Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Dinas Kesehatan kabupatenn / Kota yang

bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas

berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan

yang optimal.

Permenkes RI nomor 75 Tahun 2014 menyebutan tugas Puskesmas

melaksanakan kebijakan kesehatan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksnakan tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggara

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan

Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya secara terintegrasi dan

berkesinambungan.

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan

untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan

dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedi secara behasil guna dan berdaya guna.

Perencaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses penyusunan rencana

kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan dating, dilakukan secara sistematis untuk

mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan program/ upaya Puskesmas yang

dilakukan di Puskesmas baik wajib, pembangunan maupun upaya khusus spesifik baik

pemerintah pusat maupun daerah serta sumber dana lainnya.

Puskesmas Rawat Inap Padang Tiji dalam melaksanakan fungsinya telah

melaksanakan semua upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama (esensial dan

pengembangan) dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama..UKM Pengembangan

merupaka upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan kegiatan yang

sifatnya inovatifdn atau bersifat ekstentifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan

1
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya

yang tersedia.

UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,

KIA/KB, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat serta pencegahan dan pengendalian

penyakit.. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan yang telah dilakukan antara lain

Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, pelayanan

laboratorium, Kesehatan Usia Lanjut dan Kesehatan tradisional. UKP tingkat pertama

dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat.

Dalam melaksanakan upaya-upaya kesehatan , Puskesmas rawat Inap Padang

Tiji menetapkan visi,, yaitu

Visi Puskesmas Padang Tiji :" Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Prima,

Ramah, Profesional Dengan Berwawasan Islam.

Misi Puskesmas Padang Tiji adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu

b. Melaksanakan program puskesmas baik program UKM dan program UKP

c. Memelihara dan meningkatkan kerja sama lintas sector dan lintas program

d. Memberdayakan masyarakat dengan pola hidup bersih dan sehat

e. Melaksanakan Sistem Informasi Kesehatan yang cepat dan tepat

f. Menjadikan syariat islam sebagai sumber nilai, sumber moral dan prilaku serta

sumber ilmu pengetahuan

Sedangkan motto dari Puskesmas Padang Tiji adalah “ Masyarakat Sehat Dambaan

Kami”

Puskesmas rawat inap Padang Tiji menetapkan system manajemen evidence

based dalam menyusun perencanaan kegiatan sehingga apapun kegiatan yang

dilaksanakan yang tertuang dalam RUK adalah hasi telaah dan analisis masalah yang

dilakukan dengan menggunakan metode yang ilmiah berlandaskan data.

2
I.2. TUJUAN:

I.2.1. Tujuan Umum

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dibuat agar dapat memberi arah

pada upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan dan menjamin serta meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh Puskesmas

Padang Tiji sehingga bisa terwujud visi dn misi Puskesmas.

1.2.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui gambaran umum wilayah Puskesmas Padang Tiji

pada tahun 2019.

1. Mengetahui analisa situasi UKM dan UKP di Pusksmas Padang Tiji

2. Mengetahui masalah kesehatan UKM dan UKP

3. Mengetahui prioritas masalah kesehatan

4. Mengetahui penyebab masalah UKM dan UKP

5. Mengetahui alternative masalah

6. Membuat RUK untuk perencanaan kegiatan UKM dan UKP pada tahun 2021

3
BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1. DATA UMUM

2.1.1. Letak Geografis

Puskesmas Padang Tiji merupakan salah satu puskesmas rawatan yang ada di kabupaten

Pidie yang juga merupakan puskesmas induk yang berada di wilayah kecamatan Padang Tiji,

terletak di jalan Banda Aceh – Medan km. 97, di desa Pante Crueng Tanjong yang berjarak ±

14 km dari pusat Kota Sigli. Puskesmas Padang Tiji merupakan gedung baru, yang dibangun

pada tahun 2013, dengan luas bangunan 550 m2.

Peta wilayah

Gambar 2.1 Peta wilayah Puskesmas Padang Tiji Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie

Dari peta tersebut dapat kita lihat batasan wilayah Puskesmas Padang Tiji yaitu :

1. Sebelah barat berbatasanan dengan Kecamatan Batee

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mila

3. Sebelah selatan berbatasan Kecamatan Muara Tiga

4. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Grong-grong

Wilayah kerja puskesmas Padang Tiji terdiri dari 64 desa, dengan jumlah pustu

sebanyak 4 unit yaitu Pustu Beurabo, Pustu Tanjong, Pustu Peudaya dan Pustu Kunyet, juga

mempunyai 4 unit Poskesdes. Dengan luas wilayah kerja 25.572 m 2. Berdasarkan hasil

statistik jumlah penduduk di kecamatan Padang Tiji pada tahun 2019 sebanyak 23.044

jiwa.Dengan jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan,


4
yaitu masing-masing sebesar 11.333 jiwa penduduk laki-laki dan 11.711 jiwa penduduk

perempuan.

TABEL 2.1.
DATA PENDUDUK KECAMATAN PADANG TIJ BERDASARKAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2019

No Kelompok Umur ( Tahun) Jumlah Penduduk Total


Laki-laki Perempuan
1 0-4 1247 155 1402
2 5-9 1235 1142 2377
3 10-14 1225 1120 2345
4 15 - 19 1161 1114 2275
5 20 - 24 1028 1088 2116
6 25 - 29 961 1015 1976
7 30 - 34 850 914 1764
8 35 - 39 798 816 1614
9 40 - 44 657 684 1341
10 45 - 49 540 602 1142
11 50 - 54 468 512 980
12 55 - 59 393 419 812
13 60 - 64 283 358 641
14 65 - 69 204 270 474
15 70 - 74 139 237 376
16 75+ 150 259 409
JUMLAH 11341 11703 23044

Sumber: Data statistik 2019

Dari tabel 2.1 di atas menunjukkan kelompok umur usia muda yaitu anak-anak sekitar

26,57%,dan kelompok usia remaja sekitar 27,62%lebih mendominasi kemudian usia dewasa

sekitar 19,61% kemudian kelompok umur usia lanjut yang paling sedikit yaitu sekitar16,02%

dan kelompok usia ini menggambarkan piramida terbalik.

5
2.1.2. Data sumber daya

Tabel 2.2
DATA TENAGA DI PUSKESMAS PADANG TIJI
KABUPATEN PIDIE TAHUN 2019

Sumber Data : Puskesmas Padang Tiji. 2019

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tenaga dari pendididkan D III Kebidanan lebih

dominan, kemudian diikuti oleh D III Keperawatan.Sementara tenaga yang juga dibutuhkan

masih jauh dari yang ada seperti dokter, gizi, farmasi dan bahkan analis tidak ada.

2.1.3.Data peran serta masyarakat

Kader dan tokoh masyarakat adalah orang yang membantu setiap kegiatan

yang ada di puskesmas, dan diharapkan kader bisa membantu dengan aktif sehingga kegiatan

yang berlangsung dapat berjalan dengan lancar. Kader dan tokokh masyarakat sebagai

penggerak masyarakat dalam meningkatkan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang salah

satunya adalah posyandu. Dalam tabel di bawah ini dapat dilihat bahwasanya di wilayah kerja

puskesmas Padang Tiji tidak ada lagi dukun bayi, hal ini menunjukkan bahwa semua proses

persalinan dipercayakan pada tenaga kesehatan.

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat perlu kerja sama dengan lintas

program dan lintas sektor.


6
TABEL 2.3
DATA PERAN SERTA MASYARAKAT
TAHUN 2019
Peran Serta Masyarakat
No Kemukiman Posyand Dukun Tom Keteranga
Kader
u Bayi a n
1 Paloh 12 60 0 4
2 Beurabo 7 30 0 8
3 Geuleding 2 10 0 8
4 Gogo 10 50 0 10
5 Peudaya 10 50 0 6
6 Tanjong 11 55 0 3
7 Kunyet 11 55 0 10
TOTAL 320 515
Sumber: Unit Promkes Pusk. Padang Tiji Tahun 2019

2.1.4. Data penduduk dan sasaran

Data sasaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji tahun 2019

seperti pada tabel di bawah ini.

TABEL 2.4
DATA SASARAN PENDUDUK TAHUN 2019
Penduduk Sasaran
No Nama Desa Bu Buli
Jml Bayi
Lk Pr mil n Balita PUS
1 Capa Paloh 185 86 99 4 4 4 19 31
2 Siron Paloh 204 97 107 5 4 4 21 35
3 Jr. Anoe Paloh 365 180 185 8 8 8 38 62
4 Cut Paloh 284 139 145 5 5 5 23 48
5 Balee Paloh 184 90 94 4 4 4 19 31
6 Jr. Gp. Cot Paloh 650 332 318 14 14 14 68 110
7 Kreep Paloh 241 112 129 5 5 5 25 40
8 Leuhob Paloh 728 340 388 16 15 15 76 124
9 Trieng Paloh 803 403 400 18 17 17 84 136
10 Pasar Paloh 1,000 542 458 22 21 21 105 170
11 Pante Cermen Paloh 219 108 111 5 5 5 23 37
12 Suyo Paloh 204 97 107 5 4 4 21 35
13 Mukee Beurabo 361 178 183 8 8 8 38 61
14 Adang Beurabo 435 200 235 10 9 9 45 74
15 Baro Beurabo 440 218 222 10 9 9 46 75
16 Seukeum Brok Beurabo 590 289 301 13 13 13 61 100
17 Seulengging Beurabo 352 191 161 8 8 7 37 60
18 Mesjid Beurabo 316 142 174 7 7 7 33 54
19 Paloh Jeurat Beurabo 169 81 88 4 4 4 18 29
20 Geulumpang Geuleding 303 156 147 7 6 6 33 51
21 Blang Geuleding 347 148 199 8 7 7 36 59
22 Mesjid Geuleding 238 110 128 5 5 5 25 40
23 Glee Gogo 434 200 234 10 9 9 45 74
24 Tuha Gogo 408 189 219 9 9 9 42 69
25 Mesjid Gogo 412 198 214 9 9 9 43 70

7
26 Teungoh Drien Gogo 630 308 322 14 13 13 66 107
27 Kumbang Gogo 276 149 127 6 6 6 32 47
28 Grong-grong Gogo 204 112 92 5 4 4 21 35
29 Aron Bunot Gogo 420 190 230 9 9 9 44 69
30 Raya Gogo 406 213 193 9 9 8 42 70
31 Mukee Gogo 219 111 108 5 5 5 23 37
32 Buloh Gogo 170 83 87 4 4 4 18 29
33 Dayah Peudaya 251 119 132 6 5 5 26 43
34 Sukon Peudaya 279 128 151 6 6 6 29 47
35 Teungoh Peudaya 285 143 142 6 6 6 30 48
36 Buloh Peudaya 543 265 278 12 12 12 57 93
37 Mesjid Peudaya 273 115 158 6 6 6 28 46
38 Buni Reuling Peudaya 205 98 107 5 4 4 21 39
39 Tuha Peudaya 321 156 165 7 7 7 33 56
40 Perlak Peudaya 505 251 254 11 11 11 53 80
41 Tunong Peudaya 440 206 234 10 9 9 46 75
42 Cut Peudaya 209 96 113 5 4 4 22 28
43 Mesjid Tanjong 138 69 69 3 3 3 14 22
44 Pulo Hagu Tanjong 331 173 158 7 7 7 35 49
45 Meuriya Tanjong 205 114 91 5 4 4 24 30
46 Tunong Tanjong 302 149 153 7 6 6 31 58
47 Pante Crueng Tanjong 622 322 300 14 13 13 65 99
48 Jok Tanjong 685 362 323 15 15 15 72 86
49 Khang Tanjong 125 64 61 3 3 3 13 18
50 Siron Tanjong 380 182 198 9 8 8 40 69
51 Leun Tanjong 461 234 227 10 9 9 48 58
52 Kupula Tanjong 430 230 200 10 9 9 45 70
53 Cot Keutapang Tanjong 438 223 215 10 9 9 46 68
54 Kambuk Nicah Kunyet 455 214 241 10 10 10 47 77
55 Kambuk Payapi Kunyet 294 143 151 7 6 6 31 47
56 Seunadeu Kunyet 328 155 173 7 7 7 34 72
57 Hagu Kunyet 52 26 26 1 1 1 5 16
58 Dayah Tanoh Kunyet 270 135 135 6 6 6 28 43
59 Baro Kunyet 475 220 255 11 10 10 49 78
60 Piala Kunyet 177 88 89 4 4 4 18 27
61 Dayah Baroh Kunyet 449 227 222 10 10 10 47 67
62 Cot Kunyet 473 223 250 11 10 10 49 69
63 Mesjid Kunyet 243 115 128 5 5 5 28 43
64 Blang Gunci Kunyet 203 96 107 5 4 4 21 33
TOTAL 23,044 11,333 11,711 515 488 486 2,405 3,823

2.1.5. Data sekolah

8
TABEL 2.5
DATA SARANA PENDIDIKAN TAHUN 2019

Peran Serta Masyarakat


No Kemukiman SMA/MA
PAUD SMP/M.Ts.N PONPES
TK SD/MI N
1 Paloh 1 2 4 1
2 Beurabo 1 2
3 Geuleding 1 1 1
4 Gogo 1 1 2 2 1
5 Peudaya 2 1 2
6 Tanjong 1 3 1 1
7 Kunyet 1 3 1
TOTAL
Sumber : Unit Promkes Puskesmas Padang Tiji, 2019

Dari tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah sarana pendididkan sudah memadai,

diharapkan untuk tenaga penyuluh kesehatan untuk meningkatkan frekuensi kunjungan untuk

berbagi informasi dari hal-hal yang dibutuhkan seperti PHBS, KIE tentang berbagai ilmu,

dan juga memperkenalkan tentang kesehatan reproduksi untuk remaja.

2.1.6. Data kesehatan lingkungan di wilayah kerja

No Kegiatan Sasaran Pencapaian


1 Inspeksi Sanitasi Dasar Rumah Tangga 532 50.75
2 Pembinaan Industri Rumah Tangga 10 30.00
3 Pembinaan Warung Kopi 29 27.59
4 Pembinaan Rumah Makan 6 33.33
5 Pembinaan Depot Isi Ulang 17 5.88
6 Pembinaan Sekolah 24 41.67
7 Pembinaan Kesjaor 65 6.15
8 Pemicuan STBM 64 65.63
Sumber; Data program Upaya Kesehatan Lingkungan Pusk. Padang Tiji tahun 2019

Dari table tersebut di atas dapat kita lihat bahwa pencapain kinerja dari program

kesling masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini terjadi karena masih kurangnya

kesadaran masyarakat dan kurangnya motivasi dari petugas kesehatan lingkungan itu sendiri.

Untuk itu diperlukan pendekatan terhadap tokoh yang berpengaruh sehingga tercapai apa

yang diharapkan.

2.2. Data khusus

9
1.2.1. Status kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat merupakan indikator keadaan masyarakat pada

suatu tempat yang meliputi angka kesakitan, angka kematia dan status gizi masyarakat..

Berikut ini gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Padang

Tiji:

1.2.1.1. Angka Kematian ( Mortalitas)

Status kesehatan masyarakat di suatu wilayah kerja dapat ditinjau dari dua

tolak ukur yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Di

wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Padang Tiji tidak ada kasus kematian ibu sepanjang

tahun 2019. Meningkatnya peninjauan terhadap ibu hamil resti berpengaruh terhadap

tidak terdapatnya kasus kematian ibu.

Di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji pada tahun dari tahun 2017

sampai 2019 terjadi peningkatan dan penurunan kembali angka kematian bayi . Hal ini

terjadi karena kurangnya ketrampilan nakes dalam menangani kedaruratan.

GRAFIK 2.1
JUMLAH KEMATIAN BAYI TAHUN 2019

15
10
6 12
5
9
0

2017 2018 2019

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kasus kematian bayi pada tahun

2018 terjadi peningkatan yaitu 12 kasus dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2016

hanya ada 6 kasus, sedangkat pada tahun 2019 terjadi penurunan yaitu 9 kasus kematian

bayi.Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya kurang maksimalnya deteksi

pada ibu hamil.Oleh karena itu perlu ditingkatkan motivasi dan informasi dari petugas

serta pendekatan yang lebih ekstra agar terdeteksi sedini mungkin.. Adapun penyebab

10
kematian bayi dari tahun 2017, 2018 dan 2019 di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

N
Penyebab Kematian 2017 2108 2019
o
1 Ancephalus 1
2 Prematur 1

3 BBLR+Asfiksia+Prematur 3
4 Asfiksia 1 3 6

5 KJDK 2 2 2

6 Immatur 1 2
7 Labro Palato Skisis 1

8 BBLR 1 1
9 Anencephalus 1
Sumber: Unit KIA Puskesmas padang Tiji, 2019

Dari kasus kematian perinatal seperti yang tersebut di atas, perlu adanya

pembahasan bersama untuk mencari penyebab terjadinya hal tersebut di atas. Sehingga

bisa diketahui hal yang melatar belakangi kejadian tersebut agar dapat ditanggulangi

sebisa mungkin agar angka kematian bayi bisa turun seperti harapan kita.

1.2.1.2. Data kesakitan


Angka kesakitan dapat dilihat dalam tabel berikut ini berdasarkan sepuluh
penyakit terbanyak tahun 2019.

TABEL 2.6
SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK TAHUN 2019
No Nama Penyakit Laki- Perempuan Jumlah %
laki
1 ISPA 1727 1618 3345 23,09
2 DKA 1031 1108 2139 14,8
3 Dyspepsia 931 1009 1940 13,39
4 CC 927 865 1792 12,4
5 Other Arthitis 797 817 1614 11,14
6 Hipertensi 724 681 1405 9,8
7 Diare 310 347 657 4,53
8 DM 287 306 593 4,09
9 Hipotensi 240 274 514 3,5
10 Asthma 236 247 483 3,3
Jumlah 14482
Sumber: Unit Yankes Puskesmas Padang Tiji 2019
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penyakit paling banyak diderita yaitu

ISPA sebanyak 23,09 %, dikuti oleh DKA, dyspepsia masing-masing 14,8% dan 13,39%.

Sementara Asthma dalam data sepuluh penyakit menempati urutan paling rendah yaitu 3,3

11
%. ISPA menempati urutan terbanayak, oleh karena itu perlu peningkatan kerja bagi

tenaga kesling dalam menyampaikan penyebab terjangkitnya penyakit ISPA. Karena

penyakit ini berkaitan dengan keadaan sanitasi kurang saniter (berbasis lingkungan)

Penyakit yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji didominasi oleh

penyakit degenerative.Hal ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat, pola makan

yang tidak seimbang dan kebiasaan-kebiasaan yang sukar untuk ditinggalkan.Perlu adanya

arahan dan bimbingan dari program terkait, sehingga dapat dieliminasir sekecil mungkin

kasus tersebut.

2.Penyakit Rawat inap

TABEL 2.7
SEPULUH BESAR PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP

N Diagnosa Laki-laki Perempuan Total %


o
1 Febris 31 45 76 24,9
2 GEA 24 52 76 24,9
3 Dyspepsia 20 24 44 14,42
4 Vomitus 16 22 38 12,45
5 Hypertensi 6 15 21 6,88
6 Gastritis 8 11 19 6,2
7 Typoid 6 5 11 3,6
8 Vertigo 3 7 10 3,27
9 Pneumonia 1 5 6 1,96
10 Anemia 2 4 4 1,311
Jumlah 305
Sumber :Unit Yankes Puskesmas Padang Tiji tahun 2019

Pola Penyakit rawat inap didominasi oleh penyakit menular yaitu Febris dan GEA

mencapai angka 23,9%. Sedangkan penyakit degenaratif lebih banyak meskipun angkanya

relative rendah.Pemberian penyuluhan kesehatan melalui kgiatan prolanis ada beberapa kali

dilakukan untuk mewaspadai meningatnya penyakit tidak menular dimasa akan datang.

2.2.1. Data epidemiologi dan Kejadian luar biasa

12
Ada beberapa kasus penyakit potensial yang dapat menimbulkan Kejadian

Luar Biasa dan juga penyakit-penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi pada kesehatan

masyarakat di Puskesmas Padang Tiji, antara lain:

1. Demam Berdarah

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh

wilayah.Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan angka

kematian relative tinggi.Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke

tahun. Pada awalnya pola epidemic terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun

waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2-5

tahunan, sedangkan angka kematian cenderung menurun..Upaya pemberantasan DBD

dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta

dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik

(ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.

Di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji pada tahun 2019 terjadi lonjakan

kasus yang sangat signifikan yaitu terdapat 18 kasus DBD yang tersebar di wilayah

kerja Puskesmas Padang Tiji dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

TABEL 2.8
DATA DBD PUSKESMAS PADANG TIJI TAHUN 2017-2019

Kasus 2017 2018 2019


DBD 9 2 18

GRAFIK 2.3
KASUS DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG TIJI

DBD 2017 2018 2019

18
9 2

DBD

2. Filariasis

13
Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filarial dan

ditularkan oleh nyamuk. Filariasis adalah penyakit menahun dimana cacing filaria

menyerang saluran dan kelenjar getah bening Untuk menekan jumlah kasus filariasis

dilakukan Program Eliminasi melalui POMP ( Pemberian Obat Massal Pencegahan

tetapi perilaku mencegah gigtan nyamuk dan pengelolaan lingkungan serta kebiasaan

masyarakat ikut mendukung.

Kasus penyakit Filariasis di Puskesmas Padang Tiji pada tahun 2019 sebanyak

22 kasus, yang ditangani 19 kasus dan ada 3 orang tidak mau minum obat.

3. Difteri

Difteri merupaka salah satu penyakit yang sangat menular.Penyakit ini

disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernapasan,

terutama bagian tonsil, nasofaring dan laring.Penularan difteri dapat melalui kontak

hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh carier atau penderita yang aka

sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.Penderita difteri umumnya anak-

anak dibawah umur 15 tahun.Dilaporkan 10% kasus difteri yang dapat berakibat fatal

bahkan sampai menimbulkan kematian.

Jumlah kasus penyakit difteri di Puskesmas Padang Tiji tahun 2019 sebanyak 

1 kasus yang terdapat di desa Meuke Beurabo.

4. Kusta

World Health Organization ( WHO ) menempatkan Indonesia sebagai negara

ketiga terbesar dalam hal jumlah kasus kusta, setelah India dan Brazil. Menurut dr.

Linuwih Susetyo Wardhani, Sp KK(K) dari persatuan dokter spesialis kulit dan

kelamin Indonesia (PERDOKSI) menyatakan bahwa penyakit kusta lebih sering

terlambat ditmukan karena masyarakat seringkali mengabaikan tanda dan gejalanya.

Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin sudah banyak yang tidak mengenal

penyakit kusta, padahal penyakit tua ini belum hilang sampai saat ini.

Indonesia telah mencapai status eliminasi kusta, yaitu prevalensi kusta <1 per

10.000 (<10 per 100.000 penduduk) tahun 2000. Setelah itu Indonesia masih bisa

menurunkan angka kejadian kusta meskipun relative lambat. Angka prevalensi kusta

14
di Indonesia tahun 2017 sebesar 0,70 kasus/10.000 penduduk dan angka penemuan

kasus baru sebesar 6,86 kasus per 100.000 penduduk.

Meskipun Aceh sudah mencapai eliminasi tahun 2016 akan tetapi sampai saat

masih terdapat kasus kusta. Pada tahun 2017 jumlah kasus baru kusta di Aceh per

100.000 penduduk sebesar 324 jiwa ( 6,24%) dan kasus pada anak-anak sebesar 31

jiwa (9,57%)

Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma dikalangan masyarakat

dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian penderita dan mantan

penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta

pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.Pengobatan kepada

penderita kusta adalah salah satu pemutusan mata rantai penularan.Sinar matahari

yang masuk ke dalam rumah dapat menghindari adanya tempat-tempat lembab,

makin panas cuaca makin cepat kuman kusta mati.

Diketahui di Padang Tiji sendiri masih banyak menyimpan kantong-kantong

yang berada di kemukiman Beurabo, Geuleudieng dan Kunyet. Di Wilayah

Puskesmas Padang Tiji terdapat penderita kusta type PB sebanyak 2  orang, untuk

kasus dewasa dan type MB 0 untuk kasus dewasa dan yang sedang menjalani proses

pengobatan (RFT) 2 orang

5. Malaria

Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan

disebabkan oleh plasmodium.Penyakit malaria adalah penyakit yang sudah pernah

hilang tetapi kemudian muncul kembali.Hal ini disebabkan karena berbagi faktor,

lingkungan dan bahkan manusia itu sendiri.Oleh karena itu malaria disebut komplek

karena melibatkan 3 komponen yaitu host, environment dan agent.

Di wilayah kerja Padang Tiji malaria sudah tidak ada kasus positif malaria sejak

2015 sampai tahun 2019.

6.  Penyakit TB Paru

15
Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab

kematian umum (9,4 %), selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang

organ lain (extra pulmonary). Dari data SPM berhasil dikumpulkan di Wilayah

Puskesmas Padang Tiji  menunjukkan kasus BTA (+) pada tahun 2019 sebanyak 11

orang, diobati 11orang dan yang sembuh 6 orang (41,67  %). Yang mangkir ada 2

orang.

7. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )

Di Indonesia ISPA pada tiga tahun terahir masih menempati urutan pertama

penyebab kematian bayi yaitu sebesar 24,46% (2013), 29,47% (2014) dan 63,45%

(2015). Selain itu juga ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di

rumah sakit (Kemenkes RI, 2015) . Di Aceh menepati urutan ke dua setelah NTB

yaitu sekitar (30,0%, Kemenkes 2013).Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit

infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan

tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang

ditemukan.

Di wilayah kerja puskesmas Padang Tiji tahun 2019 ada 785 kasus ISPA dan

10 kasus pneumonia

2.2.2. Cakupan (kinerja) program pelayanan kesehatan (baik UKM maupun UKP)

A. Program Pelayanan UKM

1. Pelayanan Antenatal ( K1 & K4 )

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

professional ( dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat)

kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan

antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan

antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran

besaran ibu hamil  yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan

untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

16
Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil  yang telah mendapatkan pelayanan

ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi

sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga.

Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

TABEL 2.9
CAKUPAN K1/K4 TAHUN 2017-2019

2017 2018 2019


K1 99.4% 100% 88,28%
K4 86,55% 81,66% 76,37%
Sumber : Unit KIA Puskesmas Padang Tiji

GRAFIK 2.6

k1/k4
100.00%
99.40%
100.00% 88.28%
50.00% 2017
0.00% 2018
81.66%
86.55%
2019
76.37%
K1

K4

Dari grafik diaras menunjukkan bahwa cakupan K1 sangat tinggi di tahun

2018, dibandingkan dengan tahun 2017, dan pada tahun 2019 . Cakupan K4 pada tahun 2017

mencapai 86.55 %,.Pada tahun2019 cakupan K1 88,28% sedangkan k4 76,37%, hal ini

menunjukkan terjadi droup out (DO)di tingkat puskesmas sebesar 11,91%. DO yang

terbilang besar menunjukkan tingkat perlindungan ibu hamil perlu ditingkatkan disemua

pelayanan. Pengaktifan kelas ibu hamil dan kunjungan perlu ditingkatkan dari segi kualitas

maupun kwantitis.

2.Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada

masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional).

17
Hasil pengumpulan data / indikator kinerja SPM bidang kesehatan di Puskesmas

Padang Tiji pada tahun 2019 menunjukkan bahwa prosentase cakupan persalinan dengan

pertolongan oleh tenaga kesehatan sebesar (100 %).

3.Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk

Dalam memberikan  pelayanan kesehatan khususnya oleh bidan di desa dan

puskesmas, beberapa ibu hamil di antaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti), maka

kasus tersebut memerlukan pelayanan kesehatan rujukan ke unit kesehatan yang memadai.

Target Indonesia sehat 2010 untuk ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk sebesar 100 %,

Bumil resti yang ada di wilayah kerja pusksemas Padang Tiji hampir semua dirujuk kecuali

resti yang bisa ditangani seperti LILA yang kurang dari yang seharusnya. Ada 59 ibu hamil

resti pada tahun 2019 dari 103 sasaran.

  4.Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan

atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan

untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali

pada 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,

petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan

konseling perawatan bayi kepada ibu.

5. KB

Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu

alat/obat kontrasepsi. Kontrasepsi usaha-usaha untuk mencegaah terjadinya kehamilan, usaha

tersebut ada yang bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen, yang dapat dilakukan

tanpa menggunakn alat, secara mekanis, menggunakan alat/obat, atau dengan operasi

(Wiknjosastro, 2006)

Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2018  ini alat

kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB..

18
Tempat pelayanan untuk peserta KB baru adalah di klinik KB pemerintah (59,45%),

bidan praktek swasta (30,77%), dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter

praktek swasta (2,80%). Jumlah KB Baru di Puskesmas Padang Tiji tahun 2019 secara

komulatif 2084 dan jumlah PUS.adalah 3823 jiwa.

5.      Pelayanan Imunisasi

Pencapaian universal child immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran

terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap.Bila UCI

dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan

besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.

Pada tahun 2019 di puskesmas Padang Tiji dilaporkan Desa yang telah mencapai

desa/keluaran UCI sebesar 36 (56,25 %)  dari 64 desa / kelurahan yang ada.

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT ( 3 kali ), Polio ( 4 kali ), Hepatiitis

B ( 3 kali ) dan Campak ( 1 kali ), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan

fasilitas pelayanan kesehatan lainya.

TABEL 2.
CAKUPAN IMUNISASI TAHUN 2017 – 2019

CAKUPAN IMUNISASI
NO NAMA ANTIGEN 2017 2018 2019
Abs % Abs % Abs %
1 Cakupan BCG 380 80 250 53.08 131 28.11
2 Cakupan DPTHB 1 368 77.40 209 44.37 79 16.95
3 Cakupan DPTHB 3 294 61.89 197 41.83 52 11.16
4 Cakupan Polio 4 266 56 185 39.28 48 10.30
5 Cakupan Campak 288 60.63 213 45.22 48 10.30
6 Cakupan IPV 18 3.86
Jumlah Bayi 475 471 466
Sumber: Unit Imunisasi Puskesmas Padang Tiji

Upaya meningkatkan kekebalan pada masyarakat juga dilakukan pada kelompok-

kelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak

sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash

Program imunisasi Campak pada anak Balita di posyandu atau Catch Up Campaign

imunisasi campak pada anak sekolah kelas 1 sampai VI SD.

19
6. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang

memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala.Kegiatan

pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi

terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan

sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain.

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 64 Desa pada

tahun 2019 dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi..

Cakupan pembinaan kesahatan lingkungan dapat kita lihat dalam diagram berikut:

Data Kesling 2019


Inspeksi Sanitasi Dasar RT Pembinaan Industri RT Pembinaan Warkop
Pembinaan Rumah Makan Pembinaan Depot Isi Ulang Pembinaan
32% Sekolah
36%

18%

14%

Dari diagram tersebut diatas menunjukkan bahwa Pembinaan sekolah sudah mencapai

sebagaimana yang diharapkan, yaitu 100%. Sementara pembinaan depot isi ulang masih jauh

dari diharapkan dari 17 depot isi ulang yang ada hanya 6 yang memenuhi syarat kesehatan.

Hal ini menjadi tantangan bagi petugas agar depot isi ulang memenuhi standar yang

diharapkan.

7. Surveilans Vektor

Upaya surveilans vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor potensial dalam

menularkan penyakit antara lain nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei vektor

20
untuk mengetahui jenis potensial, fogging dan penaburan bubk abate serta strategi

pengendalian lainnya.

8.  Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan

Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan

Makanan (TUPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi

masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TUPM.  Bentuk kegiatan yang dilakukan antara

lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TUPM secara berkala, bimbingan,

penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga

pemberian  rekomendasi untuk penerbitan izin usaha.

9. Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani

permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat.Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai

pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A,

gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi.

a.    Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan

penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan.

B. Pelayanan Perorangan

Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan

untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial

yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat

generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi

klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat

kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan.

1.  Peningkatan Penggunaan Obat Rasional

21
Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan

dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi

secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya

kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Sampai dengan akhir tahun 2013,

penggunaan obat rasional telah mencapai 100 %. Angka tersebut telah mencapai target  yang

harus dicapai adalah 100%. Walau begitu Berkaitan dengan hal tersebut masih perlu terus

diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan

melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional.

2.2.3. Hasil survey mawas diri, Musyawarah Masayarakat Desa, Musrenbang, dan
survey-survey kepuasan dan kebutuhan
2.2.4. Hasil lokakarya dengan masyarakat, tokoh masyarakat, lintas sector, sasaran
program tentang masukan dan harapan terhadap pelayanan puskesmas

2.2.5. Hasil analisis Data PIS-PK

TABEL 2.9
Data PIS-PK

No Yang sudah dilakukan Yang sudah di entri Yang sudah


Intervensi awal dilakukan
intervensi lanjut
1 4033 2478 1033

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa data PIS-PK masih tertinggal
jauh dari harapan.

BAB III
ANALISIS MASALAH

3.1. IDENTIFIKASI MASALAH


1. UKM
22
No INDIKATOR /PROGRAM TARGET CAPAIAN KESENJANGAN

1 Kesehatan ibu dan Anak 100%


- Cakupan kunjungan ibu hamil K1 88.28% 11,72% belum tercapai
- Cakupan kunjungan ibu hamil K4 76.37% 23.63% belum tercapai
2 P2/ Pelayana Imunisasi Dasar
- Cakupan Pelayanan Imunisasi 95% 29.93% 65.07% belum tercapai
Dasar
3 Upaya Kesehatan Lingkungan
- Cak Inspeksi Sanitasi Dasar RT 100% 87.78% 12,22% belum tercapai
4 Upaya Pelayanan Gizi masyarakat
- Cakupan ASI Eksklusive 28% 59.44% 40,56% belum tercapai
- Cakupan RT Yang 100% 36.39% 63.61% belum tercapai
Mengkonsumsi Garam Beriodium
- Cakupan Balita Yang Timbang 100% 16.74% 83.26% belum tercapai
Tidak Naik 2x Berturut-turut
- Cakupan Balita Yang Ditimbang 100% 55.39% 44.61% belum tercapai
Tidak Naik BB nya (T)

5 Upaya Promosi Kesehatan


- Cakupan Sekolah BerPHBS 100% 57.14% 42.86% belum tercapai
- Cakupan RT BerPHB 100% 59.96% 40.04% belum tercapai

Dari hasil cakupan program tersebut di atas, terdapat beberapa kinerja yang masih jauh

dari harapan, dan belum mencapai target seperti yang diharapkan. Dalam program KIA ,

cakupan K1 dan K4 masing-masing baru mencapai 88.28% dan 76.37%. Untuk

ProgrammP2/Pelayanan imunisasi dasar baru mencapai 29.93%. Hal ini karena maraknya isu

vaksin haram sehingga banyak terjadi penolakan dari anggota keluarga inti.Untuk itu perlu

kerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh-tokoh terpengaruh lainnya.

2. UKP

Sedangkan uraian capaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit


ditunjukkan dalam grafik berikut :

23
P2 PENYAKIT
100100 100100
91.6

2018 2019

49.5
37.4
29.93 27.45

6.7 8.3
0.10.58 0

Imunisasi ISPA TB Paru HIV Aids DBD PTM Diare

Dari grafik diatas dapat diuraikan :


a. Cakupan program yang mencapai target nilai 100 baik tahun 2018 maupun tahun
2019 adalah Diare dan DBD
b. Program Imunisasi ada penurunan nilai kinerja dari tahun 2018 sebesar 49.5
menjadi 29.93 tahun 2019.
c. ProgramISPA penemuan penderita pneumoni balita belum mencapai target baik
di tahun 2018 maupun tahun 2019(hanya 0.1 dan 0.58).
d. Program TB Paruterjadi peningkatan dimana tahun 2018mencapai 27.45menjadi
37.45 di tahun 2019.
e. PMS dan HIV/AIDS tahun 2018 tidak ada kegiatan dan tahun 2019 terjadi
peningkatan kinerja mencapai 91.6
f. Sedangkan program PTM terjadi peningkatan kinerja dari 6.7 ditahun 2018
menjadi 8.3 di tahun 2019 walaupun masih dibawah target.

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


2018 2019
83.5583.55 80.83
62.5265.52 63.6463.64

33.66

6.35 6.35

Upaya Upaya Gigi Upaya Kes.Jiwa Upaya Upaya Kestrad


Kes.Sekolah Mulut Kes.Usila

Pencapaian kinerja UKM pengembangan belum mencapai nilai 100 tahun 2019adalah

Kesehatan sekolah 83.55, UKGM 65.52,Kesehatan jwa 6.35,Kesehatan usila33.66 serta


24
Kesehatan kestrad 63.64.. Adapun pencapaian upaya kesehatan pengembangan

digambarkan pada grafik di bawah ini :

2.PRIORITAS MASALAH

Penentuan prioritas masalah tersebut diatas dilakukan oleh Tim Perencanaan Tingkat

Puskesmas (Tim PTP ) Padang Tiji dengan menggunakan metode USG untuk menentukan

urutan prioritas masalah dari yng paling urgen sampai yang ringan tingkannya.

Masalah Kriteria Urutan

Prioritas
U S G U+S+G
Kesehatan ibu dan Anak
- Cakupan kunjungan ibu hamil K1
- Cakupan kunjungan ibu hamil K4
P2/ Pelayana Imunisasi Dasar
-Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar
Upaya Kesehatan Lingkungan
- Cakupan Inspeksi Sanitasi Dasar RT
Upaya Pelayanan Gizi masyarakat
- Cakupan ASI Eksklusive
- Cakupan RT Yang Mengkonsumsi
Garam Beriodium
- Cakupan Balita Yang Timbang Tidak
Naik 2x Berturut-turut
- Cakupan Balita Yang Ditimbang

Tidak Naik BB nya (T)


Upaya Promosi Kesehatan
- Cakupan Sekolah BerPHBS
- Cakupan RT BerPHB

Berdasarkan metode USG yang telah digunakan bahwa terlihat dengan jelas perbedaan

total skor dari satu masalah dengan masalah lainnya.

3. Administrasi Manajemen

Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja Manajemen Puskesmas Padang Tiji Tahun 2019

NO KOMPONEN MANAJEMEN CAKUPAN TINGKAT KETERANGA


. PUSKESMAS KEGIATAN KINERJA N
Manajemen Operasional
1. 9.14 Baik Baik ≥ 8,5
Puskesmas
Cukup ≥ 5,5–
2. Manajemen Alat dan Obat 9.4 Baik
8,4
3. Manajemen Peralatan 7 Cukup Kurang ≤ 5,5

25
5. Manajemen Keuangan 10 Baik
Manajemen Sumber Daya
6. 8.5 Baik
Manusia
7 Manajemen Data dan Informasi 9 Baik
8. Manajemen Mutu 8,91 Baik
Rata-rata 8,70 Baik

Jadi hasil Kinerja Manajemen Puskesmas Padang Tiji tahun 2019 adalah :8,70
(KategoriBaik).

3.2. RUMUSAN MASALAH:

3.3. ANALISIS AKAR PENYEBAB MASALAH

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
B. SARAN

26
3. KESIMPULAN DAN SARAN:
A. KESIMPULAN
3.1.1.1. Dari hasil analisis kebutuhan, prioritas pelayanan yang harus ada di
Puskesmas, adalah: UKM……, UKP…
3.1.1.2. Status kesehatan di wilayah Puskesmas Ungaran……
3.1.1.3. Permasalahan utama ……..
3.1.1.4. ….dst

B. SARAN:
1. ……….

27

Anda mungkin juga menyukai