Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


UPT.PUSKESMAS TIRTOMOYO I
Jl. Raya pemuda Tirtomoyo
Kode Pos : 57672 Telp (0273) 4631095

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2

PUSKESMAS TIRTOMOYO I TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mendapatkan bangsa yang memiliki kesadaran,kemauan dan kemampuan
hidup sehat dibutuhkan kesjasama masyarakat dalam menciptakan pembangunan
kesehatan .kemauan,dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga setiap
orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah yang terkonsentrasi
guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayan kesehatan yang berbasis masyarakat
yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan kesehatan milik pemerintah.
Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKP maupu UKM di
strata pertama pelayanan kesehatan dan merupakan Unit pelaksanaan teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagai
tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten atau kota.
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular merupakan program pelayanan
kesehatan puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penularan penyakit
menular/infeksi(misalnya TB,DBD,Kusta,IMS,HIV dll).

II. LATAR BELAKANG


A. KEADAAN UMUM

UPT Puskesmas Tirtomoyo I merupakan UPT Puskesmas di bawah Dinas


Kesehatan Kabupaten Wonogiri, terletak di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri
Provinsi Jawa Tengah, yang mempunyai wilayah kerja 7 Desa dan 2 Kelurahan. Kondisi
wilayah kerja UPT Puskesmas Tirtomoyo I merupakan pedesaaan, mata pencaharian
sebagian besar di bidang pertaniaan.

Wilayah kerja UPT Puskesmas Tirtomoyo I adalah :

a. Desa Tanjungsari
b. Desa Sendangmulyo
c. Kelurahan Ngarjosari
d. Desa Banyakprodo
e. Kelurahan Tirtomoyo
f. Desa Hargantoro
g. Desa Girirejo
h. Desa Genegharjo
i. Desa Sidorejo

B. KEADAAN GEOGRAFI
1
Puskesmas Tirtomoyo I merupakan salah satu pelayanan kesehatan di
kabupaten Wonogiri yang terletak 37 km di sebelah tenggara Ibu Kota Kabupaten
Wonogiri secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 80 lintang selatan dan
garis bujur 1100 1110 bujur timur. Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari
pegunungan, termasuk jajaran pegunungan seribu, yang membentang dibagian
utara dan timur serta lembah sungai di bagian selatan.
Puskesmas Tirtomoyo Iberbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kecamatan Sidoharjo dan Jatiroto, Kab. Wonogiri
- Sebelah Timur : Kabupaten Pacitan, Provinsi jawa Timur
- Sebelah Selatan: wilayahkerjaPuskesmas Tirtomoyo II dan
Kecamatan Batuwarno
- Sebelah Barat : Kecamatan Nguntoronadi

- Gambar 01. Peta wilayah Puskesmas Tirtomoyo I kab. WonogiriTahun 2015

Sumber : http://www.puskesmastirtomoyo1.blogspot.com
Desa yang wilayahnya hampir seluruhnya berbukit dan bergunung-gunung
adalah desa Sidorejo yang terletak paling timur berbatasan langsung dengan Provinsi
Jawa timur. Untuk jangkauan terjauh dari pusat kota kecamatan adalah desa Sidorejo
yaitu sekitar9 km, sedangkanterdekat adalah kelurahan Tirtomoyo. Jalan utama di
kecamatan Tirtomoyo termasuk jalan antar kecamatan yang menghubungkan
kecamatan Tirtomoyo dengan kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Batuwarno. Selain
itu juga ada jalan penghubung antar desa yang berupa aspal dan cor beton. Dan
hampir semua kantor desa berada di jalan utama antar kecamatan kecuali desa
Sidorejo dan desa Hargantoro yang sedikit masuk ke dalam diluar jangkauan jalan
utama kecamatan. Jembatan utama yang ada di Tirtomoyo menghubungkan jalan dari
Tirtomoyo ke Batuwarno dan juga Obyek Wisata Kahyangan. Sedangkan dua
jembatan sedang menghubungkan desa Genengharjo di wilayah selatan dan desa
Sidorejo.Sedangkan untuk wilayah desa yang paling luas adalah desa Sidorejo yang
memiliki luas wilayah 111,13 ha, sedangkan desa Genengharjo memiliki luas wilayah
32,59 ha adalah desa tersempit luas wilayahnya.

C. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah Penduduk
Tabel 01.Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Tirtomoyo I Menurut DesaTahun2015
N DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2
O
1 Tanjungsari 1.275 1.357 2.632
2 Sendangmulyo 1.489 1.510 2.999
3 Ngarjosari 1.872 1.938 3.810
4 Banyakprodo 1.740 1.696 3.436
5 Tirtomoyo 2.682 2.709 5.391
6 Hargantoro 2.674 2.562 5.236
7 Girirejo 1.525 1.482 3.007
8 Genengharjo 1.249 1.199 2.448
9 Sidorejo 3.080 3.041 6.121
Jumlah 17.586 17.494 35.080
Sumber : Kecamatan Tirtomoyo Tahun 2015

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Tirtomoyo I berdasarkan kantor kecamatan


Tirtomoyo tahun 2015 memiliki jumlah penduduk sebesar35.080jiwa yang tersebar di 9
desa / kelurahan dengan luas wilayah 56.096.935 ha (56.09 km 2)ha dan yang
terbanyak adalah desa Sidorejo dengan jumlah penduduk 6.121 jiwa dan yang paling
kecil adalah desa Genengharjo 2.448 jiwa. Sedangkan menurutkepadatan penduduk,
daerah terpadat di kelurahan Tirtomoyo yaitu 130 jiwa/ km 2, sedangkan untuk
penduduk terjarang di desa Tanjungsari 37 jiwa/km 2, sedangkan kepadatan rata-rata
adalah 63 jiwa/ km2.

Grafik 01. Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Tirtomoyo I berdasarkan Desa


2015

JUMLAH PENDUDUK
7,000
6,121
6,000 5,391 5,236
5,000
3,810
4,000 3,436
2,999 JUMLAH PENDUDUK 3,007
3,000 2,632 2,448
2,000
1,000
-

Sumber : Kecamatan Tirtomoyo tahun 2015

UPT Puskesmas Tirtomoyo I mempunyai tanggung jawab yang cukup besar


dibidang pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang berupa Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
sehingga diharapkan akan bisa merubah perilaku masyarakat dibidang kesehatan dan
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

D. SARANA DAN PRASARANA

NO SARANA DAN PRASARANA JUMLAH


1 PUSKESMAS INDUK 1
2 PUSKESMAS PEMBANTU 4
3 PKD 5

3
5 MOBIL PUSLING 1
7 KENDARAAN RODA DUA 7
8 PERALATAN MEDIS (Penambahan bertahap)

Jumlah Ketenagaan Puskesmas Tirtomoyo I

1. Dokter Umum :2
2. Dokter Gigi :1
3. Perawat :5
4. Perawat Gigi :1
5. Bidan PNS :3
6. Bidan PTT :7
7. Ahli Gizi :0
8. Higiene Sanitasi :0
9. Asisten Apoteker :0
10. Tenaga Non Medis :3
11. Jaga Malam :1

E. DATA PENDUKUNG
PRESENTASI PENDERITA PENYAKIT
MENULAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TIRTOMOYO I TAHUN 2015

JUMLAH JENIS PENYAKIT MENULAR


N
NAMA DESA / KEL PENDUDU HI HEPATITI MALARI
O
K IMS V S TBC KUSTA A DBD
1 Tanjungsari 2.632 0 1 2 2 0 0 0
2 Sendangmulyo 2.999 0 1 1 4 0 0 0
3 Ngarjosari 3.810 0 0 1 2 0 0 0
4 Banyakprodo 3.436 0 0 0 4 0 0 0
5 Tirtomoyo 5.391 0 0 0 8 1 0 4
6 Hargantoro 5.236 0 1 0 8 0 0 0
7 Girirejo 3.007 0 1 0 5 0 0 0
8 Genengharjo 2.448 0 0 0 1 0 0 0
9 Sidorejo 6.121 0 2 0 2 2 0 0

Jumlah 0 6 4 36 3 0 4

JUMLAH PENDERITA TB

8
7
6
5
4 8 8

3 5
2 4 4

1 2 2 2
1
0

4
JUMLAH PENDERITA DBD
4
3.5
3
2.5
2 4 JUMLAH PENDERITA
1.5 DBD
1
0.5
0 0 0 0 0 0 0 0 0

KASUS HEPATITIS B PUSKESMAS TIRTOMOYO I


TAHUN 2015
5
5

4.5

3.5

2.5

1.5
1
1

0.5

0
0
Januari 0
Peb Maret April 0
Mei 0
Juni 0
Juli 0
Ags 0
Sept 0
Okt 0
Nop 0
Des

Januari 0
Peb 0
Maret 1
April 5
Mei 0
Juni 0
Juli 0
Ags 0
Sept 0
Okt 0
Nop 0
Des 0

5
REKAPITULASI KASUS HIV/AIDS
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTOMOYO I
TAHUN 2015
2.5

2
2

1.5

1 11 1 1 1 1 L:
1
P:
MATI
0.5

0
0 00 00 0 0 0 00

L: P: HIDUP
T.sari 0 1 V
Sdmulyo 1 1 V
Ng.josari 0 0 V
B.prodo 0 0 V
Tirtomoyo 0 1 V
Hrgtoro 0 1 V
G.rejo 0 1 V
Gharjo 0 0 V
Sd rejo 2 1 V

REKAPITULASI KASUS MALARIA


WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTOMOYO I
TAHUN 2015
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
L:
0.4
P:
0.3
MATI
0.2
0.1
0

L: P: HIDUP
T.sari 0 0 V
Sdmulyo 0 0 V
Ng.josari 0 0 V
6
B.prodo 0 0 V
Tirtomoyo 0 0 V
Hrgtoro 0 0 V
G.rejo 0 0 V
Gharjo 0 0 V
Sd rejo 0 0 V

REKAPITULASI KASUS KUSTA


WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTOMOYO I
TAHUN 2015

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

Program tersebut bertujuan untuk menurunkan insiden dan prevalensi


penyakit menular serta mencegah terjadinya penularan.maka prioritas peningkatan
Pelayanan Upaya Kesehatan di Puskesmas Tirtomoyo I adalah :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana yg memadai di Puskesmas Tirtomoyo I
2. Peningkatan penyuluhan.
3. Pertemuan linsek dan lintas program.
4. Meningkatkan pelayanan di puskesmas maupun di pkd.
5. Meningkatkan komitmen pada kepuasan pelanggan.
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat yang berdampak pada perubahan
perilaku gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit menular.
7. Menghilangkn stigma masyarakat tentang penyakit menular.

F. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


7
1) Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit
menular.
2) Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit
hiv/Aids
b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit hepatitis B.
c. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit DBD
d. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit malaria.
e. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit tbc.
f. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit kusta
g. Tercapainya angka kesembuhan pengobatan > 80%.
h. Tercegahnya kejadian luar biasa ( KLB ) untuk semua penyakit.

G. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


N
Kegiatan Pokok Reincian kegiatan
o
1 Penyuluhan Disediakan alat komunikasi
Penyuluhan di lakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap masyarakat luas.
Kegiatan dalam
Penyuluhan langsung kepada perorangan
gedung.
atau kelompok penderita di puskesmas /
PKD.
Penyuluhan tidak langsung melalui media
Kegiatan diluar
foster/pamlet.
gedung Penyuluhan melalui pemutaran film/ siaran
keliling dan lewat media radisional.dan juga
dilakukan terhadap kelompok masyarakat
melalui posyandu dan sekolah.
Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan
Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
kegiatan di unitnya.
Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi
terjadinya peningkatan kasus penyakit menular
serta menindak lanjuti terjadinya KLB.
Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan
follow up ke rumah pasien
Pencatatan dan Pelaporan kasus
Penemuan secara dini penderita dengan
penyakit menular.
Pengobatan penderita secara lengkap
Koordinasi dengan petugas laboratorium
terhadap penderita/tersangka TBC untuk
mencari BTA +
2 Deteksi Dini Dengan melalui penyuluhan terhadap
pasien dan atau hasil pemeriksaan yang
menunjukan kecenderungan berkembang
atau meluasnya penyakit atau kejadian
kesakitan akibat faktor resiko penularan,
tenaga Kesehatan harus melakukan deteksi
8
dini.
Deteksi dini dilakukan dengan cara :
a. Pangamatan fisik
b. Anamnese terhadap penderita.
c. Analisis terhadap keadaan yang
kemungkinan berresiko.
3 Follow - up Memelihara harapan dan optimisme yang
relistis serta kebutuhan dan harapan
pelanggan dilaksanakan secara mandiri
atau bekerjasama dengan kepentingan dan
pihak terkait lainya.

Intervensi dapat berupa


a. Melakukan pengawasan dan
penilaian untuk gejala gejala penyakit
menular.dan kesetiaan terhadap
pengobatan.
b. Perbaikan dan pembangunan sarana
c. Menilai dan mengelola kondisi dan
kebutuhan akan intervensi penyakit
menular disetiap kunjungan.

H. CARA DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan upaya pengendalian dan pencegahan
penyakit menular Membetuk team,rapat kordinasi lintas program maupun lintas
sektor dan pada kegiatan pertemuan lainnya..

I. SASARAN
J. Kegiatan Pokok P2
Dalam mencapai sasaran dan tujuan pengendalian penyakit menular, maka Strategi

Pengendalian Penyakit menular dijabarkan dalam 4 kegiatan pokok yaitu:


a. Promosi penanggulangan penyakit menular.
b. Kemitraan
c. Peningkatan penemuan kasus dan kualitas tatalaksana kasus penyakit

menular.
d. Peningkatan kualitas sumber daya

K. Surveilans P2

a. Pemantauan dan evaluasi

b. Pengembangan program P2..

Dalam pelaksanaannya kegiatan P2 mengacu kepada pendekatan Manajemen

Pemberantasan Penyakit Menular Berbasis Wilayah atau dengan kata lain

diarahkan menanggulangi secara komprehensif faktor-faktor yang berhubungan

dengan kesakitan dan kematian balita termasuk faktor resiko lingkungan, faktor

resiko kependudukan dan penanganan kasus yang dilakukan secara terpadu

9
dengan mitra kerja terkait yang didukung oleh surveilans yang baik serta

tercemin dalam perencanaan dan penganggaran kesehatan secara terpadu

(P2KT).

Secara rinci kegiatan pokok PROGRAM P2 dijabarkan sebgai berikut:

1. Promosi Penanggulangan Penyakit menular.

Pemberantasan penyakit menular di Indonesia mencakup kegiatan advokasi, bina

suasana dan gerakan masyarakat. Tujuan yang diharapkan dari kegiatan promosi

balita secara umum adalah meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan

masyarakat dalam upaya dalam penanggulangan penyakit menular. Sasaran

promosi dalam P2 mencakup sasaran primer ( masyarakat dan lingkungan ),

sasaran sekunder (petugas kesehatan dan petugas lintas program serta lintas

sektor), dan sasaran tersier (pengambil keputusan). Pesan pokok, metode dan

media yang digunakan sesuai dengan sasaran.

2. Kemitraan
Merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan program.

Pembangunan kemitraan dalam program P2 diarahkan untuk meningkatkan

peran serta masyarakat, peran serta lintas program dan lintas sektor terkait

serta peran pengambil keputusan termasuk penyandang dana. Dengan

demikian pembangunan kemitraan diharapkan pendekatan pelaksanaan

program pemberantasan penyakit menular khususnya dapat terlaksana secara

terpadu dan kompherensif. Dengan kata lain intervensi pemberantasan penyakit

menular tidak hanya tertuju pada penderita saja, tetapi juga terhadap faktor

resiko (lingkungan dan kependudukan) dan faktor lain yang berpengaruh

melalui dukungan peran aktif sektor lain yang berkompeten.


3. Peningkatan Penemuan dan Tatalaksana Kasus

Kegiatan ini merupakan kegiatan terpenting, karena keberhasilan upaya

penurunan kematian yang diakibatkan penyakit menular pada masyarakat

ditentukan oleh keberhasilan upaya penemuan dan tatalaksana penderita ini.

Dalam kebijakan dan strategi Program P2 maka penemuan dan tatalaksana

penderita ini dilaksanakan di rumah tangga dan masyarakat (keluarga, kader dan

posyandu), di tingkat pelayanan kesehatan swasta (praktek dokter, poliklinik

swasta, RS swasta). Dengan demikian yang melaksanakan kegiatan secara

10
langsung adalah tenaga kesehatan di sarana-sarana kesehatan tersebut dan kader

posyandu di masyarakat.

Adapun prosedur penemuan dan tatalaksana penderita di masing-masing

sarana/tingkatan mengacu pada tatalaksana standar yang ditetapkan.

Sedangkan tatalaksana kasus penyakit menular dilaksanakan melalui pendekatan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) disarana kesehatan dasar. Disamping itu

perlu dilakukan audit kasus dalam upaya peningkatan kualitas tatalaksana kasus

yang dilaksanakan dengan koordinasi tingkat kabupaten/kota.

4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam program P2 meliputi kader, petugas

kesehatan yang memberikan tatalaksana di sarana pelayanan kesehatan

(Polindes, Pustu, Puskesmas, RS, Poliklinik), pengelola program P2 di puskesmas,

kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Upaya peningkatan kualitas SDM P2 dilakukan

di berbagai jenjang melalui kegiatan pelatihan, setiap pelatihan yang dilakukan

perlu ditindaklanjuti dengan supervisi dan monitoring serta pembinaan di lapangan.

Selanjutnya pelaksanaan pelatihan secara terpadu dengan program lain perlu

dikembangkan, terutama pelatihan menyangkut aspek manajemen atau pengelola

program P2 dilakukan pula melalui kegiatan magang, asistensi tatalaksana oleh

dokter ahli, studi banding, seminar dan workshop sesuai dengan kebutuhan.

b. Logistik

Dukungan logistik sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan program P2

Aspek logistik Pemberantasan Penyakit menular mencakup peralatan, bahan dan

sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan. Sampai saat ini

logistik kegiatan distandarisasi, dari logistik untuk kegiatan penemuan dan

tatalaksana penderita dan logistik untuk kegiatan komunikasi dan penyebaran

informasi.

Untuk kegiatan penemuan dan tatalaksana penderita mencakup obat dan

alat bantu hitung pernapasan (soundtimer).

Untuk kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi, logistik yang telah

disediakan program meliputi media cetak dan elektronik.

5. Surveilans P2
11
Untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan

penyakit termasuk IMS.HIV.MALARIA DBD,TB,KUSTA secara efektif dan efisien,

diperlukan data dasar (baseline) dan data program yang lengkap dan akurat.

Upaya dalam mendapatkan data atau informasi tersebut diatas dilakukan melalui

kegiatan surveilans epidemiologi yang aktif dengan diferivikasi oleh survey atau

penelitian yang sesuai. Surveilans epidemiologi ISPA diarahkan untuk

mendapatkan data dan informasi yang dapat digunakan sebagai landasan dalam

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program pemberantasan Penyakit

menular secara efektif dan efisien serta mampu mengantifikasi kecenderungan-

kecenderungan yang mungkin muncul.

Namun demikian secara umum pelaksanaan surveilans Program P2 mengikuti

langkah-langkah surveilans epidemiologi pada umumnya, sebagaimana diuraikan

berikut:

a. Tujuan Surveilans

Menyediakan informasi tentang situasi dan besarnya masalah penyakit menular

khususnya kejadian di masyarakat beserta faktor resikonya dan informasi lain yang

diperlukan bagi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular secara

efektif sehingga angka kesakitan dan kematian balita akibat penyakit menular

dapat diturunkan sesuai tujuan.

b. Kegiatan

1) Pengumpulan data

Data penyakit menular dikumpulkan di sarana kesehatan tingkat pertama (rawat

jalan rumah sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu, serta pelayanan kesehatan

swasta) dengan menggunakan formulir, kartu atau buku khusus. Selanjutnya kasus

penyakit menular dari sarana tersebut dilaporkan ke puskesmas yang menangani

wilayah kerja dari sarana kesehatan yang bersangkutan, secara aktif (melaporkan

sendiri) maupun pasif (puskesmas menjemput laporan dari sarana kesehatan di

wilayah kerjanya) dengan menggunakan instrumen standar yang dibuat oleh

puskesmas. Puskesmas selanjutnya meneruskan laporan ke Dinas Kesehatan

12
Kabupaten/Kota. Untuk laporan kasus dari rumah sakit, laporan langsung ke Dinas

Kesehatan (Subdin P2M).

2) Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul, baik dari institusi sendiri maupun dari luar selanjutnya

dilakukan pengolahan dan analisa. Pengolahan dan analisa data dilaksanakan baik

oleh puskesmas, Kabupaten/kota maupun Propinsi.

3) Penyajian Data Umpan Balik

Sebagai bahan atau dasar bagi kepentingan pelaksanaan kegiatan atau perbaikan

pelaksanaan kegiatan, hasil kerja survailans P2 perlu disajikan dan disebarluaskan

atau diumpanbalikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya secara teratur, baik

kalangan internal maupun eksternal.

4) Peningkatan Jaringan Informasi

Jaringan informasi antara Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat sangat diperlukan

untuk membangun sistem informasi kesehatan yang handal sehingga mampu

meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaannya pemberantasan

penyakit menular antar berbagai jenjang dari mulai perencanaan sampai dengan

evaluasi program.

6. Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan pokok ini terdiri dari dua kegiatan penting, yaitu pemantauan (monitoring)

dan penilaian (evaluasi).

a. Pemantaauan Pemberantasan Penyakit menular (monitoring) dimaksudkan

untuk memantau secara teratur kegiatan dan pelaksanaan program agar dapat

diketahui apakah kegiatan program dilaksanakan sesuai dengan yang telah

direncanakan dan digariskan oleh kebijaksanaan program. Pelaksanaan

pemantauan Pemberantasan Penyakit menular dapat memanfaatkan kegiatan

supervisi dan bimbingan tehnis, Pencatatan Pelaporan Pemberantasan Penyakit

menular, dan Pemantauan program P2M & PL di Kabupaten/kota.

b. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pencapaian hasil kegiatan telah

memenuhi target yang diharapkan, mengidentifikasi masalah dan hambatan yang

dihadapi serta menyusun langkah-langkah perbaikan selanjutnya termasuk


13
perencanaan dan penganggaran. Kegiatan evaluasi dilaksanakan di berbagai

jenjang administrasi kesehatan, baik ditingkat pusat, provinsi maupun

Kabupaten/Kota.

c. Peningkatan Manajemen Program, aspek manajemen program P2 yang

masih memerlukan perhatian terus ditingkatkan diantaranya aspek perencanaan,

pembiayaan, dan administrsi. Aspek manajemen tersebut diatas merupakan beban

kerja terbesar untuk unit yang mengelola Pemberantasan Penyakit menular baik di

tingkat pusat, provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Kegiatan ini juga dilaksanakan diberbagai tingkat administrasi kesehatan.

Peningkatan manajemen program pada aspek perencanaan dilakukan melalui

penerapan perencanaan dan penganggaran kesehatan terpadu (P2KT) dalam

perencanaan kegiatan program P2 .


Penerapan P2KT dalam pelaksanaan program P2 akan efektif bila didukung

kinerja surveilans yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan akurat

sehingga menghasilkan perencanaan program P2 berdasarkan fakta (evidence

based planning). Dalam meningkatkan manajemen pembiayaan, diupayakan

penggalian potensi sumber biaya masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah,

dan lembaga-lembaga donor, mengingat kemampuan pemerintah dalam

penyediaan biaya untuk program cukup terbatas.

sedangkan potensi sumber dana dari masyarakat atau swasta belum teralokasi

dengan baik. Untuk itu dalam mewujudkan pembiayaan program P2 yang

memadai di berbagai jenjang administrasi kesehatan, perlu diupayakan secara

terus-menerus penggalian potensi sumber biaya non pemerintah.

D. Pengembangan Program

Dalam upaya pencapaian tujuan pemberantasan penyakit menular khususnya,

perlu dilakukan pengembangan program sesuai dengan tuntutan perkembangan di

masyarakat. Pengembangan program P2 dilakukan diantaranya melalui kegiatan

penelitian, uji coba konsep-konsep intervensi baru seperti pendekatan tatalaksana

penderita penyakit menular , pencegahan dan penanggulangan faktor resiko baik

dilingkungan maupun kependudukan, peningkatan kemitraan, peningkatan

manajemen dan sebagainya serta kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya seperti

pertemuan kajian program, seminar, workshop dan sebagainya.

14
C. Faktor-faktor Keberhasilan

Untuk meningktkan keberhasilan pengendalian penyakit menular tidak dapat

dilaksanakan hanya dari jajaran kesehatan saja namun harus didukung pemangku

kepentingan dan masyarakat agar dapat mencapai tujuan.

Pelaksanaan pengendalian penyakit menular memerlukan komitmen pemerintah

pusat, pemeritah daerah, dukungan dari lintas program, lintas sektor serta peran

serta masyarakat termasuk dunia usaha. Pedoman ini mengulas situasi

pengendalian pneumonia, kebijakan dan strategi, kegiatan pokok, peran pemangku

kepentingan, tantangan dan pengembangan ke depan sesuai dengan visi misi dan

rencana strategis Kementerian Kesehatan.

Peningkatan pelaksanaan pengendalian penyakit menular perlu didukung dengan

berbagai kegiatan pengendalian baik sarana, prasarana, sumber daya manusia

dan semua sumber dana pendukung program yang tersedia baik APBN maupun

APBD untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan program dan

target yang telah ditentukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

jajaran kesehatan, pemangku kepentingan dan masyarakat itu sendiri.

L. JADWAL PELAKSANAAN
Tahun 2016
N J F M A M J J A S O N D
Kegiatan
o a e a p e u u g e k o e
n b r r i n l s p t p s
1 Penyuluhan X X X X X X X X X X X X
2 Kunjungan Rumah X X X X X X X X X X X X
3 Rapat lintas sektor X X
4 Rapat lintas program X X X X

M. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi kegiatan Upaya Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular lintas
program Puskesmas Tirtomoyo I dilakukan tiap tribulan sesuai dengan jadwal
kegiatan di atas dengan hasil yang dicapai pada bulan tersebut

N. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan dicatat dan dilaporkan kepala Puskesmas Tirtomoyo I dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonogiri

Tirtomoyo, 16 Agustus 2016

Mengetahui Mengetahui Ketua UKM Petugas P2


Kepala Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Tirtomoyo I Tirtomoyo I Tirtomoyo I

15
dr.Rokhmawati Sholikhah RM Sri Sukiyanto, AMK Sunaryo
Nip.197505012005012017 Nip. 198801022011011007 Nip. 19680203 199003 2009

16

Anda mungkin juga menyukai