Anda di halaman 1dari 30

BAB II ANALISA LINGKUNGAN BISNIS

Analisa lingkungan bisnis merupakan identifikasi dan pengukuran faktor-faktor yang


mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan perencanaan bisnis. Analisa
lingkungan bisnis terdiri dari analisa eksternal dan analisa internal. Analisa eksternal
terdiri dari ancaman (threats) dari para pesaing serta peluang (opportunities) yang ada
di pasar, sedangkan analisa internal merupakan kegiatan yang mengidentifikasi
kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength). Tujuan analisa lingkungan bisnis
adalah menetapkan posisi Puskesmas Labuhan Haji sebagai entitas bisnis serta
menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi Puskesmas Labuhan Haji. Setelah
strategi ditetapkan, selanjutnya diwujudkan dalam pelaksanaan rincian operasional
yang berupa program-program dan kegiatan-kegiatan.

A. Analisa Lingkungan Eksternal


1. Demografi
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Labuhan haji terletak di Kecamatan
Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur. Puskesmas Labuhan Haji adalah salah
satu Puskesmas yang terletak dibagian timur Ibu Kota Kabupaten Lombok Timur
dimana sebagian wilayah kerjanya merupakan daerah pantai dan memiliki wilayah
seluas 638,906 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut : sebelah timur
berbatasan dengan Selat Alas, sebelah utara berbatasan dengan Desa
Geres,Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kelayu Utara, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Gereneng.

Sejak awal berdirinya sampai sekarang, Puskesmas mengalami beberapa


peningkatan baik mengenai fisik bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas
hingga peningkatan jumlah sumber daya manusianya.

Puskesmas Labuhan Haji mempunyai wilayah kerja 3 Desa dan 2 Kelurahan. Pada
Tahun 2013 terjadi pemekaran desa,yang kemudian dipecah menjadi 5 desa dan 2
kelurahan .Puskesmas Labuhan Haji adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Timur yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di 5 Desa yaitu Desa Labuhan Haji, Desa Penede
Gandor, Desa Teros, Desa Banjar Sari, Desa Kertasari,dan 2 kelurahan yaitu
Kelurahan Suryawangi dan Kelurahan Tanjung Sebagai unit pelaksana teknis,
13
Puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan kabupaten Lombok
Timur berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat (Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 128 tahun 2004) mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan kabupaten

Tabel 2 : Luas Wilayah Perdesa dan Jarak Tempuh Ke Puskesmas

JARAK
NO DESA-KELURAHAN LUAS / Ha TEMPUH KE

1 Labuhan Haji 396,846 5 Menit


2 Tanjung 134,62 15 Menit
3 Teros 93,51 15 Menit
4 Banjarsari 341,335 15 Menit
5 Suryawangi 482,45 15 Menit
6 Peneda Gandor 450,00 15 Menit
7 Kertasari 255,00 15 Menit
TOTAL 638,906

2. Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan haji pada tahun 2018
yang dirinci perdesa dan berdasarkan penggolongan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 3 : Jumlah penduduk Puskesmas Labuhan Haji yang dirinci menurut
penggolongan jenis kelamin
JUMLAH LAKI- JUMLAH
NO NAMA DESA PEREMPUAN
PENDUDUK LAKI KK

1 Labuhan Haji 10.046 4.991 5.055 3.072

2 Tanjung 6.129 2.932 3.197 1.907

3 Suryawangi 4.554 2.267 2.287 1.553

4 Teros 4.758 2.272 2.486 1.730

5 Banjarsari 5.078 2.573 2.505 1.685

6 Peneda Gandor 5.822 2.888 2.934 1.965

7 Kertasari 3.092 1.552 1.540 1.050

Jumlah 39.479 19.475 20.004 12.962

14
Peta Wilayah kerja Puskesmas Labuhan haji

3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan suatu penduduk sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
suatu program yang direncanakan Puskesmas karna terkait langsung dengan
daya serap/interpretasi dan kepedulian masyarakat terhadap program tersebut.
Tingakt pendidikan masyarakat yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas
Labuhan haji dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4 : Data Tingkat Pendidikan Penduduk Wilayah Puskesmas Tahun 2018
TINGKAT PENDIDIKAN
NO DESA MASTER SARJAN
SMA SMP SD TK
(S2) A (S1)
1 Labuhan Haji 25 224 860 1524 1665 422
2 Tanjung ‘21 481 929 825 704 524
3 Suryawangi 0 49 195 219 421 605
4 Teros 5 169 847 815 768 136
5 Banjarsari 10 222 669 1362 1767 556
6 Pnd.Gandor 5 332 899 1304 1460 321
7 Kertasari 0 27 86 125 556 322

JUMLAH 66 1504 4485 6174 7341 2886


Sumber : Kecamatan Labuhan Haji Dalam Angka
15
Berdasarkan data tersebut diatas sebagian besar masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Labuhan haji berpendidikan SD yaitu sebanyak 7.341 orang dan
sebagian kecil yang berpendidikan sarjana yaitu sebanyak 66 orang.
4. Sosial Ekonomi
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Labuhan haji memiliki tipe atau
karakteristik tradisionil, budaya dan tradisi masyarakat masih cukup kental dan
dilestarikan sampai saat ini. Hubungan kekerabatan dan kekeluargaan masih
sangat kuat. Hal ini harus menjadi perhatian petugas Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Secara umum sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Labuhan haji tergolong masyarakat ekonomi menengah, sehingga menjadi
salah satu tantangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur untuk
menetapkan tarif pelayanan. Untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan
di masyarakat, setiap tahunnya pemerintah daerah melalui DPA Dinas
Kesehatan menganggarkan pembiayaan jaminan kesehatan untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu. Dalam hal ini pemerintah daerah bekerjasama dengan
BPJS sebagai penyelenggara jaminan.
Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan haji
bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, buruh tani dan
peternak. Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan haji
per desa bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4 : Data Status Ekonomi Penduduk Wilayah Puskesmas Labuhan Haji

N JUML JUML JUML TAHAPAN KELUARGA


NAMA DESA
O DUSUN RT RUMAH PRA-S SI S II
1 Labuhan Haji 9 47 2.878 732 641 458
2 Tanjung 6 20 1.588 369 324 232
3 Suryawangi 6 18 1.738 418 366 262
4 Teros 5 25 1.073 308 269 192
5 Banjarsari 5 23 1..601 441 386 276
6 Pnd Gandor 5 36 1.895 496 434 309
7 Kertasari 4 19 938 258 226 161
2.64
Jumlah
40 188 11.711 3.022 6 1.890
Sumber : Kecamatan Labuhan Haji Dalam Angka

16
5. Derajat Kesehatan
a. Angka Morbiditas/Kesakitan
Puskesmas Labuhan haji merupakan salah satu Puskesmas yang
ada di Lombok Timur yang terletak di pesisir pantai dengan jumlah lagun
aktif sebanyak 3 lagun tentu menjadi daerah endemis kejadian penyakit
malaria. Namun dengan program-program yang dijalankan secara kontinyu
dan berkesinambungan, sejak 4 tahun ini kasus penyakit Malaria tidak
ditemukan sehingga status daerah endemis malaria dirubah menjadi status
Pra eliminasi Malaria.
Data 10 Penyakit terbayak di Wilayah Puskesmas Labuhan Haji
Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 5 :Data 10 Penyakit terbayak di Wilayah Puskesmas Labuhan Haji
NO JENIS PENYAKIT KODE ICD X JUMLAH
1 C.Cold/batuk pilek J.00 2.926
2 Influenza J.10 2.131
3 Hipertensi/darah tinggi I.10 2.004
4 Gastroenteritis/diare A.09 1.508
5 Gastritis/maag K.29.1 1.466
6 Dispepsia K.30 1.102
7 Asma J.45 1018
Diabetes Mellitus/kening E.11.0 900
8
manis
9 Nyeri Sendi M.25.5 908
10 Reumatik 831
Sumber : Data Penyakit Puskesmas Labuhan Haji tahun 2018
b. Angka Kematian
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam
masa nifas (42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. AKI
berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,
status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan
waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk mengantisipasi masalah ini
maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun
dan meningkatkan peran bidan terutama bidan desa.

17
Berdasarkan Laporan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS-KIA) di Puskesmas Labuhan haji, pada tahun 2018
terdapat 7 kematian bayi yang disebabkan karna Aspeksia, BBLR dan
IUFD, swedangkan kasus kematian Balita dan ibu melahirkan selama tahun
2018 tidak ada kasus. Data tentang kematian secara umum dan kematian
Neonatus, Baayi, Balita dan ibu melahirkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 6 : Data Kematian secara umum di Wilayah Puskesmas Labuhan Haji
Tahun 2018
JENIS KELAMIN
NO DESA/KELURAHAN JUMLAH
LAKI PEREMP

1 Labuhan Haji 10 26 36
2 Tanjung 12 4 16
3 Suryawangi 36 38 74
4 Teros 9 23 32
5 Banjarsari 15 13 28
6 P.Gandor 24 24 48
7 Kertasari 6 9 15

Jumlah 112 137 249

SumbeSumber : Kecamatan Labuhan Haji Dalam Angka tahun 2018


Tabel 7 : Data Kematian Bayi,Balita, Ibu Hamil, dan ibu melahirkan di
wilayah Puskesmas Labuhan Haji tahun 2018
KEMATIAN JUMLAH
NO DESA/KELURAHAN BAY IBU IBU
BALITA
I HAMIL MELAHIRKAN

1 Labuhan Haji
1 0 0 0 1
2 Tanjung
0 0 0 0 0
3 Suryawangi
0 0 0 0 0
4 Teros
1 0 0 0 1
5 Banjarsari
0 0 0 0 0
6 Peneda Gandor
4 0 0 0 4
7 Kertasari
1 0 0 0 1
Jumlah 7 0 0 0 7
Sumber : Data Kematian Puskesmas Labuhan Haji

18
6. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
a. Pemerintah Pusat
1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD
Dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) pada Pasal 1 dijelaskan bahwa BLUD adalah sistem
yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas
dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya.
2) Telaah Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dalam Renstra Kementerian Kesehatan terdapat 2 (Dua) tujuan
Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu :
1) Meningkatnya status kesehatan masyarakat;
2) Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Indikator kinerja yang ingin dicapai Kementerian Kesehatan dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat pada semua siklus kehidupan
(continum life cycle) adalah sebagai berikut :
a) Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.000 kelahiran hidup
menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup;
b) Menurunnya angka kematian bayi dari 32 per 1.000 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup;
c) Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%;
d) Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;
e) Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
Sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Meningkatnya kesehatan masyarakat
b) Meningkatnya pengendalian penyakit
c) Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
d) Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sedian farmasi dan alat
kesehatan
19
e) Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan
f) Meningkatnya sinergitas antar kementerian/lembaga
g) Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
h) Meningkatnya integrasi perencanaaan, bimbingan teknis dan pemantauan
evaluasi
i) Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan
j) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih
k) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur kementerian kesehatan
l) Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi.
Arah kebijakan Kementerian Kesehatan untuk mencapai tujuan dan
sasaran adalah sebagai berikut :
a) Penguatan pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care)
Puskesmas dengan memperkuat fungsi Puskesmas dengan cara fokus
melaksanakan revitalisasi Puskesmas pada 5 (Lima) hal, yaitu : 1)
peningkatan SDM; 2) peningkatan kemampuan teknis dan manajemen
Puskesmas; 3) peningkatan pembiayaan; 4) peningkatan Sistem Informasi
Puskesmas (SIP); dan 5) pelaksanaan akreditasi Puskesmas.
b) Penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan (Continuum of Care).
Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatana cakupan, mutu dan
keberlangsungan upaya pencegahan penyakit serta pelayanan kesehatan
ibu, bayi, Balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
c) Intervensi berbasis risiko kesehatan yaitu dilaksanakannya program-
program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada bayi,
Balita, ibu hamil, Lansia, pengungsi, keluarga miskin, kelompok-kelompok
berisiko serta masyarakat di didaerah terpencil, perbatasan, kepulauan
dan daerah bermasalah kesehatan.
Strategi pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 meliputi :
a) Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan
lanjut usia yang berkualitas.
b) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
c) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
d) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
e) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas.
f) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas
farmasi dan alat kesehatan.
20
g) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan.
h) Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu sumber daya manusia
kesehatan.
i) Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
j) Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi.
k) Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Bidang Kesehatan.
l) Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.
3) Telaah Renstra Dinas Kesehatan Propinsi NTB
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam sektor kesehatan
di Propinsi NTB yaitu sebagai berikut :
a) Kesehatan ibu dan anak belum optimal, hal ini ditandai dengan 2 (Dua)
hal yaitu : 1) masih adanya kematian bayi dan ibu melahirkan, pada tahun
2017 AKB sebesar 9 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 82 per
100.000 kelahiran hidup; 2) masih adanya kelahiran ditolong oleh non
tenaga kesehatan.
b) Gizi masyarakat belum optimal yang ditandai dengan : 1) angka stunting
pada Balita usia 0-23 bulan tahun 2017 sebesar 7,4%, masih di atas
angka Nasional yaitu 6,9%; 2) masih ditemukan Balita gizi buruk, pada
tahun 2017 sebesar 4,3%, masih di atas angka Nasional yaitu 3,8%; 3)
masih adanya Baduta (usia 0-23 bulan) dengan status gizi sangat pendek
(wasting) sebesar 2,5%, tetapi data ini lebih rendah dari data Nasional
yaitu sebesar 3,9%.
c) Belum optimalnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
ditandai dengan : 1) success rate/angka keberhasilan pengobatan
tuberkulosis (TB) semua tipe sebesar 61,48%, jauh di bawah capaian
Nasional sebesar yaitu 77,57%; 2) incidence rate penyakit DBD 26,86 per
100.000 penduduk, masih di atas capaian Nasional yaitu sebesar 22,55
per 100.000 penduduk; 3) angka morbiditas pada tahun 2016 sebesar
20,81%, masih di atas capaian Nasioanl yaitu sebesar 15,18%; 4)
persentase merokok pada penduduk ≥15 tahun pada tahun 2017 sebesar
30,88%, masih di atas angka nasioanal yaitu sebesar 28,97%.
d) Akses dan mutu pelayanan kesetahatan belum optimal yang ditandai
dengan beberapa permasalahan antara lain : 1) persentase Puskesmas
yang terakreditasi masih 55%; 2) persentase RS yang terakreditasi masih
21
65,63%; 3) masih cukup rendahnya Posyandu Aktif yaitu sebesar 51,11%
(capaian Nasional sebesar 56,57%).
e) Belum semua penduduk NTB terlindungi oleh Sistem Jaminan Sosial
(71,42% pada tahun 2017).
f) Mutu dan penyebaran tenaga kesehatan belum merata, permasalahan di
antaranya adalah : 1) persentase Puskesmas dengan kecukupan dokter
kurang sebesar 35,44%; 2) persentase Puskesmas dengan kecukupan
dokter gigi kurang sebesar 40,51%; 3) persentase Puskesmas memiliki 5
jenis tenaga kesehatan promotif dan preventif sebsesar 50,63%; 4) jumlah
tenaga kesehatan belum optimal, terutama di daerah terpencil.
g) Ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas pada tahun 2015 tercatat
sebesar 84,44% (Profil Kesehatan NTB, 2016) .
Isu strategis pembangunan kesehatan Provinsi NTB tahun 2019-
2023 adalah derajat kesehatan masyarakat relatif rendah dengan beberapa
indikator yaitu sebagai berikut :
a) Angka harapan hidup saat lahir masih rendah;
b) Angka kematian ibu, bayi dan Balita relatif masih tinggi;
c) Tingginya prevalensi kurang gizi dan stunting;
d) Belum meratanya fasilitas kesehatan yang terakreditasi dan terstandar;
e) Belum meratanya SDM kesehatan antar daerah;
f) Akses terhadap layanan kesehatan belum optimal;
g) Upaya promotif dan preventif masalah kesehatan belum optimal;
h) Masih relatif mudanya usia kawin pertama perempuan yaitu <21 tahun.
b. Pemerintah Daerah
1) Telaah Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur
Ada beberapa permasalahan kesehatan yang dihadapi di Kabupaten
Lombok Timur, yaitu sebagai berikut :
a) Kasus kematian bayi dan ibu;
b) Status gizi Balita (gizi buruk dan stunting);
c) Penyakit menular, khususnya DBD, TB dan HIV AIDS;
d) Penyakit tidak menular, terutama hipertensi dan DM;
e) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum menjadi budaya
masyarakat;
f) Jumlah, jenis dan kompetensi tenaga kesehatan belum memenuhi
kebutuhan pelayanan;
22
g) Konunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) program kesehatan belum
maksimal.
Beberapa isu strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Rendahnya derajat kesehatan masyarakat (masih tingginya AKB, AKI,
status gizi Balita masih rendah, angka kesakitan pada beberapa penyakit
masih tinggi);
b) Penanggulangan penyakit tidak menular dan gangguan jiwa yang masih
belum optimal;
c) Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban
pembiayaan kesehatan;
d) Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumber daya
manusia kesehatan sesuai standart kebutuhan SDM kesehatan di fasilitas
kesehatan;
e) Belum optimalnya penggunaan obat yang tidak rasional dan
penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dan berkualitas;
f) Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang untuk pelayanan
kesehatan masyarakat masih kurang.
Dinas Kesehatan merupakan salah satu OPD di Kabupaten Lombok
Timur yang akan dan harus mendukung terlaksananya visi dan misi Bupati
Lombok Timur, terutama misi nomor 2 (Dua) yaitu ”Meningkatkan Mutu
Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan yang Berdaya Saing dengan
Biaya Terjangkau”. Untuk mencapai misi tersebut, maka ditetapkan strategi
dan arah kebijakan Dinas Kesehatan yang dipaparkan pada tabel di bawah
ini.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan Meningkatnya Peningkatan a. Menjalin kerjasama dengan
pelayanan akses dan akses dan dokter spesialis untuk
kesehatan mutu mutu melakukan kunjungan ke
yang berdaya pelayanan pelayanan Puskemas (melakukan
saing dengan kesehatan kesehatan. pekayanan kesehatan bergerak)
biaya untuk terutama di daerah terpencil.
terjangkau masyarakat b. Peningkatan kemampuan teknis
terutama dan manajemen Puskesmas
masyarakat dengan pelaksanaan akreditasi.
miskin dan c. Meningkatkan ketersediaan obat
tidak mampu yang rasional dan BMHP.
d. Peningkatan kualitas sarana,
prasarana serta pemenuhan alat
kesehatan sesuai standar.
23
e. Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM.

Peningkatan a. Membuat regulasi yang bisa


pelayanan menjamin agar masyarakat
kesehatan miskin mendapat pelayanan
masyarakat b. kesehatan.
miskin. Advokasi dengan pemerintahan
desa agar berperan aktif dalam
c. masalah kesehatan.
Sosialisasi, advokasi dan
validasi data penerima bantuan
iuran (PBI) bagi masyarakat
miskin dan kurang mampu
dalam pelaksanaan sistem
pembiayaan melalui Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).

7. Teknologi Informasi dan Kesehatan


a. Teknologi Peralatan Kesehatan
Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan semakin
canggih. Untuk Puskesmas sebagai FKTP, alat kesehatan yang ada harus
memenuhi standar sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas dari segi jenis dan jumlahnya. Pada tahun 2017 dan 2018
Puskesmas Labuhan haji telah mendapatkan bantuan pengadaaan alat
kesehatan dari Program DAK Afirmasi, sehingga pada tahun 2019 tinggal
sedikit lagi alat kesehatan yang harus dilengkapi oleh Puskesmas Labuhan
haji.
Dapat kita pahami bahwa kepuasaan masyarakat atas pelayanan
kesehatan bukan hanya bergantung pada tenaga kesehatan yang ada, akan
tetapi juga bergantung pada perkembangan teknologi. Dengan adanya
perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan juga menuntut para
tenaga kesehatan untuk berperan aktif dalam hal kemajuan teknologi.
Tenaga kesehatan harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
penemuan-penemuan terbaru di bidang kesehatan sehingga pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat juga sesuai dengan kemajuan teknologi.
seperti telah kita ketahui bahwa penunjang agar tenaga kesehatan juga
dapat berperan aktif dalam perkembangan teknologi maka para tenaga
kesehatan juga harus memiliki pendidikan yang tinggi. Pendidikan tersebut
juga akan berpengaruh pada terciptanya sikap serta etika yang baik.

24
Dalam menyikapi begitu pesatnya perkembangan teknologi di bidang
keseahatan. Puskesmas Labuhan Haji juga dituntut untuk ikut serta berperan
aktif dalam penggunaan serta kemajuan teknologi di bidang kesehatan.
Dengan adanya alat-alat pengobatan dengan tingkat kecanggihan yang
tinggi, petugas Puskesmas harus mengetahui dan menguasai bagaimana
cara menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat kesehatan yang membantu
tenaga dokter, perawat, bidan maupun analis dalam bekerja di Puskesmas
Labuhan Haji antara lain adalah : Section yaitu alat penghisap lendir,
oxymetri alat pengukur kandungan oksigen dalam darah, Otoscope yaitu alat
deteksi kelainan indera pendengaran, Tempra red sinar infra merah untuk
mendeteksi suhu tubuh, Tensi digital dan Tensi pegas, alat ini
mempermudah pengukuran tekanan darah pasien, Dopler alat deteksi detak
jantung janin, Untuk alat-alat laboratorium yang selama ini lebih banyak
melakukan pemeriksaan dengan cara manual saat ini sudah dilengkapi
dengan berbagai alat yang tergolong canggiah yaitu : Hematologi klinik,
Fotometri, sentrifuge, mikroskope binokuler dll. Pos pelayanan terdepan di
Puskesmas Labuhan Haji adalah loket pendaftaran, karena kemajuan
teknologi sangat membantu petugas maupun pengguna layanan
mendapatkan nomor antrean yang lebih teratur. Waktu tunggu dapat di
persingkat dan proses pelayanan menjadi lebih lancar.
Pada saat ini alat kesehatan canggih yang sudah ada di Puskesmas
Labuhan haji adalah sebagai berikut :
1) Alat EKG (Elektrokardiogram), alat untuk merekam aktivitas jantung dalam
waktu tertentu.
2) Inkubator bayi (2 buah), yaitu alat yang digunakan untuk menghangatkan
bayi yang lahir prematur.
3) Alat pemeriksaan laboratorium, yaitu Hematology Analyzer SFRI, alat
yang digunakan untuk mengukur dan memeriksa sel darah dengan
lengkap secara otomatis berdasar impendasi berkas cahaya atau aliran
listrik.
4) Alat pemeriksaan laboratorium chemistry analizer merk Mindray BS 120,
yaitu alat untuk pemeriksaan kimia darah otomatis.
Proses pemenuhan standarisasi alat kesehatan di Puskesmas
Labuhan haji belum didukung oleh adanya dana pemeliharaan dan kalibrasi
yang memadai. Puskesmas Labuhan haji dakan terus menaikkan jumlah
25
pendanaan tersebut melalui dana kapitasi dengan tujuan agar alat kesehatan
yang ada bisa lebih lama masa pakainya.
b. Teknologi Informasi Kesehatan
Seperti halnya teknologi alat kesehatan, teknologi informasi
kesehatan harus dikuasai Puskesmas pada era digital sekarang ini.
Puskesmas Labuhan haji telah menggunakan teknologi informasi digital yang
terkoneksi dengan jaringan internet. Teknologi informasi tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Mesin antrian yang terkoneksi dengan software/aplikasi, digunakan di
pelayanan di Poli Rawat Jalan.
2) Aplikasi P-Care, yaitu aplikasi milik BPJS yang digunakan untuk
pelayanan rujukan pasien BPJS, pencatatan dan pelaporan pelayanan
serta klaim pembayaran jasa pelayanan pasien BPJS.
3) Aplikasi HFIS (Health Facilities Information System), yaitu aplikasi milik
BPJS yang digunakan untuk kredensialing ketika akan memperpanjang
kerjasama dengan BPJS.
4) Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK), digunakan untuk kegiatan
pecatatan dan pelaporan hasil program/kegiatan.
5) Aplikasi ASPAK dan SIMDA, yaitu aplikasi untuk pengelolaan alat
kesehatan, sarana dan prasarana Puskesmas.
6) Aplikasi pencatatan dan pelaporan di beberapa program, sebagai berikut :
a) Aplikasi SIHA (Sistem Informasi HIV-AIDS) yaitu aplikasi untuk
pencatatan dan pelaporan Program HIV/AIDS dan IMS.
b) Aplikasi Siskohatkes, yaitu aplikasi Sistem Informasi Kesehatan
Jamaah Haji Indonesia.
c) Aplikasi SIGALIH (Sistem Informasi Gangguan Penglihatan), yaitu
aplikasi untuk Program Kesehatan Mata.
d) Aplikasi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Imunisasi untuk
pencatatan dan pelaporan Program Imunisasi.
e) Aplikasi SITT (Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu), yaitu
aplikasi untuk pencatatan dan pelaporan Program Pencegahan dan
Penanggulangan TB.
f) Aplikasi STBM Smart¸ yaitu aplikasi untuk pencatatan dan
pelaporan hasil monitoring Program STBM 5 Pilar (Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan).
26
7) Media audio visual untuk kegiatan promosi kesehatan.
Dengan adanya teknologi informasi yang baik, maka akan
memudahkan pihak manajemen dalam mengambil keputusan, karena semua
informasi dapat diterangkan dalam sistem informasi kesehatan secara
terintegtrasi
8. Peta Persaingan
Di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji memiliki jaringan 3 Pustu dan 6
Polindes yang mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan. Di samping itu terdapat juga jejaring berupa beberapa pelayanan
kesehatan swasta yang terdiri dari Klinik Swasta 1 buah, dokter Praktek Mandiri
5 buah, Perawat praktek mandiri 2 buah, Bidan Praktek swasta 3 buah,
Pengobatan Alternatif 1 buah. Disamping itu akan beroperasi Rumah Sakit
Daerah Tipe D yang akan memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan,rawat
inap dan UGD serta dilengkapi dengan tenaga dokter umum dan spesialis.
Artinya bahwa akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan akan semakin
baik dan akan terus berkembang seiring kebutuhan masyarakat yang makin
meningkat. Akan tetapi dari segi persaingan akan semakin ketat dalam
pemasaran layanan kesehatan.
9. Data Pelanggan Puskesmas
Data Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan UGD dan Rawat Inap Puskesmas
Labuhan Haji

ALAMAT KUNJUNGAN KELAMIN


NO TEMPAT
PELAYANAN DLM LUAR
BARU LAMA LAKI PERP
WIL WIL
1 Rawat Jalan 26266 4973 9263 21976 10536 20703
2 UGD 992 88 120 560 333 347
3 Rawat Inap 730 44 350 424 333 441
Jumlah 27988 5105 9733 22960 11202 21491

10. Proporsi Anggaran Kesehatan dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur


Dalam hal anggaran yang dikelola oleh Puskesmas Labuhan haji,
proporsi terbesar adalah anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat.
Anggaran tersebut berupa :

27
a. Biaya Operasional Kesehatan (BOK) dari Kementerian Kesehatan
merupakan Dana Alokasi Khusus(DAK) non fisik, digunakan untuk kegiatan
atau program yang bersifat promotif dan preventif.
b. Dana Kapitasi JKN dari BPJS, yang digunakan untuk :
1) Pembayaran jasa pelayanan;
2) Pengadaan alat kesehatan, obat-obatan dan BMHP;
3) Operasional pelayanan kesehatan lainnya.
c. Dana Non Kapitasi JKN dari BPJS, yang digunakan untuk pembayaran jasa
pelayanan rawat inap, persalinan, pra rujukan dan rujukan, serta digunakan
juga untuk pembelian BBM rujukan, pembelian obat-obatan dan BMHP yang
bersifat darurat jika tidak ada persediaan di GFK Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Timur.
Sedangkan anggaran dari pemerintah pusat untuk Puskesmas Labuhan haji
yang dikelola oleh Dinas Kesehatan adalah DAK Afirmasi, yang digunakan
untuk :
1) Pembangunan gedung baru Puskesmas;
2) Pengadaan IPAL;
3) Pengadaan instalasi air bersih (sumur bor);
4) Pengadaan ambulance dan kendaraan roda dua untuk operasional
Puskesmas;
5) Pengadaan alat kesehatan, BMHP dan obat-obatan yang terstandar.
Dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Puskesmas Labuhan haji
mendapat anggaran berupa :
a. Dana Operasional Puskesmas (DOP), yaitu pengembalian dana retribusi
pasien umum. Dana tersebut bisa digunakan untuk jasa pelayanan dan
operasional Puskesmas.
b. Dana Jampersal, untuk pembayaran jasa pelayanan ibu bersalin di
Poskesdes dan Puskesmas. (Dana sharing Pemerintah Kabupaten Lombok
Timur dengan Pemerintah Propinsi NTB). Jumlah anggaran dari pemerintah
pusat dan daerah untuk Puskesmas Labuhan haji bisa dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 10 Jumlah Anggaran di Puskesmas Labuhan haji berdasarkan


28
Sumber Pendapatan Tahun 2017 – 2018

No. Sumber Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp)


Dana
Pagu Dana Realisasi Pagu Dana Realisasi
A Pemerintah Pusat
:
1. BOK 538.064.000 535.365.000 653.473.000 570.894.000

2. BPJS (Kapitasi 2.361.609.558 2.061.207.843 2.553.372.896 2.066.080.755


dan Non Kapitasi)

B Pemerintah
Daerah :
1. Dana Operasional 47.889.600 47.889.600 9.404.450 9.404.450
Puskesmas
(DOP)
2. Jampersal 28.250.000 28.250.000 14.690.000 14.690.000

2.975.813.158 2.672.715.443 3.212.940.346 2.661.069.205

11. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan Tahun 2018 di


Puskesmas Labuhan Haji
Data tentang jumlah sumber daya manusia bidang kesehatan dengan status
kepegawaian karyawan Puskesmas Labuhan haji tahun 2018 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 11 : Data SDM Puskesmas Labuhan haji tahun 2018
JENIS TENAGA PNS PK POKJA JUMAH
NO
1 Jabatan Struktural
a. Kepala Puskesmas 1 1
b. Ka Sub Bag TU 1 1
2 Dokter Umum 1 1 2
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat Umum 11 4 14 29
5 Perawat Gigi 1 1 2
6 Teknik Gigi 1 1
7 Bidan 12 2 4 18
8 Apoteker 1 1
9 Asisten Apoteker 1 1
10 Rekam Medik
11 Analis 1 1 2
12 Sanitarian 3 1 4
13 Nutrisionis 3 1 4
14 Administrasi 4 2 6
15 Satpam 1 1
16 Tukang Kebun 1 1
17 Cleaning Servise 1 2 3
18 Sopir 1 1

Jumlah 39 12 28 79
29
Dari data tersebut jumlah pegawai Puskesmas Labuhan Haji sebanyak 79
orang terdiri dari : PNS 39 orang dan non PNS 40 orang
Tabel 12 : Data Jumlah Pegawai menurut Jenjang Pendidikan di Puskesmas
Labuhan Haji
NO JUMLAH
JENJANG PENDIDIKAN
1 Sarjana (S1) 20
2 Ahli Madya (D3) 48
3 Pendidikan D1 2
4 SMA 3
5 SMP 0
6 SD 0
TOTAL 73

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Puskesmas Labuhan Haji sebagai


kekuatan internal yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat antara
lain :
 Puskesmas induk : 1 buah
 Puskesmas Pembantu : 3 buah
 Polindes/Polinkel : 6 buah
 Ambulance : 2 buah
 Posyandu Balita : 32 buah
 Kader Posyandu Balita :
 Posyandu Lansia : 14 buah
 Kader Posyandu Lansia :
 Kader Kesling : 43 orang
 Kader Malaria :
 Kader Penjaga Lagun : 10 orang
12. Analisis Peluang Bisnis( Jelaskan jenis peluang bisnis yang akan dikerjakan
sesuai dengan potensi yang ada di Puskesmas)
Puskesmas Labuhan Haji terletak pada pusat kota kecamatan yang
merupakan jalur lalu lintas utama di daerah tersebut yang menuju ibu kota
kabupaten Lombok Timur. Puskesmas Labuhan Haji terletak pada jalur utama
menuju pantai yang mejadi unggulan wisata pantai dan wisata kuliner
perikanan laut. Jalur 2 arah yaitu dari Timur ke barat (Labuhan Haji – Selong)
dan begitu pula sebaliknya dengan intensitas pemakaian yang tinggi. Keadaan
ini merupakan peluang bisnis yang sangat baik dan sangat memungkinkan
Puskesmas Labuhan Haji untuk berkembang menjadi puskesmas BLUD.
30
Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik
swasta disamping sebagai mitra bagi Puskesmas sekalligus juga sebagai
pesaing. Hal ini akan dijadikan sebagai motivasi dan semangat dalam
menjalankan misi dan Visi Puskesmas.
Persaingan akan semakin ketat, klinik swasta akan berusaha meraih
pasar layanan kesehatan. Persaingan ini bukan hanya mengenai jumlah pelaku
usaha namun juga tentang kemajuan teknologi, kualitas SDM, hingga strategi
pemasaran yang akan dipertarungkan untuk merebut pasar potensial
masyarakat.
Dengan mempertimbangkan letak/posisi, jumlah SDM, sarana prasarana
dan gedung yang baru menjadi pertimbangan untuk menjadikan Puskesmas
Labuhan haji menjadi salah satu tempat pilihan utama masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cara menambah jenis pelayanan
yang disediakan, penambahan lokal.
B. Analisa Lingkungan Internal
Analisa lingkungan internal akan mencari seberapa besarkah kekuatan
yang di miliki Puskesmas Labuhan Haji sekaligus seberapa besar kelemahan yang
masih ada, agar dapat disusun suatu strategi untuk memaksimalkan kekuatan
dengan menangkap peluang seoptimal mungkin guna mengurangi
kelemahan,mengantisipasi ancaman dengan tujuan mewujudkan visi Puskesmas
Labuhan Haji
1. Pencapaian Kinerja Layanan (UKP) Puskesmas Labuhan Haji
Dari segi pelayanan yang bersifat UKP, jumlah kunjungan pasien dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan, walaupun sejak awal tahun 2018
wilayah kerja Puskesmas Labuhan haji telah dibagi dua dengan berdirinya
Puskesmas Rarang di Kecamatan Labuhan haji. Hal ini merupakan output dari
peningkatan kualitas pelayanan yang telah dilaksanakan oleh semua unsur di
Puskesmas Labuhan haji. Data kunjungan pasien selengkapnya bisa dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 13 : Data Kunjungan Pasien menurut Status Bayar Tahun 2018
TEMPAT STATUS BAYAR
NO JUMLAH
PELAYANAN BAYAR BPJS GRATIS
1 Rawat Jalan 5615 10538 319 16472
2 UGD 103 561 11 675
3 Rawat Inap 233 504 3 740
4 Persalinan
Jumlah 5951 11603 333 17887
31
Tabel 14: Pencapaian kinerja layanan Puskesmas Labuhan haji 2018
N TEMPAT STATUS BAYAR
O PELAYANAN BPJS umum Jumlah
1 Poli Umum 4100 2300 6400
2 Poli KIA 684 584 12168
3 Poli Lansia 3000 1023 4023
4 Poli Gigi 797 561 1358
5 Laboraturium 1918 702 2620
6 IGD 462 306 768
Jumlah

2. Pencapaian Kinerja Manajemen


Penilaian kinerja manajemen terdiri dari :
a. Manajemen operasional Puskesmas
b. Manajemen alat dan obat
c. Manajemen keuangan
d. Manajemen ketenagaan
Hasil penilaian kinerja manajemen Puskesmas Labuhan haji bisa
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 15 Hasil Penilaian Kinerja Manajemen Puskesmas Labuhan
haji Tahun 2017-2018.

No. Variabel Penilaian Hasil


2017 2018
1 Manajemen Operasional Puskesmas 10 10

2 Manajemen Alat dan Obat 8,2 10

3 Manajemen Keuangan 10 10

4 Manajemen Ketenagaan 9,25 10

Nilai Rata-rata 9,36 10


(Baik) (Baik)

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa terjadi peningkatan kinerja manajemen
pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 walapupun sama-sama dengan
kriteria kinerja baik.
3. Pencapaian Kinerja Keuangan
Sebagai salah satu FKTP milik pemerintah, Puskesmas Labuhan haji
mengelola dana yang dipergunakan untuk melaksanakan fungsi sebagai
pemberi pelayanan UKP, UKM, pelayanan pendukung medik dan kegiatan
32
manajemen. Puskesmas Labuhan haji juga merupakan salah satu sumber PAD
dari biaya retribusi pasien umum. Untuk lebih jelasnya, pendapatan/penerimaan
Puskesmas Labuhan haji selama 2 tahun bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 16 : Pendapatan Puskesmas Labuhan haji berdasarkan Sumber
Perolehan Tahun 2017-2018

No Sumber Dana Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp)


. Pagu Dana Realisasi Pagu Dana Realisasi/
Agustus
1. BOK 653.473.000 570.894.000

2. BPJS (Kapitasi 2.361.609.558 2.061.207.843 2.553.372.896 2.066.080.755


dan Non
Kapitasi)

3. Dana 9.404.450 9.404.450


Operasional
Puskesmas
(DOP)
4 Jampersal 28.250.000 28.250.000 14.690.000 14.690.000
( Dana
Sharing)

Sementara itu pengeluaran/belanja yang telah dilaksanakan oleh


Puskesmas Labuhan haji berdasarkan jenis belanja pada 2 (Dua) tahun terakhir
bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 16 : Pengeluaran/Belanja Puskesmas Labuhan haji Bersumber
Dana BOK Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2017-2018

No Jenis Belanja Tahun


. 2017 (Rp.) 2018 (Rp.)
1. Honor Pengelola BOK 7.200.000
Puskesmas
2. Spanduk,leaflet,baleho 2.050.000
3. Bahan Kimia/reagen 5.600.000
4. Cetak 6.500.000
5. Fotocopy 13.128.000
6. Bahan Promosi
(Spanduk/Baliho/Leaflet)
7. Honor Narasumber 14.100.000
8. Bahan Percontohan/Bahan 3.700.000
Kontak
9. Makanan dan Minuman Rapat 133.115.000
10. Makanan Pokok/PMT 25.800.000
11. Transaksi Keuangan
12. Sewa Ruang Rapat 4.300.000
13. Perjalanan Dinas 288.640.000
33
No Jenis Belanja Tahun
. 2017 (Rp.) 2018 (Rp.)
14. Jasa Transport 73.030.000 238.500.000
15. Insentif PIS-PK 64.210.000 48.350.000

Tabel 17 : Pengeluaran/Belanja Puskesmas Labuhan haji Bersumber


Dana BPJS/JKN Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2018
ll
No. Jenis Belanja Tahun 2018
(Rp.)
I KAPITASI
A. JASA PELAYANAN 958.525.650
B. ALKES, OBAT DAN BMHP 40.663.624
C. OPERASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN LAINNYA
1 Peningkatan SDM Kesehatan 3.950.000
2 ATK, Fotocopy dan Bahan Cetak 72.113.000
3 Makan Minum petugas piket 52.080.000
4 Administrasi, Pertemuan Koordinasi
Program, Sistem Informasi :
a. Jasa Narasumber,peserta rapat 23.810.000
b. Jaringan Internet 12.590.194
c. Pengadaan, Pemeliharaan dan 59.592.660
pembelian suku cadang alat-alat
kantor
5 Pelayanan Luar Gedung(UKP) 2.070.000
6 Pelayanan penyuluhan Dalam Gedung 300.000
7 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 93.486.437
8 Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pendukung Pelayanan Kesehatan :
a. Bahan Dukungan Pelayanan 49.506.780
b. Meubelair 66.652.000
c. Peralatan dan Mesin 98.012.670
JUMLAH DANA KAPITASI (I) 1.878.659.558
II NON KAPITASI
A Jasa Pelayanan 315.570.000
B Pembelian Obat, BMHP dan lainnya 29.102.000
C Akomodasi Pasien 54.588.000
D BBM Rujukan 83.690.000

JUMLAH DANA NON KAPITASI (II) 482.950.000


TOTAL BELANJA I & II 2.361.609.558

34
Sedangkan pendapatan dari retribusi pasien umum, Puskesmas Labuhan haji
memperoleh pengembalian retribusi sebesar Rp. 129.021.650 pada tahun 2018
yang digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan dan biaya operasional.

1. Pencapaian Kinerja Manfaat (SPM)


Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Labuhan haji belum dievaluasi secara
keseluruhan. Penilaian yang telah dilakukan di Puskesmas Labuhan Haji Tahun
2018 adalah sebagai berikut:
Standar/Target Pencapaian
No Indikator (%) (%)
1 Pelayanan ibu hamil 100% 96,82
2 Pelayanan kesehatan ibu 100 94,62
bersalin
3 Kesehatan bayi baru lahir 100 94,77
4 Kesehatan balita 100 92,00
5 Kesehatan pada usia 100 99,00
pendidikan dasar
6 Kesehatan pada usia produktif 100 87,63
7 Kesehatan pada usia lanjut 100 50,00
8 Kesehatan penderita hipertensi 100 69,04
9 Kesehatan penderita DM 100 16,84
10 Kesehatan dengan ODGJ 100 86,5
berat
11 Pelayanan orang dengan TB 100 76,8
12 Kesehatan orang dengan 100 0
resiko terinfeksi HIV
Dari tabel diatas dapat dilihat secara kuantitatif, pencapaian kinerja program
C. Analisa SWOT
Puskesmas Labuhan Haji perlu melakukan analisa SWOT yang menggambarkan
situasi eksternal dan internal Puskesmas. Dengan adanya analisa ini maka
Puskesmas Labuhan Haji dapat menentukan strategi sesuai dengan situasi dan
kondisi Puskesmas. Analisa SWOT ini terdiri dari aspek internal dan eksternal
Puskesmas. Untukaspek internal terdiri dari Kekuatan/Strengths (S) dan
Kelemahan/Weaknesses (W),sedangkan untuk aspek eksternal Puskesmas terdiri
dari Peluang/Opportunities (O),dan Ancaman/Threats (T). Dalam menggambarkan
analisa ini hal-hal yang menjadiperhatian utama bagi manajemen Puskesmas
Labuhan Haji dapat dituangkan dalam analisa SWOT ini.
1. Analisis Internal
a. Kekuatan dan kelemahan terkait Sumber Daya Manusia :
35
No Uraian Kekuatan Kelemahan
1 2 3 -1 -2 -3
1 Sebagian besar tenaga
2
non PNS
2 Kesesuaian pendidikan
3
SDM
3 Adanya uraian tugas dan
3
tupoksi yang jelas
4 Komitmen petugas yang
tinggi untuk peningkatan 3
kinerja
5 Sebagian besar petugas
3
UGD bersertifikat BTCLS
6 Adanya Kebijakan
pengembangan SDM 3
Mandiri
7 Tugas Rangkap -1
8 Kedisiplinan 2
9 Tidak ada tenaga
-3
Akuntan
10 Tenaga Fungsional
3
lengkap
Jumlah 0 4 15 -1
Nilai 18

b. Keberadaan Puskesmas

No Uraian Kekuatan Kelemahan


1 2 3 -1 -2 -3
1 Lokasi Strategis dan
3
mudah dijangkau
2 Fisik bangunan relatif
3
baru
3 Jumlah kunjungan pasien
meningkat dalam 3 tahun 3
terakhir
4 Penataan ruangan sesuai
2
standar
5 Jarak dengan pelanggan 3
6 Dilalui kendaraan umum 3
7 Lokasi Puskesmas
berada di jalur utama 3
lalulintas
36
8 Kebisingan dan
-1
kenyamanan
Jumlah 1 2 18
Nilai 21

c. Jenis dan Mutu Layanan


Kekuatan Kelemahan
No Uraian
1 2 3 -1 -2 -3
1 Semangat implementasi 2
sistem manajemen mutu
2 Indeks kepuasan pasien 2
meningkat
3 SOP 3
4 Respon Time 2
5 Terbuka untuk inovasi 3
layanan
6 Promosi Layanan 2
7 Adanya Komplain -1
8 Terakreditasi 3
9 Jenis Layanan lengkap 3
sesuai Permenkes 75
Jumlah 0 4 15 0 0 -3
Nilai 16

d. Sarana dan Prasarana

Kekuatan Kelemahan
No Uraian
1 2 3 -1 -2 -3
1 Alat Medis dalam jenis dan 2
jumlah yang lengkap
2 Perawatan alat kurang -1
optimal
3 Banyak alat yang out of date -1
4 Sarana fisik lengkap 2
5 Sarana transportasi lengkap 3
6 Inventaris kantor lengkap 3
7 Ketersediaan obat lengkap 2
8 Performance fisik rawat -2
jalan masih kurang
9 Kalibrasi alat kesehatan 2
rutin dilaksanakan
10 Kebutuhan lahan terbuka 3
untuk olah raga, upacara
dan parkir memadai
37
11 Kebutuhan ruangan -1
Jumlah 0 6 12 -1 -2
Nilai 15

e. Manajemen
Kekuatan Kelemahan
No Uraian
1 2 3 -1 -2 -3
1 Pencapaian target kinerja 2
untuk semua program
belum merata
2 Manajemen perencanaan 2
berjalan baik
3 Manajemen keuangan 2
masih terkotak-kotak
4 Sistem informasi kesehatan -1
berbasis komputer belum
optimal
5 Koordinasi lintas program 2
berjalan baik
6 Dukungan sarana non 3
medis (ATK,barang
cetak,meubler) memadai
7 Sistem Reward maupun -1
funishment belum terukur
sesuai standar
Jumlah 0 2 3 -5
Nilai 0

f. Rangkuman Analisa Faktor Internal

Penilaian
No Obyek Yang Dinilai
Kekuatan Kelemahan Nilai
1 Sumber daya Manusia 19 -1 18
2 Keberadaan Puskesmas 21 0 21
3 Jenis dan mutu pelayanan 19 -3 16
4 Sarana Puskesmas 18 -3 15
5 Manajemen 5 -5 0
Jumlah 82 -12 70

2. Analisis Eksternal
a. Peluang dan Ancaman Terkait Dengan : Ekonomi
Peluang Ancaman
No Obyek Yang Dinilai
1 2 3 -1 -2 -3
1 Fluktuasi Harga bahan -1
pokok
2 Perubahan Perda Tarif 2
38
pelayanan kesehatan
3 Segmen pasar beragam -1
4 Pesatnya pembangunan 3
dan teknologi
5 Obyek wisata semakin 3
berkembang
Jumlah 0 6 -2
Nilai 4

b. Sosial Budaya Masyarakat


Peluang Ancaman
No Obyek Yang Dinilai
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jumlah Penduduk relatif 3
besar
2 Pasangan usia subur 3
besar
3 Jumlah Balita besar 3
4 Kekeluargaan tinggi 3
5 Budaya sehat belum -1
optimal
6 Tokoh masyarakat 3
mendukung
7 Kemiskinan -1
Jumlah 0 0 15 -2 0 0
Nilai 13

c. Hukum dan Peraturan Perundangan


Peluang Ancaman
No Obyek Yang Dinilai
1 2 3 -1 -2 -3
1 Undang-Undang No 40 3
tahun 2004 tentang sistem
Jaminan Sosial Nasional
2 Undang-Undang No 24 3
tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial
3 Peraturan Pemerintah no 3
23 tahun 2005 tentang
pengelolaan Badan
Layanan Umum
4 PP 53 tahun 2019 tentang 3
disiplin PNS
5 Peraturan Pemerintah no 3
74 tahun 2012 tentang
pengelolaan Badan
Layanan Umum
6 Permendagri no 61 tahun 3
2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan
keuangan BLUD
7 Permenkes no 4 tahun 3
39
2013 tentang penyusunan
rencana bisnis dan
anggaran Badan Layanan
Umum
8 Permenkes 75 tahun 2014 3
tentang Puskesmas
9 Peraturan Bupati No ....... 3
tentang Pedoman
Pengelolaan BLUD
10 Peraturan Bupati No ......... 3
tentang standarisasi harga
barang dan jasa
11 Peraturan Bupati no ......... 3
tentang tarif pelayanan
pada BLUD UPTD
Puskesmas
Jumlah
Nilai
d. Pesaing
Peluang Ancaman
No Obyek Yang Dinilai
1 2 3 -1 -2 -3
1 Terdapat beberapa -2
fasilitas kesehatan lainnya
2 Menjamurnya apotik -2
swasta
3 Terdapat pengobatan -2
alternatif
4 Promosi oleh pesaing -1
5 Kerjasama operasional 3
dengan jejaring
6 Akses fasyankes lainnya -1
mudah
Jumlah 0 0 3 -2 -6 0
Nilai -5

e. Rangkuman Analisa Faktor Eksternal


Penilaian
No Obyek yang dianalisa
Peluang Ancaman Nilai
1 Ekonomi 6 -2 4
2 Sosial Budaya Masyarakat 15 -2 13
3 Hukum dan Peraturan 33 0 33
4 Pesaing 3 -8 -5
Jumlah 57 -12 45
Dari analisa SWOT diketahui posisi Puskesmas berada dalam posisi
Agresif/kuadran I artinya bahwa Puskesmas memiliki kekuatan dan peluang yang
besar untuk meraih pangsa pasar yang sangat potensi di Kabupaten Lombok
Timur. Kekuatan dan peluang tersebut meliputi : Sumber Daya Manusia yang cukup
baik, Lokasi Puskesmas yang sangat strategis, sarana dan prasarana yang
40
memadai, adanya dukungan pemerintah dan komitmen Pimpinan dan staf yang
tinggi serta jumlah penduduk yang menjadi sasaran program sangat besar.

3. Analisis Pilihan Strategi dengan Matriks SWOT


Adapun pilihan strategi berdasarkan hasil analisa SWOT adalah:

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Strategi SO Strategi WO:
Peluang (O) Optimalkan mutu pelayanan - Usulan tarif baru
dengan: - Pemenuhan
- Mengoptimal sistem kebutuhan SDM
manajemen yang - Akreditasi
berlaku untuk - ISO
memanfaatkan
peluang
- Mengoptimalkan
komitmen pimpinan
dan dukungan
pemerintah daerah
melalui kebijakan
layanan yang
kondusif
- Peningkatan sarana
- Peningkatan SDM
- Menciptakan inovasi
dan promosi
pelayanan
Ancaman (T) Strategi ST: Strategi WT:
- peningkatan - peningkatan
pelayanan prima kompetensi SDM
- kemitraan dg pihak

41
lain
-
D. Isu-Isu Strategis
Isu-isu strategis Puskesmas Labuhan Haji berdasarkan analisis situasi lingkungan
eksternal dan internal adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan yang merupakan hak asasi manusia belum sepenuhnya dijadikan
investasi dalam pembangunan bangsa
2. Belum optimalnya arah pembangunan menuju Indonesia sehat dengan
beberapa indikator Yaitu :
a. Lingkungan sehat belum sepenuhnya mendukung kehidupan setiap orang
b. Masih banyak masyarakat belum berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Derajat kesehatan masih jauh dari harapan dimana masih tingginya angka
kematian ibu, kematian bayi dan masih rendahnya usia harapan hidup
4. Adanya beban ganda dari penanggulangan penyakit yaitu makin tingginya
penyakit menular dan meningkat juga penyakit tidak menular secara signifikan
5. Banyaknya faktor yang berpengaruh yang berdampak terhadap pembangunan
kesehatan seperti krisis ekonomi global, sosial budaya, perilaku tidak sehat,
kurang perduli terhadap kesehatan.
6. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia kesehatan perlu ditingkatkan baik
kompetensi maupun rasio penempatannya di masing-masing Puskesmas.
7. Sistem pengelolaan keuangan dengan mekanisme APBD berpengaruh terhadap
azas manfaat, baik terhadap pemberi pelayanan maupun yang menerima
pelayanan.

42

Anda mungkin juga menyukai