Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
2018

Disusun Oleh :
AFIFAH BINTI ADLAS 102117049 MARSYIL AZRA 102117050
AULIA AGNI 102117043 MUHAMMAD AL QARNI 102117023
AULIA CHARINA PUTRI 102117034 SARA ORISKA WIJAYA 102117082
BESTIA MAYA SARI 102117045
SEPRIMA BAYU PUTRA 102117015
CANTIKA ANAKITA 102117078
SYERLY NOPRIANTI 102117118
LIDYA ARESTA YENKAR NINGSIH 102117026
Profil Dinas Provinsi Sumatera Utara
A. Pendahuluan
TUJUAN
Tujuan Umum
 Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan nasional
 Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Utara
 Mahasiswa mengetahui kebijakan dan kewenangan pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera
Utara dan Kabupaten/Kota

Tujuan Khusus
 Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah perencanaan strategi bidang kesehatan
 Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah kebijakan pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota
 Mahasiswa mengerti tentang pokok, unggulan maupun spesifik Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara
 Mahasiswa mengerti tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan
MANFAAT PENELITIAN
• Manfaat Penelitian
 Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi peserta Kepaniteraan
Klinik Senior tentang program-program kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Kota Medan, UPT PuskesmasHelvetia Kota
Medan, UPTPuskesmasTuntungan.
 Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
bersosialisasi dengan masyarakat.
 Diharapkan dapat menambah wawasan tentang “Faktor – Faktor yang
MempengaruhiKejadian ISPA PadaBalita di UPT PuskesmasTuntunganTahun
2018”.
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Visi Dinkes Provinsi Sumatera Utara  ‘’Mewujudkan Provinsi Sumatera


Utara Sehat, Mandiri dan Berdaya Saing”

Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau.


2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan.
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan.
B. Gambaran Umum
● Berada di bagian Barat Indonesia, 10 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur
● Luas daratan  72.981,23 km2
● Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara :
- Luas daerah terbesar  Kabupaten Langkat (6.262,00 km2)
- Luas daerah terkecil  Kota Tebing Tinggi (31,00 km2)/ 0,04% dari total luas wilayah Sumatera Utara.
● Laju Pertumbuhan Penduduk :
- BPS 2016 jumlah penduduk 14.102.911 jiwa terdiri dari 7.037.326 jiwa laki-laki dan 7.065.585 jiwa
perempuan
● Sex Ratio
- Laki-laki < perempuan dengan sex ratio sebesar 99,60
- rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota keluarga
C. Struktur Organisasi dan Program Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara
• Kepala Dinas ● Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
• Sekretaris - Seksi Surveilans dan Imunisasi
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
- Sub Bagian Umum
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
- Sub Bagian Keuangan Menular
- Sub Bagian Program ● Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
• Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat - Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
- Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi - Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat - Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan
- Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
● Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
- Seksi Kefarmasian
- Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
- Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
• Unit Pelaksana Teknis Dinas
- UPT Rumah Sakit Kesehatan Mata Masyarakat
- UPT Rumah Sakit Kesehatan Paru Masyarakat
- UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
- UPT Pelatihan Kesehatan
- UPT Rumah Sakit Indrapura
- UPT Rumah Sakit Kusta Lausimomo
- UPT Pelayanan Ambulan dan Pengaduan Masyarakat
• Kelompok Jabatan Fungsional
• Tata Kerja
D. Situasi Derajat Kesehatan
 Angka Kematian Bayi (AKB) :
- (AKB) di Sumatera Utara tahun 2016 yakni 4 /1.000 Kelahiran Hidup (KH)
 Angka Kematian Balita (AKABA) :
- (AKABA) di Sumatera Utara tahun 2012 (SDKI) sebesar 54/1.000 KH
 Angka Kematian Ibu (AKI):
- AKI di Provinisi Sumatera Utara tahun 2012 yaitu 268/100.000 KH
- Berdasarkan SDKI  AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 KH
 Morbiditas (Angka Kesakitan) :
Diare :
- Jumlah perkiraan kasus ada sebanyak 761.557 kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 235.495 (30,92%)
- Kasus diare tertinggi  Sibolga (99,28 %), Pakpak Barat (77,32%) dan Samosir (70,80%)
 Pneumonia :
- Tahun 2016  Perkiraan kasus sebesar 280.620 kasus, yang ditemukan dan ditangani hanya sebesar 16.000 kasus (5,70%)
Profil Dinas Kota Medan
Sumatera Utara
A. Struktur Organisasi dan Program
Dinas Kesehatan Kota Medan
B. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Medan
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan

Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah “Menjadikan kota sehat yang sehat
dalam kemandirian dan humanis”.

Misi Dinas Kesehatan Kota Medan

1. Melaksanakan Pelayan Kesehatan Yang Paripurna, Merata, dan Bermutu.


2. Menumbuhkembangkan Kemandirian dan Partisipasi Masyarakat Melalui Pemberdayaan
Masyarakat Dan Kemitraan Dalam Pembangunan Kesehatan.
3. Melaksanakan Penanggulangan Masalah Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan.
4. Meningkatkan Manajemen dan Informasi Kesehatan Yang Akuntabel, Transparan, Berdaya
Guna, dan Berhasil Guna.
Profil Puskesmas Helvetia
Kota Medan
A. Data Geografis dan Demografis Puskesmas Helvetia Kota Medan
Data Geografis
Puskesmas Helvetia terletak di jln. Kemuning Perumnas Helvetia, Kelurahan Helvetia, Kecamatan Medan
Helvetia
Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Bedasarkan Kelurahan di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Helvetia Tahun 2017

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Cinta Damai 8.809 9.020 17.829
2 SSC II 6.387 6.513 12.900
3 Dwikora 11.904 13.474 25.378
4 Helvetia Timur 12.335 12.778 25.113
5 Helvetia Tengah 13.554 14.313 27.867
6 Helvetia 5.803 6.046 11.849
7 Tanjung Gusta 16.081 14.563 30.644
Jumlah 74.873 76.707 151.580
No Data Jumlah

1 Luas Wilayah
11,60 Km²
2 Jumlah Kelurahan 7

3 Jumlah Lingkungan 88

4 Jumlah Penduduk 151.580

5 Jumlah Pria 74.873

6 Jumlah Wanita 76.707

7 Jumlah Ibu KB Aktif 58.295

8 Jumlah Ibu KB Baru 366

9 Jumlah Balita 10.841


B. 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Puskesmas Helvetia Kota Medan
Tahun 2018

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH

1 ISPA 14.013

2 Gastrirtis 8118

3 Rematik 4097

4 Hipertensi 4607

5 Diabetes Melitus 3813

6 Karies Gigi 656

7 Penyakit pulpa Jaringan Periapikal 529

8 Gingivitis dan penyakit periodental 342

9 Penyakit Kulit Alergi 235

10 Diare 268
C. Visi dan Misi Puskesmas Helvetia Kota Medan
Visi Puskesmas Helvetia Kota Medan

Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat mewujudkan
kecamatan Helvetia Sehat 2021.

Misi Puskesmas Helvetia Kota Medan

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.


2. Menggerakan masyarakat untuk dapat berprilaku hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan secara optimal, bermutu dan melayani dengan tulus.
4. Mengembangkan kemitraan lintas sektoral swasta dan RS rujukan.
5. Memberikan sepenuh hati, proaktif paripurna dan terintegritas.
6. Mengembangkan sistem manejemen puskesmas
7. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat bidang kesehatan.
D. Program Prioritas Puskesmas Helvetia Kota Medan
1. Upaya promosi kesehatan
a. memberikan penyuluhan di lingkungan wilayah atau pun di luar dalam bentuk kegiatan
posyandu.posyandu lansia,pospindu,poskeskel,gizi,KB, imunisasi DLL
a. Memberikan pelayan ke masyarakat dengan kunjungan ke rumah-rumah dengan
memberikan keterengan penyuluhant erhadap hygiene dan sanitasi lingkungan serta
tanaman obat-obat keluarga

2. Upaya perbaikan gizi Masyarakat

a. Mendata jumlah gizi kurang dan gizi buruk


b. Melakukan survei terhadap gizi masyarakat
c. Pemberian tablet penambah darah untuk mencegah anemia pada ibu hamil dan menyusui
d. Melakukan demonstrasi makanan bergizi
e. Memberikan penyuluhan
f. Melakukan pos gizi untuk gizi balita gizi kurang
3. Upaya Kesehatan Lingkungan

Tujuan
• Untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin masyarakat mencapai derajat
kesehatan yang optimal
• Meningkatkan kesadaran, keikutsertaan masyarakat dan sektoral terikat yang bertanggung jawab dalam
upaya peningkatan dan pelestarian kesehatan lingkungan
• Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan masyarakat

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan Puskesmas Helvetia :

Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat. Penyediaan air bersih yang
terbanyak menggunakan PAM adalah 99,97%
Distribusi Penyediaan Air Bersih di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tahun 2017
Distribusi Jenis Jamban di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia Tahun
2017
b. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal dan lingkungan

Distribusi Perumahan Penduduk di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas April Tahun 2018
Distribusi Saluran Pembuangan Limbah di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Helvetia Tahun 2017
4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam bidang KIA adalah:

a. Pemeriksaan, imunisasi, pemberian tablet tambah darah, dan pemberian Vit A kepada ibu – ibu hamil
b. Memberikan penyuluhan secara langsung pada ibu hamil tentang keadaan gizi, perawatan payudara, dan
memberikan motivasi penggunaan KB
c. Penyuluhan didalam dan diluar Puskesmas mengenai ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P
d. Pelayanan selama kehamilan (ANC) didalam dan diluar Puskesmas dengan sasaran ibu hamil
e. Merujuk pasien ke RS apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di pusksmas
f. Pencatatan dan pelaporan KPKIA
g. Pemberian imunisasi pada bayi, balita, anak sekolah, dan calon pengantin
h. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak
i. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare
j. Bimbingan kesehatan jiwa anak
k. Menjalankan kunjungan rumah
l. Pendidikan kesehatan keluarga
Laporan Kunjungan Ibu Hamil, Pesalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu
Nifas di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia Januari –April 2018
Laporan Kunjungan Neonatus dan Bayi di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Helvetia Januari –April 2018

Laporan AMP Kematian Bayi Menurut Jenis


Kelamin di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Helvetia Januari –April 2018
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tugas bagian gizi Puskesmas Helvetia antara lain :
• Mendata jumlah Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ada di Wilayah kerja Puskesmas.
• Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita.
• Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi Vitamin A pada Balita.
• Memberikan tablet penambahan darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui.
• Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di Posyandu dan Puskesmas.
• Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam
sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas
• Melaksanakan Pos gizi di Puskesmas Helvetia untuk Balita Gizi Kurang
• Melaksanakan PPG (Pusat Pemulihan Gizi)
• Memberikan bantuan beras jimpitan, susu dan biskuit utk balita gizi kurang dan gizi buruk
Cakupan Kasus Gizi Buruk Anak Yang Mendapat Perawatan di
UPT Puskesmas Helvetia Tahun 2018
Analisa Pemantauan Pertumbuhan Balita Yang Datang
Ke Posyandu(12 s/d 59bln) di UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
Laporan Data ASI Ekslusif Pada Bayi di UPT
Puskesmas Helvetia Tahun 2018
Laporan Data Deteksi Dini Tumbuh Kembang di
UPT Puskesmas Helvetia Tahun 2018
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Tujuan
• Mencegah terjangkitnya penyakit.
• Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
• Menurunkan angka kematian dan kesakitan

Data Bulanan Penyakit TB Paru di


Wilayah Kerja Puskesmas
HelvetiaTahun 2018
b. Program ISPA

Kasus DBD di Wilayah UPT Puskesmas Helvetia Tahun 2018


c. Program TB Paru

Data Bulanan Penderita Diare di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Helvetia Bulan Januari – April Tahun
2018
6. Upaya Pengobatan
1. Pemeriksaan, mendiagnosa penyakit dan memberikan obat yang sesuai (sesuai dengan alur pelayanan).
2. Penyuluhan kepada pasien pada saat dilakukan pemeriksaan
3. Melakukan tindakan P3K
4. Merujuk diberikan atas indikasi medis.
Data Kunjungan Pasien bulan Januari-Maret tahun 2018 Ke UPT Puskesmas
Helvetia
7. Pencatatan dan Pelaporan Data
Tujuan:
• Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan.
• Untuk dipergunakan sebagai bahan di dalam menyusun rencana kerja
Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain :
• Upaya Kesehatan Olah raga

Laporan Kesehatan Olahraga di Wilayah UPT Puskesmas Helvetia Medan Helvetia Tahun 2018
• Upaya Perawatan Kesehatan
Masyarakat

Data Upaya Perawatan Kesehatan


Masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Tahun 2018
 Upaya Kesehatan Kerja
Data Upaya Kesehatan Kerja di Wilayah Kerja
Puskesmas HelvetiaTahun 2017
 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Data Kasus Kelainan Gigi dan Mulut di Wilayah


Kerja UPT Puskesmas Helvetia Tahun 2018
Pelayanan Medik Dasar Gigi di UPT Puskesmas Helvetia Tahun
2018
• Upaya Kesehatan Mata
Kegiatan yang dilakukan :
• Memberi Vit A dosis tinggi di Posyandu bulan Pebruari dan Agustus
• Melakukan pemeriksaan mata pada kegiatan UKS
• Melakukan Rujukan pada pasien mata yg tidak dapat ditanggulangi

• Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Penyuluhan tentang :
• Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
• Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
• Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
• Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Data Pembinaan Pengobatan Tradisional


di UPT Puskesmas Helvetia Tahun 2017
Bulan Gol Darah KGD Asam Urat Cholesterol Piano Test

Januari 6 195 158 88 2

Februari 17 158 129 17 1


• Laboratorium Khusus Maret 12 151 141 12 1

Melakukan pemeriksaan April 18 173 140 0 1

Mei 49 125 12 0 2
Laboratorium Khusus yaitu :
• Darah Khusus (golongan Juni 23 102 0 0 4

Juli 13 147 0 0 5
darah, KGD ad random).
Agustus 4 135 0 0 2
• Urine Khusus (plano test).
• Sputum (TB Paru) September 2 152 104 102 3

• Rapid Test DBD Oktober 4 154 124 0 4

• Klinik IMS/VCT November 7 144 138 0 2

Desember 2 184 135 3 4

Total 157 1820 1081 222 31


E. Laporan Kegiatan
Salah satu syarat dalam mengikuti KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Tanggal
23 juli 2018 s/d 9 agustus 2018  Puskesmas Helvetia
Kegiatan Harian Di Puskesmas :
 Poli Umum
 IGD
 Poli Anak
 Poli KIA
 Apotek
 Penyuluhan tentang Imunisasi, TB Paru, Etika Batuk, Mencuci Tangan
dengan Sabun, DBD, Hipertensi, dll.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNTUNGAN
TAHUN 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN


PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TUNTUNGAN
TAHUN 2018
A. Latar Belakang
• Infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih
dari saluran napas, mulai dari hidung sampai alveoli termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura.
• Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menyatakan bahwa kasus ISPA (2,6%)
terjadi di negara maju, (97,4%) terjadi di negara berkembang. Insidens ISPA menurut kelompok umur
balita diperkirakan (0,05%) di negara maju dan (0,29%) di negara berkembang. Menurut data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi ISPA tertinggi di lima provinsi adalah Nusa
Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur
(28,3%), di Sumatera Utara angka kejadian ISPA cukup tinggi yaitu sebanyak 19,9% (RIKESDAS, 2013)
• Dilihat dari data Profil Kesehatan Medan tahun 2016 menyebutkan bahwa ISPA termasuk dalam daftar
10 besar penyakit rawat jalan di puskesmas, dengan jumlah (40,23%). ISPA juga merupakan penyakit
dengan jumlah kunjungan terbanyak dalam daftar 10 besar penyakit rawat jalan di puskesmas, (Profil
Kesehatan Medan, 2016).
• ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia sehingga
menjadikannya sebagai salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan
kesehatan terutama pada bagian perawatan anak.Proportional Mortality Rate(PMR) akibat ISPA pada
balita di dunia adalah (26,7%), sebanyak dua pertiga kematian tersebut merupakan kematian pada bayi
B. Rumusan Masalah : Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut ( ISPA) Pada Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan
Tahun 2018”.
C. Tujuan Umum : Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tuntungan, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan pada
tahun 2018.
D. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui gambaran pengetahuan responden tentang ISPA di wilayah kerja
puskesmas tuntungan tahun 2018.
2. Mengetahui gambaran sikap responden terhadap kejadian ISPA di wilayah
kerja puskesmas tuntungan tahun 2018.
3. Mengetahui gambaran tindakan responden terhadap kejadian ISPA di wilayah
kerja puskesmas tuntungan tahun 2018.
4. Mengetahui riwayat asi eksklusif balita responden di wilayah kerja puskesmas
tuntungan tahun 2018.
5. Mengetahui gambaran ISPA pada balita responden di wilayah kerja puskesmas
tuntungan tahun 2018.
6. Mengetahui hubungan pengetahuan responden tentang ISPA dengan kejadian
ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas tuntungan tahun 2018.
7. Mengetahui hubungan sikap responden tentang ISPA dengan kejadian ispa pada
balita di wilayah kerja puskesmas tuntungan tahun 2018.
8. Mengetahui hubungan tindakan responden tentang ISPA dengan kejadian ispa
pada balita di wilayah kerja puskesmas tuntungan tahun 2018.
9. Mengetahui hubungan status gizi terhadap kejadian ISPA pada balita responden
di wilayah kerja puskesmas tuntngan tahun 2018.
10.Mengetahui hubungan asi eksklusif terhadap kejadian ISPA pada balita
responden di wilayah kerja puskesmas tuntungan tahun 2018.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi orang tua
Dapat membantu orang tua dalam meningkatkan pengetahuan tentang faktor resiko yang
mempengaruhinya guna untuk mencegah kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA)pada balita.
b. Manfaat bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan akan pentingnya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA)pada balita, sehingga peneliti dapat menerapkan ilmu
tersebut dalam kehidupannya sebagai seorang dokter.
c. Manfaat bagi pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasidan bahan masukan bagi petugas kesehatan
untuk pemantauan dan evaluasi kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA) pada balita.
d. Manfaat bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada institusi pendidikan akan
pentingnya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA)
pada balita.
F. Kerangka Konsep
H. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu penelitian yang dilakukan dan diamati dalam satu waktu (Nasehudin &
Nanang, 2012).

I. Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat penelitian telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan
Medan Tuntungan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018. Waktu penelitian telah dilakukan
pada bulan Agustus 2018

J. Populasi dan Sampel

Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang dating berobat ke
Puskesmas Tuntungan dari tanggal 20 Agustus 2018 – 30 Agustus 2018. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 39 orang.

Sampel : menggunakan teknik accidental sampling


1. Kriteria Inklusi
a. Semua balita yang berobat di poliklinik Puskesmas tuntungan.
b. Balita dengan rentang umur 12 bulan – 49 bulan.
c. Yang datang saat penelitian.
d. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Ekslusi
a. Yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik
b. Tidak bersedia menjadi responden
Berdasarkan tabel dan diagram6.30.1.11di atas dapat dilihat sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik (56,7%).

HASIL PENELITIAN
Analisis univariat
1. Analisis univariat pengetahuan responden

Berdasarkan tabel disamping dari

39 orang responden, 21 orang memiliki

pengetahuan tinggi (53,8%)


2. Hasil analisis univariat sikap

Berdasarkan tabel di
samping dari 39 orang
responden, 22 orang memiliki
sikap yang buruk (56,4%) .
3. Hasil analisis univariat tindakan

Berdasarkan tabel disamping


dari 39 orang responden ,21 orang
(53,8%) diantaranya memiliki
tindakan yang buruk.
4. Hasil analisis univariat pemberian jenis asi

Berdasarkan tabel dapat

diketahui dari 39 orang responden

tidak memberikan ASI eksklusif pada

balita berjumlah 22 orang (56,4%).


5. Hasil analisis univariat kejadian ispa pada balita

Berdasarkan tabel kejadian ISPA dari

39 responden, yang terkena ISPA sebanyak

25 orang (64,1%)
6. Hasil analisis univariat status gizi balita

Pada Tabel Dapat diketahui bahwa


status gizi paling banyak yaitu gizi kurang
dengan jumlah 18 responden (46,2%).
Analisis Bivariat
1. Hubungan tingkat Pengetahuan Orangtua tentang ISPA
dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas
Tuntungan Medan

Dari tabel diketahui 39 responden. Responden dengan


pengetahuan rendah dan terkena ISPA sebanyak 11(28,2%)
responden, responden dengan pengetahuan rendah yang tidak
terkena ISPA sebanyak 7 (17,9%) responden. Sedangkan
responden dengan pengetahuan tinggi yang terkena ISPA sebanyak
14(39,5%) responden dan responden dengan pengetahuan tinggi
tidak terkena ISPA sebanyak 7(17,9%) responden.
2. Hubungan Sikap Orangtua dengan
Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas
Tuntungan Medan

Dari tabel diketahui sebanyak 39


responden. Responden dengan sikap
buruk yang paling banyak menderita ISPA
dengan jumlah 18 (46,2%) responden.
3. Hubungan tindakakan Orangtua dengan Kejadian ISPA

pada Balita di Puskesmas Tuntungan Medan

Dari tabel diketahui sebanyak 39 responden.


Responden dengan tindakan buruk yang terkena ISPA
sebanyak 10(25,6%) responden dan responden dengan
tindakan yang buruk yang tidak terkena ISPA 11(28,2%)
responden . Sedangkan responden dengan tindakan baik
yang terkena ISPA sebanyak 15(38,5%) responden dan
responden dengan tindakan yang tidak terkena ISPA
sebanyak 3(7,7%) responden.
4. Hubungan Pemberian Jenis ASI dengan

Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas


Tuntungan Medan

Dari total 39 balita responden


penelitian,responden yang tidak diberikan
asi eklusif pada balita paling banyak
terkena ISPA yaitu 18 responden (46,2%).
5. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di

Puskesmas Tuntungan Medan

Dapat dilihat bahwa balita dengan gizi kurang + gizi

buruk paling banyak yang menderita ISPA ,sebanyak 17

(43,6%) balita.
Analisis multivariat
Sebelum memasukkan analisis multivariat,
dilakukan analisis bivariat dengan sendiri-sendiri
terhadap variabel independen yang telah
berhubungan dengan variabel dependen, dengan
hasil yang ditunjukkan pada tabel

Pengaruh keempat variable independent


yaitu Sikap, Tindakan, Jenis ASI dan Status Gizi
secara sendiri-sendiri terhadap ISPA diperoleh
hasilp-value < 0,25, sehingga keempat variable
tersebut dapat diteruskan untuk dilakukan analisis
multivariat
Pengaruh Variabel Sikap, Tindakan, Pemberian ASI Eksklusif dan Status Gizi terhadap
Kejadian ISPA Pada Balita di PuskesmasTuntungan

Hasil analisis variabel sikap menunjukkan bahwa OR :34,216, p-value : 0,014, p-value< 0,05. Dari hasil
ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sikap orang tua dengan kejadian ISPA pada
Balita di Puskesmas Tuntungan Kota Medan.
Permasalahan dan Pemecahan Masalah
1. Permasalahan di Puskesmas Helvetia Medan
1. Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2018 ada 54 Posyandu dan belum sesuai dengan jumlah
balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Helvetia yaitu sebanyak 10.841balita.
2. Masih banyak rumah tangga yang tidakber-PHBS yaitu sebanyak 1.353 rumah diwilayah kerja Puskesmas Helvetia
sampai bulan Juni tahun 2018.
3. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia pada tahun 2018 masih terdapat kematian bayidi akibatkan BBLR sebanyak 29
bayi,akibat demam sebanyak 12 bayi dan akibat diare sebanyak 11 bayi.
4. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia padatahun 2018 masih terdapat kematian ibu akibat abortus sebanyak 3 kasus.
5. Kasus gizi buruk pada anak terdapat diKelurahan Helvetia timur tahun 2018 sebanyak 1 orang dan Kelurahan Helvetia
tengah sebanyak 1 orang.
6. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia pada tahun 2017 masih ditemukannya bayi usia 0-6 bulan yang tidak mendapatkan
ASI yaitu sebanyak 913 bayi (19,2%).
7. Masihbanyak rumah tangga yang tidakber-PHBS yaitu sebanyak 1.353 rumah diwilayah kerja Puskesmas Helvetia
sampai bulan Juni tahun 2018.
8. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia pada tahun 2018 masih terdapat kematian bayi diakibatkan BBLR sebanyak 29
bayi,akibat demam sebanyak 12 bayi dan akibat diare sebanyak 11 bayi.
9. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia padatahun 2018 masihter dapat kematian ibu akibat abortus sebanyak 3 kasus.
10. Kasus gizi buruk pada anak terdapat diKelurahan Helvetia timurtahun 2018 sebanyak 1 orang dan Kelurahan Helvetia
tengahsebanyak 1 orang.
11. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia padatahun 2017 masih ditemukannya bayiusia 0-6 bulan yang tidakmendapatkan ASI
yaitusebanyak913bayi (19,2%).
2. Pemecahan Masalah di Puskesmas Helvetia medan
1. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia bersama dengan lintassekto rmemberikan informasi untuk menambah
Posyandus ebanyak 53 posyandu untuk memenuhi kebutuhan posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia,meningkatkan binaan untuk kader-kader Posyandu di wilayahkerjaPuskesmas Helvetia dan kepala puskesmas
diharapkan meninjau ulang pendataan jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Helvetia.
2. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia untuk melakukan promosi kesehatan tentang PHBS
bagirumah tangga yang tidak ber-PHBS
3. Tenaga kerja di Puskesmas Helvetia meningkatkan pemberian edukasi tentang ANC pada ibu hamil, meningkatkan
informasi kepada ibu tentang penanganan awal demam pada anak, mengetahui kapan anak harus di bawa ke pelayanan
kesehatan, dan meningkatkan informasi baik secaralangsung maupun tidak langsung kepada ibu tentang pencegahan serta
penanganan awal diare.
4. Tenaga kerja di Puskesmas Helvetia meningkatkan pemberian informasi kepada ibu tentang pentingnya menjaga
kehamilan pada awal trimester, meningkatkan pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya terjadinya abortus dan bahaya
kematian janin dalam kandungan.
5. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia turun langsung kelapangan untuk memberikan penyuluhan dan mengajarkan
mereka bagaimana cara mengolah makanan yang baik serta makanan yang mudah didapatkan dengan gizi seimbang
seperti tahu, tempe, telur daging ayam, ikandll.
6. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan pemahaman kepada ibu pentingnya
memberikan ASI Ekslusif pada bayi dengan cara meningkatkan pemahanan tentang inisiasi menyusui
dini, jangan tambahkan asupan apapun pada bayi, menyusui sesuai dengan kebutuhan sibayi.
7. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya
memberikan 5 imunisasi dasar lengkap dan menghimbau kepada ibu-ibuu ntuk membawa anaknya
ke Posyandu untuk imunisasi.
8. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia melakukan meningkatkan penyuluhan tentang TB paru,
dari upaya pencegahan penyebaran penyakit TB paru, dan pengobatan TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia.
9. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan edukasi kemasyarakat tentang 4M+Tdancara
pencegahan terhadap penyakit DBD terutama di Kelurahan Tanjung Gusta
10. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan edukasi kemasyarakat tentang bagaimana
cara cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar terutama di kelurahan Helvetia.
11. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan penyuluhan tentang etika batuk dan bersin
serta upaya pencegahan terhadap penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Helvetia.
7.2.1. Pengetahuan orang tua/ walianak TentangpenyakitISPA

3. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Hasil Penelitian

Pengetahuan orang tua/ walianak TentangpenyakitISPA


L. Kesimpulan dan Saran
1.Kesimpulan

Puskesmas Helvetia
1. Jumlah Posyandu diwilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2018 ada 54 Posyandu dan belum sesuai dengan
jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Helvetia yaitu sebanyak 10.841 balita.
2. Masih banyak rumah tangga yang tidak ber-PHBS yaitu sebanyak 1.353 rumah di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia sampai bulan Juni tahun 2018.
3. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia pada tahun 2018 masih terdapat kematian bayi diakibatkan BBLR sebanyak 29
bayi, akibat demam sebanyak 12 bayi dan akibat diare sebanyak 11 bayi.
4. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia padatahun 2018 masih terdapat kematian ibu akibat abortus sebanyak 3
kasus.
5. Kasus gizi buruk pada anak terdapat di Kelurahan Helvetia timur tahun 2018 sebanyak 1 orang dan Kelurahan
Helvetia tengah sebanyak 1 orang.
6. Wilayah kerja Puskesmas Helvetia pada tahun 2017 masih ditemukannya bayi usia 0-6 bulan yang tidak
mendapatkan ASI yaitu sebanyak 913 bayi (19,2 %).
7. Masih tingginya program imunisasi yang tidak terlaksana di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia tahun 2017, yaitu program imunisasi polio 4a sebanyak 1.366 bayi dan
program imunisasi campak sebanyak 2.163 bayi.
8. Masih ditemukan kasus TB paru di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2018
yaitu, suspek TB paru sebanyak 369 kasus, BTA Positif sebanyak 79 kasusdan BTA
negatif 1 kasus.
9. Masih ditemukan kasus DBD di Kelurahan Tanjung Gusta tahun 2018 sebanyak 7
kasus.
10. Masih ditemukan kasus diareter tinggi di Kelurahan Helvetia tahun 2018 sebanyak 88
kasus.
11. Masih ditemukan kasus ISPA yang merupakan 10 besar penyakit di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia tahun 2018 yaitu 8.153 orang.
12. Banyaknya kunjungan pasien hipertensi pada bulan januari - juli tahun 2018 di
Puskesmas Helvetia yaitu sebesar 826 pasien dengan angka pasien laki-laki sebanyak
385 orang dan perempuan sebanyak 441 orang.
13. Kunjungan pasien DM yang banyak dari bulan Januari hingga Juni 2018 yaitu sekitar
3.813 pasien.
•Terdapathubunganantarasikaprespondendengankejadian ISPApadabalitadengan p Value = 0,022
•Terdapathubunganantaratindakanrespondendengankejadian ISPApadabalitadengan p Value = 0,047
•Terdapathubunganantara status gizibalitadengankejadian ISPAdengan p Value = 0,042
•Terdapathubunganantarariwayatasieksklusifbalitadengankejadian ISPA dengan p Value = 0,022.

Faktor- Faktor Pengetahuan, Sikap, Tindakan, ASI Eklusif dan Status Gizi Terhadap Kejadian ISPA
PadaBalitadi Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan Tahun 2018

1. Sebagian besar (53,8 %)responden memiliki pengetahuan tinggi tentang ISPA.


2. Sebagian besar (56,4%) responden memiliki sikap yang kurang baik mengenai kejadian ISPA.
3. Sebagian besar (53,8%) responden memiliki tindakan yang kurang baik mengenai kejadian ISPA.
4. Sebagian besar (53,9%) responden menderita gizi kurang.
5. Sebagian besar (56,4%) responden yang tidak memberikan ASI eksklusif.
6. Sebagian besar (64,1%) responden yang menderita ISPA.
7. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan kejadian ISPA dengan p Value = 0,979
8. Terdapat hubungan antara sikap responden dengan kejadian ISPA pada balita dengan p Value = 0,022
9. Terdapat hubungan antara tindakan responden dengan kejadian ISPA pada balita dengan p Value = 0,047
10. Terdapat hubungan antara status gizi balita dengan kejadian ISPA dengan p Value = 0,042
11. Terdapat hubungan antara riwayat asi eksklusif balita dengan kejadian ISPA dengan p Value = 0,022.
2. Saran
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan dan monitoring ke Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota dan puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Kota Medan
Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar lebih membina
danmengevaluasipuskesmas yang ada di wilayah kota Medan dalam menjalankan
program-program puskesmas.
3 Puskesmas Helvetia
1. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia bersama dengan lintas sektor memberikan
informasi untuk menambah Posyandu sebanyak 53 posyandu untuk memenuhi
kebutuhan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, meningkatkan binaan untuk
kader-kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Helvetia dan kepala puskes
masdiharapkan meninjau ulang pendataan jumlah posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia.
2. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia untuk melakukan promosi kesehatan
tentang PHBS bagi rumah tangga yang tidak ber-PHBS.
3. Tenaga kerja di Puskesmas Helvetia meningkatkan pemberian edukasi tentang ANC pada ibu hamil,
meningkatkan informasi kepada ibu tentang penanganan awal demam pada anak, mengetahui kapan
anak harus di bawa ke pelayanan kesehatan, dan meningkatkan informasi baik secaralangsung maupun
tidak langsung kepada ibu tentang pencegahan serta penanganan awal diare.
4. Tenaga kerja di Puskesmas Helvetia meningkatkan pemberian informasi kepada ibu tentang penting nya
menjaga kehamilan pada awal trimester, meningkatkan pengetahuan mengenai tanda – tanda bahaya
terjadinya abortus dan bahaya kematian janin dalam kandungan.
5. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia terjun langsung kelapangan untuk memberikan penyuluhan dan
mengajarkan mereka bagaimana cara mengolah makanan yang baik serta makanan yang mudah
didapatkan dengan gizi seimbang dan ekonomis seperti tahu, tempe, telur daging ayam, ikan dll.
6. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan pemahaman kepada ibu pentingnya memberikan
ASI Ekslusif pada bayi denganc ara meningkatkan pemahanan tentang inisiasi menyusui dini, jangan
tambahkan asupan apapun padabayi, menyusui sesuai dengan kebutuhan sibayi.
7. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningka tkanpemahaman ibu tentang pentingnya memberikan
5 imunisasi dasar lengkap dan menghimbau kepada ibu-ibu untuk membawa anaknya kePosyandu untuk
imunisasi.
8. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia melakukan meningkatkan penyuluhan tentang TB paru, dari
upaya pencegahan penyebaran penyakit TB paru, dan pengobatan TB paru di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia.
9. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan edukasi kemasyarakat tentang
4M+T dan cara pencegahan terhadap penyakit DBD terutama di Kelurahan Tanjung
Gusta
10. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan edukasi ke masyarakat
tentang bagaimana cara cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar terutama di
kelurahan Helvetia.
11. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan penyuluhan tentang etika
batuk dan bersin serta upaya pencegahan terhadap penyakit ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia.
12. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan edukasi penyuluhan berkaitan
dengan pencegahan secarafisik mapun religious dengan olahraga yang ringan dan aktif
dalam melakukan kontrol ulang.
13. Tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia meningkatkan edukasi kepada masyarakat
tentang DM akan efek pada tubuh agar masyarakat lebih termotivasi dapatlebih
menjaga kesehatan tubuh

4. Puskesmas Tuntungan
Diharapkan kepada Puskesmas Tuntungan untuk dapat meningkatkan penyuluhan
dan monitoring kesehatan kepada Orang Tua yang memiliki balita tentang ISPA .
5. Fakultas Kedokteran Universitas Batam
Diharapkan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Batam menjadikan penelitian
ini sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Disarankan kepada mahasiswa kedokteran Universitas Batam agar berperan aktif
dalamkegiatan program-program kesehatan masyarakat terutama tentang
pencegahan, pengobatan dan penyakit ISPA.
6. Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya dengan menggunakan metode
dan desain penelitian lain untuk mengetahui dan meneliti faktor-faktor yang berkaitan
dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai