Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya
di wilayah kerjanya.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Berbagai
upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yang dilakukan secara
menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas mempunyai fungsi :
1. Pusat Penggerak Pembangunan berwawasan Kesehatan;
2. Pusat Pemberdayaan masyarakat;
3. Pusat Pelayanan kesehatan masyarakat (mencakup pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat)
Semua kegiatan di Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018
dirangkum dalam bentuk Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2017.
Profil ini memuat data dan informasi mengenai situasi kesehatan
baik kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program
kesehatan di wilayah kerja Puskemas Sungai Duri yang dianalisis
sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel, peta dan grafik.
B. TUJUAN
Tujuan disusunnya Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018 ini adalah:
1. Tujuan ke dalam
a. Tujuan Umum
Diketahui gambaran situasi kesehatan dalam wilayah kerja
Puskesmas Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya.

1 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


b. Tujuan Khusus
1) Diketahui gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan
kegiatan pelayanan kesehatan dan mutu kegiatan pelayanan
kesehatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun.
2) Diketahui gambaran masalah kesehatan setempat di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri, Kecamatan Sungai
Raya.
3) Digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kegiatan
pelayanan kesehatan tahun selanjutnya.

2. Tujuan ke Luar
Agar masyarakat luas dapat mengetahui gambaran kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri secara keseluruhan baik
berupa organisasi maupun program Puskesmas.

C. SISTEMATIKA
Sistematika Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Duri adalah
sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan
Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya
Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Duri, serta sistematika
penyajian diuraikan secara ringkas.
Bab II – Gambaran Umum dan Wilayah Kerja Puskesmas
Bab ini menyajikan tentang gambaan umum wilayah kerja
Puskesmas Sungai Duri yang meliputi keadaan geografi, batas
wilayah, keadaan kependudukan dan tingkat pendidikan
masyarakat yang ada.
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian,
angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat
Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang upaya pelayanan kesehatan
Puskesmas yang meliputi kesehatan ibu dan anak, perbaikan
gizi masyarakat, imunisasi, kesehatan usila dan pra usila,

2 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


keluarga berencana, kejadian luar biasa, pelayanan kesehatan
masyarakat miskin, promosi kesehatan dan kesehatan
lingkungan, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular.
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang susunan komposisi tenaga
kesehatan, pembiayaan kesehatan, program-program yang ada
di Puskesmas Sungai Duri dan jenis-jenis pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sungai Duri
Bab VI – Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian hal-hal penting yang perlu
disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan
Puskesmas Sungai Duri Tahun 2016, serta hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Duri.
Lampiran

3 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


BAB II
GAMBARAN UMUM
DAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURI

A. VISI DAN MISI


1. Visi Puskesmas Sungai Duri
Puskesmas Sungai Duri dalam melaksanakan fungsinya
mempunyai Visi sebagai berikut : “ Terwujudnya Puskesmas Sungai
Duri yang bermutu dan mandiri menuju Kecamatan sehat ”.
2. Misi Puskesmas Sungai Duri
Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Sungai Duri
memiliki misi sebagai berikut :
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
b) Meningkatkan kualitas SDM Puskesmas secara berkelanjutan
sesuai dengan kompetensi.
c) Meningkatkan pengetahuan serta mendorong kemandirian
masyarakat.
d) Menggalang kemitraan dengan lintas sektor.
B. KEADAAN GEOGRAFI
Kecamatan Sungai Raya merupakan bagian dari Kabupaten
Bengkayang, dimana wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, sebelah selatan berbatasan dengan
kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah, sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Capkala sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan laut cina selatan.
Luas wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri adalah 75.85 km²,
meliputi 5 desa dan terdiri dari 19 dusun. Puskesmas Sungai Duri terletak
di pusat pemerintahan dan perekonomian Kecamatan Sungai Raya.
Sebagian daerahnya adalah pesisir pantai dan lainnya adalah daerah
dataran tinggi, sebagian besar daerahnya mudah dijangkau melalui darat
dengan jalan beraspal dan jalan dengan pengerasan baik itu menggunakan
kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
Gambar 1

4 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Peta wilayah Kerja Puskesmas Sungai duri

C. DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN : JUMLAH PENDUDUK


TOTAL, JUMLAH ASKESKIN, TINGKAT PENDIDIKAN)
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri adalah
20.192 jiwa yang terdiri dari 10.231 laki-laki dan 9.961 perempuan dengan
5.5697 KK dan kepadatan penduduk 266,4 jiwa / km2. (Sumber: - Kantor
Statistik Kabupaten/kota ) , sebagian besar terdiri dari suku Melayu,
Dayak, Cina dan Madura dan sebagian kecil adalah suku lainnya. Sekitar
40 % penduduknya bermukim di daerah pusat pemerintahan dan
perekonomian serta sisanya tersebar merata di wilayah kecamatan.
Sebagian besar penduduknya berdekatan dengan tempat-tempat
pelayanan kesehatan (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Polindes/Poskesdes).
Jumlah penduduk Kecamatan Sungai Raya pada tahun 2018
sebanyak 20.192 orang yang terdiri dari 10.231 laki-laki dan 9.961

5 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


perempuan. Penduduk terdistribusi pada umur 0-14 tahun 6.069 orang ,
15-64 tahun 12.457 orang , sedangkan kelompok umur diatas 65 tahun
adalah 1.063 orang. Ini berarti jumlah penduduk usia produktif adalah 61
% yang berarti setiap 100 orang yang produktif harus menanggung 61
orang yang tidak produktif.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Kecamatan Sungai Raya Tahun 2018

KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK


NO
(TAHUN) LK PR JUMLAH
1 0-4 1101 1070 2,171
2 5-9 1061 1057 2,118
3 10 - 14 888 892 1,780
4 15 - 19 883 893 1,776
5 20 - 24 879 881 1,760
6 25 - 29 875 745 1,620
7 30 - 34 696 667 1,363
8 35 - 39 629 595 1,224
9 40 - 44 567 552 1,119
10 45 - 49 526 537 1,063
11 50 - 54 481 489 970
12 55 - 59 436 431 867
13 60 - 64 384 374 758
14 65 - 69 323 297 620
15 70 - 74 258 248 506
16 75+ 244 233 477

JUMLAH 10,231 9,961 20,192


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
61
(DEPENDENCY RATIO)

Untuk jumlah penduduk melek huruf dan distribusi penduduk


berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Sungai Raya pada tahun 2018
tidak bisa ditampilkan disebabkan tidak adanya data yang menunjang untuk
memaparkan lebih lanjut tentang hal itu.

6 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat yang ada di Kecamatan


Sungai Raya, seharusnya digunakan data berbasis Community dan Institusional.
Sumber data dimaksud adalah data yang bersumber dari BPS, STKI,
SUSENAS atau data terkait lainnya. Sementara ini data yang diperoleh
Puskesmas Sungai Duri hanya dari institusi saja sehingga tidak dapat
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat secara utuh, namun demikian
data ini dapat dipergunakan sebagai Proxy Indikator dari masyarakat. Indikator –
indikator yang digunakan antara lain meliputi :

A. MORTALITAS
1. Angka Lahir Mati
Pada tahun 2018 dilaporkan dari dari 431 kelahiran, 15
diantaranya dilaporkan meninggal. Dari laporan yang diterima, dari 15
kasus kematian yang ada terjadi 9 pada laki-laki dan 6 pada perempuan.
Secara keseluruhan angka lahir mati di Kecamatan Sungai Raya pada
tahun 2018 adalah 34,8 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian
yang terbesar terjadi dikarenakan kasus IUFD ( 7 kasus ), dengan
penyebab ( 6 kasus ) dan lainnya 2 kasus. Dibandingkan tahun
sebelumnya terjadi peningkatan. Pada tahun 2017 dilaporkan dari dari
458 kelahiran, 7 diantaranya dilaporkan meninggal dengan keseluruhan
angka lahir mati di Kecamatan Sungai Raya pada tahun 2017 adalah 15,3
per 1.000 kelahiran hidup.
2. Angka Kematian Neonatal
Jumlah kelahiran pada tahun 2018 dilaporkan sebanyak 431
kelahiran. Pada tahun 2018 dilaporkan ada 4 kasus kematian pada
neonatal. Secara umum angka kematian neonatal di Kecamatan Sungai
Raya pada tahun 2018 adalah 10 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini
menunjukkan peningkatan dari tahun yang lalu dimana pada tahun 2017
dilaporkan ada 3 kasus kematian pada neonatal.

7 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


3. Angka Kematian Bayi (AKB)
Pada tahun 2018 dilaporkan terjadi 4 kematian bayi. Dengan kata
lain, angka kematian bayi ( AKB ) di kecamatan Sungai Raya adalah
sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup dan bila dibandingkan pada tahun
2017 dilaporkan hanya terjadi 1 kematian bayi ( 2 per 1.000 kelahiran
hidup ).
4. Angka Kematian Balita ( AKABA )
Pada tahun 2018 dilaporkan ada 4 kasus kematian Balita atau
angka kematian Baliat ( AKABA ) di kecamatan Sungai Raya adalah
sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup.
5. Angka Kematian Ibu ( AKI / MMR )
Di Indonesia Angka Kematian Ibu ( AKI ) pada tahun 2018 adalah
307 per 100.000 kelahiran hidup. Di Kalimantan Barat berdasarkan
laporan indikator Data base 2015 angka kematian ibu adalah sebesar 310
per 100.000 kelahiran hidup. Dilihat dari angka tersebut dapat
disimpulkan bahwa angka kematian maternal di Kalimantan Barat masih
tinggi, bila dikaitkan dengan target yang ingin dicapai pada millenium
development goal yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Belum ada data angka kematian Ibu tahun 2018 di Kecamatan Sungai
Raya yang berasal dari Community maupun Institusional, begitu juga
berdasarkan data yang dilaporkan oleh puskesmas bahwa jumlah
kematian ibu 0 ( nol ). Jadi Angka kematian Ibu adalah 0 per 100.000
kelahiran hidup.

B. MORBIDITAS
10 Besar Penyakit Semua Kelompok Umur
Bersumber dari laporan Bulanan Kesakitan ( LB 1 ) penyakit
terbanyak yang diderita oleh penderita rawat jalan di wilayah Puskesmas
Sungai Duri pada tahun 2018 adalah gastritis, sedangkan 10 penyakit
terbanyak penderita rawat jalan di Puskesmas Sungai Duri adalah sebagai
berikut :

8 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tabel 2
10 besar Penyakit semua umur tahun 2018

NO JENIS PENYAKIT JLH

1 Gastritis, unspecified 3746


2 Infeksi Nasofaring Akut [common cold] 2385
3 Hipertensi esensial 2266
4 Hyperkolesterol 2141
5 DM II (Non-insulin-dependent diabetes mellitus) 2073
6 Polyarthritis, unspecified 1953
7 Osteo Atritis / Gout, unspecified 1607
8 Influenza, virus not identified 1468
9 Bronchitis akut tidak specifik 1349
10 Dermatitis kontak alergika, unspecified cause 1061

Dapat dilihat dari sepuluh besar penyakit terbanyak ternyata tidak lagi
didominasi penyakit – penyakit menular yang berbasis lingkungan. Hal ini
perlu mendapat perhatian serius agar ke depan diperlukan kegiatan –
kegiatan promotif maupun preventif yang lebih giat lagi.

Gambar 2
Persentasi 10 besar penyakit semua umur tahun 2018

4.21 3.31
11.70
4.59

5.02
7.45

6.10
6.48 6.69 7.08

Gastritis, unspecified Infeksi Nasofaring Akut [common cold]


Hipertensi esensial Hyperkolesterol
DM II (Non-insulin-dependent diabetes mellitus) Polyarthritis, unspecified
Osteo Atritis / Gout, unspecified Influenza, virus not identified
Bronchitis akut tidak specifik Dermatitis kontak alergika, unspecified cause

9 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Penyakit 10 Besar Umur Di Bawah 5 tahun
Dilihat dari laporan penyakit terbanyak umur di bawah 5 tahun 2018
penyakit Infeksi nasofaring akut menempati urutan pertama diikuti urutan
kedua penyakit influenza dan Diare pada urutan ketiga. Dari urutan sepuluh
penyakit terbanyak umur di bawah 5 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 3
10 besar Penyakit umur di bawah 5 tahun 2018
NO NAMA PENYAKIT JLH

1 Infeksi Nasofaring Akut [common cold] 718

2 Influenza, virus not identified 707

3 Diare and gastroenteritis non spesifik 225

4 Febris tanpa sebab yg jelas 131

5 Dermatitis kontak alergika, unspecified cause 109

6 Bronchitis akut tidak specifik 88

7 Pyoderma 40

8 Asthma 36

9 Dyspepsia 33

10 Gastritis, unspecified 31

Kalau dilihat pada urutan penyakit terbanyak umur di bawah 5 tahun


masih di dominasi penyakit – penyakit infeksi menular yang berbasis
lingkungan dan keadaan iklim. ISPA merupakan penyakit yang menyebabkan
kematian utama pada balita di negara – negara berkembang. Hal ini
memerlukan perhatian yang sangat serius diantaranya dengan meningkatkan
kerjasama lintas program dan lintas sektor serta peningkatan kegiatan
promotif dan preventif agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
pada bayi dan balita.
Gambar 3.

10 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Persentase penyakit 10 besar umur < 5 tahun

1.41.3
3.7 1.7 1.5
5.6 4.6 30.5

9.6

30.0

Infeksi Nasofaring Akut [common cold] Influenza, virus not identified


Diare and gastroenteritis non spesifik Febris tanpa sebab yg jelas
Dermatitis kontak alergika, unspecified cause Bronchitis akut tidak specifik
Pyoderma Asthma
Dyspepsia Gastritis, unspecified

Penyakit 10 Besar Golongan Umur di atas 55 Tahun


Pada tahun 2018 kunjungan kelompok umur di atas 55 tahun
menempatkan penyakit gastritis sebagai penyakit terbanyak yang di derita
oleh Golongan umur di atas 55 tahun. Sedangkan peringkat kedua adalah
Hipertensi. Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa terjadi perubahan
pola penyakit, di mana penyakit yang menonjol bukan lagi penyakit menular
tetapi penyakit degeneratif dan penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup. Di
bawah ini adalah tabel Urutan 10 penyakit terbanyak golongan umur di atas
55 tahun

Tabel 4
10 besar Penyakit umur di atas 55 tahun 2018

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH

1 Gastritis, unspecified 1421

2 Hipertensi esensial 1400

3 DM II (Non-insulin-dependent diabetes mellitus) 1086

11 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


4 Hyperkolesterol 947

5 Polyarthritis, unspecified 931

6 Osteo Atritis / Gout, unspecified 799

7 Bronchitis akut tidak specifik 400

8 Myalgia 309

9 Infeksi Nasofaring Akut [common cold] 277

10 Asthma 255

Gambar 4
Persentase penyakit 10 besar umur > 55 tahun 2018

3.1 2.8 2.5


14.2
4.0
8.0

14.0

9.3
9.4 10.8

Gastritis, unspecified Hipertensi esensial DM II (Non-insulin-dependent diabetes mellitus)


Hyperkolesterol Polyarthritis, unspecified Osteo Atritis / Gout, unspecified
Bronchitis akut tidak specifik Myalgia Infeksi Nasofaring Akut [common cold]
Asthma

12 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


1. TBC PARU
Tahun 2018 dilaporkan ditemukan 11 kasus BTA positif(+) baru.
Distribusi kasus TB di Puskesmas Sungai Duri dapat dilihat dari tabel
di bawah ini.
Tabel 5
Distribusi kasus penyebaran TB
Di wilayah Puskesmas Sungai Duri tahun 2016 - 2018
N 2016 2017 2018 Sumber:
DESA
O L P L P L P Data

1 SUNGAI DURI 0 1 4 0 6 3 Program


TB
SUNGAI JAGA
2 0 0 0 4 2 0
A
SUNGAI JAGA
3 0 1 0 0 0 1
B
S.PANGKALAN
4 0 0 2 0 1 1
I
S.PANGKALAN
5 3 0 1 0 3 1
II
JUMLAH 3 2 7 4 12 6
Puskesmas Sungai Duri tahun 2018

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB +


Baru paling banyak menyerang pada laki – laki ( 67 % ) dengan CNR
119,97 per 100.000 penduduk. Berdasarkan tabel di atas dapat dipetik
informasi bahwa penemuan kasus TB positif(+) terbanyak pada tahun
2018 di Desa Sungai Duri.
Keberhasilan Program TB ditunjukkan dengan angka kesembuhan
TB, setelah penderita diobati, kesembuhan penderita baru dapat diketahui
pada tahun berikutnya. Keberhasilan pengobatan TB pada tahun ini
dapat dilihat dari angka kesembuhan TB pada tahun sebelumnya.
Untuk penderita TB positif (+) yang diobati tahun 2017 dilaporkan

13 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


hasilnya adalah 100% sembuh. Sedangkan untuk tahun 2018, dari 18
penderita baru BTA+ , baru 14 orang penderita yang sembuh ( 77,78 % ).
Penyakit TBC Paru merupakan salah satu penyakit yang upaya
penanggulangannya dilakukan secara lebih intensif dan mendapatkan
dana khusus dari Global Found For Aids Tuberculosis and malaria ( GF
ATM ). Untuk menanggulangi penyakit ini, maka diperlukan upaya
pencarian penderita secara aktif karena dengan upaya tersebut, makin
banyak penderita yang akan ditemukan dan kemudian akan mendapat
pengobatan secara gratis. Secara statistik diperkirakan penderita TB Paru
di suatu daerah ada 1 diantara 1.000 penduduk. Sedangkan selama
pengobatan terdapat 2 kasus kematian. Dengan kata lain Angka kematian
selama pengobatan adalah 10 per 100.000 penduduk.
2. Pneumonia
Pada laporan Program ISPA tidak ditemukan kasus Pneumonia.
Berdasarkan data Nasional penyakit ISPA masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia terutama pada
Balita. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian karena ISPA
terutama pada bayi dan balita. Setiap anak diperkirakan mengalami 3 - 6
episode ISPA setiap tahunnya, yaitu 40 - 60 % dari kunjungan di
Puskesmas ialah karena ISPA. Dari seluruh kematian balita proporsi
kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 - 30 %. Kematian
oleh ISPA ini sebagian besar disebabkan karena penyakit Pneumonia
(Depkes RI, 1994).
Untuk menekan angka kesakitan khususnya ISPA diwilayah kerja
Puskesmas Sungai Duri telah dilakukan kegiatan berupa ; penyuluhan
(promotif), perkesmas (dalam dan luar gedung berupa askep individu
dan keluarga), serta klinik sanitasi.
3. HIV / AIDS
Pada tahun 2017, kasus HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Duri dilaporkan 0 ( nol ).Sedangkan pada tahun 2018 dilaporkan ada 5
kasus HIV/AIDS dan semuanya adalah laki-laki dengan 80% adalah usia
25-49 tahun. Hal ini sudah menunjukkan hasil yang baik. Namun usaha
berupa penyuluhan, skrining dan lain-lain tetap diupayakan agar
kedepannya kasus baru HIV / AIDS dapat ditemukan sedini mungkin.

14 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


4. Sphilis
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus penyakit syphilis di wilayah
kerja Puskesmas Sungai Duri.

5. Diare
Penyakit Diare selalu termasuk dalam 10 penyakit yang terbanyak
usia dibawah 5 tahun. Keadaan ini dapat diartikan bahwa diare dianggap
sebagai penyakit biasa sehingga tidak terlalu banyak perhatian untuk
mencegahnya. Bila diperhatikan lebih lanjut kelompok umur yang menjadi
penderita terbanyak adalah kelompok umur Balita dimana pada tahun
2018 berada diurutan ketiga setelah penyakit influensa, ini berarti peran
orang tua terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kebersihan
anaknya harus sangat ditingkatkan.
Salah satu wadah untuk meningkatkan perhatian orang tua mengenai
masalah ini adalah di posyandu yang mana petugas dapat memberikan
penyuluhan tentang hidup bersih dan sehat. Di kecamatan Sungai raya
pada tahun 2018 angka kesakitan diare untuk semua umur adalah 27,34
per 1.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
tampak terjadi peningkatan, dimana tahun 2017 Angka kesakitan hanya
sebesar 11,49 per 1.000 penduduk.
Di bawah ini disajikan grafik kasus diare semua umur selama periode
3 tahun yakni dari tahun 2016 – 2018.

Gambar 5
Kasus diare semua umur tahun 2016 – 2018.

15 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


350 340
325
300
275
250
225
200
175
150
125 114
95
100
71
75 53
50 42 41 44 47
16 18 23 17 21 25
25
0
SUNGAI DURI SEI JAGA A SEI JAGA B S.PKL1 S.PKL 2

2016 2017 2018

6. Kusta
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus kusta di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Duri

7. Campak
Berdasarkan laporan yang diambil dari laporan bulanan kesakitan
Puskesmas Sungai Duri, tahun 2018 tidak ditemukan kasus campak.

8. Polio
Berdasarkan laporan yang ada, tidak ditemukannya kasus Polio
selama tahun 2018.

9. Hepatitis B
Berdasarkan laporan yang ada, tidak ditemukannya kasus
Hepatitis B selama tahun 2018.

10. DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue jumlah penderitanya
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 jumlah penderita di
Kecamatan Sungai Raya terjadi 21 kasus DBD. Dibandingkan dengan
tahun 2018 terjadi penurunan yakni 8 kasus. Angka kesakitan DBD di
Kecamatan Sungai Raya tahun 2018 adalah 39,6 per 100.000 penduduk

16 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


yang berarti ada 40 orang dari 100.000 penduduk di Kecamatan Sungai
Raya yang menderita DBD atau 4 per 10.000 penduduk yang berarti ada
4 orang yang menderita DBD dari 10.000 orang penduduk. Angka ini
masih jauh dari target Indonesia Sehat yaitu 2 penderita dari 100.000
penduduk. Sedangkan Angka Kematian DBD di Kecamatan Sungai Raya
pada tahun 2018 adalah 0 per 100.000 penduduk.
Di bawah ini adalah grafik kasus DBD dalam kurun 3 tahun yakni
2016 – 2018.

17 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Gambar 6
Kasus DBD semua umur tahun 2016 – 2018
9
8
8
7
7
6
5
4
4
3 3 3
3
2 2 2 2
2
1 1 1
1
0 0
0
SUNGAI DURI SEI JAGA A SEI JAGA B S.PKL1 S.PKL 2

2016 2017 2018

11. Malaria
Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan
Puskesmas tidak ada kasus malaria dengan pemeriksaan laboratorium
positif. Dengan kata lain, berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa angka kesakitan malaria di Kecamatan Sungai Raya adalah 0 per
1.000 penduduk, sedangkan target yang ditetapkan untuk Indonesia
sehat adalah 5 per 1.000 penduduk.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan, diantaranya :
a. Tingkat keberhasilan program malaria cukup tinggi.
b. Terjadi perubahan ekosistem menjadi salah satu penyebab
menurunnya angka kesakitan malaria.

12. Filariasis
Penyakit filariasis yang merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh cacing filaria dan nyamuk cullex merupakan penyakit
yang masih langka. Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus filariasis di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri.

18 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


13. Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang saat
ini menempati peringkat kedua setelah gastritis pada usia di atas 55
tahun. Pada tahun 2018 telah dilakukan pengukuran darah pada
pengunjung usia > 18 tahun sebanyak 257 orang. Dari hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa 31,1% menderita darah tinggi.

Tabel 6
Hasil pengukuran tekanan darah usia > 18 tahun di puskesmas sungai
duri tahun 2018
DILAKUKAN
PENGUKURAN HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
TEKANAN DARAH
DESA
LK PR LK+PR
LK PR JLH
JLH % JLH % JLH %

S.DURI 59 93 152 19 32.2 33 35.5 52 34.2

S.JAGA
15 21 36 3 20.0 9 42.9 12 33.3
A
S.JAGA
5 8 13 3 60.0 2 25.0 5 38.5
B

S.PKL 1 8 10 18 2 25.0 2 20.0 4 22.2

S.PKL 2 16 22 38 1 6.3 6 27.3 7 18.4

JUMLAH 103 154 257 28 27.2 52 33.8 80 31.1

14. Obesitas
Pada tahun 2018 jumlah pengunjung Puskesmas Sungai Duri usia
> 15 tahun sebanyak 8.814 orang yang terdiri dari 6.187 laki-laki dan
sisanya perempuan. Dari total kunjungan tersebut, 257 orang ( 2,9 % )
dilakukan pemeriksaan obesitas dan hasilnya menunjukkan bahwa 28,4%
( 73 orang ) menderita obesitas. Hal ini perlu disikapi karena obesitas
merupakan salah satu factor pemicu terjadinya pelbagai penyakit

19 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


degenerative diantaranya hipertensi, jantung koroner, hiperlipdemia dan
lain-lain.
15. IVA Positif + Tumor Payudara
Puskesmas Sungai Duri pada tahun 2018, tidak melakukan
kegiatan IVA.

16. Kejadian Luar Biasa ( KLB )


Berdasarkan laporan pengelola surveilans Puskesmas Sungai Duri,
sepanjang tahun 2018 tidak terjadi KLB .

20 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Kesehatan Ibu
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yaitu meliputi Pemeriksaan Ibu
Hamil K1, K4, Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian tablet
Fe1 dan Fe3 untuk ibu hamil. Cakupan pemeriksaan ibu hamil K1
pada tahun 2018 dilaporkan sebesar 100% sehingga telah mencapai
target K1 100%. Cakupan pemeriksaan Ibu Hamil K4 tahun 2018
dilaporkan sebesar 95,2% dan mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya dan belum mencapai target K4 100%. Berikut disajikan
tabel Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4 di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Duri tahun 2018.

Tabel 7
Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1dan K4 per desa
di Puskesmas Sungai Duri tahun 2018
IBU HAMIL
DESA K1 K4
JLH
JLH % JLH %
SUNGAI DURI 193 202 104.7 183 94.8
SUNGAI JAGA A 110 115 104.5 108 98.2
SUNGAI JAGA B 44 41 93.2 38 86.4
S.PANGKALAN I 33 33 100.0 34 103.0
S.PANGKALAN II 115 104 90.4 108 93.9
JUMLAH 495 495 100.0 471 95.2
Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018

Dalam rangka pencegahan anemia pada ibu hamil, di Kabupaten


Bengkayang dilaksanakan program pemberian Tablet Fe kepada Ibu
Hamil, tak terkecuali di Kecamatan Sungai Raya. Ibu hamil yang
mendapatkan tablet besi (Fe1 dan Fe3) di Kecamatan Sungai Raya tahun

21 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


2018, dilaporkan sebagai berikut : Fe1 sebanyak 100 % dan Fe3
sebanyak 95,2%. Berikut disajikan Tabel kecenderungan pemberian
tablet Fe1 dan Fe3 kepada ibu hamil pada tahun 2018.

Tabel 8
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Ibu Hamil per desa
di Kecamatan Sungai Raya Tahun 2018

FE1 (30
FE3 (90 TABLET)
JLH TABLET)
DESA
BUMIL
JLH % JLH %

SUNGAI DURI 193 202 104.7 183 94.8


SUNGAI JAGA A 110 115 104.5 108 98.2
SUNGAI JAGA B 44 41 93.2 38 86.4
S.PANGKALAN I 33 33 100.0 34 103.0
S.PANGKALAN II 115 104 90.4 108 93.9

JUMLAH 495 495 100 471 95.2


Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018

Sasaran persalinan tahun 2018 mencapai 473 bumil dengan


target persalinan sebesar 100%. Sedangkan capaian petolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan/ bidan 417 (88,2%). Hal ini
menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya.

Berikut disajikan tabel kecenderungan Cakupan Persalinan


ditolong oleh Tenaga Kesehatan per desa di Kecamatan Sungai Raya
tahun 2018

22 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tabel 9
Cakupan Persalinan Ditolong oleh
Tenaga Kesehatan di Kecamatan Sungai Raya Tahun 2018
PERSALINAN DITOLONG
NAKES
DESA JUMLAH
JUMLAH %

SUNGAI DURI 190 158 83.2

SUNGAI JAGA A 105 97 92.4

SUNGAI JAGA B 37 34 91.9

S.PANGKALAN I 34 31 91.2

S.PANGKALAN II 107 97 90.7

JUMLAH 473 417 88.2

Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018

Sedangkan untuk cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ pada


tahun 2018 baru mencapai 54,3 %. Angka ini menunjukkan penurunan
dari tahun sebelumnya dan masih di bawah standar yang ditetapkan
yakni sebesar 90%.

2. Kesehatan Anak
Kunjungan Bayi di Puskesmas Sungai Duri tahun 2018 untuk
mendapatkan pelayanan Kesehatan diperkirakan sebanyak 416,
sedangkan pencapaianya sebesar 258 (62%).
Kasus bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 12 orang.
Bayi dengan BBLR neonatus tersebut semuanya sudah ditangani
sesuai dengan prosedur yang ada. Kunjungan Neonatus (KN3) di wilayah
kerja Puskesmas Sungai Duri pada tahun 2018 dilaporkan mencapai
100%,
Berikut disajikan table BBLR per desa dan table kecenderungan
cakupan kunjungan neonatus (KN3) di Kecamatan Sungai Raya per desa
tahun 2018.

23 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tabel 10
BBLR per Desa di Kecamatan Sungai Raya tahun 2018
BBLR
DESA L P L+P
JLH % JLH % JLH %

SUNGAI DURI 2 2.3 1 1.4 3 1.9

SUNGAI JAGA A 1 1.7 2 5.0 3 3.0

SUNGAI JAGA B 1 5.9 1 6.7 2 6.3

S.PANGKALAN I 0 0.0 0 0.0 0 0.0

S.PANGKALAN II 2 6.7 2 3.1 4 4.3

6 2.9 6 2.9 12 2.9


JUMLAH
Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018

Tabel 11
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN3)
di Kecamatan Sungai Raya Tahun 2018
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN
LENGKAP)
DESA
L P L+P
JLH % JLH % JLH %

SUNGAI DURI 88 100.0 71 100.0 159 100.0

SUNGAI JAGA A 60 100.0 40 100.0 100 100.0

SUNGAI JAGA B 17 100.0 15 100.0 32 100.0

S.PANGKALAN I 13 100.0 18 100.0 31 100.0

S.PANGKALAN II 30 100.0 64 100.0 94 100.0

208 100.0 208 100.0 416 100.0


JUMLAH
Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Duri 2018

Cakupan Bayi yang diberi ASI eksklusif di Kecamatan Sungai


Raya tahun 2018 dilaporkan sebanyak 43,97%. Dalam rangka

24 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


penentuan status gizi balita, dilaporkan bahwa 783 ( 58 % ) balita di
Kecamatan Sungai Raya ditimbang, dari balita yang ditimbang
hasilnya 1,3 % ( 10 orang ) balita berada di bawah garis merah.
Semua balita bawah garis merah telah mendapatkan MP-ASI (Makanan
Pendamping ASI).
Pelayanan Gizi yang wajib dilaksanakan sesuai dengan urusan
wajib dalam bidang kesehatan adalah pemberian kapsul vitamin A
kepada Balita sebanyak 2 ( dua ) kali dalam setahun. Cakupan balita
mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6 – 11 bulan mendapat
kapsul vitamin A 1 ( satu ) kali dan anak umur 12 – 59 bulan mendapat
kapsul vitamin A dosis tinggi 2 ( dua ) kali dalam setahun di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Target yang ditentukan oleh Puskesmas
Sungai duri tahun 2018 adalah 90 % Cakupan pemberian vitamin A dosis
tinggi pada balita sebanyak 2 ( dua ) kali dalam setahun pada tahun 2018
di Puskesmas Sungai Duri mencapai 77,32 %. Sedangkan cakupan bayi
6 – 11 bulan mendapat kapsul vitamin A pada tahun 2018 mencapai 39,7
%.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/MI dilaporkan
mencapai 96,3%. Sedangkan jumlah murid SD/MI yang diperiksa UKGS
sebesar 96,3 % ( 466 orang ). Dari jumlah seluruh murid SD/MI yang
diperiksa, 453 orang perlu mendapatkan perawatan dan pada tahun 2018
14,1% ( 64 orang ) sudah mendapat perawatan di UKGS. Pada Tahun
2018 semua SD/MI ( 100 % ) mendapat pelayanan gigi dan dilakukan
sikat gigi massal.
Untuk kegiatan di poli gigi sendiri, pada tahun 2018, tindakan
pencabutan gigi tetap sebanyak 167 dan tumpatan gigi tetap sebanyak
447 orang. Dengan kata lain Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap di
Puskesmas Sungai Duri pada tahun 2018 adalah 3 : 1. Hal ini sangat
menggembirakan dan sudah mencapai target yang ditentukan yakni 2:1.
3. Imunisasi
Pencapaian program imunisasi lengkap di Kecamatan Sungai Raya
tahun 2018 dilaporkan 57,6 % dengan perincian sebagai berikut :
a. Jumlah sasaran sebanyak 439 bayi
b. Cakupan HB 0 sebanyak 98,08 %

25 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


c. Cakupan BCG sebanyak 67,07 %.
d. Cakupan DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebanyak 58 %.
e. Cakupan Polio 4 sebanyak 54,2 %.
f. Cakupan Campak sebanyak 51,7 %.
Untuk Desa UCI pada tahun 2018 dari target 5 desa, hanya 1 desa
yang dinyatakan UCI ( 20% ).
4. Kesehatan Pra Usila dan Usila
Kelompok pra usila dan usila dilaporkan baru 14,65 % yang dilayani
kesehatannya dalam program kesehatan usila di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Duri dari total Lansia yang berjumlah 2.361 jiwa.
Berikut adalah tabel jumlah USILA per desa di kecamatan Sungai Raya
tahun 2018.

Tabel 12
Jumlah Usila tahun 2018

USILA (60TAHUN+)
DESA
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %

S. DURI 370 359 729 19 5.14 73 20.33 92 12.62

S. JAGA A 255 245 500 20 7.84 71 28.98 91 18.20

S.JAGA B 166 157 323 17 10.24 40 25.48 57 17.65

S. PKL 1 151 140 291 18 11.92 35 25.00 53 18.21

S.PKL 2 267 251 518 15 5.62 38 15.14 53 10.23

JUMLAH 1,209 1,152 2,361 89 7.36 257 22.31 346 14.65

Sumber : Program Lansia Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018

5. Keluarga Berencana
Peserta KB aktif dilaporkan sebanyak 75,6% dari 3.376 PUS.
Sedangkan peserta KB baru sebesar 139 atau 4,1 %. Berikut adalah tabel
jumlah peserta KB baru dan aktif di wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri
tahun 2018.

26 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tabel 13
Jumlah Peserta KB Aktif Tahun 2018
JUMLAH PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF
DESA
PUS JUMLAH % JUMLAH %

S. DURI 1,309 55 4.2 931 71.1

S. JAGA A 785 53 6.8 635 80.9

S. JAGA B 235 13 5.5 184 78.3

S. PKL 1 254 10 3.9 124 48.8

S. PKL 2 793 8 1.0 677 85.4

JUMLAH 3,376 139 4.1 2,551 75.6

Sumber: Program KB Puskesmas Sungai duri tahun 2018

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga
negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945
mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya
yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat
dan daerah. Pada UUD 1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan
bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut dengan
mengeluarkan UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial menyeluruh bagi
setiap orang dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak
menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan
makmur. Dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juga
ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004, SJSN diselenggarakan
dengan mekanisme Asuransi Sosial dimana setiap peserta wajib
membayar iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial

27 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam
SJSN, terdapat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan
bentuk komitmen pemerintah terhadap pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakat Indonesia seluruhnya. Sebelum JKN, pemerintah telah
berupaya merintis beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan,
antara lain Askes Sosial bagi pegawai negeri sipil (PNS), penerima
pensiun dan veteran, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek
bagi pegawai BUMN dan swasta, serta Jaminan Kesehatan bagi TNI dan
Polri. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, sejak tahun 2005
Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program jaminan kesehatan
sosial, yang awalnya dikenal dengan nama program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM), atau lebih
populer dengan nama program Askeskin (Asuransi Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin). Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan tahun
2013, program ini berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas).
Seiring dengan dimulainya JKN per 1 Januari 2014, semua
program jaminan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut
(Askes PNS, JPK Jamsostek, TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan
ke dalam satu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan). Sama halnya dengan program Jamkesmas, pemerintah
bertanggungjawab untuk membayarkan iuran JKN bagi fakir miskin dan
orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI).
Sebagaimana telah dijelaskan dalam prinsip pelaksanaan program
JKN di atas, maka kepesertaan bersifat wajib. Peserta adalah setiap
orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan
di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta JKN terdiri dari Peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta Non Penerima Bantuan Iuran
(Non PBI).

a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

28 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, diantaranya disebutkan
bahwa:
Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu ditetapkan oleh
Menteri Sosial setelah berkoordinasi dengan Menteri dan/atau
pimpinan lembaga terkait. Hasil pendataan fakir miskin dan orang
tidak mampu yang dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang statistik (BPS) diverifikasi dan
divalidasi oleh Menteri Sosial untuk dijadikan data terpadu.
Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dirinci
menurut provinsi dan kabupaten/kota dan menjadi dasar bagi
penentuan jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan
Menteri Kesehatan mendaftarkan jumlah nasional PBI
Jaminan Kesehatan sebagai peserta program Jaminan Kesehatan
kepada BPJS Kesehatan.
Untuk tahun 2014, peserta PBI JKN berjumlah 86,4 juta jiwa
yang datanya mengacu pada Basis Data Terpadu (BDT) hasil
Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang dilaksanakan
pada tahun 2011 oleh BPS dan dikelola oleh Sekretariat Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Namun demikian, mengingat sifat data kepesertaan yang
dinamis, dimana terjadi kematian, bayi baru lahir, pindah alamat, atau
peserta adalah PNS, maka Menteri Kesehatan mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 149 tahun 2013 yang memberikan kesempatan
kepada Pemerintah Daerah untuk mengusulkan peserta pengganti
yang jumlahnya sama dengan jumlah peserta yang diganti. Adapun
peserta yang dapat diganti adalah mereka yang sudah meninggal,
merupakan PNS/TNI/POLRI, pensiunan PNS/TNI/POLRI, tidak
diketahui keberadaannya, atau peserta memiliki jaminan kesehatan
lainnya. Disamping itu, sifat dinamis kepesertaan ini juga menyangkut
perpindahan tingkat kesejahteraan peserta, sehingga banyak peserta
yang dulu terdaftar sebagai peserta Jamkesmas saat ini tidak lagi
masuk ke dalam BDT.
b. Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)

29 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Yang dimaksud dengan Peserta Non PBI dalam JKN adalah
setiap orang yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu,
yang membayar iurannya secara sendiri ataupun kolektif ke BPJS
Kesehatan. Peserta Non PBI JKN terdiri dari :
Peserta penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu Setiap
orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau
upah, antara lain Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri,
Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil,
Pegawai Swasta, dan Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja
penerima upah
Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu
setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, antara
lain pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, dan lain
sebagainya
Bukan pekerja penerima dan anggota keluarganya, setiap
orang yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan
Kesehatan, antara lain Investor, Pemberi kerja, Penerima pensiun,
Veteran, Perintis kemerdekaan, dan bukan pekerja lainnya yang
memenuhi kriteria bukan pekerja penerima upah
Tahun 2018 di Kecamatan Sungai Raya dilaporkan terdapat
9.128 jiwa penduduk yang telah mempunyai dan mendapatkan
jaminan pemeliharaan kesehatan berupa BPJS/JKN. Dengan kata
lain dari jumlah penduduk sebanyak 20.192 jiwa yang ada pada tahun
2018 baru 45,21 % penduduk yang mempunyai jaminan pemeliharaan
kesehatan. Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya
namun masih jauh dari harapan di mana diharapkan pada tahun 2019
seluruh penduduk sudah mempunyai dan mendapatkan jaminan
pemeliharaan kesehatan.
Di bawah ini ditampikan tabel jumlah peserta jaminan
pemeliharaan kesehatan yang ada di Kecamatan Sungai Raya pada
tahun 2018

30 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tabel 14
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 2018

PESERTA JAMINAN
JENIS JAMINAN
NO KESEHATAN
KESEHATAN

L P L+P

1 Jaminan Kesehatan Nasional 9128

Penerima Bantuan Iuran (PBI)


1.1 2,036 2,005 4,041
APBN

1.2 PBI APBD 1,144 1,029 2,173

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 137 969 1,106

Pekerja bukan penerima upah


1.4 936 861 1,797
(PBPU)/mandiri

1.5 Bukan pekerja (BP) 5 6 11

2 Jamkesda 0

3 Asuransi Swasta 0

4 Asuransi Perusahaan 0

JUMLAH 4,258 4,870 9,128

2. Rawat jalan
Pelayanan pengobatan rawat jalan merupakan salah satu indikator
dalam pelaksanaan kewenangan bidang kesehatan. Sesuai dengan
petunjuk tekhnis Stándar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kab/
Kota dari Depkes RI , pengertian dari indikator ini adalah :

31 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


a. Rawat Jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan
yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik
tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan
b. Cakupan rawat jalan adalah jumlah kunjungan kasus baru rawat jalan
di sarana kesehatan dalam kurun waktu 1 ( satu ) tahun.
c. Kunjungan pasien baru adalah seseorang yang berkunjung ke
sarana pelayanan kesehatan dengan kasus penyakit baru.
d. Sarana kesehatan adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi
antara lain : Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Puskesmas, Balai
Pengobatan Pemerintah dan Swasta, praktek bersama dan
perorangan.
Defenisi Operasional rawat jalan adalah cakupan kunjungan pasien
rawat jalan di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Target yang ingin dicapai adalah 15 %
artinya tidak lebih dari 15 % penduduk sakit yang harus mendapatkan
pelayanan kesehatan. Kunjungan Rawat jalan Baru Puskesmas Sungai
Duri adalah 19,5 % . Diharapkan kunjungan rawat jalan ini semakin
berkurang , oleh sebab itu upaya promotif dan preventif setiap tahun
ditingkatkan dengan harapan semakin meningkatnya perilaku dan
lingkungan yang sehat.
3. Rawat Inap
Pelayanan pengobatan rawat Inap merupakan salah satu indikator
dalam pelaksanaan kewenangan bidang kesehatan. Sesuai dengan
petunjuk tekhnis Stándar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kab/
Kota dari Depkes RI , pengertian dari indikator ini adalah :
a. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik
dengan menginap di ruang rawat ianp pada sarana kesehatan rumah
sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah
bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
b. Penderita adalah seseorang yang mengalami / menderita sakit atau
mengidap suatu penyakit.
c. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit baik milik
pemerintah maupun swasta dan puskesmas.

32 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Defenisi Operasional dari cakupan rawat inap adalah cakupan
kunjungan penderita rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan
swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2018 untuk rawat inap yang dilakukan di Puskesmas
Sungai Duri mendapat kunjungan baru sebanyak 271 pasien baru atau
2,3 % dari seluruh penduduk Kecamatan Sungai Raya. Pada tahun 2019
diharapkan tidak lebih dari 1,5 % saja yang harus dirawat di Puskesmas
Sungai Duri.
Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan
rawat inap dipakai beberapa indikator, antara lain :
a. BOR ( bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur )
Menurut Depkes RI ( 2005 ), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu.. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Puskesmas
Sungai Duri pada tahun 2018 nilai BOR nya baru mencapai 19,6%.
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini menunjukkan adanya
peningkatan, di mana tahun lalu BOR nya mencapai 13,6%. Hal ini
menggambarkan bahwa pemanfaatan tempat tidur di Puskesmas
Sungai duri dinilai masih kurang.
b. ALOS ( Average lenght of stay = rata – rata lamanya pasien dirawat )
Menurut Depkes RI ( 2005 ) adalah rata – rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari.
Sedangkan nilai ALOS Puskesmas Sungai Duri tahun 2018 adalah
1,4 hari, artinya rata-rata hari rawat pasien selama 1 hari. Jumlah
pasien rawat Puskesmas Sungai Duri adalah 406 orang dengan
jumlah hari rawat 571 hari. Dibandingkan tahun lalu jumlah ini
meningkat, di mana pada tahun lalu Jumlah pasien rawat Puskesmas
Sungai Duri adalah 271 orang dengan jumlah hari rawat 496 hari.
Namun nilai ALOS nya menurun, dimana pada tahun lalu nilai ALOS

33 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


nya 1,83 hari. Hal ini disebabkan karena banyaknya pasien rawat
inap yang dirujuk ke Rumah Sakit.
c. TOI ( Turn Over Interval = Tenggang perputaran )
Menurut Depkes RI ( 2005 ) adalah rata – rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1- 3 hari.
Sedangkan nilai TOI Puskesmas Sungai Duri tahun 2018 adalah 6
hari. Hal ini menunjukkan peningkatan yang baik karna bila
dibandingka tahun lalu di mana nilai TOI Puskesmas Sungai Duri
masih mencapai 8,7 hari. Namun hal ini masih menggambarkan
bahwa tiap hari tidak selalu ada pasien yang di rawat inap di
Puskesmas Sungai Duri.
d. BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur )
Menurut Depkes RI ( 2005 ) adalah frekwensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, idealnya dalam 1 tahun 1 tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali. Untuk Puskesmas Sungai Duri nilai BTO nya
mencapai 51 kali. Angka ini masih ideal dan belum perlu
ditambahnya jumlah tempat tidur yang ada.
e. NDR ( Net Death Rate )
Menurut Depkes RI ( 2005 ) adalah angka kematian 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Indikator ini
memberikan gambaran mutu pelayanan. Nilai NDR Puskesmas
Puskesmas Sungai Duri tahun 2018 adalah 0 per seribu penderita
keluar.
f. GDR ( Gross Death Rate )
Menurut Depkes RI ( 2005 ) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1.000 penderita keluar. Nilai GDR Puskesmas Puskesmas
Sungai Duri tahun 2018 adalah 0 per seribu penderita keluar.
Pelayanan Rawat inap di Puskesmas Sungai Duri pada tahun
2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini diserta dengan indikator-
indikatornya

34 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tabel 15
Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Sungai Duri tahun 2018
Indikator PKM Sungai Duri

Rawat Inap baru 406 orang


ALOS 1.4 hari
BOR 19.6 %
TOI 6 hari
GDR 0 per 1.000
NDR 0 per 1.000
BTO 51 kali

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


Rumah tangga ber-PHBS
Pada tahun 2018 dilakukan pemantauan terhadap 400 rumah tangga
dan hasilnya 22,5% keluarga yang ber-PHBS. Bila dibandingkan tahun
lalu hanya 12,38% keluarga yang ber-PHBS. Hal ini menunjukkan sudah
adanya perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik dan secara
umum, kegiatan pembinaan kesehatan yang dilakukan Puskesmas
membuahkan hasil meski belum sesuai dengan harapan, di mana minimal
65% Keluarga sudah ber PHBS. Kegiatan tersebut dilakukan dengan dana
BOK tahun 2018. Cakupan PHBS per desa disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 16
Cakupan PHBS Rumah Tangga Puskesmas Sungai Duri tahun 2018
RUMAH TANGGA
JUMLAH
DESA JUMLAH % % BER-
JLH BER-
DIPANTAU DIPANTAU PHBS
PHBS

S. DURI 2177 114 5.2 17 14.9

S. JAGA A 1343 117 8.7 30 25.6

S.JAGA B 414 50 12.1 17 34.0

S.PKL 1 387 50 12.9 9 18.0

S.PKL 2 1248 69 5.5 17 24.6

35 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Gambar 7
Cakupan Rumah tangga ber PHBS Per desa

24.6 14.9

25.6

18

34

S. DURI S. JAGA A S.JAGA B S.PKL 1 S.PKL 2

D. KEADAAN LINGKUNGAN
Jumlah seluruh rumah yang ada di Kecamatan Sungai Raya adalah
5.569 rumah dan 3.836 diantaranya belum memenuhi syarat. Jumlah rumah
yang dilakukan pembinaan kesehatan lingkungannya pada tahun 2018
dilaporkan sebanyak 1.700 rumah dan hasilnya 1.053 rumah masuk dalam
kategori rumah sehat. Namun secara keseluruhan, dari seluruh rumah yang
ada, baru 50,03% ( 2.786 rumah )saja yang sehat. Untuk tahun berikutnya
masih ada 49,97% ( 2.783 rumah ) yang harus dilakukan pembinaan agar
menjadi rumah sehat juga.
Gambar 8
Cakupan Rumah Sehat per desa
6000 5569
5000

4000

3000 2786
2177
2000
1343 1248
912 888 414
1000 387 445
303 238
0
S.DURI S.JAGA A S.JAGA B S.PKL 1 S.PKL2 PKM
JUMLAH SELURUH RUMAH
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)

36 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tahun 2018 diadakan pendataan masyarakat dengan air bersih di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri dan hasilnya adalah dari 1.829 sarana
yang diperiksa dengan 6.984 penduduk pengguna, 1389 sarana ( 81,1 1% )
dengan penduduk pengguna sebanyak 5.493 orang telah memiliki akses air
minum yang memenuhi syarat kesehatan . Namun secara keseluruhan dari
20.192 penduduk yang ada, jumlah tadi masih sangat minim ( 27,2 % ),
sehingga untuk tahun berikutnya perlu ditingkatkan pembinaan kepada
masyarakat pengguna agar memiliki akses air yang layak/memenuhi syarat
kesehatan, sehingga kedepannya bias meminimalisir penyakit yang
ditularkan melalui air yang terkontaminasi. Sedangkan pemantauan kualitas
air minum di penyelenggara air minum pada tahun 2018 tidak dilakukan. Hal
ini disebabkan tidak tersedianya bahan-bahan penunjang untuk
dilakukannya pemeriksaan tersebut.
Tahun 2018 juga diadakan pendataan masyarakat dengan sanitasi
yang layak di wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri dan hasilnya adalah
dari 5.838 sarana yang diperiksa dengan 15.432 penduduk pengguna,
4.517 sarana dengan penduduk pengguna sebanyak 11.413 orang ( 73,9
% ) telah memiliki sanitasi yang layak. Namun secara keseluruhan dari
20.192 penduduk yang ada, jumlah tadi belum baik ( 57% ), sehingga tahun
berikutnya perlu ditingkatkan jumlah sarana yang didata, dinilai dan dibina.
Untuk desa dengan STBM pada tahun 2018 baru 1 desa yang
melakukan STBM. Hal ini akan menjadi program prioritas untuk tahun
berikutnya agar semua desa ( 5 Desa ) yang ada di Kecamatan Sungai Raya
sudah melakukan STBM. Untuk tempat-tempat umum juga dilakukan
pemeriksaan kesehatan lingkungannya. Dari 31 TTU yang diperiksa, 25
TTU hasilnya sehat ( 80,6 % ).

37 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Gambar 9
Cakupan TTU Sehat

20 19
18
16
16
14
12
10
8 7
6 5
4
4 3
2 1 1
0
SD SLTP SLTA PUSKESMAS

DIBINA SEHAT

Untuk TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) menurut status


higiene sanitasi dari 59 TPM, ada 41 TPM (69,5 %) memenuhi syarat.

38 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Pemanfaatan Sumber Daya Kesehatan secara efektif dan efisien merupakan


keharusan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Adanya
keterbatasan sumber daya, sedang tuntutan untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat secara kuantitatif maupun kualitatif membuat
perencanaan sumber daya menjadi sangat penting. Oleh sebab itu, sangat
diperlukan informasi yang sangat akurat untuk dapat melakukan perencanaan
yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengembangan sumber daya secara
optimal. Sumber daya merupakan input dari terselenggaranya proses pelayanan
kesehatan menuju tercapainya output dan outcome yang diharapkan serta inpact
yang dirasakan oleh masyarakat. Gambaran sumber daya kesehatan yang ada
di Puskesmas Sungai Duri pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
A. SARANA KESEHATAN
Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu syarat
untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sarana yang telah ada harus tetap dipelihara sehingga dapat beroperasi
dengan baik, agar program pembangunan kesehatan masyarakat dapat terus
dilaksanakan. Apabila aset ini hilang, maka makin sulit untuk membangunnya
kembali dalam waktu singkat, dan sebagai akibatnya pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dapat terganggu.
Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, maka daerah harus benar –
benar dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan sarana
pelayanan kesehatan ini dan untuk itu diperlukan adanya informasi yang rinci
dan akurat untuk setiap sarana kesehatan yang ada.
1. Puskesmas, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Puskesmas yang ada di Kecamatan Sungai Raya berjumlah 1
buah, Puskesmas pembantu berjumlah 3 buah dan Poskesdes 5 buah.
Untuk menilai kuantitas dan pemerataan fasilitas – fasilitas tersebut di
atas bagi kepentingan masyarakat secara keseluruhan dapat dilihat dari
indikator di bawah ini :

39 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Tabel 17
Proporsi puskesmas, puskesmas pembantu
dan Poskesdes terhadap penduduk tahun 2018

Indikator Rasio

Puskesmas /10.000 penduduk 0.5


Puskesmas Pembantu / 10.000 penduduk 1.6
Poskesdes / 10.000 penduduk 2.6

Dari tabel di atas, tampak bahwa setiap puskesmas pembantu harus


melayani rata – rata 6.730 penduduk dan setiap Poskesdes harus
melayani rata-rata 4.038 penduduk.
2. Posyandu
Posyandu yang ada berjumlah 20 Posyandu yang tersebar pada 5
desa, dimana 6 Posyandu (30 %) tingkat Madya dan 14 posyandu ( 70%
) pada tingkat mandiri. Hal ini berarti jumlah posyandu aktif di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Duri adalah 14 posyandu ( 70% ). Kalau dilihat
dari jumlah posyandu yang ada dibandingkan dengan jumlah balita
seluruhnya, maka didapatkan rasio posyandu per 100 balita yakni 1. Ini
sudah dianggap cukup dan memenuhi syarat penyediaan posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri. Yang perlu ditingkatkan lagi
adalah jumlah posyandu aktif dari yang ada minimal 90 % untuk tahun
berikutnya.
3. Desa Siaga
Secara keseluruhan jumlah desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Duri sebanyak 5 desa. Dari 5 desa tersebut, semuanya telah
dikategorikan sebagai desa siaga. Namun belum satupun yang mampu
menjadi desa siaga aktif. Hal ini dikarenakan belum siapnya SDM di desa
yang bersangkutan. Upaya pengembangan desa tersebut menjadi desa
siaga akan menjadi prioritas untuk tahun berikutnya.
B. TENAGA KESEHATAN
Keberhasilan pembangunan di daerah khususnya di Kecamatan Sungai
Raya sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan peran aktif

40 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


masyarakat sebagai pelaku pembangunan tersebut. Pengelolaan SDM
kesehatan khususnya perencanaan kebutuhan SDM kesehatan harus sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan nyata
1. Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis 3 orang meliputi; Dokter umum 2 orang dan Dokter
Gigi 1 orang. Rasio seluruh tenaga medis per 100.000 penduduk pada
tahun 2018 adalah 14,9. Keadaan ini masih jauh daripada rasio yang
diinginkan yaitu 59 per 100.000 penduduk.
Dokter Umum rasionya mencapai 10,07 per 100.000 penduduk berarti
seorang dokter umum rata – rata harus melayani 10.096 orang.
Sedangkan rasio yang ideal adalah 40 per 100.000 penduduk.
Rasio Dokter gigi terhadap 100.000 penduduk mencapai 4,9 berarti
seorang dokter gigi rata – rata harus melayani 20.192 orang. Sedangkan
rasio yang ideal adalah 11 per 100.000 penduduk.
Dari uraian tersebut di atas, Kecamatan Sungai Raya masih kekurangan
tenaga Dokter Umum minimal 6 orang dan Dokter Gigi minimal 1 orang.
2. Tenaga Bidan
Tenaga bidan yang ada pada tahun 2018 berjumlah 13 orang yang terdiri
dari 8 orang tenaga bidan Puskesmas dan 5 orang tenaga bidan yang
bertugas di poskesdes. Rasio bidan terhadap 100.000 penduduk adalah
64,38. Sedangkan rasio yang ideal adalah 11 per 100.000 penduduk.
Rasio Bidan terhadap jumlah ibu hamil yang harus dilayani pada tahun
2018 adalah 2,6 per 100 ibu hamil atau setiap bidan harus dapat
melayani 38 orang ibu hamil. Sedangkan rasio bidan Puskesmas per 100
ibu hamil adalah 1,6 artinya setiap bidan puskesmas rata-rata harus
melayani 61 ibu hamil.
3. Tenaga Perawat
Jumlah tenaga perawat 23 orang meliputi ; lulusan Diploma III
Keperawatan sebanyak 16 orang dan lulusan sarjana keperawatan 7
orang.
Rasio perawat per 100.000 penduduk adalah 113,91 artinya setiap
perawat umum rata – rata harus melayani 877 orang. Sedangkan rasio
idealnya adalah 117,7 per 100.000 penduduk. Dari uraian tersebut di

41 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


atas, Kecamatan Sungai Raya masih kekurangan tenaga minimal 1 orang
Perawat.
4. Tenaga Perawat Gigi
Jumlah tenaga perawat gigi 34 orang meliputi lulusan SPRG 1 orang dan
lulusan Diploma III gigi 3 orang. Rasio Perawat gigi per 100.000
penduduk adalah 19,81 atau setiap perawat gigi harus melayani 5.048
orang.
5. Tenaga Farmasi
Tenaga Farmasi yang ada di Puskesmas Sungai Duri berjumlah 4 orang.
Rasio tenaga farmasi per 100.000 penduduk adalah 19,81. Artinya setiap
tenaga farmasi rata – rata melayani 5.048 orang. Sedangkan rasio ideal
yang diinginkan adalah 10 per 100.000 penduduk. Jadi untuk tenaga
farmasi sudah mencukupi.
6. Tenaga Sanitasi
Tenaga sanitasi yang bertugas di Kecamatan Sungai raya adalah 4
orang. Rasio tenaga sanitasi terhadap 100.000 penduduk adalah 19,81.
Rasio ideal yang diinginkan adalah 40 per 100.000 penduduk. Rasio
jumlah rumah yang harus dilayani adalah 7,08 per 10.000 rumah. Berarti
seorang tenaga sanitasi harus dapat menjangkau sekitar 1.411 rumah
dalam 1 ( satu ) tahun. Untuk hasil yang maksimal, seharusnya tenaga
sanitasi minimal berjumlah 8 orang.
7. Tenaga Gizi
Tenaga gizi yang bekerja di Kecamatan Sungai Raya pada tahun 2018
berjumlah 3 orang. Rasio tenaga gizi terhadap 100.000 penduduk adalah
14,85 artinya rata – rata setiap tenaga gizi harus melayani 6.730 orang.
Sedangkan rasio ideal yang diinginkan adalah 22 per 100.000 penduduk.
Jadi untuk tenaga gizi masih kekurangan sekitar 2 orang.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan pembangunan kesehatan Kecamatan Sungai Raya pada tahun
2018 berasal dari APBD. Anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten
Bengkayang adalah Rp. 830.888.800,- . Sedangkan anggaran kesehatan per
kapita Kabupaten Bengkayang adalah Rp. 41.149,41. Jumlah ini dinilai lebih
meningkat dari tahun lalu yakni sebesar Rp. 1.000,- dan proporsi Anggaran

42 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Kesehatan kabupaten Bengkayang tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini

Tabel 18
Sumber Anggaran Kesehatan Tahun 2018
Sumber Jumlah ( Rp ) Proporsi ( % )
APBD KABUPATEN 830.888.800,- 100

Jumlah 830.888.800,-
% terhadap total APBD -
Anggaran kesehatan per kapita 41.149,41

43 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


BAB VI
PENUTUP

Berdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di wilayah


kerja Puskesmas Sungai Duri yang dilaporkan, dapat disimpulkan bahwa
indikator kesehatan masyarakat di Kecamatan Sungai Raya adalah sebagai
berikut :
NO INDIKATOR NILAI SATUAN
per 100
1 Rasio Beban Tanggungan 61.3 penduduk
produktif
per 1.000
2 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 35 Kelahiran
Hidup
3 Jumlah Kematian Neonatal 4 neonatal
per 1.000
4 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 10 Kelahiran
Hidup
5 Jumlah Bayi Mati 4 bayi
per 1.000
6 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 10 Kelahiran
Hidup
7 Jumlah Balita Mati 4 Balita
per 1.000
8 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 10 Kelahiran
Hidup
9 Jumlah kasus baru TB BTA+ 18 Kasus
per 100.000
10 CNR kasus baru BTA+ 89.14
penduduk
11 Jumlah seluruh kasus TB 30 Kasus
per 100.000
12 CNR seluruh kasus TB 148.57
penduduk
13 Kasus TB anak 0-14 tahun 3.33 %
14 Persentase BTA+ terhadap suspek 26.09 %
15 Angka kesembuhan BTA+ 77.78 %
16 Angka pengobatan lengkap BTA+ 11.11 %
Angka keberhasilan pengobatan
17 88.89 %
(Success Rate) BTA+
per 100.000
18 Angka kematian selama pengobatan 9.9
penduduk
19 Jumlah Kasus HIV 5 Kasus
20 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 1 Kasus
21 Angka penemuan kasus baru kusta 4.95 per 100.000

44 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


(NCDR) penduduk
per 10.000
22 Angka Prevalensi Kusta 0.5
Penduduk
per 100.000
23 Incidence Rate DBD 39.62
penduduk
Persentase Hipertensi/tekanan darah
24 31.13 %
tinggi
25 Persentase obesitas 28.4 %
26 Penanganan komplikasi Neonatal 3.21 %
27 Peserta KB Baru 4.12 %
28 Peserta KB Aktif 75.56 %
29 Bayi baru lahir ditimbang 100 %
Berat Badan Bayi Lahir Rendah
30 2.88 %
(BBLR)
31 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 101.2 %
Kunjungan Neonatus 3 kali (KN
32 100 %
Lengkap)
33 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 43.97 %
34 Pelayanan kesehatan bayi 62.02 %
35 Desa/Kelurahan UCI 20 %
36 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 51.71 %
37 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 57.63 %
38 Bayi Mendapat Vitamin A 39.66 %
39 Anak Balita Mendapat Vitamin A 84.76 %
40 Baduta ditimbang 62.25 %
Baduta berat badan di bawah garis
41 1.33 %
merah (BGM)
42 Pelayanan kesehatan anak balita 44.14 %
43 Balita ditimbang (D/S) 56.01 %
Balita berat badan di bawah garis
44 1.28 %
merah (BGM)
45 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 %
Cakupan Penjaringan Kesehatan
46 96.28 %
Siswa SD dan Setingkat
Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi
47 2.68
Tetap
SD/MI yang melakukan sikat gigi
48 100 sekolah
massal
49 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 100 sekolah
50 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 96.28 %
Murid SD/MI Mendapat Perawatan
51 14.13 %
(UKGS)
Siswa SD dan setingkat mendapat
52 14.13 %
perawatan gigi dan mulut
Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun
53 14.65 %
+)

45 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


Peserta Jaminan Pemeliharaan
54 45.21 %
Kesehatan
55 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 19.47 %
56 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2.29 %
Angka kematian kasar/Gross Death per 100.000
57 -
Rate (GDR) di RS pasien keluar
Angka kematian murni/Nett Death Rate per 100.000
58 -
(NDR) di RS pasien keluar
59 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 19.55 %
60 Bed Turn Over (BTO) di RS 50.75 Kali
61 Turn of Interval (TOI) di RS 5.79 Hari
62 Average Length of Stay (ALOS) di RS 1.41 Hari
63 Rumah Tangga ber-PHBS 22.5 %
64 Persentase rumah sehat 50.03 %
Penduduk yang memiliki akses air
65 27.2 %
minum yang layak
Penduduk yg memiliki akses sanitasi
66 57.02 %
layak (jamban sehat)
67 Desa STBM - %
Tempat-tempat umum memenuhi
68 80.65 %
syarat
69 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 69.49 %
70 TPM tidak memenuhi syarat dibina 100 %
71 TPM memenuhi syarat diuji petik - %
72 Jumlah Apotek 1
73 Jumlah Posyandu 20 Posyandu
74 Posyandu Aktif 70 %
75 Rasio posyandu per 100 balita 0.92 per 100 balita
76 Poskesdes 5 Poskesdes
77 Polindes - Polindes
78 Posbindu 1 Posbindu
79 Jumlah Desa Siaga 5 Desa
80 Persentase Desa Siaga 100 %
81 Jumlah Dokter Umum 2 Orang
per 100.000
82 Rasio Dokter (spesialis+umum) 9.9
penduduk
Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi
83 1 Orang
Spesialis
Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter per 100.000
84 4.95
Gigi Spesialis) penduduk
85 Jumlah Bidan 13 Orang
per 100.000
86 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 64.8
penduduk
87 Jumlah Perawat 23 Orang
88 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 113.91 per 100.000

46 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018


penduduk
89 Jumlah Perawat Gigi 4 Orang
90 Jumlah Tenaga Kefarmasian 4 Orang
91 Jumlah Tenaga Sanitasi 4 Orang
92 Jumlah Tenaga Gizi 3 Orang
93 Total Anggaran Kesehatan 830,888,800 Rp
94 Anggaran Kesehatan Perkapita 41,149.41 Rp

Berbagai perbaikan untuk mencapai status kesehatan masyarakat telah


dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari hasil pencapaian yang terus meningkat
dari tahun ke tahun. Bagaimanapun pembangunan kesehatan harus tetap
ditingkatkan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Profil kesehatan ini dilampiri dengan tabel - tabel sesuai pedoman
penyusunan profil Kabupaten Bengkayang dan diterbitkan setiap tahun, sehingga
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang seberapa jauh dinamika
kondisi kesehatan yang telah dicapai.
Semoga buku ini bermanfaat, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan penyusunan profil pada edisi
yang akan datang.
Profil ini dapat kiranya memberikan semangat, dedikasi, ketekunan, kerja
keras, kemampuan dan ketulusan para penyelenggara serta sangat bergantung
pula pada petunjuk, rahmat dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sungai Duri, Maret 2019

47 Profil Puskesmas Sungai Duri Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai