PENDAHULUAN
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan
yang optimal.
berkesinambungan.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedi secara behasil guna dan berdaya guna.
kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan dating, dilakukan secara sistematis untuk
dilakukan di Puskesmas baik wajib, pembangunan maupun upaya khusus spesifik baik
1
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia.
penyakit.. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan yang telah dilakukan antara lain
Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, pelayanan
laboratorium, Kesehatan Usia Lanjut dan Kesehatan tradisional. UKP tingkat pertama
dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat.
Visi Puskesmas Padang Tiji :" Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Prima,
c. Memelihara dan meningkatkan kerja sama lintas sector dan lintas program
f. Menjadikan syariat islam sebagai sumber nilai, sumber moral dan prilaku serta
Sedangkan motto dari Puskesmas Padang Tiji adalah “ Masyarakat Sehat Dambaan
Kami”
dilaksanakan yang tertuang dalam RUK adalah hasi telaah dan analisis masalah yang
2
I.2. TUJUAN:
6. Membuat RUK untuk perencanaan kegiatan UKM dan UKP pada tahun 2021
3
BAB II
ANALISIS SITUASI
Puskesmas Padang Tiji merupakan salah satu puskesmas rawatan yang ada di kabupaten
Pidie yang juga merupakan puskesmas induk yang berada di wilayah kecamatan Padang Tiji,
terletak di jalan Banda Aceh – Medan km. 97, di desa Pante Crueng Tanjong yang berjarak ±
14 km dari pusat Kota Sigli. Puskesmas Padang Tiji merupakan gedung baru, yang dibangun
Peta wilayah
Gambar 2.1 Peta wilayah Puskesmas Padang Tiji Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie
Dari peta tersebut dapat kita lihat batasan wilayah Puskesmas Padang Tiji yaitu :
Wilayah kerja puskesmas Padang Tiji terdiri dari 64 desa, dengan jumlah pustu
sebanyak 4 unit yaitu Pustu Beurabo, Pustu Tanjong, Pustu Peudaya dan Pustu Kunyet, juga
mempunyai 4 unit Poskesdes. Dengan luas wilayah kerja 25.572 m 2. Berdasarkan hasil
statistik jumlah penduduk di kecamatan Padang Tiji pada tahun 2019 sebanyak 23.044
perempuan.
TABEL 2.1.
DATA PENDUDUK KECAMATAN PADANG TIJ BERDASARKAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2019
Dari tabel 2.1 di atas menunjukkan kelompok umur usia muda yaitu anak-anak sekitar
26,57%,dan kelompok usia remaja sekitar 27,62%lebih mendominasi kemudian usia dewasa
sekitar 19,61% kemudian kelompok umur usia lanjut yang paling sedikit yaitu sekitar16,02%
5
2.1.2. Data sumber daya
Tabel 2.2
DATA TENAGA DI PUSKESMAS PADANG TIJI
KABUPATEN PIDIE TAHUN 2019
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tenaga dari pendididkan D III Kebidanan lebih
dominan, kemudian diikuti oleh D III Keperawatan.Sementara tenaga yang juga dibutuhkan
masih jauh dari yang ada seperti dokter, gizi, farmasi dan bahkan analis tidak ada.
Kader dan tokoh masyarakat adalah orang yang membantu setiap kegiatan
yang ada di puskesmas, dan diharapkan kader bisa membantu dengan aktif sehingga kegiatan
yang berlangsung dapat berjalan dengan lancar. Kader dan tokokh masyarakat sebagai
penggerak masyarakat dalam meningkatkan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang salah
satunya adalah posyandu. Dalam tabel di bawah ini dapat dilihat bahwasanya di wilayah kerja
puskesmas Padang Tiji tidak ada lagi dukun bayi, hal ini menunjukkan bahwa semua proses
Untuk meningkatkan peran serta masyarakat perlu kerja sama dengan lintas
Data sasaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji tahun 2019
TABEL 2.4
DATA SASARAN PENDUDUK TAHUN 2019
Penduduk Sasaran
No Nama Desa Bu Buli
Jml Bayi
Lk Pr mil n Balita PUS
1 Capa Paloh 185 86 99 4 4 4 19 31
2 Siron Paloh 204 97 107 5 4 4 21 35
3 Jr. Anoe Paloh 365 180 185 8 8 8 38 62
4 Cut Paloh 284 139 145 5 5 5 23 48
5 Balee Paloh 184 90 94 4 4 4 19 31
6 Jr. Gp. Cot Paloh 650 332 318 14 14 14 68 110
7 Kreep Paloh 241 112 129 5 5 5 25 40
8 Leuhob Paloh 728 340 388 16 15 15 76 124
9 Trieng Paloh 803 403 400 18 17 17 84 136
10 Pasar Paloh 1,000 542 458 22 21 21 105 170
11 Pante Cermen Paloh 219 108 111 5 5 5 23 37
12 Suyo Paloh 204 97 107 5 4 4 21 35
13 Mukee Beurabo 361 178 183 8 8 8 38 61
14 Adang Beurabo 435 200 235 10 9 9 45 74
15 Baro Beurabo 440 218 222 10 9 9 46 75
16 Seukeum Brok Beurabo 590 289 301 13 13 13 61 100
17 Seulengging Beurabo 352 191 161 8 8 7 37 60
18 Mesjid Beurabo 316 142 174 7 7 7 33 54
19 Paloh Jeurat Beurabo 169 81 88 4 4 4 18 29
20 Geulumpang Geuleding 303 156 147 7 6 6 33 51
21 Blang Geuleding 347 148 199 8 7 7 36 59
22 Mesjid Geuleding 238 110 128 5 5 5 25 40
23 Glee Gogo 434 200 234 10 9 9 45 74
24 Tuha Gogo 408 189 219 9 9 9 42 69
25 Mesjid Gogo 412 198 214 9 9 9 43 70
7
26 Teungoh Drien Gogo 630 308 322 14 13 13 66 107
27 Kumbang Gogo 276 149 127 6 6 6 32 47
28 Grong-grong Gogo 204 112 92 5 4 4 21 35
29 Aron Bunot Gogo 420 190 230 9 9 9 44 69
30 Raya Gogo 406 213 193 9 9 8 42 70
31 Mukee Gogo 219 111 108 5 5 5 23 37
32 Buloh Gogo 170 83 87 4 4 4 18 29
33 Dayah Peudaya 251 119 132 6 5 5 26 43
34 Sukon Peudaya 279 128 151 6 6 6 29 47
35 Teungoh Peudaya 285 143 142 6 6 6 30 48
36 Buloh Peudaya 543 265 278 12 12 12 57 93
37 Mesjid Peudaya 273 115 158 6 6 6 28 46
38 Buni Reuling Peudaya 205 98 107 5 4 4 21 39
39 Tuha Peudaya 321 156 165 7 7 7 33 56
40 Perlak Peudaya 505 251 254 11 11 11 53 80
41 Tunong Peudaya 440 206 234 10 9 9 46 75
42 Cut Peudaya 209 96 113 5 4 4 22 28
43 Mesjid Tanjong 138 69 69 3 3 3 14 22
44 Pulo Hagu Tanjong 331 173 158 7 7 7 35 49
45 Meuriya Tanjong 205 114 91 5 4 4 24 30
46 Tunong Tanjong 302 149 153 7 6 6 31 58
47 Pante Crueng Tanjong 622 322 300 14 13 13 65 99
48 Jok Tanjong 685 362 323 15 15 15 72 86
49 Khang Tanjong 125 64 61 3 3 3 13 18
50 Siron Tanjong 380 182 198 9 8 8 40 69
51 Leun Tanjong 461 234 227 10 9 9 48 58
52 Kupula Tanjong 430 230 200 10 9 9 45 70
53 Cot Keutapang Tanjong 438 223 215 10 9 9 46 68
54 Kambuk Nicah Kunyet 455 214 241 10 10 10 47 77
55 Kambuk Payapi Kunyet 294 143 151 7 6 6 31 47
56 Seunadeu Kunyet 328 155 173 7 7 7 34 72
57 Hagu Kunyet 52 26 26 1 1 1 5 16
58 Dayah Tanoh Kunyet 270 135 135 6 6 6 28 43
59 Baro Kunyet 475 220 255 11 10 10 49 78
60 Piala Kunyet 177 88 89 4 4 4 18 27
61 Dayah Baroh Kunyet 449 227 222 10 10 10 47 67
62 Cot Kunyet 473 223 250 11 10 10 49 69
63 Mesjid Kunyet 243 115 128 5 5 5 28 43
64 Blang Gunci Kunyet 203 96 107 5 4 4 21 33
TOTAL 23,044 11,333 11,711 515 488 486 2,405 3,823
8
TABEL 2.5
DATA SARANA PENDIDIKAN TAHUN 2019
Dari tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah sarana pendididkan sudah memadai,
diharapkan untuk tenaga penyuluh kesehatan untuk meningkatkan frekuensi kunjungan untuk
berbagi informasi dari hal-hal yang dibutuhkan seperti PHBS, KIE tentang berbagai ilmu,
Dari table tersebut di atas dapat kita lihat bahwa pencapain kinerja dari program
kesling masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini terjadi karena masih kurangnya
kesadaran masyarakat dan kurangnya motivasi dari petugas kesehatan lingkungan itu sendiri.
Untuk itu diperlukan pendekatan terhadap tokoh yang berpengaruh sehingga tercapai apa
yang diharapkan.
9
1.2.1. Status kesehatan
suatu tempat yang meliputi angka kesakitan, angka kematia dan status gizi masyarakat..
Berikut ini gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Padang
Tiji:
Status kesehatan masyarakat di suatu wilayah kerja dapat ditinjau dari dua
tolak ukur yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Di
wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Padang Tiji tidak ada kasus kematian ibu sepanjang
tahun 2019. Meningkatnya peninjauan terhadap ibu hamil resti berpengaruh terhadap
Di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji pada tahun dari tahun 2017
sampai 2019 terjadi peningkatan dan penurunan kembali angka kematian bayi . Hal ini
GRAFIK 2.1
JUMLAH KEMATIAN BAYI TAHUN 2019
15
10
6 12
5
9
0
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kasus kematian bayi pada tahun
2018 terjadi peningkatan yaitu 12 kasus dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2016
hanya ada 6 kasus, sedangkat pada tahun 2019 terjadi penurunan yaitu 9 kasus kematian
bayi.Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya kurang maksimalnya deteksi
pada ibu hamil.Oleh karena itu perlu ditingkatkan motivasi dan informasi dari petugas
serta pendekatan yang lebih ekstra agar terdeteksi sedini mungkin.. Adapun penyebab
10
kematian bayi dari tahun 2017, 2018 dan 2019 di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji
N
Penyebab Kematian 2017 2108 2019
o
1 Ancephalus 1
2 Prematur 1
3 BBLR+Asfiksia+Prematur 3
4 Asfiksia 1 3 6
5 KJDK 2 2 2
6 Immatur 1 2
7 Labro Palato Skisis 1
8 BBLR 1 1
9 Anencephalus 1
Sumber: Unit KIA Puskesmas padang Tiji, 2019
Dari kasus kematian perinatal seperti yang tersebut di atas, perlu adanya
pembahasan bersama untuk mencari penyebab terjadinya hal tersebut di atas. Sehingga
bisa diketahui hal yang melatar belakangi kejadian tersebut agar dapat ditanggulangi
sebisa mungkin agar angka kematian bayi bisa turun seperti harapan kita.
TABEL 2.6
SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK TAHUN 2019
No Nama Penyakit Laki- Perempuan Jumlah %
laki
1 ISPA 1727 1618 3345 23,09
2 DKA 1031 1108 2139 14,8
3 Dyspepsia 931 1009 1940 13,39
4 CC 927 865 1792 12,4
5 Other Arthitis 797 817 1614 11,14
6 Hipertensi 724 681 1405 9,8
7 Diare 310 347 657 4,53
8 DM 287 306 593 4,09
9 Hipotensi 240 274 514 3,5
10 Asthma 236 247 483 3,3
Jumlah 14482
Sumber: Unit Yankes Puskesmas Padang Tiji 2019
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penyakit paling banyak diderita yaitu
ISPA sebanyak 23,09 %, dikuti oleh DKA, dyspepsia masing-masing 14,8% dan 13,39%.
Sementara Asthma dalam data sepuluh penyakit menempati urutan paling rendah yaitu 3,3
11
%. ISPA menempati urutan terbanayak, oleh karena itu perlu peningkatan kerja bagi
penyakit ini berkaitan dengan keadaan sanitasi kurang saniter (berbasis lingkungan)
Penyakit yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji didominasi oleh
penyakit degenerative.Hal ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat, pola makan
yang tidak seimbang dan kebiasaan-kebiasaan yang sukar untuk ditinggalkan.Perlu adanya
arahan dan bimbingan dari program terkait, sehingga dapat dieliminasir sekecil mungkin
kasus tersebut.
TABEL 2.7
SEPULUH BESAR PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP
Pola Penyakit rawat inap didominasi oleh penyakit menular yaitu Febris dan GEA
mencapai angka 23,9%. Sedangkan penyakit degenaratif lebih banyak meskipun angkanya
relative rendah.Pemberian penyuluhan kesehatan melalui kgiatan prolanis ada beberapa kali
dilakukan untuk mewaspadai meningatnya penyakit tidak menular dimasa akan datang.
12
Ada beberapa kasus penyakit potensial yang dapat menimbulkan Kejadian
Luar Biasa dan juga penyakit-penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi pada kesehatan
1. Demam Berdarah
wilayah.Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan angka
kematian relative tinggi.Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Pada awalnya pola epidemic terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun
waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2-5
dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta
dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik
Di wilayah kerja Puskesmas Padang Tiji pada tahun 2019 terjadi lonjakan
kasus yang sangat signifikan yaitu terdapat 18 kasus DBD yang tersebar di wilayah
TABEL 2.8
DATA DBD PUSKESMAS PADANG TIJI TAHUN 2017-2019
GRAFIK 2.3
KASUS DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG TIJI
18
9 2
DBD
2. Filariasis
13
Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filarial dan
ditularkan oleh nyamuk. Filariasis adalah penyakit menahun dimana cacing filaria
menyerang saluran dan kelenjar getah bening Untuk menekan jumlah kasus filariasis
tetapi perilaku mencegah gigtan nyamuk dan pengelolaan lingkungan serta kebiasaan
Kasus penyakit Filariasis di Puskesmas Padang Tiji pada tahun 2019 sebanyak
22 kasus, yang ditangani 19 kasus dan ada 3 orang tidak mau minum obat.
3. Difteri
disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernapasan,
terutama bagian tonsil, nasofaring dan laring.Penularan difteri dapat melalui kontak
hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh carier atau penderita yang aka
sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.Penderita difteri umumnya anak-
anak dibawah umur 15 tahun.Dilaporkan 10% kasus difteri yang dapat berakibat fatal
Jumlah kasus penyakit difteri di Puskesmas Padang Tiji tahun 2019 sebanyak
4. Kusta
ketiga terbesar dalam hal jumlah kasus kusta, setelah India dan Brazil. Menurut dr.
Linuwih Susetyo Wardhani, Sp KK(K) dari persatuan dokter spesialis kulit dan
Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin sudah banyak yang tidak mengenal
penyakit kusta, padahal penyakit tua ini belum hilang sampai saat ini.
Indonesia telah mencapai status eliminasi kusta, yaitu prevalensi kusta <1 per
10.000 (<10 per 100.000 penduduk) tahun 2000. Setelah itu Indonesia masih bisa
menurunkan angka kejadian kusta meskipun relative lambat. Angka prevalensi kusta
14
di Indonesia tahun 2017 sebesar 0,70 kasus/10.000 penduduk dan angka penemuan
Meskipun Aceh sudah mencapai eliminasi tahun 2016 akan tetapi sampai saat
masih terdapat kasus kusta. Pada tahun 2017 jumlah kasus baru kusta di Aceh per
100.000 penduduk sebesar 324 jiwa ( 6,24%) dan kasus pada anak-anak sebesar 31
jiwa (9,57%)
dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian penderita dan mantan
penderita kusta adalah salah satu pemutusan mata rantai penularan.Sinar matahari
Puskesmas Padang Tiji terdapat penderita kusta type PB sebanyak 2 orang, untuk
kasus dewasa dan type MB 0 untuk kasus dewasa dan yang sedang menjalani proses
5. Malaria
hilang tetapi kemudian muncul kembali.Hal ini disebabkan karena berbagi faktor,
lingkungan dan bahkan manusia itu sendiri.Oleh karena itu malaria disebut komplek
Di wilayah kerja Padang Tiji malaria sudah tidak ada kasus positif malaria sejak
15
Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab
kematian umum (9,4 %), selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang
organ lain (extra pulmonary). Dari data SPM berhasil dikumpulkan di Wilayah
Puskesmas Padang Tiji menunjukkan kasus BTA (+) pada tahun 2019 sebanyak 11
orang, diobati 11orang dan yang sembuh 6 orang (41,67 %). Yang mangkir ada 2
orang.
Di Indonesia ISPA pada tiga tahun terahir masih menempati urutan pertama
penyebab kematian bayi yaitu sebesar 24,46% (2013), 29,47% (2014) dan 63,45%
(2015). Selain itu juga ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di
rumah sakit (Kemenkes RI, 2015) . Di Aceh menepati urutan ke dua setelah NTB
infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang
ditemukan.
Di wilayah kerja puskesmas Padang Tiji tahun 2019 ada 785 kasus ISPA dan
10 kasus pneumonia
2.2.2. Cakupan (kinerja) program pelayanan kesehatan (baik UKM maupun UKP)
professional ( dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat)
kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan
antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
16
Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi
sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga.
Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
TABEL 2.9
CAKUPAN K1/K4 TAHUN 2017-2019
GRAFIK 2.6
k1/k4
100.00%
99.40%
100.00% 88.28%
50.00% 2017
0.00% 2018
81.66%
86.55%
2019
76.37%
K1
K4
2018, dibandingkan dengan tahun 2017, dan pada tahun 2019 . Cakupan K4 pada tahun 2017
mencapai 86.55 %,.Pada tahun2019 cakupan K1 88,28% sedangkan k4 76,37%, hal ini
menunjukkan terjadi droup out (DO)di tingkat puskesmas sebesar 11,91%. DO yang
terbilang besar menunjukkan tingkat perlindungan ibu hamil perlu ditingkatkan disemua
pelayanan. Pengaktifan kelas ibu hamil dan kunjungan perlu ditingkatkan dari segi kualitas
maupun kwantitis.
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga
17
Hasil pengumpulan data / indikator kinerja SPM bidang kesehatan di Puskesmas
Padang Tiji pada tahun 2019 menunjukkan bahwa prosentase cakupan persalinan dengan
puskesmas, beberapa ibu hamil di antaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti), maka
kasus tersebut memerlukan pelayanan kesehatan rujukan ke unit kesehatan yang memadai.
Target Indonesia sehat 2010 untuk ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk sebesar 100 %,
Bumil resti yang ada di wilayah kerja pusksemas Padang Tiji hampir semua dirujuk kecuali
resti yang bisa ditangani seperti LILA yang kurang dari yang seharusnya. Ada 59 ibu hamil
4.Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan
atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali
pada 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,
5. KB
Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu
tersebut ada yang bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen, yang dapat dilakukan
tanpa menggunakn alat, secara mekanis, menggunakan alat/obat, atau dengan operasi
(Wiknjosastro, 2006)
Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2018 ini alat
kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB..
18
Tempat pelayanan untuk peserta KB baru adalah di klinik KB pemerintah (59,45%),
bidan praktek swasta (30,77%), dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter
praktek swasta (2,80%). Jumlah KB Baru di Puskesmas Padang Tiji tahun 2019 secara
terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap.Bila UCI
dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan
Pada tahun 2019 di puskesmas Padang Tiji dilaporkan Desa yang telah mencapai
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT ( 3 kali ), Polio ( 4 kali ), Hepatiitis
B ( 3 kali ) dan Campak ( 1 kali ), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan
TABEL 2.
CAKUPAN IMUNISASI TAHUN 2017 – 2019
CAKUPAN IMUNISASI
NO NAMA ANTIGEN 2017 2018 2019
Abs % Abs % Abs %
1 Cakupan BCG 380 80 250 53.08 131 28.11
2 Cakupan DPTHB 1 368 77.40 209 44.37 79 16.95
3 Cakupan DPTHB 3 294 61.89 197 41.83 52 11.16
4 Cakupan Polio 4 266 56 185 39.28 48 10.30
5 Cakupan Campak 288 60.63 213 45.22 48 10.30
6 Cakupan IPV 18 3.86
Jumlah Bayi 475 471 466
Sumber: Unit Imunisasi Puskesmas Padang Tiji
kelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak
sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash
Program imunisasi Campak pada anak Balita di posyandu atau Catch Up Campaign
19
6. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang
terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 64 Desa pada
Cakupan pembinaan kesahatan lingkungan dapat kita lihat dalam diagram berikut:
18%
14%
Dari diagram tersebut diatas menunjukkan bahwa Pembinaan sekolah sudah mencapai
sebagaimana yang diharapkan, yaitu 100%. Sementara pembinaan depot isi ulang masih jauh
dari diharapkan dari 17 depot isi ulang yang ada hanya 6 yang memenuhi syarat kesehatan.
Hal ini menjadi tantangan bagi petugas agar depot isi ulang memenuhi standar yang
diharapkan.
7. Surveilans Vektor
menularkan penyakit antara lain nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei vektor
20
untuk mengetahui jenis potensial, fogging dan penaburan bubk abate serta strategi
pengendalian lainnya.
Makanan (TUPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi
masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TUPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara
lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TUPM secara berkala, bimbingan,
penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga
B. Pelayanan Perorangan
Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan
untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial
yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat
generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi
klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat
21
Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan
dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi
secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya
kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Sampai dengan akhir tahun 2013,
penggunaan obat rasional telah mencapai 100 %. Angka tersebut telah mencapai target yang
harus dicapai adalah 100%. Walau begitu Berkaitan dengan hal tersebut masih perlu terus
diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan
2.2.3. Hasil survey mawas diri, Musyawarah Masayarakat Desa, Musrenbang, dan
survey-survey kepuasan dan kebutuhan
2.2.4. Hasil lokakarya dengan masyarakat, tokoh masyarakat, lintas sector, sasaran
program tentang masukan dan harapan terhadap pelayanan puskesmas
TABEL 2.9
Data PIS-PK
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa data PIS-PK masih tertinggal
jauh dari harapan.
BAB III
ANALISIS MASALAH
Dari hasil cakupan program tersebut di atas, terdapat beberapa kinerja yang masih jauh
dari harapan, dan belum mencapai target seperti yang diharapkan. Dalam program KIA ,
ProgrammP2/Pelayanan imunisasi dasar baru mencapai 29.93%. Hal ini karena maraknya isu
vaksin haram sehingga banyak terjadi penolakan dari anggota keluarga inti.Untuk itu perlu
kerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh-tokoh terpengaruh lainnya.
2. UKP
23
P2 PENYAKIT
100100 100100
91.6
2018 2019
49.5
37.4
29.93 27.45
6.7 8.3
0.10.58 0
33.66
6.35 6.35
Pencapaian kinerja UKM pengembangan belum mencapai nilai 100 tahun 2019adalah
2.PRIORITAS MASALAH
Penentuan prioritas masalah tersebut diatas dilakukan oleh Tim Perencanaan Tingkat
Puskesmas (Tim PTP ) Padang Tiji dengan menggunakan metode USG untuk menentukan
urutan prioritas masalah dari yng paling urgen sampai yang ringan tingkannya.
Prioritas
U S G U+S+G
Kesehatan ibu dan Anak
- Cakupan kunjungan ibu hamil K1
- Cakupan kunjungan ibu hamil K4
P2/ Pelayana Imunisasi Dasar
-Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar
Upaya Kesehatan Lingkungan
- Cakupan Inspeksi Sanitasi Dasar RT
Upaya Pelayanan Gizi masyarakat
- Cakupan ASI Eksklusive
- Cakupan RT Yang Mengkonsumsi
Garam Beriodium
- Cakupan Balita Yang Timbang Tidak
Naik 2x Berturut-turut
- Cakupan Balita Yang Ditimbang
Berdasarkan metode USG yang telah digunakan bahwa terlihat dengan jelas perbedaan
3. Administrasi Manajemen
Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja Manajemen Puskesmas Padang Tiji Tahun 2019
25
5. Manajemen Keuangan 10 Baik
Manajemen Sumber Daya
6. 8.5 Baik
Manusia
7 Manajemen Data dan Informasi 9 Baik
8. Manajemen Mutu 8,91 Baik
Rata-rata 8,70 Baik
Jadi hasil Kinerja Manajemen Puskesmas Padang Tiji tahun 2019 adalah :8,70
(KategoriBaik).
BAB III
PENUTUP
26
3. KESIMPULAN DAN SARAN:
A. KESIMPULAN
3.1.1.1. Dari hasil analisis kebutuhan, prioritas pelayanan yang harus ada di
Puskesmas, adalah: UKM……, UKP…
3.1.1.2. Status kesehatan di wilayah Puskesmas Ungaran……
3.1.1.3. Permasalahan utama ……..
3.1.1.4. ….dst
B. SARAN:
1. ……….
27