Jalan Pramuka No.19 Sukamaju, Kec Sukamaju, Kab Luwu Utara yang terdiri atas UGD 24 jam,
instalasi rawat inap umum dan bersalin, instalasi rawat jalan (poli umum, poli gigi, KIA,
Budaya dan kebiasaan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sukamaju tidak jauh
dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya, yakni giat gotong royong
Wilayah kerja Puskesmas Sukamaju adalah lingkup wilayah Kecamatan Sukamaju yang
beribu kota Sukamaju terletak antara 01 53, 19-02 55 36 Lintang selatan dan 119 47 46 -
Luas wilayah kecamatan Sukamaju tercatat 208,2 km dan secara administrasi
pemerintahan terbagai menjadi 14 desa.Iklim Luwu Utara termasuk iklim tropis, dengan curah
hujan rata-rata 188,75 mm dan hari hujan rata-rata 11,83 dengan kelembaban rata-rata 82,92%.
1
Dari 14 desa yang terluas adalah Desa Tamboke dengan luas wilayah 63,11 km2,
sedangkan yang terkecil adalah desa Wonosari dengan luas wilayah 0,89 km2.
terdiri dari laki-laki 12.873 jiwa perempuan 12.763 jiwa dan tersebar di 14 desa, dengan jumlah
penduduk terbesar yakni 3.558 jiwa mendiami desa Sukamaju, dan jumlah penduduk terkecil
Tabel 1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Desa Tahun 2016 s/d 2019
2
15 Sukamukti 1.135 1.136 1.376
Persebaran penduduk pada 14 wilayah desa tidak merata, hal tersebut disebabkan karena
luas wilayah tiap desa tidak sama. Desa Sukadamai yang terkecil luas wilayahnya mempunyai
jumlah penduduk 847 jiwa, sedangkan desa Sukamaju yang terluas wilayahnya mempunyai
Peningkatan jumlah penduduk kecamatan Sukamaju dari tahun 2016 sampai dengan 2019,
Gambar 2.2 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Sukamaju Tahun 2016 s.d. 2019
[Y VALUE]
[Y VALUE]
[Y VALUE] [Y VALUE]
peningkatan dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2019 jumlah penduduk mengalami
penurunan hal ini disebabkan karena 3 desa yang ada di wilayah kecamatan sukamaju bergabung
3
ke kecamatan sukamaju selatan,sehingga desa yang ada di kecamatan sukamaju saat ini sebanyak
14 desa, faktor mata pencaharian penduduk yang berbeda-beda, sehingga sebagian penduduk
merantau ke daerah lain, dalam arti bahwa sebagian penduduk tidak menetap atau bertempat
Pertumbuhan ekonomi dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 tidak terdapat data
yang pasti di BPS kecamatan Sukamaju, tapi menurut perkiraan bahwa, mata pencaharian
penduduk wilayah kecamatan Sukamaju sebagian besar petani diperkirakan berkisar 70,10%,
PNS 8,20 %, ABRI 0,50 % dan Wiraswasta 17,19%, dan lain-lain 4,01%.
70.10%
8.90% 17.19%
0.50% 4.01%
4.4.2 Pendidikan
Fasilitas pendidikan di kecamatan Sukamaju pada tahun 2019 adalah 16 unit taman
kanak-kanak, 17 unit sekolah dasar Negeri/ MI/ swasta, 4 Unit sekolah lanjutan tingkat
pertama Negeri/ MTs/ swasta, dan 4 unit sekolah lanjutan tingkat atas dan sederajat.
4
4.5 Keadaan Perilaku Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Adapun indikator nasional PHBS ada 10 yaitu :
balita setiap bulan; 4) menggunakan air bersih; 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan
makan buah dan sayur setiap hari; 9) melakukan aktifitas fisik setiap hari; dan 10) tidak
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku hygine dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan yang terdiri atas 5 pilar, antara lain :
Stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan
makanan yang aman di tingkat rumah tangga, pengelolaan sampah dengan benar dan
pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan benad. Permenkes Nomor 3 Tahun 2014
menyebutkan “Dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar, perlu menyelenggarakan sanitasi total
5
berbasis masyarakat; Ditahun 2019 dari 14 desa/kelurahan yang ada di kec.
termasuk di kecamatan Sukamaju. Namun demikian sudah ada beberapa area di wilayah kec.
Sukamaju yang bekerja sama dengan Puskesmas Sukamaju yang menetapkan wilayahnya
sebagai Kawasan Tanpa Rokok yaitu di desa Tulung indah, wonosari, Sukadamai, Sukamaju,
4.5.4 Posyandu
memberikan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Promosi Kesehatan).
Persentase Posyandu menurut strata di kecamatan Sukamaju tahun 2019 dapat dilihat pada
gambar berikut.
11%
11% Mandiri
Madya
Purnama
78%
Pratama
6
Situasi derajat kesehatan menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi. Derajat kesehatan
(kematian), morbiditas (kesakitan) dan status gizi. Pada bab ini kondisi derajat kesehatan
masyarakat di Kec. Sukamaju dinilai melalui Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka
4.6.1 Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk,
kehidupan secara permanen yang biasa terjadi setiap saat setelah kelahiran.
penyakit degenerative, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko pada kematian. Kejadian
kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya
Dalam bab ini akan disajikan angka kematian pada Kec. Sukamaju di tahun 2019.
Angka kematian neonatal adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama
setelah kelahiran (0 – 28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama. Jumlah kematian neonatal di Kec. Sukamaju tahun 2019 sebanyak 2 Kelahiran
7
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Secara garis besar dari sisi penyebabnya kematian bayi ada dua macam yaitu endogen
dan eksogen. Kematian endogen biasa juga disebut dengan kematian neonatal merupakan
kematian yang terjadi ada bulan petama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Kematian eksogen atau kematian post neonatal adalah
kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari pengaruh lingkungan. Kasus kematian bayi
di Kec. Sukamaju tahun 2019 sebanyak (1 Kasus) per 433 Kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat
kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidential) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (41
hari setelah melahirkan). Pada tahun 2019 terdapat 3 kematian ibu di puskesmas sukamaju.
4.6.2 Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Tingkat kesakitan mencerminkan situasi derajat kesehatan
masyarakat yang ada di dalamnya. Pada bab ini disajikan gambaran morbiditas penyakit-
penyakit menular dan tidak menular yang dapat menjelaskan keadaan derajat kesehatan
8
BAB V
Melitus di Puskesmas Sukamaju. Penelitian ini ditinjau dari jumlah pasien rawat inap dan rawat
jalan serta total pasien Diabetes Melitus yang menggunakan BPJS dan Umum. Data yang
dikumpulkan adalah data sekunder berdasarkan data rekam medis puskesmas yang dilakukan
Berikut merupakan hasil penelitian mini project yang berjudul prevalensi kejadian
diabetes melitus di Puskesmas Sukamaju. Sampel merupakan pasien diabtes melitus rawat inap
9
Dari gambaran diatas, didapatkan jumlah penderita diabetes melitus pada bulan Juni-
Dari gambaran diatas, dapat dilihat jumlah penderita diabetes melitus yang dirawat jalan
sebanyak 97.2% dan rawat inap sebanyak 7.8%. Setelah dilakukan anamnesis dan pengumpulan
data pasien dari rekam medis yang didiagnosis diabetes melitus di Poliklinik Umum Puskesmas
Sukamaju, pasien lebih mengerti mengenai penyakit yang mereka derita terutama faktor-faktor
apa sajakah yang berkontribusi terhadap penyakit. Salah satunya ada faktor yang tidak dapat
dimodifikasi seperti usia dan genetik. Hal ini dilihat bahwa pasien yang berobat rata-rata berusia
di atas 50 tahun. Selain itu faktor genetik dalam hal ini faktor keturunan turut berperan atas
Umur merupakan salah satu risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring
dengan meningkatnya usia. Usia >45 tahun harus dilakukan skrinning DM dan merupakan factor
yang tidak dapat dimodifikasi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa mereka
dengan usia >45 tahun adalah kelompok usia yang berisiko menderita DM. Lebih lanjut
dikatakan bahwa DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh
Tingginya prevalensi DM, yang sebagian besar adalah tergolong dalam DM tipe-2
disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis dan paparan terhadap
lingkungan. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan faktor risiko DM tipe-2
adalah perubahan gaya hidup seseorang, diantaranya adalah kebiasaan makan yang tidak
seimbang akan menyebabkan obesitas. Selain pola makan yang tidak seimbang, aktifitas fisik
juga merupakan faktor risiko dalam memicu terjadinya DM. Latihan fisik yang teratur dapat
10
meningkatkan mutu pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tetapi
dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat. Penekanan kasus Diabetes Melitus pada
masyarakat dengan melakukan gaya hidup yang sehat guna menormalkan kadar glukosa
darah sehingga terhindar dari penyakit DM. Pada data pasien agar dapat dicantumkan TB
(m2 ) dan BB (kg) pasien untuk bisa diketahui jika adanya faktor resiko obesitas pada pasien
diabetes khususnya DM tipe-2
B. Saran
2. Melakukan penyuluhan kesehatan terhadap ibu hamil dan mendeteksi dini diabetes mellitus
3. Media penyuluhan dapat dilakukan menggunakan media seperti leaflet, poster dan booklet.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4153315
3. ADA. 2016. Standard of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care, vol 39.
http://care.diabetesjournals.org/content/suppl/2015/12/21/39.Supplement_1.DC2/2016-
Standards-of-Care.pdf .
4. WHO. 2017. Proposed working definition of an older person in Africa for the MDS Project.
7. Ralph A. DeFronzo. From the Triumvirate to the Ominous Octet: A New Paradigm for the
8. DR. dr. Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD-KEMD, dkk.2019. Pedoman Pengelolaan dan
9. Price SA. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . 2015. Ed 6 Vol.2. EGC.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513253/
13
11. Lin MV, Bishop G, Herrero MB. Diabetic ketoacidosis in type 2 diabetics. J Gen Intern
HealthOrganization.www.who.int/diabetes/action_online/basics/en/index3.html .
onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/path.2110/abstract;jsessionid=D17B8DA407157AD61
221ED94697D0A0E.f02t03 .
14. Kim KS, Kim SK, Sung KM, Cho YW, Park SW. Management of type 2 diabetes mellitus
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3486979/
15. Muhammad Mirza,dkk. 2018. Gambaran factor Risiko Diabetes Melitus Tipe-II Pada Pasien
Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Meraxa Kota Banda Aceh. Jurnal Risetdan
16. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawata.
14
15