PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang harus
dipenuhi oleh negara. Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai unit pelaksana teknis dalam
pembangunan kesehatan mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat dalam memberikan
pelayanan harus selalu menyesuaikan kebutuhan masyarakat, mengacu kepada standar
mutu pelayanan, dan selalu menjaga peningkatan mutu serta kinerja pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan fungsi dari Puskesmas tersebut, maka Puskesmas Sidamulya
perlu membuat suatu pedoman yang mengatur pelaksanaan kegiatan administrasi dan
pengelolaan kepegawaian Puskesmas Sidamulya. Sehingga, Puskesmas Sidamulya
dalam segala proses kegiatannya akan mengacu pada pedoman administrasi pengelolaan
kepegawaian, yang bersumber dari peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang
manajemen pegawai negeri sipil
Pedoman administrasi dan pengelolaan kepegawaian di Puskesmas Sidamulya ini
disusun untuk menjelaskan Sistem kepegawaian yang diimplementasikan di Pusat
Kesehatan Masyarakat Sidamulya tahun 2019. Sistem administrasi dan pengelola
kepegawaian di Puskesmas Sidamulya, akan mencakup segala yang berkenaan dengan
kepegawaian mulai dari perhitungan kepegawaian hingga pemberhentian pegawai
(pensiun).
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP)
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 Tahun 2014).
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Nomor
441/4070/-SK/Sekretariat/IX/2018 tentang Struktur Organisasi dan Kategori
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Cirebon.
Puskesmas Sidamulya mempunyai wilayah kerja terdiri dari 4 Desa dengan
luas wilayah 1.139.979 ha :
Gambar.1
Tabel. 2.1
DATA WILAYAH DAN FASILITAS PELAYANAN
DI UPTD PUSKESMAS SIDAMULYA
TAHUN 2018
TABEL 2.2
DATA FASILITAS PELAYANAN
DI UPTD PUSKESMAS SIDAMULYA
TAHUN 2018
B. Tujuan
Tujuannya adalah menjadi acuan bagi pelaksanaan administrasi dan pengelolaan
kepegawaian di UPTD Puskesmas Sidamulya, sehingga menghasilkan pelayanan
yang bermutu dan terukur.
C. Sasaran Pedoman
Seluruh Pegawai UPTD Puskesmas Sidamulya
D. Ruang Lingkup
Lingkup Pedoman administrasi dan pengelola kepegawian ini disusun berdasarkan
standar manajemen pegawai negeri sipil yang meliputi :
1. Penatausahaan Dosir Pegawai
2. Usulan Kenaikan Pangkat
3. kenaikan Gaji Berkala
4. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
5. Cuti Pegawai
6. Cuti Yang Dijalankan Di Luar Negeri Dan Izin ke Luar Negeri
7. Pedoman Administrasi Kehadiran Pegawai
8. Penegakan Disiplin Pegawai
9. Pemberhentian dan Pemensiunan Pegawai
10. Pengusulan Penganugerahan Penghargaan Satyalancana Karya Satya
11. Kesejahteraan Pegawai
12. Tugas Belajar/Beasiswa
13. Ijin Melanjutkan Pendidikan Atas Inisiatif Sendiri
E. Batasan Oprasional
1. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang berada disuatu wilayah.
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan Pelanggan adalah Suatu tanggapan prilaku pelanggan terhadap
pelayanan yang telah diterima dibandingkan dengan harapan pelanggan.
3. Pasien
Pasien adalah individu yang menerima perawatan kesehatan.
4. Tindakan Koreksi
Tindakan Koreksi adalah suatu kegiatan perbaikan, pemeriksaan dan pembetulan.
5. Pedoman Mutu
Pedoman mutu adalah panduan sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki
keluaran yang dihasilkan atau untuk memastikan keluaran sesuai standar yang
diharapkan.
6. Dokumen
Dokumen adalah acuan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan.
7. Rekaman
Rekaman adalah hasil dokumentasi dari kegiatan atau proses yang disimpan
8. Proses
Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang
mengubah input menjadi output.
9. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing Tim yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu.
10. Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengendalian mutu merupakan
proses yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi kinerja;
b. Membandingkan kinerja mutu dengan tujuan mutu;
c. Bertindak berdasarkan perbedaan.
11. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan
tentang komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan mempertimbangkan
aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian organisasi atau perusahaan.
12. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan untuk
mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.
13. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya produksi. Misal lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja, dan lain-
lain.
14. puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah sarana unit fungsional kesehatan
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di
wilayah kerjanya. Pemanfaatan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan
dasar yang disediakan pemerintah.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
1. Distribusi ketenagaan di Upaya Kesehatan Masyarakat
No Program Pemegang Program Keterangan
1. Promosi Ani Rokhmatul Hikmah, S.ST
Kesehatan
2. KIA KB a) Yuyun Sri Rahayu, STr.Keb a. Bidan Desa Buntet :
b) Yayah Juhriyah, STr.Keb Elok Faikoh, Wiwid
c) Suci Hentriesa, Amd.Keb dan Intan
d) Lina, Amd.Keb b. Bidan Desa
Mertapada Kulon :
Rani Afrianti dan
Wiwin
c. Bidan Desa
Sidamulya: Barkah
Khulaili, dan Vivi
d. Bidan Desa Munjul:
Eti Damayanti,
Marpuah dan
Nurkhodijah
3. Gizi Masyarakat Ani Rokhmatul Hikmah, S.ST
4. Pencegahan a) Antik Athiah, S.Kep
dan b) Muhamad Ibrohim
Pengendalian c) Muhaemin
Penyakit : d) Tarsini
a. Program
TBC Paru
b. Program
Imunisasi
c. Program
Kusta
d. Program
ISPA dan
Diare
5. Keperawatan Tarsini
Kesehatan
Masyarakat
6. Kesehatan Jiwa Antik Athiyah, S.kep
7. Kesehatan Gigi Khusnul chotimah, AMKG
Masyarakat
(UKGMD/UKGS)
8. Kesehatan Wiwin Nurhaeni, Amd.Keb
Indera
9. Kesehatan Olah Abdullah
Raga
10. Kesehatan Kerja Muhamad Ibrohim
11. Pengobatan Novi Meliyanti
Tradisional
Komplementer
12. Kesehatan Haji Muhaemin
a) Denah Ruang
PAGAR TEMBOK
DENAH RUANG PUSKESMAS SIDAMULYA
PAGAR TEMBOK PAGAR TEMBOK
EDISI
DESEMBER
2018 U
KM.
/WC R. RAPAT
PAKIR
MOTOR
PASIEN
PAGAR
KM LK WC R. VAKSIN BP UMUM R. GIGI R. BP USILA BAJA
R. TUNGGU
TAMPUNGAN GUDANG R.
LIMBAH CAIR
WASTAFEL
WC
KM
R.TB /
KUSTA
6 7 8 9 10 OBAT RACIK OBAT TAMAN
TAMPUNGAN
PR/JOMP
O
OBAT LUAR
LIMBAH RT DARI
WC
11
R. TUNGGU PIO PLANG
A R.
LAB KONSELING K T M P R. TUNGGU PKM
5
E
A TERPADU E N
O D A L
D
R D O
A
L A M K
F
N APAR I
WC GUDANG . R E
T
KM
A N A E T
A
R. ADM R
O
KARY
M N C A R. TUNGGU CS
O
N R.
G T.
WUD TIND. PAKIR
T LU BAJA
A UMU MOTOR
N 4 R. M
R. SUI PASIEN
P T. WUDLU
GIZI
A M
U R. KAPUS R. MTBS R. BERSALIN
P
A S B
MUSH R. DATA DAN 2 TAMAN
G
A
R
H
O
L
A
R
U
OLLA ADMINISTRASI KM R. KIA 3 1 LUAR
WC R. KB
L
A T. PARKIR MOTOR
KARYAWAN
PARKIR AMBULAN
LAHAN KOSONG
T.
T. PARKIR MOTOR
T. PARKIR MOTOR
PEMBU
ANGAN
KARY KARY
SAMPA
WAHANA
H
PADAT
BERMAIN ANAK
Cat :
atau : PINTU
: Wastafel
PAGAR TEMBOK : WC
b) Standar Fasilitas
Tahun
c) Sarana Tersedia Kondisi
Pendirian Renovasi
PUSKESMAS
RUANG KANTOR
Ruangan Administrasi
Kantor/Tata Usaha Ada 2007 2015, 2018 Baik
Ruang Kepala Puskesmas Ada 2007 2015 Baik
Ruang Rapat/Diskusi dialihkan
menjadi Ruang Data Ada 2007 2016 Baik
Ruang Rapat / Diskusi Ada 2018 Baik
RUANG PELAYANAN
KM/WC Petugas Ada 2007 2015 Baik
Ruangan Pendaftaran dan 2015,
rekam medik Ada 2007 2018, 2018 Baik
Ruangan Pemeriksaan
Umum/BP Umum Ada 2007 2015 Baik
Ruangan Tunggu Ada 2007 2015, 2018 Baik
Ruangan Gudang Umum Ada 2007 2015 Baik
KM/WC Pasien (Laki dan
- Wanita Terpisah) Ada 2018 Baik
Ruangan Penyelenggaraan
Makanan / Dapur, difungsikan
dari yang sebelumnya tempat
wudlu
PENDUKUNG
Rumah Dinas Tenaga
Kesehatan II - -
Rumah Dinas Tenaga
Kesehatan I - -
Parkir Kendaraan Roda 4 Ada 2007 2015 Baik
Parkir Kendaraan Roda 2 Ada 2007 2015 Baik
Parkir Ambulance Ada 2007 2015 Baik
Parkir Pusling Darat - -
Sumber : Data Up Date ASPAK Bln Desember 2018
BAB. IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Penatausahaan Dosir Pegawai
2. Usulan Kenaikan Pangkat
3. kenaikan Gaji Berkala
4. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
5. Cuti Pegawai
6. Cuti Yang Dijalankan Di Luar Negeri Dan Izin ke Luar Negeri
7. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Surat Pernyataan Pelantikan, dan
Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan
8. Penunjukan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian
9. Pedoman Administrasi Kehadiran Pegawai
10. Pedoman Penyusunan Laporan Kepegawaian
11. Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga, Laporan
Perkawinan dan Perceraian Dan Laporan Pegawai Meninggal Dunia
12. Prosedur Teknis Izin Perceraian dan Surat Keterangan Untuk Melakukan
Perceraian
13. Penegakan Disiplin Pegawai
14. Pemberhentian dan Pemensiunan Pegawai
15. Mutasi Pegawai Mengikuti Suami
16. Evaluasi dan Penilaian Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana
17. Pengusulan Penganugerahan Penghargaan Satyalancana Karya Satya
18. Kesejahteraan Pegawai
19. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
20. Tugas Belajar/Beasiswa
21. Ijin Melanjutkan Pendidikan Atas Inisiatif Sendiri
22. Standar Kompetensi Jabatan
23. Pelaksanaan Tugas Kepegawaian Lainnya (Kartu PNS, Karis/Karsu,Sumpah
PNS, Hari Libur Pilkada, LP2P dan Laporan Gratifikasi)
24. Pegawai Yang Diperkerjakan/Diperbantukan
B. Metode
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengelola kepegawaian puskesmas
adalah sebagai berikut :
1. P1 atau perencanaan
Kegiatan awal dari sebuah proses pekerjaan adalah perencanaan, proses
perencanaan ini memegang peranan penting dalam mutu suatu pekerjaan
kedepannya.
Yang termasuk dalam perencanaan kegiatan kepegawaian adalah:
a. Rencana Kegiatan Pegawai
Adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pengelola kepegawaian
selama satu tahun di UPTD Puskesmas Sidamulya.
b. Rencana pengajuan kebutuhan pegawai puskesmas
Adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun dalam
mendukung terpenuhinya ABK sesuai PMK 75
c. Rencana usulan kenaikan pangkat
Adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
untuk pendapatakan kenaikan pangkat
d. Rencana usulan kenaikan gaji berkala (KGB)
Adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
untuk pendapatakan kenaikan gaji berkala
e. Rencana usulan pensiun pegawai
Adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan pegawai Negeri Sipil ( PNS)
setelah selesai masa bakti nya untuk mendapatkan pensiun pegawai
b. DOSIR PEGAWAI
Dosir adalah berkas arsip yang disusun atas dasar kesamaan urusan atau
kegiatan. Dalam kegiatan administrasi yang dilakukan, pasti dihasilkan produk-
produk kantor seperti surat, formulir, dan laporan. Jadi, kegiatan administrasi
pada dasarnya adalah menghasilkan, menerima, mengolah, dan menyimpan
berbagai surat, formulir laporan dan lain sebagainya. Kata "dosir" sendiri berasal
dari istilah Belanda "dossier" yang berarti kumpulan dokumen.
Penyelenggaraan tata usaha kepegawaian dapat diartikan merupakan segala
rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan, penelitian,
pencatatan, penyimpanan, pengolahan, penyusunan dan pemeliharaan setiap
berkas mutasi kepegawaian perorangan pegawai sesuai dengan Nomor Induk
Pegawai.
Sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1975 tentang Petunjuk Permintaan,
Penetapan dan Penggunaan Nomor Induk Pegawai dan Kartu Pegawai Negara
Sipil, antara lain ditentukan bahwa satu NIP hanya untuk satu pegawai negeri
dan tidak boleh dialihkan, diantaranya berfungsi sebagai dasar penyusunan dan
memelihara Tata Usaha Kepegawaian.
:
No Bagi yang mempunyai Ijazah Golongan
Tertinggi
1 SD atau yang setingkat I
I
/
a
2 SLTP atau yang setingkat I
I
/
c
3 Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama I
I
/
d
4 SLTA, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (3 tahun), Sekolah II
I/
b
Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (4 tahun), Diploma I, Diploma II
5 Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa , Diploma III, Sarjana Muda, II
I/
c
Akademi, Ijasah Bakaloreat
6 Sarjana (S1) atau Diploma IV II
I/
d
7 Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang I
setara V
/
a
8 Doktor (S3) I
V
/
b
1) Kenaikan pangkat diatas, dapat diberikan apabila :
a) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang
sesuai Ijazah yang diperoleh;
b) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;
c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir;
d) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang
menduduki jabatan fungsional
e) Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah
2) Kelengkapan Administrasi :
a) copy sah STTB/Ijazah/Diploma;
b) copy sah SK pangkat terakhir;
c) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;
d) Asli Penetapan Angka Kredit bagi PNS yang menduduki jabatan
fungsional
e) Surat Keterangan Pejabat Pembina Kepegawaian serendah-
rendahnya pejabat eselon II tentang uraian tugas yang dibebankan
kepada PNS yang bersangkutan kecuali bagi yang menduduki
jabatan fungsional tertentu;
f) copy sah surat tanda lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian
ijazah kecuali bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu.
g. Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang Melaksanakan Tugas
Belajar dan Sebelumnya Menduduki Jabatan Struktural Atau Jabatan
Fungsional Tertentu
1) Syarat :
a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir
b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
2) Kenaikan pangkat di atas, diberikan dalam batas jenjang pangkat yang
ditentukan dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu
yang terakhir didudukinya sebelum melaksanakan tugas belajar.
3) Kelengkapan Administrasi :
a) copy sah SK jabatan terakhir;
b) copy sah SK pangkat terakhir;
c) copy sah keputusan/perintah tugas belajar;
d) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.
h. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Telah Selesai Mengikuti dan
Lulus Tugas Belajar
PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan
memperoleh ijasah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi :
No Ijazah Golongan
1 Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II II/b
2 Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III II/c
3 Sarjana (S1) atau Diploma IV III/a
4 Dokter, Ijazah Apoteker atau Ijazah Spesialis I dan III/b
Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara
5 Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II III/c
1) Syarat :
a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;dan
b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.
2) Kelengkapan Administrasi :
a) copy sah SK jabatan terakhir;
b) copy SK pangkat terakhir;
c) copy sah kepututusan/perintah untuk tugas belajar;
d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;
e) copy sah Ijazah/Diploma yang diperolehnya.
i. Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar
Instansi Induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan
1) Syarat :
a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;
b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
2) Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertimbangkan
sesuai jenjang pangkat yang ditetapkan untuk eselon jabatannya.
3) Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di
luar Instansi Pemerintah hanya dapat diberikan sebanyak-banyaknya 3
kali kecuali bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada lembaga
kependidikan, sosial, kesehatan, dan perusahaan jawatan.
4) PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang dipekerjakan di
luar instansi induknya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali
setingkat lebih tinggi.
5) Kelengkapan Administrasi :
a) copy sah SK jabatan terakhir;
b) copy sah SK pangkat terakhir;
c) copy sah keputusan tentang penugasan di luar instansi induknya;
d) Tembusan penetapan angka kredit bagi yang menduduki jabatan
fungsional
e) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.
2. Kenaikan Pangkat Reguler
a. Syarat kenaikan pangkat reguler :
1) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;dan
2) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
3) Tidak melampaui pangkat atasan langsungnya
b. Batas tertinggi kenaikan pangkat reguler yang dapat dicapai berdasarkan
ijasah yang dimiliki PNS adalah sbb :
No Bagi yang mempunyai Ijazah Golongan Tertinggi
1. SD atau yang setingkat II/a
2. SLTP atau yang setingkatII/c
3. Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama II/d
4. SLTA, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (3 tahun), Sekolah III/b
Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (4 tahun), Diploma I, Diploma II
5. Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa , Diploma III, Sarjana Muda, III/c
Akademi, Ijasah Bakaloreat
6. Sarjana (S1) atau Diploma IV III/d
7. Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara
IV/a
8. Doktor (S3) IV/b
c. PNS yang Kenaikan Pangkat Regulernya mengakibatkan pindah golongan
dari golongan II menjadi golongan III dan golongan III menjadi golongan IV,
harus telah mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi
PNS yang :
1) Telah mengikuti dan lulus Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV
untuk ujian dinas Tingkat I;
2) Telah mengikuti dan lulus Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat III untuk
ujian dinas Tingkat II;
3) Telah memperoleh Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian
dinas Tingkat I;
4) Telah memperoleh Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan
Ijazah lain yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian Dinas Tingkat I
atau Ujian Dinas Tingkat II.
d. Kelengkapan Administrasi :
1) copy sah SK pangkat terakhir;
2) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir;
3) copy sah STTB/Ijazah/Diploma bagi yang memperoleh peningkatan
pendidikan;
4) copy sah SK mutasi lainnya apabila terjadi perubahan data
kepegawaian (misalnya SK Pindah Kerja, SK Alih Status, dan
sebagainya).
5) copy sah surat perintah tugas belajar (Bagi PNS yang Melaksanakan
Tugas Belajar dan Sebelumnya Tidak Menduduki Jabatan Struktural
atau Fungsional Tertentu)
6) Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi
induknya. (bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara
penuh di luar Instansi Induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan
yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional
tertentu)
5. CUTI
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu
tertentu. Tujuan pemberian cuti adalah dalam rangka usaha untuk
menjamin kesegaran jasmani dan rohani.
1. Hak Cuti Tahunan
a. Merupakan hak PNS, termasuk CPNS yang telah bekerja secara terus
menerus selama 1 (satu) tahun.
b. CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali ditentukan lain oleh
pejabat yang berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan
kemanusiaan.
c. Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan
memperoleh TKPKN.
2. Penggunaan Cuti Tahunan
a. Penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama,
dengan jumlah paling sedikit menjadi 3 (tiga) hari kerja.
b. Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit
perhubungannya dapat ditambah untuk paling lama 14 hari termasuk
hari libur. Ketentuan ini tidak berlaku apabila cuti tahunan yang diambil
kurang dari 12 hari.
c. Cuti bersama yang tidak digunakan karena kepentingan dinas dan
berdasarkan surat tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan PNS.
3. Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa
a. Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang tetap
menjadi hak PNS yang bersangkutan.
b. Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus
dimintakan penangguhan oleh PNS/CPNS kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti, agar penangguhan dimaksud dapat
dilaksanakan tahun berikutnya.
c. Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat menangguhkan cuti
tahunan paling lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan.
d. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 1 tahun, apabila
kepentingan dinas mendesak.
4. Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa
a. Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya
dengan cuti tahunan tahun yang sedang berjalan, dapat diambil
untuk paling lama:
● 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang
berjalan; dan
● 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang
sedang berjalan, apabila cuti tahunan tidak diambil secara penuh
dalam beberapa tahun.
b. Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan
penggunaannya dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus
mencantumkan jumlah cuti tahunan yang tersisa dari cuti tahunan
pada masing-masing tahun yang bersangkutan.
c. Tanpa adanya persetujuan penangguhan dari pejabat yang
berwenang memberikan cuti, lamanya cuti tahunan yang dapat
diambil dalam tahun yang sedang berjalan menjadi paling lama 18
(delapan belas) hari kerja.
d. Cuti tahunan yang ditangguhkan dapat diambil dalam tahun
berikutnya selama 24 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun
yang sedang berjalan.
B. CUTI BESAR
1. Hak Cuti Besar
a. Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 6 (enam) tahun
secara terus menerus.
b. PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunan dalam tahun yang bersangkutan.
c. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak
atas tunjangan jabatan dan tidak memperoleh TKPKN.
2. Penggunaan Cuti Besar
a. PNS perlu merencanakan penggunaan cuti besar sejak awal tahun.
b. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS untuk
● Memenuhi kewajiban agama;
● Persalinan anaknya yang keempat apabila PNS yang bersangkutan
mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; atau
● Keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
c. PNS yang telah melaksanakan cuti tahunan dan akan mengambil cuti
besar pada tahun yang bersangkutan harus mengembalikan TKPKN
yang diterimanya selama melaksanakan cuti tahunan.
d. PNS yang akan/telah menggunakan cuti besar berhak atas:
● Cuti bersama;
● Cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;
● Cuti sakit;
● Cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan
ketiga;
● Cuti karena alasan penting.
e. Apabila kepentingan dinas mendesak cuti besar dapat ditangguhkan
pelaksanaannya pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 tahun,.
f. Selama menjalankan cuti besar, PNS menerima penghasilan penuh
namun tunjangan jabatan tidak dibayarkan.
g. Cuti besar yang tidak diambil PNS yang bersangkutan tepat pada
waktunya, dapat diambil pada tahun-tahun berikutnya tetapi
keterlambatan pengambilan cuti besar itu tidak dapat diperhitungkan
untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya. Seseorang diangkat
sbg CPNS pada 1 April 2000. Pada tanggal 1 April 2001 ia diangkat
menjadi PNS. Pada tanggal 1 April 2006, PNS yang bersangkutan
baru berhak atas cuti besar.
C. CUTI SAKIT
1. Hak Cuti Sakit merupakan hak PNS dan/atau PNS/CPNS wanita yang
mengalami gugur kandungan.
2. Penggunaan Cuti Sakit
a. PNS yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari harus melampirkan
surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah/puskesmas.
b. PNS yang telah menggunakan cuti sakit untuk jangka waktu paling
lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan telah aktif bekerja kembali,
berhak atas:
● Cuti bersama;
● Cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan
yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti sakit;
● Cuti besar;
● Cuti bersalin;
● Cuti karena alasan penting.
c. PNS yang sakit selama 1 atau 2 hari berhak atas cuti sakit, dengan
ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya.
d. Cuti sakit lebih dari 2 hari sampai dengan 14 hari dapat diajukan
dengan melampirkan surat keterangan dokter
e. Cuti sakit lebih dari 14 hari dapat diajukan dengan melampirkan surat
keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
f. Cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 tahun dan dapat
ditambah untuk paling lama 6 bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
g. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu
sebagaimana tersebut di atas, harus diuji kembali kesehatannya oleh
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Apabila berdasarkan
hasil pengujian yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya,
maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit
dengan mendapat uang tunggu.
h. PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit
untuk paling lama 1 ½ bulan. Permohonan cuti harus dilampiri surat
keterangan dokter atau bidan.
i. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat
perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.
Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh.
D. CUTI BERSALIN
1. Hak Cuti Bersalin
a. Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang
pertama, kedua, dan ketiga.
b. Cuti bersalin yang digunakan oleh CPNS wanita untuk persalinan
anaknya yang pertama akan mengurangi hak cuti persalinan
setelah yang bersangkutan menjadi PNS.
2. Penggunaan Cuti Bersalin dan Cuti Lain untuk Bersalin
a. PNS yang telah menggunakan cuti bersalin, berhak atas:
● Cuti bersama;
● Cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan
yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti bersalin;
● Cuti besar;
● Cuti sakit;
● Cuti karena alasan penting.
b. PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk persalinan anaknya
yang keempat, apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti
besar menjelang persalinan.
c. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar untuk
persalinan anaknya yang keempat tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
d. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar tersebut berhak
atas:
● Cuti bersama;
● Cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;
● Cuti sakit;
● Cuti karena alasan penting.
e. PNS wanita dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara untuk
persalinan anaknya yang kelima dan seterusnya.
f. PNS wanita yang telah menggunakan cuti di luar tanggungan
negara tersebut, berhak atas:
● Cuti bersama;
● Cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan
yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti di luar
tanggungan negara;
● Cuti besar setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun
secara terus- menerus;
● Cuti sakit;
● Cuti karena alasan penting.
g. Lamanya cuti bersalin adalah 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah
persalinan.
h. Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita yang bersangkutan
menerima penghasilan penuh.
c. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
2) BAP setidaknya memuat fakta 5 W dan 1 H, yaitu Who, What,
When, Where, Why, dan How :
a. Siapa yang melakukan pelanggaran disiplin;
b. Apakah pelanggaran disiplin yang dilakukan;
c. Kapan terjadinya;
d. Dimana terjadinya;
e. Mengapa pegawai tersebut melakukan pelanggaran disiplin
(factor yang mendorong);
f. Bagaimana pelanggaran disiplin tersebut terjadi (modusnya);
3) Apabila diperlukan, untuk mendapatkan keterangan yang lebih
lengkap dan dalam upaya menjamin obyektifitas dalam
pemeriksaan, atasan langsung, tim pemeriksa atau pejabat yang
berwenang menghukum dapat meminta keterangan dari orang
lain;
4) BAP harus ditandatangani oleh atasan langsung atau Tim
Pemeriksa dan PNS yang diperiksa;
5) Apabila PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani
BAP, maka BAP tersebut cukup ditandatangani oleh pemeriksa,
dengan memberikan catatan dalam BAP, bahwa PNS yang
diperiksa tidak bersedia menandatangani BAP dan BAP tetap
dijadikan dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin;
6) PNS yang telah diperiksa berhak mendapat foto kopi BAP;
d. Penjatuhan hukuman disiplin
1) Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan
keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan dalam
keputusan hukuman disiplin dimaksud harus disebutkan
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang
bersangkutan;
2) Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang
diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin sesuai Pasal 16 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010;
3) Apabila menurut hasil pemeriksaan, ternyata kewenangan untuk
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS tersebut merupakan
kewenangan :
a) atasan langsung yang bersangkutan, maka atasan langsung
tersebut wajib menjatuhkan hukuman disiplin;
b) pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsungnya wajib
melaporkan secara hirarkis disertai dokumen sebagai berikut:
Surat Panggilan Pemeriksaan I dan II;
Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
Laporan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin dari
atasan langsung;
Salinan sah keputusan CPNS dan pangkat terakhir;
Bukti-bukti pelanggaran disiplin
Contoh : Daftar Kehadiran Pegawai dan lain lain.
e. Penyampaian hukuman disiplin
1) Keputusan hukuman disiplin disampaikan secara tertutup oleh
pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang
ditunjuk paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak
keputusan ditetapkan, dengan ketentuan bahwa pejabat yang
ditunjuk dimaksud jabatan dan pangkatnya tidak boleh lebih
rendah dari PNS yang bersangkutan;
2) PNS yang bersangkutan dipanggil secara tertulis untuk hadir
menerima keputusan hukuman disiplin;
3) Dalam hal PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada
saat penyampaian keputusan, maka keputusan hukuman
disiplin dikirim kepada yang bersangkutan melalui alamat
terakhir yang diketahui dan tercatat di unit kerjanya.
f. Ruang Tunggu
a. Uang tunggu diberikan paling lama 1 tahun dan dapat diperpanjang tiap-
tiap kali paling lama 1 tahun.
b. Pemberian uang tunggu tidak boleh lebih dari 5 tahun.
c. Besarnya uang tunggu adalah :
80% dari gaji pokok, untuk tahun pertama;
75% dari gaji pokok untuk tahun selanjutnya.
d. PNS yang menerima uang tunggu, diwajibkan :
melaporkan diri kepada pejabat yang berwenang, setiap kali
selambat-lambatnya sebulan sebelum berakhirnya pemberian uang
tunggu;
Senantiasa bersedia diangkat kembali pada suatu jabatan Negeri;
Meminta izin lebih dahulu kepada pimpinan instansinya, apabila mau
pindah alamat diluar wilayah pembayaran.
e. PNS yang menerima uang tunggu, diangkat kembali dalam suatu Jabatan
Negeri Apabila ada lowongan.
f. PNS yang menerima uang tunggu yang menolak untuk diangkat kembali
dalam suatu Jabatan Negeri, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
pada akhir bulan yang bersangkutan menolak untuk diangkat kembali.
g. PNS yang menerima uang tunggu yang diangkat kembali dalam suatu
jabatan Negeri,dicabut pemberian uang tunggunya terhitung sejak
menerima penghasilan penuh kembali sebagai PNS.
h. Apabila pada waktu berakhirnya masa pemberian uang tunggu, PNS
yang bersangkutan telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun
dan telah memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun,
maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun.
i. Apabila pada waktu berakhirnya masa pemberian uang tunggu, PNS
tersebut telah memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10
tahun, tetapi belum mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun, maka
ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan pemberian pensiunnya
ditetapkan pada saat ia mencapai usia 50 tahun
j. Apabila pada waktu berakhirnya masa pemberian uang tunggu, PNS
tersebut belum memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10
tahun, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS tanpa hak
pensiun.
k. Penerima uang tunggu masih tetap berstatus sebagai PNS,oleh sebab itu
kepadanya diberikan kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga,
tunjangan pangan, dan tunjangan lain berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Penilaian pelaksanaan pekerjaan yang
digunakan sebagai dasar untuk pemberian kenaikan gaji berkala adalah
penilaian pelaksanaan pekerjaan terakhir sebelum PNS yang
bersangkutan diberhentikan dengan hormat dari Jabatan Negeri.
l. Gaji Pokok terakhir setelah mendapat kenaikan gaji berkala digunakan
sebagai dasar pemberian uang tunggu.
m. Penghasilan yang diterima adalah semua penghasilan sebagai PNS,
kecuali tunjangan jabatan.
g. Pemberhentian Sementara
B. PERSYARATAN UMUM
Pegawai yang diusulkan untuk menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya
Satya wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin baik tingkat ringan, sedang ataupun
berat;
2. tidak pernah melanggar kode etik pegawai direktorat jenderal perbendaharaan;
3. memiliki kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan;
4. memiliki moralitas yang tinggi;
5. memiliki budi pekerti yang dapat diteladani;
6. nilai rata-rata dp3 tahun terakhir minimal 76 (baik), dengan nilai unsur
kesetiaan minimal 91 (amat baik) dan nilai unsur kejujuran minimal 76
(baik).
C. PERSYARATAN KHUSUS
Persyaratan khusus dalam penilaian calon penerima sekaligus sebagai
dokumen yang diperlukan dalam pengusulan penerima penghargaan tanda
kehormatan Satyalancana Karya Satya adalah sebagai berikut:
1. Daftar Riwayat Hidup Singkat dimana kolom Riwayat Pekerjaan diisi
secara kronologis dimulai sejak diangkat sebagai pegawai bulanan/calon
pegawai (Contoh Format 1 );
2. Surat Keputusan Pengangkatan Pertama sebagai pegawai bulanan/calon
pegawai;
3. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Terakhir;
4. Surat Keputusan Pengangkatan dalam jabatan/mutasi terakhir (bila menjabat);
5. Fotokopi Piagam Satyalancana Karya Satya atau penghargaan lain yang
pernah diterima, baik dari dalam atau luar organisasi Kementerian
Keuangan sehubungan dengan pekerjaan atau pengalaman/pengabdian di
masyarakat (apabila ada);
6. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) tahun terakhir;
7. Surat Pernyataan yang menyatakan kelayakan seorang pegawai untuk
dijadikan calon penerima penghargaan dari pimpinan unit organisasi
(Contoh Format 2);
8. Surat Rekomendasi dari atasan langsung dan rekan sejawat (Contoh
Format 3a & Format 3b);
9. Surat Pernyataan bahwa calon penerima tidak menggunakan/menguasai
barang milik negara secara tidak sah (Contoh Format 4);
10. Salinan Laporan Ketertiban Pegawai tiga bulan terakhir;
11. Kritik yang membangun dan usulan/ide/gagasan bagi kemajuan Ditjen
Perbendaharaan maksimal dua halaman dengan format terlampir (Contoh
Format 5).
D. PROSES PENGUSULAN
1. Usulan calon penerima penghargaan merupakan kewajiban pihak atasan
untuk mengusulkan pegawai yang memenuhi persyaratan di lingkungannya
masing-masing.
2. Usulan calon penerima penghargaan dikirimkan oleh unit kerja kepada unit
eselon II yang membawahinya. Khusus untuk Bagian-Bagian lingkup
Setditjen Perbendaharaan agar dikoordinasikan dengan Bagian
Administrasi Kepegawaian. Usulan yang tidak melalui jalur hirarkis tidak
akan diproses.
3. Unit Eselon II kemudian berkewajiban melakukan seleksi administrasi
terhadap daftar usulan di lingkungan kerjanya dalam hal kelengkapan
dokumen yang dipersyaratkan. Untuk
menjamin kecermatan dan ketelitian, maka setiap satu usulan agar
dimasukkan dalam satu map tersendiri dan diperiksa kelengkapannya
menggunakan lembar pengawasan/check list.
4. Hasil seleksi administrasi di tingkat eselon II kemudian dibuatkan Daftar
Calon Penerima yang disusun berdasarkan jenis tanda kehormatan
Satyalancana Karya Satya dan diteruskan bersama-sama dengan surat
pengusulan ke Bagian Administrasi Kepegawaian, Sekretariat Ditjen
Perbendaharaan.
5. Selanjutnya Bagian Administrasi Kepegawaian, Sekretariat Ditjen
Perbendaharaan melakukan penilaian terhadap usulan tersebut dan
meneruskannya ke Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.
E. LAIN-LAIN
1. Dalam pelaksanaan penilaian ini, Sekretaris Ditjen Perbendaharaan akan
membentuk suatu tim penilai. Penilaian oleh tim dimaksud berdasarkan
kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
2. Keputusan Tim Penilai baik di tingkat daerah maupun pusat bersifat mutlak
dan tidak dapat diganggu gugat.
6. Bantuan tambahan baik untuk tugas belajar dalam negeri maupun luar
negeri sesuai ketentuan yang berlaku.
BAB V LOGISTIK
Pedoman ini dibuat sebagai bahan acuan dalam penerapan langkah langkah
kerja dan pencapaian mutu pada tiap tiap sasaran pedoman yaitu :
1. Menentukan indicator mutu klinis puskesmas
2. Menentukan indicator mutu upaya kesehatan masyarakat
3. Menentukan indicator mutu Kinerja Puskesmas
4. Menentukan indocator mutu Administrasi Puskesmas
Pedoman ini dibuat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat
sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pedoman ini dibuat untuk sebagai bahan untuk mengatur cara kerja dan
mengevaluasi hasil kerja kepegawaian Puskesmas, Tim Administrasi
Puskesmas.
BAB IX PENUTUP