Anda di halaman 1dari 86

A.

ANALISA SITUASI UMUM


1. Geograf
Puskesmas Labuhan Maringgai merupakan salah satu
dari 34 puskesmas yang ada di Kabupaten Lampung Timur,
terletak di Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai, dengan
luas wilayah seluruhnya mencapai 13,7 km2 yang
merupakan 3,4 % dari luas wilayah Lampung Timur.

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kecamatan


Labuhan Maringgai

Sumber : Kec. Labuhan Maringgai, 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 5


Dari gambar peta diatas tampak batas-batas wilayah kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai yaitu :
a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Mataram Baru Kecamatan Mataram Baru dan
Puskesmas Way Jepara Kecamatan Way Jepara.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Waymili kecamatan Waymili dan Puskesmas
Karya Tani Kecamatan Labuhan Maringgai.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Laut jawa.
d. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Wana kecamatan Melinting.
Pada tahun 2012 wilayah kerja Puskesmas Labuhan
Maringgai yang semula berjumlah 11 (sebelas) desa,
berubah menjadi 7 (tujuh) desa. Hal ini karena adanya
penambahan puskesmas Induk di kecamatan Labuhan
Maringgai. Pustu Karya Tani dirubah menjadi puskesmas
Karya Tani yang terdiri dari 4 desa yaitu desa Karya Tani,
desa Karya Makmur, desa Bandar Negeri dan desa Muara
Gading Mas.
Puskesmas Labuhan Maringgai terdiri dari tujuh desa
yaitu desa Labuhan Maringgai, desa Maringgai, desa
Sriminosari, desa Srigading, desa Karang Anyar, desa
Margasari dan desa Sukorahayu.
Tabel 1
Luas Wilayah Kerja, Jarak Tempuh dan Waktu
Tempuh dari Desa ke Puskesmas Labuhan Maringgai
Tahun 2015
JARAK DESA
N NAMA LUAS WAKTU
KE
O DESA WILAYAH TEMPUH
PUSKESMAS
1. Lab. 4,4 Km2 0 Km 0 menit
2. Maringgai 1,3 Km2 2 Km 10 menit
3. Maringgai 1,5 Km2 4 Km 15 menit
4. Sriminosari 1,8 Km2 11 Km 30 menit
5. Srigading 1,9 Km2 15 Km 40 menit
6. Karang 1,7 Km2 16 Km 45 menit

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 6


Anyar 1,1 Km2 17 Km 50 menit
7. Margasari
Sukorahayu
Puskesmas 13,7 Km 2
Sumber : Kec. Labuhan Maringgai, 2015

Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Labuhan


Maringgai adalah daerah persawahan, peladangan,
perkebunan, dan nelayan yang dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat dan
jarak dari Puskesmas Labuhan Maringgai ke Ibu Kota
Kabupaten Lampung Timur kurang lebih 70 km.
Tujuh desa yang ada di wlayah kerja puskesmas Labuhan
Maringgai, terdiri atas 64 Dusun, 274 RT dan 126 RW. Desa
yang memiliki dusun terbanyak Desa Labuhan Maringgai
sebanyak 13 dusun dan desa dengan dusun terkecil adalah
desa Sukorahayu sebanyak 4 dusun.

Tabel 2
Jumlah Desa, Dusun/RT/RW Puskesmas Labuhan
Maringgai Tahun 2015

JUMLAH
NO DESA
DUSUN RT RW
1 Lab. Maringgai 13 69 32
2 Maringgai 6 26 12
3 Sriminosari 6 21 10
4 Srigading 12 44 22
5 Karang Anyar 11 46 22
6 Margasari 12 48 24
7 Sukorahayu 4 20 4
Puskesmas 64 274 126
Sumber : Kec. Labuhan Maringgai, 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 7


2. Topograf
Tabel 3
Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
Labuhan Maringgai
Menurut Persebaran Tahun 2015

RATA- KEPADAT
RATA AN JUMLAH
N
DESA KK JIWA/RUM PENDUD PENDUD
O
AH UK per UK
TANGGA km2
Lab.
1. 2655 4.04 2437.05 10.723
Maringgai
2. Maringgai 1056 3.57 2896.92 3.766
3. Sriminosari 2503 2.60 4346.67 6.520
4. Srigading 1931 3.87 4151.11 7.472
Karang
5. 1850 4.09 3980.53 7.563
Anyar
6. Margasari 2144 3.96 4999.41 8.499
7. Sukorahayu 731 3.93 2609.09 2.870
12.87
JUMLAH 3.68 3.461 47.413
0
Sumber : Kec. Labuhan Maringgai, 2015

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan


Maringgai tahun 2015 adalah sebesar 47.413 jiwa dengan
rerata pertumbuhan penduduk 2,34 % pertahun ( Data BPS
Lampung Timur ).
Pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa di wilayah kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai pada tahun 2015, desa
dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Desa Labuhan
Maringgai sebesar 10.273 jiwa dan desa dengan jumlah

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 8


penduduk terendah yaitu Desa Sukorahayu sebesar 2.870
jiwa.
Jumlah kepala keluarga sebanyak 12.870 KK dengan
rerata jumlah anggota keluarga sebanyak 3,68 jiwa/Rumah
Tangga, rerata kepadatan penduduk sebesar 3.461 jiwa per
km2. Kepadatan tertinggi pada Desa Margasari yaitu
sebesar 4999,41 jiwa per km2 dan kepadatan terendah
adalah Desa Labuhan Maringgai sebesar 2437,05 jiwa per
km2.

Tabel 4
Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Kelompok Umur
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK


NO UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(TAHUN)
1 04 3,193 2,318 5,511
2 59 2,457 2,248 4,705
3 10 14 2,371 1,569 3,940
4 15 19 2,572 1,445 4,017
5 20 24 1,689 1,423 3,112
6 25 29 1,317 1,314 2,612
7 30 34 1,298 1,347 2,664
8 35 39 1,374 1,645 3,019
9 40 44 1,223 1,082 2,305
10 45 49 1,226 1,874 3,100
11 50 54 1,342 1,753 3,095
12 55 59 1,426 1,498 2,924
13 60 64 1,053 1,421 2,474
14 65 - 69 896 987 1,883
15 70 74 745 653 1,398
16 75+ 376 278 654
JUMLAH 24.558 22.855 47.413
Sumber : Kec. Labuhan Maringgai, 2015
Data penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan
Maringgai pada tahun 2015 berdasarkan kelompok umur
sebagaimana tampak pada tabel 4 diatas, terlihat bahwa

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 9


jumlah penduduk usia muda yang mendominasi dan
seterusnya hingga usia lanjut yang menggambarkan
piramida berdiri.
Tabel 5
Prosentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

Prosentase
N %
Tingkat Pendidikan Laki- Peremp
o. Total
Laki uan
1 TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 11.00 11.00 11.00
2 SD/MI 15.00 15.00 15.00
3 SMP/ MTs 22.00 22.00 22.00
4 SMA/ MA 18.57 22.25 20.63
5 SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN 7.43 3.75 5.37
6 DIPLOMA I/DIPLOMA II 0.54 0.88 0.73
7 AKADEMI/DIPLOMA III 3.46 3.12 3.27
8 UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 2.00 2.00 2.00
9 S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0.02 0.02 0.02
Sumber : Kec. Labuhan Maringgai, 2015

Berdasarkan tingkat pendidikan, pada tabel 5 diatas


tampak bahwa tingkat pendidikan penduduk yang lulus D 3
atau diatasnya masih cukup rendah jumlahnya hanya
sebesar 3,27%. Mayoritas penduduk adalah lulusan SLTP
yaitu sebesar 22.0% dan penduduk dengan tingkat
pendidikan S2 / S3 adalah yang paling rendah yaitu hanya
0,02%.

3. Data Peran Serta Masyarakat


Kader yang telah terbentuk disetiap desa adalah terdiri
atas kader poskesdes, posyandu, usila, PHBS, TB paru,
Kesling dan gizi, dengan demikian maka masih diperlukan
pembentukan kader kesehatan jiwa, kader kesehatan
remaja, dan penambahan dokter kecil.
Banyaknya jumlah kader dan tokoh masyarakat serta
dukun bayi yang kesemuanya telah bermitra dengan tenaga
PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 10
kesehatan diharapkan dapat berperan aktif sebagai
penggerak masyarakat dalam meningkatkan upaya
kesehatan berbasis masyarkat (UKBM) yang salah satunya
adalah posyandu.
Dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat ini
perlu koordinasi lintas program dan lintas sektor melalui
upaya aktifasi forum masyarakat desa. Peningkatan strata
posyandu serta upaya-upaya UKMB lainnya diharapkan
meningkat pada tahun-tahun berikutnya karena tingginya
peran serta masyarakat.

Tabel 6
Data Peran Serta Masyarakat Puskesmas
Labuhan Maringgai
Tahun 2015

Peran Serta Masyarakat


No Desa Duku
Posyan
Kader n toma Ket
du
bayi
Lab.
1 14 170 9 1
Maringgai
2 Maringgai 4 20 3 1
3 Sriminosari 9 45 3 1
4 Srigading 10 50 6 1
Karang
5 8 40 6 1
Anyar
6 Margasari 7 35 3 1

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 11


7 Sukorahayu 4 20 4 1
Puskesmas 56 380 34 7
Sumber : Unit Promkes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

4. Data Penduduk dan Sasaran Program


Data sasaran program Puskesmas Labuhan Maringgai
pada tahun 2015 seperti terdapat pada tabel di bawah ini :

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 12


Tabel 7
Data Sasaran Penduduk Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

Pdd Bay Bu Buri Buli Bali Apr AS Rema Anb Neori Bati BBL
N0 DESA AUS PUS WUS Usila
k i mil sti n ta as D ja al sti ta R
Lab. 107 125 321 225 150 105
1
Maringgai 23 205 225 45 215 1 579 6 1 965 1 2818 7 737 30 482 22
376 112
2
Maringgai 6 55 79 16 76 443 203 9 790 339 527 990 370 259 8 169 6
652 195 139
3
Sriminosari 0 72 137 27 131 767 352 6 2 587 913 1713 642 449 11 294 8
747 224 156 104
4
Srigading 2 124 157 31 150 879 403 2 9 673 6 1964 736 514 18 336 13
Karang 756 226 158 105
5
Anyar 3 145 158 32 152 889 409 9 8 681 9 1988 744 520 22 340 16
849 255 157 119
6
Margasari 9 163 179 36 170 999 459 0 5 765 0 2234 837 584 24 383 18
287
7
Sukorahayu 0 55 60 12 58 338 155 861 602 181 402 754 283 198 8 129 6
474 181 557 256 142 975 663 466 213
Puskesmas
13 906 996 199 1 6 0 23 7 4173 8 12461 9 3261 121 3 89

Ket Bayi : 2.34 % Balita : 11.76 % ASD : 70 % Neoristi : 15 %


: Pddk Pddk AUS WUS : 26.28 % Pddk Bayi
Bumil : 1.1 % BBLR : 11 % Batita : 4.5 %
Bayi Apras : 5.4 % Pddk Remaja : 30 % AUS Bayi Pddk
Bulin : 1.05 PUS : 17 % Usila : 6.88 Anbal : Balita -
bayi AUS : 30.02 % Pddk Pddk Pddk Bayi

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 13


5. Data Sekolah
Tabel 8
Data Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015
Sarana Pendidikan
No Desa Ponp
PAUD TK SD SMP SMA es
Lab.
1 Maringgai 7 6 9 2 1 1
2 Maringgai 2 1 1 0 0 0
3 Sriminosari 4 4 3 2 2 2
4 Srigading 2 4 3 3 2 1
Karang
5 Anyar 1 3 2 0 0 0
6 Margasari 0 3 5 2 0 0
7 Sukorahayu 2 2 1 0 0 0
Puskesmas 18 23 24 9 5 4
Sumber : Unit UKS Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015
Jumlah sarana pendidikan yang ada di Puskesmas
Labuhan Maringgai pada tahun 2015 cukup banyak mulai
dari PAUD sampai dengan SMA. Banyaknya jumlah sarana
pendidikan ini membutuhkan peningkatan jumlah/frekuensi
penyuluhan kesehatan seperti PHBS, kesehatan reproduksi,
agar setiap sekolah mendapatkan jadwal penyuluhan/
pembinaan.
Pondok pesantren yang jumlahnya cukup banyak
merupakan salah satu kelompok potensial yang harus pula
diperhatikan, ada banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan
yang menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif
seperti pembentukan Pos Kesehatan Pesantren
(POSKESTREN), melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan
kepramukaan dan lain-lain.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 14


B. ANALISA DERAJAT KESEHATAN
Derajat Kesehatan sebagai pencerminan kesehatan
perorangan, kelompok maupun masyarakat merupakan
salah satu indikator kesejahteraan umum yang digambarkan
dengan umur harapan hidup, Angka Kematian ( Mortalitas ),
Angka Kesakitan (Morbiditas) dan status Gizi Masyarakat.
Gambaran derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Labuhan Maringgai adalah sebagai berikut :
1. Umur Harapan Hidup (UHH)
Umur Harapan Hidup di wilayah kerja Puskesmas
Labuhan Maringgai sama dengan Umur Harapan Hidup di
Kabupaten Lampung Timur yaitu 69,4 tahun (BPS).
Dibandingkan dengan UHH Propinsi Lampung sebesar 72
tahun dan UHH Nasional sebesar 67,8 tahun, tampak bahwa
UHH di Kabupaten Lampung Timur telah cukup tinggi.
2. Angka Kematian (Mortalitas)
Status kesehatan masyarakat di suatu wilayah dapat
ditinjau dari dua tolok ukur yaitu dari Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI juga merupakan
barometer kualitas pelayanan kesehatan di suatu negara.
Grafk 1
Fluktuasi Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2011 s/d
2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 15


3

TINGKAT AKI

1 1 1

0 0 0 0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015


Penurunan kasus kematian ibu di wilayah kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai pada dua tahun terakhir
diduga karena meningkatnya cakupan penanganan ibu resti.
Dilakukan pemantauan kesehatan ibu resti pada saat hamil,
bersalin dan nifas melalui kunjungan rumah. Ibu resti yang
ada menjadi lebih terpantau kesehatannya sampai nifas.
Pemberian stiker resti pada buku kia, pengaktifan sistem
rujukan secara berjenjang dan penunjukan zona center
poned diharapkan dapat mempertahankan tidak
terdapatnya kasus kematian ibu diwilayah kerja Puskesmas
Labuhan Maringgai karena ketidakterlambatan dalam
mendeteksi, merujuk dan menangani.
Grafk 2
Fluktuasi Jumlah Kematian Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2011 s/d
2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 16


5

4 4

3 3

TINGKAT AKB
2

1 1 1 1

0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Kasus kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas


Labuhan Maringgai tercatat pada tahun 2011 hingga 2013
terdapat 1 kasus setiap tahunnya dan terjadi peningkatan
pada tahun 2014 sebanyak 4 kasus, dan mengalami
penurunan pada tahun 2015 yaitu 3 kasus. Meningkatnya
cakupan deteksi resti pada ibu (hamil, bersalin dan nifas)
dibandingkan tahun sebelumnya dan meningkatnya deteksi
resti pada neonatus dengan melakukan pemeriksaan KN
menggunakan formulir MTBM sangat mampu menekan
terjadinya kasus kematian bayi. Peningkatan ketrampilan
nakes dalam menangani kegawat daruratan neonatus juga
perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Kasus kematian bayi
di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Maringgai berdasarkan
faktor penyebabnya dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini:
Tabel 9
Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Faktor
Penyebabnya

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 17


Di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Maringgai
Tahun 2011-2015

TAHUH / JUMLAH
N
PENYEBAB 201 201 201 201 201 201
O
0 1 2 3 4 5
1 IUFD 0 0 1 0 1 2
2 Asfiksia 0 1 0 0 1 0
Kel. Jantung
3 0 0 0 0 0 0
congenital
4 Premaruritas 0 0 0 0 0 0
5 BBLR 0 0 0 0 2 1
6 Cacat bawaan 0 0 0 0 0 0
7 Bronchopneumonia 0 0 0 1 0 0
Jumlah 0 1 1 1 4 3
Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Walaupun tidak terdapat kasus kematian bayi pada


tahun 2015, namun masih terdapat kasus lahir mati yang
disebabkan oleh BBLR. Kematian karena BBLR sangat terkait
dengan kondisi gizi ibu dan penyakit kronis. Bumil yang KEK
cenderung untuk melahirkan bayi BBLR. Persiapan gizi ibu
hamil tidak hanya pada saat hamil, tapi harus dimulai sejak
usia remaja. Penyuluhan kesehatan remaja, pendeteksian
dan penyuluhan penyakit-penyakit yang dapat melahirkan
BBLR melalui kelas ibu hamil, pemberian PMT pada bumil
KEK diharapkan dapat menurunkan kasus kematian bayi
yang disebabkan BBLR.
Perlu dilakukan pelacakan setiap kasus kematian
maternal dan perinatal yang terjadi dan dilakukan
pertemuan refresing tingkat puskesmas tentang penyebab
kematian agar dapat diketahui peluang apa yang bisa
dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
perinatal.
3. Angka Kesakitan
a. Angka Kesakitan Umum

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 18


Gambaran angka kesakitan penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai berdasarkan laporan pada
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel sepuluh besar
penyakit terbanyak di bawah ini :
Tabel 10
Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015
NO NAMA PENYAKIT JUMLA %
. H
1 ISPA 5375 30,7
2 Gastritis dan duedentis 2455 14,0
3 Peny. Tekanan darah tinggi 1734 9,9
4 Peny. lain pada saluran nafas
bag. Atas 958 5,7
5 Penyakit Kulit Infeksi 1488 8,5
6 Artitis tidak spesifik 1315 7,5
7 Nyeri sendi 550 3,1
8 Gingivitis dan periodental 719 4,1
9 Sakit kepala 1712 9,7
10 Diare dan gastroenteritis 1193 6,8
Sumber : Unit Yankes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015
Penyakit terbanyak adalah penyakit infeksi saluran
pernapasan akut yaitu sebanyak (30,7%) dan penyakit
gastritis dan duedentis (14,0%). Penyakit nyeri sendi
menempati urutan terendah pada 10 besar penyakit
(3,1%). Peningkatan koordinasi dengan program
kesehatan lingkungan diharapkan dapat menurunkan
kasus-kasus penyakit yang berbasis lingkungan.
Pola penyakit di Puskesmas Labuhan Maringgai masih
didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi. Namun
demikian seiring dengan meningkatnya taraf hidup
masyarakat, penyakit tekanan darah tinggi pada tiga
tahun terakhir selalu berada di posisi ke-3. Oleh karena
itu perlu diwaspadai meningkatnya penyakit tidak
menular di masa mendatang.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 19


Tabel 11
Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Rawat Inap Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

NO. NAMA PENYAKIT JUMLA %


H
1 Diare 23 31,30
2 Gastritis 19 15,65
3 Vertigo 13 10,43
4 Fibris 13 10,00
5 Thypoid 12 7,39
6 Hipertensi 8 6,52
7 Astma 8 5,65
8 Diabetes Militus 5 4,35
9 Infeksi saluran kencing 4 3,48
10 TB Paru 4 3,04
Sumber : Unit Yankes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Pola penyakit di unit rawat inap Puskesmas Labuhan


Maringgai didominasi oleh penyakit tidak menular dan
degeneratif. Penyakit yang disebabkan infeksi lebih
sedikit jumlahnya. Meningkatnya taraf hidup masyarakat
dan perubahan gaya hidup berhubungan dengan
meningkatnya PTM (penyakit tidak menular). Pemberian
penyuluhan kesehatan melalui kegiatan prolanis telah
beberapa kali dilakukan untuk mewaspadai
meningkatnya penyakit tidak menular di masa
mendatang.

b. Angka Kesakitan Potensial


Beberapa penyakit yang potensial menimbulkan KLB
serta penyakit-penyakit yang berdampak luas pada
kesehatan masyarakat di Puskesmas Labuhan Maringgai
antara lain :

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 20


1). TB Paru
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui
droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama
dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu
penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam MDGs
Indikator dalam penilaian penyakit TB adalan
Angka Notifikasi kasus TB atau Case Notification Rate
(CNR) yaitu Angka yang menunjukkan jumlah pasien
TB semua tipe yang ditemukan dan tercatat diantara
100.000 penduduk pada satu periode di suatu wilayah
tertentu. CNR TB Puskesmas Labuhan Maringgai pada
tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun
sebelumnya dari 52,17% menjadi 47,83%. Angka ini
masih jauh dari target nasional yaitu 80%.
Indikator lain yang digunakan dalam pengendalian
TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi
jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan
diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang
diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Kementerian
Kesehatan menetapkan target CDR minimal pada
tahun 2015 sebesar 70%. Pencapaian CDR pada tahun
2015 sebesar 10,11%. Angka ini belum memenuhi
target minimal yang telah ditetapkan.
Terjadi fluktuasi penemuan, penanganan dan
kesembuhan pasien dari tahun ketahun. Pasien BTA+

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 21


yang ditemukan pada tahun 2015 menurun (44 orang)
dibanding tahun 2014 (48 orang).

Grafk 3
Jumlah Kasus TB Paru BTA+
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2011
s.d 2015

100
90 92

80
70
60
50 48
KASUS TB PARU 44
40
30
20 20 19
10
0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Unit P2M Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015


Proporsi kasus TB anak umur 0-14 tahun adalah
20% karena ditemukan kasus TB anak sebanyak 9
orang. Walaupun demikian Tahun 2015 tidak ada
kematian karena penyakit TB Paru.
Masih rendahnya penemuan kasus TB Paru BTA
positif disebabkan oleh rendahnya kesadaran
penduduk untuk memeriksakan diri ke sarana
pelayanan kesehatan. Upaya penjaringan penemuan
perlu lebih aktif dengan melibatkan kader. Pemberian
intensif bagi rujukan sputum yang positif, survei

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 22


kontak TB, kunjungan rumah pasien TB, pemberian
refresing materi tentang TBC pada kader TBC agar
mampu memberikan penyuluhan pada masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan jumlah penemuan
kasus. Kunjungan rumah oleh petugas untuk
melakukan survei kontak TB pada anggota keluarga
yang tinggal serumah dengan penderita TB dan survei
TB mangkir diharapkan mampu meningkatkan
cakupan penemuan dan penanganan TB.

2). Pneumonia Balita


Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus maupun
jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan
karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi
yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak
usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan
(malnutrisi, gangguan imunologi).
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi
penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu Pneumonia dan
yang bukan Pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat
beratnya penyakit yaitu Pneumonia berat dan
Pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti
rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas
bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
Pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan
napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan
terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus
jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus
diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 23


telinga akut harus mendapat antibiotik. Program
pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus
yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai
standar, dengan demikian angka penemuan kasus
pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan
kasus ISPA.
Cakupan kasus pneumonia Balita ditangani di
Puskesmas Labuhan Maringgai dari tahun ke tahun
terus mengalami fluktuasi, akan tetapi angka tersebut
masih berada dibawah target Lampung Timur yaitu
12% dan IR Nasional yaitu 4,2/1000.
Berikut adalah data cakupan kasus pneumonia
balita yang ditangani di Puskesmas Labuhan Maringgai
dari tahun 2011 s/d 2015 :

Tabel 12
Jumlah Kasus Pneumonia Balita Yang Ditangani
Di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Maringgai
Tahun 2011 s/d 2015

NO TAHUN KASUS
.
1 2011 82
2 2012 64
3 2013 98
4 2014 0
5 2015 0
Sumber : P2M Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015
Cakupan puskesmas terhadap penemuan dan
penanganan penderita pneumonia pada balita pada
tahun 2015 ini (0%) sedikit menurun dibandingkan
tahun 2013 (43,75%) dan masih belum mencapai
target yang ditetapkan sebesar 90%.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 24


Cakupan penemuan dan penanganan penderita
pneumonia yang masih rendah pada tahun 2015 di
Puskesmas Labuhan Maringgai karena hal-hal sebagai
berikut a).Tenaga terlatih tidak melaksanakan
MTBS/Tatalaksana Standar ISPA di puskesmas b).
pembinaan (bimbingan teknis, monitoring dan
evaluasi) secara berjenjang masih sangat kurang,
c).ISPA merupakan pandemi yang dilupakan/tidak
prioritas sedangkan masalah ISPA merupakan masalah
multisektoral d). gejala pneumonia sukar dikenali oleh
orang awam maupun tenaga kesehatan yang tidak
terlatih. Refresing tentang pneumonia pada seluruh
tenaga kesehatan di Puskesmas Labuhan Maringgai
dan melaksanakan pemeriksaan balita sakit dengan
MTBS diharapkan mampu menemukan penderita
pneumonia pada balita.

3). Diare
Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit
yang masuk dalam 10 besar penyakit di Puskesmas
Labuhan Maringgai. Diare merupakan penyakit yang
terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses
selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang
dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari
biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih,
atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah
dalam waktu 24 jam.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 25


Berikut adalah grafik fluktuasi kasus diare di
wilayah kerja Puskesmas Labuhan Maringgai dari
tahun 2011 s/d 2015 :
Grafk 4
Jumlah Kasus Diare Puskesmas Labuhan
Maringgai
Tahun 2012-2015
1200 1193
1100
993
1000 933
900
800
700
648
600
500
2012
2013
2014
2015

Sumber : Unit P2M Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015


Target penemuan kasus adalah 3 % dari jumlah
penduduk. 80% dari yang ditemukan tersebut harus
ditangani. Puskesmas Labuhan Maringgai pada tahun
2015 hanya mampu menangani 58,5 %. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh sistem pencatatan dan
pelaporan yang belum rapi. Penderita diare banyak
yang berkunjung keyankes swasta yang tidak
terlaporkan sebagai data kunjungan puskesmas.
Diperlukan sistem jemput data ke yankes swasta.

4). Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae.
Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 26


menyebabkan Kusta menjadi progresif, menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak,
dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan
adanya kondisi sebagai berikut : a)Kelainan pada kulit
(bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa b).
penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi
saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan
otot c). Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan
jaringan kulit (BTA Positif).
Grafk 5
Jumlah Kasus Kusta Puskesmas Labuhan
Maringgai
Tahun 2012-2015
10
9
8
7
6
5 5 5
4
3
2
1 1
0 0
2012 2013 2014 2015

Sumber : Unit P2M Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Pada tahun 2015, dilaporkan tidak terdapat kasus


baru semua tipe kusta. Terdapat 1 pasien kusta yang
selesai berobat pada tahun ini. Jika dilihat dari PR
Propinsi 0,2/10.000 dan PR Nasional <1/10.000. Maka
PR Kusta Wilayah Puskesmas Labuhan Maringgai
berada dibawah target propinsi dan dibawah target
nasional.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 27


Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat
diukur dari tinggi rendahnya proporsi cacat tingkat II,
sedangkan untuk mengetahui tingkat penularan di
masyarakat digunakan indikator proporsi anak (0-14
tahun) di antara penderita baru. Kinerja petugas
puskesmas telah cukup baik dengan meningkatnya
penemuan kasus penyakit kusta dengan proporsi cacat
tingkat II pada tahun 2013 sebesar 0% dan proporsi
anak di antara penderita baru pada tahun 2015 juga
sebesar 0 %. Petugas tidak terlambat dalam
penemuan dan penanganan kasus.

5). Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR)


Kasus penderita tahun 2011 sampai dengan tahun
2014 tidak terdapat kasus GHTR. Mengalami fluktuasi
tahun 2015 terdapat 5 kasus. Adanya kasus GHTR ini
kemungkinan disebabkan oleh pola pemeliharaan
hewan berpotensi rabies yang masih tradisional dan
secara keseluruhan belum pernah ada usaha
pencegahan atau imunisasi untuk hewan dari dinas
terkait.

6). Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian
besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun
dapat juga menyerang orang dewasa. Pada tahun
2015, terdapat 1 kasus namun tidak ada jumlah
kematian yang disebabkan oleh DBD. Dengan

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 28


demikian, IR DBD pada tahun 2015 adalah 96,9 per
100.000 penduduk dan CFR sebesar 0%. Angka-angka
tersebut masih sama dalam dua tahun terahir.

Grafk 6
Jumlah Kasus DBD Puskesmas Labuhan Maringgai
Tahun 2011-2015

1 1 1 1

0 0
2012 2013 2014 2015

Sumber : Unit P2M Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Interpretasi grafik diatas adalah dalam 4 tahun


terjadi peningkatan pada tahun 2012 ke tahun 2013
dan tidak terjadi peningkatan penemuan dan
penanganan kasus DBD di Puskesmas Labuhan
Maringgai. Pada tahun 2015 jumlah kasus masih sama
dalam dua tahun terakhir. Hal ini diduga berhubungan
dengan adanya sosialisasi pencegahan DBD disetiap
desa oleh petugas puskesmas. Jumlah kasus yang
masih cukup banyak tersebut kemungkinan karena
meningkatnya jumlah lahan yang digunakan untuk
perkebunan yang memicu terdapatnya tempat

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 29


berkembang biak nyamuk. Desa dengan kasus DBD
adalah Sukorahayu yang juga merupakan desa dengan
area perkebunan terbanyak. Adanya mobilisasi
penduduk ke luar wilayah juga diperkirakan sebagai
penyebab meningkatnya kasus DBD.
Upaya pemberantasan demam berdarah yang
dilakukan oleh Puskesmas Labuhan Maringgai pada
tahun 2015 adalah dengan terdiri dari 4 hal yaitu: 1)
peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan
surveilans vector (penyelidikan epidemiologi) ; 2)
diagnosis dini dan pengobatan dini; 3) Penyuluhan
kesehatan dan 4) peningkatan upaya pemberantasan
vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan
vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik. PSN-3M
menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam
mencegah DBD.
Penyuluhan DBD pada masyarakat di setiap desa
dan Refresing kader DBD juga menjadi salah satu
kegiatan untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang penyakit DBD. Oleh karena itu
pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan
kepedulian masyarakat merupakan salah satu
alternatif pendekatan baru.

7). PMS dan HIV (+)


HIV & AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 30


sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam
penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan
tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan
seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik
yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan
dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta
dan kegiatan menyusui.
Kasus HIV dan AIDS di Puskesmas Labuhan
Maringgai pernah menunjukkan trend peningkatan
pada tahun 2014 dengan ditemukan 2 kasus HIV dan
2 kasus AIDS. Pada tahun 2015 ini terdapat ditemukan
3 kasus HIV dan 1 kasus AIDS dengan 1 kematian yang
diakibatkan kasus HIV dan 1 kasus AIDS. Kasus PMS
lainnya tidak ditemukan pada tahun 2015.
Upaya penemuan penderita HIV-AIDS pada tahun
2015 dengan pemeriksaan HIV-AIDS secara gratis
terutama pada ibu hamil, penderita TBC. Penyuluhan
ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) disekolah-sekolah SMA,
Kunjungan Rumah pada penderita HIV-AIDS, dan
penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja
disekolah diharapkan dapat menekan terjadinya kasus
HIV AIDS dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pencegahan HIV-AIDS. Jemput data ke yankes
swasta diharapkan dapat menemukan kasus PMS
karena biasanya para penderita PMS malu untuk
datang berobat ke puskesmas.
8). Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular
yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam Millenium Development Goals(MDGs).

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 31


Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa)
Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles. Wilayah endemis malaria pada umumnya
adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan
yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi
yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang
rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap
kebiasaan hidup sehat.
Kasus malaria klinis tahun 2015 di Puskesmas
Labuhan Maringgai dilaporkan sebanyak 12 kasus.
Sebesar 100 % dari kasus tersebut diperiksa sediaan
darahnya, dan dihasilkan 100 % sediaan darah yang
diperiksa negatif malaria. Relatif tingginya cakupan
pemeriksaan sediaan darah di laboratorium tersebut
merupakan pelaksanaan kebijakan nasional
pengendalian malaria dalam mencapai eliminasi
malaria, yaitu semua kasus malaria klinis harus
dikonfirmasi laboratorium.
Grafk 7
Malaria Klinis Di Puskesmas Labuhan Maringgai Th.
2012-2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 32


50

40 39

30 31

20

12
10

0 0
2012 2013 2014 2015

Sumber : Unit P2M Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Berdasarkan grafik diatas, terjadi penurunan trend


kasus malaria klinis di Puskesmas Labuhan Maringgai
pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014.
Namun jumlah tersebut masih termasuk tinggi.
Beberapa hal yang berkaitan dengan hal tersebut : 1)
Mobilitas penduduk yang cukup tinggi ke daerah
endemis malaria di Pekan Baru Riau ; 2) Perubahan
iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang
dari musim kemarau; 3) Kesulitan ekonomi
memberikan dampak pada daerah-daerah tertentu
dengan adanya masyarakat yang mengalami gizi
kurang sehingga lebih rentan untuk terserang malaria;
4) Tidak efektifnya pengobatan karena terjadi
Plasmodium falciparum resisten klorokuin dan
meluasnya daerah resisten, serta 5) Menurunnya
perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap upaya
penanggulangan malaria secara terpadu.
Pengadaan reagen yang diperlukan diharapkan
dapat memudahkan pemeriksaan. Pemberantasan
PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 33
malaria dilakukan dengan penyuluhan pada
masyarakat untuk memerangi malaria dengan
menggunakan kelambu terutama ibu hamil. Namun
secara pasti belum di ketahui berapa persen
masyarakat yang menggunakan cara pencegahan
yang efektif ini. Selain itu, penderita tersangka malaria
dan atau positif malaria mendapat pengobatan sesuai
standar. Konfirmasi laboratorium terhadap penderita
klinis harus ditingkatkan. Pemeriksaan sediaan darah
terhadap kasus klinis malaria diharapkan meningkat
pada tahun mendatang.

c. Status Gizi Masyarakat


Salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia
adalah melalui peningkatan status gizi terutama pada
balita. Keadaan status gizi pada balita sangat
berpengaruh terhadap kecerdasan dan pertumbuhan
selanjutnya. Kecukupan gizi yang baik menghasilkan
kualitas, produktifitas manusia yang baik pula. Masalah
gizi saat ini adalah KEP (kurang energi protein),
kekurangan Vit A, Gondok dan Anemi zat besi.

1). Pemantauan Status Gizi Balita


Jumlah balita yang status gizinya kurang (BGM)
menunjukkan penurunan dari tahun-ketahun. Pada
tahun 2015 ditemukan 18 orang balita (1%) yang
mengalami BGM. Kabupaten menargetkan jumlah
maksimal kasus BGM yaitu <15% balita. Sistem
rujukan terhadap balita 2T dari posyandu ke
puskesmas, klinik konsultasi gizi diharapkan terus

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 34


berjalan agar kasus BGM cepat ditangani. Kasus BGM
yang ada tidak ada yang berkembang menjadi kasus
gizi buruk. Sebagai puskesmas rawat inap, puskesmas
telah memiliki tenaga yang terlatih menangani kasus
gizi buruk dan menyiapkan sarana dan prasarana
penanganan gizi buruk di puskesmas.

2). Ibu Hamil Anemia


Suplemen tablet besi (Fe) diberikan kepada ibu
hamil dimaksudkan untuk mencegah dan
menanggulangi kejadian anemia gizi besi. Persentase
cakupan bumil dapat Fe3 tahun 2015 sebesar 76,00%.
Ini sudah mencapai target Standar Pelayanan Minimal
Lampung Timur yaitu sebesar 76%. Besarnya cakupan
ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe ini diikuti
dengan sedikit ditemukannya kasus anemia pada ibu
hamil sebanyak 6 orang (0,6% bumil).

3). Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)


Tidak ditemukan penderita gondok diwilayah
Puskesmas Labuhan Maringgai. Berdasarkan hasil
survey hampir semua masyarakat (90%)
mengkonsumsi garam beryodium.

4). Bumil KEK (Kurang Energi Kronis)


Masih cukup banyak ditemukan jumlah bumil KEK
pada tahun 2015 yaitu sebanyak 57 bumil. Jumlah ini
tersebar disemua desa. Kasus bumil KEK
berhubungan dengan ditemukannya BBLR dan IUFD.
Ditemukan 1 kelahiran bayi dengan BBLR dan 2

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 35


kelahiran bayi IUFD. Masyarakat kurang memahami
tentang penyebab dan bahaya yang ditimbulkan
karena kondisi kurang energi kronis yang dialaminya.
Penyuluhan pada masyarakat melalui kelas ibu hamil,
pemberian PMT bumil KEK, dan kunjungan rumah pada
bumil KEK diharapkan dapat menekan terjadinya kasus
bumil KEK.

C. ANALISA FAKTOR DETERMINAN


1. Manajemen Kesehatan
a. Perencanaan
Puskesmas Labuhan Maringgai dalam menyusun
perencanaan kesehatan ( PTP ) yang mengacu pada misi
strategis puskesmas. Dalam upaya penyusunan
perencanaannya, puskesmas semaksimal mungkin
memanfaatkan data yang ada. Walaupun masih banyak
mengalami hambatan terutama karena belum
tersinkronnya sistem informasi kesehatan di puskesmas,
selain itu masih adanya keterbatasan SDM sehingga
perencanaan yang disusun belum begitu mencerminkan
kondisi kesehatan yang sebenarnya.
b. Loka Karya Mini
Lokakarya Mini (Lokmin) merupakan salah satu sistem
manajemen yang ada Puskesmas Labuhan Maringgai
yang wajib dilaksanakan untuk bisa menunjang program
puskesmas. Lokakarya Mini yang dapat dilaksanakan
baru terbatas pasda lokakarya mini bulanan yang

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 36


membahas lintas program, sedangkan lokakarya mini
triwulanan dan tahunan belum dilaksanakan.
c. Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas
Puskesmas Labuhan Maringgai belum sepenuhnya
melakukan monitoring dan evaluasi yang disertai analisis
sebagai umpan balik dari kegiatan di puskesmas
terhadap program yang telah dilaksanakan. Adapun
bentuk dari monitoring dan evaluasi yang sudah
dilakukan selama ini baru sebatas rekapitulasi data
melalui laporan bulanan dan Penilaian Kinerja.
2. Analisa Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Berikut adalah data sasaran program kesehatan
lingkungan di wilayah kerja puskesmas Labuhan
Maringgai tahun 2015 :
Tabel 13
Data Sasaran Program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

JUMLAH
INS
N
DESA RUMA TI WR IRT
O. KK TTU
H TUS M P
I
1 Lab. 2645 2655 12 13 5 1
Maringgai
2 Maringgai 1236 1056 1 2 1 1
3 Sriminosari 2230 2503 5 8 6 1
4 Srigading 2076 1931 4 10 3 4
5 Karang Anyar 2153 1850 6 4 4 2
6 Margasari 1411 2144 9 9 4 3
7 Sukorahayu 1024 731 4 3 2 1
JUMLAH 12775 1287 49 35 25 13
0
Sumber : Unit Kesling Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

b. Lingkungan Sosial Ekonomi


1). Keadaan Penduduk

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 37


Jumlah penduduk Puskesmas Labuhan Maringgai
pada tahun 2015 cukup besar yaitu 47.413 jiwa.
Jumlah ini merupakan data sasaran proyeksi. Agar
jumlah sasaran penduduk riil, diperlukan pendataan
sasaran penduduk riil pada awal tahun dengan
melibatkan kader kesehatan yang ada disetiap desa.
Jumlah penduduk miskin juga cukup besar
jumlahnya sekitar 66,5 % dari jumlah penduduk yang
ada. Jumlah yang besar ini memerlukan persiapan
pemberian pelayanan kesehatan yang besar pula
karena ada beberapa pola penyakit yang tergantung
pada tingkat kemiskinan masyarakat. Penjaminan
mutu pelayanan perlu dipertahankan agar masyarakat
tidak merasa terdiskriminasi karena tingkat sosial
ekonomi.

Tabel 14
Data Jumlah Penduduk Per-desa Dalam Wilayah
Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

NO. NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK PENDUDUK MISKIN


Lab.
1. 10723 7141
Maringgai
2. 3766 2505
Maringgaii
3. 6520 4336
Sriminosari
4. 7472 4969
Srigading
5. 7563 5029
Karang Anyar
6. 8499 5652
Margasari
7. 2870 1918
Sukorahayu
JUMLAH 47413 31550
Sumber : Kecamatan Labuhan Maringgai, 2015
3. Analisa Perilaku

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 38


Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dipunyai oleh
masyarakat di Puskesmas Labuhan Maringgai pada tahun
2015 dilaksanakan dengan satu jenis jaminan
pemeliharaan kesehatan, yaitu JKN yang terdiri atas : PBI
APBN, PBI APBD, PPU.
Kepesertaan PBI APBN (jamkesmas) Puskesmas
Labuhan Maringgai tahun 2015 adalah 31.550 jiwa dari
31.550 jiwa penduduk miskin. Pada tahun 2015 jumlah
peserta Jaminan pemeliharaan kesehatan PBI APBD
(jamkesda) sejumlah 302 peserta. PPU sebesar 742 jiwa.
Jaminan kesehatan nasional PBI APBD memiliki
persentase paling besar yaitu 45,15%. Kepersetaan PPU
(akses PNS) juga cukup besar yaitu 3,27%.
Total kepersetaan JKN adalah 49,75%. Jika
dibandingkan dengan target kepersetaan JKN Kabupaten
Lampung Timur yaitu sebesar 70%, JKN Puskesmas
Labuhan Maringgai masih dibawah target kabupaten. JKN
tahun 2015 masih terbatas pada askes sosial PNS,
jamkesmas, BPJS dan jamkesda. Jamsostek dan jaminan
kesehatan murni dari masyarakat belum berkembang.
Diperlukan upaya-upaya sosialisasi jaminan kesehatan
nasional di semua desa untuk meningkatkan cakupan JKN
masyarakat.
Kepersetaan jamkesmas pada tahun 2015 sebesar
31.550 jiwa, 2014 sebesar 20.093 jiwa meningkat
dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebesar18.626
jiwa. Diharapakan akses dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap seluruh masyarakat miskin meningkat sehingga
dapat menurunkan AKI, AKB, angka kelahiran dan kasus-

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 39


kasus kesehatan masyarakat miskin terlayani dengan
baik
4. Analisa Program dan Pelayanan Kesehatan
a. Analisa Input
1). Keadaan Fasilitas Kesehatan
Sarana Fisik yang ada berupa :
Puskesmas Pembantu : 4 buah
Ambulance Puskesmas : 1 buah
Kendaraan roda dua : 9 buah
Perumahan Dokter : 1 unit
Perumahan Dokter Gigi : 1 unit
Perumahan Paramedis : 3 unit
Poskesdes : 6 unit dan 1 unit
menyewa

2). Keadaan Sumber Daya Kesehatan


Berikut adalah tabel kondisi ketenagaan di
Puskesmas Labuhan Maringgai berdasarkan
pendidikan dan status kepegawaian :

Tabel 15
Data Kondisi Ketenagaan Puskesmas
Labuhan Maringgai
Tahun 2015
No Jenis Ketenagaan Jumlah

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 40


PNS PTT TKS
1 Dokter Spesialis 0 0 0
2 Dokter Umum 1 1 0
3 Dokter Gigi 0 0 0
4 Bidan D4 3 0 0
5 Bidan D3 3 13 0
6 Adminkes 0 0 0
7 Perawat 6 0 5
8 Perawat Gigi 0 0 0
Apoteker dan Sarjana
9 Farmasi 0 0 0
D3 Farmasi dan Asisten
10 Apoteker 1 0 0
11 DIV/Sarjana Gizi 0 0 0
12 DI/D3 Gizi 0 0 0
14 Sarjana Kesmas 0 0 0
15 D3 Kesmas 0 0 0
16 Tenaga Sanitasi 2 0 0
17 Analis Lab 1 0 0
18 Rongsen 0 0 1
19 Anastesi 0 0 0
20 SPK 5 0 0
21 Non Kesehatan stuktural 1 0 0
22 SMA 0 0 3
23 SMP 0 0 0
24 SD 0 0 3
Jumlah 23 14 12
Sumber : Unit Kepegawaian Puskesmas Labuhan
Maringgai, 2015

Berdasarkan tabel diatas, masih terdapat


beberapa tenaga kesehatan yang tidak ada di
puskesmas. Puskesmas kekurangan tenaga dokter

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 41


umum, dokter gigi, apoteker, tenaga gizi, dan
tenga administrasi.

3). Keadaan UKBM


a). Posyandu
Posyandu merupakan sarana pendukung
kesehatan di desa yang sangat penting, karena
posyandu merupakan ujung tombak pelayanan
langsung kepada masyarakat yang dilaksanakan
oleh puskesmas.
Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian
posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Labuhan Maringgai diperoleh data Jumlah dan
Tingkat Kemandirian Posyandu sebagai berikut :
Tabel 16
Data Tingkat Kemandirian Posyandu
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

N Prata Mad Purna Mandi


DESA
O ma ya ma ri
1 Lab. Maringgai 0 4 9 1
2 Margasari 0 1 2 1
3 Karang Anyar 0 2 6 1
4 Srigading 0 3 6 1
5 Sriminosari 0 2 5 1
6 Maringgai 0 2 4 1
7 Sukorahayu 0 2 1 1

Jumlah 0 16 33 7
Sumber : Unit Promkes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Dari tabel tingkat Kemandirian posyandu di


wilayah Puskesmas Labuhan Maringgai terlihat
bahwa setiap desa memiliki 1 posyandu mandiri,

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 42


namun masih banyak posyandu tingkat
kemandirian masih belum konsisten. Hal ini
memerlukan perhatian besar dari petugas agar
membina dengan sungguh-sungguh melalui
bekerja sama lintas sektoral dan meningkatkan
peran serta masyarakat seperti kader posyandu,
PKK, Tokoh masyarakat dan Pamong atau aparat
pemerintahan.
b). Poskesdes
Terdapat 7 unit poskesdes di wilayah kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai yang terletak pada
setiap desa namun baru 6 Poskesdes yang memiliki
gedung sendiri, yang dibangun melalui dana APBD
Kabupaten Lampung Timur dan Program PNPM.
Desa yang belum memiliki gedung poskesdes
adalah Desa Sriminosari.

4). Keadaan Peralatan Kesehatan


a). Sarana Peralatan Medis
Alat Penunjang Diagnostik Klinik
Sarana penunjang diagnostik klinis di
Puskesmas Labuhan Maringgai ditinjau dari segi
jumlah masih ada kekurangan dan beberapa
alat yang harus diadakan kembali karena faktor
usia barang yang dapat mempengaruhi akurasi
hasil pemeriksaan seperti timbangan,
tensimeter dll.
Sarana penunjang diagnostik klinik yang
telah cukup baik digunakan adalah sarana
laboratorium. Beberapa jenis pemeriksaan

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 43


dengan menggunakan mesin sentrifugal dan
bahan reagen yang ada cukup banyak
membantu dalam penegakan diagnosa.
Sarana penunjang diagnostik klinis lainnya
yang sudah ada dan berfungsi dengan baik di
Puskesmas Labuhan Maringgai adalah mesin
rontgent.
Sesuai dengan tuntutan pelayanan dan
jarak ke ibukota Kabupaten yang cukup jauh,
sarana penunjang diagnostik klinis lainnya yang
perlu diadakan di Puskesmas Labuhan
Maringgai adalah alat EKG (rekam jantung) .
Data sarana penunjang diagnostik klinis dan
kebutuhan pengadaan dari kekurangan sarana
penunjang diagnostik klinik di Puskesmas
Labuhan Maringgai tahun 2015 secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran PTP ini.
Alat Penunjang Tindakan Medis
Sarana yang menunjang tindakan medis di
Puskesmas Labuhan Maringgai seperti benah
minor set, partus set dan lainya dapat dilihat
secara lengkap pada lampiran PTP.
Alat Penunjang Medis lain
Sarana penunjang medis lainnya di
Puskesmas Labuhan Maringgai yang
mendukung kegiatan medis antara lain
timbangan berat badan (dewasa dan bayi),
pengukur tinggi badan, bed pemeriksaan, bed
ginekologi, tiang infus dan lain-lain dalam

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 44


kondisi mencukupi dan secara lengkap dapat
dilihat secara lengkap pada lampiran PTP.
b). Sarana Bukan Peralatan Medis
Sarana bukan peralatan medis yang secara
langsung ataupun tidak langsung mendukung
kegiatan pelayanan dan program kerja Puskesmas
Labuhan Maringgai dikelompokkan menjadi barang
bergerak dan tidak bergerak.
Sarana berupa barang bergerak terdiri atas
benda-benda penunjang kegiatan administrasi
(meja, kursi, lemari, mesin tik, dan Komputer) dan
kendaraan dinas ( mobil ambulance dan sepeda
motor). Sarana penunjang administrasi yang masih
perlu diadakan yaitu kursi mebeler : ruang rapat,
meja pendaftaran, lemari medical record; Alat
pemadam kebakaran; dan genset 20 kva dan
pemasangan panel listrik (genset-PLN); pengadaan
listrik pustu Sukorahayu dan pengadaan
penampungan air pustu margasari. Sarana
bergerak lainnya yang perlu diadakan adalah mobil
pusling untuk menunjang pelayananan di unit
rawat jalan sebagai alat untuk mengadakan
puskesmas keliling ke setiap desa dan sepeda
motor untuk pemegang program.
Kondisi sarana berupa barang tidak bergerak
berupa gedung puskesmas, rumah dinas, gedung
puskesmas pembantu dan gedung poskesdes
dapat dilhat pada tabel dibawah ini :

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 45


Tabel 17
Kondisi Sarana Barang Tidak Bergerak
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

N
BANGUNAN LOKASI KONDISI
O
Labuhan
1. Puskesmas Induk Baik
Maringgai
Gedung Unit Rawat Labuhan Rusak
2.
Inap Maringgai Sedang
Gedung rumah dinas Labuhan Rusak
3.
dokter Maringgai Sedang
Gedung rumah dinas Labuhan
4. Rusak Berat
dokter gigi Maringgai
Gedung rumah dinas Labuhan Rusak
5.
paramedis Maringgai sedang
Rusak
6. Gedung pustu Margasari
ringan
Karang Rusak
7. Gedung pustu
Anyar sedang
N
BANGUNAN LOKASI KONDISI
O
8. Gedung pustu Srigading Rusak berat

9. Gedung pustu Sukorahayu Rusak berat


10 Labuhan
Gedung poskesdes Baik
. Maringgai
11 Gedung poskesdes Maringgai Baik
.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 46


12 Gedung poskesdes Rusak
Srigading
. sedang
13 Gedung poskesdes Karang
Baik
. Anyar
14 Gedung poskesdes Margasari Rusak berat
.
15 Gedung poskesdes Sukorahayu Baik
.
Sumber : Unit Kepegawaian Puskesmas Labuhan Maringgai,
2015

Sarana dan prasarana yang ada perlu dilakukan


monitoring dan perawatan terutama yang
kondisinya rusak berat sehingga dapat tetap
dipergunakan menunjang kegiatan Puskesmas.

5). Analisa Pemenuhan Kebutuhan Obat


Obat-obatan yang ada di Puskesmas Labuhan
Maringgai bersumber dari Pemerintah baik pusat
maupun daerah dan JKN yang didistribusikan ke
puskesmas melalui Gudang Farmasi Kabupaten (GFK)
Lampung Timur. Pemenuhan kebutuhan obat sebagian
berasal dari dana JKN karena jumlah obat yang ada
tidak mencukupi untuk semua masyarakat Labuhan
Maringgai dan jumlah peserta BPJS yang cukup besar.
Obat-obat yang ada di Puskesmas Labuhan
Maringgai disimpan di gudang obat yang
didistribusikan ke apotik Puskesmas Labuhan
Maringgai, 4 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 7
Poskesdes.
Pemakaian dan pendistribusian obat dari GFK ke
puskesmas dan ke pustu dimonitor melalui Laporan
Bulanan (LB2) yaitu Laporan Pemakaian dan Lembar

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 47


Permintaan Obat (LPLPO). Ketersediaan obat dan
vaksin di Gudang obat Puskesmas Labuhan Maringgai
tahun 2015 terdapat 144 jenis obat dan vaksin.
Ketersediaan obat diatas 100% yaitu amoksilin, asam
askorbat, betametason, deksametason, diazepam,
furosemid, oralit, glibenklamid, gg, haloperidol,
captopril, kloramfenikol, kotrimoksazol, lidokain,
metilergometrin, natrium bicarbonate, OBH,
paracetamol, B1 dan B kompleks.

6). Analisa Pembiayaan Sektor Kesehatan


Pembiayaan di Puskesmas Labuhan Maringgai
Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung
Timur sepenuhnya bersumber dari APBD dan APBN.

Tabel 18
Pembiayaan Sektor Kesehatan Puskesmas
Labuhan Maringgai Tahun 2015

Alokasi Anggaran
No Sumber Biaya Kesehatan
Rupiah %
1 APBD Kab/Kota 207,954, 000.00 7,87
2 APBD Provinsi 0 0
3 APBN 2,433,480,945.00 92,13
BOK 196,757,000.00 7,45
JKN Kapitasi 742,488,961.00 28,11
JKN Non Kapitasi 1,494,234,984.00 56,57
4 Lain-lain 0 0
100.0
Puskesmas 2,641,434,945.00 0

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 48


Sumber : Unit Pembiayaan Puskesmas Labuhan Maringgai,
2015

Berdasarkan grafik diatas, anggaran perkapita


pada tahun 2015 meningkat sebesar Rp. 236.723.96
dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar
Rp.87.195.36 Hal ini menunjukkan ada peningkatan
anggaran kesehatan perkapita.
b. Analisa Output Pelayanan Kesehatan
1) Pelayanan Kesehatan Dasar
Kunjungan rawat jalan di Puskesmas Labuhan
Maringgai Tahun 2015 terdiri atas 2 jenis yaitu
kunjungan pasien umum, pasien BPJS (PBI dan pasien
peserta askes sosial (PNS).
Berdasarkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan
dan rawat inap dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat
pada tabel berikut:

Grafk 8
Jumlah Kunjungan RJ Di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2013 s.d
2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 49


20000 19385

15000 15673

12670
10000

5000

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Yankes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015


Jumlah kunjungan pasien rawat jalan cenderung
menurun pada tahun 2015. Hal ini berkaitan dengan
kurangnya kepercayaan masyarakat untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan di Puskesmas Labuhan
Maringgai. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
unit rawat jalan harus selalu ditingkatkan agar jumlah
masyarakat yang memanfaatkan palayanan kesehatan di
puskesmas semakin meningkat.
Grafk 9
Jumlah Kunjungan RI Di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun
2013 s.d 2015
500
446
400

300

200
146
122
100

0
2013 2014 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 50


Sumber : Unit Yankes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015
Jumlah kunjungan pasien rawat inap cenderung
menurun yaitu pada tahun 2014 berjumlah 146 pasien
menjadi 122 pasien tahun 2015. Hal ini berkaitan
dengan kurangnya kepercayaan masyarakat untuk
mendapatkan pengobatan dan perawatan di Puskesmas
Labuhan Maringgai. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di unit rawat jalan dan rawat inap harus selalu
ditingkatkan agar jumlah masyarakat yang
memanfaatkan palayanan kesehatan di puskesmas
semakin meningkat.
Jumlah kunjungan pasien rawat jalan berdasarkan
tempat dapat dilihat pada grafik dibawah. Desa Labuhan
Maringgai menempati urutan teratas jumlah pasien.
Jumlah pasien terendah ada di Desa Sukorahayu. Perlu
peningkatan sistem pencatatan dan pelaporan yang
lebih rapi, promosi pelayanan puskesmas dan
jaringannya (pustu dan poskesdes) agar jumlah pasien
yang berkunjung lebih merata disemua tempat.
Grafk 10
Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Tempat
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 51


Rawat Jalan
7063

00 00 00 00
20 40 60 80
3784

869
268 275 293 118
0

i
ai

yu
ar

ya
gg

ha
os

An
in

in

ra
ar

ng
im

ko
M

ra
Sr

Su
n

Ka
ha
bu
La

Sumber : Unit Yankes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015


Berdasarkan jenis kunjungan pada kunjungan
rawat jalan, Jumlah kunjungan pasien BPJS
mendominasi jumlah kunjungan sebanyak 6494kasus,
(51,29%) kunjungan pasien umum 6171 kasus
(48,71%).
Grafk 11
Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis
Kunjungan Puskesmas
Labuhan Maringgai Tahun 2015

49 Umum
51
BPJS

Sumber : Unit Yankes Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 52


Kunjungan pasien di unit rawat inap sepanjang
tahun 2015 sebanyak 122 pasien. Jumlah pasien
umum yang dirawat sebanyak 21 orang, pasien BPJS
sebanyak 101 orang. Pasien BPJS masih didominasi
oleh PBI. Kunjungan pasien BPJS dari askes PNS masih
sangat sedikit. Diperlukan promosi kesehatan tentang
pelayanan rawat inap yang lebih giat terutama pasien
askes PNS.

Grafk 12
Kunjungan Rawat Inap Berdasarkan Jenis
Kunjungan Puskesmas
Labuhan Maringgai Tahun 2015

21

Umum
BPJS

101

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 53


Sumber : Unit rawat inap Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

2) Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak


a) Cakupan K1 dan K4
Indikator K1 murni adalah kunjungan ibu hamil
pertama kali pada petugas kesehatan yang
dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
Indikator K1 akses adalah kunjungan ibu hamil
pertama kali pada petugas kesehatan tanpa
melihat usia kehamilan. Indikator ini untuk melihat
keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.

Grafk 13
Cakupan Kunjungan Pertama Bumil Puskesmas
Labuhan
Maringgai Tahun 2013 s.d 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 54


1200
1100 1066

1000 901 996


900
800
700
600
500
2013
2014
2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Interpretasi grafik diatas bahwa cakupan K1


bumil Puskesmas Labuhan Maringgai pada sejak
tahun 2013 bersifat fluktuatif, meningkat cukup
bermakna pada tahun 2014 dan menurun pada
tahun 2015. Pencapaian puskesmas pada tahun ini
sudah mencapai target yang ditetapkan kabupaten
sebesar 100%. Semua desa di wilayah kerja sudah
mencapai target.
Sudah tercapainya target cakupan K1 ini
menunjukkan bahwa tidak ada keterjangkauan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
maksimal pada semua desa yang telah memiliki
bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan. Ibu
hamil sudah memahami mengenai pentingnya
pemeriksaan kehamilan sejak dini kehamilannya.
Namun pemberian pemahaman pentingnya
pemeriksaan kehamilan perlu ditingkatkan melalui

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 55


kelas ibu hamil dan juga melibatkan peran serta
nakes dan toma.
Indikator K4 adalah jumlah kunjungan ibu hamil
minimal 4 kali selama masa kehamilan (1 kali pada
trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua,
dan 2 kali pada trimester ketiga). Indikator ini
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di
suatu wilayah. Standar waktu tersebut ditentukan
juga untuk menjamin mutu pelayanan khususnya
dalam memberi kesempatan yang cukup dalam
menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan.
Cakupan K4 bumil Puskesmas Labuhan
Maringgai adalah 76,0%. Pada tahun ini Puskesmas
Labuhan Maringgai menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya namun belum mencapai target
yang ditetapkan kabupaten sebesar 95%. Hal ini
dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

Grafk 14
Cakupan Kunjungan Keempat Bumil
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun
2013 s.d 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 56


1200

1000
932
800 807
757

600

400

200

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Rendahnya cakupan K4 ini menunjukkan bahwa


tingkat perlindungan ibu hamil melalui pelayanan
antenatal secara lengkap (memenuhi standar
pelayanan dan menepati waktu) masih rendah dan
menggambarkan kemampuan managemen program KIA
yang masih kurang baik. Hal ini dapat disebabkan
karena banyak ibu hamil yang datang pertama kali
untuk memeriksakan kehamilannya pada usia
kehamilan sudah melewati trimester pertama, juga
karena ibu hamil tidak memeriksakan ulang
kehamilannya sesuai standar waktu K4, yang
disebabkan oleh rendahnya pemahaman ibu mengenai
pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Penekanan pada pentingnya pencatatan perkembangan
kehamilan ibu telah diterapkan pada bidan desa. Hal
lain yang menjadi penyebab kemungkinan karena
kurangnya koordinasi dengan pelayanan kesehatan
swasta/jemput bola.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 57


Cakupan K1 sebesar 100% dan cakupan K4 76%,
menunjukkan terjadi drop out (DO) ditingkat puskesmas
sebesar 30%. DO yang cukup besar ini menunjukkan
tingkat perlindungan ibu hamil dan kelangsungan
managemen sangat perlu ditingkatkan disemua lini
pelayanan. Perlu sangat diaktifkan kelas ibu hamil
untuk semua ibu hamil dan kunjungan rumah terhadap
ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ulang sesuai
jadwal yang ditentukan.

b) Persalinan Nakes
Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan adalah persentase ibu hamil di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu, yang
persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan
tanpa tergantung tempat pelayanan. Indikator ini
menggambarkan kemampuan managemen
program KIA dalam pertolongan persalinan secara
profesional.

Grafk 15
Cakupan Persalinan Nakes Puskesmas
Labuhan Maringgai
Tahun 2013 s.d 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 58


1200

1000
932
800 775
696
600

400

200

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015
Interpretasi grafik diatas adalah pencapaian
linakes Puskesmas Labuhan Maringgai tahun 2015
telah mencapai target yang ditetapkan sebesar
73,0 % karena belum mencapai 90,2%. Dalam dua
tahun berturut-turut sebelumnya capaian linakes
Puskesmas Labuhan Maringgai sudah mencapai
target.
Penyebab belum tercapainya cakupan linakes
kemungkinan karena sasaran penduduk belum
mendekati riil. Diperlukan pendataan sasaran
diawal tahun agar sasaran penduduk lebih
mendekati riil pada tahun berikutnya. Persalinan
dukun tidak lagi ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Labuhan Maringgai. Hal ini
menunjukkan hubungan kemitraan bidan dan
dukun telah berjalan cukup baik.
c) Penanganan komplikasi obstetri

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 59


Jumlah bumil yang beresiko diperkirakan 20%
dari seluruh ibu hamil yang ada. Dengan indikator
ini dapat diukur tingkat kemampuan dan peran
serta masyarakat dalam mendeteksi ibu hamil
resiko tinggi disuatu wilayah. Deteksi ini
selanjutnya membutuhkan tindak
lanjut/penanganan secara intensif.
Pencapaian penanganan komplikasi bumil
resiko tinggi Puskesmas Labuhan Maringgai pada
tahun 2015 baru mencapai 52,2%. Pencapaian ini
belum mencapai target yang ditetapkan oleh
kabupaten sebesar 100%.

Tabel 16
Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2013 s.d
2015

300

250 246

200

150
112 104
100

50

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015
Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa
kualitas pemeriksaan kehamilan belum memenuhi
standar yang mampu mendeteksi ibu hamil resti

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 60


yang selanjutnya berpengaruh terhadap
penanganan yang diberikan. Ketelitian
pemeriksaan melalui pemeriksaan ANC 10 T ,
kunjungan rumah bumil resti dan penyuluhan pada
bumil dan keluarga tentang tanda-tanda bumil resti
dan akibat yang ditimbulkan melalui kelas ibu
hamil dan aktifasi forum masayarakat desa untuk
melaksanakan P4K (Program Perencanaan
Persalinan dan Penanganan Komplikasi) sangat
perlu ditingkatkan.
d) Yankes bufas
Grafik pemberian yankes pada ibu nifas
menunjukkan bahwa cakupan Kf lengkap telah
mencapai target kabupaten juga dengan capaian
sebesar 73,1%. Perkiraan sasaran yang cukup
belum mendekati riil dan perlunya peningkatan
penyuluhan pada masyarakat akan pentingnya
pemeriksaan ibu nifas diduga memberikan
kontribusi capaian yankes bufas secara lengkap.
Grafk 17
Cakupan Yankes Pada Bufas dan Bufas Dapat
Vit A Puskesmas Labuhan
Maringgai Tahun 2013 s.d 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 61


1000
932

800
757
696
600

400

200

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Kunjungan nifas diupayakan dilakukan


bersamaan dengan kunjungan bayi. Cakupan vit A
bufas sama dengan cakupan kunjungan nifas,
artinya semua bufas telah mendapatkan vit A
sebanyak 2 kali. Kunjungan rumah pada bufas
secara terjadwal diharapkan dapat meningkatkan
cakupan.

e) Cakupan KB aktif
Peserta KB aktif (PA) adalah peserta KB baru
dan lama yang masih aktif memakai alkon terus-
menerus hingga saat ini untuk menjarangkan
kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
Grafk 18
Cakupan Kunjungan Pererta KB Aktif
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2012
s.d 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 62


5000

4000 3876 3995


3648

3000

2000

1000

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Interpretasi dari grafik diatas menunjukkan


bahwa pasangan usia subur yang berpotensi hamil
yang terlindung dari kejadian kehamilan sebesar
6,3%. Cakupan tersebut juga masih didominasi
oleh kontrasepsi non MKJP. Capaian ini tidak
mencapai target kabupaten sebesar 80%. Hal ini
bisa berakibat meningkatnya jumlah kehamilan
yang tidak diinginkan atau direncanakan,
meningkatnya resiko kehamilan/persalinan,
meningkatnya resiko kesakitan/kematian ibu jika
kehamilan terjadi pada kelompok PUS dengan 4
Terlalu atau PUS dari keluarga miskin atau PUS
dengan penyakit kronis. Perlu dilakukan
penyuluhan yang lebih intensif tentang pentingnya
ber-KB pada PUS yang tidak menginginkan
kehamilan lagi.
f) Cakupan KN1 dan KN lengkap

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 63


Cakupan kunjungan neonatal pertama untuk
melihat akses atau jangkauan pelayanan
kesehatan neonatal. Cakupan kunjungan neonatus
lengkap untuk melihat keberlangsungan program
yankes neonatus.
Grafk 19
Cakupan Kn1 dan Kn 3 Puskesmas
Labuhan Maringgai
Tahun 2013 s.d 2015
100 91.7
88.9
90 85.8

80 86.5 84.3
80.3
70

60

50 KN1
KN 3
40

30

20

10

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Grafik diatas menunjukkan terjadi drop out Kn


lengkap cukup kecil yaitu 1,4%. Kedua cakupan
indikator telah mencapai target yang ditetapkan
kabupaten sebesar 90%. Hal ini berarti akses atau
jangkauan pelayanan kesehatan neonatal,
efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan
neonatal telah cukup baik. Cakupan Kn3 belum
sinkron dengan cakupan Kf3 sebesar 90,2%. Hal ini
mungkin karena belum tertibnya pencatatan dan
PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 64
pelaporan Kn dan Kf, serta perlunya koordinasi
dengan yankes swasta.

g) Penanganan komplikasi neonatal risti


Kualitas kunjungan neonatal yang baik akan
dapat mendeteksi keberadaan neonatal risti yang
selanjutnya juga berhubungan dengan penanganan
yang diberikan.
Grafk 20
Cakupan Kn lengkap dibandingkan dengan
Penanganan Komplikasi Neonatal Puskesmas
Labuhan Maringgai
Tahun 2013 s.d 2015

100
90
80 76

70 62 64
60 58
50 54
50
40
30
20
10
0
1 2 3

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Interpretasi Grafik diatas bahwa cakupan Kn


lengkap sebesar 76,8% telah mencapai target
kabupaten. Namun cakupan penanganan
komplikasi neonatal risti hanya mencapai 58,9%.
Kn yang dilakukan masih belum berkualitas karena

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 65


belum mampu mendeteksi keberadaan neonatal
risti secara maksimal yang selanjutnya
memberikan kontribusi terhadap penanganan
neonatal risti. Kualitas pelayanan Kn hendaknya
dapat ditingkatkan dengan selalu
menerapkan/menggunakan formulir MTBM untuk
mendeteksi keberadaan neonatal resti pada setiap
pemeriksaan Kn.
h) Kunjungan bayi
Cakupan kunjungan adalah indikator untuk
menunjukkan berapa banyak bayi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan standar yaitu
minimal 4x kunjungan pada usia 29 hari s.d < 1
tahun. Kebijakan pemerintah menetapkan waktu
untuk kunjungan bayi adalah kunjungan satu kali
pada umur 29 hari 2 bulan, kunjungan satu kali
pada umur 3-5 bulan, kunjungan satu kali pada
umur 6-8 bulan, kunjungan satu kali pada umur 9-
11 bulan.
Pemberian pelayanan untuk menghitung
cakupan kunjungan bayi adalah pada pemberian
imunisasi dasar lengkap, DDTK, pemberian vit A,
konseling asi eksklusif, penanganan dan rujuka
kasus. Indikator ini untuk mengetahui jangkauan
dan kualitas pelayanan kesehatan untuk bayi.
Grafk 21
Cakupan Kunjungan bayi Puskesmas Labuhan
Maringgai Tahun 2013 s.d
2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 66


100 91
88
90
76
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Interpretasi grafik diatas adalah cakupan


kunjungan bayi dalam dua tahun terakhir
mengalami penurunan. Namun capaian masih
berada dibawah target kabupaten sebesar 85%.
Data ini menggambarkan bahwa jangakuan dan
kualitas pelayanan kesehatan standar pada bayi
sudah sangat baik. Perlu peningkatan kerjasama
dengan lintas pogram terkait (imunisasi-gizi-
pengobatan) agar pencatatan dalam kohort yankes
bayi menjadi rapi. Penurunan cakupan yang terjadi
diduga karena pencatatan dan pelaporan antar
program yang kurang tertib.
i) Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Grafk 22
Cakupan Yankes Anbal Puskesmas
Labuhan Maringgai Tahun
2013 s.d 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 67


100
90
80
70
60
48 46
50 43
40
30
20
10
0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesga Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Grafik diatas menggambarkan cakupan


puskesmas pada yankes anbal pada tahun 2015
belum mencapai target 85% karena capaiannya
hanya 43,4%. Analisis grafik diatas adalah DDTK
yang merupakan salah satu kegiatan pada yankes
anbal masih kurang berjalan. Perlu diadakannya
sosialisasi mengenai DDTK dari nakes yang sudah
mendapat pelatihan DDTK pada nakes/bidan desa
yang belum mendapat pelatihan tersebut.
Pemeriksaan juga diharapkan lebih intensif di
posyandu, PAUD ataupun TK. Dibutuhkan juga
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berupa
formulir pemeriksaan dan paket mainan DDTK.
Pencatatan kegiatan pemberian vitamin A dalam
kohort diharapkan dapat meningkatkan cakupan
yankes balita.
3) Program Imunisasi
Desa UCI (Universal Child Immunization)

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 68


Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima
Imunisasi dasar Lengkap) pada bayi meliputi: 1
dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis
Hepatitis B, dan 1 dosis Campak. 4 jenis imunisasi
yang menjadi indikator UCI adalah BCG, DPT3,
Polio 4, dan campak.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI)
pada dasarnya merupakan proksi terhadap
cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada
bayi (0 -11 bulan). Desa UCI merupakan gambaran
desa/kelurahan dengan 80% jumlah bayi yang
ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi
dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Target UCI
tahun 2013 adalah 95%. Sedangkan standar
pelayanan minimal menetapkan target 95%
desa/kelurahan UCI pada tahun 2015 untuk setiap
kabupaten/kota.
Tahun 2012 Puskesmas Labuhan Maringgai
85,71% desa UCI yaitu masih tetap dari 7 desa
masih 6 desa yang sudah UCI (85,71%) dan pada
tahun 2013 turun menjadi 5 desa UCI (80,3%).Pada
tahun 2014 cakupan desa UCI meningkat menjadi
100% dan namun desa yang sudah UCI turun pada
tahun 2015 80,3%.
Tabel 19
Cakupan Imunisasi Puskesmas Labuhan
Maringgai Tahun 2013 s.d
2015

Cakupan Imunisasi
NAMA
TAHUN TAHUN TAHUN
NO ANTIGE
2013 2014 2015
N
ABS % ABS % ABS %

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 69


1 BCG 593 98,7 603 97,8 701 77,4
2 DPT-HB1 682 96,0 733 105,1 704 81,3
3 DPT-HB2 581 95,7 724 102,9 686 79,2
4 DPT-HB3 580 95,5 812 100 700 80,8
5 POLIO1 672 93,5 665 88,6 701 77,4
6 POLIO2 778 95,0 779 92,0 704 81,3
7 POLIO3 674 94,0 773 90,5 675 77,9
8 POLIO4 572 93,5 687 93,9 726 83,8
9 CAMPAK 775 94,2 717 101,2 695 80,3
HB< 7
10 467 42,0 671 41,5 708 77,9
HARI
JUMLAH BAYI 1098 1236 906
Sumber : Unit P2M Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

Pencapaian desa UCI ini perlu dipertahankan


terus-menerus. Sweeping imunisasi, pencatatan
dan pelaporan kegiatan imunisasi, koordinasi
dengan lintas program diharapkan dapat
mempertahankan cakupan.

4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


a) Balita Ditimbang (D/S)
Ukuran Indikator ini adalah penimbangan balita
(0-59 bulan) yang ditimbang berat badannya dinilai
baik bila persentase D/S setiap bulannya sesuai
target. Hasil pemantauan status gizi balita
diwilayah Puskesmas Labuhan Maringgai
berdasarkan balita yang ditimbang berat
badannya, diperoleh cakupan D/S sebesar 65,5%
pada tahun 2015. Hasil ini masih dibawah target
kabupaten 90%.
Grafk 23

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 70


Cakupan D/S Puskesmas Labuhan
Maringgai
Tahun 2013 s.d 2015

100
90
80 75
70 65
65
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Gizi Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015


Hal ini menunjukkan peran serta masyarakat
(kader,toma,ibu balita) telah sangat baik.
Penyuluhan dan motivasi untuk selalu menimbang
balita setiap bulan yang juga merupakan indikator
PHBS hendaknya dapat ditingkatkan.

b) Balita yang naik berat badannya (N/D)


Berdasarkan laporan SKDN, dari jumlah balita
yang ditimbang 2456 orang, balita yang naik
timbangannya sebanyak 1988 orang (80,94%).
Jumlah ini juga belum mencapai target kabupaten
sebesar 90%. Capaian ini menunjukkan bahwa
status gizi balita di Wilayah Puskesmas Labuhan
Maringgai cukup baik,karena berat badannya
setiap bulan dapat meningkat sesuai kriteria yang
ditetapkan.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 71


c) Balita 6-59 bulan dapat Vit A 2 kali
Vitamin A adalah kapsul yang mengandung
vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000 Satuan
Internasional (SI) untuk bayi umur 6-11 bulan dan
200.000 SI untuk anak balita 12-59 bulan. Vitamin
A didistribusikan setiap bulan februari dan agustus.
Cakupan pemberian vitamin A pada balita 6-59
bulan Puskesmas Labuhan Maringgai telah
mencapai 100% pada tahun 2015. Sweeping
pemberian vit A, peran serta kader dan toma
sangat berkontribusi pada hasil yang dicapai.
d) Bumil dapat 90 Fe
Tablet tambah darah (TTD) atau tablet Fe
adalah tablet yang mengandung Fe dan asam folat.
Ibu hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yang
selama hamilnya minimal mendapat 90 TTD.
Kinerja dinilai baik jika persentase ibu selama
hamil mendapat Fe mencapai 85%. Cakupan
puskesmas pada tahun 2015 adalah sebesar 76%.
Jumlah ini juga belum mencapai target kabupaten
sebesar 85%. Sweeping bumil yang mengkonsumsi
Fe kurang dari 90 tablet, pemberian penyuluhan
melalui kelas ibu hamil maupun posyandu
diharapkan dapat lebih meningkatkan cakupan
pada tahun berikutnya.
e) Pemberian MP-ASI pada bayi 4-24 bulan keluarga gakin
Balita dari keluarga gakin pada tahun 2015
sebanyak 57 orang. Semua balita yang ditemukan
tersebut mendapat MP-ASI (100%). Pemberian MP-
ASI diharapakan dapat memperbaiki status gizi

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 72


balita gakin. Peran kader dalam pendataan sasaran
sangat membantu pencapaian cakupan.
f) Balita Gizi Buruk Dapat Perawatan
Balita gizi buruk adalah balita dengan status
gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dengan
nilai Z-score <-3 SD (sangat kurus) terdapat tanda
klinis gizi buruk lainnya. Pada tahun 2015
ditemukan 2 kasus gizi buruk. Dalam 3 tahun
terakhir, terdapat kasus BGM pada balita yaitu
sebesar 24 orang (1% dari jumlah balita) pada
2013, meningkat 49 orang (1,2%) pada 2014 dan
18 orang (1%) pada 2015. Pemeriksaan yang lebih
teliti dengan menggunakan antropometri
diharapakan dapat lebih mendeteksi keberadaan
balita gizi buruk. Keluraga balita yang mengalami
BGM diberikan penyuluhan dengan kunjungan
rumah agar kasusnya tidak berlanjut menjadi gizi
buruk.
g) Cakupan rumah tangga yang konsumsi garam yodium
Garam yodium adalah garam (Nacl) yang
diperkaya dengan iodium melalui proses iodisasi
sesuai Standar Nasional Indonesia dengan
kandungan Kalium Iodat (KlO3). Pemantauan
rumah tangga menggunakan garam beryodium
dilakukan melalui SD/MI disetiap desa dengan
menggunakan tes kit iodium. Berdasarkan
pemeriksaan sampel hampir semua rumah tanga
(99%) mengkonsumsi garam beryodium. Hal ini
juga ditunjukkan tidak ada penderita gondok
diwilayah Puskesmas

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 73


Labuhan Maringgai tahun 2015. Penyuluhan
tentang pentingnya pemakaian garam beryodium
sebaiknya terus dilakukan walaupun capaian
kegiatan ini sudah sangat baik.

5) Upaya Program Promosi Kesehatan


a) ASI Eksklusif
Salah satu perilaku menuju kemandirian
keluarga sadar gizi adalah pemberian ASI Eksklusif.
Cakupan bayi 0 6 bulan yang mendapat ASI
Eksklusif di Puskesmas Labuhan Maringgai dalam 3
tahun terakhir terus meningkat yaitu pada tahun
2013 26,0%, 2014 39.6%, dan tahun 2015 47,9%.
Namun capaian ini masih sangat jauh dari target
yang ditetapkan kabupaten sebesar 80%. Perilaku
masyarakat terhadap asi eklusif yang masih
rendah dikarenakan pemahaman yang kurang
tentang asi eklusif. Pelaksanaan kelas ibu hamil
dan penyuluhan ASI eklusif diposyandu diharapkan
mampu meningkatkan cakupan.
Dibawah ini adalah grafik cakupan ASI eksklusif
Puskesmas Labuhan Maringgai sepanjang tahun
2013 s/d 2015 :
Grafk 24
Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Labuhan
Maringgai
Tahun 2013 s/d 2015

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 74


50
47

40 39

30 26

20

10
2013
2014
2015

Sumber : Unit Gizi Puskesmas Labuhan Maringgai, 2015

b) Posyandu
Jumlah posyandu di Puskesmas Labuhan
Maringgai adalah 56 kelompok, perbandingan
jumlah posyandu yaitu 12.870 KK dibagi 56
posyandu sama dengan 230 atau rasio 1:230 dan
bila dibandingkan dengan rasio standar yang
ditetapkan yaitu 1 : 100 KK, maka jumlah posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Maringgai
masih perlu pembentukan posyandu baru.
Berdasarkan strata atau tingkat
kemandiriannya, posyandu di Puskesmas Labuhan
Maringgai digolongkan menjadi 4 strata yaitu
posyandu pratama, madya, purnama dan mandiri.
Pada tabel 9 diatas tampak bahwa posyandu
dengan strata pratama tidak ada, Madya 16,
Purnama 33 dan Mandiri 7. Persentase posyandu
purnama-mandiri adalah 71% dari jumlah
posyandu yang ada.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 75


Dibawah ini adalah grafik tingkat kemandirian
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Labuhan
Maringgai tahun 2015 :
Grafk 25
Tingkat Kemandirian Posyandu di
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2015

50
45
40
35 33
30
25
20
16
15
10
5 7
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri

Sumber : Unit Promkes Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Dari tabel tingkat Kemandirian posyandu di


wilayah Puskesmas Labuhan Maringgai terlihat
bahwa disetiap desa terdapat memiliki 1 posyandu
mandiri. Pada tahun mendatang diharapkan ada
peningkatan strata posyandu dari madya menjadi
purnama. Hal ini memerlukan perhatian besar dari
petugas agar membina dengan sungguh-sungguh
melalui bekerja sama lintas sektoral dan
meningkatkan peran serta masyarakat seperti
kader posyandu, PKK, Tokoh masyarakat dan
Pamong atau aparat pemerintahan.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 76


c) Rumah Tangga dan Ber-PHBS
Pola hidup bersih dan sehat merupakan salah
satu upaya pencegahan dan promotif yang paling
efektif untuk mencapai kehidupan yang sehat.
Terdapat 10 indikator yang digunakan untuk
mengukur PHBS tatanan riumah tangga. Indikator
tersebut adalah :
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Bayi diberi ASI Eksklusif
Menimbang bayi dan balita,
Mmenggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik dirumah
Makan buah dan sayur setiap hari
Melalukan aktifitas fisik setiap hari dan,
Tidak merokok di dalam rumah.

Dibawah ini adalah grafik cakupan pembinaan


PHBS tatanan rumah tangga sepanjang tahun 2013
s/d 2015 :

Grafk 26
Cakupan Pembinaan PHBS Tatanan Rumah
Tangga

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 77


Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun 2013
s/d 2015
50
43

40

31
30
23

20

10

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Promkes Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015
Tahun 2013 jumlah rumah tangga yang
dipantau sejumlah 1300 rumah tangga dan hanya
ada 337 rumah tangga yang ber-PHBS juga masih
belum mencapai target dan tahun 2013 yang
dipantau 770 dengan rumah tangga dan yang ber-
PHBS hanya sejumlah 178 (23 %).
Pada tahun 2014 terdapat kebijakan baru dari
pemerintah yang mewajibkan seluruh rumah
tangga yang ada semuanya (100%) dipantau. Dari
5703 rumah tangga, 31,3% telah ber-PHBS pada
tahun 2015 dan pada tahun 2015 dari 12775
rumah tangga, 43,8% telah ber-PHBS.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah rumah
tangga yang ber-PHBS terus meningkat, hal ini
disebabkan mulai meningkatnya kerjasama lintas

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 78


program dan pemberdayaan kader kesehatan yang
ada di desa.

6) Upaya Kesehatan Lingkungan


a) Rumah Sehat
Grafk 27
Cakupan Rumah Sehat
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun
2011 s/d 2015

50 45

40 36

28
30

20

10

0
2013 2014 2015

Sumber : Unit Kesling Puskesmas Labuhan Maringgai,


2015

Bila dibandingkan dengan target rumah sehat


pada pembangunan kesehatan Puskesmas
Labuhan Maringgai tahun 2015 sebesar 75 %,
artinya dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2015 pencapaian masih jauh untuk mencapai
target yang ada. Sangat diperlukan pemberdayaan
kader kesehatan lingkungan untuk membantu
meningkatkan cakupan rumah yang diperiksa
sehingga persentase rumah sehat dapat lebih

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 79


mewakili keadaan yang sebenarnya di wilayah
kerja Puskesmas Labuhan Maringgai dan
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya rumah sehat.

b) Tempat Tempat Umum (TTU) Sehat


Tabel 20
TTU Memenuhi Syarat
Puskesmas Labuhan Maringgai Tahun
2011 s/d 2015

Tahu TTU TTU %


n diperik memen memen
sa uhi uhi
syarat syarat
2011 33 16 48,48
2012 39 18 46,15
2013 40 17 42,50
2014 39 19 48,71
2015 41 25 48,71
Sumber : Unit Kesling Puskesmas Labuhan Maringgai,
2015

Hasil kegiatan pemeriksaan tempat-tempat


umum dan pengelolaan makanan di Puskesmas
Labuhan Maringgai pada tahun 2015 persen
tempat yang memenuhi syarat kesehatan
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun bila dibandingkan dengan target TTU sehat
pada pembangunan kesehatan Puskesmas
Labuhan Maringgai tahun 2015 yang besarnya
70%, maka TTU yang sehat masih sangat jauh

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 80


dibawah target yang ada. Oleh karena itu perlu
adanya kegiatan seperti penyuluhan atau syarat-
syarat izin tempat usaha yang mengharuskan
memenuhi kriteria sehat tempat usaha.

c) Keluarga memiliki akses Air Bersih


Akses terhadap air bersih diperoleh penduduk
Labuhan Maringgai dari sumur gali dan sumur bor
dengan pompa. Persentase penduduk pengguna
sumur gali sangat besar yaitu tahun 2013 sebesar
91,03%, 2014 sebesar 97% dan 2015 sebesar 98%.
Sumur bor hanya dimiliki oleh sebagaian kecil
penduduk Labuhan Maringgai.
Persentase Keluarga yang memiliki akses Air
Bersih yang memenuhi syarat kesehatan tahun
2013 mencapai 56,62%. Tahun 2014 cakupan
hanya mencapai 64,81% dan meningkat kembali
pada tahun 2015 sebesar 75%. Cakupan ini sudah
mencapai target 75 % namun perlu ditingkatkan
penyuluhan dan inspeksi air bersih secara berkala.
d) Institusi yang di Bina
Hasil kegiatan pembinaan Institusi yang ada di
Puskesmas Labuhan Maringgai pada tahun 2013,
dari total 86 Institusi yang ada dibina sebanyak 46
tempat (53,4 %) , tahun 2014 dari 87 Institusi,
dibina 41 tempat (47,1%). Tahun 2015 dicapai
68%. Bila dibandingkan dengan target Institusi
yang harus dibina pada pembangunan kesehatan
Puskesmas Labuhan Maringgai tahun 2015 yang
besarnya 85%, maka Institusi yang harus dibina
masih sangat jauh dibawah target yang ada. Oleh

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 81


karena itu perlu adanya peningkatan kegiatan
pembinaan dengan kerjasama lintas sektor.
e) Kepemilikan Jamban Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan sarana sanitasi
dasar di Puskesmas Labuhan Maringgai pada tahun
2012 dari 247 jamban yang diperiksa didapat 146
jamban (59,11%) dikategorikan sehat dan tahun
2013 dari 265 jamban yang diperiksa didapat 148
jamban (55,84%) dikategorikan sehat. Pada tahun
2014 persentase penduduk dengan akses sanitasi
layak sebesar 41,6 % dan meningkat pada tahun
2015 sebesar 57,3%. Bila dibandingkan dengan
target jamban sehat pada pembangunan
kesehatan Puskesmas Labuhan Maringgai tahun
2015 yang besarnya 75%, maka jamban yang
sehat masih dibawah target yang ada.
Belum adanya satu dusunpun yang berhasil
stop BABS sampai dengan 2015 ini yang artinya
masih ditemukan adanya WC cemplung disetiap
dusun. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan
puskesmas pada tahun 2015 adalah dengan
memfokuskan pembentukan dusun melaksanakan
STBM pada pilar 1 (stop BABS). Pada pelaksanaan
awal dilakukan 1 dusun perdesa. Pemberian sarana
stimulasi pembuatan leher angsa dan adanya
pelatihan petugas dan kader dari Dinkes Lamtim
pada tahun 2014 dan penyuluhan tentang Stop
Buang Air Besar Sembarangan diharapkan dapat
meningkatkan cakupan jamban sehat.
f) Kepemilikan SPAL Sehat

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 82


Hasil kegiatan pemeriksaan sarana sanitasi
dasar di Puskesmas Labuhan Maringgai pada tahun
2013 dari 200 SPAL yang diperiksa didapat 61 SPAL
(30,50%) dikategorikan sehat dan tahun 2014 dari
265 SPAL yang diperiksa didapat 68 SPAL (25,66%)
dikategorikan sehat. Tahun 2015 diperoleh hasil
47,59 %. Bila dibandingkan dengan target SPAL
sehat pada pembangunan kesehatan Puskesmas
Labuhan Maringgai tahun 2015 yang besarnya
75%, maka SPAL yang sehat masih dibawah target
yang ada. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan
seperti penyuluhan tentang SPAL yang memenuhi
syarat kesehatan melalui kegiatan kunjungan
rumah/Inspeksi Sarana Sanitasi Dasar.
g) Kepemilikan Tempat Pengelolaan Sampah Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan Tempat
Pengelolaan Sampah di Puskesmas Labuhan
Maringgai pada tahun 2013 dari 216 tempat
sampah yang diperiksa didapat 145 tempat
sampah (67,13%) dikategorikan sehat dan tahun
2014 dari 254 tempat sampah yang diperiksa
didapat 179 tempat sampah (70,47%)
dikategorikan sehat. Tahun 2015 cakupan
mencapai 70%. Bila dibandingkan dengan target
tempat pengelolaan sampah sehat pada
pembangunan kesehatan Puskesmas Labuhan
Maringgai tahun 2015 yang besarnya 75%, maka
tempat pengelolaan sampah yang sehat belum
mencapai target yang ada. Serta masih perlu
meningkatkan jumlah sarana yang diperiksa

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 83


melalui kegiatan kunjungan rumah/Inspeksi Sarana
Sanitasi Dasar.
h) Rumah/bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Aegepty
Hasil kegiatan pemeriksaan rumah/bangunan
di Puskesmas Labuhan Maringgai pada tahun 2014
dari 324 rumah/bangunan yang diperiksa didapat
131 rumah/bangunan (40,4%) dikategorikan bebas
jentik dan tahun 2014 dari 367 rumah/bangunan
yang diperiksa didapat 158 rumah/bangunan
(43,1%) dikategorikan bebas jentik. Tahun 2015
diperoleh hasil capaian 45,3%. Bila dibandingkan
dengan target rumah/bangunan bebas jentik
nyamuk aedes aegepty pada pembangunan
kesehatan Puskesmas Labuhan Maringgai tahun
2015 yang besarnya 75%, maka rumah/bangunan
bebas jentik masih dibawah target yang ada. Oleh
karena itu perlu adanya kegiatan seperti
penyuluhan tentang rumah sehat melalui kegiatan
pemeriksaan rumah sehat.
i) Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan tempat
pengelolaan makanan di Puskesmas Labuhan
Maringgai pada tahun 2012 dari 5 TPM yang
diperiksa didapat 1 TPM (33,33%) dikategorikan
sehat dan tahun 2013 dari 8 TPM yang diperiksa
didapat 1 TPM (50%) dikategorikan sehat. Tahun
2014 jumlah TPM sehat hanya 4,1%. Pada tahun
2015 jumlah TPM meningkat menjadi 19 dan yang
memenuhi syarat kesehatan ada 4 TPM (21,05%).
Bila dibandingkan dengan target Tempat
Pengelolaan Makanan sehat pada pembangunan

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 84


kesehatan Puskesmas Labuhan Maringgai tahun
2015 yang besarnya 70%, maka TPM yang sehat
masih dibawah target yang ada. Oleh karena itu
perlu adanya peningkatan pemeriksaan Tempat
Pengelolaan Makanan secara rutin.
j) Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan IRTP di Puskesmas
Labuhan Maringgai pada tahun 2012 dari 23 IRTP
yang diperiksa didapat 3 IRTP (13,04%)
dikategorikan sehat dan tahun 2013 dari 23 IRTP
yang diperiksa didapat 3 IRTP (13,04%)
dikategorikan sehat. Tahun 2014 diperoleh hasil
yang sama pula sebesar 13,04%. Capaian ini
meningkat pada tahun 2015 hasil IRTP sehat yang
dicapai mencapai 14,3%. Bila dibandingkan
dengan target IRTP sehat pada pembangunan
kesehatan Puskesmas Labuhan Maringgai tahun
2015 yang besarnya 80%, maka IRTP yang sehat
masih dibawah target yang ada. Oleh karena itu
perlu adanya peningkatan pemeriksaan Industri
Rumah Tangga Pangan secara rutin.
k) Tempat Pengelolaan Pestisida (TPP) Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan TPP di Puskesmas
Labuhan Maringgai pada tahun 2013 dari 2 TPP
yang diperiksa didapat 0 TPP (00,00%)
dikategorikan sehat dan tahun 2014 dari 2 TPP
yang diperiksa didapat 0 TPP (00,00%)
dikategorikan sehat dan juga pada tahun 2015 TPP
sehat masih 33,3% dari 3 TPP yang diperiksa. Bila
dibandingkan dengan target TPP sehat pada
pembangunan kesehatan Puskesmas Labuhan

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 85


Maringgai tahun 2015 yang besarnya 70%, maka
TPP yang sehat masih dibawah target yang ada.
Oleh karena itu perlu adanya peningkatan
pemeriksaan Tempat Pengelolaan Pestisida secara
rutin.
7) Program usila
Setiap bulan dilakukan pemeriksaan kesehatan
lansia. Pemeriksaan meliputi tensi, penimbangan
berat badan, penanganan keluhan sesuai gejala
dan senam bersama. Senam lansia ini umumnya
dilaksanakan 1 minggu sekali setiap kelompok.
Cakupan pemeriksaan kesehatan lansia bersifat
fluktuatif. Pada tahun 2012 cakupan mencapai
45,18%, meningkat menjadi 48.41% pada tahun
2013, namun menurun kembali pada tahun 2015
sebesar 16,84 %. Hasil ini belum mencapai target
kabupaten sebesar 75%. Jumlah lansia yang lebih
banyak berkunjung adalah lansia perempuan.
Penambahan jumlah posyandu lansia, penyebaran
informasi tentang jadwal pelaksanaan posyandu
lansia melalui masjid dan kelompok pengajian,
pemberian PMT, peningkatan peran kader dan
tokoh masyarakat serta lebih aktifnya dilakukan
penyuluhan kesehatan lansia diharapkan dapat
meningkatkan cakupan.
8) Program Kesehatan Gigi dan Mulut
Sarana untuk program kesehatan gigi dan
mulut di puskesmas Labuhan maringgai sudah
memadahi. Tidak adanya tenaga dokter gigi dan
perawat gigi di puskesmas labuhan maringgai,

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 86


maka program kesehatan gigi dan mulut tidak di
laksanakan dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2015.
Apabila ada kasus kesehatan gigi kita rujuk
kepuskesmas terdekat yg memiliki dokter gigi dan
perwat gigi. Masyarakat mengunjungi tempat
pelayanan kesehataan gigi saat masalah giginya
sudah parah.
Perlu dilakukan penyuluhan tentang perawatan
kesehatan gigi dan mulut sejak dini disekolah oleh
dokter gigi puskesmas dan petugas promosi
kesehatan. agar kesehatan giginya dapat terjaga
sampai usia tua.
9) UKS
Penjaringan kesehatan anak sekolah pada kelas 1
SD, 1 SMP dan 1 SMA dari tahun 2012 s.d 2015
dapat dilaksanakan pada 100% sekolah.
Permasalahan cukup besar hasil penjaringan 2015
adalah pada kesehatan gigi dan mulut berupa
caries gigi sebesar 78%. Status gizi yang kurus
18%, obesitas 7% dan sebagian kecil mengalami
masalah kesehatan mata 2%. Jumlah sekolah yang
melaksanakan sikat gigi masal meningkat dari
tahun ketahun. Pada tahun 2015 dari 24 jumlah
SD/MI 11 sekolah telah melaksanakan sikat gigi
massal. Upaya preventif dan promotiv yang
dilakukan baru pada tingkat sekolah dasar dengan
memberikan penyuluhan perawatan gigi yang
dilaksanakan 1 tahun sekali. Pelaksanaan BIAS
telah dilakukan secara rutin sesuai jadwal dari

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 87


dinkes. Kerjasama lintas sektor untuk
pembentukan TP-UKS penting untuk dilaksanakan
agar kegiatan UKS menjadi tanggung jawab
bersama (Depdagri-Kesehatan-Depag-Dikpora).
Penyuluhan tentang masalah kesehatan reproduksi
remaja juga gencar dilaksanakan. Semua sekolah
SMA telah dilakukan penyuluhan kespro sebanyak
2 kali dalam setahun. Cakupan pelayanan
kesehatan pada remaja meningkat dari 31,3 %
pada tahun 2013 menjadi 34 % pada tahun 2015.
Namun masih ditemukan beberapa kasus
kehamilan remaja.
10) Program Kesehatan Jiwa
Pertemuan workshop deteksi dini gangguan
jiwa dalam 2 menit pada tahun 2014, merupakan
tahap awal puskesmas mulai melaksanakan
kesehatan jiwa setelah pada tahun 2013 tidak ada
kegiatan khusus untuk penanganan kesehatan
jiwa. Ditemukan 15 kasus pada tahun 2014 dan
berkembang menjadi 21 kasus pada tahun 2015.
Dari jumlah tersebut dilakukan penanganan kasus
berupa kunjungan rumah sebanyak 5 kasus
(31,25%). Upaya advokasi pada lintas sektor telah
dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang perlu
dilakukan agar program dapat terus dilaksanakan
pada tahun 2015 adalah pembentukan kelompok
peduli gangguan jiwa, maping/penemuan kasus
lebih lanjut dengan melibatkan kader dan toma,
pembebasan kasus pasung, penanganan kasus di
tingkat puskesmas dan rujukan kasus ke RS jiwa.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 88


11) Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Awal pembentukan kesehatan dan
keselamatan kerja melalui pertemuan tingkat desa
(PTD), survey mawas diri (SMD), dan musyawarah
masyarakat desa (MMD). Program kesehatan dan
keselamatan kerja mulai dilaksanakan pada 27
februari 2014 yang terbentuk 2 pos usaha
kesehatan kerja (UKK) yaitu UKK Tunggal Jaya yang
terdiri dari kelompok pengarajin genteng dengan
anggota 30 orang dan UKK Sehat Bersama terdiri
dari kelompok nelayan tangkap anggotanya 50
orang. Pada tanggal 13 September 2014 pos UKK
ditambah 1 pos yaitu UKK Umbul Blitar yang terdiri
dari kelompok petani sawah anggotanya sekitar 50
orang. Tanggal 15 september 2015 pos UKK
ditambah satu pos yaitu Sehat Selalu yang terdiri
dari kelompok nelayan tangkap yang berjumlah 30
orang. Empat pos UKK yang sampai sekarang
masih aktif. Pencapaian kesehatan dan pencapaian
kerja tahun 2015 yaitu 60%. Upaya advokasi pada
lintas sektor telah dilaksanakan. Beberapa
kegiatan yang perlu dilakukan agar program dapat
terus dilaksanakan pada tahun 2015 adalah
membut pemetaan wilayah kerja, faktor resiko dan
dampak bagi kesehatan; membuat rencana kerja
tahunan, pembinaan dan penyuluhan pos UKK/
kelompok kerja informal yang ada, pembentukan 3
sampai 4 pos UKK di desa lain dan penerapan
manajemen Kesehatn dan keselamatan kerja
dilingkungan internal puskesmas.

PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 89


PTP Puskesmas Labuhan Maringgai_2016 90

Anda mungkin juga menyukai