Anda di halaman 1dari 16

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN JIWA

BLUD UPTD PUSKESMAS BANJAR 2


Jl. Dr. Husien Kartasasmita Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar

Kota Banjar Telp. (0265) 741916

E-mail : pkm.bjr2@gmail.com
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur dan atas berkat rahmat Tuhan

Yang Maha Kuasa, Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Kesehatan Jiwa

BLUD UPTD Puskesmas Banjar II tahun 2019 telah selesai disusun.

Masih adanya masalah kesehatan jiwa diwilayah kerja Puskesmas Banjar

II membuat kami terpanggil untuk memperbaiki kinerja kami dalam mengatasi

masalah kesehatan khususnya kesehatan jiwa, dokumen Rencana Usulan

Kegiatan ini disusun sebagai gambaran penyelenggaraan kegiatan Program

Kesehatan Jiwa untuk meningkatkan indikator kinerjanya dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja pada tahun 2019

yang akan datang.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi dalam penyusunan dokumen ini. Kami menyadari bahwa Rencana Usulan

Kegiatan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu kami sangat

mengharapkan masukan, saran dan kritik sebagai upaya kita bersama untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Banjar, Januari 2019


Kepala UPTD Puskesmas Banjar 2

Hj. Yurniati, S.ST., MM


NIP. 196903131989032004

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang
berat termasuk penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lain (NAPZA), tetapi
juga meliputi berbagai problem psikososial yang memerlukan intervensi agar
dapat menghindari terjadinya gangguan jiwa yang berat tersebut, disamping
juga masalah taraf kesehatan jiwa yang optimal yaitu tahan terhadap stress
serta dapat hidup harmonis dan produktif.
Gangguan jiwa pada remaja merupakan masalah yang meningkat
pertahunnya. WHO (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia
mengalami gangguan mental, yang terjadi pada remaja antara usia 18-21
tahun (WHO, 2009). Berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat
tahun 2004, diperkirakan 26,2 % penduduk yang berusia 18 – 30 tahun atau
lebih mengalami gangguan jiwa. Sedangkan menurut data riset kesehatan
dasar tahun 2007 yang diadakan Departemen Kesehatan RI, gangguan
mental emosional (depresi dan anxietas) dialami sekitar 11,6% populasi
Indonesia (24.708.000 orang) yang usianya diatas 15 tahun. Jika ditinjau dari
proporsi penduduk, 40% dari total populasi terdiri atas anak dan remaja
berusia 0-16 tahun, dan 7-14% dari populasi remaja mengalami gangguan
kesehatan jiwa (Achir Yani, 2008).
Kesehatan jiwa di dunia saat ini masih menjadi salah satu masalah
kesehatan yang signifikan, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO
(2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena
biopolar, 47,5 orang terkena dimensia, serta 21 juta orang terkena
skizofrenia. Dengan berbagai keanekaragaman seperti faktor biologis,
psikologis, dan sosial, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus meningkat
yang dapat berdampak pada pertambahan beban negara dan produktivitas
manusia dalam jangka panjang (Kemenkes, 2016).
Gangguan jiwa dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu gangguan jiwa
berat dan gangguan jiwa ringan. Yosep (2007) menyatakan bahwa, paling
tidak satu dari empat penduduk di dunia menderita gangguan jiwa,
sedangkan saat ini diperkirakan ada 450 juta penduduk dunia mengalami
gangguan jiwa. Menurut World Health Organizatiaon (WHO) (2016),
Indonesia menduduki peringkat ke-4 dengan penduduk terbanyak di dunia.
Dan penderita gangguan jiwa di Indonesia yaitu sekitar 26 juta penduduk,
mulai dari gangguan jiwa ringan hingga berat.
Berdasarkan hasil laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun
2018 sebanyak 16.714 warga Jawa Barat tercatat mengalami gangguan
kejiwaan berat, hal ini lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun 2017
yang hanya 11.360 warga.
Pemberdayaan masyarakat terhadap kesehatan jiwa dapat dicapai
dengan suatu manajemen pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan jiwa., selanjutnya perlu adanya kerjasama antara Puskesmas dan
rumah sakit jiwa setempat serta bagaimana menggerakkan masyarakat
untuk mendukung diadakannya manajemen pelayanan kesehatan jiwa
dimasyarakat salah satunya adalah dengan melakukan kunjungan rumah
kesehatan jiwa dan pembinaan kader kesehatan jiwa. Diharapkan hasilnya
dapat mempermudah penanganan gangguan jiwa yang ada di masing
masing wilayah.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan Program Kesehatan Jiwa
BLUD UPTD Puskesmas Banjar II Tahun 2019
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya masalah yang ada di program Kesehatan Jiwa
b. Tersusunnya prioritas masalah yang harus diselesaikan dalam
program Kesehatan Jiwa
c. Diketahuinya akar penyebab masalah program Kesehatan Jiwa
d. Tersusunnya kegiatan program Kesehatan Jiwa untuk pemecahan
masalah

C. Visi, Misi, Motto dan Janji Layanan


1. Visi
“Terwujudnya masyarakat yang mandiri dan siaga sehat tahun 2023”
2. Misi
 Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan.
 Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
 Meningkatkan management puskesmas yang berkualitas.
 Meningkatkan kerjasama Lintas Sektor dalam pembangunan kesehatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Situasi Keadaan Umum


Berikut adalah gambaran umum Puskesmas Banjar 2 :
a. Luas Wilayah : 926.483 KM²
b. Jarak ke pusat Kota Banjar atau ke pusat rujukan terdekat ( RSU ) : ± 5
km dengan waktu tempuh 15 menit menggunakan kendaraan bermotor
roda dua atau roda empat.
c. Keadaan jalan dan transportasi :
 Keadaan jalan ke seluruh desa dalam keadaan cukup baik,
sebagian beraspal dan dapat dilalui kendaraan bermotor roda dua
dan atau roda empat.
 Sarana transportasi adalah angkutan umum roda empat, ojeg dan
kendaraan pribadi
d. Jarak tempuh dari Puskesmas ke masing-masing desa ( wilayah terjauh
dari Puskesmas )
 Desa Situbatu, berjarak ± 3 km dengan rata-rata waktu tempuh 10
menit dan mudah dijangkau.
 Desa Neglasari, berjarak ± 5 km dengan rata-rata waktu tempuh
15 menit dan mudah dijangkau
e. Topografi
Puskesmas Banjar 2 berada di wilayah Kecamatan Banjar yang terletak
pada ketinggian 132 meter di atas permukaan air laut. Wilayah kerja
terdiri dari daerah perbukitan dan pegunungan serta dataran tinggi yang
dipergunakan sebagai area pemukiman ( 228.087 km²), perladangan
( 507.383 km²), dan pesawahan (134.690 km²).
f. Batas-batas wilayah
a. Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Balokang
b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Binangun
Kec.Pataruman
c. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Cimaragas
Kab.Ciamis
d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Banjar
g. Jumlah Desa
Wilayah kerja Puskesmas Banjar 2 meliputi kelurahan Situbatu yang
terdiri dari 9 RW dan 29 RT, dan Desa Neglasari yang terdiri dari 18 RW
dan 38 RT.
B. Kondisi Kependudukan

Tabel 2.1
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 TAHUN 2017
NO UMUR LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH RASIO JENIS KELAMIN

1 0-4 300 289 589 103.81


2 5-9 312 331 643 94.26
3 10 - 14 349 323 672 108.06
4 15 - 19 387 328 715 117.99
5 20 - 24 371 335 706 110.75
6 25 - 29 345 341 686 101.17
7 30 - 34 301 319 620 94.36
8 35 - 39 316 314 630 100.64
9 40 - 44 277 273 550 101.47
10 45 - 49 284 299 583 94.98
11 50 - 54 226 293 519 77.13
12 55 - 59 287 329 616 87.23
13 60 - 64 238 236 474 100.85
14 65 - 69 176 182 358 96.70
15 70 - 74 132 120 252 110.00
16 75+ 132 155 287 85.16
JUMLAH 4433 4467 8900 99.24
Sumber : Pendataan Puskesmas 2017

Berdasarkan tabel 2.1 di atas dapat terlihat bahwa jumlah penduduk


menurut jenis kelamin adalah sebanyak 8900 orang dengan penduduk
perempuan sebanyak 4467 orang (50.2%) dan jumlah penduduk laki – laki
sebanyak 4433 (49.8%) dengan ratio jenis kelamin yaitu 99.24%. Sedangkan
menurut kelompok umur jumlah penduduk terbanyak berada pada kelompok
umur 15-19 tahun sebanyak 715 orang dan kelompok umur paling sedikit yaitu
pada kelompok umur 70-74 tahun sebanyak 252 orang

C. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat dapat terlihat dari jumlah masyarakat yang
bekerja dan kepemilikan kartu jaminan kesehatan. Dari jumlah masyarakat yang
mempunyai pekerjaan dapatlah kita ketahui pendapatan yang diperolehnya baik
itu harian ataupun bulanan. Begitupun dari kepemilikan kartu jaminan kesehatan.
Apalagi seperti kita ketahui bahwa masyarakat pemerima kartu jaminan
kesehatan PBI dalam hal ini kartu jamkesmas haruslah mempunyai keriteria atau
syarat miskin.
Adapun 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan keluarga/
rumah tangga dikategorikan miskin adalah :
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang
2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bamboo/kayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas
rendah/ tembok tanpa plester
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama – sama dengan
rumang tangga lain
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik
6. Sumber air minum bersasl dari sumur/ mata air tidak terlindung/
sungai/ air hujan
7. Bahan bakar untuk memasak sehari –hari asdalah kayu bakar/ arang/
minyak tanah
8. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani luas tanah
500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, dan
atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,-
perbulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/ tidak tamat
SD/ hanya SD
14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai
minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas,
ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variable terpenuhi maka suatu rumah tangga di
kategorikan sebagai rumah tangga miskin
a. Pekerjaan
Tabel 2.2
DISTRIBUSI JENIS PEKERJAAN PENDUDUK
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2
TAHUN 2017

NO Jenis Pekerjaan Jumlah


1 TANI 876
2 SWASTA 1306
3 DAGANG 284
4 PNS 157
5 TNI/POLRI 46
6 BURUH 248
JUMLAH 2917
Sumber : Pendataan Puskesma 2017

Dari tabel 2.2 di atas diketahui bahwa jumlah penduduk yang mempunyai
pekerjaan adalah sebanyak 2917 orang dengan jenis pekerjaan terbanyak
adalah swasta yaitu 1306 orang (44,8%) sedangkan untuk jenis pekerjaan
paling sedikit adalah TNI/POLRI yaitu sebanyak 46 orang (1,58%).

b. Kartu Jaminan Kesehatan

Tabel 2.3
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN KARTU JAMINAN KESEHATAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 TAHUN 2017

NO JENIS KARTU JUMLAH


1 ASKES 330
2 JAMKESMAS 1817
3 BANJAR SEHAT 597
4 MANDIRI 707
JUMLAH 3451
Sumber : Pendataan Puskesma 2017

Dari tabel 2.3 di atas terlihat bahwa masyarakat di wilayah kerja


Puskesmas Banjar 2 yang menjadi mempunyai kartu jaminan kesehatan
( KIS ) adalah sebanyak 3451 orang dan 1817 (52,7%) di antaranya adalah
PBI, artinya mereka sebagai peserta penerima bantuan iuran dari
pemerintah yang iuran tiap bulannya di bayar oleh pemerintah.

D. Keadaan Pendidikan

Tabel 2.4
DISTRIBUSI PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 TAHUN 2017

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE 3,821 3,847 7,668      
1
ATAS

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE 3,710 3,747 7,457 97.10 97.40 97.25


2
ATAS YANG MELEK HURUF

PERSENTASE PENDIDIKAN            
3
TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
724 721 1,445 18.95 18.74 18.84
  a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD

1,819 2,020 3,839 47.61 52.51 50.07


  b. SD/MI

904 823 1,727 23.66 21.39 22.52


  c. SMP/ MTs

806 704 1,510 21.09 18.30 19.69


  d. SMA/ MA

73  81  154 1.91 2.11 2.01


  e. DIPLOMA/SARJANA

Sumber : Pendataan Puskesmas 2017

Dari tabel 2.4 diatas terlihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak yang
telah diselesaikan adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 3839 orang (50,07%)
sedangkan yang mampu menyelesaikan pendidikan sampai jenjang sarjana
adalah 154 orang (2,01 %). Juga terdapat 1445 orang (18,84%) yang tidak
pernah mengenyam pendidikan formal.
BAB III
TAHAPAN PERENCANAAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan evaluasi kinerja program Kesehatan Jiwa di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 2 tahun 2017, diketahui bahwa penemuan kasus
kesehatan jiwa untuk Depresi yaitu 6 orang, epilepsy 6 orang, skizofrenia 1
orang dan Anxietas 3 orang.

B. Identifikasi Masalah

No Identifikasi Masalah U S G Score Ranking

Kurangnya penyuluhan
1. kepada masyarakat tentang 9 8 8 576 1
kesehatan jiwa
Kurangnya koordinasi
2. dengan lintas program dan 7 8 7 392 4
lintas sektoral
Kurangnya skill petugas
3. kesehatan dalam upaya 8 8 8 512 2
kesehatan jiwa
Kurangnya komunikasi antar
keluarga dengan penderita
4. 7 8 8 448 3
gangguan jiwa dengan
petugas

5. Kurangnya kunjungan rumah 7 7 7 343 5

C. Akar Masalah
Penentuan akar masalah dilakukan dengan analisis tulang ikan
(Fishbone analysis), sebagai berikut :
MANUSIA
ALAT MATERIAL

Pasien keswa perawatan  Kurangnya pengetahuan


jiwa belum optiomal masyarakat/ keluarga
tentang kesehatan jiwa

Keterbatasan alat Belum ada ruangan


untuk penyuluhan khusus pemeriksaan jiwa
 Kurangnya komunikasi antara
masyarakat/ sasaran dengan
Kunjungan rumah keswa petugas puskesmas ( keluarga
belum optimal malu untuk melaporkan ) Kurangnya
cakupan deteksi
dini gangguan
Penyuluhan tentang kesehatan Pembinaan kader keswa jiwa
jiwa kurang

Skrining data keswa belum optimal Peran kader/ toma


kurang optimal

Konseling keswa yang Kurangnya pengetahuan masyarakat


belum optimal Kurangnya dukungan dari
tentang keswa
keluarga

Kurangnya kerjasama dengan lintas sektoral


METODE

LINGKUNGAN
Fish Bone Analysis keswa
D. Akar Masalah
Berdasarkan Fishbone analysis, maka diketahui bahwa akar masalah
kurangnya cakupan deteksi dini gangguan jiwa di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 2
yaitu karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Kesehatan Jiwa dan
minimnya sosialisasi kepada jaringan, jejaring puskesmas, kader, dan tokoh
masyarakat lainnya.

E. Rencana Pemecahan Masalah


1. Meningkatkan kunjungan rumah
2. Mengadakan pembinaan kader kesehatan jiwa

F. Pemecahan Masalah Terpilih


Rencana pemecahan terpilih berupa berbagai kegiatan yang terintegrasi di
alam Matriks Rencana Usulan Kegiatan Kesehatan Jiwa BLUD UPTD Puskesmas
Banjar 2 Tahun 2019 sebagaimana terlampir.
BAB IV
PENUTUP

Demikian Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Kesehatan Jiwa BLUD UPTD


Puskesmas Banjar 2 Tahun 2019 sebagai gambaran perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Kepala UPTD Banjar, Oktober 2018


Puskesmas Banjar 2 Koordinator Program

Hj. Yurniati, S.ST., MM Dewi Wulandari, S.SiT


NIP. 196903131989032004
Tabel 8
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Kesehatan Jiwa BLUD UPTD Puskesmas Banjar II Tahun 2019

KEBUTUHAN KEBUTUHA
UPAYA TARGET PENANGGUNG MITRA WAKTU INDIKATOR SUMBER
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN SUMBER N
KESEHATAN SASARAN JAWAB KERJA PELAKSANAAN KINERJA BIAYA
DAYA ANGGARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Kesehatan Kunjungan Penderita Keluarga 100% Kooordinator Transport Kader Februari 2019, 300.000 Pasien dengan BOK
Jiwa Rumah kasus jiwa dapat penderita Program Petugas Kesehatan Juni 2019, gangguan jiwa dapat
kesehatan perawatan Kesehatan Jiwa Jiwa Oktober 2019 terdeteksi lebih dini
jiwa sesuai
standar
kesehatan

Pembentukan Mendeteksi Kader 20 orang Kooordinator Mamin, ATK, Koordinator Mei 2019 2.530.000 Meningkatkan BOK
Kader secara dini Kesehatan Program Uang Lelah Program pengetahuan
Kesehatan penemuan Jiwa Kesehatan Jiwa non PNS, Lintas kepada kader
Jiwa pasien Fotocopy Sektoral tentang kesehatan
gangguan jiwa
jiwa
 
Kepala UPTD Puskesmas Banjar 2 Banjar, Oktober 2018
Koordinator Program Kesehatan Jiwa

Hj. Yurniati, S.ST., MM Dewi Wulandari, S. SiT


NIP. 196903131989032004

Anda mungkin juga menyukai