastha (2002:42) bahwa Marketing Mix adalah

kombinasi dari empat variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem

distribusi, sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran

tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process

(proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran

pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence,

and process. . Adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Amstrong (2016: 62)

sebagai berikut:

1. Produk

Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan

pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan

mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil

tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

2. Harga
41

Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan

menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan

strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan

berbagai variabel yang bersangkutan.

3. Distribusi

Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang

dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar

sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengirim dan

perniagaan produk secara fisik.

4. Promosi

Promosi (promotion), adalah suatu yang digunakan untuk memberitahukan

dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan

melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.

Dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan

dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan konsumen jasa,

elemen tersebut adalah 3P, sehingga bauran pemasarannya menjadi 7P, yaitu:

1. Orang

Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam

penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari

orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua

sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan

karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.

2. Fasilitas Fisik
42

Fasilitas Fisik (Physical Evidence), merupakan hal nyata yang turut

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk

atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain

lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan

barang-barang lainnya.

3. Proses

Proses (process), adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas

yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti

sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama

dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan

sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.

2.1.7.3. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah rencana yang menjabarkan ekspektasi

perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran

terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Menurut

Kurtz (2013: 42) mendefinisikan Strategi pemasaran adalah sebuah keseluruhan

program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen

dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, produk, distribusi,

promosi, dan harga.

Sedangkan menurut Strategi pemasaran menurut Kotler (2012:72) adalah

logika pemasaran dimana perusahaan berharap dapat menciptakan nilai bagi

customer dan dapat mencapai hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan.

Dan menurut Chandler (2008:14) sebagaimana yang dikutip oleh Triton PB,
43

mengartikan strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran

lembaga, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang

penting untuk melaksanakan sasaran ini.

2.1.7.4. Consumer Relationship Management

Customer Relationship Management disingkat CRM adalah strategi bisnis

untuk mengoptimalkan profitabilitas perusahaan dengan mempertahankan dan

meningkatkan jumlah pelanggan. Fokus utama strategi ini adalah pada

pengembangan kepuasan pelanggan, diantaranya dengan cara memahami

pelanggan, mempertahankan pelanggan melalui pengalaman pelanggan, menarik

pelanggan baru, memenangkan kontrak, meningkatkan keuntungan, mengurangi

biaya manajemen pelanggan.

Menurut Kotler dan Keller (2008:148), CRM adalah proses mengelola

informasi rinci tentang pelanggan perorangan dan semua titik kontak pelanggan

secara seksama untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan. Sedangkan menurut

Yohannes Yahya (2008:82), CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dalam

suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa

mengelola hubungan dengan para pelanggan. Dengan demikian melalui CRM

perusahaan dapat melakukan pendekatan sehingga dapat menarik sejumlah

informasi mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Menurut Kalakota dan Robinson (2001:173), tujuan Customer Relationship

Management (CRM) adalah sebagai berikut:


44

1. Menggunakan hubungan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan.

Hal ini berarti mempersiapkan pandangan yang komprehensif dari

pelanggan untuk memaksimalkan hubungan mereka dengan perusahaan

baik melalui up-selling atau cross-selling dan pada saat yang sama,

meningkatkan profit dengan identifikasi, menarik perhatian, dan

mempertahankan pelanggan terbaik.

2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang

memuaskan. Dengan menggunakan informasi dari pelanggan untuk

meningkatkan pelayanan yang lebih baik berdasarkan kebutuhan mereka,

perusahaan dapat menghemat waktu pelanggan dan menyingkirkan segala

kekecewaan dari pelanggan. Sebagai contoh, pelanggan seharusnya tidak

perlu untuk mengulangi informasi yang sama ke berbagai departemen

perusahaan secara terus-menerus. Pelanggan akan senang jika pihak

perusahaan tahu banyak tentang apa yang mereka inginkan.

3. Menciptakan saluran proses dan prosedur komunikasi yang konsisten dan

berulang. Dengan banyaknya saluran komunikasi dengan pelanggan,

semakin banyak pula karyawan yang terlibat di dalam transaksi penjualan.

Tanpa memperhatikan ukuran atau kompleksitas, perusahaan harus

meningkatkan konsistensi proses dan prosedural di dalam pengaturan

terhadap pelayanan, pemasaran dan penjualan.

2.1.7.5. Perencanaan Operasi

Menurut Wright dan Race (2004:14), manajemen operasi jasa didefinisikan

sebagai fungsi di dalam sebuah organisasi jasa yang berinteraksi dengan pelanggan
45

dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dan menurut Heizer dan Render

(2014:47), kegiatan operasi jasa memiliki banyak kesamaan seperti adanya standar

kualitas, mendesain dan memproduksi sesuai jadwal sehingga memenuhi

permintaan konsumen, dan dibuat di dalam sebuah fasilitas tempat kerja.

Perencanaan operasi jasa dapat di gambarkan dengan diagram

SIPOC (Supplier, Inputs, Process, Outputs, Customer). SIPOC adalah suatu alat

visual yang digunakan untuk mengdokumentasikan proses-proses bisnis dari awal

hingga akhir dan berfungsi untuk mengidentifikasikan elemen-elemen relevan dari

proyek perbaikan yang akan dikerjakan. Diagram SIPOC merupakan suatu diagram

yang biasa digunakan dalam tahap define untuk memberi gambaran secara umum

terhadap proses yang ada (Gaspersz, 2010). Analisis SIPOC mencakup hal-hal

berikut:

1. Suppliers

Orang atau bagian yang mencakup segala sesuatu yang menyediakan

sumber daya sebagai input atau masukan terhadap proses. Suppliers bisa

merupakan individual atau perusahaan, dan bisa jadi pihak internal

maupun eskternal yang menyediakan input untuk proses.

2. Inputs

Menentukan material, service, dan/atau informasi yang akan digunakan

oleh suatu proses untuk menghasilkan output dan diberikan oleh

supplier. Input yang digunakan dalam proses, diantaranya termasuk

material, jasa, informasi, SDM, dan sebagainya yang diproses untuk

menghasilkan output.
46

3. Process

Urutan dari suatu aktifitas atau proses yang ada, biasanya dilakukan

dengan menambahkan value pada input dengan serangkaian aktivitas

yang dapat memberikan nilai bagi input untuk memproduksi output bagi

pelanggan.

4. Outputs

Hasil dari proses berupa produk, service, dan/atau informasi yang

bernilai guna bagi customer. hasil dari proses untuk pelanggan internal

dan eksternal. Output ini bisa berupa produk, jasa, informasi, hingga

laporan dan dokumen.

5. Customer

Mencakup semua orang atau bagian yang menggunakan output yang

berasal dari proses. pelanggan adalah pihak yang menerima output yang

dihasilkan dari proses. Jika seseorang menerima barang dari pihak

ketiga, maka mereka (dianggap) bukan customer. Customer haruslah

pihak yang membawa output tersebut langsung dari unit bisnis, dan

tidak harus menggunakan output tersebut. Contoh pihak yang bisa

menjadi customer adalah manajer, CEO, direksi dan divisi lainnya.

suplier input proses output customer

2.1.7.6. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia akan lebih terarah denngan adanya :


47

1. struktur organisasi

2. Pembagian Kerja (Job Desk)

3. Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification)

4. Kompetensi

Menurut Siswanto (2005:85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian

kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang

dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas

kerja. Pengertian lain dari struktur organisasi menurut Robbins dan Coulter

(2007:284) dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan

kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikan.

Menurut William Werther dan Keith Davis “ perencanaan sumber daya

manusia adalah proses yang sistematis untuk meramalkan kebutuhan

pegawai(demand) dan ketersedian (supply) pada masa yang akan datang, baik

jumlah maupun jenisnya, sehingga departemen SDM dapat merencanakan

pelaksanaan rekrutmen, seleksi, pelatihan, dan aktivitas yang lain dengan lebih

baik” (Danang Sunyoto, 2012: 35).

Menurut Torrington dan Tan Chwee huat “ perencanaan sumber daya

manusia adalah merupakan kegiatan khusus yang berkaitan dengan penentuan

kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, baik kebutuhan jangka pendek

maupun kebutuhan jangka panjang” (Danang Sunyoto, 2012: 35).

Menurut Hasibuan (2010:128) struktur organisasi adalah suatu gambar yang

menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis


48

wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung

jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. Pengertian lain dari struktur

organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan

kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dibagibagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikan menurut Robbins dan Coulter (2007:284).

2.1.7.7. Perencanaan Keuangan

Menurut Kasmir dan Jafkar (2012) Financial Aspects,

assessing what costs will be incurred and how much the costs will be incurred.

Then examine how much revenue will be received, how long reinvested

investments, business financing sources, and the prevailing interest rate. (Aspek

Keuangan, menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa

besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian meneliti seberapa besar

pendapatan yang akan diterima, seberapa lama investasi yang ditanamkan akan

kembali, sumber pembiayaan bisnis, dan tingkat bunga yang berlaku). Menurut

Kasmir (2014:9), secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa

disusun, yaitu :

1. Balance Sheet (Neraca)

Balance Sheet (neraca) merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan

perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan

adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan passiva (kewajiban dan

ekuitas) suatu perusahaan.

2. Income Statement (Laporan Laba Rugi)


49

Income Statement (Laporan laba rugi) merupakan laporan keuangan yang

menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam satu periode tertentu. Dalam

laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber

pendapatan yang diperoleh. Kemudian jug tergambar jumlah biaya dan jenis

jenis yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis

modal yang dimiliki pada saat ini. Kenudian, laporan ini juga menjelaskan

perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk

dan kas keluar perusahaan. Arus kas masuk merupakan pendaatan atau

pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya

yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas

keluar dibuat untuk periode tertentu.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat

berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan

informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan

yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar

pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.

Financial aspect is describe a projection of the amount of funding or

startup capital needed, what sources of capital can and will be used, and what
50

kind of return can be expected on the investment (Investopedia. 2017), Aspek

keuangan menggambarkan proyeksi jumlah dana atau modal awal yang dibutuhkan,

sumber modal apa yang dapat dan akan digunakan, dan jenis pengembalian yang

dapat diharapkan dari investasi.

Suryana (2014: 159) Analisis aspek keuangan meliputi komponen –

komponen sebagai berikut

1. Kebutuhan dana

yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besar dana

untuk aktiva/aset tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal

2. Sumber dana

Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal

(misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya

obligasi dan pinjaman)

3. Proyeksi neraca

Sangat penting untuk mengetahui posisi harga untuk menilai investasi

dibutuhkan perencanaan keuangan yaitu

1. Payback Period

Periode Payback merupakan metode yang digunakan untuk menghitung

lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah

diinvestasikan dari aliran kas masuk (Proceeds) tahunan yang dihasilkan

oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds setiap tahunnya jumlahnya

sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan

cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan. Rumus


51

yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai

berikut.

Investasi
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 (𝑃𝑃) = Kas Bersih/Tahun × 1 Tahun

Untuk menghitung Payback Period (PP) yang mempunyai nilai proceeds

yang tidak sama setiap tahunya maka dihitung akumulasi proceeds-nya

terlebih dahulu sehinga diperoleh akumulasi kas masuk (nol). Apabila

terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk menentukan alternatif

terbaik dilakukan pemilihan investasi yang mempunyai Payback Period

yang paling pendek

2. Net Present Value

Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi kekurangan

Present Value merupakan metode yang dilakukan dengan cara

membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds)

dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Oleh

karena itu, untuk melakukan perhitungan kelayakan investasi dengan

metode NPV diperlukan data aliran kas keluar awal (initial cash outflow),

aliran kas masuk bersih di masa yang akan datang (future net cash inflows),

dan rate of return minimum yang diinginkan. Jika hasil perhitungan NPV

positif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih tinggi

dibandingkan dengan rate of return minimum yang diinginkan. Sebaliknya

jika NPV negatif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah

dibandingkan rate of return minimum yang diinginkan, maka investasi


52

sebaiknya ditolak. Rumus yang digunakan untuk menghitung Net Present

Value (NPV) adalah sebagai berikut.


𝑛
𝐴𝑡
NPV = ∑
𝑡=0 (1+𝑘)𝑡

Keterangan:

k = Discount rate yang digunakan

At = Cash flow pada periode t

n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan

Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk alternatif

investasi yang terbaik dipilih dengan cara menentukan alternatif investasi

yang mempunyai Net Present Value yang paling besar.

3. Profitability Index

Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan Desirability

Index (DI) merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai

sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (proceeds)

dengan nilai sekarang investasi (outlays). Rumus yang digunakan untuk

menghitung Profitability Index (PI) adalah sebagai berikut.

PV investasi
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 (PI) =
Biaya Investasi

• Terima jika Profitability Index ≥ 1,00

• Tolak jika Profitability Index < 1,00

Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun

maka, seperti halnya dalam NPV untuk menghitung dengan metode


53

Profitability Index (PI), harus menghitung Present Value dari proceeds

setiap tahunnya terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh

jumlah Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari

investasi. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka alternatif

investasi terbaik ditentukan dengan cara memilih alternatif investasi yang

mempunyai Profitability Index (PI) yang paling besar.

4. Internal Rate of Return

Metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan metode

untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present

value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu

investasi proyek. Maka pada prinsipnya metode ini digunakan untuk

menghitung besarnya rate of return yang sebenarnya. Pada dasarnya

Internal Rate of Return (IRR) harus dicari dengan trial and error. Rumus

yang digunakan untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) adalah

sebagai berikut.
𝑁𝑃𝑉1
IRR = 𝑖1 + 𝑋 (𝑖2 − 𝑖1 )
𝑁𝑃𝑉 1 − 𝑁𝑃𝑉2

𝑖1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)

𝑖2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)

NPV1 = net present value 1

NPV2 = net present value 2


54

2.1.7.8. Analisis SWOT

Teori SWOT (Strengths- Weaknesses- Opportunities- Threats) menurut

Wheelen dan Hunger (2012: 16) merupakan sebuah langkah untuk dapat

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan eksternal berisi variabel peluang dan

ancaman (oppoturnities and threats) yang berada di luar organisasi dan bukan

merupakan hal yang dapat dikontrol oleh pimpinan organisasi dalam jangka waktu

dekat. Lingkungan internal organisasi terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan

(strenghts and weaknesses) yang berada dalam tubuh organisasi itu sendiri dan

biasanya tidak dalam kontrol pimpinan organisasi dalam waktu dekat. Yang

termasuk dalam variabel ini adalah struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.

Pearce dan Robinson (2003:29) memberikan penjelasan tentang SWOT

sebagai berikut :

a. Kekuatan (strength) adalah sumber daya, ketrampilan, atau keunggulan

lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani

atau ingin dilayani oleh perusahaan.

b. Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam

sumber daya, ketrampilan, dan kapabilitas yang secara serius dapat

menghambat kinerja efektif perusahaan

c. Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan

dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting

adalah merupakan salah satu sumber peluang identifikasi segmen pasar


55

yang tadinya terabaikan, perubahan peraturan, perubahan teknologi,

membaiknya hubungan dengan konsumen dapat memberi peluang

d. Ancaman (threath) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan

dalam lingkungan perusahaan, ancaman merupakan pengganggu utama

dalam organisasi, adanya pesaing, perubahan teknologi, adanya

peraturan baru atau yang direvisi yang dapat menjadi ancaman bagi

keberadaan organisasi.

Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki (Rangkuti, 2009). Matrik ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.

Tabel 2.1. Matrik SWOT

Faktor-faktor Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Internal (IFAS) Daftarkan 5-10 faktor- Daftarkan 5-10 faktor-
faktor internal faktor eksternal
Faktor-faktor
Eksternal (EFAS)
Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
(EFAS)
Daftarkan 5-10 Buat strategi disini yang Buat strategi disini
faktor-faktor menggunakan kekuatan yang memanfaatkan
peluang eksternal untuk memanfaatkan peluang mengatasi
peluang ancaman

Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi (WT)


Daftarkan 5-10 Buat strategi disini yang Buat strategi disini
faktor-faktor menggunakan kekuatan yang meminimalkan
ancaman untuk mengatasi kelemahan dan
eksternal ancaman menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti (2009: 31)


56

Keterangan:
1) Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar mungkin.

2) Strategi ST

Strategi ini dibuat berdasarkan bagaimana perusahaan menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman

3) Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan yang ada.

4) strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta menghindari

ancaman yang ada.

Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi

eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara Analisis TOWS atau SWOT

sebagai berikut :

a) Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan,sedangkan

sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b) Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :

1. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilaiy>0 dan sebaliknya

kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y<0.


57

2. Kalau kekutan lebih besar daripada kelemahan maka nilaix>0 dan sebaliknya

kalau kelemahan lebih besar daripadakekuatan maka nilai x<0.

Gambar 2.1. Kuadran dalam analisis SWOT

FAKTOR EKSTERNAL
F
Y (+) A
K
T
Kuadran III Kuadran I O
Strategi Turn around strategi Agresif R
I
N
X (+) T
X (-)
E
R
N
A
Kuadran IV Kuadran II L

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi


Y (-)
Kuadran I

• Merupakan posisi menguntungkan

• Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia

dapatmemanfaatkan peluang secara maksimal

• Seyogiayanya dapat menerapkan strategi yang mendukungkebijakan

pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II

• Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai

keunggulan sumber daya.

• Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini menggunakankekuatannya

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.


58

• Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.

Kuadran III
• Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanyalemah, karena

itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secaraoptimal fokus strategi

perusahaan pada posisi seperti inilah dapatmeminimalkan kendala-kendala

internal perusahaan.

Kuadran IV
• Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
• Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementarasumberdaya
yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan
• Strategi yang diambil: defensif, penciutan dan likuidasi.

(Rangkuti, 2008).

Lebih lanjut Fred R. David (2011:178-179) menjelaskan bahwa

mencocokkan faktor internal dan eksternal adalah hal yang paling sulit dalam

membuat matriks SWOT karena membutuhkan penilaian yang baik. Dan kemudian

menjelaskan delapan langkah dalam menyusun matriks SWOT :

1. Identifikasi peluang eksternal organisasi.

2. Identifikasi ancaman eksternal organisasi.

3. Identifikasi kekuatan internal organisasi.

4. Identifikasi kelemahan internal organisasi.

5. Cocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal kemudian catat hasilnya

sebagai strategi SO dalam kolom yang sesuai.

6. Cocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal kemudian catat hasilnya


sebagai strategi WO dalam kolom yang sesuai.
59

7. Cocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal kemudian catat hasilnya

sebagai strategi ST dalam kolom yang sesuai.

8. Cocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal kemudian catat hasilnya

sebagai strategi WT dalam kolom yang sesuai.

2.1.8. Timmons Model

Menurut Jeffry Timmons (Bygrave, 2007 : 56) menggambarkan interaksi 3

komponen utama untuk menjadi entrepreneurship yang sukses. Ketiga komponen

tersebut adalah kesempatan, seorang wirausahawan dan sumber daya untuk

memulai membangun perusahaan dan membuatnya berkembang. Hubungan ketiga

komponen tersebut digambarkan Timmons sebagai berikut :

Gambar 2.2 Timmons Model

Ada tiga komponen penting berdasarkan Jeffry Timmons Framework untuk

awal bisnis baru, ketiganya adalah kesempatan atau dorongan dari peluang-peluang,

pengusaha dan tim pendiri dan sumber daya yang dihimpun untuk memulai

organisasi baru dan membuatnya berkembang (Bygrave & Zacharakis, 2011).


60

Uncertainty
Opportunity Entrepreneur

Fits & Gaps


Business Plan

Resources

Gambar 2.3. Three Driving Forces (Based on Jeffry Timmons Framework)

Menurut model Timmons, peran utama pengusaha untuk menanggulangi

kecocokan dan kesenjangan dari tiga faktor penting kewirausahaan pada waktu

yang tepat. Keberhasilan usaha bisnis tergantung pada kemampuan entrepreneur

untuk memastikan keseimbangan dengan menerapkan kreativitas, kepemimpinan,

serta mempertahankan komunikasi yang efektif.

Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan

usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat, baik dalam arti

financial benefit maupun dalam arti social benefit hal ini tergantung dari segi

penilaian yang dilakukan tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial

benefit.
61

Menurut Husein Umar (2005:8) Studi Kelayakan bisnis merupakan

penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka

pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan,

misalnya rencana peluncuran produk baru. Studi kelayakan sangat penting dan

menjadi dasar untuk pengambilan keputusan bagi seseorang yang ingin

membangun suatu usaha. Studi kelayakan dilakukan untuk melihat apakah usaha

yang dilakukan dibutuhkan oleh masyarakat dan dapat berkesinambungan.

Terdapat lima tujuan perlunya melakukan studi kelayakan menurut Kasmir

dan Jakfar (2003:13), yaitu:

1. Menghindari Resiko Kerugian

Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada

semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan

akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat

diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untk

meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang

dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan Perencanaan

Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang

akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan

perencanaan dan halhal apa saja yang perlu direncanakan.

Perencanaan tersebut meliputi:

a. Berapa jumlah dana yang diperlukan


62

b. Kapan usaha akan dijalankan \

c. Dimana lokasi usaha

d. Siapa yang akan melaksanakannnya

e. Berapa keuntungan yang akan diperoleh

f. Bagaimana cara mengatasinya jika terjadi penyimpanga

3. Memudahkan Pelaksanaan

Pekerjaan Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun

akan sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang

mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus

diikuti. Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis, sehingga

usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan

rencana yang sudah disusun.

4. Memudahkan Pengawasan

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana

yang sudah disusun, makan akan memudahkan kita untuk

melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini

perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah

disusun.

5. Memudahkan Pengendalian

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan,

maka jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga

dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.

2.1.9. Penelitian Terdahulu


63

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian

sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang

dilakukan.

Tabel 2.3. Penelitian terdahulu mengenai bisnis Klinik

Nama
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Rudi Analisis 1. Berdasarkan hasil evaluasi kualitas
Nurrahmat Manajemen dan pelayanan Apot i k de n ga n
Kwalitas m e ngguna ka n m e t o d e We i ght e d
Pelayanan klinik S e r vq u a l d i p e r o l e h n i l a i i n d e k s
dan Apotik kualitas pelayanan yang negatif
Eksotika menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
terhadap Apotik Eksotika masih belum memenuhi
harapan konsumen.
Konsumen di
2. Kelima dimensi layanan Apotik
Kota Semarang dalam metode s e r v q u a l ya n g
meliputi fasilitas fisik,
kehandalan, daya tanggap,
jaminan dan empati, ya n g
di ha ra pka n da n di a n gga p pe nt i n g
ol e h konsumen.
2 Ika Selvia Pengaruh 1. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
Umayya Kualitas terhadap Kepuasan Pasien pada Klinik
NST Pelayanan, Dokter Gigi Eka Adhayani Medan,
Harga dan besarnya pengaruh kualitas pelayanan
Fasilitas tersebut adalah sebesar 47,1%, artinya
terhadap bahwa setiap kenaikan tingkat Kualitas
Kepuasan Pelayanan sebesar satu poin maka
Pasien pada Kepuasan Pasien akan mengalami
Klinik Dokter kenaikan sebesar 0,471. Begitu juga
Gigi Eka sebaliknya, apabila Kualitas Pelayanan
Adhayani mengalami penurunan sebesar satu poin
Aksara Medan maka Kepuasan Pasien akan mengalami
penurunan sebesar 0,471.
2. Harga berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pasien pada Klinik Dokter Gigi
Eka Adhayani Medan, besarnya pengaruh
harga tersebut adalah sebesar 60,8%,
artinya bahwa setiap kenaikan tingkat
harga sebesar satu poin maka Kepuasan
Pasien akan mengalami penurunan sebesar
0,628. Begitu juga sebaliknya, apabila
64

harga sesuai dengan kualitas produk dan


pelayanan yang diharapkan maka
Kepuasan Pasien akan mengalami
kenaikan sebesar 0,628.
3. Fasilitas tidak berpengaruh terhadap
kepuasan pasien pada Klinik Dokter Gigi
Eka Adhayani Medan, yang ditunjukkan
nilai sebesar -0,185 (18,5%) nilai tersebut
negatif artinya meskipun semakin
tinggi/berkualitas fasilitas yang dimiliki
Klinik Dokter gigi Eka Adhayani belum
tentu memiliki dampak yang positif atau
baik bagi pasien itu sendiri untuk kembali
berobat.
3 Susanto Analisis SWOT Berdasarkan hasil dari Matriks SWOT, IFE
Zakaria sebagai Dasar SWOT, EFE SWOT, dan IE SWOT
Perumusan menunjukkan bahwa :
Strategi 1. Kondisi lingkungan eksternal Klinik
Pemasaran di Pratama PKU Muhammadiyah
Klinik Pratama Cangkringan memiliki peluang dari segi
PKU keberadaan klinik, pelayanan 24 jam,
Muhammadiyah pengembangan klinik dan kerjasama BPJS
Cangkringan serta ancaman meliputi letak rawan
bencana, dokter sering kosong, pendapatan
minimal dan pesaing.
2. Strategi yang sesuai dengan posisi Klinik
Pratama PKU Muhammadiyah
Cangkringan adalah strategi bertumbuh
(Growth oriented strategy) dengan
pendekatan strategi S-O (strength-
opportunity strategy)
3. Sebagai alternatif strategi Klinik Pratama
PKU Muhammadiyah Cangkringan dapat
menerapkan strategi S-T (strength-threath
strategy), W-O (weakness-opportunity
strategy) dan W-T (weakness-threath
strategy).
65

4 Rini Analisis 1. Kualitas layanan (ServQual) menurut


Lesmanawati Persepsi pasien BPJS dan Pasien Umum Berbayar
Kepuasan di Klinik Widya Bhakti Inti Bandung
Pasien melalui berdasarkan pengujian hipotesis partial
Servqualserta dihasilkan kesimpulan bahwa Fasilitas
Implikasinya fisik (Tangible), Empati ( Emphaty) dan
pada Daya tanggap (Responsiveness) tidak
Kepercayaan di berpengaruh terhadap kepuasan pasien,
Klinik Widya sedangkan Keandalan (Reliability) dan
Bhakti Inti Jaminan (Assurance) berkontribusi
Bandung memberi pengaruh yang nyata terhadap
kepuasan pasien.
2. Kepercayaan Pasien menurut pasien BPJS
dan Pasien Umum Berbayar di
KlinikWidya Bhakti Inti Bandung yang
diukur tiga dimensi yaitu : Kemampuan
(Ability), Integritas (Integrity), dan
kebajikan (Benevolence) berada pada
kriteria yang sangat baik.
3. Kepercayaan Pasien menurut pasien BPJS
dan Pasien Umum Berbayar di
KlinikWidya Bhakti Inti Bandung yang
diukur tiga dimensi yaitu : Kemampuan
(Ability), Integritas (Integrity), dan
kebajikan (Benevolence) berada pada
kriteria yang sangat baik.
66

2.2. Kerangka Pemikiran

IDE ATAU GAGASAN USAHA

Analisis Potensi Usaha


✓ Analisis lingkungan
✓ Keunggulan bersaing
✓ Inovasi

PEMASARAN SDM KEUANGAN


OPERASI
Sistem Penjualan Struktur organisasi Cashflow laba
Deskripsi operasi
dan rinian program dan rinian tugas rugi dan ratio
dan proses operasi
pemasaran analysis

Start Up

Gambar 2.4. Diagram Alur Kerangka Pemikiran


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder

yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian

menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan

sehingga akan memperoleh data yang valid untuk kemudian diolah dan dianalisa.

Menurut Sugiyono (2013: 53) definisi metode deskriptif adalah Suatu

rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Variabel mandiri adalah variabel

yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, dikarenakan variabel independen

selalu dipasangkan dengan variabel dependen. Dan menurut Sugiono (2012:9) juga

mengemukakan penelitian kualitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Berdasarkan pemaparan diatas maka metode penelitian yang akan dipakai

adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian yang akan dilakukam adalah

Studi Kelayakan Bisnis. Penellitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)

67
68

tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

Karena metode ini hanya menjelaskan satu variabel atau lebih tanpa dibandingkan

dengan variabel lain. Disamping itu dipilihnya metode ini dikarenakan pemahaman

seseorang terhadap sebuah permasalahan lebih bersifat kualitatif yang didasarkan

pada persepsi, eksplorasi pemikiran, penjelasan dan pengembangan konsep.

Objek penelitiannya yaitu situasi lingkungan usaha secara eksternal maupun

internal yang dijadikan dasar dalam melakukan penilitian dan penyusunan

perencanaan bisnis dengan meninjau kelayakan usaha berdasarkan aspek pasar,

keunggulan bersaing dan ekonomi

3.2 Operasional Variabel

Variabel yang ditetapkan untuk dilakukan penelitian adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 Penilaian Kriteria

VARIABEL KRITERIA INDIKATOR

POTENSI TINGGI POTENSI RENDAH

Pasar dan hal yang Kebutuhan dan keinginan Teridentifikasi Tidak teridentifikasi
terkait konsumen
Konsumen Terjangkau dan Tidak atau sulit
menerima produk dijangkau
Waktu kembali modal <1 tahun >3 tahun
Nilai tambah IRR 40%+ IRR <13%
Tingkat pertumbuhan pasar 20% <20%
Tingkat laba kotor >40% <20%
Keunggulan Biaya tetap dan tidak tetap Tinggi Rendah
kompetitif Tingkat pengendalian harga Tinggi Rendah
biaya
Jaringan Luas dan Kuat Sempit
Kreasi nilai dan Laba setelah pajak 10-15% atau lebih <5%
isu-isu realisasi Waktu arus kas positif <2 tahun >3 tahun
Tingkat pengembalian 40-70% atau lebih <20%
investasi

3.3 Jenis Sumber Data

Menurut Sugiyono (2013: 2), metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
69

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu

cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013: 153) Metode

Penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-

ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data primer

Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan,

wawancara dengan pemilik dan manajer operasional pesaing yang sudah

bergerak dibidang yang sama dan juga masyarakat luas sebagai konsumen yang

akan menjadi segmentasi secara langsung.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan tidak

langsung dari sumbernya tetapi dari sumber tertulis seperti dari text book, artikel,

jurnal dokumen dan internet.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut :


70

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan Proses Pengumpulan Data


Data
A. Data Primer
Wawancara kepada Tanya jawab dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai
pemilik usaha (Klinik) semua hal tentang usaha jasa klinik, baik latar belakang masalah
dan hal-hal lain terkait dengan masalah peneliti serta data-data
yang dibutuhkan terkait dengan penelitian ini.
Observasi Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap
potensi dan masalah yang diteliti. Selain Itu, observasi juga
dilakukan pada usaha-usaha sejenis. Lokasi observasi adalah di
kota Garut.

B. Data Sekunder
Studi literatur Studi literatur dilakukan melalui pengambilan data dari dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan perencanaan bisnis
perusahaan khususnya bidang Jasa Klinik pratama

3.5 Rancangan Analisis Data

Dalam penelitian ini akan menggunakan rancangan analisis kualitatif, hal

ini untuk mengetahui situasi yang dapat diamati agar selanjutnya dapat dibuat suatu

perencanaan usaha yang meliputi pembuatan analisis lingkungan usaha, dengan

tujuan dan strategi bisnis, rencana operasi, rencana marketing, rencana sumber daya

manusia dan perencanaan keuangan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Bisnis

Klinik Pratama Ghoisan Medika merupakan usaha dalam bidang jasa

Kesehatan. Sebelumnya telah dibuka klinik pratama Aleva Medika pada tahun

2014. Untuk memperluas target pasar setelah memperhatikan potensi pasien

terutama di daerah pinggiran kota Garut, maka akan dibuka cabang klinik pratama

Ghoisan Medika di daerah Kadungora Garut. Jaraknya yang dekat hanya sekitar 16

km dari kota Garut dengan akses yang mudah dijangkau membuat pemilik untuk

memutuskan membuka cabangnya di sana.

Klinik Pratama Ghoisan Medika dibuka karena masih kurangnya fasilitas

kesehatan terutama klinik pratama, rata-rata klinik disana hanya menunggu pasien

yang datang berkunjung ke kliniknya. Hal ini memberikan kesempatan bagi kami

untuk mendirikan klinik pratama Ghoisan Medika untuk hadir disana, dan dengan

keilmuan yang kami dapat di Widyatama akan membantu kami untuk menjadikan

klinik yang terbaik di sana.

4.2 Visi, Misi, dan Tujuan

Visi diperlukan untuk mengetahui tujuan dan cita – cita yang ingin

dilakukan oleh perusahaan sedangkan misi merupakan cara atau tahapan dalam

mencapai tujuan dan cita – cita tersebut. Tentu visi dan misi sangat penting untuk

mencapai target dari cita – cita yang sudah direncanakan sebelumnya.

71
72

1. Visi

Menjadikan Klinik Pratama Ghoisan Medika sebagai pusat layanan

kesehatan yang diharapkan semua lapisan masyarakat.

2. Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna

2. Menjadikan sarana ibadah bagi seluruh karyawan

3. Meningkatkan layanan kesehatan yang professional, bermutu, aman,

nyaman dan terjangkau

4. Mengembangkan sistem kerjasama bagi pengguna layanan kesehatan

dan BPJS

3. Tujuan

1. Meningkatkan kapitasi pasien baik itu pasien umum maupun pasien

BPJS

2. Meningkatkan revenue

3. Menurunkan cost

4.3 Analisis Lingkungan Usaha

Analisis lingkungan terbagi atas dua yaitu analisis lingkungan eksternal dan

internal. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui faktor – faktor yang berada

dalam ataupun luar perusahaan yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Sehingga

dapat dicari tindakan yang sesuai agar tercapai keunggulan bersaing


73

4.3.1 Analisis Lingkungan Eksternal Makro

Faktor yang mempengaruhi lingkungan eksternal yaitu politik, ekonomi,

sosial dan teknologi

1. Faktor Politik dan Hukum

Stabilitas politik berkaitan erat dengan kebijakan Pemerintah dan akan

memberikan iklim tertentu yang mempengaruhi kelangsungan bisnis dalam

suatu negara. Kebijakan politik dan hukum yang mempengaruhi usaha

klinik adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 tahun 2014 mengenai

Klinik Pasal 25 ayat 2 tentang Perizinan (dalam prosesnya) dan Peraturan

Daerah Kabupaten Garut No. 27 tahun 2011 Pasal 58 ayat 2 tentang

perizinan klinik (dalam prosesnya), sulitnya proses izin klinik ini bisa

berdampak negatif pada saat pendirian klinik atau perpanjangan klinik.

Dengan adanya kerja sama dengan BPJS dan rencana pemerataan kapitasi

pasien dari BPJS tersebut akan berdampak positif pada peningkatan jumlah

pasien di klinik secara signifikan yang otomatis akan meningkatkan revenue

klinik.

Berdasarkan peraturan BPJS No. 1 tahun 2017 tentang pemerataan peserta

di fasilitas kesehatan tingkat pertama (Klinik Pratama). Dengan

dikeluarkannya peraturan tersebut memberi kemungkinan untuk

penambahan kapitasi peserta di klinik secara signifikan yang otomatis akan

memberikan revenue yang tinggi bagi klinik tersebut.

2. Faktor ekonomi
74

Keadaan perekonomian suatu negara akan sangat mempengaruhi kinerja

perusahaan. Indikator dari keadaan perekonomian yang mempengaruhi

kelangsungan usaha klinik pratama Ghoisan Medika antara lain adalah

kondisi perbankan nasional, BI Rate, inflasi dan daya beli masyarakat.

Kondisi perbankan Indonesia saat ini cenderung stabil, hal ini tercermin dari

rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang sebesar 22,9%.

Kemudian kredit pun tumbuh menjadi 12,7% (year-on-year/yoy) pada

September 2018, setelah sebelumnya sebesar 12,1% yoy pada Agustus

2018. (Sumber : Okezone), sedangkan inflasi per September 2018 adalah

2,88% (Sumber : BI) dan Daya beli masyarakat garut sangat rendah daripada kab

lainnya (Sumber : Garut News 2017)

Sebagai usaha yang menggunakan bantuan modal dari dana pinjaman sektor

perbankan, maka kondisi keuangan usaha ini dipengaruhi oleh kondisi

perbankan nasional dan BI rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Kondisi perbankan yang cukup stabil, penurunan tingkat suku bunga bank

yang berlaku saat ini dan upaya peningkatan peran perbankan sebagai

sumber pembiayaan bagi dunia usaha menjadi peluang bagi Klinik Pratama

Ghoisan Medika dalam memenuhi kebutuhan bantuan modal pinjaman

untuk rencana pengembangan usaha selanjutnya.

3. Faktor teknologi

Perkembangan teknologi berupa internet, telah mengubah pola interaksi

masyarakat dalam interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet

telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional berbagai perusahaan,


75

terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana

untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan.

Gambar 4.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia

Sumber :https://www.boc.web.id/statistik-pengguna-digital-dan-internet-indonesia-2019

Perkembangan teknologi internet yang dapat mengakses semua informasi,

saat ini telah dimanfaatkan oleh Klinik Pratama Ghoisan Medika sebagai

media promosi untuk memperluas pemasarannya. Penggunaan internet saat

ini telah meluas di kalangan masyarakat dan dapat diakses oleh siapa saja,

di mana saja dan kapan saja karena saat ini telah banyak beredar telepon

seluler yang dilengkapi dengan fasilitas internet. Keberadaan internet

diharapkan dapat menjadi media promosi yang baik bagi Klinik Pratama

Ghoisan. Selain penggunaan teknologi internet, teknologi telepon selular

juga telah dimanfaatkan oleh Klinik Pratama Ghoisan Medika untuk

memberikan pelayanan dan melakukan pemasaran langsung kepada

konsumen. Perkembangan teknologi digital juga dimanfaatkan oleh Klinik


76

Pratama Ghoisan Medika pendataan para pasien terutama pasien BPJS

karena Lembaga BPJS telah memberikan program baku yang digunakan

diseluruh klinik yaitu program P-CARE yang memudahkan klinik-klinik

untuk maintenance para pasiennya.

Gambar 4.2 Aplikasi PCARE Mobile Klinik di Indonesia

Sumber https://kembar.pro/2018/

4. Faktor Sosial dan Budaya

Faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi kelangsungan Klinik Pratama

Ghoisan Medika diantaranya adalah budaya sebagian masyarakat garut

yang masih memegah teguh adat istiadat terutama yang tinggal di daerah

pedesaan garut, mereka masih fanatik terhadap agama dan budaya yang

berlaku sehingga mereka mempunyai kebiasaan apabila ada anggota

keluarganya yang sakit mereka mendahulukan melakukan pengobatan

alternatif daripada melakukan pengobatan ke klinik kesehatan ataupun ke

rumah sakit. Disamping itu masyarakat garut berwatak halus dan

menghargai tatakrama dalam berprilaku tapi apabila terganggu dan tersakiti


77

maka biasanya akan cepat tersebar ke lingkungan sekitarnya. Peningkatan

jumlah penduduk Jawa Barat juga berpengaruh terhadap peluang untuk

meningkatkan jumlah pengunjung bagi keberlangsungan aktivitas usaha

Klinik Pratama Ghoisan Medika.

4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal Mikro

1. Kompetitor

Berdasarkan hasil survey dan wawancara dapat disimpulkan bahwa pesaing

utama bagi Klinik Pratama adalah Puskesmas kecamatan Kadungora, klinik

Pratama Pashabina dan Klinik Nurhayati. Puskesmas kecamatan Kadungora

merupakan Public Health Center di kecamatan Kadungora yang melayani

pelayanan kesehatan 24 jam dan menerima rawat inap. Tetapi perbandingan

antara jumlah kapitasi pasien dan dokter sangat timpang sehingga

masyarakat yang akan berobat harus mengantri lama. Sedangkan untuk

klinik pratama Pashabina adalah salah satu klinik lengkap di kadungora

yang berdiri sejak 2015 dengan menyediakan berbagai pelayanan seperti

pelayanan spesialis, pelayanan umum, laboratorium hingga terapi untuk

anak autis dan anak berkebutuhan khusus. Dan Klinik Nurhayati adalah

salah satu klinik terbesar di Kabupaten Garut dengan memiliki 1 Rumah

Sakit dan 2 Klinik Pratama, di kadungora merupakan cabang terakhir yang

didirikan sejak tahun 2017 dengan fasilitas menerima rawat inap dan buka

praktek 24 jam.

2. Pelanggan
78

Potensi pasien di Kadungora masih besar, hal ini dapat dilihat dari

perbandingan antara jumlah penduduk kadungora dengan jumlah petugas

medis Puskesmas dokter sebanyak 3 orang

(https://garutkab.bps.go.id/statictable/2017) sedangkan jumlah penduduk yang

ditangani sebanyak 85.480 orang (https://www.garutkab.go.id/page/data-

kependudukan/2018). Dan ini memberikan peluang untuk membuka

fasilitas kesehatan lainnya seperti klinik pratama didalam membantu

kekurangan tenaga medis terutama dokter di Kadungora.

3. Supplier

Input terpenting dalam pelayanan jasa Klinik adalah ketersediaannya obat-

obatan dan alat-alat kesehatan yang merupakan bagian terpenting dalam

pelayanan kepada para pasien, oleh karena itu kedua hal tersebut harus

selalu tersedia. Dalam pemenuhan persediaan obat-obatan dibutuhkan

supplier yang mampu memenuhi semua kebutuhan obat-obatan klinik

dengan harga yang murah dan sistem pembayaran yang ringan. Saat ini

pemasok obat-obatan yang seperti itu adalah Apotek Planet dari bandung,

pemasok ini dipakai hampir oleh semua klinik di Garut karena apotek

tersebut selain melayani pesanan antar jemput ke klinik dengan harga yang

bersaing juga sistem pembayarannya yang ringan yaitu dapat dibayar bulan

berikutnya. Walaupun supplier obat saat ini didominasi oleh apotek Planet

kami tetap menyiapkan apotek alternatif terutama untuk obat-obatan yang

urgent ketersediaannya dan biasanya apotek tersebut adalah apotek di kota

Garut seperti Apotek Siagajaya dan Apotek Sinar Mulya.


79

Sedangkan untuk alat-alat kesehatan yang besar seperti tempat tidur periksa,

alat infus, mesin Nebulizer, dan lainnya biasanya membeli ke kota Bandung

sedangkan untuk alat-alat kesehatan sekali pakai seperti alat suntik biasanya

tersedia sekalian dengan pembelian obat-obatan.

4.2.3 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal dilakukan pada aspek finance, marketing,

operation, dan human resource

1. Finance

Modal usaha bagi Klinik Pratama Ghoisan Medika terdiri dari modal

finansial dan modal fisik. Modal awal dalam membangun usaha Klinik

Pratama Ghoisan Medika yaitu berasal dari modal finansial sendiri. Karena

ini adalah usaha baru, maka sebagian dari modal finansial akan digunakan

untuk operasional yang nantinya pendapatan yang dihasilkan akan

diinvestasikan kembali ke perusahaan hingga usaha ini stabil. Pendapatan

usaha yang dihasilkan selain digunakan untuk operasional dan membayar

angsuran hutang bank juga disisihkan untuk pengembangan usaha klinik.

Setiap perusahaan perlu melakukan pencatatan atau pembukuan laporan

keuangan untuk mengetahui posisi atau kondisi keuangan perusahaan.

Pembukuan laporan keuangan yang dilakukan Klinik Pratama Ghoisan

Medika masih menggunakan sistem yang sangat sederhana. Pencatatan

keuangan belum menggunakan sistem akuntansi, pencatatan yang dilakukan

hanya berdasarkan pemasukan dan pengeluaran saja. Hingga usaha Klinik


80

ini stabil dan berkembang maka sementara urusan keuangan akan dikelola

oleh bagian Keuangan klinik.

2. Marketing

Klinik Pratama Ghoisan Medika akan menggunakan dua sistem pemasaran:

- Pemasaran Eksternal (menjemput bola), dimana pemilik klinik akan

berupaya untuk melakukan pemasaran dan kerja sama dengan menjadi

mitra BPJS walaupun ketatnya persyaratan yang diberlakukan BPJS,

tetapi apabila berhasil menjadi mitra BPJS maka klinik akan

mendapatkan kapitasi pasien dengan melakukan pendekatan ke instansi-

instansi maupun ke perusahaan-perusahaan yang pembayaran klaim

kesehatan para pegawainya melalui BPJS. Saat ini pasien pensiunan

kurang diminati oleh fasilitas kesehatan klinik-klinik, karena sifat para

pensiunan yang rata-rata rewel dan sulit diatur. Tetapi dengan

pendekatan dan terapi yang tepat maka hal tersebut bisa diatasi, karena

bagaimanapun para pensiunan memiliki kelebihan yaitu loyal dan

channel link yang luas.

- Pemasaran Internal, yaitu dengan memaksimalkan pelayanan pada saat

melayani para pasien dengan motto melayani pasien dengan sepenuh

hati, pelayanan dilakukan dimulai dari datangnya pasien ke klinik

hingga keluar dari klinik tersebut. Hal ini dilakukan dengan harapan

kepuasan yang dirasakan para pasien tersebut akan diberitahukan

kepada orang-orang terdekatnya dan mempengaruhinya untuk berobat

ke Klinik Pratama Ghoisan Medika apabila mereka sakit.


81

Dengan tidak sebandingnya perbandingan antara tenaga medis (dokter)

dengan jumlah masyarakat di Kadungora menjadikan kecamatan

Kadungora tersebut potensi yang menjanjikan bagi Klinik Pratama Ghoisan

Medika.

3. Operation

Penentuan manajemen kegiatan secara menyeluruh mulai dari pengelolaan

karyawan selain dan pengelolaan fasilitas dilakukan oleh manager

operasional. Dan pelaporan kinerja perusahaan dilakukan seminggu sekali

oleh bagian admin dengan lisan dan tertulis, pelaporan tersebut hanya

berupa laporan keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk

pembukuan sederhana.

Untuk jadwal operasional klinik buka pagi mulai dari jam 7.00 wib hingga

jam 10.00wib dan sore hari mulai jam 16.00 wib hingga jam 21.00 wib.

4. Human resource

Pada saat ini sumber daya manusia yang dimiliki klinik pratama Ghoisan

Medika adalah satu orang Manajer Operasional, dua orang dokter, satu

orang Administrasi dan satu orang Keuangan, seorang apoteker dan seorang

perawat.

Kelangsungan usaha Klinik Pratama Ghoisan Medika sangat ditentukan

oleh kinerja karyawan sebagai penyedia jasa untuk melayani dan

memberikan kepuasan akan kebutuhan pengunjung. Kemampuan teknis

maupun non teknis sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan dengan

baik.
82

4.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis tentang kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman

(threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Pengenalan

akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk melihat peluang –

peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan – kelemahan

yang ada akan memberikan realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat

perusahaan.

Kekuatan yang dimiliki Klinik Pratama Ghoisan Medika dibandingkan pesaing

yaitu

Tabel 4.1 Kekuatan Klinik Pratama Ghoisan Medika

KEKUATAN ELEMEN
S-1 Pengalaman di Bidang usaha Klinik
S-2 Sudah menjalin hubungan yang baik dengan
berbagai pihak terutama BPJS
S-3 Tempat yang strategis dan memadai
S-4 Waktu buka praktek pagi dan sore

Data tentang kelemahan perusahaan dibutuhkan untuk mengetahui tentang

kekurangan perusahaan, sehingga dapat dijadikan pembelajaran dan motivasi untuk

memperbaikinya.
83

Tabel 4.2 Kelemahan Klinik Pratama Ghoisan Medika

KELEMAHAN ELEMEN
W-1 Promosi yang kurang maksimal
W-2 Karyawan yang belum tanggap
W-3 Pengelolaan Klinik Pratama belum optimal
W-4 Keterbatasan Modal

Mengetahui kesempatan atau peluang dari pasar diperlukan untuk

menyiapkan tindakan/rencana yang perlu dilakukan oleh perusahaan sehingga

dapat memperluas target pasar

Tabel 4.3 Peluang Klinik Pratama Ghoisan Medika

PELUANG Elemen
O-1 Peningkatan jumlah penduduk Garut
O-2 Kebijakan pemerintah yang mendukung
O-3 Munculnya Perusahaan industri baru
O-4 Peningkatan jumlah pensiunan

Diperlukan strategi untuk mengatasi ancaman yang dialami perusahaan

sehingga tidak menghalangi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Tabel 4.4 Ancaman Klinik Pratama Ghoisan Medika

ANCAMAN ELEMEN
T-1 Birokrasi pemerintah daerah Garut dan BPJS
T-2 Bermunculan pendatang baru di bidang yang
sama
T-3 Keamanan dan bencana alam
T-4 Para pasien yang meminta untuk pindah ke
klinik lain
84

Dari faktor internal yang dimiliki oleh Klinik Pratama Ghoisan Medika,

baik kekuatan maupun kelemahan, maka dapat disimpulkan faktor-faktor internal

strategis dari usaha Klinik Pratama Ghoisan Medika sebagai berikut:

Tabel 4.5 Internal Strategic Factor

Internal Strategic Factor Weight Rating Weight Score


Strength
Pengalaman di Bidang usaha Klinik 0.2 4 0.8
Sudah menjalin hubungan yang baik
dengan berbagai pihak terutama BPJS 0.1 4 0.4
Tempat yang strategis dan memadai 0.1 3 0.3
Waktu buka praktek pagi dan sore 0.1 2 0.2
Jumlah 1.7
Weakness
Promosi yang kurang maksimal 0.2 2 0.4
Karyawan yang belum tanggap 0.2 1 0.2
Pengelolaan Klinik Pratama belum
optimal 0.1 3 0.6
Jumlah 1.2
Total 1 2.9
Selisih 0.5

Pada tabel Internal Strategis Factor di kolom Strenght, rating tertinggi

berada di bagian Pengalaman di Bidang usaha Klinik, hal ini karena pemilik klinik

ini telah mempunyai klinik sebelumnya yaitu Klinik Aleva Medika di kota Garut.

Sedangkan pada Kolom Weakness, rating tertinggi berada di pengelolaan klinik

pratama belum optimal karena ini klinik baru maka pengelolaan klinik semuanya

menjadi tanggungjawab pemilik klinik.

Sementara itu, untuk faktor-faktor eksternal strategis dari Klinik Pratama

Ghoisan Medika dapat disarikan sebagai berikut :


85

Tabel 4.6 External Strategic Factors Summary

external Strategic Factor Weight Rating Weight Score


Opportunities
Peningkatan jumlah penduduk Garut 0.2 4 0.8
Kebijakan pemerintah yang
mendukung 0.1 3 0.3
Munculnya Perusahaan industri baru 0.1 2 0.2
Peningkatan jumlah pensiunan 0.1 3 0.3
Jumlah 1,6
Threats
Birokrasi pemerintah daerah Garut
dan BPJS 0.2 3 0.6
Bermunculan pendatang baru di
bidang yang sama 0.2 2 0.4
Para pasien yang meminta untuk
pindah ke klinik lain 0.1 3 0.3
Jumlah 1.3
Jumlah 1 2.9
Selisih 0,3

Berdasarkan tabel External Strategis Factor dikolom Opportunities rating

tertinggi berada pada peningkatan jumlah penduduk Garut, hal ini karena dengan

semakin meningkatnya jumlah penduduk maka akan meningkatkan pula

kesempatan peningkatan kapitasi pasien di klinik. Sedangkan pada kolom Threats

rating tertinggi berada pada birokrasi pemerintah daerah Garut dan BPJS,

dikarenakan peraturan pemerintah yang sering berganti sehingga berpengaruh pada

birokrasi terutama pada saat pendirian usaha klinik maupun pada saat perpanjangan

usaha klinik.

• Dari keseluruhan hasil Matriks IFE dan EFE diatas terdapat selisih antara

Matriks IFE dan EFE pada hasil dari Matriks IFE terdapat selisih 0,5 dari

hasil yang telah dijumlahkan diatas. Sedangkan pada Matriks EFE terdapat
86

selisih 0,3 yang diperoleh dari hasil penjumlahan rating dan juga bobot diatas.

Sehingga dari hasil evaluasi IFAS dan EFAS tersebut dapat disimpulkan

bahwa Klinik Pratama Ghoisan Medika mempunyai peluang dan kekuatan

yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

4.5 Hasil Analisis Strategi Bisnis

Dari hasil analisis SWOT diatas, didapat bahwa :

Strength – Weakness = 2.90 dengan selisih = 0,5

Opportunities – Threats = 2,90 dengan selisih = 0,3

Hal ini menjelaskan bahwa bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika memiliki

kekuatan dan peluang yang prospektif, terlihat dari hasil selisih yang positif baik

dari sisi internal maupun eksternal. Dari hasil tersebut dapat dipaparkan melalui

diagram Analisa SWOT sebagai berikut :

PELUANG

Kuadran I
Kuadran III
Aggressive
Turn Around

1 (0,5 ; 0,3)
KELEMAHAN KEKUATAN

-2 -1 1 2
-1

-2

Kuadran II
Kuadran IV
Difersifikative
Defensive
ANCAMAN

Gambar 4.3 Diagram Analisis SWOT Klinik Pratama Ghoisan Medika


87

Dari hasil diagram Analisis SWOT di atas, bahwa Klinik Pratama Ghoisan

Medika berada di Kuadran satu yang memiliki arti bahwa Klinik Pratama Ghoisan

Medika mempunyai kekuatan dan peluang untuk berkembang dengan melakukan

strategi yang tepat dan berkesinambungan dengan selalu memberikan pelayanan

yang terbaik dan menambah segmentasi pelayanan kesehatan kepada para pasien,

juga memperluas kerjasama dengan instansi dan perusahaan yang ada agar dapat

meningkatkan daya saing terhadap para pesaing.

Berdasarkan analisis SWOT tersebut diatas, dapat dijadikan dasar untuk

menentukan sasaran dan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dari bisnis

tersebut dengan menangkap setiap peluang secara aktif dan meminimalisir semua

ancaman yang ada dengan mengutamakan kepuasan konsumen.

Tabel 4.7 Matrik SWOT Klinik Pratama Ghoisan Medika

Strengths : Weaknesses :
Internal factor • Pengalaman di Bidang • Promosi kurang
usaha Klinik maksimal
• Sudah menjalin hubungan • Karyawan yang belum
yang baik dengan berbagai tanggap
pihak terutama BPJS • Pengelolaan Klinik
External Factors • Tempat yang strategis dan Pratama belum optimal
memadai • Keterbatasan Modal
• Waktu buka praktek pagi
dan sore
Opportunities : SO Strategy WO Strategy
• Peningkatan jumlah • Memperluas relasi dengan • Dengan meningkatnya
penduduk Garut instansi dan perusahaan jumlah penduduk Garut
• Kebijakan pemerintah baru maka potensi meningkat
yang mendukung • Lebih menekankan untuk yang menuntut klinik
• Munculnya Perusahaan mencari pasien dari untuk lebih aktif dan
industri baru kalangan pensiunan proaktif dalam
• Peningkatan jumlah • Mempererat kerjasama melakukan pemasaran
pensiunan dengan BPJS agar lebih • Lebih aktif dan proaktif
bisa meningkatkan kapitasi untuk meningkatkan
pasiennya kemampuan para
karyawan klinik agar
dapat memberikan
pelayanan yang terbaik
88

Threats : ST Strategy WT Strategy


• Birokrasi pemerintah • Mempererat dan menjaga • Meningkatkan tingkat
daerah Garut dan BPJS hubungan baik dengan kompetensi semua
• Bermunculan pendatang pemerintah daerah maupun karyawan
baru di bidang yang sama dengan BPJS • dan mengembangkan
• Keamanan dan Bencana • Berusaha untuk menjaga sistem pengelolaan
alam dan meningkatkan klinik yang lebih baik
• Para pasien yang meminta pelayanan kepada para
untuk pindah ke klinik pasien agar tidak pindah ke
lain klinik yang lain

1. Strategi S-O

Strategi S-O menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang

eksternal. Alternatif strategi S-O Klinik Pratama Ghoisan Medika adalah

dengan memperluas relasi baru kepada instansi dan perusahaan yang ada,

juga lebih serius untuk mendekati TASPEN karena tingginya potensi di

instansi tersebut.

2. Strategi W-O

Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O Klinik Pratama

Ghoisan Medika yaitu dengan meningkatkan kompetensi para karyawan,

menambah karyawan untuk dibagian pemasaran, dan proaktif melakukan

pemasaran baik di internal maupun eksternal Klinik.

3. Strategi S-T

Dalam menanggulangi ancaman yang dimiliki, maka Klinik Pratama Ghoisan

Medika menggunakan alternatif strategi kekuatan yang dimiliki yaitu

mempererat dan menjaga hubungan baik dengan pemerintahan daerah Garut

maupun dengan BPJS juga berusaha menjaga dan meningkatkan pelayanan

kepada para pasien agar terjaga loyalty mereka dan tidak pindah ke klinik lain.
89

4. Strategi W-T

Kecamatan Kadungora saat ini menjadi salah satu wilayah yang dilirik oleh

para para pemilik klinik besar Garut untuk membuka cabangnya seperti klinik

nurhayati yang telah memiliki klinik dan rumah sakit di kota garut. Dengan

hadirnya para pesaing besar yang buka kliniknya 24 jam dan ada rawat inap

akan menjadi ancaman bagi Klinik Pratama Ghoisan Medika, oleh karena itu

agar bisa bertahan dan bersaing yaitu dengan menaikkan kompetensi para

karyawan dan meningkatkan pelayanan dengan sepenuh hati agar para pasien

loyal.

4.6. Perencanaan Pemasaran

4.6.1 Segmentation, Targetting, dan Positioning

Berikut analisis Segmenting, Targeting dan Positioning (STP) Klinik

Pratama Ghoisan Medika

1. Segmenting

Klinik Pratama Ghoisan Medika melakukan segementasi berdasarkan

aspek demografis yaitu pendapatan. Segmen pasar yang dituju yaitu

semua masyarakat yang terdaftar sebagai peserta BPJS dan masyarakat

yang belum menjadi peserta BPJS.


90

Tabel 4.8 Segmentasi Klinik Pratama Ghoisan Medika

Kadungora
Geografis Khusus
Leles
Umum Kota Garut
Jenis kelamin Pria dan Wanita
Usia 1 s/d 80 Tahun
Demografis
Kelas ekonomi Semua golongan
Penghasilan Umum
Semua peserta BPJS dan masyarakat
Sasaran
umum
Dalam segmentasi psikografis, Klinik Pratama Ghoisan
Medika menawarkan jasa kesehatan yang dapat dijangkau
Psikografi semua kalangan. Dengan harga yang relatif terjangkau,
masyarakat umum non peserta BPJS dapat berobat dengan
pelayanan yang sama dengan peserta BPJS.

2. Targeting
Tabel 4.9 Targeting Klinik Pratama Ghoisan Medika
Klinik Pratama Ghoisan Medika melakukan target segmentasi
geografis di Wilayah Kecamatan Kadungora Garut dikarenakan
lokasi yang berbatasan antara Bandung dengan kota Garut. Lokasi
Geografis
yang terlewati oleh kendaraan dari luar kota dimanfaatkan oleh
Klinik Pratama Ghoisan Medika untuk menggaet pasar dari luar
Kota Garut.
Jenis Laki-laki 50 persen Klinik Pratama Ghoisan
kelamin perempuan 50 persen Medika memiliki target
Usia 1-35 40 persen pasar semua masyarakat
36-50 30 persen kadungora dan sekitarnya
Demografi 51 > 30 persen yang terdaftar sebagai
Sasaran Semua masyarakat yang peserta BPJS dan Non
terdaftar sebagai peserta peserta BPJS
dan non peserta BPJS
yang membutuhkan jasa
pengobatan klinik
Dalam target psikografis Klinik Pratama Ghoisan Medika
menawarkan jasa kesehatan yang dapat dijangkau oleh semua
kalangan. Hal ini dikarenakan hampir semua masyarakat telah
Psikografi
terdaftar sebagai peserta BPJS baik BPJS Pekerja (PPU), BPJS
Mandiri dan BPJS Peserta Bantuan Iuran (PBI), dan juga
masyarakat umum bukan peserta BPJS.
91

3. Positioning

Klinik Pratama Ghoisan Medika melakukan positioning terhadap

produknya berdasarkan market share dan pricing, dimana untuk market

share di kadungora terdapat dua puluh lima kllinik dan satu puskemas

sedangkan jumlah penduduk kecamatan kadungora delapan puluh lima

ribu empat ratus delapan puluh orang. Sehingga market share masih

menjanjikan, apalagi setelah peraturan pemerintah tahun 2017 tentang

pemerataan kapitasi peserta BPJS diberlakukan. Sedangkan standar

harga yang akan ditetapkan untuk kategori pasien non BPJS adalah

minimal lima puluh ribuan, dimana harga ini lebih murah dari harga

rata-rata klinik lainnya yang sudah berkisar enam puluh ribu keatas.

4.7. Bauran Pemasaran

Selain segmenting, targeting dan positioning (STP). Dalam

mengembangkan strategi pemasaran, pengusaha dapat menggunakan marketing

mix/bauran pemasaran yang terdapat elemen-elemen utama dalam pengembangan

pemasaran barang/jasa, yaitu :

1. Product

Produk pelayanan Kesehatan yang ditawarkan Klinik Pratama Ghoisan

Medika adalah pelayanan pengobatan umum (pemeriksaan dan pengobatan

pasien pada umumnya), Pelayanan bedah minor, pelayanan Sirkumsisi

(sunat untuk anak laki-laki), pemeriksaan darah (gula darah, asam urat dan

kolesterol), pelayanan suntik KB, dsb. Disamping itu Klinik Pratama

Ghoisan Medika juga menerima panggilan ke rumah pasien (visite) untuk


92

pasien yang tidak bisa datang ke klinik (pasien yang lumpuh, sakit keras

atau keadaan yg membuat pasien tidak bisa ke klinik) untuk dilakukan

pemeriksaan kondisi kesehatannya.

2. Process

Proses pelayanan di Klinik Pratama Ghoisan Medika dimulai sejak pasien

datang ke klinik lalu melakukan pendaftaran dengan memberitahukan jasa

kesehatan apa yang diinginkan, setelah itu dilakukan tindakan oleh dokter

sesuai dengan permohonan para pasien dan diberikan obat apabila

diperlukan. Apabila pasien peserta BPJS bisa langsung pulang, tapi apabila

ada pelayanan tindakan yang diluar covering BPJS seperti bedah minor

maka pasien akan dikenakan biaya. Dan apabila pasien umum bukan peserta

BPJS maka akan dikenakan biaya sesuai tindakan dokter lakukan dan obat-

obatan yang diberikan klinik.

pemeriksaan
umum, suntik KB,
cek darah
Pemeriksaan di
Klinik
tindakan bedah Pemberian obat
Pasien apabila Pembayaran
minor atau sunat
melakukan diperlukan
pendaftaran
Visite
pemeriksaan
(pemeriksaan ke
umum
rumah pasien)

Gambar 4.4. Flowchart Proses Klinik Pratama Ghoisan Medika


93

3. Price

Untuk penetapan harga hanya diberlakukan dan dikenakan kepada pasien

umum (Non Peserta BPJS) atau peserta BPJS yang mengajukan pelayanan

kesehatan klinik yang tidak di covering BPJS. Adapun besaran biaya yang

dikenakan kepada para pasien umum (non peserta BPJS) berbeda-beda

tergantung kepada hasil diagnosa dan tindakan dokter terhadap setiap kasus

pasien yang diperiksa dan obat yang diresepkan oleh dokter, sedangkan

untuk pasien peserta BPJS tidak dikenakan biaya karena sudah dicovering

BPJS kecuali kalau ada tambahan tindakan yang tidak di covering BPJS

maka akan dikenakan biaya sebanyak tindakan yang dilakukan seperti

bedah minor, cek darah, dsb. Contoh Kasus :

Seorang ibu dengan umur 55 tahun

- diagnosa : diabetes mellitusm

Biaya jasa dokter = Rp. 35.000,-

- Hasil cek gula darah : 260 mg/dl

Biaya cek gula darah = Rp. 20.000,-

- Obat yang diresepkan dokter : gludepatic 15 tablet, glimepirid 5 tablet,

beneuron 10 tablet (ini untuk masa 5 hari)

Total biaya obat = Rp. 27.000,-

Total biaya yang harus dibayar pasien sebesar Rp. 83.000,-

4. Place

Lokasi merupakan salah satu hal penting dalam mendirikan bisnis jasa

kesehatan Klinik, oleh karena itu Klinik Pratama Ghoisan Medika akan
94

berlokasi di jalan Raya Kadungora Garut, dimana lokasi ini sangat strategis

berada dijantung kecamatan Kadungora sehingga akan memudahkan akses

bagi para pasien untuk datang ke lokasi klinik.

5. Promotion

Dalam sebuah perusahaan, marketing memegang peran penting untuk

melakukan komunikasi terpadu yang bertujuan memberi informasi dari

pihak perusahaan kepada konsumen mengenai barang atau jasa. Hal ini

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau

pelanggan. Tujuan promosi marketing yaitu untuk mengenalkan produk

secara luas kepada masyarakat, dengan harapan akan tertarik pada informasi

yang dibagikan dan berakhir dengan melakukan transaksi. Begitupun Klinik

Pratama Ghoisan Medika melihat promotion marketing merupakan salah

satu kunci keberhasilan bisnisnya. Rata-rata pemilik klinik di Garut adalah

dokter yang mana kurang memahami pentingnya marketing dan mereka

lebih fokus ke operasionalnya saja, maka ini merupakan peluang bagi Klinik

Pratama Ghoisan Medika dengan berbekal keilmuan yang diperoleh di

widyatama untuk diaplikasikan ke dalam bisnis tersebut.


95

Tabel 4.10 Rencana Kegiatan Pemasaran


Klinik Pratama Ghoisan Medika
Konsep Kegiatan
Pemasaran
Cross Selling Mendatangi intansi-intansi dan perusahaan untuk dapat menawarkan secara
langsung jasa kesehatan Klinik Pratama Ghoisan Medika, dengan
mempresentasikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki klinik sehingga
mereka mau menjadi peserta kapitasi BPJS di Klinik Pratama Ghoisan
Medika
Sales Memberikan kaos Prolanis gratis bagi pensiunan atau masyarakat penderita
Promotion Diabetes yang mau menjadi anggota kepesertaan kelompok Prolanis Klinik
Pratama Ghoisan Medika
Humas Menjalin hubungan yang baik dengan semua potential consumer seperti
Publikasi intansi pemerintahan, pemegang keputusan pada perusahaa-perusahaan dan
juga semua kalangan yang berpotensi.

Advertising Gencar beriklan di media-media yang dapat dijangkau oleh masyarakat


Kadungora dan sekitarnya seperti leaflet, spanduk, media sosial, Radio,
Facebook Ads, dan Google Ads.

Event Aktif membuat Event yang berhubungan dengan Kesehatan seperti Gerak
jalan santai, senam kelompok prolanis, dsb.

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa rencana kegiatan promosi dan

pemasaran yang akan dilakukan oleh Klinik Pratama Ghoisan Medika

seperti aktif beriklan di media sosial dan radio juga sering membuat event-

event seperti gerak jalan santai dan program senam prolanis, hal ini

dilakukan untuk mempererat antara klinik dengan para pasiennya sehingga

terjalin hubungan yang erat dan meningkatkan loyalitas para pasiennya ke

Klinik Pratama Ghoisan Medika.

6. People

Dalam bisnis jasa kesehatan, karyawan merupakan aset yang perlu untuk

dikembangkan. Kompetensi, pembagian kerja yang jelas, keramahan dan

kesopanan perlu dilakukan dengan sepenuh hati agar dapat memberikan


96

pelayanan yang terbaik bagi para pasien yang berobat ke klinik. Kecepatan

pelayanan administrasi dan perawat, keakuratan diagnose dokter dan

ketepatan apoteker merupakan modal kompetensi pelayanan karyawan

Klinik Pratama Ghoisan Medika.

7. Physical evidence

Dalam hal penyediaan fasilitas, pihak Klinik Pratama Ghoisan Medika

memanfaatkan semua obyek yang tersedia baik sarana, prasarana, dan

fasilitas lingkungan yang masih berfungsi dengan baik. Selain itu,

perusahaan juga akan membangun sarana, prasarana dan fasilitas yang

dianggap kurang. Fasilitas yang disediakan Klinik Pratama Ghoisan Medika

merupakan pendukung aktifitas usaha dan untuk memberikan kepuasan dan

kenyamanan bagi para pasien. Beberapa fasilitas yang mendukung aktifitas

usaha Klinik Pratama Ghoisan Medika adalah

a. Ruangan pendaftaran dan ruang tunggu

Tata letak ruangan pendaftaran dan ruang tunggu terletak dalam satu

ruang dekat dengan pintu masuk klinik, hal ini untuk memudahkan

pasien untuk mendaftar dan menunggu panggilan dokter.

b. Ruangan Periksa Dokter

Ruangan ini tersendiri dan harus dekat jendela karena agar sirkulasi

udara bagus, karena pasien yang berobat banyak yang mempunyai

penyakit yang menular.

c. Ruangan Tindakan
97

Ruangan inipun harus tersendiri, karena digunakan untuk tindakan

medis khusus seperti bedah minor, sirkumsisi (sunat), nebulizer, dll.

d. Ruangan Obat

Ruangan ini terletak di dekat pintu keluar klinik, ruangan ini juga

merupakan ruangan kasir dan dipisahkan dengan sekat. Ruangan obat-

obatan berada dibelakang ruang kasir.

4.8 Perencanaan Operasional

Tujuan dan perencanaan operasional yaitu agar dapat memaksimalkan

kualitas pelayanan pada para pasien maupun pihak berkepentingan lainnya

serta menigkatkan efisiensi dan biaya operasional. Perencanaan operasional

Klinik Ghoisan Medika dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:


98

Doctor

Gambar 4.5 Alur Operasional Klinik Pratama Ghoisan Medika


4.9. Perencanaan SDM

Perencanaan SDM merupakan proses perencanaan sistematis untuk

memaksimalkan sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan. Tujuan dari

perencanaan SDM ini adalah untuk memastikan kesesuaian antara tenaga kerja dan

pekerjaan, baik dari segi jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan. Proses ini

didasari oleh supply dan demand dalam konteks SDM perusahaan.

1. Kebutuhan SDM

Klinik Pratama Ghoisan Medika merupakan usaha yang mempunyai

struktur organisasi yang sederhana, dimana setiap posisi SDM disesuaikan

dengan kompetensinya masing-masing dan tersendiri. Sehingga semua

SDM yang ada telah disesuaikan untuk memenuhi kriteria kebutuhan SDM

Klinik.
99

2. Sistem Perekrutan

Klinik Pratama Ghoisan Medika melakukan rekrutmen khusus untuk posisi

dokter, perawat dan apoteker. Dimana untuk posisi-posisi tersebut harus

sudah memiliki Surat Izin Praktek (SIP) yang masih berlaku dari Dinas

Kesehatan, sedangkan untuk posisi Manajer Operasional direkrut yang

sudah pengalaman minimal 2 tahun, dan administrasi juga keuangan

direkrut dari luusan S1.

3. Sistem Penggajian dan jam kerja

Klinik Pratama Ghoisan Medika memberikan gaji yang memadai sesuai

dengan posisi masing-masing karyawan. Sistem pembayaran gaji untuk

para karyawan diberikan perbulan. Adapun rincian gaji karyawan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.11 Gaji Pegawai


perbulan
Jumlah
Karyawan Gaji Pokok Biaya Jasa pertahun
Karyawan Total
perbulan Pelayanan
Dokter
(penanggungjawab) 1
4.000.000 1.000.000 5.000.000 60.000.000

Dokter praktek 1 3.000.000 1.000.000 4.000.000 48.000.000


Manager
Operasional 1 4.000.000 - 4.000.000 48.000.000

Apoteker 1 2.500.000 - 2.500.000 30.000.000

Perawat 1 1.000.000 500.000 1.500.000 18.000.000

Administrasi 2 5.000.000 - 5.000.000 60.000.000


Office Boy 1 1.000.000 - 1.000.000 12.000.000

TOTAL 8 20.500.000 2.500.000 23.000.000 276.000.000


100

Khusus untuk dokter ada tambahan biaya yaitu biaya jasa visite, apabila

ada panggilan pemeriksaan ke rumah pasien besarannya tergantung

kepada jarak lokasi pasien dari klinik. Semakin jauh maka biayanya semakin

besar.

4. Struktur Organisasi

Pemilik Klinik

Manajer
Operasional

Dokter Administrasi dan


Perawat Apoteker
Penanggungjawab Keuangan

Dokter Umum Office Boy (OB)

Gambar 4.6 Struktur Organisasi Klinik Pratama Ghoisan Medika

Tabel 4.12 Job Description


Jabatan Jumlah Tugas
• Mengatur segala pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan
operasional
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan
Manager • Membuat pengembangan operasi dalam jangka pendek
1
Operasional • Mengelola dan mengevaluasi kinerja karyawan
• Pelaporan kinerja perusahaan kepada pemilik
• Mengkoordinir pemasaran yang akan dilaksanakan oleh semua
karyawan
• Melakukan pemeriksaan setiap pasien yang datang
• Mengatur daftar jaga dokter praktek
Dokter • Menatakelola praktek dokter klinik agar selalu ada
1
Penanggungjawab • Melakukan pengisian data pasien di program Pcare
• Membuat laporan bulanan kepada Manager Operasional
• Membantu melaksanakan pemasaran klinik
• Melakukan pemeriksaan setiap pasien yang datang
• Membantu melaksanakan pemasaran klinik
Dokter Praktek 1
• Melakukan pengisian data pasien di program Pcare
• Membantu melaksanakan pemasaran klinik
101

Jabatan Jumlah Tugas


• Melakukan peracikan obat-obatan sesuai dengan yang
diresepkan dokter
• Menatakelola persediaan obat-obatan di klinik, dan
Apoteker 1
melaporkannya ke Manager Operasional
• Membantu melaksanakan pemasaran klinik
• Membuat laporan bulanan kepada Manager Operasional
• Membantu dan menyediakan kebutuhan dokter dalam
melakukan pemeriksaan dan tindakan medis kepada pasien
• Merapihkan dan menjaga alat-alat kesehatan yang digunakan
Perawat 1
oleh dokter
• Membantu melaksanakan pemasaran klinik
• Membuat laporan bulanan kepada Manager Operasional
• Menatakerjakan administrasi pasien klinik
• Menatakelola surat-surat klinik, baik surat masuk maupun surat
keluar
• Membuat laporan bulanan kepada Manager Operasional
Administrasi dan
Keuangan
2 • Menatakelola keuangan klinik, baik pemasukan maupun
pengeluaran klinik
• Membuat laporan keuangan klinik dan melaporkannya kepada
Manajer Operasional
• Membantu melaksanakan pemasaran klinik
• Membantu dan menyediakan kebutuhan para karyawan Klinik
• Membersihkan dan merapihkan semua ruangan di klinik
• Membantu melaksanakan pemasaran klinik
Office Boy 1
• Menatakerjakan sampah, baik sampah medis maupun
nonmedis
• Membuat laporan bulanan kepada Manager Operasional
Jumlah 8
• Gathering karyawan setiap tahun
• Tunjangan Hari Raya (THR)
Inovasi • Pemberian seragam dengan warna yang berbeda sesuai dengan pembagian
kerja

5. Pengendalian

Fungsi pengendalian dilaksanakan secara efektif. Pengendalian manajemen

sepenuhnya ditugaskan kepada Manajer Operasional untuk melakukan

pengawasan dan pengontrolan terhadap kinerja para karyawannya dan

melaporkan kepada pemilik klinik. Pemilik usaha datang ke tempat usaha

biasanya dua kali dalam sebulan, yaitu minggu pertama dan minggu ke

terakhir dalam bulan tersebut. Pelaporan kinerja perusahaan yang dilakukan

para karyawannya dibuat laporan dan dilaporkan kepada pemilik klinik

setiap akhir bulan. Pelaporan kinerja dilakukan secara lisan dan tertulis.

Pelaporan tersebut mencakup laporan keuangan perusahaan yang disajikan


102

dalam bentuk pembukuan sederhana dan juga laporan aktifitas usaha secara

umum, kemudian dipresentasikan Manajer Operasional kepada pemilik

klinik.

4.10 Perencanaan Keuangan

1. Strategi Perencanaan keuangan

Strategi perencanaan keuangan Klinik Pratama Ghoisan Medika dijabarkan

sebagai berikut :

a. Kebutuhan Modal

Modal yang diperlukan untuk usaha Klinik Pratama Ghoisan Medika

sebesar Rp 500.000.000 yang diproyeksikan dalam jangka waktu dua

tahun. Diharapkan dalam kurun waktu tersebut kegiatan usaha ini sudah

mampu mengembalikan modal investasi yang telah ditanamkan Adapun

rencana penggunaan modal tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.13 Biaya Operasional dan Kebutuhan Modal Kerja

URAIAN BIAYA JUMLAH TOTAL


SDM
Dokter Umum (2 Orang) 9.000.000 108.000.000
Manager Operasional 4.000.000 48.000.000
Apoteker 2.500.000 30.000.000
Perawat 1.500.000 18.000.000
Administrasi & Keuangan (2 Orang) 5.000.000 60.000.000
Office Boy 1.000.000 12.000.000
THR (gaji ke 13) 23.000.000
Jaminan Kesehatan 28.262.400
OPERASIONAL KANTOR
Listrik, air, telpon dan internet 1.000.000 12.000.000
Limbah RT dan Medis Maks 20Kg 450.000 5.400.000
Persediaan Obat-obatan 2.500.000 30.000.000
Marketing 1.000.000 12.000.000
PENDIDIKAN
Inhouse training & pelatihan keluar gedung 4.000.000
TOTAL BIAYA DALAM 1 TAHUN 400.162.400
103

Tabel 4.14 Biaya Investasi Klinik Pratama Ghoisan Medika

A Biaya Investasi JUMLAH


Sewa Bangunan 15.000.000
Biaya Peralatan (Medik & Non Medik) 15.000.000
Biaya Operasional (modal kerja) 400.162.400
Jumlah total biaya investasi 430.162.400

B Pendanaan Investasi
Total biaya investasi 430.162.400
Permodalan
a. Modal sendiri 430.162.400
b. Pinjaman

b. Proyeksi pendapatan Klinik Pratama Ghoisan Medika

Pendapatan dari Klinik Pratama Ghoisan Medika diprediksikan dari

klaim kapitasi pasien BPJS dan dari pasien masyarakat umum, dikurangi

biaya operasional klinik.

Tabel 4.15 Proyeksi Pendapatan Klinik Pratama Ghoisan Medika


N Description Total Years 1 Total Years 2 Total Years 3 Total Years 4 Total Years 5
o
1 Pendapatan
Total 336.000.000 582.960.000 937.880.000 1.420.512.000 2.111.212.800
Peserta BPJS
dan Umum

2 Pengurangan 403.162.400 422.905.272 437.465.230 456.402.767 476.283.788


biaya
operasional
klinik

3 LABA KOTOR -21.082.400 160.054.728 501.414.770 964.109.233 1.634.929.012

4 Asumsi jumlah BPJS : 2,000 BPJS : 2,800 BPJS : 4,480 BPJS : 6.017 BPJS : 8.242
pasien orang orang orang orang orang
peserta BPJS Umum : 12 Umum : 17 Umum : 26 Umum : 36 Umum : 50
dan umum orang/hari orang/hari orang/hari orang/hari orang/hari

5 Asumsi 40% 45% 45% 50%


kenaikan -
persentase
peserta BPJS
dan umum
104

c. Proyeksi Biaya-Biaya

Perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh Klinik Pratama Ghoisan

Medika terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya marketing, biaya

Pendidikan dan biaya operasional. Untuk detail mengenai pembiayaan

terdapat tabel proyeksi biaya dibawah ini :

Tabel 4.16 Proyeksi Biaya-Biaya Klinik Pratama Ghoisan Medika

N description Total Years 1 Total Years 2 Total Years 3 Total Years 4 Total Years 5
o
Biaya Tenaga Kerja
1 Biaya Gaji
276.000.000 284.280.000 292.808.400 301.592.652 310.640.432
2 Biaya tunjangan
a. Tunjangan BPJS
Kesehatan 11.040.000 11.371.200 11.712.336 12.063.706 12.425.617
b. Tunjangan BPJS
KT 17.222.400 17.739.072 18.271.244 18.819.381 19.383.963

3 THR 20.500.000 21.115.000 21.748.450 22.400.904 23.072.931


TOTAL
324.762.400 334.505.272 344.540.430 354.876.643 365.522.942
Biaya Marketing
Event, Leaflet,
1 Spanduk, Media 12.000.000 13.200.000 14.520.000 15.972.000 17.569.200
Sosial

Pendidikan
1 Inhouse training &
pelatihan 4.000.000 4.400.000 4.840.000 5.324.000 5.856.400
Biaya Operasional

1 Sewa tempat 15.000.000 16.500.000 18.150.000 19.965.000 21.961.500


Listrik, air, telpon
2
dan internet 12.000.000 12.360.000 12.730.800 13.112.724 13.506.106
3 Limbah RT dan
Medis 5.400.000 5.940.000 6.534.000 7.187.400 7.906.140
4 Stock Obat-obatan 30.000.000 33.000.000 36.300.000 39.930.000 43.923.000
TOTAL
62.400.000 67.800.000 73.564.800 80.230.124 87.335.246
TOTAL BIAYA
403.162.400 419.905.272 437.465.230 456.402.767 476.283.788
105

d. Perkiraan laba/rugi

Perkiraan laba/ rugi Klinik Pratama Ghoisan Medika guna mengetahui

seberapa berpotensi bisnis ini untuk dapat dijalankan. Dan berikut

perkiraan laba/rugi Klinik Pratama Ghoisan Medika :

Tabel 4.17 Proyeksi Laba/Rugi Klinik Pratama Ghoisan Medika


N description Total Years 1 Total Years 2 Total Years 3 Total Years 4 Total Years 5
o
Revenue
Pendapatan
1 kapitasi BPJS 192.000.000 268.800.000 389.760.000 565.152.000 791.212.800
Pendapatan
2 Pasien Umum 190.080.000 314.160.000 549.120.000 855.360.000 1.320.000.000

TOTAL
382.080.000 582.960.000 938.880.000 1.420.512.000 2.111.212.800
Cost
Biaya Tenaga
1 Kerja 324.762.400 334.505.272 344.540.430 354.876.643 365.522.942
Biaya
2 Marketing 12.000.000 13.200.000 14.520.000 15.972.000 17.569.200
Biaya
3 Pendidikan 4.000.000 4.400.000 4.840.000 5.324.000 5.856.400
Biaya
4 Operasional 62.400.000 67.800.000 73.564.800 80.230.124 87.335.246

TOTAL 403.162.400 419.905.272 437.465.230 456.402.767 476.283.788


Total Gross Profit
Margin -21.082.400 163.054.728 501.414.770 964.109.233 1.634.929.012
Expenses
Depreciation
3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
Earning before -
interest and Tax 24.082.400 160.054.728 498.414.770 961.109.233 1.631.929.012
Interest
1 0 0 0
Expenses 0 0
Earning before -
Tax 24.082.400 160.054.728 498.414.770 961.109.233 1.631.929.012
1 Tax Income 0 2.914.800 4.694.400 7.102.560 10.556.064

-
Net Profit 24.082.400 157.139.928 493.720.370 954.006.673 1.621.372.948
Earning before Tax -6,3% 27,5% 53.1% 67,7% 77,3%
Net Profit Margin -6,3% 27,0% 52.6% 67,2% 76.8%
Gross Profit
Margin -5,5% 28,0% 53.4% 67,9% 77,5%
106

e. Perkiraan Arus Kas

Perkiraan arus kas ada Bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika

mempertimbangkan perkiraan aliran dana yang masuk maupun dana

yang keluar. Dan berikut perkiraan aliran dana masuk dan keluar Klinik

Pratama Ghoisan Medika :

Tabel 4.18 Proyeksi Arus Kas Klinik Pratama Ghoisan Medika


N Description Total Years 0 Total Years 1 Total Years 2 Total Years 3 Total Years 4 Total Years 5
o

Cash In

1 Capital 430.162.400

2 Sales 382.080.000 582.960.000 979.200.000 1.500.480.000 2.319.936.000

Total Cash In 430.162.400 382.080.000 582.960.000 979.200.000 1.500.480.000 2.319.936.000

Cash Out
Biaya Tenaga
1 Kerja 324.762.400 334.505.272 344.540.430 354.876.643 365.522.942
Biaya
2 Marketing 12.000.000 13.200.000 14.520.000 15.972.000 17.569.200
Biaya
3 Pendidikan 4.000.000 4.400.000 4.840.000 5.324.000 5.856.400
Biaya
4 Operasional 62.400.000 67.800.000 73.564.800 80.230.124 87.335.246

5 Peralatan
Pengurusan
5 Legalitas 10.000.000

Total Cash Out 25.000.000 403.162.400 419.905.272 437.465.230 456.402.767 476.283.788


Ending Cash
Balance 420.162.400 -21.082.400 163.054.728 541.734.770 1.044.077.233 2.887.729.445.

f. Analisis Keuangan

Setelah dilakukannya perkiraan dari pendapatan Klinik Pratama

Ghoisan Medika hingga perkiraan Arus kas Klinik Pratama Ghoisan

Medika maka selanjutnya akan dilakukan penganalisaan keuangan guna

menilai apakah Bisnis dari Klinik Pratama Ghoisan Medika

menguntungkan atau tidak dan berikut hasil dari perhitungan rasio-rasio

keuangan dari Klinik Pratama Ghoisan Medika :


107

Tabel 4.19. Tabel Rasio Keuangan

Tahun Cash Out Cash In Net Cash DF(12%) PV NPV


0 430.162.400 -430.162.400 1,00000 -430.162.400 -430.162.400
1 -24.082.400 -24.082.400 0,89286 -21.502.143 -451.664.543
2 157.139.928 157.139.928 0,79719 125.270.989 -326.393.554
3 493.720.370 493.720.370 0,71178 351.420.407 25.026.853
4 954.006.673 954.006.673 0,63552 606.288.488 631.315.340
5 1.621.372.948 1.621.372.948 0,56743 920.010.554 1.551.325.894
Ratio Hasil

payback period 2,0

net present value 1.551.325.894

Internal Rate of Return 17%

Profitability Index 4,6

ROI 644%

1. Payback Period (PBP)

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode

Payback Period adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan

layak jika Payback Period lebih pendek dibandingkan periode

payback maksimum. Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu

investasi lebih panjang daripada period payback maksimum maka

investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa

alternatif investasi maka untuk menentukan alternatif terbaik

dilakukan pemilihan investasi yang mempunyai Payback Period

yang paling pendek. Berdasarkan perhitungan tabel diatas jangka

waktu pengembalian investasi di Klinik Pratama Ghoisan Medika

adalah dua tahun.


108

2. Net Present Value (NPV)

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net

Present Value (NPV) adalah suatu investasi yang diusulkan

dinyatakan layak jika Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol

atau bernilai positif. Sebaliknya, jika Net Present Value (NPV) suatu

investasi lebih kecil dari nol atau bernilai negatif maka investasi

tersebut dinyatakan tidak layak. Berdasarkan perhitungan diatas

didapat NPV > 0 yaitu sebesar Rp 1.551.325.894,- pada tahun ke

lima. Hal ini menunjukkan bahwa Klinik Pratama Ghoisan Medika

layak untuk dijalankan.

3. Profitability Index

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode

Profitability Index (PI) adalah suatu investasi yang diusulkan

dinyatakan layak jika Profitability Index (PI) lebih besar dari satu.

Sebaliknya, jika Profitability Index (PI) suatu investasi lebih kecil

dari satu maka investasi terebut dinyatakan tidak layak. Pi > 1

dengan Pi sebesar 4,6 maka bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika

layak untuk dijalankan.

4. Internal Rate of Return (IRR)

• Jika IRR lebih besar (>) dari bunga pinjaman, maka diterima

• Jika IRR lebih kecil (<) dari bunga pinjaman, maka di tolak.
109

Terlihat bahwa nilai IRR sebesar 17% lebih besar dari bunga

pinjaman sebesar 12%. Maka bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika

dapat diterima.

4.9 Perencanaan Legal

Klinik Pratama Ghoisan Medika dalam menjalankan usahanya memerlukan

suatu legalitas dimana akan direncanakan untuk legalitasnya yaitu

berbentuk badan usaha. Adapun persyaratan operasional klinik ini mengacu

kepada Permenkes no. 9 tahun 2014 tentang Klinik yaitu:

1. Surat Permohonan pendirian Klinik yang ditujukan ke kepala

Pemerintahan daerah setempat seperti Bupati dan Walikota.

2. Fotokopi IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

3. Fotokopi HO (Hinderordonnantie) atau Izin Gangguan adalah

merupakan surat keterangan yang menyatakan tidak adanya

keberatan dan gangguan atas lokasi usaha yang dijalankan oleh suatu

kegiatan usaha di suatu tempat. Izin ini dikeluarkan oleh pemerintah

daerah kabupaten/kota. HO dikeluarkan khusus bagi usaha yang

mempunyai potensi menimbulkan bahaya kerugian dan gangguan,

ketentraman dan ketertiban umum.

4. Fotokopi akta notaris pendirian badan usaha

5. Surat Kontrak bagi yang menyewa bangunan (minimal 5 tahun)

6. Daftar sarana alat-alat kedokteran dan sarana obat-obatan yang

digunakan
110

7. Profil Klinik yang akan didirikan meliputi Struktur Organisasi

Kepengurusan, Daftar Ketenagaan, Sarana Prasarana dan Peralatan

serta Pelayanan yang diberikan

8. Denah ruangan dan denah lingkungan yang menggambarkan lokasi

Klinik terhadap sarana kesehatan terdekat

9. Surat pengantar / rekomendasi dari Kepala Puskesmas setempat

10. Fotokopi rekomendasi Dokumen Lingkungan (UKL (Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup) /UPL (Upaya Pemantauan

Lingkungan )) yang dikeluarkan instansi Lingkungan Hidup

11. Surat kerjasama pengelolaan limbah medis dengan institusi yang

telah mendapat izin dari Menteri Lingkungan Hidup

12. Penanggungjawab dan Pelaksana Harian Klinik melengkapi:

- Fotokopi KTP yang masih berlaku

- Surat pernyataan kesanggupan sebagai penanggungjawab institusi

atau pelaksana harian.

- Surat pernyataan tidak keberatan dari atasan langsung tempat

bekerja

- Fotokopi Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari

POLRI bagi pegawai swasta (pelaksana harian).

- Fotokopi SIP Dokter, SIK Bidan/Perawat/Tenaga Kesehatan lain

yang masih berlaku.


111

4.10 Manajemen Resiko

Dalam proses operasional terdapat resiko-resiko yang dapat timbul, baik

dalam aspek pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan. Resiko

tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan, oleh karena itu

diperlukan manajemen resiko untuk meminimalisirnya.

4.8.1 Resiko Aspek Keuangan

Resiko aspek keuangan yang mungkin timbul pada saat investasi tidak

berjalan baik dimana pengembalian modal tersendat bahkan tidak

kembali yang dapat disebabkan banyak hal. Maka untuk

meminimalisir hal tersebut Klinik Pratama Ghoisan Medika akan

meningkatkan pengawasan dalam manajemen keuangan secara

berkala dan mencari solusi dalam setiap masalah keuangan yang

terjadi.

4.8.2 Resiko Aspek Pemasaran

Resiko aspek pemasaran yang mungkin dapat terjadi pada saat

bermunculannya para pesaing baru. Maka untuk meminimalisir hal

tersebut Klinik Pratama Ghoisan Medika akan lebih intens

mengadakan acara atau event-event untuk mempererat hubungan

dengan masyarakat pada umumnya dan para pasien pada khususnya,

juga lebih mempererat hubungan dengan instansi-instansi dan

perusahaan-perusahaan yang ada.


112

4.8.3 Resiko Aspek Operasional

Resiko aspek operasional yang dapat terjadi yaitu apabila salah satu

karyawan tidak masuk kerja terutama tenaga medisnya, hal ini akan

mengganggu alur operasional yang ada. Maka untuk meminimalisir

hal ini Klinik Pratama Ghoisan Medika akan menunjuk salah satu

dokternya menjadi dokter penanggungjawab yang bertanggungjawab

dalam menangani tenaga medisnya, sedangkan untuk bagian

administrasi manajer operasional yang bertanggungjawab. Sehingga

alur operasional klinik tetap terjaga.

4.8.4 Resiko Aspek Sumber Daya Manusia

Resiko aspek pemasaran yang mungkin dapat terjadi pada saat

karyawan Klinik berpindah ke klinik yang lain. Maka untuk

meminimalisir hal itu Klinik Pratama Ghoisan Medika akan selalu

berusaha untuk menjaga kepuasan para karyawannya baik dari segi

kompensasi maupun lainnya seperti dengan mengadakan acara family

gathering dengan keluarga para karyawan sehingga loyalitas para

karyawan akan terjaga dan terjalin dengan baik.

4.8.5 Resiko Aspek Legal

Resiko aspek legal yang mungkin dapat terjadi pada saat habisnya

batas waktu berlaku dari dokumen-dokumen legal klinik. Maka untuk

meminimalisir hal itu Klinik Pratama Ghoisan Medika akan selalu


113

memperhatikan batas waktu berlaku dokumen tersebut dan

memperpanjangnya minimal 3 bulan sebelum jatuh tempo.

4.11 Analisis Kelayakan Bisnis

Analisis kelayakan bisnis yang diaplikasikan oleh Klinik Pratama Ghoisan

Medika dengan menggunakan kriteria Timmons dimana permasalahan

pasar sasaran seperti pasar ekonomi, keunggulan kompetitif, Sustainibility,

Tim manajemen dan diferensiasi strategis. Melalui analisis kelayakan bisnis

yang menggunakan Timmons Model Klinik Pratama Ghoisan Medika dapat

mempertahankan berjalannya bisnis dengan perencanaan yang telah

dipersiapkan. Berikut detail dari kelayakan bisnis dari Klinik Pratama

Ghoisan Medika

Tabel 4.20 Analisis Kelayakan Bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika


Klinik Pratama
Indikator Ghoisan
Variabel Kriteria Medika Penilaian
Potensi Tinggi Potensi Rendah
Potensi
Pasar Teridentifikasi Tidak Teridentifikasi Teridentifikasi Tinggi
Potensi
Konsumen Terjangkau Tidak Terjangkau Teridentifikasi Tinggi
Waktu
Kembali Potensi
Pasar Modal <1,5 Tahun >3 Tahun 2,1 Tahun sedang
Potensi
Value added Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
Potensi
Usia Produk Panjang Pendek Panjang Tinggi
Potensi
Ukuran Potensi Penjualan Potensi Penjualan penjualan Potensi
Pasar sangat Tinggi Rendah tinggi Tinggi

hasil analisis yang dilakukan seperti yang ada pada tabel diatas bahwa

Klinik Pratama Ghoisan Medika memiliki potensi yang tinggi terlihat mulai
114

dari target pasar masyarakat yang jelas, lokasi yang mudah dijangkau

konsumen walaupun waktu pengembalian modal berpotensi sedang.

Tabel 4.21 Analisis Kelayakan Bisnis Timmons Model Variable


Keuangan

Variabel Kriteria Indikator


Klinik
Pratama
Potensi Ghoisan
Tinggi Potesi Rendah Medika Penilaian
Waktu mencapai 1-2 Tahun >4 Tahun Tahun Kedua Potensi Tinggi
kas positif
Kebutuhan
Rendah Tinggi Menengah Potensi sedang
Modal

Keuangan Potensi IRR >30 Persen <15 Persen 21 % Potensi sedang


Beban Belanja
Rendah
Modal Rendah Tinggi Potensi Tinggi
Laba Kotor >20 Persen <20 Persen Berkembang Potensi Tinggi
Laba Setelah
>10 Persen Rendah EAT>10% Potensi Tinggi
Pajak

Berdasarkan hasil analisis Timmons Model berdasarkan Variabel keuangan

dari Klinik Pratama Ghoisan Medika didapat bahwa IRR 21% memiliki

Potensi sedang dan Kebutuhan Modal memiliki potensi yang sedang

sedangkan yang lainnya memiliki potensi yang tinggi.

Tabel 4.22 Analisis Kelayakan Bisnis Timmons Model Variabel


Keunggulan Kompetitif
Klinik
Pratama
Variabel Kriteria Indikator penialaian
Ghoisan
Medika
Potensi
Potensi Rendah
Tinggi
Biaya tetap dan
rendah Tinggi menengah Potensi Tinggi
biaya variabel
Keunggulan
kompetitif Kontrol thd biaya,
harga dan Kuat Sedang Kuat Potensi Tinggi
distribusi

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa dari sisi

kompetitif Klinik Pratama Ghoisan Medika memiliki potensi yang tinggi.


115

Tabel 4.23 Analisis Kelayakan Bisnis Timmons Model variable Tim


Manajerial
Klinik
Pratama
Variabel Kriteria Indikator penialaian
Ghoisan
Medika
Potensi
Potensi Rendah
Tinggi
Tim
Bersaing Tidak Bersaing Bersaing Potensi Tinggi
Tim Kewirausahaan
Manajerial
Pengalaman Dimiliki Tidak dimiliki Dimiliki Potensi Tinggi

Integritas Tinggi Rendah Tinggi


Potensi Tinggi

Berdasarkan hasil analisi diatas menimbang bahwa untuk tim manajerial

memiliki potensi yang tinggi dari tim yang siap bersaing dan pengalaman

yang dimiliki serta integritas yang tinggi pada perusahaan.

Tabel 4.24 Analisis Kelayakan Bisnis Timmons Model variable


Diferensiasi Strategis
Klinik
Pratama
Variabel Kriteria Indikator penialaian
Ghoisan
Medika
Potensi Tinggi Potensi Rendah

Terkonsep Potensi
Diferensia Pelayanan terabaikan Bersaing
dengan baik Tinggi
siasi
Strategis Tidak Tepat Potensi
Ketepatan Waktu Tepat Waktu Dimiliki
Waktu Tinggi
Tidak dapat Potensi
Fleksibilitas Dapat beradatasi Tinggi
beradaptasi Tinggi
Mudah Potensi
Saluran Distribusi Mudah diakses Sulit diakses
Diakses Tinggi
Ruang Untuk Potensi
Fleksibel kaku Fleksibel
kesalahan Tinggi

Berasaskan hasil analisis diatas dapat diasumsikan bahwa dari sisi

diferensiasi strategis Klinik Pratama Ghoisan Medika memiliki potesi yang

tinggi terlihat dari hasil pelayanan, ketepata waktu, yang memiliki potensi

yang baik.
116

Hasil timmos model diatas dari semua variable menunjukan seara

keseluruhan bahwa bisnis Klinik Pratama Ghoisan Medika memberikan nilai yang

tinggi pada potensi yang terlihat yang berarti layak untuk dijalankan dengan alasan

akan mendapatkan keuntungan yang besar pada Klinik Pratama Ghoisan Medika

dan bisnis tersebut dibutuhkan secara terus menerus tumbuh dan berkembang.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang telah dilakukan maka dapat

ditarik kesimpulan :

1. Dilihat dari aspek lingkungan bisnis, Klinik Pratama Ghoisan Medika

memiliki prospek yang positif dan menjanjikan seiring dengan kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan yang semakin tinggi, hal tersebut

meningkatkan masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan menjadikan

fasilitas kesehatan seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit sebagai media

pengobatan medis apabila tejadi masalah pada kesehatan mereka.

Dari aspek legal, Klinik Pratama Ghoisan Medika sudah mempersiapkan

untuk segala perijinan yang akan diperlukan untuk operasionalnya.

Sedangkan ditinjau dari aspek pemasaran, Klinik Pratama Ghoisan Medika

memiliki potensi yang baik dengan melakukan pemasaran yang aktif ke

lapangan dan memanfaatkan media sosial yang ada seperti menayangkan

iklan di radio lokal, pemasangan baliho, dan media social online.

Dari aspek operasional, Klinik Pratama Ghoisan Medika fokus pada

pelayanan yang terbaik kepada para pasien yang datang ke klinik mulai dari

pendaftaran sampai keluar dari klinik pasiennya dan menjalin kerjasama

dengan instansi-instansi.

117
118

Untuk aspek sumber daya manusia, Klinik Pratama Ghoisan Medika

memberikan pelatihan-pelatihan yang tepat sesuai dengan skill dan

bidangnya sehingga dapat meningkatkan kompetensinya masing-masing.

Dan yang terakhir dari aspek Keuangan, Klinik Pratama Ghoisan Medika

memiliki Payback Periode selama dua tahun, dengan NPV sebesar Rp

1.551.325.894,- (NPV>0) yang berarti bisnis Klinik Pratama Ghoisan

Medika layak dijalankan, Internal Rate Return sebesar 17% yang berarti

Klinik Pratama Ghoisan Medika sesuai dengan Analisa yang telah

dilakukan melebihi discount factor, dan hasil dari Profitability Index

sebesar 4,6 persen. Berdasarkan rasio keuangan tersebut maka Klinik

Pratama Ghoisan Medika memenuhi kelayakan sebagai bisnis yang

menguntungkan dan layak untuk dijalankan.

2. Berdasarkan aspek kewirausahaan Timmons Model, Klinik Pratama

Ghoisan Medika berpotensi tinggi dan layak untuk dijalankan dengan

melihat peluang pasar yang masih sedikit pesaingnya di bisnis ini di wilayah

Kadungora tersebut, pemberian pelayanan yang terbaik kepada para pasien

oleh para tenaga medis yang kompetensi dan keahliannya terjamin. Hal ini

dapat menjadikan Klinik Pratama Ghoisan Medika untuk terus tumbuh dan

berkembang dengan adanya pengendalian harga dan biaya yang tepat. Dan

berdasarkan aspek keuangan analisa Timmons Model, Klinik Pratama

Ghoisan Medika memiliki peluang yang baik dimana Net Profit masih

tinggi. Dan dalam aspek manajerial Klinik Pratama Ghoisan Medika


119

memiliki potensi yang tinggi dengan tim karyawan yang siap bersaing dan

pengalaman yang dimiliki serta integritas yang tinggi pada perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa

saran guna menunjang perbaikan untuk Bisnis Klinik Pratama Ghoisan

Medika sebagai berikut:

1. Memperluas relasi untuk meningkatkan kerjasama dengan instansi-instansi

dan dan perusahaan yang ada, juga lebih serius untuk mendekati TASPEN

karena tingginya potensi di instansi tersebut.

2. Meningkatkan kompetensi para karyawan dengan memberikan

pelatihan/simulasi pada tenaga medis agar selalu update akan keilmuannya

juga karyawan lainnya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimal, dan menambah

karyawan untuk dibagian pemasaran, juga proaktif melakukan pemasaran

baik di internal maupun eksternal Klinik seperti penyebaran leaflet,

pembenahan pada baliho, dan pemberitaan di radio lokal.

3. Mempererat dan menjaga hubungan baik dengan pemerintahan daerah

Garut maupun dengan BPJS juga berusaha menjaga dan memperbanyak

kegiatan yang bersifat social seperti imunisasi gratis, gerak jalan santai,

pemeriksaan gratis, dan sebagainya, hal ini untuk meningkatkan hubungan

baik dengan pasien yang terdaftar di klinik dan juga sebagai media promosi
120

yang cukup efektif agar masyarakat mau berobat ke Klinik Pratama Ghoisan

Medika ketika membutuhkan fasilitas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai