Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
akibat talasemia β dan 80% dari angka tersebut berasal dari negara bekembang
dengan frekuensi gen pembawa thalassemia yang tinggi. Hal ini dapat dilihat
frekuensi gen thalassemia β berkisar 3-10%. Pada tahun 2019 terdapat 10.531
pasien thalassemia di Indonesia dan diperkirakan 2.500 bayi baru lahir dengan
sebenarnya. Hal ini dapat diesebabkan karena jenis mutsi gen thalassemia di
menerus seumur hidup. Selain pengobatan yang berjalan terus menerus seumur
hidup biaya yang dibutuhkan juga besar. Jika dibandingkan dengan biaya untuk
750 orang. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian di wilayah kerja
primer.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kemranjen 1.
Puskesmas Kemranjen 1.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Kemranjen 1.
3. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
thalassemia.
b. Bagi Puskemas
menyelesaikan masalah.
c. Bagi Mahasiswa
roda dua/mobil
4. Komunikasi berita : Kantor Pos, Telephone
Radio, Telepon
Genggam/seluler, Televisi
1. Jumlah Penduduk
terbesar adalah Desa Kecila sebanyak 6.845 jiwa dan desa yang terendah
tabel berikut :
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kemranjen 1 Tahun 2021. Sumber: Kantor Statistik
Kabupaten/Kota tahun 2021 dan bidan desa (8 desa wilayah Puskesmas
Kemranjen I)
Kelompok Jumlah Penduduk
No Umur
(Tahun) Laki-laki Perempuan L+P Presentase
1 2 3 4 5 6
1 0-4 1.235 1.257 2.652 98,2
2 5-9 1.672 1.555 2.233 107,5
3 10 - 14 1.365 1.283 2.647 106,4
4 15 - 19 1.445 1.391 2.836 103,9
5 20 - 24 1.411 1.224 2.635 115,3
6 25 - 29 1.424 1.490 2.914 95,6
7 30 - 34 1.337 1.282 2.619 104,3
8 35 - 39 1.454 1.416 2.870 102,7
9 40 - 44 1.375 1.374 2.749 100,1
10 45 - 49 1.278 1.327 2.605 96,3
11 50 - 54 1.241 1.326 2.567 93,6
12 55 - 59 1.109 1.205 2.314 92,0
13 60 - 64 902 887 1.829 101,7
14 65 - 69 755 717 1.492 105,3
15 70 - 74 409 407 996 100,5
16 75+ 749 821 1.570 91,2
Jumlah 19.161 18.962 38.123 101,0
3. Kepadatan Penduduk
1. Tingkat Pendidikan
Laki-laki
PENDUDUK BERUMUR >15
137 296 TAHUN
289
PENDUDUK >15 YANG
84
3,548 3,207 1,512 MELEK HURUF
2,834 TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
15,039
11,340 SD/MI
2,372
SMP/ MTs
SMA/ MA
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
138 Perempuan
1.326 308 PENDUDUK BERUMUR
3.086 >15 TAHUN
PENDUDUK >15 YANG
MELEK HURUF
3.525 14.957 TIDAK MEMILIKI IJAZAH
SD
2.998
SD/MI
terdiri dari :
a. Petani : 31,54%
c. Nelayan : 0,04%
d. Pengusaha : 1,66%
g. Pedagang : 6,63%
j. Pensiunan : 1,26%
k. Lain-lain : 22,84
kaum buruh tani yaitu sebesar 55,5% atau setengah dari mata pencaharian
yang ada.
D. Situasi Derajat Kesehatan dan Upaya Kesehatan
dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian
dan status gizi. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti
1. Angka Kematian
kematian bayi umur kurang dari 28 hari (0-28 hari) per 1.000
lagi.
b. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup
status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,
rendah.
ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”,
yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda
Kemranjen 1.
2. Angka Kesakitan
a. Malaria
b. TB Paru
c. HIV/AIDS
dan PHBS.
Penduduk
3. Upaya Kesehatan
dan efektif.
menyusui.
mandiri.
tinggi badan;
status imunisasi;
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90
janin (DJJ);
menggerakkan masyarakat.
20 tahun.
atau 75,4%.
e. Pelayanan Imunisasi
ketentuan waktu;
1.790 anak
anak
Berdasarkan data diatas, maka jangkauan program
optimal.
dan lama. Jumlah pasien rawat inap tahun 2021 sebanyak 433 orang.
Nyamuk (PSN).
tangga yang ada, yang dpantau sebanyak 6.283 rumah (85,3%) dan
tahun 2018 dari 6.792 rumah tangga yang ada, diperiksa 6.577
yang Layak
atau 118 TTU dari 160 TTU. Dari TTU yang diperiksa
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pelayanan Setiap ibu hamil
kesehatan ibu mendapatkan
hamil pelayanan 100% 547 547 100,00
antenatal sesuai
standar
2 Pelayanan Setiap ibu bersalin
kesehatan ibu mendapatkan
bersalin pelayanan 100% 544 547 99,45
persalinan sesuai
standar
berbagai pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sector, peran swasta dan
paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang
Kesehatan).
1. Sarana Kesehatan
Kepemilikan/Pengelola
masyarakat.
rasa tidak puas, dan rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah
kecil. Skor kriteria metode Hanlon dapat dilihat pada Tabel 3.10 Hasil
3.11.
akan didapatkan hasil masalah yang prioritas sebagai berikut. Data penilaian
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Thalassemia
oleh kegagalan pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino
sempurna. Tubuh tidak dapat membentuk sel darah merah yang normal,
sehingga sel darah merah mudah rusak atau berumur pendek kurang
dari 120 hari dan menyebabkan kondisi klinis anemia kronis dengan
(Rahayu, et al 2015).
gen. Jika kedua orang tua adalah pembawa sifat thalassemia ada
25% menderita thalassemia mayor dan 25% lagi anak akan akan
dan menunjukkan gejala klinis yang paling berat, keadaan ini disebut
harus menjalani transfusi darah seumur hidup setiap satu bulan sekali.
2. Epidemiologi Thalassemia
Siprus (14 %), Sardinia (10,3 %), dan Asia Tenggara. Tingginya
sebesar 1-9 %, dan tertinggi adalah HbE sebesar 50-60%. Skrining pada
2006).
a. Usia
jenis thalassemia β.
c. Etnis Tertentu
dan Mediterania.
4. Klasifikasi Thalassemia
a. Thalassemia α
b. Thalassemia β
a. Thalassemia minor
ada sejak lahir dan tetap akan ada sepanjang hidup penderita.
dewasa.
c. Thalassemia mayor
anemia.
5. Patofisiologi Thalassemia
yang terjadi sebagai rantai polipeptida alfa dan beta, atau terdiri dari
yang tidak efektif, anemia kronis serta proses hemolisis (Rujit0, 2019).
6. Diagnosis Thalassemia
a. Diagnosis klinis
1) Anamnesis
6 bulan.
medis.
sebaran kasus.
2) Pemeriksaan Fisik
bagian bawah.
yang meningkat.
c) facies Cooley seperti dahi menonjol, mata menyipit,
maloklusi gigi.
retikuloendostelial (RES).
lainnya
berlebih.
b. Diagnosis hematologi
dan hemoglobinopati.
MCH 12 – 18 pg.
dan diseritropoiesis).
trombositopenia.
rendah.
3) Diagnosis DNA
RDW.
a. Pencegahan primer
yang diturunkan.
dilakukan berupa:
a) Menyiapkan materi penyuluhan serta mengadakan
masyarakat.
b. Pencegahan sekunder
awal pada bayi. Pada anak usia dini dapat dilakuakn pengecekan
c. Pencegahan tersier
penumpukan zat besi maka terapi kelasi besi harus dikuasai oleh
8. Komplikasi Thalassemia
2018):
a. Anemia berat
c. Fraktur patologis
d. Komplikasi endokrin
e. Gagal tumbuh
f. Gizi kurang
g. Perawakan pandek
h. Pembesaran organ yang menekan organ sekitar
Indonesia, 2018):
malaria, HIV)
Indonesia, 2018).
B. Kerangka Teori
Tingkat
Pendidikan rendah
Tingkat Kejadian
pengetahuan thalasemia
masyarakat
D. Hipotesis
A. Rancangan Penlitian
1. Populasi
a. Populasi target
b. Populasi terjangkau
Puskesmas Kemranjen 1.
2. Sampel
1) Kriteria inklusi
Kemranjen 1
menjawab pertanyaan.
2) Kriteria eksklusi
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
thalassemia.
2. Variabel terikat
A. Instrumen Penelitian
1. Jenis data
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah
dianggap valid jika responden memiliki r statistik > r table dengan tingakat
kepercayaan 90%. Berdasarakan uji validitas didapatkan 15 pertanyaan
dianggap reabilitas jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.6 (Ghozali,
reliabel.
B. Analisis Data
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
hubungan antara variable bebas dan variable terikat yang terdapat dalam
dengan syarat:
Uji alternatif yang dapat digunakan apabila syarat tidak terpenuhi adalah
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Agustina, R., Zulhafis, M., Rewina, L. 2020. Kadar Ferritin dengan Status Gizi
Pasien Thalassemia B Mayor Anak di RSAM Bandar Lampung. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 11(1):219-224.
Rahayu, Y. et al. 2015. Dukungan Keluarga dalam Kepatuhan Terapi pada Pasien
Thalassemia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis 2015.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. DI Yogyakarta.
Rejeki, D., S., S., Nunung, N., Supriyanto, Elva, K. 2012. Studi Epidmeiologi
Deskriptif Talasemia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 7(3):139-
144.
Suriadi & Yuliana. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.