Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN


PUSKESMAS KECAMATAN TAMANSARI
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

I. GAMBARAN UMUM
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigm kesehatan masyarakat
(public health). Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat
berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan, dan
demografi. Pada awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada faktor-
faktor yang menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penyakit-penyakit bersumber
makanan seperti penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan kemiskinan dan kondisi
kehidupan yang buruk. Dalam perkembangan selanjutnya, disadari bahwa kondisi kesehatan
juga dipengaruhi oleh gaya hidup.
Deklarasi Alma Ata pada tahun 1978 menghasilkan strategi utama dalam
pencapaian kesehatan bagi semua (health for all) melalui pelayanan kesehatan dasar
(primary health care). Salah satu komponen di dalam pelayanan kesehatan dasar itu adalah
pendidikan kesehatan, di Indonesia pernah juga disebut dengan penyuluhan kesehatan, yang
ternyata berfokus pada perubahan perilaku, dan kurang memperhatikan upaya perubahan
lingkungan (fisik, biologik dan sosial).
Sekitar tahun 80-an mulai disadari bahwa pendidikan kesehatan saja tidak cukup
berdaya untuk mengubah perilaku masyarakat. Pendidikan kesehatan harus disertai pula
dengan upaya peningkatan kesehatan. Kesadaran akan hal ini menimbulkan munculnya
paradigma baru kesehatan masyarakat, yang mengubah pendidikan kesehatan menjadi
promosi kesehatan.
Pada tahun 1986 di Ottawa, Kanada, berlangsung konfrensi internasional promosi
kesehatan yang menghasilkan piagam Ottawa (Ottawa Charter). Piagam ini menjadi acuan
bagi penyelenggaraan promosi kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Aktivitas promosi
kesehatan menurut Piagam Ottawa adalah advokasi (advocating), pemberdayaan (enabling)
dan mediasi (mediating). Selain itu, juga dirumuskan 5 komponen utama promosi kesehatan
yaitu: 1) membangun kebijakan public berwawasan kesehatan (build healthy public policy),
2) menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments), 3)
memperkuat gerakan masyarakat (strengthen community action), 4) membangun
keterampilan individu (develop personal skill), dan 5) reorientasi pelayanan kesehatan
(reorient health services). Berdasarkan Piagam Ottawa tersebut, dirumuskan strategi dasar
promosi kesehatan, yaitu empowerment (pemberdayaan masyarakat), social support (bina
suasana), dan advocacy (advokasi).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut di atas, pada tahun
2009 WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan
individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya. Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut, di Indonesia
pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan budaya setempat dan didukung oleh kebijakan public yang
berwawasan kesehatan.
Puskesmas Kecamatan Tamansari sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta, memiliki kebijakan mutu, visi, misi, dan tata nilai yang selaras dalam upayanya
melakukan Promosi Kesehatan.
Dalam menjalankan fungsinya, puskesmas harus meningkatkan kualitas dan kinerja
pelayanan, proses pelayanan maupun sumberdaya yang digunakan. Mutu dan kinerja
pelayanan mengacu pada kebijakan mutu Puskesmas Kecamatan Tamansari yaitu
mengutamakan kepuasan pelanggan dan perbaikan yang berkesinambungan dengan
peraturan yang berlaku. Puskesmas Kelurahan Keagungan memiliki visi: “Menciptakan
Kelurahan Keagungan Sehat Menuju Tamansari sehat 2022”. Kegiatan program promosi
kesehatan menjalankan misi menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang
bermutu, serta meningkatkan kemandirian masyarakat dan kerjasama lintas sektor dalam
bidang kesehatan. Puskesmas Kecamatan Tamansari juga menjunjung tinggi tata nilai yang
selalu berpegang teguh pada komitmen, kekeluargaan, kerjasama, dan inovatif.

II. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum
a. Instruksi Presiden No.1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269/MENKES/PER/XI/2011
tentang Padoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 564/MENKES/SK/VIII/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga.
g. Permenkes RI No. 63 Tahun 2013 mengenai Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
h. Permenkes RI No. 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

2. Latar Belakang
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama dituntut lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi -tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai sarana kesehatan pada tingkat dasar memiliki peranan
yang sangat penting guna meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Selain upaya
kuratif dan rehabilitatif yang ada di puskesmas diperlukan adanya peningkatan pada
upaya promotif dan preventif.
Dalam proses pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk dapat
mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulangi, diperlukan adanya
promosi kesehatan (promkes) sebagai salah satu upaya yang wajib ada di puskesmas
dan menjadi tanggungjawab bersama baik dari petugas puskesmas, pengungjung, serta
masyarakat itu sendiri.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi diharapkan promosi
kesehatan di puskesmas bisa tersebar luas di masyarakat baik melalui media cetak
(poster, spanduk, leaflet) maupun melalui media sosial. Diharapkan masyarakat di
wilayah Kecamatan Tamansari bisa mengakses informasi kesehatan dengan mudah
tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan, misalnya bisa dengan melihat poster-poster
atau spanduk yang di pasang di tempat-tempat umum.
Selain dengan media-media promosi kesehatan Puskesmas Kec. Tamansari
juga melakukan penyuluhan ke masyarakat dengan langsung menjangkau ke
masyarakat, misalnya dengan masuk ke pertemuan-pertemuan warga. Diharapkan
dengan tersebar luasnya informasi kesehatan di masyarakat dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga
dapat tercapainya Indeks Keluarga Sehat di wilayah Kec. Tamansari.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat dan merubah
perilaku masyarakat agar mau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi kesehatan melalui media promosi kesehatan;
b. Memberikan informasi kesehatan melalui penyuluhan di dalam dan luar gedung;
c. Meningkatkan peranserta masyarakat sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat.
BAB II
SASARAN, INDIKATOR DAN STRATEGI KEGIATAN

I. SASARAN
Tabel 1: Jumlah penduduk di Kec. Tamansari
10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 >70
Kelurahan 1-4 Th 5-9 Th
Th Th Th Th Th Th Th
Krukut 1.823 1.984 1.792 1.758 11.183 3.895 1.636 2.071 1.286
Maphar 1.396 1.414 1.306 1.482 10.277 3.441 1.509 2.243 1.381
Tamansari 1.303 1.336 1.248 1.792 9.667 3.856 1.638 2.182 1.021
Tangki 1.285 1.298 1.171 1.313 8.319 3.002 1.199 1.818 829
Mangga Besar 584 571 580 675 4.362 1.841 766 1.415 821
Keagungan 1.514 1.660 1.404 1.328 9.622 3.112 1.268 1.720 739
Glodok 470 620 569 669 4.501 2.245 868 1.370 966
Pinangsia 1.041 964 816 1.052 7.075 2.155 777 1.196 545
Jumlah 9.416 9.847 8.886 10.069 65.006 23.547 9.661 14.015 7.588

Tabel 2: Jumlah sekolah di Kec. Tamansari


Sekolah Negeri Sekolah Swasta
Kelurahan
SD SMP SMA/SMK SD SMP SMA/SMK
Krukut 2 0 2 1 2 3
Maphar 1 0 0 1 0 0
Tamansari 6 0 0 3 2 1
Tangki 0 0 0 3 3 3
Mangga Besar 5 0 0 4 1 2
Keagungan 6 0 1 2 1 0
Glodok 0 1 0 3 2 2
Pinangsia 3 1 1 2 1 0

II. INDIKATOR
Tabel 3: Indikator Kinerja Promosi Kesehatan
Target
No Indikator
2019 2020
1 Persentase SKPD/UKPD urusan kesehatan yang
mengkampanyekan dan melaksanakan minimal 3
100% 100%
indikator Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
2 Proporsi keluarga dengan Indeks Keluarga Sehat
38% 38%
(IKS) berkategori Sehat

III. STRATEGI KEGIATAN


1. Advokasi
a. Melakukan advokasi kepada para pemangku kebijakan lintas sector terkait. Advokasi
dilakukan kepada lintas sektor untuk mendapatkan dukungan terkait program-
program promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kec. Tamansari.
b. Kegiatan advokasi bisa dilakukan secara formal dan informal. Advokasi secara formal
bisa dilakukan dengan penyajian atau presentasi data kepada para lintas sektor
terkait. Sedangkan advokasi informal bisa dilakukan ketika bertemu dengan lintas
sektor pada suatu kegiatan, Advokasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan
dukungan kebijakan dari pemangku kepentingan di wilayah setempat.
c. Selain dengan bertemu dengan lintas sektor Advokasi juga dilakukan dengan media-
media informasi kesehatan untuk membentuk opini public (argument pentingnya
program) sehingga didapatkan dukungan dari pemangku kepentingan di wilayah
setempat.

2. Dukungan Sosial
a. Dukungan Sosial adalah kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh
masyarakat, baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan kegiatan ini
adalah agar para tokoh masyarakat adalah sebagai jembatan antara pelaksana
promosi kesehatan dengan masyarakat atau penerima program kesehatan.
b. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya
adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau
menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut.

3. Pemberdayaan Masyarakat
a. Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.
b. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan,
antara lain: penyuluhan kesehatan, pelatihan masyarakat. Dengan meningkatnya
pengetahuan dan kemampuan masyarakat diharapkan masyarakat mampu untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
BAB III
CAPAIAN, MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN

I. CAPAIAN
Tabel 4: Capaian Program Promosi Kesehatan Tahun 2019
2019
No Indikator Deviasi
Target Capaian
1 Persentase SKPD/UKPD urusan
kesehatan yang mengkampanyekan dan
melaksanakan minimal 3 indikator 100% 100% 0%
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
2 Proporsi keluarga dengan Indeks
38% 41,74% 0%
Keluarga Sehat (IKS) berkategori Sehat

Grafik 1 : Capaian Program Promosi Kesehatan Tahun 2019

100 100

41.74
38

GERMAS IKS

Capaian Target

II. MASALAH
1. Penetapan Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengurangi kasus, maka
perlu dipilih prioritas masalah dengan menggunakan metode USG. Penetapan prioritas
masalah tersebut dipandang dari segi Urgency (Tingkat Urgensi), Seriousness (Tingkat
Keseriusan), dan Growth (Tingkat Perkembangan) yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 5: Penetapan Prioritas Masalah Program Promosi Kesehatan


SKOR
Urutan
Tingkat Tingkat Tingkat TOTAL
No Masalah Prioritas
Urgensi Keseriusan Perkembangan
Masalah
(U) (S) (G) (U+S+G)
1 Proporsi Keluarga
dengan Indeks
Keluarga Sehat 5 5 4 14 I
(IKS) Berkategori
Sehat
2 Persentase
SKPD/UKPD
Urusan
Kesehatan yang
Mengkampanyek
an dan 3 5 4 12 II
Melaksanakan
Minimal 3
Indikator Gerakan
Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS)
*) skala penilaian : 1 - 5

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa urutan masalah yang diprioritaskan sesuai
dengan urutan ranking, yaitu :
1. Proporsi Keluarga dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS) Berkategori Sehat
2. Persentase SKPD/UKPD Urusan Kesehatan yang Mengkampanyekan dan
Melaksanakan Minimal 3 Indikator Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

2. Penetapan Rumusan Masalah


Setelah menentukan prioritas masalah, maka dirumuskan 1 masalah terpilih
yang akan dipecahkan, yaitu Proporsi Keluarga dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Berkategori Sehat.

3. Mencari Akar Penyebab Masalah


Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditetapkan, maka dapat diidentifikasi
akar penyebab masalah :
a. Manusia
 Belum semua keluarga termasuk kategori sehat karena tidak semua indikator
keluarga sehat dilaksanakan
 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang 12 indikator keluarga sehat
 Informasi tentang 12 indikator keluarga sehat (penyuluhan, media KIE)
belum menjangkau seluruh masyarakat
 Keluarga belum memiliki kemauan untuk menerapkan 12 indikator
keluarga sehat
 Masih kurangnya dukungan dari lintas sektor, tokoh masyarakat dan
tokoh agama sebagai penggerak masyarakat
 Terbatasnya petugas kesehatan yang melakukan penyuluhan tentang 12
indikator keluarga sehat ke masyarakat
 Banyaknya aktivitas petugas kesehatan di dalam dan luar gedung
 Belum semua kader kesehatan mampu melakukan penyuluhan tentang 12
indikator keluarga sehat ke warga
 Petugas kesehatan belum melakukan kaderisasi kepada masyarakat
sebagai penyuluh 12 indikator keluarga sehat (karangtaruna, sekolah)
b. Metode
 Belum semua masyarakat/ anggota keluarga mendapatkan penyuluhan 12
indikator keluarga sehat dari petugas kesehatan
 Penyuluhan masih dilaksanakan di jam kerja
 Penyuluhan belum tepat sasaran
 Sasaran penyuluhan masih terbatas ke kader kesehatan
 Lokasi penyuluhan kurang menjakau seluruh masyarakat (Kantor Lurah,
Posyandu)
 Kurangnya partisipasi masyarakat untuk menghadiri penyuluhan dari
petugas kesehatan
 Metode penyuluhan kurang menarik
 Kampanye tentang 12 indikator keluarga sehat oleh pemerintah belum optimal
 Belum semua media audio visual (televisi, radio, videotron, media cetak)
dimanfaatkan oleh pemerintah
 Masih kurangnya dukungan kebijakan dari pemangku kepentingan di
wilayah (Camat, Lurah)
c. Bahan
 Media KIE belum menjangkau seluruh masyarakat
 Pengadaan jumlah dan jenis media belum sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
 Belum dilakukan mapping permasalahan kesehatan di wilayah
 Belum semua masyarakat memahami isi media KIE
d. Lingkungan
 Kurangnya peran lintas sector, tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai role
model dalam berperilaku hidup sehat
 Kurangnya pengetahuan tentang 12 indikator keluarga sehat
 Kurangnya kesadaran untuk menerapkan 12 indikator keluarga sehat
 Kurangnya partisipasi dari seluruh masyarakat/ anggota keluarga untuk
menjalankan 12 indikator keluarga sehat
 Masih terdapat masyarakat yang memiliki kepercayaan/ mitos tertentu
 Kondisi lingkungan yang kurang mendukung untuk terlaksananya 12 indikator
keluarga sehat
 Sumber air bersih belum bisa diakses oleh seluruh masyarakat/ keluarga
 Belum semua masyarakat/ keluarga mampu untuk membuat PAM
 Terdapat sumber air bersih yang tercemar
 Jarak sumber air dengan sumber pencemar tidak memenuhi syarat
 Kurangnya lahan untuk pembuatan septic tank di setiap rumah
e. Uang
 Sarana dan prasarana di rumah masih kurang mendukung
 Kondisi ekonomi keluarga kurang mendukung
 Terdapat keluarga yang masih tinggal di kontrakan
 Bangunan kontrakan tidak memenuhi standar sehat

Pencarian akar penyebab masalah dengan menelusuri faktor penyebab yang


berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan alat analisis Diagram Tulang Ikan (Fish Bone Diagram) yang
dapat dilihat dalam diagram berikut:
FISH BONE DIAGRAM
MANUSIA METODE

Masih kurangnya dukungan dari lintas Belum semua masyarakat/


sektor, tokoh masyarakat dan tokoh
agama sebagai penggerak masyarakat Terbatasnya petugas kesehatan anggota keluarga mendapatkan Kampanye tentang 12 indikator
yang melakukan penyuluhan penyuluhan 12 indikator keluarga sehat oleh pemerintah
tentang 12 indikator keluarga keluarga sehat dari petugas belum optimal
Keluarga belum memiliki kemauan untuk sehat ke masyarakat kesehatan
menerapkan 12 indikator keluarga sehat
Penyuluhan masih dilaksanakan di Belum semua media audio visual (televisi,
Banyaknya aktivitas petugas jam kerja radio, videotron, media cetak) dimanfaatkan
Belum semua keluarga termasuk kesehatan di dalam dan luar gedung oleh pemerintah
kategori sehat karena tidak semua Penyuluhan belum tepat sasaran
indikator keluarga sehat dilaksanakan
Belum semua kader kesehatan mampu Masih kurangnya dukungan kebijakan
melakukan penyuluhan tentang 12 Sasaran penyuluhan masih terbatas dari pemangku kepentingan di wilayah
indikator keluarga sehat ke warga ke kader kesehatan (Camat, Lurah)
Kurangnya pengetahuan keluarga
tentang 12 indikator keluarga sehat
Petugas kesehatan belum melakukan Lokasi penyuluhan kurang menjakau
kaderisasi kepada masyarakat sebagai seluruh masyarakat (Kantor Lurah,
Informasi tentang 12 indikator keluarga penyuluh 12 indikator keluarga sehat Posyandu)
sehat (penyuluhan, media KIE) belum (karangtaruna, sekolah)
menjangkau seluruh masyarakat Kurangnya partisipasi masyarakat
untuk menghadiri penyuluhan dari
Proporsi Keluarga
Metode penyuluhan kurang menarik petugas kesehatan
dengan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) Berkategori
Kurangnya peran lintas sector, tokoh Sehat
Media KIE belum menjangkau Kondisi lingkungan yang kurang
seluruh masyarakat masyarakat dan tokoh agama sebagai mendukung untuk terlaksananya 12
role model dalam berperilaku hidup sehat indikator keluarga sehat
Pengadaan jumlah dan jenis media belum Kurangnya pengetahuan tentang 12 Sarana dan prasarana di rumah
Sumber air bersih belum bisa diakses
sesuai dengan kebutuhan masyarakat indikator keluarga sehat masih kurang mendukung
oleh seluruh masyarakat/ keluarga

Belum dilakukan mapping Kurangnya kesadaran untuk Kondisi ekonomi keluarga


menerapkan 12 indikator keluarga Belum semua masyarakat/ keluarga kurang mendukung
permasalahan kesehatan di wilayah
sehat mampu untuk membuat PAM

Terdapat keluarga yang


Belum semua masyarakat Kurangnya partisipasi dari seluruh Terdapat sumber air bersih yang masih tinggal di kontrakan
memahami isi media KIE masyarakat/ anggota keluarga tercemar
untuk menjalankan 12 indikator
keluarga sehat Bangunan kontrakan tidak
BAHAN Belum semua masyarakat/ keluarga
memenuhi standar sehat
mampu untuk membuat PAM
UANG
Masih terdapat masyarakat yang
memiliki kepercayaan/ mitos tertentu LINGKUNGAN Terdapat sumber air bersih yang
tercemar
4. Menetapkan Penyebab Masalah Dominan
Berdasarkan hasil analisis penyebab masalah (fish bone diagram) maka akan
ditetapkan urutan penyebab masalah dominan, yaitu sebagai berikut :
Tabel 6: Penetapan Urutan Prioritas Penyebab Masalah
No. Penyebab Masalah U S G Total
Belum dilakukan mapping permasalahan
1 5 5 4 14
kesehatan di wilayah
Informasi tentang 12 indikator keluarga sehat
2 (penyuluhan, media KIE) belum menjangkau 5 4 4 13
seluruh masyarakat
Kondisi lingkungan yang kurang mendukung
3 untuk terlaksananya 12 indikator keluarga 4 4 4 12
sehat
Belum semua kader kesehatan mampu
4 melakukan penyuluhan tentang 12 indikator 4 4 3 11
keluarga sehat ke warga
Masih kurangnya dukungan kebijakan dari
5 pemangku kepentingan di wilayah (Camat, 3 3 4 10
Lurah)
*) skala penilaian : 1 - 5

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa penyebab masalah yang dominan antara lain :
1. Belum dilakukan mapping permasalahan kesehatan di wilayah
2. Informasi tentang 12 indikator keluarga sehat (penyuluhan, media KIE) belum
menjangkau seluruh masyarakat
3. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung untuk terlaksananya 12 indikator
keluarga sehat
4. Belum semua kader kesehatan mampu melakukan penyuluhan tentang 12 indikator
keluarga sehat ke warga
5. Belum dilakukan mapping permasalahan kesehatan di wilayah

5. Analisis Perbaikan Masalah


Alternatif perbaikan masalah ditetapkan dengan cara brain storming (curah
pendapat) diantara petugas Kecamatan dan Kelurahan dengan mengacu pada penyebab
masalah dominan yang terpilih. Selanjutnya menentukan prioritas perbaikan masalah
dengan metode CARL (Capability, Accessbility, Readness, Leverage).
Tabel 7: Analisis Perbaikan Masalah
Penyebab Masalah
Prioritas Masalah Alternatif Perbaikan
Dominan
Proporsi Keluarga Belum dilakukan mapping - Melakukan kegiatan SMD
dengan Indeks Keluarga permasalahan kesehatan di dan MMD untuk mapping
Sehat (IKS) Berkategori wilayah permasalahan dan prioritas
Sehat permasalahan di wilayah
Informasi tentang 12 - Melakukan pembinaan 12
indikator keluarga sehat indikator keluarga sehat
(penyuluhan, media KIE) kepada masyarakat
belum menjangkau seluruh - Melakukan pengadaan
masyarakat media KIE tentang 12
indikator keluarga sehat
- Melakukan pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di rumah tangga
- Melakukan Peningkatan
Wawasan Masyarakat
tentang GERMAS
Kondisi lingkungan yang - Berkoordinasi dengan
kurang mendukung untuk petugas Kesling terkait
terlaksananya 12 indikator kegiatan Sanitasi
keluarga sehat Masyarakat
Belum semua kader - Melakukan pembinaan 12
kesehatan mampu indikator keluarga sehat
melakukan penyuluhan kepada kader
tentang 12 indikator
keluarga sehat ke warga
Masih kurangnya dukungan - Melakukan advokasi
kebijakan dari pemangku kepada pemangku
kepentingan di wilayah kepentingan (Camat, Lurah)
(Camat, Lurah) terkait pembuatan kebijakan
tentang 12 indikator
keluarga sehat

6. Rencana Kegiatan
Tabel 8: Rencana Usulan Kegiatan Tahun 2020
Target
No Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
Sasaran
1 Survey Masyarakat Lurah, Ketua 30 orang Persentase
Mawas Diri mengenal RT/RW, kelurahan yang
(SMD) permasalahan Kader, Toma, dilakukan
kesehatan di Toga, pendampingan
lingkungan masyarakat SMD dan MMD
mereka.
2 Musyawarah Masyarakat Lurah, Ketua 30 orang Persentase
Masyarakat mengenal RT/RW, kelurahan yang
Desa (MMD) permasalahan Kader, Toma, dilakukan
kesehatan dan Toga, pendampingan
mengetahui masyarakat SMD dan MMD
solusi
pemecahan
masalah
kesehatan di
lingkungan
mereka
3 Peringatan Merayakan hari Masyarakat, 200 orang Terlaksananya
Hari Kesehatan Lintas sektor kegiatan peringatan
Kesehatan Nasional hari kesehatan
Nasional nasional
4 Pembinaan Masyarakat Lurah, Ketua 30 orang Persentase
Kelurahan mengenal RT/RW, kelurahan siaga
Siaga Aktif potensi dan Kader, Toma, aktif
permasalahan di Toga,
wilayah mereka masyarakat
dan mampu
mengembangkan
UKBM di wilayah
mereka.
5 Pembinaan Masyarakat Masyarakat 30 orang Persentase
PHBS mengetahui keluarga yang telah
Rumah tentang 10 dilakukan
Tangga indikator PHBS pembinaan PHBS
Rumah Tangga Rumah Tangga
6 Pembinaan Masyarakat Masyarakat, 30 orang Persentase
12 Indikator mengetahui Kader capaian Indeks
Keluarga tentang 12 Kesehatan Keluarga Sehat
Sehat indikator (IKS) dengan
Keluarga Sehat kategori Sehat
7 Peningkatan Remaja Remaja 30 orang Terlaksananya
wawasan mengetahu Karangtaruna kegiatan
remaja tentang peningkatan
tentang penyalahgunaan wawasan remaja
NAPZA NAPZA tentang NAPZA
8 Peningkatan Masyarakat Masyarakat 30 orang Persentase
wawasan mengetahui SKPD/UKPD
masyarakat tengtang bidang kesehatan
tentang GERMAS, yang
GERMAS minimal 3 mengkampanyekan
indikator dan melaksanakan
GERMAS minimal 3 indikator
GERMAS
9 Pengadaan Masyarakat bisa Masyarakat Masyarakat Terlaksanaya
Media dengan mudah pengadaan media
Promosi mengakses informasi Promkes
Kesehatan informasi
kesehatan
melalui berbagai
media informasi
10 Pembinaan Siswa SD Siswa SD 44 Sekolah Persentase sekolah
PHBS menetahui Dasar yang telah
Sekolah tentang 8 dilakukan
indikator PHBS pembinaan promosi
Sekolah kesehatan
11 Kampanye Remaja usia 15- Siswa SMP 30 Persentase sekolah
ABAT (Aku 24 tahun memiliki dan SMP/SMA/S yang telah
Bangga Aku pengetahuan SMA/SMK MK dilakukan
Tahu) yang usia 15-24 pembinaan promosi
komprehensif tahun kesehatan
tentang HIV-
AIDS
BAB IV
PENUTUP

Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Kec. Tamansari memiliki tujuan untuk


menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat, sehingga masyarakat mau untuk
merubah perilakunya dari tidak sehat menjadi sehat sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Kegiatan merubah perilaku masyarakat dari tidak sehat
menjadi sehat tidak bisa dilakukan sendiri oleh Puskesmas, maka dari itu Promosi Kesehatan
Puskesmas Kec. Tamansari selalu berkolaborasi dengan lintas sektor terkait, baik itu Camat,
Lurah, RT/RW, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, dengan harapan didapatkannya dukungan dari
lintas sektor baik berupa kebijakan, sarana prasarana maupun dukungan sosial.
Setelah tersebarnya informasi kesehatan dan didapatkannya dukungan dari lintas
sektor terkait diharapkan masyarakat mampu dengan mandiri untuk memanfaat potensi di
wilayah masing-masing untuk mengembangkan UKMB (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
mereka. Dengan UKBM (Posyandu balita, Posyandu lansia, Posbindu, KP Ibu, dll) yang aktif
diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi kesehatan dengan mudah di
wilayah masing-masing.

Jakarta, 31 Desember 2019

Kepala Satuan Pelaksana Satuan Pelaksana


Upaya Kesehatan Masyarakat Promosi Kesehatan

dr. Lina Anggraeni Mariyati Danang Tri Saputro


NIP. 198403282014012006 NIP. 199209112014031002

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kec.Tamansari

dr. Syukur Pelianus T


NIP. 197011142002121002

Anda mungkin juga menyukai