PUSKESMAS WANGON II
Disusun Oleh :
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
Hipertensi merupakan penyebab kematian tertinggi di setiap negara, sekaligus
merupakan faktor risiko utama dari penyakit-penyakit kardiovaskuler. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat
baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia (Singh, 2017).
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat atau tenang (Black, 2014).
Menurut World Health Organization (WHO) , hipertensi merupakan penyebab
kematian nomor 1 di dunia dan diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan
terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk (Sumartini, 2019).
WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa hipertensi menyerang
22% populasi dunia, dan mencapai 36% kejadiannya di Asia Tenggara. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 telah terjadi peningkatan kejadian
hipertensi. Prevalensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil riskesdas 2018 adalah
34,1%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh
angka prevalensi 25,8%. Hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada masyarakat Indonesia berusia
18 tahun ke atas (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa prevalensi penduduk
di Provinsi Jawa Tengah dengan hipertensi sebesar 37,57 persen. Prevalensi
hipertensi pada perempuan (40,17%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki
(34,83 persen). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (38,11 persen)
dibandingkan dengan perdesaan (37,01 persen).
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali
lebih besar terkena Congestive Heart Failure, dan 3 kali lebih besar terkena
serangan jantung (Rahajeng et al., 2019). Hipertensi merupakan penyebab
kematian nomor 3 setelah stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %), yakni
mencapai 6,8 % dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes
RI, 2018). Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
yang adekuat pada penderita hipertensi.
Prevalensi semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur. Penyakit
Hipertensi di provinsi jawa tengah masih menempati proporsi terbesar dari
seluruh PTM (Penyakit Tidak Menular) yang dilaporkan, yaitu sebesar 68,6
persen dari 3.074.607 kasus (Riskesdas, 2019). Data 10 besar penyakit yang
diperoleh dari Puskesmas Wangon II ditemukan bahwa hipertensi menempati
urutan kedua pada tahun 2020 dan urutan pertama pada Januari-Maret 2021
dengan jumlah berurutan yaitu 2.373 dan 408. Oleh karena itu, beradasarkan
pemaparan diatas perlu dilakukan penelitian faktor risiko yang berhubungan
dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wangon II.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui faktor risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wangon II
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wangon II
b) Menngetahui alternatif pemecahan masalah hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Wangon II
c) Melakukan upaya promotif dan preventif terhadap kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Wangon II
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai hipertensi khususnya
faktor risiko di wilayah kerja Puskesmas Wangon II
2. Manfaat praktis
a) Bagi Masyarakat
Menambah wawasan dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit
hipertensi, faktor risiko dan cara untuk mencegah penyakit tersebut
sehingga diharapkan dapat mengontrol tekanan darah dan mengurangi
komplikasi hipertensi.
b) Bagi Puskesmas
Membantu program enam dasar pelayanan kesehatan puskesmas
berkaitan dengan promosi kesehatan terutama masalah hipertensi
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Puskesmas
Wangon II dalam menentukan kebijakan selanjutnya yang harus diambil
untuk menyelesaikan masalah.
c) Bagi Mahasiswa
Menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Wangon II.
II. ANALISIS SITUASI
1. Keadaan Geografis
Wangon II adalah 21,4 km2 terdiri terdiri dari 5 desa yaitu Windunegara, Wlahar,
Cikakak, Jambu, dan Jurangbahas. Desa Jambu merupakan desa yang mempunyai
wilayah paling luas yaitu sekitar 6,1 km2, sedangkan desa Wlahar merupakan desa
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan Gambar 2.2 Pada Tahun 2020 hasil pendataan yang didapatkan
dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2020 Jumlah penduduk
wilayah kerja Puskesmas Wangon II adalah 25.355 jiwa terdiri dari 12.842 jiwa
laki laki dan 12.513 jiwa perempuan tergabung dalam 8.416 rumah tangga/KK.
Jumlah penduduk tahun 2020 yang tertinggi di Desa Jambu sebanyak 8.235 jiwa
sedangkan terendah di Desa Jurangbahas sebanyak 2.716 jiwa. Apabila
dibandingkan dengan luas wilayah kepadatan penduduk tertinggi di Desa Wlahar
a. Kepadatan Penduduk
2020 sebesar 1.185 jiwa per km2. Dengan kepadatan tertinggi di Desa
KOTA
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN 48
(DEPENDENCY RATIO)
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk berdasarkan usia Puskesmas Wangon II
B. Sarana Kesehatan
2. Penyakit Besar
a. ISPA : 2.664
b. Hipertensi : 2.373
d. Dispepsia : 826
e.Osteoarthritis/Oa : 712
h. Cephalgia : 364
i. Alergi/Dka : 304
j. Diare : 268
C. Pembiayaan Kesehatan
1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan terbagi menjadi Peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI) dan peserta non Penerima Bantuan Iuran (PBI). Jumlah
peserta PBI yaitu 10.552 jiwa PBI APBN dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yaitu
2.638 jiwa. Jumlah peserta non PBI Pekerja Penerima Upah (PPU) yaitu 550 jiwa,
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) mandiri yaitu 920 jiwa. Bukan Pekerja
(BP) yaitu 367 jiwa.
2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan
3. Anggaran Kesehatan
f. Peserta KB Aktif
2. Kesehatan Anak
Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi (0-12 bulan)
per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status
gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi. Bila AKB tinggi berarti status kesehatan di
wilayah tersebut rendah.Sebagai gambaran perkembangan angka kematian
bayi selama lima tahun terakhir (2016-2020) adalah sebagai berikut :
II
Berdasarkan Gambar 2.7 Pada Tahun 2020 Cakupan Kunjungan
Neonatus 1 (KN 1) di Wilayah Kerja Puskesmas Wangon II pada tahun 2020
mecapai 100%. Cakupan kunjungan Neonatus 3 kali (KN lengkap) yaitu
100%.
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram. Penyebab terjadi BBLR antara lain karena ibu
hamil mengalami anemia, kurang asupan gizi waktu dalam kandungan atau
lahir premature. Presentase BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Wangon II
pada tahun 2020 sebesar 3,9%.
Bayi yang mendapat ASI Ekslusif adalah bayi yang diberikan ASI
secara terus menerus mulai dari umur 0-6 bulan tanpa diganti dengan
Pengganti ASI. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2020 cakupan
Pemberian ASI Ekslusif mencapai 60,3%. Perlu Akselerasi yang optimal
dalam pencapaian Pemberian ASI Ekslusif bagi bayi guna pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal.
Pencapaian Desa UCI pada tahun 2020 sebesar 100% sama dengan
tahun 2019, 2018 dan 2017. Pelayanan Imunisasi merupakan kegiatan
imunisasi rutin yang diberikan pada bayi 0-1 tahun.
h. Balita ditimbang
1. Tuberkulosis
Angka kesembuhan pederita TB Paru BTA (+) dievaluasi dengan melakukan
pemeriksaan dahak mikroskopis pada akhir fase intensif satu bulan sebelum akhir
pengobatan dengan hasil pemeriksaan dahak akhir pengobatan ditambah minimal
satu kali pemeriksaan sebelumnya (sesudah fase awal atau satu bulan sebelum
akhir pengobatan) hasilnya negatif. Bila pemeriksaan follow up tidak dilksanakan,
namun pasien telah menyelesaikan pengobatan, maka eveluasi pengobatan pasien
dinyatakan sebagai pengobatan lengkap. Kegagalan pengobatan TB sebagian besar
karena pasien berobat secara tidak teratur, sehingga menimbulkan kasus-kasus
MDR maupun XDR, WHO telah menetapkan strategi untuk mengatasi kegagalan
pengobatan TB yaitu dengan strategi DOT (Directly Observed Treatment Short
Course) yang telah dimulai sejak tahun 1995.
2. Pneumonia
Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita adalah penemuan dan
tatalaksana penderita Pneumonia Balita yang mendapat antibiotic sesuai standar
atau Pneumonia berat dirujuk ke rumah sakit di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
3. Prevalensi HIV/AIDS
Berdasarkan Gambar 2.10 Pada Tahun 2020 jumlah kasus DBD di wilayah
kerja Puskesmas Wangon II mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 2019
yang mencapai 27 kasus, yaitu 16 kasus. Laki-laki 6 kasus yang terdiri dari, 1
kasus di desa Wlahar, 1 kasus di desa Cikakak, dan 4 kasus di desa Jambu.
Perempuan berjumlah 10 kasus, yang terdiri dari 1 kasus di Desa Windunegara, 1
kasus di Desa Wlahar, 4 kasus di Desa Cikakak, dan 4 kasus di Desa Jambu.
Kasus DBD biasanya disebabkan adanya iklim yang tidak stabil dan curah
hujan yang cukup banyak pada musim hujan sehingga nyamuk aedes Aegypty
mudah berkembang biak dan juga di dukung dengan kurang maksimalnya kegiatan
PSN di masyarakat.
G. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
1. Hipertensi
1. Adanya kesenjangan
No Penyakit Total
1 ISPA 2664
2 Hipertensi 2373
3 Diabetes Melitus 933
4 Dispepsia 826
5 Osteo Arthritis/ Oa 712
6 Obs. Febris 596
7 Gangren Pulpae/ Gp 475
8 Cephalgia 364
9 Dermatitis Kontak Alergi/ Dka 304
10 Diare 268
No Kelompok Penjelasan
Kriteria
1 A Besarnya masalah (Magnitude of the problem)
2 B Kegawatan masalah, penilaian terhadap dampak, urgensi
dan biaya
3 C Kemudahan dalam penanggulangan, yaitu penilaian
terhadap tingkat kesulitan penanggulangan masalah
4 D PEARL factor, yaitu penilaian terhadap propriety,
economic, acceptability, resources availability dan
legality
Penentuan prioritas masalah yang dilakukan di Puskesmas Wangon II
dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dengan empat kelompok
kriteria, yaitu:
B. Urgency
C. Cost/Biaya
No Penyakit Skor C
1 ISPA 6
2 Hipertensi 8
3 Diabetes Melitus 6
4 Dispepsia 6
5 Osteo Arthritis/OA 2
6 Obs. Febris 6
7 Gangren Pulpae/GP 4
8 Caphalgia 6
9 Dermatitis Kontak Alergi/DKA 4
10 Diare 6
1. Kriteria D (P.E.A.R.L)
Propriety : Kesesuaian (1/0)
Economic : Ekonomi murah (1/0)
Acceptability : Dapat diterima (1/0)
Resources Availability : Tersedianya sumber daya (1/0)
Legality : Legalitas terjamin (1/0)
NO Penyakit P E A R L Nilai
1 ISPA 1 1 1 1 1 1
2 Hipertensi 1 1 1 1 1 1
3 Diabetes Melitus 1 1 1 1 1 1
4 Dispepsia 1 1 1 1 1 1
5 Osteo Arthritis 1 1 1 1 1 1
6 Obs. Febris 1 1 1 1 1 1
7 Gangren Pulpae 1 1 1 1 1 1
8 Cephalgia 1 1 1 1 1 1
Dermatitis
9 1 1 1 1 1 1
Kontak Alergi
10 Diare 1 1 1 1 1 1
2. Penetapan nilai
Setelah nilai kriteria A, B, C dan D didapatkan kemudian nilai
tersebut dimasukkan ke dalam formula, sebagai berikut:
a. Nilai prioritas dasar (NPD) = (A+B) x C
b. Nilai prioritas total (NPT) = (A+B) x C x D
Tabel 3.10 Penetapan Prioritas Masalah
Urutan
D D NPD NPT
Masalah A B C prioritas
P E A R L
1 5,
ISPA 6 1 1 1 1 1 1 91,8 91,8 2
0 3
1
Hipertensi 8 8 1 1 1 1 1 1 144 138,4 1
0
Diabetes 6,
4 6 1 1 1 1 1 1 64,2 55,8 3
Melitus 7
3,
Dispepsia 4 6 1 1 1 1 1 1 43,8 43,8 5
3
Osteo 5,
4 2 1 1 1 1 1 1 18,6 16 9
Arthritis/OA 3
Obs. Febris 2 4 6 1 1 1 1 1 1 36 55,8 4
Gangren 3,
2 4 1 1 1 1 1 1 21,2 21,2 8
Pulpae/GP 3
4,
Caphalgia 2 6 1 1 1 1 1 1 40,2 21,8 7
7
Dermatitis
4,
Kontak 2 4 1 1 1 1 1 1 26,8 12,4 10
7
Alergi/DKA
4,
Diare 2 6 1 1 1 1 1 1 40,2 36 6
7
1. Hipertensi
2. ISPA
3. Diabetes Melitus
4. Obs. Febris
5. Dispepsia
6. Diare
7. Cephalgia
8. Gangren Pulpae
9. Osteo Arthritis
10. Dermatitis Kontak Alergi
B. Epidemiologi
C. Etiologi
Sebagian besar hipertensi terjadi tanpa disertai tanda dan gejala, namun
gejala yang banyak di keluhkan yaitu nyeri kepala, pusing, rasa lelah. Namun
gejala tersebut tidak jarang juga terjadi pada orang dengan tekanan darah normal
(normotensi). Hipertensi sendiri berpotensi mematikan, meliputi infark miokard,
gagal jantung kongestif, stroke, dan gagal ginjal[ CITATION Mah17 \l 1057 ].
Menurut [ CITATION Sme16 \l 1057 ] berdasarkan penyebab terjadinya,
hipertensi terbagi atas dua bagian, yaitu :
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% -
95%. Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi,
dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor [ CITATION Ame181 \l 1057 ] .
Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan
terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin berperan penting untuk
pengembangan hipertensi primer dan bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung
berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun [ CITATION Asm17 \l 1057 ].
b. Hipertensi Sekunder
D. Faktor Risiko
a) Genetik
b) Jenis Kelamin
c) Usia
a) Merokok
b) Stress
c) Obesitas
d) Konsumsi Garam
e) Aktivitasi fisik
f) Konsumsi Lemak
g) Konsumsi Alkohol
E. Patomekanisme
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala sebagai berikut :
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak nafas
f. Gelisah
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.
G. Pemeriksaan Penunjang
Berikut ini adalah pemeriksaan penunjang untuk penderita hipertensi
[ CITATION Pad19 \l 1057 ]:
2. Pemeriksaan retina
Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata)
merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan
adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan
anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan
yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal.
Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan
derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akbiat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi[CITATION Kem13 \l 1057 ] :
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
3) Edukasi psikologis
a. Teknik Biofeedback
b. Teknik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk
dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (Joint National Commite on Detection, Evaluation and Treatment pf
High Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang
ada pada penderita. Pengobatannya meliputi :
Genetik
Usia
Jenis Kelamin Hipertensi
Merokok
Obesitas
Konsumsi Garam tinggi
Konsumsi Lemak
Kurang Aktivitas Fisik
Konsumsi Alkohol
Stress
Keterangan:
: Mempengaruhi
K. Hipotesis
Faktor risiko genetik, usia, jenis kelamin, merokok, obesitas, konsumsi
garam tinggi, konsumsi lemak, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, stress
memiliki hubungan yang signifikan dan merupakan faktor risiko yang
mempengaruhi kejaian penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wangon
II.
V. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian non
eksperimental/observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yakni
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian non
eksperimental/observational analitik dengan pendekatan cross sectional yakni
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada satu saat (point time approach). Observasional analitik adalah
pengamatan atau pengukuran terhadap berbagai variable subjek penelitian
menurut keadaan alamiah, tanpa berupaya melakukan manipulasi atau
intervensi. Metode cross sectional adalah metode dimana peneliti melakukan
observasi atau pengukuran variable hanya satu kali dan dilakukan pada saat
pemeriksaan tersebut dan peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap
pengukuran yang dilakukan (Sastroasmoro dan Ismael, 2014). Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui faktor resiko hipertensi di Desa Cikakak ,
Kecamatan Wangon.
2) Kriteria ekslusi :
a) Tidak kooperatif dalam melakukan tahap wawancara dan
pengisian kuesioner.
b) Responden tidak dapat mengikuti penelitian hingga selesai
c. Teknik pengambilan sampel
Dalam menentukan besar sampel, jumlah populasi (N) dapat diketahui
dari daftar jumlah penduduk Desa Cikakak Kecamatan Wangon yang
berjumlah 4925. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
menggunakan simple random sampling.
d. Besar sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus Lemeshow.
Z 21−α ❑ p ( 1− p ) N
2
n=
d ( N−1 ) + Z 21−α ❑ p (1− p )
2
2
2,7 × 0,25× 4.925
n= =67 sampel
( 0,10 )2 ( 4.925 )+ 2,7 ×0,25
keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
N = ukuran populasi
d = limit error atau presisi absolut (0,10)
p = proporsi (0,5)
Zα = nilai standart normal α = 0,10
maka Z = 1,645 Z21 menjadi 2,7
Sehingga berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel dalam
penelitian dengan menggunakan Rumus, didapatkan minimal
sebanyak 67 sampel.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, genetik, jenis kelamin,
konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, aktivitas fisik,
stress.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi.
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
perilaku hidrasi sebagai variabel terikat. Uji yang digunakan adalah uji
non parametrik dengan data kategorik (ordinal) yakni uji korelasi Chi-
Square.
D. Definisi Operasional
Tabel 5.1. Definisi Operasional
1. Hipertensi Hipertensi merupakan Diukur minimal 2 kali dengan Tensimeter Nominal Hipertensi dengan
tekanan darah persisten jarak 1 menit antar pengukuran pertanyaan :
dimana tekanan kemudian diambil reratanya. 1. Ya
sistoliknya Pengukuran diambil degan 2. Tidak
diatas 140 mmHg dan kondisi pasien duduk bersandar
tekanan diastoliknya dan kaki menapak.
diatas 90 mmHg.
2. Usia Usia merupakan Usia dalam tahun berdasarkan Kartu Identitas Ordinal Usia dinyatakan
perhitungan usia dimulai tanggal kelahiran dan Kuesioner dengan :
dari awal kelahiran 1. Usia < 60 tahun
individu sampai dengan 2. Usia >= 60 tahun
waktu perhitungan usia. (Agnesia, 2012)
3. Genetik Riwayat keluarga Ada tidaknya riwayat Kuesioner Nominal Riwayat keluarga
merupakan penilaian hipertensi pada keluarga dinyatakan dengan :
adanya riwayat keluarga 1. Ada riwayat
( ibu, ayah, saudara, keluarga
kakek, nenek, dll) yang 2. Tidak ada
menderita hipertensi dan riwayat keluarga
memiliki hubungan garis
keturunan langsung.
4.Jenis Kelamin Ciri fisik dan biologis 1. Pria Kuesioner dan Nominal Jenis Kelamin
responden untuk 2. Wanita Kartu dinyatakan dengan :
membedakan gender Identitas Wanita = 1
pada penderita Pria = 2
hipertensi
5. Konsumsi Konsumsi garam Frekuensi konsumsi garam Kuesioner Ordinal Konsumsi garam
Garam merupakan kebiasaan dalam sehari dengan pernyataan :
dalam hal konsumsi 1. Sering
garam , dikategorikan (>=1 sendok/hari)
kebiasaan apabila 2. Jarang
sering mengkonsumsi (<1sendok/hari)
garam lebih dari
5gram atau setara 1
sendok garam setiap
hari
6. Merokok Aktivitas seseorang Derajat berat merokok dengan Kuesioner Ordinal Dikategorikan:
dalam menghirup Indeks Brinkman (IB), yaitu 1. Ringan: 0-200
tembakau perkalian jumlah rata-rata 2. Sedang:>200-599
batang rokok dihisap sehari 3. Berat : >600
dikalikan dengan lama 4.
merokok dalam tahun.
2. Bivariat
Uji bivariat yang digunakan dalam penelitian yaitu uji korelasi Chi
Square. Uji korelasi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain hanya dapat
menyimpulkan ada tidaknya hubungan antara dua variabel kategorik. Uji
statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan syarat:
3. Multivariat
Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi
Logistik dikarenakan berskala kategorik. Analisis ini digunakan unutk
menentukan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap hipertensi.
F. Tata Urutan Kerja
1. Tahap persiapan
a. Analisis situasi wilayah kerja Puskesmas Wangon II
b. Identifikasi prioritas masalah dari 10 besar penyakit Puskesmas Wangon II
menggunakan metode Hanlon
c. Konsultasi judul dan studi pustaka kepada pembimbing
d. Menyusun proposal penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Memberikan lembar informed consent dan
b. Mengumpulkan data primer subjek penelitian menggunakan
kuesioner
c. Menyusun laporan penelitian
3. Tahap pengolahan data
Melakukan analisis data dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and
Service Solution)
4. Tahap pelaksanaan
a. Membuat laporan
b. Memberikan lembar informed consent
c. Mengumpulkan data primer subjek penelitian menggunakan
kuesioner
d. Menyusun alternatif pemecahan masalah sesuai hasil pengolahan data
e. Melakukan pemecahan masalah
f. Penyusunan laporan CHA
G. Waktu dan Tempat
Tanggal : Juni 2021
Tempat : Kantor Desa Cikakak, Kecamatan Wangon II
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Sri & Mayang, S., 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Hipertensi Pada Lansia Di Atas Umur 65 Tahun. Jurnal Kesehatan Komunitas, 3(1),
pp. 2-6.
Alfian, R., 2017. Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Dengan Penyakit Penyerta di Poli
Jantung. Jurnal Pharmascience, 1(3), pp. 39-47.
Amelia, L., Sukohar, A. & Setiawan, G., 2018. Peran Ekspresi Gen Nitrit Oksida
Sintase Terhadap Kejadian Hipertensi Esensia. Majority Journal, 7(2), pp. 263-68.
Asmarani & Tahir, 2017. Analisis Faktor Risiko Obesiitas dan Hipertensi dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Journal Medical , 4(2), pp. 322-331.
Fuady, N., Basuki, D. & Finurina, I., 2018. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas 1 Sumbang. Herb-Medical
Journal, 4(1), pp. 7-14.
Kemenkes, 2016. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, Jakarta:
s.n.
Mahmudah, Solehatul & Maryusman, 2017. Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Journal Biomedika, 2(1), pp. 1-10.
Nuraini & Bianti, 2018. Risk Factors of Hypertension. Journal Medical, 4(1), pp. 10-
15.
Padilla, 2019. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Yogyakarta: Nuha Medika.
Sherwood, L., 2014. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem.. 8th penyunt. Jakarta:
EGC.
Smeltzer, C., 2016. Keperawatan Medical Bedah (Handbook for Bunner &
Suddarth's Textvook of Medical Surgical Nursing). 12th penyunt. Jakarta: EGC.
WHO, 2015. Global Brief on Hypertension, s.l.: World Health Day.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Informed Consent
Tim Peneliti
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Nama :
Usia :
Alamat :
Telah memahami dan menyetujui penelitian yang dilaksanakan oleh para dokter
muda Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dan akan memberikan
berbagai informasi yang dibutuhkan melalui jawaban kuesioner dalam rangka
menganalisis faktor risiko yang meningkatkan kejadian hipertensi esensial di Desa
Cikakak Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas.
Responden
(.......................................)
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
PUSKESMAS I CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
A. Data Demografi
Jawablah daftar pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda centang pada
kolom dan mengisi pada isian titik-titik yang telah tersedia:
1. Nama :
2. Usia :
3. Alamat :
4. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
5. Pendidikan :
Tidak Tamat SD
Tamat SD/Sederajat
Tamat SMP/Sederajat
Tamat SMA/Sederajat
Tamat Sarjana/Sederajat
6. Pekerjaan :
PNS
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Petani
Buruh
Pedagang
Pensiun
Tidak Bekerja
Lain-lain (tuliskan) ……………………………………………
7. Tekanan Darah :
8. Data Antopometri
a. Berat Badan :
b. Tinggi Badan :
c. Indeks Massa Tubuh (IMT) :
0 1 2 3 4
No
Selama satu bulan terakhir, seberapa Tidak Hampir
. Cukup Sangat
sering Anda merasakan hal ini: perna tidak Kadang
sering sering
h pernah
1. Saya merasa kecewa karena mengalami
hal yang tidak diharapkan
2 Saya merasa tidak mampu mengatasi
hal penting dalam hidup saya
3 Saya merasa gugup dan tertekan
4 Saya merasa tidak mampu mengatasi
segala sesuatu yang harus saya atasi
5 Saya marah karena sesuatu diluar
kontrol saya telah terjadi
6 Saya merasa kesulitan-kesulitan
menumpuk semakin berat sehingga
saya tidak mampu mengatasinya
4 3 2 1 0
7 Saya percaya terhadap kemampuan
sendiri untuk mengatasi masalah
pribadi
8 Saya merasa segala sesuatu telah
berjalan sesuai dengan rencana saya
9 Saya mampu mengatasi semua masalah
dalam hidup saya
10 Saya merasa sukses
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Informed Consent
Tim
Peneliti
Nama :
Usia :
Alamat :
Telah memahami dan menyetujui penelitian yang dilaksanakan oleh para dokter
muda Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dan akan memberikan
berbagai informasi yang dibutuhkan melalui jawaban kuesioner dalam rangka
menganalisis faktor risiko yang meningkatkan kejadian hipertensi esensial di Desa
Cikakak Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas.
Responden
(.......................................)
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
PUSKESMAS WANGON II KABUPATEN BANYUMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
A. Data Demografi
Jawablah daftar pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda centang pada
kolom dan mengisi pada isian titik-titik yang telah tersedia:
1. Nama :
2. Usia :
3. Alamat :
4. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
5. Pendidikan :
Tidak Tamat SD
Tamat SD/Sederajat
Tamat SMP/Sederajat
Tamat SMA/Sederajat
Tamat Sarjana/Sederajat
6. Pekerjaan :
PNS
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Petani
Buruh
Pedagang
Pensiun
Tidak Bekerja
Lain-lain (tuliskan) ……………………………………………
7. Tekanan Darah :
8. Data Antopometri
a. Berat Badan :
b. Tinggi Badan :
c. Indeks Massa Tubuh (IMT) :
9. Data Pemeriksaan Penunjang
a. Gula Darah Sewaktu :
b. Kolesterol Total :
c. Kolesterol LDL dan HDL :
d. Trigliserida :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menuliskan tanda centang pada pilihan
“ya” atau “tidak” dan mengisi pada isian titik-titik yang telah tersedia:
Berikan tanda centang pada tempat yang sesuai dengan yang anda alami
0 1 2 3 4
No
Selama satu bulan terakhir, seberapa Tidak Hampir
. Cukup Sangat
sering Anda merasakan hal ini: perna tidak Kadang
sering sering
h pernah
1. Saya merasa kecewa karena mengalami
hal yang tidak diharapkan
2 Saya merasa tidak mampu mengatasi
hal penting dalam hidup saya
3 Saya merasa gugup dan tertekan
4 Saya merasa tidak mampu mengatasi
segala sesuatu yang harus saya atasi
5 Saya marah karena sesuatu diluar
kontrol saya telah terjadi
6 Saya merasa kesulitan-kesulitan
menumpuk semakin berat sehingga
saya tidak mampu mengatasinya
4 3 2 1 0
7 Saya percaya terhadap kemampuan
sendiri untuk mengatasi masalah
pribadi
8 Saya merasa segala sesuatu telah
berjalan sesuai dengan rencana saya
9 Saya mampu mengatasi semua masalah
dalam hidup saya
10 Saya merasa sukses
Aku