Disusun Oleh :
Risna Ningsih (2065050018)
Michelle Gania Margareth Soesilo (2065050058)
Pembimbing :
dr. Wiradi Suryanegara, M.Kes
4 D3 Keperawatan
5 SPK
Honorer 5 D3 Keperawatan
12 D3 Kebidanan
PTT 0 D3 Kebidanan
Honorer 7 D3 Kebidanan
Honorer 1 SMF
Honorer 1 D3 Kesling
10. Kesehatan 0 - 0 -
Masyarakat
Jumlah 51 51
b. Sarana Kesehatan
Tabel 1.4.2 Sarana Kesehatan Puskesmas Karangsari
Ruang Kantor
Ruang Pelayanan
5. Ruangan Tunggu
18. Labkesling
19. Kamar Mandi/WC pasien (laki-laki dan Dikondisikan untuk dapt digunakan
perempuan terpisah) oleh penyandang disabilitas
Pendukung
23. Rumah Dinas Tenaga Kesehatan Desa Tegalwangi dan Setu Kulon
c. Prasarana Kesehatan
Sumber Listrik
Listrik PLN
Genset
Berfungsi
Sumber Air
PDAM
Rata Pemakaian PDAM Perhari 0 - 0
Sumur
Pengolahan Limbah
Tabung
APAR
Ambulans
Ambulans Transport
Jaringan Puskesmas
Puskesmas pembantu
Posyandu
Posyandu 75 Unit 2
Pendukung Puskesmas
Sistem Telekomunikasi
Jaringan Internet
d. Sumber Pembiayaan
1. JKN
2. BOK
3. APBD I
4. APBD II
5. DAU
6. DAK
7. Retribusi
8. Desa
Penyakit diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
sering disertai dengan kematian di Indonesia. Pada tahun 2018, terjadi 10 kali KLB diare
yang tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita sebanyak 756 orang
dan kematian 36 orang (CFR 4,76%). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia
2018, target cakupan pelayanan diare semua umur (SU) yang dtang ke sarana kesehatan
adalah 10% dari perkiraan jumlah penderita diare SU. Tahun 2017 jumlah penderita diare
SU yang dilayani di sarana kesehatan sebanyak 4.274.790 penderita dan terjadi peningkatan
di tahun 108 menjadi 4.504.524 penderita atau 62,93% dari perkiraan diare di sarana
kesehatan. Insiden diare berdasarkann rapid survey 2015 pada semua umur secara nasioanal
adalah 270/1.000 penduduk.3
Pada tahun 2017, Provinsi Jawa Barat memiliki kasus diare yang ditangani sebanyak
858.546 (83.52%) orang dari target 1.028.009 orang. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Barat tahun 2017, angka kesakitan diare adalah 214/1.000 penduduk. Di kabupaten
Cirebon sendiri, kasus diare yang ditangani melebih target sampai 46%, dimana pasien diare
yang ditangani di kabupaten Cirebon sebanyak 67.540 orang dari target 46.215 orang.6
2.1. Input
Input, meliputi sumber tenaga, biaya penyelenggaraan pelayanan, kebijakan dan pedoman
pelaksanaan kegiatan serta bahan/alat untuk pengumpulan dan pengolahan data. Elemen-
elemen yang masuk kedalam input dapat disebut sebagai Man (ketenagaan/SDM), Money
(dana/biaya), Material (bahan, sarana dan prasarana) dan Method (metode).
5.1.Outcome
Outcome atau sasaran program adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari suatu
program yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan. Outcome yang
didapatkan dari Program Penyakit Menular (P2M) Diare di Puskesmas Karangsari pada
tahun 2018 adalah :
Tabel 2.4 Identifikasi dan Penetapan Pemecahan Masalah yang Ditemukan dari
Kegiatan Program P2M di Puskesmas Karangsari Tahun 2018
No Prioritas Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
Penyebab Potensial Uraian Penyebab
Masalah Terpilih
1 Penemuan Manusia Petugas belum Pertemuan dengan jejaring
kasus koordinasi dengan tempat prkatek swasta
diare tidak lintas program dan
mencapai jejaring
Petugas belum Pelatihan internal MTBS
target
mengikuti pelatihan untuk semua tenaga medis
hanya
MTBS
mencapai
Metode Penyuluhan diare Dilakukan koordinasi
792 Kasus
belum maksimal dengan linprog dan bides
sekitar
dalam penyuluhan
44% dari
program
target Tidak ada koordinasi
1783 lintas Dilakukan koordinasi
kasus pada dengan lintas program
program/sektoral
tahun Rekap data hanya dari Pertemuan kader posyandu
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahawa capaian dalam penemuan kasus diare di
Puskesmas Karangsari pada tahun 2018 masih berada di bawah target, yaitu 44% dari target.
Hal ini disebabkan oleh:
- Belum dilakukannya koordinasi dari petugas dengan lintas program dan jejaring,
sehingga dilakukan pengajuan usul untuk melakukan pertemuan dengan jejaring
tempat praktek swasta.
- Pelatihan MTBS belum diikuti oleh petugas, sehingga dilakukan pengajuan usul
untuk dilakukkannya pelatihan internal MTBS untuk semua tenaga medis.
- Rekap data yang diterima hanya berasal dari pelayanan unit dalam dan luar gedung
sedangkan penemuan kasus diare oleh kader belum berjalan, sehingga harus
dilakukan pertemuan kader posyandu untuk meningkatkan cakupan diare.
- Standar tatalaksana diare tidak dilakukan oleh petugas, sehingga perlu dilakukan
refreshing tatalaksana diare.
- Penyuluhan diare yang belum maksimal, sehingga harus dilakukan koordinasi
dengan linprog dan bides dalam penyuluhan diare.
- Koordinasi lintas program/sectoral yang belum berjalan, sehingga koordinasi perlu
dilakukan dengan lintas program.
- Fasilitas format, buku panduan dan bagan MTBS di tempat lauanan, sehingga
diusulkan untuk memonitoring penggunaaan fasilitas format, buku panduan, dan
bagan MTBS.
- PHBS belum diterapkan, sehingga diusulkan untuk melakukan penyuluhan ulang
tentang PHBS.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) akibat diare
dapat dilakukan dengan peninjauan yang didasari oleh Input, Proses, dan Output yang
dilaksanakan di Puskesmas Karangsari, berupa :
1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertanggung jawab dalam pelayanan Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Diare yang terdapat di Puskesmas Karangsari
tahun 2018 dilakukan oleh 2 dokter umum, 14 perawat, dan 21 bidan.
2. Sumber dana Puskesmas Karangsari berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
3. Ketersediaan darana dan prasarana berupa oralit dan zinc dan sarana ruangan P2P
(ruangan khusus untuk pemberantasan penyakit menular), fasiliatas buku panduan dan
bagan panduan MTBS, dan Posyandu.
4. Metode dalam penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas Karangsari dapat dikatakan
cukup karena sudah dilakukan penemuan penderita diare, rehidrasi rumah tangga,
penyuluhan diare ke posyandu, penguatan jejaring kader dalam rangka meningkatkan
cakupan diare, pemantauan tatalaksana diare ke bidan desa dan home care hari ke 4,7,10.
Namum, demi memaksimalkan berjalannya program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular (P2M) diare harus dilakukan peningktan pelaksanaan program-
program tersebut, karena belum semua program mencapai target yang tepat.
5. Dalam proses pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
(P2M) diare belum dapat dikatakan maksimal bila merujuk pada data output dan outcome
dari program ini. Dari enam indikator program, hanya tiga yang mencapai target yang
telah ditentukan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Jumlah kasus penularan penyakit diare di Puskesmas Karangsari, Kecamatan Weru,
Kabupaten Cirebon pada tahun 2018 sebanyak 792 kasus.
2. Cakupan penilaian kerja program penyakit menular diare di Puskesmas Karangsari
didapatkan capaian penemuan penderita diare adalah 792 kasus dari 1783 kasus dengan
kesenjangan 56%, capaian rehidrasi rumah tangga adalah 268 rumah tangga dari 549
rumah tangga dengan kesenjangan 51%, capaian dari penyuluan diare ke posyandu
mencapai 100%, capaian penguatan jejaring kader dalam rangka meningkatkan cakupan
diare mencapai 100%, capaian pemantauan tatalaksana diare ke bidan desa mencapai
100%, dan capaian dari home care hari ke 4,7,10 adalah 268 rumah tangga dari 549
rumah tangga dengan kesenjangan 51%.
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Diare di puskesmas
karangsari belum seluruhnya mencapai target cakupan dalam mencegah dan
mengendalikan kasus diare.
5.2. Saran
1. Dukungan dari semua pihak agar upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular (P2M) di tahun yang akan datang menjadi lebih baik lagi.
2. Keberhasilan beberapa program dari Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
(P2M) akibat diare yang dicapai oleh Puskesmas Karangsari, harus tetap dipertahankan
dan program yang belum tercapai harus ditingkatkan lebih baik lagi untuk tahun yang
akan datang.
3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dari berbagai pihak di sekitar lingkungan
Puskesmas Karangsari, Kabupaten Cirebon.
4. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan jejaring tempat praktek swasta untuk
pelaporan kasus diare.
DAFTAR PUSTAKA