Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut data WHO, PTM merupakan penyebab kematian utama
di dunia di bandingkan penyebab lainnya. Hampir 80% kematian
akibat PTM terjadi di negara-negara berpenghasilan bawah sampai
menengah (WHO, 2010).
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia diprediksi akan
mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sifatnya
yang kronis dan menyerang usia produktif, menyebabkan
permasalahan PTM bukan hanya masalah kesehatan saja, akan tetapi
mempengaruhi ketahanan ekonomi nasional jika tidak dikendalikan
secara tepat, benar dan kontinyu.
Penyakit Tidak Menular( PTM ) merupakan penyakit yang sering
tidak bergejala dan tidak memiliki tanda klinis secara khusus.Hal ini
menyebabkan seseorang tidak mengetahui dan menyadari kondisi
tersebut sejak awal perjalanan penyakit .Keterlambatan penanganan
akibat tidak adanya gejala mengakibatkan tingginya biaya yang harus
dikeluarkan untuk pengobatan.Bila seseorang sudah menyandang
penyakit tidak menular, maka akan sulit diobati dan dikembalikan
pada kondisi normal.
Kejadian ini dapat dicegah melalui pengendalian factor
risikonya,dengan diketahui/dideteksinya factor risiko PTM seperti
merokok,kurang aktifitas fisik,diet tidak seimbang,konsumsi
alcohol,tekanan darah tinggi,gula darah tinggi,kolesterol tinggi,berat
badan lebih dan obesitas,adanya sumbatan jalan napas.Diharapkan
masyarakat menjadi mawas diri untuk mengendalikan factor
resikonya dan segera mencari pertolongan pada petugas
kesehatan.Kegiatan monitoring dan deteksi dini factor –faktor risiko
PTM serta tindaklanjut dini ini dapat dilakukan oleh masyarakat
melalui kegiatan POSBINDU PTM.
Kegiatan POSBINDU PTM dikembangkan terintegrasi dengan
kegiatan lain yang sudah ada dimasyarakat/ pada tatanan tempat

1
seperti disekolah,tempat kerja, tempat tinggal dan tempat umum
lainya,pengelolaan secara optimal akan berdampak terhadap
perkembangan dan kinerja suatu Posbindu PTM disuatu wilayah.Oleh
karena itu masyarakat harus diberikan bimbingan dan fasilitasi dalam
melakukan perannya.

1.2. Tujuan umum dan tujuan khusus


1. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM
berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan
periodik.
2. Tujuan Khusus
 Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM.
 Terlaksananya Kegiatan Pengendalian PTM di Posbindu,
Sekolah, Tempat kerja, Tempat umum.
 Terlaksananya tindak lanjut monitoring PTM

1.3. Tugas pokok dan Fungsi


- Menyusun rencana kegiatan PPTM
- Melaksanakan pemeriksaan FR PTM dan PTM di dalam gedung
(FKTP)
- Melaksanaan pemeriksaan FR PTM dan PTM diluar
gedung(Posbindu)
- Melaksanakan Skrining/Deteksi dini PTM
- Melaksanakan penyuluhan tentang PPTM ke masyarakat
- Melakukan tugas tugas administrasi PPTM
- Mengevaluasi dan membuat laporan hasil kegiatan PPTM (Laporan
bulanan dan laporan tahunan)

2
BAB II
ANALISA SITUASI

2.1 Keadaan umum


Data Geografi
UPT Puskesmas Cisurupan terletak di Wilayah Kecamatan
Cisurupan, tepatnya di Jl. Raya Cisurupan No. 27 Desa Balewangi
Kecamatan Cisurupan berjarak 24 km dari kota Pemerintahan Garut.
Dengan Luas wilayah kerja 1.775,4 Ha, yang terdiri dari 614.303 Ha
sawah dan 592.975 Ha tanah. Wilayah kerja UPT Puskesmas
Cisurupan meliputi 11 desa yaitu Desa Sukatani, Sukawargi, Cidtara,
Cisero, Sirnajaya, Sirnagalih, Cintaasih, Cisurupan, Balewangi,
Karamatwangi dan Tambakbaya. Dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
 Sebelah utara : Kecamatan Bayongbong
 Sebelah selatan : Kecamatan Cikajang
 Sebelah barat : KabupatenBandung
 Sebelah timur : Kecamatan Cigedug

Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cisurupan

3
Data Demografi
Jarak UPT Puskesmas Cisurupan Kecamatan Cisurupan ke Ibu
kota Kabupaten Garut 25 Km dengan waktu tempuh 45 menit dengan
menggunakan roda empat atau roda dua.
Tabel 2.1
Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
di Wiilayah Kerja UPT Puskesmas Cisurupan Kecamatan Cisurupan

Rata-Rata
Luas Kondisi
Jarak Waktu
Desa Wilayah Keterjangkauan Desa
Terjauh Tempuh
(Ha)
Motor Mobil Motor Mobil
Sukawargi 372.362 9 20 30 Terjangkau Terjangkau
Sukatani 432.000 8 10 20 Terjangkau Terjangkau
Cidatar 320.125 6 10 10 Terjangkau Terjangkau
Cisero 305.567 5 7 10 Terjangkau Terjangkau
Cisurupan 370.610 4 5 8 Terjangkau Terjangkau
Karamatwangi 173.229 7 8 20 Terjangkau Terjangkau
Balewangi 103.490 5 20 25 Terjangkau Terjangkau
Tambakbaya 281.700 4 10 10 Terjangkau Terjangkau
Sirnajaya 480.000 6 10 10 Terjangkau Terjangkau
Sirnagalih 321.085 8 15 25 Terjangkau Terjangkau
Cinta Asih 120,80 5 15 15 Terjangkau Terjangkau
Jumlah 3.160.168

Sumber :Data Kecamatan Cisurupan Tahun 2019

4
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Cisurupan pada
tahun 2019 tercatat 73.847 jiwa.
Tabel 2. 1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cisurupan Tahun 2019
NO Nama Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Sukawargi 5.531 5.509 11.040
2. Sukatani 4.413 4.008 8.421
3. Cidatar 4.451 4.559 9.010
4. Cisero 3.687 3.436 7.123
5. Cisurupan 5.126 5.321 10.447
6. Karamatwangi 3.447 3.364 6.811
7. Balewangi 2.675 2.495 5.170
8. Tambakbaya 2.446 2.784 5.230
9. Sirnajaya 3.845 3.651 7.496
10. Sirnagalih 3.350 3.948 4.283
11. Cinta Asih 1.428 1.813 3.241
Jumlah 37.384 40.888 78.272
Sumber: REK. KEC.R/I/KS/19

5
Gambaran Sosial Ekonomi
1. Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2019 sebanyak 30.944
penduduk yang tersebar di sebelas desa dan kepala keluarga miskin
sebanyak 8274 kepala keluarga, seperti tergambar pada tabel 2.3.

Tabel 2.3
Penduduk Miskin di Wilayah UPT Puskesmas Cisurupan
Tahun 2019

Penduduk Kepala Keluarga (KK)


No Desa Prop Prop
Miskin Total Miskin Total
(%) (%)
1. Sukawargi 3812 9353 40,76 1067 2668 40
2. Sukatani 4088 7677 53,25 1047 1976 52,9
3. Cidatar 4788 8233 58,16 1094 1886 58,2
4. Cisero 3475 6032 51,74 813 1594 51,74
5. Cisurupan 3027 6992 43,29 842 1945 43,29
6. Karamatwangi 1238 6589 18,79 338 1800 18,79
7. Balewangi 2564 4431 57,87 784 1354 57,87
8. Tambakbaya 2464 4557 54,07 691 1278 54,07
9. Sirnajaya 2518 6668 37,76 697 1847 37,76
10. Sirnagalih 3324 6334 52,48 901 1716 52,48
11. Cinta Asih 0 3522 0 0 980 0
Jumlah 30.944 70.388 43,96 8274 18484 44,76
Sumber: REK.KEC.R/1/KS/19

Dari tabel 2.3 terlihat bahwa proporsi jumlah penduduk


miskin di UPT Puskesmas Cisurupan sebesar 44,76%. Proporsi
penduduk miskin terbesar berada pada Desa Balewangi sebesar
57,87%, dan yang terendah pada Desa Karamatwangi 18,79.

6
2. Mata Pencaharian
Data mata pencaharian penduduk di wilayah kerja UPT
Puskesmas Cisurupan tergambar seperti pada tabel 2.4.

Tabel 2. 4
Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Cisurupan Tahun 2019

NO Jenis Pekerjaan Jumlah %


1. PNS/TNI/Polri 587 2,43
2. Pensiunan 261 1,08
3. Petani 12.721 52,57
4. Pedagang 973 4,02
5. Wiraswastsa 629 2,60
6. Buruh 9.028 37,31
Jumlah 0 100
Sumber: REK. KEC.R/I/KS/19

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian


besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebanyak
12.721 (52,57%) dan paling sedikit bermatapencaharian sebagai
pensiunan sebanyak 261 (1,08%).

2.2 Sarana dan Prasarana


- Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan kesehatan
di UPT Puskesmas Cisurupan diantaranya :
a. Bangunan puskesmas rawat jalan, rawat inap dan bangunan
yang diperuntukan untuk pelayanan mampu PONED (bangunan
khusus PONED belum tersedia);
b. Apotek;
c. Laboratorium;
d. Ambulance;
e. Kendaraan operasional puskesmas keliling dan posyandu;

7
Dari ketersediaan sarana yang ada, UPT Puskesmas Cisurupan
masih membutuhkan tempat tidur pasien. Rata-rata jumlah pasien
rawat inap dalam satu hari dikisaran 20-24 pasien, sementara ini
jumlah tempat tidur yang tersedia baru 24 buah dengan kondisi 30%
sudah tidak layak pakai.

- Ketersediaan Alat Kesehatan


Ketersediaan Alat Kesehatan yang menunjang pelayanan
kesehatan di UPT Puskesmas Cisurupan sudah memadai, namun
dari sisi jumlah masih kurang. Seperti peraalatan laboratorium
masih kurang dikarenakan pelayanan laboratorium di dua bangunan
terpisah yaitu di rawat jalan dan di rawat inap, sementara saat ini
alat yang tersedia baru di rawat jalan, sehingga UPT Puskesmas
Cisurupan masih membutuhkan 1 perangkat peralatan laboratorium
untuk digunakan di rawat inap dan ketersediaan Kit PTM masih
terbatas belum terpenuhi disetiap posbindu.

2.3 Ketenagaan
Sumber Daya Manusia berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014
di UPT Puskesmas Cisurupan belum terpenuhi, masih kekurangan
tenaga Dokter Gigi. Secara terperinci Sumber Daya Manusia di UPT
Puskesmas Cisurupan dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1
Daftar Sumber Daya Manusia Kesehatan di UPT Puskesmas
Cisurupan Tahun 2019
STATUS KEPEGAWAIAN
NO JENIS TENAGA NON JML
MAGANG/
PNS PTT TKK PNS
SUKWAN
BLUD
Kepala UPT
1 1 1
Puskesmas
2 Ka Subag TU 1 1
3 Dokter Umum 2 2
4 Dokter Gigi
5 Apoteker 1 1
6 Asisten Apoteker 1 2 3

8
STATUS KEPEGAWAIAN
NO JENIS TENAGA NON JML
MAGANG/
PNS PTT TKK PNS
SUKWAN
BLUD
7 Perawat 8 2 5 4 19
8 Perawat Gigi 2 1 3
9 Bidan 11 1 3 8 3 26
10 Sanitarian 1 1
11 Nutrisionis 1 1
12 Promkes 1 1
Pranata
13 3 3
Labolatorium
14 Tenaga Rekam Medis 1 1
Bendahara
15 Penerimaan
Pembantu (Akutansi)
Bendahara
16 Pengeluaran
Pembantu (Akutansi)
17 Juru Bayar / Kasir 1 2 1 4
18 Perkam Medis
Pengadministrasi
19 1 3 2 5
Umum
20 Pranata Komputer
21 Inventaris Barang
Pengelola Barang
22 1 1
Milik Negara
23 Pengemudi 1 1
24 Pramu Husada 2 2
JUMLAH TOTAL 28 1 9 22 16 76

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar Sumber Daya


Manusia Kesehatan berdasarkan jenis tenaga adalah tenaga bidan,
sedangkan berdasarkan status kepegawaian paling banyak adalah
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 28 orang.

2.4 Pendanaan

9
Pembiayaan kesehatan di UPT Puskesmas Cisurupan bersumber
dari dana BOK (Biaya Operasional Kesehatan) dan dana dari
pendapatan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Untuk dana
bersumber dari BOK pada tahun 2019 sebesar Rp. 625.801.000, dan
pada tahun 2019 sebesar Rp. 627,072.000.
Sementara untuk dana dari pendapatan BLUD pada tahun 2019
sebesar Rp. 3.864.593.555 yang bersumber dari pasien umum Rp.
797.758.000, kapitasi BPJS sebesar Rp. 2.391.933.650, pasien rawat
inap Rp. 633.235.0000, dan pendapatan rujukan sebesar Rp.
15.590.000.

10
BAB III
HASIL PELAKSANAAN UPAYA PPTM DAN PEMBAHASAN

3.1 Program dan Kegiatan


- Definisi PTM
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang
bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, keberadaan faktor
risiko PTM pada seseorang tidak memberikan gejala sehingga
mereka tidak merasa perlu mengatasi faktor risiko dan mengubah
gaya hidupnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat
tentang jenis PTM cukup baik, dan sebagian besar masyarakat
mengetahui bagaimana penderitaan pasien PTM seperti Jantung
Koroner, Kanker, Stroke dan Diabetes melitus, gangguan akibat
kecelakaan dan cidera. Namun mereka umumnya belum
memahami pengaruh faktor risiko PTM terhadap kejadian PTM
serta komplikasi yang dapat ditimbulkan PTM. Pada umumnya
mereka menganggap bahwa PTM disebabkan faktor genetik,
penyakit orang tua atau penyakit orang kaya.
Pengendalian penyakit tidak menular diprioritaskan pada :
1. Pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah;
Prioritas Nasional pengendalian penyakit jantung dan pembuluh
darah adalah Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan
Stroke.
2. Pengendalian penyakit kanker;
Program pengendalian penyakit kanker dilakukan untuk semuan
jenis kanker leher rahim dan payudara.
3. Pengendalian penyakit Diabetes Melitus dan penyakit metabolik;
Subdit Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik
memprioritaskan programnya pada penyakit Diabetes Melitus
Tipe II, Obesitas dan Penyakit Tiroid.

11
4. Pengendalian penyakit kronik dan Degeneratif;
Sejak tahun 2006 pengendalian penyakit lebih diprioritaskan
pada pengendalian PPOK, ASMA, Osteoporosis dan Gagal Ginjal
Kronis.
5. Pengendalian gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Ruang lingkup kegiatan Pengendalian gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan di bedakan berdasarkan
tempat kejadian yaitu lalulintas, pekerja, rumah tangga, dan
masyarakat. Kecelakaan lalulintas yang saat ini menjadi
prioritas adalah kecelakaan lalulintas darat tanpa
mengesampingkan kecelakaan laut/sungai dan udara.

- Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular


Adapun faktor risiko umum penyakit tidak menular meliputi :
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat di
kontrol yaitu :
a. Riwayat keluarga
b. Umur
c. Jenis kelamin

Gambar
Faktor risiko penyakit tidak menular

12
2. Faktor risiko yang dapat di kontrol yaitu :
a. Kebiasaan merokok;
b. Kurangaktifitas fisik;
c. Pola makan yang tidak sehat dan seimbang;
d. Stress.
Gambar
Faktor Risiko yang dapat dikontrol PTM

- Puskesmas Dengan Pengembangan PTM


Puskesmas sebagai pelayanan dasar dapat melaksanakan
upaya promotif dan deteksi dini faktor risiko, Pelayanan Penyakit
Tidak Menular serta Revitalisasi Puskesmas dengan program
pengendalian penyakit tidak menular secara komprehensif melalui
kegiatan promotif-preventif, kuratif dan rehabilitative. Untuk itu
puskesmas harus berupaya untuk :
1. Meningkatkan sumberdaya tenaga kesehatan yang professional
dan kompenten dalam upaya pengendalian PTM khususnya
tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar,
2. Meningkatkan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara
komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistik
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana promotif-
preventif, maupun sarana prasarana diagnostik dan pengobatan
Adapun pelayanan PTM di puskesmas meliputi :

13
1. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Kegiatan yang dapat menghentikan / mengurangi FR
(sebelum sakit)

b. Pencegahan Sekunder
Lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk
menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat
dilakukan pengobatan dini agar penyakit tersebut tidak
menjadi parah.
c. Pencegahan TertierUntuk mempertahankan kualitas hidup
dan lama ketahanan hidup penderita yang telah mengalami
penyakit
d. Deteksi Dini.
Kegiatan deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan,
fasilitas pelayanan kesehatan, Masyarakat Khusus /
Kelompok Khusus, melalui posbindu
e. Skrining /Uji Tapis Skrining.
Uji Tapis bukan untuk diagnosis tetapi untuk menjaring dan
menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau
tidak, oleh karena itu memerlukan follow-up yg cepat dan
pengobatan yang tepat pula.
f. Tindak lanjut dini.
Selain upaya deteksi dini faktor risiko, diperlukan tindak
lanjut dini dan tatalaksana kasus. Penanganan respon cepat
menjadi hal yang utama agar kecacatan dan kematian dini
akibat PTM dapat tercegah dengan baik.
g. Respon Cepat Kegawat daruratan adalah/respon cepat
terhadap kondisi kegawatan PTM yang harus dilakukan oleh
setiap petugas kesehatan di fasilitas yankes dasar.
2. Pengobatan
Pengobatan yg tepat, cepat, efektif dan rasional dilakukan pada
FR dan PTM. Karena PTM merupakan penyakit kronis
membutuhkan pengobatan secara terus menerus sehingga
14
pemberian obat disesuaikan dengan tatalaksana masing2 FR dan
PTM.
3. Palliatif
Sebaiknya penatalaksanaan paliatif dilaksanakan sejak awal
diagnosis kanker
4. Rehabilitasi PTM
Bertujuan untuk meminimalkan komplikasi melalui pengobatan
yang tepat serta meningkatkan kualitas hidup dan lama
ketahanan hidup penderita
5. Pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan :
a. Secara manual dengan menggunakan form pelaporan .
b. Secara elektronik melalui web.portalweb.pptm.depkes.go.id
(sedang dikembangkan).

- Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam
kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindaklanjut faktor risiko
PTM secara mandiri dan berkesinambungan.
Kegiatan posbindu PTM dapat dilakukan sesuai pada Gambar
berikut :
Gambar
Tempat dan kegiatan Posbindu PTM

15
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan
tindaklanjut yang dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat di
bagi 2 Tipe Posbindu PTM, yaitu :
a. Posbindu PTM Dasar
Meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana dengan
wawancara dan melalui penggunaan instrumen untuk
mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular.
b. Posbindu PTM utama
Meliputi pelayanan Posbindu PTM dasar di tambah pemeriksaan
gula darah, kolesterol, triglisedida, pemeriksaan klinis
payudara, pemeriksaan IVA dengan pelaksana tenaga kesehatan
terlatih.
Adapun proses pelayanan di posbindu dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar
Proses kegiatan di Posbindu PTM

16
Selanjutnya pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan :
1. Secara manual dengan menggunakan form pelaporan posbindu.
2. Secara elektronik melalui web.portalweb.pptm.depkes.go.id
(sedang dikembangkan).

- Kawasan Tanpa Rokok (KTR).


a. Definisi Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/ mempromosikan
produk tembakau.
b. Kebijakan pengendalian tembakau/ Kawasan Tanpa Rokok.
Kebijakan pengendalian tembakau/ Kawasan Tanpa Rokok
dapat adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 115 Tentang KTR dan Pasal 116 Pemerintah daerah
wajib menetapkan KTR.
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
bahwa rumah sakit wajib KTR
3. Peraturan bersama Menteri Keshatan dan Menteri Dalam
Negri No. 188/Menkes/PB/2011 tentang pedoman
Pelaksanaan KTR.
4. SKB Mendagri-Menkes No. 34 Tahun 2005 No.
1138/Menkes/PB/VIII/2005 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kota Sehat.
5. Fatwa MUI rokok “Haram” untuk anak-anak usia < 18
tahun, ibu hamil dan di tempat umum.
6. Fatwa PP Muhamadiyah Rokok Haram
c. Ruang Lingkup KTR
Adapun penerapan Kawasan Tanpa Rokok meliputi :
1. Fasilitas pelayanan kesehatan
2. Tempat proses belajar mengajar
3. Tempat anak bermain
4. Tempat ibadah

17
5. Angkutan umum
6. Tempat kerja dan
7. Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan

3.2 Cakupan Pelayanan


Kegiatan PPTM tahun 2019 berdasarkan hasil cakupan di tahun
2018, beserta usulan perencanaan kegiatan ditahun 2019, berikut
hasil cakupan Tahun 2018 dan tabel RUK 2019:

Target Cakupan
No Kegiatan/Program Kesenjangan
2018 2018

 PPTM

 1. Pelayanan kesehatan pada 35.306 28.950 18%


usia produktif (100%) (82%)
 2. Pelayanan kesehatan 100% 13565 18%
penderita hipertensi (16.543) (82%)
 3. Pelayanan kesehatan 100% 2616 17,03%
penderita DM (3153) (82,97%)

18
Tabel
RENCANA USULAN KEGIATAN UPT PUSKESMAS CISURUPAN
TAHUN 2019

Upaya Kebutuhan Sumber Daya Indikator


No Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber
Kesehatan Dana (Rp) Alat Tenaga Keberhasilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PPTM Kegiatan Skrining FR Masyarakat 100% 2org x 25 rb Posbindu Bidan Pelayanan BOK
Posbindu PTM PTM yang berusia x 15 kit, visum, Desa kesehatan/Skri
> 15 th di posbindu format Programer ning FR PTM BLUD
wilayah offline pada usia 15th
kerja keatas tercapai
Puskesmas 100%
Cisurupan
(11 Desa)
Penerapan Sekolah Sekolah 100% 2 org x Perda KTR, 29 sekolah KTR BOK
KTR Sekolah menerapkan 25 rb visum,surat Programer
kegiatan KTR x29sekolah edaran KTR BLUD
Penjaringan Untuk Masyarakat 100% 5 toples Tensi, stik Bidan Target tercapai BOK
kasus DM & mengetahui yang berusia stik gula gula Desa 100%
hypertensi jumlah diatas 15 th x 11 Desa Programer BLUD
penderita DM & yang
hypertensi di 11 mempunyai
Desa factorresiko
PTM

19
SASARAN PROGRAM PPTM DAN PREVALEANSI HYPERTENSI DM
UPT PUSKESMAS CISURUPAN
2019
SASARAN PTM PREVALEANSI HIPERTENSI PREVALEANSI
No NAMA DESA ( USIA 15 TH KE ATAS) (36,2% X SASARAN PTM) ( 6,9% X SASRAN PTM)
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 Sukawargi 2981 3297 6278 1085 1200 2285 208 230 438
2 Sukatani 2480 2483 4963 902 903 1805 173 173 346
3 Cidatar 1754 1874 3628 638 682 1320 122 131 253
4 Cisero 2050 2142 4192 746 779 1525 143 149 292
5 Cisurupan 2960 2989 5949 1077 1087 2164 207 209 416
6 Balewangi 1457 1459 2916 530 531 1061 101 102 203
7 Karamatwangi 1929 1874 3803 702 682 1384 135 131 266
8 Tambakbaya 1628 1485 3113 592 540 1132 113 103 216
9 Sirnajaya 2308 2171 4479 840 790 1630 161 151 312
10 Sirnagalih 2086 1964 4050 759 714 1473 146 137 283
11 Cintaasih 1131 1197 2328 411 435 846 79 83 162
Jumlah 22764 22935 45699 8200 8343 16543 1554 1599 3153

20
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKESMAS
PROGRAM:PPTM
TAHUN : 2019

No Kegiatan Jadwal Petugas Tempat Pelaksanaan Kegiatan


1 Posbindu PTM Setiap bulan Perawat dan Bidan desa Posbindu yg ada di wilker UPT Puskesmas Cisurupan
2. Skrining kasus DM dan Hipertensi Setiap bulan Perawat dan Bidan desa Sekolah,Perkantoran,Posbindu
3. Penerapan KTR Sekolah Sesuai Jadwal Penanggung jawab PPTM Sekolah yg ada di wilker UPT Puskesmas Cisurupan

21
Berikut jumlah dan nama posbindu di UPT Puskesmas Cisurupan

22
23
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif
Tahun 2019
60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
s.d. Bulan Lalu
Target s.d. Bulan ini

Bulan Ini

s.d. Bulan Ini


Ju Tar Jan Fe Ma Ap Me Ju jul ags se Ok No De Jan Fe Ma Ap Me Ju jul ags se Ok No De Jan Fe Ma Ap Me Ju jul ags se Ok No De Jan Fe Ma Ap Me Ju jul ags se Ok No De
ml get b r r i n pt t v s b r r i n pt t v s b r r i n pt t v s b r r i n pt t v s
ah Ta
Sas hu
ara na
n n

24
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Tahun 2019
30000

25000

20000

15000

10000

5000

0
sept

sept
Okt

sept
Okt

sept
Okt

Okt
ags

Des

ags

Des

ags

Des

ags

Des
Mei

Mei
Jun

Jun
Nov

Nov

Nov
jul

Mei

jul

Mei

jul

jul
Jan
Feb

Jun

Jan
Feb

Jan
Feb

Jan
Feb

Jun
Nov
Mar

Apr

Mar
Apr

Mar
Apr

Mar

Apr
s.d. Bulan Lalu Bulan Ini s.d. Bulan Ini
Ju Tar Target s.d. Bulan ini Jumlah Layanan
ml get
ah Ta
Sas hu
ara na
n n

25
Pelayanan Kesehatan Penderita
Diabetes Melitus
Tahun 2019
4000

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
sept
Okt

sept

sept

sept
Okt
Okt

Okt
ags

Des

ags

Des

ags

Des

ags

Des
Mei

Mei

Mei
Jun

Jun

Nov

Nov

Nov
Mei

jul

jul

jul

jul
Jan
Feb

Jan
Feb

Jan
Feb

Jun

Jan
Feb

Jun
Nov
Apr

Mar

Mar
Mar

Mar
Apr

Apr

Apr
s.d. Bulan Lalu Bulan Ini s.d. Bulan Ini
Ju Tar Target s.d. Bulan ini Jumlah Layanan
ml get
ah Ta
Sas hu
ara na
n n

26

Anda mungkin juga menyukai