PENDAHULUAN
Untuk itu maka disusun laporan kegiatan program gizi, ini agar dapat
dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan serta
untuk pertimbangan kegiatan yang akan datang.
BAB II
KEADAAN UMUM DAN SARANA PRASARANA KESEHATAN
Tabel. 1.
Luas Wilayah Desa Di Kecamatan Mandalawangi
% Terhadap Luas
No Nama Kelurahan Luas (km )
Kecamatan
1 Cikoneng 3,40 6,90
2 Cikumbueun 6,20 12,30
3 CurugLemo 2,84 5,63
4 Giripawana 3,41 6,76
5 Gunungsari 2,69 5,34
6 KurungKambing 2,90 5,75
7 Mandalasari 2,26 4,48
8 Mandalawangi 4,05 8,03
9 Nembol 2,94 5,83
10 Panjang Jaya 3,07 6,09
11 Pandat 2,37 4,70
12 Pari 2,20 4,36
13 Ramea 5,73 11,37
14 Sinar Jaya 3,51 6,96
15 Sirnagalih 2,76 5,48
Jumlah 50,41 100
Tabel.2.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Wilayah Kerja Puskesmas MandalawangiTahun 2016
No Sarana Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 3
3 Puskesmas Keliling 9
4 Posyandu 78
5 Poskesdes 2
6 Perumahan Dinas 2
7 Mobil Suzuki Futura 1
8 Mobil Suzuki APV 1
9 Motor 3
Jumlah 100
Sumber : Data TU Puskesmas Mandalawangi tahun 2016
Tabel.4.
Jumlah Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Mandalawangi
Tahun 2016
2 Dokter Umum 0
3 Akper 6
4 D III Gizi 1
5 D III Kebidanan 16
6 D IV Kebidanan 8
8 D III Farmasi 1
9 D III Gigi 2
10 SPK 1
12 SLTP 1
Jumlah 50
Sumber : Data TU Puskesmas Mandalawangi, tahun 2016
BAB III
KEGIATAN PROGRAM GIZI
JKN
APBD
BOK
BAB IV
HASIL KEGIATAN PROGRAM GIZI
Dari data diatas menunjukkan bahwa status gizi balita di wilayah kerja
Mandalawangi masih memerlukan penanganan yang intensif, dan kerjasama yang
lebih kondusif baik lintas sector maupun lintas program.
Untuk mendapatkan data gizi buruk yang lebih akurat maka dilakukan
validasi gizi buruk pasca BPB yaitu pada bulan Maret dan bulan September.
Penilaian status gizi pada saat validasi menggunakan indikator BB/TB. Adapun
hasilnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 7.
Hasil Validasi Gizi buruk Pasca Bulan Penimbangan Balita (BPB)
Tabel.8.
Cakupan Vitamin A di Puskesmas Mandalawangi tahun 2016
Sasaran Cakupan Vitamin A
Bulan
6-11 bln 12-59 Bln Bayi ( 6-11 Bln) Balita (12-59 Bln)
Februari 522 3731 517 (99,0%) 3715 (99,6%)
Agustus 496 3767 496 (100%) 3748 (99,5%)
Sumber : Laporan SKDN 2016 Puskesmas Mandalawangi
Dari table diatas dapat dilihat pencapaian kapsul vitamin A pada bayi 6-11
bulan diposyandu pada bulan Februari mencapai 99,0% dari target 85% dan
mengalami kenaikan pada bulan Agustus mencapai 100 %. Sedangkan pada balita
12-59 bulan pada bulan Februari mencapai 99,6% dari target 85% dan 99,5 %
pada bulan Agustus. Pendistribusian vitamin A dilakukan sweeping pasca
posyandu dan pemberian di PAUD/TK.
Sedangkan untuk Cakupan Vitamin A Bufas pada Tahun 2016 mencapai75
% dari target 85 %. Hal ini menunjukan masih ada ibu hamil yang melahirkan
oleh dukun paraji sehingga tidak mendapatkan Vitamin A.
Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan salah
satu masalah gizi utama di Indonesia. Salah satu kelompok masyarakat yang
rawan menderita anemia gizi adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu
hamil, remaja putrid dan kelompok lainnya. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun
sel otak. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan pendarahan dan
kematian.
Ibu hamil yang mendapat 90 TTD adalah ibu hamil yang telah mendapat
tablet Fe 90 buah (Fe) selama periode kahamilannya. Cakupan pemberian tablet
Fe 1 pada tahun 2016 mencapai 68% dari target 82% dan Fe 3 mencapai 52% dari
target 82%. Pencapaian cakupan Fe1 dan Fe3 masih rendah / dibawah target.
Rendahnya cakupan Fe ini disebabkan stock Fe digudang farmasi Kabupaten
Pandeglang pada tahun 2016 ini memang tidak ada, sedangkan cakupan
puskesmas diperoleh dari pembelian Fe secara mandiri dan dari Bidan Praktek
Swasta.
Air Susu Ibu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya, hanya seorang
ibu yang dapat memberikan anugerah tersebut kepada bayinya.
Menyusui secara ekslusif merupakan cara yang aman,baik dan selalu
tersedia untuk pemberian makanan bayi dalam 6 (enam) bulan pertama
kehidupannya. Dan penting untuk diteruskan lebih dari 6 (enam) bulan,
sebagaimana WHO dan UNICEF merekomendasikan bahwa menyusui harus
berlanjut bersama makanan pendamping ASI yang benar sampai 2(dua) tahun atau
lebih.
Para pakar dewasa ini menyetujui bahwa ASI dapat memberikan semua
yang dibutuhkan bayi normal untuk 6 (enam) bulan pertama dan tanpa
memerlukan minuman atau makanan lain selama periode ini.
ASI ekslusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain,
kecuali obat, vitamin, dan mineral. Pencapaian ASI ekslusif pada tahun 2016
mencapai 29,4 % dari target 80%. Hal ini menunjukkan pencapaian ASI ekslusif
masih dibawah target. Upaya untuk meningkatkan pemberian ASI yang sudah
dilakukan oleh Puskesmas adalah melatih konselor menyusui untuk petugas gizi
dan dokter, sosialisasi ASI ekslusif tingkat Kecamatan, desa dan Lintas Program.
4.6. MP-ASI
Upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan asupan bagi balita da ibu
hamil kekurangan gizi tahun 2016 diberikan makanan pendamping ASI bagi BGM
usia 6-24 bulan dari keluarga kekurangan gizi, PMT ibu hamil untuk yang Kurang
Energi Kronis, dan konseling gizi.
Pada tahun 2016 jumlah Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis (KEK)
yang mendapat PMT berjumlah 33 orang.
Sedangkan jumlah balita BGM dengan status gizi buruk (BB/U) yang
mendapat PMT berupa Biskuit MP-ASI berjumlah 41 orang.
Survey Rapid Anemia Rematri ini dilakukan pada remaja putri usia 13
18 tahun atau siswi SMP/SLTA dengan jumlah 50 orang dari 3 sekolah. Survey ini
dilakukan pada bulan Desember oleh 3 orang petugas kesehatan yaitu Pelaksana
Gizi, Pelaksana Bidan dan Pelaksana Laboratorium. Adapun hasil surveynya
dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini.
Tabel 9.
Hasil Rapid Survey Anemia Pada Remaja Putri
Di Kecamatan Mandalawangi
Hasil Pemeriksaan Hb
N Jumlah Anemia Anemia Anemia
Sekolah Normal
O Murid Ringan Sedang Berat
Hb>12 g/dl 10 -11,9 g/dl 10 11,9 g/dl 10 11,9 g/dl
1 Ponpes Daar El Falah 20 10 10
2 SMKN 8 Pandeglang. 20 11 7 2
3 MA Darul Huda 10 4 5 1
TOTAL 50 25 22 3
BAB V
5.1. Hambatan
Dari hasil kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2016, ada beberapa
kegiatan yang masih belum mencapai target dan masih terdapatnya kasus gizi
buruk yang hilang timbul. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain :
LAPORAN
PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
DISUSUN OLEH :
PROGRAM GIZI
PUSKESMAS MANDALAWANGI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG
2016
SURVEY GARAM BERYODIUM
BULAN VITAMIN A
BULAN PENIMBANGAN BALITA