Anda di halaman 1dari 62

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

PUSKESMAS merupakan pelayanan kesehatan dasar terpadu dengan tujuan

meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan yang merata dan meningkatnya mutu

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, serta menumbuh kembangkan

sikap dan kemandirian hidup sehat dengan prinsip bahwa pelayanan kesehatan diberikan

sesuai masalah dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Pembangunan kesehatan

adalah upaya bangsa yang dilakukan secara terencana , bertahap dan berkesinambungan

untuk mewujudkan derajat kesehatan penduduk yang optimal. Pembangunan kesehatan

tidak akan berhasil dengan baik bila tidak didukung oleh segenap masyarakat Untuk

membangun peran serta tersebut, maka kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup

sehat perlu secara terus menerus ditingkatkan. Seluruh masayarakat harus sadar akan

kepentingan hidup sehat, memiliki kemauan yang tinggi untuk memperbaiki dan

meningkatkan kesehatannya serta memiliki kemampuan mengatasi masalah

kesehatannya.

Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai positif

pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu pihak pengelola program harus bisa

menyediakan dan memberikan data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat yang

dikemas secara baik, sederhana, informative dan tepat waktu, informasi tersebut kami

kemas dalam bentuk Profil Kesehatan.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo merupakan gambaran situasi

kesehatan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo yang
2

frekuensi penerbitannya sekali dalam satu tahun. Data dan informasi yang termuat antara

lain data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan,

masalah kesehatan dan lain sebagainya. Profil ini disajikan secara sederhana dan

informatif dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, Profil kesehatan dapat dipakai sebagai

tolok ukur keberhasilan / kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama

tahun 2018 dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal, sekaligus bisa dipakai

sebagai bahan evaluasi. Dalam setiap penerbitannya, Profil Kesehatan UPT Puskesmas

Rawat Inap Sidomulyo, tim penyusun telah melakukan upaya semaksimal mungkin baik

dari segi analisis maupun datanya sesuai masukan dari berbagai pihak.

1.2 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Profil Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018 ini

adalah dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai gambaran situasi

kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo selama tahun

2018, berupa cakupan program, permasalahan yang ditemukan serta solusi pemecahan

masalah yang tepat untuk pengembangan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas

Rawat Inap Sidomulyo.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo tahun 2018 ini disusun

dengan tujuan untuk menyediakan data maupun informasi yang dapat dimanfaatkan

dalam perencanaan kegiatan-kegiatan pada tahun 2020. Dengan tersusunnya Profil

ini, maka dapat dijadikan sebagai acuan data dan informasi resmi. Karena penyusunan

profil ini telah melibatkan semua pihak dan program terkait ditingkat Puskesmas.
3

I.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun

2018 adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan

dan sistematika dari penyajiannya.

Bab II : Gambaran Umum

Bab ini memberikan gambaran umum UPT Puskesmas Rawat Inap

Sidomulyo. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan

informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor - faktor yang

berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor - faktor lain, antara lain:

kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

Bab III : Sarana Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang fasilitas kesehatan meliputi Puskesmas

(rawat inap dan non rawat inap) beserta jejaringnya, Rumah Sakit (baik

RS umum maupun RS khusus), sarana produksi dan distribusi

kefarmasian serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(Posyandu dan Posbindu PTM).

Bab IV : Sumber Daya Manusia Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan

sumber daya kesehatan lainya.

Bab V : Pembiayaan Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang anggaran pembiayaan kesehatan.


4

Bab VI : Kesehatan Keluarga

Bab ini menguraikan tentang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan

usia produktif dan usia lanjut.

Bab VII: Pengendalian Penyakit

Bab ini menguraikan tentang pengendalian penyakit menular

langsung,pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi,pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic,

Pengendalian Penyakit tidak menular.

Bab VIII: Kesehatan Lingkungan

Bab IX: Penutup

Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak

dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan puskesmas ditahun yang

bersangkutan. Selain Keberhasilan-Keberhasilan yang perlu dicatat,

bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang

dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran: Pada lampiran ini berisi table resume/angka pencapaian puskesmas dan

77 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsive

gender.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Geografis

Kondisi wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo sebagian besar

areal pertanian dan perkebunan, hanya sebagian kecil areal pesisir ± 3 km dari jalan

lintas Sumatera. Semua akses untuk menempuh wilayah kerja UPT Puskesmas

Sidomulyo melalui jalan darat, hanya untuk Desa Bandar Dalam agak sulit dijangkau

karena keadaan geografis nya berupa perbukitan serta batuan terjal.

Adapun luas wilayah kerja UPT Puskesmas Sidomulyo  145.69 km2. Sejak

tahun 2014, Kecamatan Sidomulyo mengalami pemekaran sehingga kini wilayah

kerja UPT Puskesmas Sidomulyo meliputi 16 Desa. Daerah yang terluas adalah Desa

Suak dengan luas wilayah 20 km² atau sekitar 13,1% dari luas total wilayah kerja

Puskesmas Sidomulyo, sedangkan Desa Siring jaha merupakan daerah yang memiliki

wilayah yang paling kecil yaitu seluas 1,2 km² atau sekitar 1,2% dari luas total

wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo. (lihat tabel 1)

Tabel 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Di Wilayah UPT Puskesmas Sidomulyo 2018

RATA-
LUAS JUMLAH RATA KEPADATAN
DUSUN WILAYAH
N DESA (KM2) PENDUDU JIWA/ PENDUDUK
O K RUMAH
TANGGA
1. Bandar Dalam 11 13,53 3,906 3.24 3906.00
2. Campang Tiga 4 11,94 3,615 3.42 1807.50
3. Talang Baru 5 13,72 2,191 3.42 730.33
4. Suka Banjar 7 13,99 4,600 3.73 1150.00
5. Banjar Suri 5 7,2 2,119 2.91 423.80
6. Kota Dalam 7 10,07 2,361 3.34 393.50
7. Budidaya 6 6,37 2,091 3.26 298.71
8. Siring Jaha 4 1,2 1,817 3.49 227.13
9. Suak 8 20 4,506 3.50 500.67
10. Suka Maju 5 8 1,591 3.67 159.10
6

11. Suka Marga 5 8,54 2,056 3.62 186.91


12. Seloretno 6 2.58 3,597 3.40 299.75
13. Sidodadi 8 6,4 8,588 3.73 660.62
14. Sidowaluyo 9 8,8 7,672 2.14 548.00
15. Sidorejo 7 8,4 7,955 3.80 530.33
16. Sidomulyo 10 4,95 5,385 3.28 336.56
Sumber : Data SP2TP UPT Puskesmas Sidomulyo Tahun 2018

Wilayah administratif UPT Puskesmas Sidomulyo Kec.Sidomuyo Kabupaten

Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Candipuro

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Kalianda

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Katibung

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Way Panji

2.2 Demografi

Jumlah Penduduk diwilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo tahun

2018 adalah sebesar 64.050 jiwa. Penyebaran penduduk diwilayah UPT Puskesmas

Rawat Inap Sidomulyo belum benar-benar merata. Wilayah terpadat di Desa


7

Sidomulyo dengan tingkat kepadatan sekitar 1071 per km² dan juga penduduk

tertinggi selama tahun 2018 yaitu Desa Sidodadi Sekitar 8.585 jiwa atau sekitar

13,1% dari total jumlah penduduk, dan jumlah penduduk terendah di Desa Suka Maju

dengan jumlah kepadatan penduduk sekitar 1.591 jiwa.

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari

perkembangan ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan

penduduk perempuan. Ratio jenis kelamin penduduk di wilayah UPT Puskesmas

Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018 dapat dilihat dari tabel 2, dengan seks ratio

antara penduduk perempuan dan laki-laki pada tahun 2018 adalah sebesar 35.702 :

28.348. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk laki-laki lebih tinggi

dibandingkan perempuan.

2.3 Topografi

Wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo merupakan daerah dataran

rendah dengan ketinggian rata-rata 400 m diatas permukaan laut, dengan keadaan

tanah sebagian besar berpasir yang dijadikan daerah perladangan untuk menanam

palawija dan persawahan yang tergantung curah hujan. Pada umumnya seluruh

wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo dapat dijangkau oleh kendaraan

roda 2 dan 4. Puskesmas Sidomulyo terletak di desa Sidorejo, Jarak antara desa

dengan Puskesmas yang terdekat adalah 1 km dan yang terjauh (Desa Suak dan desa

Bandar Dalam + 5-10 km). Jalan menuju ke Ibukota Propinsi dan Ibukota Kabupaten

seluruhnya berupa jalan aspal, kecuali sebagian desa-desa yang berada cukup jauh

dari Puskesmas, masih berupa jalan batu dan tanah.

Jarak antara UPT Puskesmas Sidomulyo ke Ibukota Kabupaten + 20 Km

sedangkan ke Ibukota Propinsi + 50 Km.

2.4 Sosial Ekonomi


8

Untuk mengetahui potensi ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari aspek

sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, infra struktur, kelembagaan dan

keragaman (kinerja) perekonomian daerah. Kinerja perekonomian daerah antara lain

dapat dilihat pada struktur perekonomian.

Keadaan geografis di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo

sebagian besar adalah areal pertanian, maka seperti tahun-tahun sebelumnya sektor

pertanian masih merupakan sektor yang memberikan andil terbesar dalam struktur

ekonomi wilayah kecamatan Sidomulyo yaitu sebesar 57 %, selengkapnya dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

Diagram 1
Jumlah Penduduk menurut Mata pencaharian
Di Wilayah UPT
23% Puskesmas
Sidomulyo
Tahun 2018
3%

57%

17%

Petani Pedagang PNS Lain-lain

2.5 Analisis Lingkungan Kesehatan

2.5.1 Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo

terdiri dari 16 desa dan ± 40 % dataran rendah serta areal persawahan, 40 %

dataran tinggi dan berbukit. Oleh karena itu lingkungan fisik yang perlu di

analisa di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo hampir

merata disemua wilayah di 16 desa, terutama di Desa Suak yang berpotensi


9

sangat tinggi terhadap penyakit malaria karena desa tersebut terletak didaerah

pinggir pantai. Juga desa yang berpotensi tinggi terhadap penyakit demam

berdarah yaitu Desa Sidodadi, karena Desa Sidodadi merupakan desa Endemis

untuk kasus penyakit Demam berdarah.

2.5.2 Lingkungan Biologis

Keadaan sanitasi masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap

Sidomulyo dengan menganalisa pemakaian jamban yang memenuhi syarat. Pada

tahun 2018 seluruh penduduk yang ada yaitu 64.050 dan yang telah memiliki

jamban sehat 50.824 (86.,5% ) untuk sarana pembuangan air limbah (SPAL) yang

memenuhi syarat sebanyak 1.709 KK (40%) dari 4.473 KK yang diperiksa. Untuk

penyediaan sarana air bersih baru mencapai 80%.

Adapun jumlah persentase hasil pemeriksaan rumah/bangunan yang diperiksa

jentik nyamuk aedes aegipty dengan jumlah sample 4.220 (26%) dari 16.170

rumah/bangunan yang ada, didapat rumah/bangunan yang bebas jentik sebanyak

3.416 atau sekitar 81% .

2.6 Analisis Prilaku Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat

Indikator terhadap perilaku masyarakat dan peran serta masyarakat dalam

pembangunan kesehatan antara lain dapat diukur atau tergambar dengan seberapa

banyak kepesertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan Nasional misalnya Askes,

BPJS, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan lain-lain. Berdasarkan Susenas dinyatakan

bahwa pembiayaan kesehatan yang berasal dari pemerintah hanya mencapai 30 %

sedangkan pembiayaan yang berasal dari masyarakat tercatat 70 %. Hanya saja cara

pembiayaan dari masyarakat ini masih bersifat langsung. Masyarakat belum terbiasa

menjadi anggota dalam pembiayaan kesehatannya misalnya saja melalui asuransi


10

kesehatan (JKN). Tercatat masyarakat di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo yang

telah menjadi anggota dalam pembiayaan kesehatan tahun 2018 berupa JKN sebanyak

56% Terlihat dari data tersebut diatas bahwa masyarakat UPT Puskesmas Rawat Inap

Sidomulyo belum terbiasa menjadi anggota dalam asuransi pembiayaan kesehatan.

Perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan cenderung berobat ke sarana - sarana

kesehatan pemerintah seperti puskesmas, pustu, maupun praktek swasta dokter, bidan

maupun balai-balai pengobatan dan hanya sebagian kecil yang mengobati sendiri.

Salah satu indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat kemandirian

posyandu, yaitu dari jumlah posyandu 87 buah yang terdiri dari Posyandu Pratama 0

POS,Posyandu Madya 87 POS, dan Posyandu Purnama sebanyak 0 POS, Sedangkan

untuk posyandu Mandiri 0 POS. Data terakhir menunjukkan Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) di Puskesmas rawat Inap Sidomulyo adalah pembangunan

poskesdes yang sebelumnya sebanyak 6 buah kini menjadi 7, Posyandu kelompok Usila

19 buah, Jumlah kader aktif 392 orang (90 %) dari jumlah kader yang ada sebanyak 435

orang.

Untuk perilaku masyarakat dalam pemanfaatan posyandu dapat dilihat dari cakupan

D/S. Pada tahun 2018 jumlah balita yang ditimbang 4743. Cakupan D/S tahun 2018

sebesar 4743, sementara untuk balita dengan status BGM sebanyak 0,1 %. Perilaku

masyarakat terhadap kesehatan lingkungan diantaranya adalah dilihat dari jumlah rumah

tangga ber PHBS, dari 17876 rumah tangga yang di pantau, 10726 atau sekitar 60% yang

telah melaksanakan PHBS 7830. Sementara PHBS di institusi pendidikan , tempat umum

dan tempat kerja,dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. PHBS di Institusi

No Institusi Jumlah PHBS %


1 Sarana Kesehatan 24 18 75
2 Pendidikan 45 30 66
11

3 Ibadah 70 38 54
4 Kantor 20 20 100

Dari 64.050 jiwa jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap

Sidomulyo mempunyai pola makan sehari tiga kali, dengan konsumsi makanan yang

masih kurang memenuhi standar empat sehat lima sempurna, karena bila sudah makan

nasi dan lauk sudah dirasakan cukup.

Perilaku masyarakat dalam kasus penyalahgunaan obat berbahaya oleh para remaja di

UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo adalah permasalahan yang harus segera

ditangani, keadaan ini akan mengkhawatirkan karena akan berdampak terhadap moral dan

mental generasi mendatang. Untuk itu UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomuyo telah

mengantisipasinya dengan mengadakan penyuluhan NAPZA pada tahun 2008 sebanyak

17 kali atau 20,5 % dari keseluruhan kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada tahun

2014 dilaksanakan 1 kali, pada tahun 2015 sebanyak 2 kali sedangkan pada tahun 2018

sebanyak 3 kali.

Walaupun belum ada data yang pasti mengenai perilaku hidup sehat lainnya misalnya

tidak merokok, namun perilaku merokok dapat dikatakan cukup memprihatinkan

terutama di kalangan penduduk yang berpenghasilan lebih rendah, dimana rata-rata

penduduk diwilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo mulai dari remaja

sampai dewasa yang didominasi oleh orang laki-laki masih mempunyai kebiasaan

merokok di dalam rumah. Hal ini berarti perilaku Hidup Bersih dan Sehat /PHBS masih

dianggap kurang.
12

BAB III

SARANA KESEHATAN

III.1 Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya


kesehatan. Suatu lembaga dalam mata rantai system kesehatan nasional yang
mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat.

Sarana kesehatan telah diatur oleh permenkes no.75 tahun 2014.

Sarana Kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat


sehingga memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
deraja kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk.

Sarana Kesehatan di Puskesmas sangat penting karena saran kesehatan digunakan


untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Sarana Kesehatan Meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, Puskesmas,


Puskesmas Pembantu, Poliklinik atau Balai Pengobatan, BKIA, Dokter dan Bidan
Praktek Swasta, Posyandu, apotek dan laboratorium.

Puskesmas rawat inap sidomulyo Melayanin Rawat Inap dan Persalinan.

sarana dan prasarana merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sarana dan prasarana yang ada di UPT

Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Fasilitas Puskesmas

No. Jenis Fasilitas Jumlah


1. Puskesmas 1 Unit
2. Puskesmas pembantu 4 Unit
3. Gudang Obat 1 Unit
4. Laboratorium Sederhana 1 Unit
5. Rumah bersalin 0
6. Balai Pengobatan Swasta 3
7. Praktek Dokter 8
8. Praktek Bidan 15
9. Praktek keperawatan 3
10. Apotik 8
11 Toko Obat terdaftar 0
13

III.2. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan

Cakupan pengobatan pada tahun 2018 mencapai 37,23% melebihi dari target SPM

(25%). Dari target 25% dengan jumlah penduduk 64.050 jiwa, jumlah cakupan

rawat jalan di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018 sebanyak

41.445 pasien. Berdasarkan status pembayaran maka jumlah pasien pada tahun

2018 sebagai berikut : JKN 14.350 (56.8%), jumlah pasien umum sebanyak

10.639 (43.2%). Jumlah kunjungan rawat jalan di UPT Puskesmas Rawat Inap

Sidomulyo berdasarkan status pasien dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 1

43.2
umum
JKN
56.8

Persentase Cakupan Rawat Jalan

UPT Puskesmas Sidomulyo tahun 2018

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Sidomulyo Tahun 2018

2. Cakupan Rawat Jalan Gigi


14

Dari target 4% dari jumlah penduduk jumlah cakupan rawat jalan gigi di UPT

Puskesmas Sidomulyo tahun 2014 sebanyak 313 pasien (0,5%). Sedangkan pada

tahun 2015 jumlah kasus rawat jalan gigi sebanyak 2377 kasus atau 38.66% dan

tahun 2016 sebanyak 2649 kasus atau 4.2 % dan tahun 2017 meningkat sebanyak

2.786 kasus atau 4,8% sedangkan 2018 meningkat sebanyak 3.645 kasus 6,5%.

DIAGRAM 2
PERSENTASE CAKUPAN RAWAT JALAN GIGI
UPT PUSKESMAS SIDOMULYO TAHUN 2013S/D 2017

0 1 2 3 4 5 6 7

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Sidomulyo Tahun 2014 – 2018

Pada tahun 2018 jumlah kasus rawat jalan gigi :

Tabel 4

10 Besar Penyakit Gigi Tahun 2018

No Kasus Kode Jumlah %


1 Gang & perkembangan & erupsi gigi K.00 1.583 37.1
2 Periapikal abses tanpa keterlibatan sinus K 04.1 609 23.1
3 Nekrosis pulpa K 04.7 557 13.4
4 Pulpitis K 04.5 541 9.39
5 Periodontitis marginalis kronis K 05.3 310 5.66
6 Impaksi gigi K 04.0 167 4.53
7 Karies gigi K 02.9 120 2.75
8 Periodontitis apikalis kronis K 01.1 94 2.22
9 Gingvitis marginalis kronis K 05.1 67 1.13
10 Kalculus gigi K 03.6 42 0.60
15

3. Cakupan Rawat Inap

Sejak tahun 2013, UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo mulai menerima pasien

untuk dirawat inap. Jumlah bed pasien yang tersedia selama 2013 sebanyak 9 bed

dengan ruang rawat inap sebanyak 3 ruangan. Pada 2016 menjadi 10 bed terbagi

dalam 4 ruangan. UPT Puskesmas Rawat Inap juga memiliki ruang bersalin

sehingga memungkinkan UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo untuk menerima

pasien yang hendak melahirkan. Selama tahun 2018, UPT Puskemas Rawat Inap

Sidomulyo telah melayani 572 pasien rawat inap atau sebesar 6,19% dari jumlah

keseluruhan penduduk yang ada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap

Sidomulyo.

10 Besar Penyakit UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo


Tahun 2018 Dari 572
6

7 3 pasien
2
2 1 40

yang

mendapat
11

15
pelayanan

13
melalui
ISPA Hipertensi Gastroenteritis Gastritis RA Dhermatitis Alergika Pneumonia DM Type I Faringitis
Unit
Otitis Media Akut

Gawat

Darurat

UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo dapat dibagi menjadi beberapa kasus atau

penyakit yang terlihat pada diagram dibawah ini:


16

Sumber: Laporan SP2TP UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018

III.3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Keadaan UKBM UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018


No. Jenis UKBM Jumlah
1. KPKIA 16
2. Posyandu Balita 87
3. PSI 16
4. BKB 16
5. Posyandu Usila 16
6. Posindu 16
7. POD 0
8. Pos UKK 0
9. TOGA 74
10. Batra 108
11. Poskesdes 8
12. Polindes 1

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018

Dilihat dari tabel di atas keadaan UKBM wilayah UPT Puskesmas Sidomulyo Tahun
2018 adalah sebagai berikut :

- KPKIA, PSI, BKB


Jumlah KPKIA di wilayah Puskesmas Sidomulyo 16, PSI 16 pos , dan BKB yang
pada pelaksanaannya belum maksimal sehingga perlu pembinaan
berkesinambungan.
17

- Posyandu Balita
Jumlah Posyandu dari tahun 2018 sebanyak 87 posyandu. Dari jumlah posyandu
yang ada, posyandu Madya 87 posyandu, posyandu Purnama 0 posyandu dan
posyandu mandiri 0 posyandu.

- Posyandu Usila
Jumlah posyandu usila 16 posyandu tiap desa memiliki posyandu usila. Melihat
jumlah posyandu yang ada dengan jumlah usila yang ada sudah memadai untuk
melayani para lansia.

- Posbindu PTM ( Penyakit Tidak Menular )

Jumlah Posbindu PTM 16 Posbindu tiap desa memiliki Posbindu PTM.

- Toga
Jumlah KK yang memiliki Toga 4.066 kk dari 16.881 kk (22,3%).

III. 4 Peralatan Kesehatan

Keadaan Peralatan Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo


Tahun 2018

No Jenis Peralatan Hasil Keterangan


. Ya Tidak
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
1 Set Pemeriksaan Umum 1
Dari Standar Di Pmk 75/2014
Terdapat Set Tindakan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
2 1
Medis Dari Standar Di PMK 75/2015
Terdapat Set Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
3 Pemeriksaan Kesehatan 1 Dari Standar Di PMK 75/2016
Ibu
Set Pemeriksaan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
4 1
Kesehatan Anak Dari Standar Di PMK 75/2017
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
5 Set Pelayanan KB 1
Dari Standar Di PMK 75/2018
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
6 Set Pelayanan Imunisasi 1
Dari Standar Di PMK 75/2019
Set Obstetri Dan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
7 1
Ginekologi Dari Standar Di PMK 75/2020
8 Set Insersi Dan 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Ekstraksi AKDR Dari Standar Di PMK 75/2021
9 Set Resusitasi Bayi 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
18

Dari Standar Di PMK 75/2022


Set Perawatan Pasca Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
10 1
Persalinan Dari Standar Di PMK 75/2023
Set Kesehatan Gigi Dan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
11 1
Mulut Dari Standar Di PMK 75/2024
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
12 Set Promosi Kesehatan 1
Dari Standar Di PMK 75/2025
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
13 Set ASI 1
Dari Standar Di PMK 75/2026
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
14 Set Laboratorium 1
Dari Standar Di PMK 75/2027
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
15 Set Farmasi 1
Dari Standar Di PMK 75/2028
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
16 Set Sterilisasi 1
Dari Standar Di PMK 75/2029
17 Set Puskesmas Keliling 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Dari Standar Di PMK 75/2030
Kit Keperawatan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
18 1
Kesehatan Masyarakat Dari Standar Di PMK 75/2031
19 Kit Imunisasi 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Dari Standar Di PMK 75/2032

Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat


20 Kit UKS 1
Dari Standar Di PMK 75/2033
21 Kit UKGS 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Dari Standar Di PMK 75/2034
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
22 Kit Bidan 1
Dari Standar Di Pmk 75/2035
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
23 Kit Posyandu 1
Dari Standar Di PMK 75/2036
Kit Kesehatan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
24 1
Lingkungan Dari Standar Di PMK 75/2037

Sumber : Bendahara Barang UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018
Pada kolom hasil diisi angka "1" di Kolom "Ya" bila puskesmas memenuhi
parameter, dan angka "0" di kolom "Tidak" jika puskesmas tidak memenuhi parameter.
Keadaan peralatan kesehatan di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018
sebagian besar sudah memenuhi parameter Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 yaitu ≥
80%.

III. 5 Obat dan Bahan Habis Pakai


19

UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyopada tahun 2018 memiliki 1 buah


gudang farmasi dan bahan habis pakai. Pada tahun 2018 data 10 Besar Pemakaian Obat
dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3
10 Besar Pemakaian ObatUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

No Nama Obat Jumlah


1 Klorfeniremin maleat tab 4 mg 98.300
2 Paracetamol Tab 500 mg 84.200
3 Amoxcillin Tab 500 mg 76.100
4 Antasida tab 58.600
5 Prednison tab 33.100
6 Vitamin C tab 33.100
7 Dexametason Tab 0,5 mg 26.000
8 Vitamin B Kompleks 26.000
9 Ibuprofen tab 23.900
10 Guainfenesin tab 22.900
Sumber : Koordinator Farmasi UPT Puskesmas Rawat Inap sidomulyo tahun 2018

III.6 Pola Penyakit


Kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dicermati dari pola penyakit penderita yang
berkunjung ke sarana kesehatan yaitu puskesmas, poskesdes maupun sarana
kesehatan swasta.
Berdasarkan Data SP2TP yaitu Laporan Data Kesakitan (LB1), didapat data
10 (sepuluh) besar penyakit yang mendominasi di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo Tahun 2018 sebagai berikut:
Tabel 4
10 Besar Penyakit UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Tahun 2018
NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH
1 INFLUENZA/ISPA 5.028
2 GASTRITIS 2.772
3 BRONKITIS AKUT 1.896
4 HIPERTENSI ESENSIAL 1752
5 DERMATITIS KONTAK ALERGIKA 1652
6 A. REUMATOID 1560
7 DERMATITIS KONTAK IRITAN 1528
8 GASTROENTERITIS 1484
9 DEMAM THIPOID 944
10 DM TIPE 1 812

Sumber : Koordinator BP UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


20

Pada Tahun 2018, Penyakit tidak menular mendominasi 10 Penyakit


terbanyak yaitu Gastritis, Hipertensi esensial, A.reumatoid, demam thipoid dan
Diabetes militus.

BAB IV SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya tenaga merupakan bagian yang penting dalam menjalankan kegiatan atau

program pada semua unit pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Peningkatan

derajat kesehatan yang ditandai dengan menurunnya jumlah kematian ibu dan jumlah

kematian bayi, menurunnya angka kesakitan pada masyarakat dan tidak ditemukannya

masalah gizi buruk di masyarakat, tentunya sangat dipengaruhi oleh sumber ketenagaan, baik

secara kuantitas maupun kualitas. Adapun sumber daya yang ada di UPT Puskesmas Rawat

Inap Sidomulyo adalah sebagai berikut :

Tabel 5
Sumber Daya Tenaga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Kebutuhan
No Jenis Tenaga PNS THL TK PTT Permenkes ABK Keterangan
. S S 75 tahun
2014

1 Dokter umum 3 2 2
2 Dokter gigi 1 1 1
3 Perawat 13 3 8 13
4 Bidan D3 33 13 7 12
5 Ahli 1 1 1
21

Teknologi
Lab. Medik
Tenaga 1 1
6 1 1
Kesling
Tenaga 1
7 2 1
Kefarmasian
8 Tenaga Gizi 1 2 2
9 Perawat Gigi 1 1 1 1
Tenaga 1 1
10 2
Kesmas
11 Perawat S1 1 0 1
12 Bidan DIV 2 0 1
Medical 1
13 1 1
Record
Pekarya 1
14 1 1
Kesehatan
Asisten 1
15. apoteker 1 1
pemula
Tenaga 1 2
16. 2
Administrasi
17. Pengemudi 1 1 1
Tenaga 2 2
18. 2
Kebersihan
JUMLAH 63
0 21 0 34 44
Sumber : Koordinator Tata Usaha UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Dilihat dari distribusi tenaga kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyopada tahun 2018 berdasarkan standar rasio masih terdapat tenaga yang
belum sesuai dengan standar rasio. Banyak tenaga yang masih kurang mencukupi,
terutama tenaga Dokter Gigi, Tenaga Gizi dan Tenaga Administrasi.
22

V. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan bidang kesehatan merupakan sumbangan yang sangat penting untuk dapat

berjalannya kegiatan-kegiatan yang ada di Puskesmas. Oleh karena itu yang terpenting

dalam pembiayaan adalah bagaimana memanfaatkan seoptimal dan seefisien mungkin

untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5.1 . Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan

Penyelenggaraan JKN bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat

kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efesien. Pelayanan JKN yang

diberikan antara lain pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap, serta rujukan

rawat jalan maupun rawat inap tingkat lanjutan dan pelayanan kegawat daruratan

ditambah pelayanan persalinan ibu hamil miskin.

Di Wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kabupaten Lampung

Selatan pada tahun 2018 jumlah peserta JKN sebanyak 34.920 dengan rincian non
23

PBI 5.532 dan peserta PBI 29.388. Jumlah dana kapitasi yang dibayarkan per orang

Rp.5.500 dengan jumlah dana alokasi sejumlah Rp 2.610.063.975 di tahun 2018.

Dengan rincian Non Kapitasi 349.510.000 Dan kapitasi 2.260.553.975 (SK Menkes

RI No : 483/Menkes/SK/V/2008 tentang penerima dana program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas dan jaringannya untuk tiap

Kabupaten/Kota Tahun 2008).

Untuk jumlah keluarga prasejahtera hingga saat ini tercatat 28.822 KK atau

43.4% dari jumlah KK (66.277). Namun jumlah ini masih terus bertambah dengan

kondisi perekonomian yang terus memburuk seiring dengan seringnya terjadi

kegagalan tanam dikarenakan musim yang tidak menentu melanda desa-desa

diwilayah Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo.

Indikator terhadap perilaku masyarakat dan peran serta masyarakat dalam

pembangunan kesehatan antara lain dapat diukur atau tergambar dengan seberapa

banyak kepesertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan Nasional misalnya Askes,

BPJS, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan lain-lain. Berdasarkan Susenas dinyatakan

bahwa pembiayaan kesehatan yang berasal dari pemerintah hanya mencapai 30 %

sedangkan pembiayaan yang berasal dari masyarakat tercatat 70 %. Hanya saja cara

pembiayaan dari masyarakat ini masih bersifat langsung. Masyarakat belum terbiasa

menjadi anggota dalam pembiayaan kesehatannya misalnya saja melalui asuransi

kesehatan (JKN). Tercatat masyarakat di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo

yang telah menjadi anggota dalam pembiayaan kesehatan tahun 2018 berupa JKN

sebanyak 56% Terlihat dari data tersebut diatas bahwa masyarakat UPT Puskesmas

Rawat Inap Sidomulyo belum terbiasa menjadi anggota dalam asuransi pembiayaan

kesehatan. Pencapaian ini belum memenuhi target SPM pelayanan kesehatan dasar

pasien masyarakat miskin tahun 2018 ( 100% ).


24

5.2.Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan

Semua desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomuyo telah

memanfaatkan dana desa untuk kesehatan.

5.3.Anggaran kesehatan dalam APBD

Anggaran APBD di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo dari tahun ketahun

mengalami kenaikan.

Rincian data Anggaran Kesehatan dalam APBD di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo

Tabel 6

Data Anggaran Kesehatan APBD tahun 2018

Rujukan Oprasional BOK Jampersal Jumlah


TW I - 6.565.000 179.357.500 - 185.922.500
TW II 6.025.000 7.142.500 181.542.500 3.440.000 198.150.000
TW III 13.535.125 6.565.000 264.477.500 - 284.577.625
TW IV - - 172.842.500 17.500.000 196.362500

6.02000
Jumlah 19.560.125 20.272.500 798.220.000 26.960.000 865.012.625
25

BAB VI
KESEHATAN KELUARGA

Hasil analisis situasi siklus hidup, menemukan berbagai masalah kesehatan pada setiap tahap
kehidupan mulai dari neonatal dan bayi (0-1 tahun); balita (1-5 tahun), anak prasekolah 5-6
tahun; anak 6-10 tahun; remaja 10-19 tahun; WUS/PUS (15-49 tahun) atau dewasa 19-44
tahun sampai dengan pra lanjut usia 45-59 tahun, dan lanjut usia 60 tahun ke atas.
Keberhasilan pembinaan kesehatan dengan pendekatan siklus hidup yang dimulai sejak dari
seorang ibu mempersiapkan kehamilannya, sampai bayi lahir, balita, anak usia sekolah dan
remaja, dewasa, dan pra lanjut usia, akan sangat menentukan kuantitas dan kualitas
kehidupan dan kesehatan lanjut usia di kemudian hari. Bila pelayanan kesehatan di semua
tahapan siklus hidup dilakukan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa kualitas kehidupan
di masa lanjut usia akan menjadi lebih tinggi.
VI.I KESEHATAN IBU
6.1.1 Kasus Kematian Ibu

Kematian ibu (Maternal) merupakan indikator dari derajat kematian /mortalitas

disuatu wilayah. Di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada tahun

Pada tahun 2014 tidak ada kasus kematian ibu hamil, pada 2015 terdapat 1 kasus

kematian ibu hamil di desa Campang Tiga Sedangkan 2016 tidak terdapat kasus

kematian ibu hamil dan tahun 2017 tidak terdapat kasus kematian ibu hamil

Sedangkan pada tahun 2018 tidak ada kasus kematian. (lihat diagram 2).
26

Diagram 2
Kasus kematian Ibu Maternal Kecamatan Sidomulyo
Tahun 2014-2018
12

10
3
8
4
6
5
4

2
0 0 0 0
1
0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Laporan Kesga UPT Puskesmas Sidomulyo Tahun 2014-2018

6.1.2 Pelayanan Kesehatan pada ibu hamil


Cakupan K1 (SPM 2018 : 98 %) dan K4 (SPM 2018: 95 %)
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 merupakan indikator
dalam pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis
kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan serta perawat) kepada
ibu hamil selama kehamilan, sesuai dengan pedoman pelayanan
antenatal, yang bersifat promotif dan preventif.
Cakupan ibu hamil K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil
yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4
adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (satu
kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali
pada trimester ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat
kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Cakupan ibu hamil K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal pertama kali dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah
27

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4


kali sesuai jadwal yang dianjurkan dibandingkan sasaran ibu hamil di
satu wilayah kerja pada waktu satu tahun.
Cakupan ibu hamil K1 pada tahun 2018 di UPT Puskesmas
Rawat Inap Sidomulyo sebesar 102,4 % (1258 ibu hamil). Hal ini
berarti sudah Mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
ditentukan sebesar 98 %. Sedangkan cakupan ibu hamil K4 sebesar
96,9 % (1190 ibu hamil). Hal ini berarti Sudah Mencapai target
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditentukan sebesar 95%.

Untuk data per desa cakupan K1 dan K4 pada Tahun 2018 dapat dilihat pada
grafik berikut:

Grafik 1
Cakupan K1 perdesa UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
120.00

102.40
100.00 98.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
B.dal am C .tiga T.baru S.banjar B.Suri Kdalam B.daya S.jaha Suak S.m arga Se lore tno Sidodadi sidowaluyo Sidore jo Si dom uyo PKM SPM
28

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Untuk cakupan K1 per desa di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun
2018, cakupan terendah ada di desa Banjar Suri sebesar 93.2% (481 ibu hamil).
Grafik 2
Cakupan K4 perdesa UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

120

100 96.2 96.1 95.8 96.9 95


91.8 93.5 89.8
93.5
86.7 87.5 87.9 86.4
83.4
80 79.2
80
70.7

60 58

40

20

0
B.Dalam C.tiga T.baru S.banjar B.suri K.dalam B.daya S.jaha suak S.m aju S.marga Se lore tno S.dadi S.waluyo S.re jo sidom ulyo pkm SP M

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Untuk cakupan K4 per desa, 9 desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo sudah sesuai dengan standar SPM (95%)
6.1.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (SPM 2018 = 95%)
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di UPT Puskesmas
Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018 mencapai 95,9% (1126 ibu bersalin). Capain
ini sudah Mencapai target SPM yang ditentukan sebesar 95%.
Untuk data cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Per desa dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 3
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
29

12 0

1 0 1 .3
10 0 98 9 5 .9
94 .8 93 95
9 0.9 9 0 .9 9 1.9 9 1.2
8 9 .5
8 5.7
7 9 .8 8 0 .8
80 7 7.7
7 2 .5 7 3 .3

6 3.6
60

40

20

0
B.Dal am C. tiga T.baru S.ban jar B.s u ri K .d alam B.d aya S.jah a s u ak S.m aju S.m arga Se l o re tn o S.d adi S.wal uyo S.re jo s i do m ul yo pkm SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Dari data cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Per Desa UPT Puskesmas
Rawat InapSidomulyo diatas, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah
mencapai target SPM 95% .

6.1. 4 Cakupan Pelayanan Nifas (SPM 2018 = 94%)


Cakupan pelayanan nifas di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada
tahun 2018 sebesar 98,5 % (1288 ibu nifas).Hal ini berarti, untuk cakupan pelayanan
nifas di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo sudah mencapai target SPM (94%).
Untuk data Cakupan Pelayanan Nifas perdesa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4
Cakupan Pelayanan NifasUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
120.0

101.3
100.0 98.0 98.5
94.8 93.0 94.7 93.3 94.0
90.9 89.4 90.9 91.2
86.6 85.7
83.8
80.3 82.7
80.0 73.3

60.0

40.0

20.0

0.0

Sumber : Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


30

Melihat data diatas, untuk cakupan pelayanan nifas Perdesa UPT Puskesmas
Rawat InapSidomulyoAda 9 desa Yang belum mencapai telah mencapai Target SPM
(94%).
6.1. 5 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A(SPM 2018 =
93%)
Cakupan ibu nifas mendapatkan vitamin A pada tahun 2018 di UPT
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo sebesar 98,5 % (1394 ibu nifas). Hal ini
berarti, untuk cakupan ibu nifas mendapatkan vitamin A di UPT Puskesmas
Rawat Inap Sidomulyo sudah mencapai target SPM (93%).
Untuk data cakupan ibu nifas mendapatkan Vitamin A per desa Tahun
2018 UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 5
Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo Tahun 2018

120.00

101.30 99.70 98.50


100.00 94.1093.10 98.00
92.5090.30 92.5090.90 93.30 93.00
87.8086.00 88.60
80.70
80.00
70.80
60.50
60.00

40.00

20.00

0.00
B.Dalam C .tiga T.baru S.banjar B.suri K .dalam B.daya S.jaha suak S.m aju S.marga Se lore tno S.dadi S.waluyo S.rejo si dom ulyo pkm SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Untuk cakupan ibu nifas mendapatkan Vitamin A per desa UPT


Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada Tahun 2018 terdapat 6 desa yang
belum mencapai target SPM (90%) yaitu desa Sidomulyo dengan cakupan
(70.8%), Sukamarga dengan cakupan (88,6%), Sukamaju dengan cakupan
(80,7%), desa b.daya ( 86%), desa Kotadalam (87,8%) dan desa B.Suri
dengan cakupan (60.5%).

6.1.6 Imunisasi Ibu Hamil TT2+


31

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval


tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan
seumur hidup. Untuk kegiatan imunisasi ibu hamil yang dijadikan indikator pencapaian
hasil kegiatan adalah hasil cakupan imunisasi TT2+, dapat didefinisikan TT2+ adalah
ibu hamil yang telah mempunyai status imunisasi TT2 sampai dengan imunisasi TT5.
Pada tahun 2018 cakupan imunisasi TT2+ di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo sebesar 65,3% (355 ibu hamil). Melihat data diatas, untuk cakupan
imunisasi TT2+ di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo belum mencapai target
SPM (80%). Hal ini terjadi karena peningkatan pelaksanaan program TT5 dosis yang
dihitung dari mulai pemberian TT hingga ibu hamil berstatus TT berikutnya. Selain itu
diperlukan sosialisasi terus menerus pada ibu hamil agar lebih memahami dan
menyadari pentingnya mendapatkan imunisasi TT dan masih adanya petugas yang
belum paham mengenai skrining imunisasi TT.
Untuk cakupan imunisasi ibu hamil TT2+ Per Desa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 6
Cakupan Imunisasi TT2+
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
90.00
84.21
80.43 78.79 80.00
80.00 77.10 76.1078.1077.10
70.64 70.10
70.00 67.4067.10 67.10 65.30
61.4360.00
60.00 58.51
51.69
50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00

Sumber : Koordinator Imunisasi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Untuk Cakupan Imunisasi Ibu Hamil TT2+ per desa UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo Tahun 2018 belum mencapai target SPM (80%) untuk semua desa.

6.1.7 Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe 90 Tablet (SPM 2018 = 92%)
Cakupan pemberian Fe1 pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo sebesar 95% (1420 ibu hamil) sedangkan pemberian Fe3 sebesar 84.1%
32

(1290 ibu hamil). Hal ini berarti pada tahun 2018 cakupan ibu hamil mendapatkan
tablet Fe Belum Mencapai Target ditentukan sebesar 92%.
Untuk Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe 90 Tablet per desa UPT
Puskesmas Rawat InapSidomulyo dapat dilihat pada grafikberikut :

Grafik 7
Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe 90 Tablet
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
120

100

80

60

40

20

0
B.Dalam C.ti ga T.baru S .banjar B.sur i K.dalam B.daya S .jaha suak S.ma ju S.m arga Selor et no S.dadi S.waluyo S.rejo sidom ulyo pkm SPM

Sumber : Koordinator Program Gizi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018
Untuk cakupan 90 tablet Fe per desa UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
Tahun 2018, belum smua desa mencapai target SPM (92%) untuk semua desa dengan
pencapaian terendah di desa sukamarga (53,7 %).

6.1.8 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani (SPM 2018 = 76%)


Sebagai gambaran untuk komplikasi kebidanan yang diharuskan dirujuk adalah
sebagai berikut :
7 Riwayat Bedah Besar, yaitu bila ibu pernah mengalami operasi besar seperti
Laparatomy, Caesar, dll
8 Perdarahan Pervaginam, yaitu bila ibu mengalami perdarahan melalui jalan
Persalinan Kurang Bulan, yaitu bila umur kehamilan ibu kurang dari 37
minggu
9 Ketuban Pecah dengan Mekonium yang kental, yaitu ibu mengeluarkan air
ketuban dengan warna hijau tua dan kental karena tercampur mekonium atau
BAB bayi
10 Ketuban Pecah Lama, yaitu bila ibu telah mengeluarkan air ketuban selama
24 jam
11 Ketuban Pecah pada Persalinan Kurang Bulan, yaitu ibu mengeluarkan air
ketuban dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
12 Ikterus, yaitu bila ibu menngalami kelainan berupa sakit kuning (kuku,sclera
mata,kulit berwarna kuning)
13 Anemia Berat, yaitu bila kadar Hb dalam darah ibu kurang dari normal (10 g
%)
33

14 Tanda/gejala Infeksi, misalnya bila ibu mengalami panas tinggi


15 Preeklampsia/Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), ditandai dengan
tekanan darah dan kadar protein urine tinggi, disertai kejang (TD 140/90
mmHg)
16 Tinggi Fundus Uteri 40 cm atau lebih, yaitu pembesaran rahim yang
melebihi normal
17 Gawat Janin, yaitu denyut jantung janin <100x/menit atau >160x/menit
18 Primipara dalam Fase Aktif Persalinan, dengan Palpasi Kepala Janin masih
5/5, atau dengan kata lain pada ibu yang baru pertama kali akan
bersalin,kepala janin belum masuk panggul
19 Presentasi bukan kepala yaitu pada saat dilakukan pemeriksaan dalam teraba
muka atau dahi
20 Presentasi majemuk yaitu pada saat dilakukan pemeriksaan dalam teraba
kepala dan bagian tangan
21 Kehamilan gemelli yaitu hamil dengan janin lebih dari 1 (janin kembar)
22 Tali pusat menumbung yaitu pada saat masuk persalinan dan ketuban sudah
pecah ternyata tali pusat berada di depan atau di samping bagian terbawah
janin
23 Syok yaitu kondisi ibu sangat membutuhkan penanganan segera yang
diakibatkan karena perdarahan, infeksi bakteri, kegagalan fungsi jantung, rasa
nyeri yang hebat dan alergi
24 Riwayat retention placenta yaitu tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir

 Adapun kehamilan resiko tinggi adalah apabila ibu hamil dengan salah satu dari
kondisi berikut ini :
 Tinggi badan kurang dari 145 cm
 Umur ibu ketika hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
 Jarak kehamilan dengan sebelumnya kurang dari 2 tahun
 Adanya riwayat penyulit kehamilan atau persalinan sebelumnya
 Riwayat keguguran berturut-turut lebih dari 2x
 Terjadi perdarahan saat kehamilan
 Memiliki penyakit seperti Diabetes Mellitus (DM), jantung, AIDS, dll

Capaian cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di UPT Puskesmas


Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018 sebesar 62,7 % (154 ibu hamil). Hal ini berarti
sudah melebihi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditentukan sebesar 76%.
Untuk data cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani perdesa UPT
Puskesmas Rawat InapSidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut :
34

Grafik 8
Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
140
125
120
104.5 105 106.7
100
100
88.9
80 78.6 77.8
80 76.4 76.3 74
65 65.2 62.7
60 53.8
46.2 44
40

20

0
B.Dalam C.tiga T.ba ru S .banjar B.suri K.dalam B.daya S.jaha suak S.m aju S.m arg a Seloretno S.dadi S.waluyo S .rejo sidom uly o pkm SPM

Sumber :Koordinator Kesga PT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Melihat data diatas, untuk cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani


perdesa UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo belum mencapai target SPM dan
terdapat 6 desa yang belum mencapai target SPM (74%) yaitu desa Campang Tiga
(65%), Banjar Suri (46.2%), Kota Dalam (53.8%), Sidodadi (65.2%) dan Sidorejo
(44%).
6.1.9 Cakupan Peserta KB Aktif (SPM 2018 = 75%)
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo sebanyak 13981 PUS. Jumlah peserta KB baru pada tahun 2018
sebanyak 13.17 % (1061 PUS). Sedangkan peserta KB aktif pada tahun 2018 sebanyak
77.4 % (18051 PUS). Hal ini berarti cakupan peserta KB aktif di UPT Puskesmas
Rawat Inap Sidomulyo tahun 2018sudah mencapai target SPM yang ditentukan (75%).
Untuk data cakupan peserta KB aktif per desa Tahun 2018 UPT Puskesmas
Rawat Inap Sidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 9
Cakupan Peserta KB Aktif
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
200.00
180.70
180.00 171.80

160.00
145.30
140.00

120.00 113.30 116.70


109.20 108.90
104.00
103.37
100.00 93.60 94.80 90.60
86.30 88.91
82.00 78.0077.4075.00
80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
B.Dalam C .tiga T.b aru S.b anj ar B.su ri K.d alam B.d aya S.jaha s uak S.m aju S.m arga Se l ore tno S.d ad i S.walu yo S.re j o s id o m u lyo pkm SP M

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


35

Untuk cakupan peserta KB Aktif di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo


pada Tahun 2018 sebesar 77.4 % (18051 PUS). Melihat data diatas, untuk cakupan
peserta KB aktif di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Sudah mencapai target
SPM (75%).

VI.2 kesehatan anak


6.2.1 Kematian Bayi

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo masih


terdapat kasus kematian bayi. Berdasarkan hasil Audit Maternal Perinatalyang
dilakukan oleh Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo,
kasus kematian bayi baru lahir didapatkan data sebagai berikut :
 Tahun 2016 terdapat 4 kematian bayi
 Tahun 2017 terdapat 5 kematian bayi
 Tahun 2018 terdapat 8 kematian bayi

Berikut ini grafik data kematian bayi di UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo
selama Tahun 2016–2018:
Grafik 10
Kematian Bayi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2016–2018

5
5 4
8
4

0
2016
2017
2018

Sumber :Koordinator Kesga UPT UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018

Penyebab kematian bayi di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo


tahun 2018 adalah Asfeksia,Prematur, Ikterus dan Acites.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan AKB antara lain
dengan upaya sejak awal kehamilan melalui program ANC (Ante Natal Care)
yang berkualitas dan berintegrasi dengan berbagai lintas program. Upaya ini
36

dapat dilakukan antara lain dengan menjalin kerjasama pada bidang


pengendalian masalah kesehatan untuk berbagi masalah penyakit malaria dan
HIV, program gizi untuk tata laksana penanganan kasus ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) dan anemia.
Upaya yang lain adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu
hamil Kurang Energi Kronik (KEK) agar bayi tidak lahir dengan kondisi
BBLR, sosialisasi tentang cara perawatan bayi, sosialisasi ASI Eksklusif, kelas
ibu hamil, pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) serta meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petugas dalam tatalaksana asfiksia, Prematur
dan Neonatal resti.

6.2.2 Cakupan Komplikasi Neonatus Yang Ditangani (SPM 2018 = 50%)


Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo jumlah perkiraan
neonatal dengan komplikasi sebanyak 204 neonatus. Jumlah komplikasi neonatus yang
ditangani sebesar 82,8% (169 neonatus). Melihat data diatas, untuk cakupan komplikasi
neonatus yang ditangani di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo sudah melampaui
target SPM (50%).
Untuk data cakupan komplikasi neonatus yang ditangani per desa Tahun 2018
UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 11
Cakupan Komplikasi Neonatus Yang Ditangani
UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyoTahun 2018

250

195.1
200
150.2
150 135.8 138.9
111.1
93.6 97 97.6 93.3
100 81.9 82.8
70.2 74.1
62.3
52.9
50 37.5 35 40

0
B.Dalam C .tiga T.b aru S.ban jar B.suri K.dalam B .daya S.jah a su ak S.m aju S.m arga Se l ore tn o S.d adi S.walu yo S.re jo sid o m u lyo p km SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


Untuk cakupan komplikasi neonatus yang ditangani per desa UPT Puskesmas
Rawat InapSidomulyo pada Tahun 2018ada 2 desa yang mencapai target SPM (50%).
37

6.2.3 Cakupan Kunjungan Neonatus (SPM 2018 = KN1 (95%), KN 3 (94%)


Cakupan kunjungan KN1di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun
2018 sebesar 95,3% (1296 neonatus). Cakupan kunjungan KN 3 di UPT Puskesmas
Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018 sebesar 95% (1292 neonatus). Hal ini berarti
kunjungan KN1 dan KN 3 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018
sudah mencapai target SPM yang ditentukan.
Untuk data cakupan kunjungan neonatus per desa Tahun 2018 UPT Puskesmas
Rawat InapSidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 12
Cakupan KN1UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

120
105.6 106.9
102.4 100 102.7
98.2 97.6 99.3
100 94.4 95.3 95.3 94
90.4 89.5 90.4
84.1 86
78.6
80

60

40

20

0
B.Dalam C .tiga T.baru S.banjar B.suri K .dalam B.daya S.jaha suak S.m aju S.marga Se lore tno S.dadi S.waluyo S.rejo si dom ulyo pkm SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Untuk cakupan KN1 per desa UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada
Tahun 2018 Masih ada 6 Desa yang belum mencapai target SPM (94%)
Grafik 13
Cakupan KN 3 UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

120
106.9
102.4 102.7
98.2 98.1 97.6 99.3
100 95.3 95
90.4 92.1 93
89.5 89.5
84.1 86
78.6
80

60
60

40

20

0
B.Dalam C .tiga T.b aru S.b anjar B.suri K.dalam B.d aya S.jah a suak S.m aju S.m arga Se lore tno S.d ad i S.waluyo S.re jo sid om u lyo p km SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


38

Untuk cakupan KN 3 per desa UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada
Tahun 2018 masih ada 7 desa yang belum mencapai target SPM (94%).

6.2.4 Cakupan ASI Ekslusif (Target SPM 2018 = 45%)


Cakupan bayi yang mendapat ASI Ekslusif di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyopada tahun 2018 sebesar 40,9 % (605 bayi). Hal ini berarti capaian ASI
Eksklusif belum mencapai target SPM sebesar 45%.
Untuk cakupan pemberian ASI ekslusif per desa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo dapat dilihat pada grafikberikut :
Grafik 14
Cakupan ASI Ekslusif UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

120.0

100.0 100.0 100.0


100.0 96.9
90.2
81.3
80.0 76.0 77.8
68.2
61.1
60.0 57.4
52.1
47.1 46.4 45.0
40.7
40.0 37.5

20.0 14.3

0.0
B.Dalam C .tiga T.baru S.banjar B.su ri K.d alam B.daya S.jah a su ak S.maju S.m arga Se lo re tn o S.d adi S.walu yo S.re jo sid o mul yo pkm SP M

Sumber : Koordinator Program Gizi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018

Capaian ASI Eksklusif terendah adalah desa Sidowaluyo sebesar 14.3%.


Pemberian ASI Eksklusif sering menemui berbagai kendala, diantaranya adalah karena
ibu bekerja sehingga tidak bisa memberikan ASI Eksklusif secara optimal, kurangnya
informasi, alasan kesibukan dan ASI yang tidak bisa keluar.

6.2.5 Cakupan Kunjungan Bayi (SPM 2018 = 94%)


Capaian cakupan kunjunganbayi pada tahun 2018 sebesar 100,7% (1369 bayi).
Hal ini berarti tahun 2018 sudah mencapai target SPM sebesar 94%.
Untuk data cakupan kunjunganbayi per desa Tahun 2018 UPT Puskesmas
Rawat InapSidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut :
39

Grafik 15
Cakupan Kunjungan Bayi
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

140

118.5
120
103.6 102.8 102.1
100 101.6 100 100.7
100 96.6 97.6 94.7
91.2 92 93.1 93
87.8 88.8

80
62.8
60

40

20

0
B.Dalam C .tiga T.baru S.banjar B.suri K .dalam B.daya S.jaha suak S.m aju S.marga Se lore tno S.dadi S.waluyo S.rejo si dom ulyo pkm SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


Untuk cakupan kunjungan bayi per desa UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo
pada Tahun 2018 terdapat 5 desa yang belum mencapai target SPM (94%) yaitu desa
Bandar Dalamdengan cakupan (91,2%) , desa Talang Baru dengan Cakupan (87,8%),
desaKota Dalam dengan Cakupan (92 %), desa Sidodadi dengan Cakupan (62,8%) dan
desa Sidomulyo dengan cakupan (88,8 %).

6.2.6 Desa UCI


Universal Child Immunization (UCI) adalah tercapainya imunisasi dasar secara
lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat
dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis
polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usia subur
meliputi 2 dosis TT.Untuk anak sekolah tingkat dasar rneliputi 1 dosis DT, I dosis
campak dan 2 dosis TT.
Untuk cakupan Desa UCI Per Desa UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo pada
Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 16
Cakupan Desa UCI
120
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

80

60

40

20

0
40

Sumber : Koordinator Imunisasi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


Untuk cakupan desa UCI semua desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo Tahun 2018 sudah UCI (100%)

6.2.7 CAMPAK
Grafik 17
Cakupan Imunisasi Campak
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

120
110 110
100 100 101.5 100 100
100 94.4 94.4 94.1 96.7
92 92.5 93
88.5 90
85.7
80 73.7

60

40

20

Sumber : Koordinator Imunisasi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Untuk Cakupan Campak telah tercapai 103,4% dari target SPM 93%. Untuk
tingkat desa cakupan tertinggi dicapai di desa Banjar Suri dan Sidomulyo (110%) dan
terendah di desa Talang Baru (73.7%).

6.2.8 Cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) Mendapat Vitamin
A (SPM 2018 =90%)
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang penting bagi tubuh, terutama
bagi bayi dan anak balita dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan ini, pemerintah menjadwalkan program pemberian Vitamin A
secara rutin setiap bulan Februari dan Agustus melalui posyandu dan jaringan
puskesmas lainnya. Vitamin A kapsul biru diberikan pada bayi usia 6-11 bulan,
sedangkan Vitamin A kapsul merah diberikan pada anak balita (12-59 bulan). Program
ini bertujuan untuk mencegah masalah kebutaan karena kekurangan Vitamin A dan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
41

Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di UPT Puskesmas Rawat Inap


Sidomulyo Tahun 2018 sebesar 94.3% (600 bayi), pada anak balita sebesar 100%
(6.103 anak balita).Hal ini berarti sudah melampaui target SPM (90%).
Untuk cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) mendapat vitamin A per
desa UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 18
Cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) Mendapat Vitamin A
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
120

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

80

60 Bayi (6-11 bln)


Balita (12-59 bln)

40

20

0
B.Dalam C.tiga T.baru S.banjar B.suri K.dalam B.daya S.jaha suak S.maju S.marga Seloretno S.dadi S.waluyo S.rejo sidomulyo pkm

Sumber : Koordinator Program Gizi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

Cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) Mendapat Vitamin A per desa
UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo telah mencapai target SPM (90%).

6.2.9 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) (SPM 2018= 76,4%)

Hasil penimbangan balita merupakan alat pemantauan pertumbuhan balita yang


pada akhirnya untuk mengetahui status gizi anak balita.
Cakupan balita ditimbang (D/S) di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
Tahun 2018 sebesar 90,2 % (2.561 balita). Hal ini berarti sudah mencapai target SPM
(76,4%). Hasil penimbangan balita di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun
2018 dilaporkan sebanyak 2.8 % (9 balita) masuk kategori Bawah Garis Merah (BGM).
Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan kasus balita BGM dengan
memaksimalkan peran posyandu dan masyarakat serta pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dan makanan tambahan untuk balita yang mendapat
anggaran dari APBD Kabupaten dan APBD Provinsi.
42

Untuk cakupan Balita Ditimbang (D/S) Per Desa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 19
Cakupan D/S BalitaUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
100.0
93.4
90.8 92.7 92.2 90.2
90.0 86.0 86.6
79.0
80.0 76.2 76.4

70.0 68.5 67.9


59.3 58.9 56.7 61.0
60.0
51.0 53.0
50.0

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0

Sumber : Koordinator Program Gizi UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018

Desa Banjar suri merupakan desa dengan cakupan D/S Balita terendah (51%)
sedangkan Desa S.waluyo (92,5%) merupakan desa dengan cakupan D/S Balita
tertinggi di UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyodi Tahun 2018.

6.2.10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan (SPM 2018 =


100%)
Jumlah balita gizi buruk di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018
ditemukan 2 kasus di desa Talang Baru . Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah
kasus gizi buruk pada Balita antara lain kelas ibu, sosialisasi dan penyuluhan tentang
tumbuh kembang balita, pembentukan keluarga sadar gizi, pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dan makanan tambahan serta memperbaiki sistem
pencatatan dan pelaporan oleh petugas. Semua kasus balita gizi buruk seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya sudah ditangani dan mendapatkan perawatan sehingga kondisi
gizi buruknya tidak berlarut-larut dan tidak mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan balita tersebut.
43

6.2.11. Cakupan Gizi Balita Berdasarkan BB/U,TB/U dan BB/TB

Gizi balita dapat dinilai dengan Berat badan berdasarkan umur, tinggi badan
berdasarkan umur, dan berat badan berdasarkan tinggi badan.di UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo Balita gizi kurang sebanyak 41 balita sedangkan Balita pendek
sebanyak 23 balita dan balita kurus sebanyak 286 balita. Untuk Cakupan per desa dapat
diliat berdasarkan table dibawah :

Grafik 20
Cakupan Gizi Balita Berdasarkan BB/U,TB/U dan BB/TB

45

40

35

30

25

20
Balita gizi kurang
15 Balita Pendek
Balita Kurus
10

Berdasarkan table diatas bahwa desa Suak yang memiliki balita gizi kurang
dan balita kurus paling banyak, sedangkan Terendah desa Suka Marga tidak
mempunyai Balita gizi Kurang dan Balita Pendek.

6.2.12 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat


Seluruh SD/MI yang berjumlah 45 sekolah di UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo pada tahun 2018 mendapatkan pemeriksaan dan sosialisasi
mengenai kesehatan siswa. Cakupan siswa SD/MI tahun 2018 yang mendapat
pelayanan kesehatan sebesar 100% (7355 siswa).
44

Untuk penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat per desa UPT


Puskesmas Rawat InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik
berikut :
Grafik 21
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat
UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018
120

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

80

60

40

20

Sumber : Koordinator Program PromkesUPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo


Tahun 2018

Melihat data di atas cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan


setingkat sudah mencapai target SPM (70%).
Untuk penjaringan sekolah SMP/MTS baru terlaksana 8 sekolah ( 47%)
sehingga masih ada sekolah yang belum dilakukan penjaringan sebanyak 9
sekolah, sedangkan pada SMA/SMK sederajat baru dilaksanaka 4
sekolah( 50%) sehingga masih ada sekolah yang belum dilakukan penjaringan
sebanyak 4 sekolah.
Melihat data tersebut berarti capaian penjaringan anak SMP dan SMA
belum mencapai target SPM 75%.

V.3 Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)


Jumlah Usila di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018
sebanyak 4377 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak
24,58% (1.502 orang). Hal ini berarti mencapai target SPM (75%).
Untuk cakupan pelayanan kesehatan UsilaPer Desa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
45

Grafik 22
Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
60.00 56.70
56.00 55.00 56.30
50.40
50.00
45.30 45.60 45.20 45.10

40.00
36.00
33.50 34.50 33.20
31.40
30.00
24.58
22.40
20.00
13.50
10.00

0.00

Sumber : Koordinator Kesehatan LansiaUPT Puskesmas Rawat Inap


SidomulyoTahun 2018

Desa Siring jaha merupakan desa tertinggi cakupan pelayanan kesehatan


Usila (140,93%) sedangkan desa Seloretno merupakan desa terendah cakupan
pelayanan kesehatan Usila (59,56%) di UPT UPT Puskesmas Rawat Inap
SidomulyoTahun 2018.
46

VII. PENGENDALIAN PENYAKIT

VII.1 Pengendalian penyakit menular langsung


7.1.1 Cakupan Kesembuhan Penderita TB BTA+
Pada tahun 2018 jumlah seluruh kasus TB sebanyak 106 kasus meningkat
dari tahun sebelumnya 33 kasus. Angka penemuan kasus TB BTA Positif tahun
2018 sebesar 51 kasus meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 11 kasus.
Berdasarkan jenis kelamin penemuan kasus TB Paru sebanyak 57% laki-laki
dan 43% perempuan.
Penyebaran kasus baru BTA+ di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
pada tahun 2018 yang tertinggi berada di desa Sidomulyo sebanyak 22 kasus
dan yang terendah di desa Banjar suri sebanyak 0 kasus.
CDR (Case Detection Rate) adalah prosentase jumlah pasien baru BTA
positif yang ditemukan dan diobati dibanding jumlah pasien baru BTA positif
yang diperkirakan ada suatu wilayah. CDR menggambarkan cakupan
penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah tersebut. CDR UPT
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018 sebesar 42%. Hal ini
berarti Belum mencapai target SPM sebesar 56%
CNR (Case Notification Rate) adalah angka yang menunjukkan jumlah
pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantar 100.000 penduduk di suatu
wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan
kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut,
sehingga berguna untuk menunjukkan trend meningkat atau menurunnya
penemuan pasien pada wilayah tersebut. CNR seluruh kasus TB di UPT
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018 sebesar 147,07 per 100.000
penduduk .
TB Paru pada anak mencerminkan transmisi TB Paru yang terus terjadi di
populasi. Masalah ini masih memerlukan perhatian yang lebih baik dalam
program pengendalian TB Paru. Secara umum, tantangan utama dalam program
pengendalian TB Paru anak adalah kecenderungan diagnosis yang berlebihan
(overdiagnosis), masih adanya underdiagnosis, penatalaksanaan kasus yang
kurang tepat, pelacakan kasus yang belum rutin dilaksanakan serta pelaporan
pasien TB Paru anak usia 0-14 tahun belum optimal
47

Angka ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan ketepatan


dalam mendiagnosis TP pada anak. Angka ini berkisar 5-15%. Bila angka ini
terlalu besar dari 15%, kemungkinan terjadi overdiagnosis.
Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo dilaporkan ada
2,9% ( 7 kasus) TB Paru pada anak usia 0-14 tahun.
Jumlah kematian yang dilaporkan selama pengobatan TB pada tahun 2018
sebanyak 2 kasus. Perempuan 1 Kasus dan Laki-laki 1 Kasus.
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) terdiri dari angka
kesembuhan (Cure Rate) dan pengobatan lengkap TB Paru (Complete Rate).
Pada tahun 2018 angka keberhasilan pengobatan TB Paru sebesar 121%. Hal ini
berarti Sudah mencapai target SPM sebesar 95%..
Untuk cakupan Penemuan penderita TB BTA+ baru Per Desa UPT
Puskesmas Rawat InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik
berikut :

Grafik 23
Cakupan Penemuan Penderita TB BTA+
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
60.0
56.0

50.0
42.6 43.1
40.0
32.0
30.0

20.0 17.2

11.0 12.5 12.0 13.4 12.0 13.5


10.5
10.0 6.6 7.1 6.9
2.6 1.5
0.0
0.0

Sumber : Koordinator Program P2PUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018

7.1. 2 Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani


Cakupan pneumonia balita di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
sebanyak 242% (402 kasus). Hal ini berarti sudah mencapai target SPM yang
ditentukan (100%).
Penemuan kasus pneumonia di bawah usia 5 tahun melalui penggiatan
kegiatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dan laporan Bidan Praktek
48

Mandiri (BPM)yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap


Sidomulyo.
Untuk cakupan balita dengan pneumonia yang ditanganiPer Desa UPT
Puskesmas Rawat InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik
berikut :

Grafik 24
Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
350.0
304.0
300.0

243.0 249.0 242.0


250.0

196.0
200.0 186.0
177.0
162.0
150.0 130.0
120.0
101.0 106.0 107.0 100.0
100.0 90.0
64.0 67.0
50.0 30.0

0.0

Sumber : Koordinator Program P2PUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018

Desa Sidorejo merupakan desa tertinggi cakupan balita dengan pneumonia


yang ditangani sebanyak 36 kasus (304%) sedangkan desa Banjar Suri
merupakan desa terendah cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani
sebanyak 2 kasus (30%) di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018.

7.1. 3 HIV/AIDS dan Syphilis


Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyoditemukan 2
kasus HIV/AIDS.
Syphilis merupakan salah satu jenis penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS). Pada tahun 2018 ditemukan 4 kasus Syphilis di UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo.

7.1.4 Cakupan Penemuan Penderita Diare


Kasus diare di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyotahun
2018ditemukan sebanyak 1909 kasus. Angka kesakitan diare pada tahun 2018
sebesar 214 per 1.000 penduduk.
49

Untuk cakupan penemuan penderita diarePer Desa UPT Puskesmas Rawat


InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 25
Cakupan Penemuan Penderita Diare
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
120.00
117.00

115.00
111.00
110.00 109.00
107.00
106.00
105.00
103.00 103.00
101.00
100.00
1 00.00
1 00.00
1 00.00
1 00.00 100.00
1 00.00 100.00 100.00
100.00

95.00

90.00

Sumber : Koordinator Program P2PUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018

Cakupan penemuan penderita diare di semua desa yang ada di wilayah kerja
UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018 sudah melebihi target
SPM (90%).

7.1.5 Kusta
Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo 5 kasus
penderita kusta ada di desa Bandar Dalam.

VII.2 Pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


7.2.1 Acute flaccid paralysis (AFP) non polio per 100.000 penduduk < 15 tahun.
Pada tahun 2018 tidak ada kasus Acute flaccid paralysis (AFP) non polio per 100.000
penduduk < 15 tahun.

7.2.2 CFR difteri


Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus CFR difteri.

7.3.3 Campak
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus suspek campak.
50

7.3.4 KEJADIAN LUAR BIASA DITANGANI


Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di
Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabahpenyakit.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun
2010 Adalah :
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada
atau tidak dikenal pada suatu daerah
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3( Tiga) Kurun
waktu dalam jam,hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam,hari,atau minggu menurut jeis
penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 ( Satu ) bulan menunjukan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah per
bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 ( satu ) tahun
menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka Kematian kasus suatu penyakit ( Case Fatality Rate) dalam 1 ( satu)
kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50 % ( Lima Puluh persen )
atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
7. Angka proporsi penyakit ( Proportional Rate) Penderita baru pada satu
periode menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Di wilayah kerja UPT PuskesmasRawat InapSidomulyo pada Tahun 2018
ditemukan kasus KLB di desa Bandar dalam dengan kasus diare sejumlah 42
orang.
51

VII.3 Pengendalian penyakit Tular vector dan zoonotik


7.3.1 Cakupan Kasus DBD
Penyebaran kasus DBD tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo terdapat 80 kasus di desa Bandar dalam 1 Orang, Campang tiga
2 Orang, Talang baru 1 Orang, Suka Banjar 1Orang, Banjar Suri 1 Orang,
Kota dalam 2 Orang, Budi daya 2 Orang, Siring jaha 1 Orang, Suak 3
Orang, Suka Maju Orang, Suka Marga 2 Orang, Sidowaluyo 3 Orang,
Sidorejo 1 Orang, Sidomulyo 1 Orang, Seloretno 2 orang . Adanya
perubahan iklim merupakan salah satu faktor masih adanya kasus DBD di
beberapa desa, karena perubahan iklim yang sulit diprediksi sehingga upaya
pencegahan terutama yang berhubungan dengan faktor lingkungan belum
mendapat perhatian serta upaya kewaspadaan dini di masyarakat masih
sangat kurang dimana kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan
hanya dilakukan pada saat sudah ada yang terkena DBD.
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan kasus DBD antara lain
sosialisasi mengenai DBD, pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN), dan penyuluhan pentingnya periksa segera ke fasilitas kesehatan
ketika ada tanda-tanda DBD, selain itu mengubah pola pikir masyarakat yang
menganggap bahwa fogging merupakan cara ampuh untuk memberantas
DBD sehingga mengesampingkan PSN yang sebenarnya merupakan cara
yang paling efektif untuk memberantas DBD. Fogging hanya dilakukan pada
kondisi dimana terjadi ledakan jumlah nyamuk dewasa, namun tidak dapat
mematikan telur dan jentik nyamuk Aedes aegypti.

7.3.2 Malaria
Berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium Pada tahun 2018 di UPT
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo 54 kasus penderita malaria klinis.

7.3.3 Filariasis
Filariasis di wilayah kerja upt puskesmas rawat inap sidomulyo pada tahun 2008
ditemukan 1 kasus filariasis di desa sidodadi sedangkan pada tahun 2018 tidak
ditemuakan kasus filariasi.
52

VII.4 Pengendalian penyakit tidak menular


7.4.1 Hipertensi
penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pada
tahun 2018 sebanyak 1.446 Orang dengan presentase 13,6 %.

7.4.2 Diabetes Militus


penderita DM ( Diabetes Militus ) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada tahun 2018 sebanyak 728 Orang dengan presentase 25,5 %.

7.4.3 Cakupan Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang Dideteksi Dini Kanker
Serviks Dan Payudara
Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo jumlah WUS
yang diperiksa sebanyak 3.482 orang (40,3%). Hal ini berarti sudah mencapai
target SPM yang ditentukan (20%). Dari pemeriksaan tersebut tidak ditemukan
hasil pemeriksaan IVA positif dan kasus tumor/benjolan payudara.
Untuk cakupan perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker
serviks dan payudaraPer Desa UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo pada
Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 26
Cakupan Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang Dideteksi Dini Kanker Serviks
Dan PayudaraUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
50.00
44.70 44.70
45.00

40.00 37.70
35.00

30.00 29.30
25.00 26.20
24.70
25.00 22.50 22.10
19.50 20.2019.10 20.00
20.00 18.80 18.50
17.40
15.50
15.00 12.90
10.00

5.00

0.00

Sumber : Koordinator Program P2PUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun


2018

Desa Suka maju dan Budi daya merupakan desa tertinggi cakupan
perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara
(44,7%) sedangkan desa Sidodadi merupakan desa terendah cakupan
53

perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara
(12,9%) di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018.

7.4.4 Pelayanan Kesehatan Jiwa


Jumlah ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo pada tahun 2018 sebanyak 173 Orang dan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sebanyak 27% (67 orang). Hal ini berarti belum mencapai
target SPM (100%).
Untuk cakupan pelayanan kesehatan jiwaper desa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 27
Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa
UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018
30.0

25.0
25.0 23.4 24.1

20.0
16.3
15.1 15.2
15.0 13.5
12.3
11.2 11.1
9.5 10.2
10.0

5.6 6.3 5.6 5.6


5.0 4.2

0.0

Sumber : Koordinator Kesehatan JiwaUPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo


Tahun 2018

Berdasarkan data di atas pasien gangguan jiwa Terbanyak di desa


Sidomulyo dan desaSidowaluyo.
Permasalahan dalam pelayanan kesehatan jiwa disebabkan antara lain
karena kurangnya penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa,
kurangnya koordinasi dengan lintas sektoral, kurangnya skill petugas kesehatan
dalam upaya kesehatan jiwa, kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
gangguan jiwa, kurangnya kunjungan ke rumah penderita jiwa serta stigma
buruk atau aib masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa.
54

BAB VIII KESEHATAN LINGKUNGAN

8.1 Cakupan Rumah Sehat


Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang mememnuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah
(Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan). Di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018
jumlah rumah yang dibina memenuhi syarat (rumah sehat) sebanyak 79% (3906
rumah).
Cakupan rumah sehat di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada
tahun 2018 belum mencapai target rumah sehat yang ditentukan yaitu sebesar
85%, hal ini berarti upaya inspeksi rumah sehat yang dilakukan belum berjalan
dengan maksimal. Hal-hal yang dilakukan untuk melebihi dari target yang
ditentukan yaitu melakukan kegiatan inspeksi rumah dan penyuluhan rumah
sehat ditingkatkan karena masih adanya rumah yang belum memiliki jamban,
sarana air bersih dan kebersihan lingkungan pekarangan yang kurang terjaga.
Kondisi ini sangat erat dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk
memiliki sarana sanitasi dan karena faktor ekonomi. Penyuluhan tentang
sanitasi kepada masyarakat adalah sebuah kebutuhan yang harus dilaksankan
secara terencana, teratur dan berkesinambungan.
Untuk cakupan rumah sehat Per Desa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
55

Grafik 28
Cakupan Rumah Sehat
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018

100 93.2 94.1


90 85
78.5 79
80 74.4
71.6 71.1
70 64.6 63.7
61.8 60.2 61.6
60
50.8
50 46.7
41.9 43 41.3
40
30
20
10
0

Sumber : Koordinator Program KeslingUPT Puskesmas Rawat Inap


SidomulyoTahun 2018

Desa Sidodadi merupakan desa dengan cakupan rumah sehat tertinggi


(94,1%) sedangkan desa Bandar dalam (41,9%) merupakan desa dengan
cakupan rumah sehat terendah di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun
2018.

8.2 Cakupan Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak
Persentase penduduk yang memiliki akses air minum yang layak di UPT
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada tahun 2018 sejumlah 58731 penduduk
(60,9%) dengan rincian akses air minum yang layak menggunakan sumur gali
terlindung. Hal ini berarti cakupan penduduk yang memiliki akses air minum
yang layak telah mencapai target SPM yang ditentukan (70%).
Tidak semua air minum layak tersebut memenuhi kualitas air minum sehat
hanya sebesar 2 penyelenggara air minum (100%) yang memenuhi syarat sehat.
Hasil kualitas air minum belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya karena
sampel yang diambil hanya di sarana air minum oleh penyelenggara air
56

minumbukan semua masyarakat yang mempunyai sarana air minum. Hal ini
terkait dengan pendanaan untuk pengujian sampel sangat minim.

Untuk cakupan penduduk yang memiliki akses air minum yang layakper
desa UPT Puskesmas Rawat InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 29
Cakupan Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak
UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018
120

100 96.18 97.1 97.5897.22

85.37 86.49 84.4885.6683.49


82.28 83.05 81.33
80 76.32 76.46
70
61.0463.19
60

40

20

0
0

Sumber : Koordinator Program Kesling UPT UPT Puskesmas Rawat Inap


Sidomulyo Tahun 2018

Desa Sidomulyo merupakan desa tertinggi cakupan penduduk yang


memiliki akses terhadap air bersih yang berkualitas (97,58%) sedangkan desa
Suka banjar merupakan desa terendahcakupan penduduk yang memiliki akses
terhadap air bersih yang berkualitas (61,04%) di UPT UPT Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo Tahun 2018.

8.3 Cakupan Jamban Sehat


Sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia, selain air bersih. Sanitasi
layak merupakan salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDGS) pada sektor lingkungan hidup adalah
memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi.
Pengertian sanitasi menurut WHO adalah tindakan pencegahan penyakit dengan
memutus atau mengendalikan faktor lingkungan yang menjadi rantai penularan
penyakit.
57

Indikator sanitasi yang layak disini adalah jamban sehat. Pada tahun 2018
persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi yang layak di UPT
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo sebesar 53,7% (15.576 penduduk) dengan
rincian jamban leher angsa sebesar 80,2% (14.208 penduduk) dan cemplung
sebesar 81,24% (1.368 penduduk).
Untuk cakupan jambansehat Per Desa UPT Puskesmas Rawat
InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 30
Cakupan Jamban Sehat
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
120

100
100 95.3 92.6
89.2
83.14 80.5 81.9 85.8 83.9 83
80
80 72.6 71.17
70.3571.63 69.5
66.5
60 53.7

40

20

Sumber : Koordinator Program KeslingUPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018


Cakupan akses sanitasi layak di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
pada tahun 2018 belum mencapai target yang ditentukan yaitu sebesar 80%.
Desa Seloretno merupakan desa dengan cakupan jamban sehat tertinggi (100%)
sedangkan desa Bandar dalam (66,5%) merupakan desa dengan cakupan jamban
sehat terendah di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2018. Upaya
yang dilakukan untuk mendongkrak akses sanitasi layak tersebut dengan adanya
program swasembada WC yang dicanangkan di Kabupaten Lampung Selatan.
Dalam program tersebut masyarakat diberikan stimulan pelatihan membuat WC
dan Septik tank serta PHBS. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
mendorong kemandirian masyarakat dalam kepemilikan jamban sehat tersebut.
Kerjasama dan koordinasi lintas sektor sangat berperan dalam program tersebut.
Selain itu ada gebrakan penggunaan dana desa untuk mendukung program
tersebut.
58

8.4 Cakupan Desa Yang Melaksanakan STBM


STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Dasar
pelaksanaan STBM adalah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat.
Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM. Sedangkan STBM adalah pendekatan yang
dilakukan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu
tidak Buang Air Besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun,
mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar
dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan.
Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo belum ada
desa yang melaksanakan STBM. Merubah perilaku memang tidaklah mudah,
membutuhkan usaha yang berkelanjutan dan dukungan dari semua pihak untuk
melaksanakan pilar-pilar STBM yang lainnya.

8.5 Cakupan TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan


TTU sehat adalah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai/luas ruang yang sesuai
dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
TTU yang dibahas disini meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan
hotel atau penginapan. TTU dikhawatirkan menjadi tempat penyebaran penyakit
karena berkumpulnya banyak orang di suatu tempat.

Untuk cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan Per Desa UPT
Puskesmas Rawat InapSidomulyo pada Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik
berikut :
59

Grafik 31
Cakupan TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
UPT Puskesmas Rawat Inap SidomulyoTahun 2018
120

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

80

60
50

40

20

Sumber : Koordinator Program KeslingUPT Puskesmas Rawat Inap


SidomulyoTahun 2018

Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo TTU yang
memenuhi syarat kesehatan sebesar 100% (25 sarana). Hal ini berarti sudah
mencapai target SPM yang ditentukan (50%).

8.6 Cakupan TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan


Jumlah seluruh TPM di UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo pada
tahun 2018 sebanyak 127 sarana, yang memenuhi syarat sehat sebesar 3,1% (4
sarana) yang terdiri dari sarana rumah makan/restoran sebanyak 2 sarana dan
sarana makanan jajanan sebesar 2 sarana. Sarana yang dibina sebanyak 26,0%
(32 sarana) dan belum ada satupun yang dilakukan uji petik. Hal ini berarti
cakupan TPM yang mmenuhi syarat kesehatan belum mencapai target SPM
yang ditentukan (8%).
Dalam rangka meningkatkan cakupan persentase TPM yang memenuhi
syarat kesehatan dilakukan sosialisasi dan penyuluhan ketika inspeksi sanitasi
dilakukan.
60

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

IX . 1 Kesimpulan

Dari data – data yang telah diuraikan pada BAB I sampai dengan BAB VIII dalam

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, maka secara garis besarnya

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada Situasi Derajat Kesehatan

1. Kematian Neonatal
(8 kasus)
2. 80 Kasus DBD
3. Jamban Sehat
4. Imunisasi Ibu Hamil TT2+
5. Komplikasi Kebidanan yang ditemukan
6. Desa yang melaksanakan STBM
7. Rumah sehat
8. PenemuanKasus TB + Baru
9. Air bersih
10. IbuHamil Yang Mendapatkan FE 90
11. BBLR
12. N/D
13. BGM
14. Bumil Anemia
15. Asi ekslusif
16. Warga negara Indonesia Usia 15 s.d 59 tahun mendapatkan
skrining kesehatan sesuai strandar
17. Sekolah yang menerapkan kebijakan KTR
18. Penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
19. Penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
20. WUS usia 30-50 tahun yang mendapatkan pelayanan IVA dan
CBE
21. Pelayanan Usila
22. Penjaringan anak sekolah menengah ke atas
23. Pelayanan Jiwa
61

1.2.1 Saran

Dengan diketahuinya masalah – masalah yang ada , maka diperlukan upaya – upaya

untuk penanganannya. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan :

a. Perlu untuk terus ditingkatkan kerjasama antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Kabupaten Lampung Selatan untuk meningkatkan program pemberantasan

penyakit dalam upaya menurunkan angka morbiditas dan mortalitas yang ada

diwilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo.

b. Dari hasil program yang didapat dapat dijadikan evaluasi masing-masing

program. Dan dirasa perlu untuk melakukan kerjasama lintas sektoral dan lintas

program agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

c. Perlunya meningkatkan mutu kinerja petugas pelaksana program sehingga

program kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

d. Perlunya sarana sanitasi dasar di beberapa desa agar cakupan penyakit diare tidak

tinggi setiap tahunnya.

e. Perlu dukungan lintas sektoral ditingkat kecamatan untuk menggerakan kembali

”Gerakan Jum’at Bersih” dalam rangka menurunkan kasus DBD, Malaria dan

penyakit berbasis lingkungan lainnya.


62

LEMBAR PERSETUJUAN

Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan Profil UPT Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo Tahun 2018 ini telah diperiksa dan diverifikasi keakuratannya pada hari Senin, 08
Januari 2019.
Ketua Koordinator UKM

Rosnani, A.Md.Keb Siti Mariam, S.ST


NIP. 19761106 200604 2 025 NIP. 19790323 200501 2 012

Koordinator P2P Koordinator KIA-KB

M. Juhri, SKM Pilih Srimeini, A.Md.Keb


NIP. 19630719 198502 1 002 NIP. 19770502 200701 2 012

Koordinator Kesling Koordinator Gizi

Rusna,S.ST Tri Hendras P,SKM


Nip. 19670812 198801 2 001 Nip. 19670115 198903 2 004

Koordinator Jiwa Koordinator Promkes-UKS

Putri Handayani Nefos, SKM


Nip. 19821226 201001 2 014 NIP. 19650420 198903 1 010

Koordinator UKP Koordinator SP2TP

Firman Agung Saputra Henny Yulistin,A.Md.Keb


Nip. 19 NIP. 19890623 201503 2 002

Koordinator IMUNISASI Koordinator Lansia

Dodi Kurniawan,A.Md.Keb Aplinda,A.Md.Keb


Nip. 19801228 201407 1 005 Nip. 19810416 201001 2 008

Koordinator Mutu

dr.Ruth Yohana
Nip.19830824 201409 2 002

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Bumidaya

dr. Rocky J.D.Sihombing


NIP. 19820723 201001 1 014

Anda mungkin juga menyukai