Anda di halaman 1dari 197

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai
dengan Visi Kementerian Kesehatan “Terwujudnya Masyarakat
Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan
Gotong Royong”. Guna mendukung peningkatan kualitas manusia
Indonesia, Kemenkes menetapkan misi sebagai berikut
1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau
seluruh penduduk Indonesia;
2. Memberdayakan masyarakat dan mengharus utamakan
pembangunan kesehatan;
3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya
kesehatan;
4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan
inovatif.
Dalam perjalanannya, indikator kesehatan tersebut bersifat
dinamis mengikuti situasi dan kondisi yang ada. Beberapa indikator
mengalami perubahan, baik indikatornya itu sendiri maupun
definisinya.
Perjalananan sosialisasi dan advokasi yang mendorong
pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam pembangunan yang
diterjemahkan dalam kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
sangat dinamis. Mulai dari upaya pengintegrasian pengarusutamaan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 1


gender dalam dokumen perencanaan sampai gender budget
statement (Pernyataan Anggaran Responsif Gender). Upaya-upaya
tersebut utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender.
Pengarusutamaan gender (PUG) adalah salah satu strategi
pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender
melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan, dan
permasalahan perempuan dan laki-laki harus dimasukan ke dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh
kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai bidang
kehidupan dan pembangunan. Data terpilah menurut jenis kelamin
atau yang sering disebut data gender sangat penting artinya dalam
setiap penyusunan perencanaan kebijakan/program/ kegiatan
pembangunan. Data ini dapat disebut sebagai dasar utama dalam
mengidentifikasi isu-isu gender yang masih terjadi di masyarakat.

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 2


Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem


Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5542);

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 Tahun 2019 tentang


Sistem Informasi Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 999);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1335);

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 3


BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

A. TUJUAN

Tujuan umum Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan


Puskesmas ini yaitu sebagai acuan bagi Puskesmas untuk menyusun
Profil Kesehatan Puskesmas.

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu :


1. Tersedianya acuan mekanisme kerja pengumpulan dan
pengolahan data untuk penyusunan Profil Kesehatan
Puskesmas.
2. Tersedianya acuan untuk analisis dan penyajian data Profil
Kesehatan Puskesmas.
3. Tersedianya acuan tabel-tabel yang diperlukan untuk
Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas.
4. Tersedianya acuan penjadwalan kegiatan penyusunan Profil
Kesehatan Puskesmas.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas ini


membahas tentang cara pengumpulan, pengolahan dan analisis
serta penyajian, mekanisme, penjadwalan, format data serta cara
pengisiannya, dan memuat keterkaitan indikator antar tabel sehingga
diharapkan isi dan bentuk Profil Kesehatan Puskesmas menjadi
selaras dengan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan
Provinsi dan Profil Kesehatan Indonesia, sehingga dapat dikompilasi
dan dikomparasikan. Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Puskesmas

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 4


edisi ini, selain dalam bentuk hard copy (buku) juga dilengkapi
dengan soft copy (yang berisi link data antar tabel dan formula
indikator) sehingga memudahkan pengelola data di puskesmas
dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas.

B. RUANG LINGKUP
1. Data Demografi
a. Luas Wilayah
Berdasarkan data statistik tahun 2020, Wilayah Kerja
Puskesmas Sipatana Kecamatan Sipatana memiliki luas
sebesar 4.87 km2. Secara geografis Wilayah kerja
Puskesmas Sipatana berada pada ketinggian 6 meter diatas
permukaan laut yang terletak pada 1o LU dan 123o BT

Gambar 1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 5


Secara administratif wilayah Kerja Puskesmas
Sipatana Kecamatan Sipatana terdiri dari 5 kelurahan
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Kota Utara Kecamatan Kota Utara Kota
Gorontalo.
 Sebelah Selatan berbatasan Sebelah utara berbatasan
dengan wilayah kerja Puskesmas Tapa Kabupaten Bone
Bolango.
 dengan wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kecamatan
Kota Tengah
 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Bolango
Kabupaten Gorontalo
b. Jumlah Kelurahan dan Ruang Lingkup
Secara administratif Kecamatan Sipatana Kota
Gorontalo terdiri dari 5 Kelurahan dan 12 RW dan 27 RT
dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :
 Kelurahan Bulotadaa Barat
 Kelurahan Bulotadaa Timur
 Kelurahan Molosipat - U
 Kelurahan Tapa
 Kelurahan Tanggikiki

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 6


c. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
Menurut estimasi jumlah penduduk yang didasarkan
pada data BPS jumlah penduduk di Kecamatan Sipatana
Kota Gorontalo tahun 2020 adalah sebanyak 19.629 jiwa.
Dimana penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9.736
jiwa (49,60 %), sedangkan perempuan sebanyak 9.893 jiwa
(50.39 %).
Data penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin merupakan faktor penting dalam demografi, dengan
adanya data ini maka penduduk dapat digolongkan menjadi
penduduk usia muda, usia produktif dan usia lanjut.
Grafik 1. Piramida Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Piramida Penduduk
LAKI-LAKI PEREMPUAN
75+ 87
125
70 - 74 157181
65 - 69 240 258
60 - 64 343 357
55 - 59 406 477
50 - 54 561 588
45 - 49 679 703
40 - 44 776 797
35 - 39 755 746
30 - 34 689 656
25 - 29 869 812
20 - 24 890 864
15 - 19 950 918
10 - 14 921 879
5-9 851 817
0-4 562 715

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 7


Adapun piramida penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Sipatana Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo
tahun 2020, yaitu sebagai berikut :
Grafik 1 menunjukkan bahwa komposisi penduduk
berdasarkan kelompok umur di Wilayah Kerja Puskesmas
Sipatana tahun 2020 Kelompok usia belum Produktif (0-14
tahun) sebanyak 4745 atau sebesar 24.17%, usia produktif,
(Antara 15-64 Tahun) yaitu sebanyak 13.936 jiwa atau
sebesar 71%, Sedangkan usia non Produktif (65 Tahun
keatas) sebanyak 1048 atau sebesar 5.34% yang terdiri dari
7.018 jiwa laki-laki dan 6.918 jiwa perempuan. Tingginya
penduduk dengan kelompok usia produktif memberikan
implikasi bahwa potensi penduduk ini perlu mendapat
perhatian, khususnya dalam bidang kesehatan. Perlu adanya

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 8


kebijakan melalui upaya promotif dan preventif, agar
penduduk usia tersebut dapat tetap produktif dan sehat saat
memasuki usia non produktif.

Grafik 2 Rata-rata Jumlah Anggota dalam Rumah Tangga menurut Kelurahan


di Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo
Tahun 2020

6
5
4
3
2
1
0
Bulotadaa
Barat Bulotadaa
Timur Tapa
Molosipat - U
Tanggikiki

d. Jumlah Rumah Tangga / Kepala Keluarga


Jumlah rumah tangga dan rata - rata jiwa per rumah
tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sipatana Kecamatan
Sipatana. Jumlah penduduk Kecamatan Sipatana Kota
Gorontalo pada tahun 2020 sebanyak 19.629 jiwa dengan
jumlah rumah tangga sebanyak 5068 atau sebesar 26 %
rumah tangga, maka secara umum setiap rumah tangga
terdiri dari 4 sampai 5 jiwa. Kelurahan dengan jumlah rata-
rata anggota rumah tangga tertinggi adalah Kelurahan
Bulotadaa Barat (5 Jiwa) dan Molosipat U (4 jiwa) dan
kelurahan dengan jumlah rata-rata anggota rumah tangga
terendah adalah Kelurahan Tanggikiki (3 jiwa).

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 9


e. Jenis Sarana Kesehatan;
Dalam rangka Peningkatan cakupan program di
puskesmas, berbagai aspek perlu di upayakan tidak hanya
terfokus pada Indikator program , baik kegiatan dalam
gedung maupun luar gedung puskesmas akan tetapi
dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasarana puskesmas
dalam meningkatkan cakupan program dan pelayanan
puskesmas, seperti yang dilihat pada tabel dibawah ini :

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH KET.

1 Ruang Pendaftaran dan Informasi 1  


2 Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) 1  
3 Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum 1  
4 Ruang Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut 1  
5 Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu,KB dan IVA 1  
6 Poli KB dan Pemeriksaan IVA 1  
7 Ruang Pelayanan Imunisasi dan Anak (MTBS) 1  
8 Ruang Promosi Kesehatan dan Yankestradkom 1  
9 Ruang Persalinan 1  
10 Ruang Kepala Puskesmas 1  
11 Ruang Laboratorium 1  
12 Ruang Rekam Medik 1  
14 Ruang Rapat 1  
15 Ruang Program 1  

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 10


16 Ruang TB DOTS 1  
TOTAL 15  
Tabel. 2 Tentang Sarana Kesehatan

Grafik 3. Tentang Sarana dan Prasaran Kesehatan


6
5
4
3
2
1
0 Pemda Kota Gorontalo
Suwasta
Jumlah

Tabel 2. Tentang Sarana dan Prasarana Kesehatan

NO SARANA DAN PRASARANA PEMDA KOTA SUWASTA JUMLAH KET.


KESEHATAN GORONTALO
1 Klinik Pratama - 2 2  
2 Puskesmas Pembantu 3 - 3  

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 11


3 Polindes/Poskesdes 2 - 2  
4 Rumah Dinas Perawat 3 - 3  
5 Puskesmas Keliling Roda 4 2 - 2  
6 Sepeda Motor 5 - 5  
TOTAL   2 17  

f. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)


Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama Puskesmas Sipatana
telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai
dan didukung oleh tenaga dokter umum, dokter gigi, bidan,
perawat, Sanitarian, surveylans dan apoteker, Namum di
Puskesmas Sipatana belum memiliki tenaga analis kesehatan
dan ahli gizi.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu
unsur terpenting dalam organisasi. Jalan tidaknya suatu
organisasi sangat tergantung dari keberadaan SDM. SDM
Kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, program dan pelayanan
kesehatan. Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Sipatana tahun 2020 sebanyak 41 orang. Adapun Jenis dan
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sipatana pada tahun
2020 dapat dilihat pada tabell berikut:

Tabel. 3. Jenis Ketenagaan Puskesmas Sipatana Tahun 2020

No Jenis Tenaga Kesehatan Status Pegawai Jumlah Ket.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 12


PNS CPNS TPKD Kontrak ABDI
1 Dokter Umum 2 - - - - 2  
2 Dokter Gigi 1 - - - - 1  
3 Perawat 8 5 3 - - 16  
4 Bidan 6 1 1 - - 8  
5 Asisten Apoteker - 1 - - - 1  
6 Kesmas 6 - 1 - 1 6  
7 Sanitarian 2 - - - - 2  
8 Gizi 4 - - 2 - 6  
9 Analisis Laboratorium - - - 1 - 1  
10 Tenaga Non Medis :              
  a. Sopir Ambulans - - 1 1 - 2  
  b. Cs - -   1 - 1  
  c. Admin - - 1 - 7 8  
Operator Simda
  d.
Keuangan - - - 1 - 1  
  e. Operator Kepegawaian - - 1 - - 1  
  f. Operator Simda Barang 1 - - - - 1  
TOTAL 57  
Sumber : Bagian Tata Usaha Puskesmas Sipatana Tahun 2020

Sedangkan menurut kompetensi pendidikan 40,35% berpendidikan


Diploma III, 43,86% berpendidikan Diploma IV, 5,26% berpendidikan
Sarjana. Sementara yang berpendidikan SLTA/SPK atau Sederajat
sebanyak 10,53% dan ada 1 orang tenaga melanjutkan pendidikan dari
Diploma III melanjukan ke pendidikan S1 Keperawatan.
Tabel 4. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sipatana Tahun 2020

NO JENJANG PENDIDIKAN PROSENTASE JUMLAH KET.

1 Sarjana 40.35 23 1 Org sedang


2 Diploma IV 5.26 3 melanjutkan dari D3
3 Diploma III 43.86 25 ke S1 Keperawatan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 13


4 SLTA/SPK/Sederajat 10.53 6
TOTAL 57  

g. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan puskesmas bersumber dari pendapatan
puskesmas yang digunakan kembali sebagai biaya
operasional. Sumber pendapatan puskesmas berasal dari
jasa pelayanan pasien Umum, JKN, Pendapatan
Administrasi Daerah (PAD) dan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Sipatana
dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut.
Grafik 4.
Tentang Sumber dan Pendapatan Puskesmas Sipatana sampai Tahun 2020

SUMBER PENDAPATAN
Tahun 2019 Tahun 2020
837,824,673

490,000,000
448,015,000
839,702,730

21,467,000
8,472,000
PAD JKN (BPJS) DAK NON FISIK (BOK)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 14


Tabel. 5.
Sumber dan Pendapatan Puskesmas Sipatana sampai Tahun 2020
N JUMLAH PERTAHUN
SUMBER PENDAPATAN
O TAHUN 2019 TAHUN 2020
1 PAD Rp 8,472,000 Rp 21,467,000
2 JKN (BPJS) Rp 839,702,730 Rp 837,824,673
3 DAK NON FISIK (BOK) Rp 448,015,000 Rp 490,000,000
TOTAL Rp 1,287,717,730 Rp 1,327,824,673
Sumber Bendahara PAD, BOK dan JKN Puskesmas Sipatana

h. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga


(Pis-Pk)
Keluarga sehat adalah satu kesatuan keluarga inti
(ayah, ibu dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu
Keluarga, jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan
atau nenek, atau idividu lain, maka Rumah Tangga tersebut
dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan
bahwa satu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator.
Dalam rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat
telah disepakati adanya 12 Indikator utama untuk penanda
status kesehatan sebuah keluarga yatu :
1. Keluarga mengikuti program keluarga berencana (Kb)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 15


6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan
sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara
teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan
tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban
sehat

Berdasarkan hasil Rekapitulasi Pis-Pk di Kecamatan


Sipatana Jumlah yang di Data sampai sekarang ini adala
4183 atau sekitar 83 % dari Jumlah Rumah Tangga
sebanyak 5068 KK atau sebesar 26 % dari Jumlah
Penduduk 19629 Jiwa.

Sehingga setelah dilakukan perhitungan berdasarkan


Indikator Keluarga sehat adalah sesbesar 1.49 % dari 83 %
total keseluruhan pendataan Pis-Pk. Sedangkan keadaan
masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari
keluarga yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan
pendekatan keluarga seperti pada Tabel di bawah :

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 16


Tabel 6. Indikator Keluarga Sehat di Puskesmas Sipatana Tahun 2020

Sumber Data Pis-Pk Puskesmas Sipatana Tahun 2020

a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


1. Pelayanan Imunisasi
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
Kematian bayi akibat PD3I
b. Tujuan Khusus
 Tercapainya target UCI (Uniersal Child Imunization)
yaitu cakupan imunisasi dasar lengkap minimal 80%,
secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan
pada tahun 2019
 Tercapainya pemutusan rantai penularan poliomielitis
 Tercapainya Reduksi Campak (RECAM)Untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan bayi serta balita dilaksanakan program

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 17


imunisasi. Beberapa penyakit yang dpat dicegah
dengan imunisasi dasar diantaranya tuberkulose,
dipteri, pertusis, tetanus, hepatitis, polio dan campak.
Cakupan pencapaian program imunisasi dasar Pada
tahun 2020 secara umum capaian Pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dapat di lihat
pada tabel dibawah.
Tabel. 6 Cakupan Imunisasi Puskesmas Sipatana sampai Tahun 2020
Cakupan
Jumlah Target
Pencapaian Sub
No Jenis Kegiatan Satuan Sasara Sasaran Variabel
Variabel
n
(T) (H) (SV) (V)
UPAYA PENCEGAHAN DAN
  PEMBERANTASAN PENYAKIT           63.98
MENULAR
  Imunisasi X X X X X 63.98
1 Imunisasi Hb 0 (95%) Bayi 402 381 325 85.30  
2 Imunisasi BCG/Polio 1 (95 %) Bayi 402 381 222 58.27  
Imunisasi DPT+Hb+HIB 1/Polio 2
3 Bayi 402 381 246 64.57  
(95%)
Imunisasi DPT+Hb+HIB 2/Polio 3
4 Bayi 402 381 246 64.57  
(95%)
Imunisasi DPT+Hb+HIB 3/Polio 4
5 Bayi 402 381 191 50.13  
(95%)
6 Imunisasi Campak (95%) Bayi 402 381 259 67.98  
7 Imunisasi TT1 Bumil (80%) Bumil 438 350 316 90.29  
8 Imunisasi TT2 Bumil (80%) Bumil 438 350 279 79.71  
Anak
9 Imunisasi DT Anak Sekolah (100%) 212 212 89 41.98  
Sekolah
Anak
10 Imunisasi TD Anak Sekolah (100%) 343 343 333 97.08  
Sekolah
Imunisasi Campak Anak Sekolah Anak
11 212 212 133 62.74  
(90%) Sekolah
12 Kelurahan UCI (100%) Kelurahan 5 5 1 20.00  
13 Imunisasi Rubela Bayi 438 438 215 49.09  
Sumber Laporan Kinerja Puskesmas Tahun 2020

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 18


2. Program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis (TB Paru)
Pada Tahun 2020 Berdasarkan hasil pemeriksaan TB
dari target suspect sebanyak 368 orang, dan setelah melalui
pemeriksaan BTA sebanyak 47 orang dinyatakan positif.

Grafik 5.
Indikator Kinerja Penyakit TB Puskesmas Sipatana Tahun 2020
400
300
200
100
0
Sasaran
Target
Capaian 2020

Tabel 7. Indikator Kinerja Penyakit TB Puskesmas Sipatana Tahun 2020


No Indikator Sasaran Target Capaian 2020 Ket.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 19


Absolut %
12.7
1 Cakupan penemuan suspek TBC 368   47  
7
Pelayanan kesehatan sesuai standar pada penderita
2 47 100% 47 100  
TBC
3 Penemuan penderita TB 47 100% 47 100  
4 Jumlah penderita TB Paru BTA positif yang diobati 47 100% 47 100  
5 Konversi Rate     2 0.04  
66.6
6 Cure Rate 12   8  
7

3. Program Pemberantasan Penyakit Kusta


Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan
oleh mycobacterium leprae. Bila penyakit kusta tidak
ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, mata dan anggota
gerak. Strategi global WHO menetapkan indicator eliminasi
kusta adalah angka penemuan penderita/ new case detection
rate (NCDR). Dengan NCDR 0,0005 per 10.000 penduduk
sudah dapat dikatagorikan sebagai daerah rendah kusta
dengan mengacu pada indikator pusat bahwa daerah dengan
NCDR 0,50 per 10.000 penduduk sudah dapat dikatakan
sebagai daerah rendah kusta.
Pada Tahun 2020 tidak ditemukan kasus kusta di
Puskesmas Sipatana, Keberhasilan penanganan kasus kusta
di wilayah kerja Puskesmas Sipatana tidak terlepas dari
upaya intensif dari dinas kesehatan, Puskesmas dan
jajarannya serta adanya kemauan penderita untuk sembuh
dari penyakit kusta.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 20


Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan
program kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat
yang dapat dilihat oleh mata). Angka ini dapat dipakai untuk
menilai kinerja petugas, bila angka proporsi kecacatan
tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan
penderita akibat rendahnya kinerja petugas dan rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang tanda/gejala penyakit
kusta.
4. Program Pemberantasan Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air
besar berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam
24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. Penyakit
gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifusperut klinis
juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di
Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit.
Meskipun jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka
kematiannya relatif rendah.
Serangan penyakit yang bersifat akut mendorong
penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke
pelayanan kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya
sebagian besar penderita sembuh sempurna.
Kasus Diare di Puskesmas sipatana tahun 2020
sebanyak 200 kasus dari target / sasaran 560 Kasus untuk
semua umur dalam 1 Tahun. adapun perhitungan untuk
semua Golongan Umur : (10 % x 200/1000 x Jlh Penduduk
setiap Tahunnya

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 21


Untuk kasus diare di tahun 2020 terjadi angka
penurunan , adapun Gejala diare yang terkesan ringan dan
dapat diobati sendiri oleh penderitanya menyebabkan
penderita enggan mendatangi sarana pelayanan kesehatan.
Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan
penderita untuk mencegah kematian dan promosi kesehatan
tentang hiegyne sanitasi dan makanan untuk mencegah
Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang dilakukan oleh
jajaran kesehatan baik oleh Puskesmas maupun dinas
kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat, kaporitisasi air minum dan peningkatan
sanitasi lingkungan.
5. Program Pemberantasan pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah
penyakit infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai dari
hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi masalah
dan masuk dalam program penanggulangan penyakit adalah
pneumonia karena merupakan salah satu penyebab
kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang
menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan
oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup
cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang
pneumonia adalah anak umur < 2 tahun. Penemuan dan
tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program
penanggulangan.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 22


Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani di
Puskesmas Sipatana sebanyak 64 kasus (39,79 %) di tahun
2020. Capaian ini jauh dari taget yaitu 161 kasus, ini
disebabkan karna banyak khasus Pnemonia yang tidak
terlacak dan dilaporkan dimasyarakat dan kebanyakan orang
tua langsung membawa anaknya ke dokter spesialis anak
untuk berobat. Pneumonia pada balita lebih banyak
disebabkan karena faktor seperti kurang gizi, status
imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering membendung
anak, kurang diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada
orang tua bayi atau balita, sanitasi lingkungan tempat tinggal
yang kurang memenuhi syarat kesehatan, orang tua perokok
dan lain sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi kasus pneumonia pada bayi atau balita
adalah menghilangkan faktor penyebab itu sendiri melalui
peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi
bayi atau balita.
6. Program Pemberantasan Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah
menular baik pada balita, anak-anak maupun orang dewasa
yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak
dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi dan secret
orang yang terinfeksi. Pada tiga tahun terakhir tidak
ditemukan kejadian campak. Keberhasilan menekan kasus

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 23


campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak
secara rutin baik di tingkat Puskesmas dan sarana kesehatan
lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah memadai,
tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya.
7. Program Pemberantasan DBD
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vector
nyamuk aedes aegypty. Indonesia merupakan negara tropis
yang secara umum mempunyai risiko terjangkit penyakit
DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk Aedes
aegypti tersebar luas di kawasan pemukiman maupun
tempat-tempat umum, kecuali wilayah yang terletak pada
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Serangan penyakit DBD berimplikasi luas terhadap kerugian
material dan moral berupa biaya rumah sakit dan
pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang
paling fatal adalah kehilangan nyawa. Perjalanan Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan dapat
mengakibatkan kematian dalam waktu singkat.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia.
Sehingga untuk tahun 2020 di Kecamatan Sipatana
dilakukan Penekanan melalui kerja sama Puskesmas, Dikes
Kota dan Provinsi bersama Lintas sektor, antara lain
melakukan Kampanye DBD dan menerapkan 3M kepada

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 24


Masyarakat serta bersih2 Lingkungan dan kerja sma dengan
masyarakat untuk melaporkan kasus dengan gejala pada
penderita ke Petugas Puskesmas.

JUMLAH KASUS DBD


20
18 18
16
14
12 JUMLAH KASUS DBD
11
10
8 8
6
4
2
0

Kurva Kasus DBD di Kecamatan Sipatana

Sumber Data Surveylans Puskesmas sipatana

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 25


8. Program pemberantasan Rabies
Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat
tinggi, yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang
ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera
yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Pada
tahun 2019 s/d 2020 di Kecamatan Sipatana tidak ada kasus
rabies .
9. Program Pemberantasa HIV-AIDS / IMS
HIV/AIDs merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus
yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya
sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit
yang lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih
dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat
diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, dan zero survey.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi penyebaran kasus HIV- AIDS di Puskesmas
dan Kecamatan Sipatana adalah dengan melakukan
penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan lintas sektoral
di kelurahan dan penyuluhan di dalam gedung. Tujuan
penyuluhan atau KIE tersebut adalah agar kelompok berisiko
tersebut mau datang sebagai pelaporan dan Perlindungan
diri.
Untuk Tahun 2020 telah ditemukan 1 kasus HIV -
AIDS / IMS dan telah melakukan pemeriksaan Screening Tes

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 26


sesuai standar sebanyak 565 Orang dan hanya ditemukan 1
org penderita.

b. Situasi Upaya Kesehatan


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat atau
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya yang terdiri dari Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan,
yaitu :
C. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Pelayanan Promosi Kesehatan
Setiap program kesehatan dikembangkan dengan
tujuan untuk memecahkan masalah kesehatan. Masalah
kesehatan timbul bukan saja karena kuman penyakit, tetapi
juga perilaku manusia. Oleh karena itu program
penanggulangan masalah kesehatan harus pula mencakup
aspek edukatif yang menangani masalah perilaku sehat.
Dengan demikian penyuluhan kesehatan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari setiap program kesehatan. Setiap
petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat mempunyai tugas penyuluhan.
Tabel 7. Indikator Promkes Puskesmas Sipatana Tahun 2020

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 27


TARGET CAKUPAN
JUMLAH PENCAPAI
SASARA
NO JENIS KEGIATAN SATUAN SASARA AN SUB VAR. VAR.
N
N
(T) (H) (SV) (V)
  PROMKES           99.1
Kelurahan Siaga Aktif
1 Kelurahan 5 5 5 100  
(100%)
2 SMD (100%) Laporan 5 5 5 100  
3 MMD (100%) Laporan 5 5 5 100  
PHBS Rumah Tangga Sehat Rumah
4 6160 6160 5900 95.8  
(85%) Tangga
PHBS Sekolah Sehat
5 Sekolah 24 24 24 100.0  
(100%)
PHBS Tempat-Tempat Kerja Tempat
6 111 94.35 85 90.1  
Sehat (85%) Kerja
PHBS Tempat-Tempat
7 TTU 63 63 63 100.0  
Umum Sehat (85%)
8 PHBS Institusi Kesehatan Sarana 13 13 13 100.0  
Sehat (100%) Kesehatan
Posyandu Purnama / Mandiri
9 Posyandu 13 13 13 100  
(100%)
Pembinaan Kader Jumlah
10 50 50 50 100  
Kesehatan (100%) Kader
Pembinaan/Refresing Kader
11 Frekwensi 1 1 1 100.0  
Kesehatan (100%)
Penyuluhan Kelompok
12 Frekwensi 5 5 5 100  
(100%)
Penyuluhan
13 Massa/Penyuluhan Keliling Frekwensi 5 5 5 100  
(100%)
Penyuluhan dengan Multi
14 Frekwensi 5 5 5 100  
Media (100%)
Konseling Kesehatan
15 Laporan 5 5 5 100.0  
(100%)
Sumber Data PKP Puskesmas Sipatana Tahun 2020

 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Dalam rangka mencapai Tatanan Sehat maka kegiatan
promosi Kesehatan harus ditingkatkan dengan cara
melengkapi materi penyuluhan untuk pasien, masyarakat dan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 28


Kader. Materi penyuluhan dengan berbagai aspek kesehatan
bisa berupa leaflet, lembar balik, film, Power Point dan
poster - Penyuluhan dilakukan didalam gedung dan diluar
gedung.
 Penyuluhan Didalam Gedung
Dilaksanakan di Ruang MTBS, Ruang Promkes,
Pojok Laktasi, diruang tunggu melalui leaflet, lembar
balik, DVD/VCD.
 Bahan penyuluhan dan alat peraga tersedia (leaflet,
poster, majalah dinding, lembar balik,DVD/VCD)
 Petugas penyuluh adalah para medis yang pada
saat tersebut terjadwal.
 Penyuluhan dengan media poster didinding/tembok
agar mudah dibaca oleh pengunjung.
 Penyuluhan diluar gedung
Dilaksanakan di posyandu, sekolah,
pertemuan /rapat di kelurahan/kecamatan, saat
puskesmas keliling. Terjadwal lengkap dengan
Notulen, daftar hadir dan RTL
 UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat)
Salah satu contoh partisipasi masyarakat
dalam bidang kesehatan dalam bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Kesehatan (UKBM) salah
satunya adalah Posyandu. Posyandu di Wilayah

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 29


kerja Puskesmas Sipatana pada tahun 2020
dilaporkan sebanyak 13 posyandu balita dan 5
posyandu lansia. Adapun strata posyandu
sebagai berikut:
 Posyandu Balita
Puskesmas Sipatana memiliki 13
Posyandu diantaranya dengan tingkatan
Purnama / mandiri dengan jumlah kader
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Grafik 6. Jumlah Posyandu di Puskesmas Sipatana Tahun 2020


12
10
8
6
4 Posyandu
2 Strata
0 Kader

Tabel 8. Jumlah Posyandu di Puskesmas Sipatana Tahun 2020

N STRATA /
KELURAHAN JLH POSYANDU JLH KADER
O TINGKATAN

1 Bulotadaa Barat 3 Posyandu Purnama 10


2 Bulotadaa Timur 3 Posyandu Purnama 10

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 30


3 Kel. Tapa 2 Posyandu Purnama 10
4 Molosipat U 2 Posyandu Purnama 10
5 Tanggikiki 3 Posyandu Purnama 10
TOTAL 13 Posyandu   50 Orang

Sumber data Program Promkes Puskesmas Sipatana Tahun 2020

 Posyandu Lansia
Posyandu Lansia Puskesmas
Sipatana berada di Kelurahan Tapa dengan
status aktif dan melasanakan kegiatan
pelayanan.

Grafik 6. Jumlah Posyandu Lansia di Puskesmas Sipatana Tahun 2020


12
10
8
6
4 Posyandu
Strata
2
Kader
0

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 31


Tabel 9. Jumlah Posyandu Lansia di Puskesmas Sipatana Tahun 2020
N JLH POSYANDU STRATA /
KELURAHAN JLH KADER
O LANSIA TINGKATAN
1 Bulotadaa Barat 1 Posyandu Pratama 10
2 Bulotadaa Timur 1 Posyandu Pratama 10
3 Kel. Tapa 1 Posyandu Pratama 10
4 Molosipat U 1 Posyandu Pratama 10
5 Tanggikiki 1 Posyandu Pratama 10
TOTAL 5 Posyandu   50 Orang

Sumber data PKP Puskesmas Sipatana Tahun 2020

 PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat)


Pada tahun 2020 dilakukan pemantauan
terhadap rumah tangga dengan jumlah 6160
sasaran 6160 Rumah Tangga per kelurahan.
dengan capaian 5900 s.d Triw. IV 95.8 % rumah
tangga telah ber-PHBS.
 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Tujuan program UKS : Untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan
PHBS serta derajat kesehatan peserta didik dan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 32


menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
2) Pelayanan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan melalui usaha sanitasi
dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum,
termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan
meningkatkan peran serta masyarakat yang dapat memberi
pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka. Sehingga tujuan
program ini adalah berubahnya, terkendalinya atau hilangnya
semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di
masyarakat yang dapat memberi dampak yang kurang baik
terhadap kesehatan mereka.

Tabel 10. Indikator Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Kesling) Puskesmas sipatana


Tahun 2020
Cakupan
Target Pencap Sub
Jumlah Sasaran aian Varia
No Jenis Kegiatan Satuan Varia
Sasaran bel
bel
(T) (H) (SV) (V)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 33


KESEHATAN LINGKUNGAN           76.13
Rumah yang Memenuhi Syarat
1 Kesehatan (80)
Rumah 4236 3814 3814 100.0  
Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat
2 Kesehatan (80)
TTU 53 42 41 97.6  
Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi
3 Syarat Kesehatan
TPM 73 73 44 60.3  

4 Institusi Memenuhi Syarat Kesehatan Institusi 57 57 45 78.9  


Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat
5 Kesehatan
SAB 2979 2979 2979 100.0  
Depot Air Minum dan Air Dalam Kemasan
6 Memenuhi Syarat Kesehatan
SAB 28 28 28 100.0  
Sarana Pembuangan Air Limbah
7 Memenuhi Syarat Kesehatan
SPAL 4236 3060 3060 100.0  
Tempat Pembuangan Sampah Memenuhi
8 Syarat Kesehatan
TPS 4236 3448 3448 100.0  
Jamban Keluarga dan MCK Memenuhi
9 Syarat Kesehatan
JAGA 4236 3814 3814 100.0  

10 Rumah Bebas Jentik Rumah 4236 742 681 91.8  


Pemeriksaan Kualitas Air Minum
11 (Pengambilan Sampel Air Minum)
DAMIU 40 40 40 100.0  

12 Pengasapan (Foggingisasi) Frekwensi 0 0 0 0.0  


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
13 (STBM)
Kelurahan 5 5 2 40.0  

14 Abatesasi Rumah 0 0 0 0.0  


15 Konseling Sanitasi Klien 120 120 88 73.3  
Pembinaan dan Pengawasan Rumah
10 Sehat
Laporan 12 12 12 100.0  

11 Pembinaan dan Pengawasan TTU Laporan 12 12 12 100.0  


12 Pembinaan dan Pengawasan TPM Laporan 12 12 12 100.0  
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
13 (STBM)
Laporan 12 12 12 100.0  

14 Abatesasi Laporan 12 12 12 100.0  


15 Konseling Sanitasi Laporan 12 12 12 100.0  
Sumber data PKP Puskesmas sipatana Tahun 2020

3) Pelayanan Kia Bersifat UKM

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 34


Program ini bertujuan untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Adapun
indikator yang harus dicapai dalam program ini, target serta
pencapaian program adalah sebagaimana tercantum dalam
tabel dibawah ini.

Tabel 11. Cakupan Pelayanan KIA / Kb Puskesmas Sipatana Tahun 2020

Target Cakupan
Pencapai
Jumlah Sasara Sub
No Jenis Kegiatan Satuan an Var.
Sasaran n Var.
(T) (H) (SV) (V)
III
KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK
          71.2
KELUARGA BERENCANA
A Kesehatan Ibu X         88.17
  Bumil dengan Buku KIA Bumil 438 438 372 84.9  
  Bumil dengan P4K / MOU Bumil 438 438 290 66.2  
  K1 Bumil (100%) Bumil 438 438 372 84.9  
  K4 Bumil (95%) Bumil 438 416 290 69.7  
  Persalinan Nakes (90%) Bumil 418 376 323 85.9  
  Deteksi Resiko Tinggi oleh Nakes Bumil 88 88 104 118.2  
  Penanganan Komplikasi Kebidanan Bumil 88 88 84 95.5  
  Kelas Ibu Hamil Frekwensi 4 4 4 100.0  
B Kesehatan Bayi X         77.15
Kunjungan Neonatus lengkap (4 kali kunjungan)
  Neonatus 398 358 306 85.5  
(90%)
  Kunjungan Bayi Lengkap (4 kali/tahun) (90%) Bayi 402 361 416 115.2  
  MTBS Balita 1870 1870 575 30.7  
C Kesehatan Balita X         34.38
  Kunjungan Balita Lengkap (8 kali/tahun) Balita 1495 1495 1028 68.8  
  Kelas Ibu Balita Frekwensi 0 0 0 0.0  
D Kesehatan Anak Usia sekolah Dasar X         56.19
Balita/Apra
  SDIDTK/DDTK (76%) 1897 1897 1066 56.2  
s

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 35


E Pelayanan Keluarga Berencana X         72.13
  Pelayanan KB Aktif (75%) PUS 2723 2723 1964 72.1  
E Pelayanan Lainnya X         99.43
  PKPR Remaja 2294 2294 2255 98.3  
  Kemitraan Bidan dan Dukun Frekwensi 1 1 1 100  
  Audit Maternal & Perinatal Kasus 7 7 7 100  

Sumber Data PKP Puskesmas Sipatana Tahun 2020

Kegiatan Kesehatan Ibu Sebagai Upaya Kesehatan


Masyarakat :
 Penyuluhan di posyandu/ Kelurahan
 Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi/balita risiko tinggi
 Pemasangan Stiker P4K 4
 Konseling KB pra persalinan
Kegiatan Lintas Sektoral
 Audit Maternal Perinatal (AMP) : jika ada kematian ibu
hamil/melahirkan dan atau kematian bayi baru lahir
maka Dinas Kesehatan Kota Gorontalo akan
melaksanakan AMP dan mengintervensi terkait Kasus
kepada Petugas KIA / KB dalam hal ini penolong
persalinan dan Kepala Puskesmas selaku
Penanggung jawab Wilayah kerja.
 Gerakan Sayang Ibu-Bayi (GSI-B) : kegiatan yang
lebih banyak melibatkan peran masyarakat, kader
kesehatan dan Pembina wilayah.
Program Kesehatan Anak

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 36


Kesehatan anak merupakan kunci keberhasilan
suatu generasi, oleh karena itu hal ini perlu perhatian
khusus dari pemerintah dalam hal ini Pelaku Kesehatan,
memberikan pelayanan gizi yang baik, stimulasi yang
memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut
berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu
tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi. Pembinaan
tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan SDIDTK
(Stimulasi Deteksi Intervensi Dini penyimpangan Tumbuh
Kembang) balita. :
 Melakukan Stimulasi yang memadai artinya
merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung secara optimal
sesuai dengan umur anak.
 Melakukan Deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang
tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
 Melakukan Intervensi Dini penyimpangan tumbuh
kembang balita artinya melakukan tindakan koreksi

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 37


dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk
memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada
seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali
normal atau penyimpanggannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus
dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
Cakupan Anak Balita (12-59 Bulan) yang mendapat
pelayanan sesuai Standar.
 Pelayanan untuk anak balita
 Pemantauan pertumbuhan minimal 8x/th
 Stimulasi Dini Inisiasi dan Deteksi Tumbuh
Kembang (SDIDTK) minimal 2x/th. Dengan
pemantauan perkembangan motorik kasar,
halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian.
 Pemberian Vit A dosis tinggi (2000.000 IU),
2 x/th
 Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA
Pelayanan anak balita sakit dengan
Manajemen Terpadu Balita sakit (MTBS)
adalah cakupan anak balita ( 12- 59 bl )
yang berobat ke Puskesmas dan mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar
( MTBS ) di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu. Jumlah anak balita didapat dari
kunjungan balita sakit yang datang ke pusk (

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 38


register rawat jalan ) dan yang datang
berobat ke posyandu.Jumlah anak balita
sakit yang mendapat pelayanan standar di
dapat di format pencatatan dan pelaporan
MTBS.
 Kegiatan yang dilakukan dalam Gedung :
 Deteksi tumbuh kembang anak.
 MTBS : pelaksanaannya di Pol MTBS,
integrasi dengan pengobatan dan program
gizi.
 Pemberian Vitamin A setiap bulan Februari
dan Agustus.
 Kegiatan yang dilakukan di Luar Gedung
 Pendataan TK.
 SDIDTK APRAS (Anak Prasekolah).
 SDIDTK anak balita di posyandu
 Pemberian Vit A anak TK (Integrasi dengan
Program Gizi).
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Capaian Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun
2020 sebagian besar mencapai Target yang ditentukan,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 12. Indikator Pelayanan Gizi Masyarakat diwilayah kerja Puskesmas sipatana
Tahun 2020

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 39


Cakupan
Target
Jumlah Pencapaian Variab
No Jenis Kegiatan Satuan Sasaran Sub
Sasaran el
Variabel
(t) (h) (sv) (v)

IV GIZI X X X X X 88.56

1 K/S (98.1%) Balita 1897 1861 1714 92.1  

2 D/K (85%) Balita 1714 1457 1414 97.0  

3 D/S (80%) Balita 1897 1517 1414 93.2  

4 N/D (85%) Balita 1414 1202 1202 100  

5 N/S (65%) Balita 1897 1334 1334 100  


Bayi Baru
6 IMD (100%) 317 317 317 100  
Lahir
Bayi 0-6
7 ASI Eksklusif (65%) 155 101 92 91.1  
Bulan
Pemberian Vitamin A Bayi Bayi 6-11
8 182 167 166 99.4  
(92.5%) Bulan
Pemberian Vitamin A Balita Balita 12-59
9 1495 1383 1249 90.3  
(92.5%) Bulan
Pemberian Vitamin A Bufas Bufas 1-28
10 323 323 323 100  
(100%) hari
11 Pemberian Fe1 Bumil (99%) Bumil 372 368 361 98.1  

12 Pemberian Fe3 Bumil (95%) Bumil 372 353 295 83.6  

13 Pemberian Fe Bufas/Bulin Bufas 323 323 323 100  


(100%)
Pemberian Fe Remaja
14 Remaja Putri 3208 3208 110 3.4  
Puteri (100%)
Pemantauan Garam
16 Laporan 0 0 0 0.0  
BerIodium
17 PMT Penyuluhan Laporan 3 3 3 100  
Balita kurang
18 PMT Pemulihan 5 5 5 100  
gizi
Gizi Buruk yang Mendapat Balita Gizi
19 1 1 1 100  
Perawatan Buruk
20 Bumil Anemia Sedang/Berat Bumil Anemia 3 3 3 100  

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 40


mendapat PMT
21 Bumil KEK mendapat PMT Bumil KEK 7 7 7 100  

22 Surveilans Gizi Kasus 5 5 5 100  

23 Konseling Gizi Klien 52 52 52 100  

Sumber Data PKP Puskesmas sipatana Tahun 2020

 Kegiatan Program Gizi


 Penyuluhan Gizi Masyarakat
Penyuluhan gizi masyarakat adalah
suatu upaya dalam rangka
memasyarakatkan pengetahuan gizi secara
luas guna meningkatkan pengetahuan gizi
menanamkan sikap dan perilaku yang
mendukung kebiasaan hidup sehat dengan
makan makanan yang bermutu gizi
seimbang. Tujuan dari penyuluhan gizi
adalah :
 Meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang perilaku gizi yang baik melalui
pemasaran Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS)
 Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam kegiatan peningkatan gizi \
 Tercapainya konsumsi energi 2.000
Kkal/orang dan konsumsi protein 52

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 41


gram/orang/hari. Sasaran penyuluhan
Gizi adalah seluruh masyarakat
terutama :Ibu hamil, ibu nifas, Ibu
menyusui, Ibu balita, Wanita usia subur,
Anak usia sekolah dan remaja.
 Pemantauan Pertumbuhan Balita
Pemantauan pertumbuhan anak Balita
dilakukan melalui pelayanan gizi di
Posyandu (penimbangan Balita, pemberian
paket pertolongan gizi, pelayanan terpadu,
PMT baik pemulihan maupun penyuluhan) :
 Pemantauan pertumbuhan dilakukan
disemua posyandu setiap bulan
 Kegiatan dilakukan dengan sistem 5
meja dan dilakukan secara terpadu
 Berat Badan (BB Balita) ditulis dalam
KMS atau Buku KIA kalau ada dan
dicatat dalam laporan SIP.

 Penanggulangan Kekurangan Vitamin A


Penanggulangan kekurangan Vitamin
A adalah kegiatan menurunkan prevalensi
kekurangan Vitamin A melalui upaya
meningkatkan konsumsi vitamin A melalui

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 42


sumber vitamian A dan suplementasi kapsul
vitamin A dosis tinggi. Tujuannya adalah :
 Mencegah kekurangan Vitamin A
 Menurunkan prevalensi kekurangan
vitamin A pada anak balita
 Meningkatkan cakupan vitamin A pada
ibu nifas
Sasaran Pemberian kapsul Vitamin A
 Bayi yaitu bayi berumur 6 – 11 bulan
baik sehat maupun sakit dosis 1 kapsul
Vitamin A 100.000 SI yang berwarna
biru dan diberikan sekali serentak bulan
Pebruari dan Agustus.
 Anak balita yaitu semua anak berumur 1
– 5 tahun baik sehat maupun sakit
dengan dosis 1 kapsul vitamin A
200.000 SI yang berwarna merah setiap
6 bulan dan diberikan serentak bulan
Pebruari dan Agustus
 Ibu nifas yaitu semua ibu baru
melahirkan (masa nifas) sehingga
bayinya akan memperoleh vitamin A
yang cukup melalui ASI dengan dosis 1
kapsul Vitamin A 200.000 SI diberikan 2

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 43


kali paling lambat 30 hari setelah
melahirkan.
 Kejadian tertentu yaitu bayi dan balita
yang menderita campak, pneumonia,
diare dan gizi buruk segera diberikan
kembali kapsul vitamin A sesuai umur
dan dosis yang dianjurkan
 ASI EKSLUSIF
ASI Eksklusif adalah memberikan ASI
(Air Susu Ibu) saja dari bayi umur 0-6 bulan
tanpa memberikan makanan dan atau
minuman lain kecuali sirup obat. Pemberian
ASI secara Ekslusif dapat menurunan angka
kematian bayi dan sekaligus meningkatkan
status gizi masyarakat menuju tercapainya
kwalitas sumberdaya manusia yang
memadai.

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai


berikut :
 Diperoleh peningkatan pengetahuan dan
kemampauan petugas kesehatan di
tingkat Puskesmas dalam upaya
meningkatkan penggunaan ASI di
masyarakat.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 44


 Diperolehnya perubahan perilaku gizi
masyarakat untuk selalu memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya sampai
umur 6 bulan.
 Diperolehnya peningkatan angka ASI
Eksklusif secara nasional menjadi 80%.
 Penaggulangan Anemia pada Balita
 Diberikan sirup besi kepada bayi umur 6
– 12 bulan, sehari ½ sendok takar (2,5
ml) berturut-turut selama 60 hari.
 Pada bayi yang lahir BBLR pemberian
sirup besi dimulai saat berumur 5 bulan.
 Diberikan sirup besi kepada anak balita
1 – 5 tahun, sehari 1 sendok takar (5 ml)
berturut turut selama 60 hari.
 Penanggulangan anemia pada anak usia
sekolah, diberikan 1 tablet setiap minggu
selama 3 bulan.
 Penanggulangan anemia pada WUS (Ibu
hamil, ibu nifas, remaja putri dan pekerja
wanita).
 Bumil/nifas dianjurkan minum tablet
tambah darah dengan dosis 1 tablet
(yang mengandung 60 mg besi
elemental dan 0,25 mg asam

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 45


folat/sesuai rekomendasi WHO) setiap
hari selama masa kehamilannya dan 42
hari setelah melahirkan (minimal 90
tablet).
 Remaja putri dan pekerja wanita
dianjurkan minum tablet tambah darah
dengan dosis 1 tablet setiap minggu dan
1 tablet setiap hari pada saat haid
(minimal 10 tablet setiap bulan) yang
dilakukan secara kontinyu.
I. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat (UKM) pengembangan
merupakan ujung tombak puskesmas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang sifatnya UKM. sehingga
pelayanan UKM sangat menunjang pelaksanaan kegiatan
program dalam gedung maupun luar gedung baik dalam
pencapaian dan permasalahan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas seperti yang dilihat pada tabel 13. tentang
Indikator UKM Pengembangan Tahun 2020
Tabel 13. Indikator Upaya Kesehatan pengembangan Puskesmas sipatana Tahun 2020
Cakupan
Target Penca
Jlh Sub
No Jenis Kelamin Satuan Sasaran paian Variabel
Sasaran Variabel
(t) (h) (sv) (v)
  UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN           90.55
I Kesehatan Jiwa. X X X X X 100.00
penderita gangguan jiwa berat di tangani
  Penderita 14 14 14 100  
sesuai standar

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 46


Pencegahan dan penanggulangan penyakit
II X X X X X 0.00
gigi
  Pencegahan Kesehatan Gigi Masyarakat Laporan 0 0 0 0.0  
  Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat Laporan 0 0 0 0.0  
  Penyuluhan Kesehatan Gigi Massal Laporan 0 0 0 0  
III Bina Kesehatan Tradisional X X X X X 100.00
Pembinaan Dan Pengawasan Pengobat
  Batra 28 28 28 100  
Tradisional
IV Kesehatan Olah Raga X X X X X 100.00
Kelompok
  Pembinaan Kesehatan Kelompok Olahraga Olah 2 2 2 100  
Raga
V Kesehatan Lansia X X X X X 34.97
  Pembinaan Kesehatan Lansia Laporan 3463 3463 1211 35.0  
  Pelayanan Kesehatan Lansia Sesuai Standar Lansia 3463 3463 1211 35.0  
VI Kesehatan Haji X X X X X 100.00
  Pembinaan kesehatan Calon Jemaah Haji JCH 31 31 31 100  
Pelayanan Kesehatan Calon Jemaah Haji
  JCH 31 31 31 100  
Sesuai Standar
  Pelayanan Kesehatan Haji Sesuai Standar JH 0 0 0 0  
VII Kesehatan Indra X X X X X 100.00
  Pembinaan Kesehatan Indera Klien 230 230 230 100  
  Pelayanan Kesehatan Indera Sesuai Standar Klien 230 230 230 100  
VIII Kesehatan Kerja X X X X X 80.00
  Pembinaan Kesehatan pada Pekerja Pekerja 60 60 48 80  
Pelayanan Kesehatan Pada Pekerja Sesuai
  Pekerja 60 60 48 80  
Standar
IX Kesehatan Sekolah X X X X X 100.00
Anak
  Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah 197 197 197 100  
Sekolah
Pembinaan Kesehatan Pada Guru,
  Sekolah 0 0 0 0.0  
Penanggung Jawab UKS dan Anak Sekolah
Dokter
  Pelatihan Dokter Kecil untuk Anak sekolah 0 0 0 0.0 100.00
kecil
Anak
  Imunisasi anak Sekolah (BIAS) 555 555 555 100  
Sekolah

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 47


  Pembinaan Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Sekolah 0 0 0 0.0  

Sumber Indikator PKP Puskesmas sipatana Tahun 2020

II. Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan


Laboratorium
Upaya pelayanan kesehatan dalam gedung yang
dilaksanakan di puskesmas sipatana meliputi pelayanan
rawat jalan dan Rujukan yang ditunjang dengan pelayanan
pengobatan dan pelayanan Laboratorium dalam mendukung
pelayanan dan penyembuhan penyakit bagi masyarakat yang
berkunjung dan berobat di Puskesmas sipatana.
Hal ini dapat kita lihat pada Tabel 14. tentang Indikator
UKP Puskesmas sipatana Tahun 2020.
Jenis Pelayanan Kefarmasian dan Laboratorium :
 Pelayanan Kefarmasian
Obat dan perbekalan kesehatan merupakan
sarana penunjang keberhasilan pelayanan
kesehatan khususnya penyembuhan penyakit.
Kedudukan obat dalam pelayanan kesehatan sangat
penting, karena itu jumlah persediaan, distribusi dan
pelayanan obat diharapkan menjangkau seluruh
lapisan masyarakat Penyediaan kebutuhan obat dan
perbekalan di puskesmas selama ini dilakukan oleh
dinas kesehatan Kota Gorontalo.
Disamping itu puskesmas juga
menganggarkan dana untuk kebutuhan obat-obatan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 48


bila pemenuhan obat-obatan dari dinas kesehatan
kurang sesuai dengan kebutuhan dari Puskesmas.
 Pelayanan Laboratorium
Laboratorium merupakan penunjang dalam
upaya menentukan diagnose penyakit pasien secara
tepat dan akurat. Tindakan atau treatment medis
yang akan diberikan kepada pasien sangat
mempertimbangkan hasil laboratorium yang
diperoleh. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium
yang dapat dilaksanakan di Puskesmas Sipatana
terdiri dari : pemeriksaan Gula Darah, Kolesterol,
Assam Urat, Pemeriksaan HIV- IMS.

Tabel 14 Indikator Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Sipatana Tahun 2020

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 49


III. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
a) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Sipatana memiliki wilayah kerja yang
strategis, dimana berbatasan dengan dua wilayah Kabupaten
dan luas kecamatan ditopang oleh 5 Kelurahan, sehingga
sangat memungkinkan untuk meningkatkan cakupan Program
dan pelayanan kepada Masyarakat .
Dalam memberikan pelayanan yang mudah dan
terjangkau, Puskesmas Sipatana di dukung oleh jaringan
yakni 3 Puskemas Pembantu dan Polindes yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Sipatana, yakni Pustu Kelurahan
Bulotadaa Timur dan Pustu Molosipat U dan Pustu Kelurahan
Tapa serta Polindes Bulotadaa Timur, Polindes Bulotadaa
barat dan Polindes Tapa
b) Puskesmas Keliling

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 50


Puskesmas Keliling dilakukan setiap saat di semua
Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Sipatana dengan
jadwal yang telah disepakati saat Minilokakarya Lintas
sektoral, dimana dalam kegiatannya terintegrasi dengan
beberapa kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat lainnya
seperti posbindu penyakit tidak menular, dan posyandu lansia
c) Bidan Kelurahan
d) Jejaring Puskesmas yakni Poliklinik Adiyaksa dan Poliklinik
Rena

V. Indikator Manajemen Operasional


Manajemen Operasional
Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dipuskesmas sipatana
disesuaikan dengan permenkes no 44, seperti pada Tabel
dibawah ini, dalam rangka pencapaian program dan kegiatan
dalam gedung maupun luar gedung terkait dengan lintas sektor
sebagai akseptor dalam mendukung program dan kegiatan
puskesmas.
Adapun manajemen puskesmas lainnya yang di bahas dalam
Lokmin bulanan dan lokmin lintas sektor dalam pencapaian
program yang disesuaikan dengan rencana usulan kegiatan dan
rencana pelaksanaan kegiatan yang sudah masuk dalam tahap
Finalisasi dalam rangka pencapaian program dan akses
pelayanan ke Masyarakat.

Tabel 15. Indikator Manajemen Operasion Puskesmas Sipatana S.D Tahun 2020

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 51


sumber. KTU Puskesmas Sipatana

VI. Indikator Manajemen Aset


Tabel 17. Indikator Manajemen Aset

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 52


Sumber Program Peng. Aset Puskesmas Sipatana

VII. Indikator Manajemen Kepegawaian Puskemas Sipatana


Tabel 18. Indikator Manajemen Kepegawaian Puskesmas Sipatana Tahun 2020

Pelaksanaan Manajemen Kepegawaian di Puskesmas Sipatana,


dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menpan RB. No 3 Tahun 2020
tentang manajemen Talenta kepegawaian / ASN . sehingga dalam
implementasi kerja ASN khususnya di puskesmas sipatana dapat
terkontrol dan kompetitif , baik dalam aturan kepegawaian dan sinergitas
antara implementasi dan pencapaian program di Puskesmas sipatana
seperti pada Tabel 18.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 53


Dengan demikian, manajemen kepegawaian puskesmas dapat
terlaksanakan dengan seksama sesuai dengan arahan dan panduan
BKPP Kota Gorontalo, baik dalam sistem pelaporan Puskesmas ke
Dinkes Kota sampai ke BKPP Kota Gorontalo, untuk penyetaraan
tunjangan ASN dan SIMPEG Puskesmas.

1. Sumber Data
Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas sipatana
Kota Gorontalo diperoleh dari :
a. Catatan kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung.
b. Catatan kegiatan Jaringan dan Jejaring Puskesmas yang berada
di wilayah kerja puskesmas Sipatana.
c. Dokumen Kantor Kecamatan, Kantor Statistik Kota Gorontalo
(Kecamatan Dalam Angka), PLKB Kecamatan, Cabang Dinas
Pendidikan, dan Kantor Lurah di wilayah kerja Puskesmas.
d. Dokumen Hasil Survei Kab./Kota, Survei Provinsi atau Survei
Nasional.
2. Periode Data dan Jadwal Penyusunan
Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Puskesmas
adalah periode Januari sampai dengan Desember tahun profil.
Dengan demikian Profil Kesehatan Puskesmas X Tahun 2020 berisi
data/informasi tahun 2020.
Periode penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas dibagi dalam
dua tahap yaitu tahap pertama berupa tabel lampiran (draf awal

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 54


diselesaikan pada bulan Februari) dan tahap kedua berupa narasi dan
tabel (finalisasi diselesaikan pada bulan Maret).
Mengingat Profil Kesehatan Puskesmas merupakan sarana
menyusun rencana tahunan kesehatan puskesmas tahun berikutnya
dan untuk memantau, mengevaluasi pencapaian pembangunan
kesehatan di wilayah puskesmas maka diharapkan Profil Kesehatan
Puskesmas telah selesai disusun pada Bulan Maret. Hal itu berarti
bahwa Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2020 diharapkan telah
selesai disusun pada Bulan Maret tahun 2021.
Tabel 19
Jadwal Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
NO KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengumpulan Data
2 Kompilasi/konfirmasi, entri data,
pemutakhiran data
3 Pengolahan, analisis, penulisan dan
pembahasan draft awal
4 Finalisasi, penggandaan/pencetakan
5 Distribusi ke Dinas Kesehatan Kab/
Kota, Kantor Camat, Kantor Lurah, dll

BAB III
MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DATA

A. PENGUMPULAN DATA

Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Sipatana dapat dikumpulkan dengan dua macam cara, yaitu secara
pasif dan secara aktif. Secara pasif artinya petugas pengelola data

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 55


di Puskesmas menunggu laporan yang berasal dari Petugas
Pengelola Program di Puskesmas yang merupakan laporan hasil
kegiatan Program/kegiatan di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Sedangkan pengumpulan data secara aktif berarti petugas
pengelola data di Puskesmas berupaya aktif mengumpulkan data ke
Petugas Pengelola Program di Puskesmas serta unit kerja terkait.
Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif jauh
lebih besar dibandingkan dengan pengumpulan data secara pasif.
Oleh karena itu diharapkan di Puskesmas perlu memiliki tenaga
pengelola data yang mempunyai kecakapan dalam teknik-teknik
pengumpulan data. Hal tersebut menjadi penting mengingat
data/informasi yang dihasilkan akan akurat apabila data yang
dikumpulkan juga akurat.
Sedangkan ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat
dua metode yaitu: (a) metode rutin, dan (b) metode non-rutin.
Pengumpulan data metode rutin dilakukan secara berkala. Data ini
dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam medik pasien
baik yang berkunjung ke Puskesmas maupun Jaringan dan Jejaring
Puskesmas serta catatan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
gedung Puskesmas. Pengumpulan data metode rutin umumnya
dilakukan oleh petugas kesehatan, namun demikian juga dapat
dilakukan oleh kader kesehatan yang melakukan pencatatan
kegiatan di Posyandu atau upaya kesehatan berbasis masyarakat
lainnya. Dengan demikian pengumpulan data secara rutin dapat
dilakukan dengan periode waktu mingguan, bulanan, triwulan,
semester atau tahunan.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 56


Pengumpulan data metode non rutin adalah pengumpulan
data sewaktu, yang dilakukan melalui survei, dengan lingkup
kabupaten/kota, provinsi atau nasional yang periodenya bisa
tahunan, tiga tahunan atau lebih. Masing-masing metode ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Survei misalnya,
membutuhkan biaya yang besar dan tidak diulang dalam periode
yang pendek sehingga sulit untuk menggambarkan tren tahunan.
Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren
dengan periode pendek misalnya bulanan, namun karena kualitas
datanya sangat tergantung pelaksanaan pencatatan di masing-
masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola dengan benar.
Idealnya data rutin merupakan backbone (tulang punggung) sumber
data. Di negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan
yang sangat diandalkan untuk menghitung angka kelahiran, angka
kematian dan angka harapan hidup, sedangkan medical record
diandalkan untuk menghitung angka kesakitan. Dengan demikian di
masa mendatang upaya mengembangkan vital registration dan
medical record harus lebih keras. Sehingga upaya mencari angka
kematian dan angka kesakitan yang pengumpulannya melalui survei
frekuensinya perlu dikurangi. Upaya ini hendaknya merupakan
upaya substitusi.

B. PENGOLAHAN DATA
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah. Pengolahan
data meliputi empat proses yaitu editing data, entri data, cleaning
data, dan validasi data.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 57


B.1. Editing Data
Editing data yaitu memeriksa kelengkapan data di
semua variabel yang akan dimasukkan dalam format tabel
profil.

B.2. Entri Data


Data dientri ke dalam format tabel profil yang telah
disediakan, sebagaimana tercantum pada lampiran Petunjuk
Teknis ini.
B.3. Cleaning Data
Cleaning data yaitu proses pengecekan data untuk
memeriksa konsistensi dan memberi perlakuan pada data
yang kurang lengkap. Pengecekan konsistensi meliputi
pemeriksaan terhadap data yang out of range, tidak konsisten
secara logika, ada nilai-nilai ekstrim, data dengan nilai-nilai
yang tidak terdefinisi. Sedangkan perlakuan pada data yang
kurang lengkap yaitu memberi nilai dari suatu variabel yang
tidak diketahui dikarenakan tidak ada pelaporannya. Jika telah
dibersihkan maka data siap untuk dianalisis.

C. ANALISIS DATA
Analisis dilakukan untuk pemantauan dan evaluasi.
Pemantauan dilakukan dengan membandingkan antara data dengan
rencana kerja. Sedangkan evaluasi membandingkan data dengan
tujuan program.
Terdapat empat jenis analisis data Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota, yaitu :

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 58


1. Analisis Deskriptif, menggambarkan/menjelaskan data yang
terdapat dalam table/grafik sesuai karakteristik data yang
ditampilkan, termasuk nilai rata-rata, nilai minimal dan maksimal,
serta nilai kuartil. Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi,
kisaran nilai maksimal dan minimal cakupan imunisasi bayi.
2. Analisis Komparatif, menjelaskan data dengan membandingkan
karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau
membandingkan dengan target/standar tertentu, antar jenis
kelamin, antar kelompok umur, antar sumber data. Secara
khusus, dengan tersedianya data kesehatan yang terpilah
menurut jenis kelamin, dapat dikomparasikan derajat kesehatan,
upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan antara laki-laki
dan perempuan. Misalnya perbandingan prevalensi gizi buruk
pada balita laki-laki dan perempuan.
3. Analisis Kecenderungan, menjelaskan data dengan
membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif
panjang. Misalnya kecenderungan jumlah penderita DBD selama
lima tahun terakhir atau perkembangan jumlah kasus AIDS
selama satu dekade.
4. Analisis Hubungan, menjelaskan hubungan/keterkaitan antara
variabel yang satu dengan variabel lainnya yang secara teoritis
memiliki hubungan, misalnya cakupan K4 pada ibu hamil dengan
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan atau
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan
kunjungan neonatal serta ibu nifas. Analisis yang dapat dilakukan
pada data agregat yaitu koefisien korelasi persamaan regresi

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 59


linier sederhana. Pada persamaan tersebut akan didapatkan
kekuatan hubungan antar 2 variabel.
Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan
pengetahuan tentang kesehatan. Oleh karena itu, penyusun Profil
Kesehatan tidak cukup hanya para ahli statistik atau informasi
kesehatan, melainkan juga ahli-ahli bidang kesehatan seperti
epidemiolog. Akan lebih baik apabila melibatkan para profesional
yang ada di puskesmas tersebut seperti dokter, sarjana
kesehatan masyarakat, apoteker, bidan, perawat, ahli gizi, ahli
kesehatan lingkungan, dan lainnya dalam pelaksanaan analisis
data.

D. PENYAJIAN DATA
Kegiatan analisis data tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan pengemasan informasi. Penyajian dimaksudkan untuk
mempermudah membaca simpulan sekelompok data.
Data/informasi tersebut sebaiknya disajikan secara efektif.
Terdapat berbagai macam bentuk sajian informasi, antara lain
dalam bentuk teks, tabel, grafik, peta atau kombinasinya. Masing-
masing bentuk tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya
yang akan disesuaikan dengan jenis informasi yang disajikan.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 60


BAB IV
SISTEMATIKA DAN DISTRIBUSI

A. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas, sebagai


berikut :
Bab I : Demografi
Bab ini berisi penjelasan tentang letak geografis dan batas wilayah
serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 61


keadaan penduduk, keadaan pendidikan dan indeks pembangunan
manusia.
Bab II : Sarana Kesehatan
Bab ini menyajikan tentang jumlah sarana kesehatan yang ada di
wilayah kerja puskesmas seperti rumah sakit, klinik, praktik mandiri
tenaga kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan,
perawat), unit transfuse darah, upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (posyandu balita/remaja/lansia, poskesdes, poskestren,
posbindu PTM, pos TB kelurahan, posmaldes, pos UKK, POD,
polindes).
Bab III : SDM Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang jenis dan jumlah tenaga kesehatan
yang bertugas di puskesmas serta jaringan dan jejaring puskesmas.
Bab IV : Pembiayaan Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sumber pembiayaan kesehatan (JKN,
BOK, dll) serta anggaran kesehatan per kapita per tahun.

Bab V : Kesehatan Keluarga


Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan ibu (ibu hamil,
bersalin dan nifas), anak, remaja, lansia dan pelayanan gizi.
Bab VI : Pengendalian Penyakit
Bab ini diisi dengan sajian tentang hasil pelaksanaan program
pengendalian penyakit menular, penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3GI), penyakit tular vektor dan zoonosis, dan
penyakit tidak menular serta kesehatan haji.
Bab VII : Kesehatan Lingkungan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 62


Bab ini berisi uraian tentang jenis dan jumlah sarana air minum,
akses sanitasi layak, sanitasi total berbasis masyarakat, tempat-
tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan, dan tempat
pengelolaan makanan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian di tingkat
puskesmas serta 66 tabel data kesehatan dan data terkait
kesehatan yang responsif gender.

B. DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN


Distribusi Profil Kesehatan Puskesmas adalah sebagai berikut :
 Dinas Kesehatan.
 Kantor Camat.
 Kantor Kelurahan.
 Pengelola program di puskesmas.
 Dan lain-lain
BAB V
INDIKATOR KESEHATAN PADA
PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS

Profil Kesehatan Puskesmas merupakan salah satu sarana untuk


menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah
kerja puskesmas atau kecamatan dan merupakan salah satu sarana
untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Untuk itu diperlukan adanya indikator-indikator kesehatan dan indikator
lainnya yang terkait.
Adapun indikator-indikator tersebut dikelompokkan menjadi :

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 63


A. DEMOGRAFI
1. Luas Wilayah.
2. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur.
3. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga.
4. Kepadatan Penduduk.
5. Rasio Beban Tanggungan.
6. Rasio Jenis Kelamin.
7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek
Huruf.
8. Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan.

B. SARANA KESEHATAN
1. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut
Kepemilikan/Pengelola.
2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Sarana Pelayanan
Kesehatan.
3. Jumlah Kunjungan Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan.
4. Jumlah Kunjungan Gngguan Jiwa di Sarana Pelayanan
Kesehatan.
5. Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial.
6. Jumlah Posyandu menurut Strata dan Posbindu PTM.

C. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK)


1. Jumlah tenaga medis (dokter umum, dokter gigi) menurut status
kepegawaian.

2. Jumlah tenaga bidan dan perawat menurut status kepegawaian.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 64


3. Jumlah tenaga kefarmasian menurut status kepegawaian.
4. Jumlah tenaga gizi menurut status kepegawaian.
5. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat menurut status
kepegawaian.
6. Jumlah tenaga kesehatan lingkungan menurut status
kepegawaian.
7. Jumlah tenaga ahli laboratorium medik menurut status
kepegawaian.
8. Jumlah tenaga teknik biomedika lainnya menurut status
kepegawaian.
9. Jumlah tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis menurut
status kepegawaian.
10. Jumlah tenaga penunjang/pendukung kesehatan menurut status
kepegawaian.

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Jumlah anggaran puskesmas bersumber dari JKN
2. Jumlah anggaran puskesmas bersumber dari BOK
3. Jumlah peserta jaminan kesehatan
4. Jumlah kelurahan memanfaatkan dana kelurahan untuk
kesehatan

E. KESEHATAN KELUARGA
1. Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin
2. Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur
3. Jumlah kematian ibu menurut penyebab
4. Jumlah kunjungan ibu hamil K-1

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 65


5. Jumlah kunjungan ibu hamil K-4
6. Jumlah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
7. Jumlah persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
8. Jumlah kunjungan ibu nifas
9. Jumlah ibu nifas mendapat vitamin A
10. Jumlah ibu hamil mendapat imunisasi Td
11. Jumlah WUS tidak hamil mendapat imunisasi Td
12. Jumlah WUS mendapat imunisasi Td
13. Jumlah ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
14. Jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi
15. Jumlah peserta KB pasca persalinan menurut jenis kontrasepsi
16. Jumlah penanganan komplikasi kebidanan
17. Jumlah penanganan komplikasi neonatal
18. Jumlah kematian neonatal menurut jenis kelamin
19. Jumlah kematian bayi menurut jenis kelamin
20. Jumlah kematian anak balita menurut jenis kelamin
21. Jumlah kematian neonatal menurut penyebab utama
22. Jumlah kematian bayi menurut penyebab utama
23. Jumlah kematian anak balita menurut penyebab utama
24. Jumlah bayi baru lahir ditimbang menurut jenis kelamin
25. Jumlah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) menurut jenis
kelamin
26. Jumlah kunjungan neonatal 1 kali (KN1) menurut jenis kelamin
27. Jumlah kunjungan neonatal 3 kali (KN Lengkap) menurut jenis
kelamin
28. Jumlah bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 66


29. Jumlah bayi usia < 6 bulan diberi ASI eksklusif
30. Jumlah bayi mendapat pelayanan kesehatan bayi
31. Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
32. Jumlah bayi mendapat imunisasi menurut jenis imunisasi
33. Jumlah baduta mendapat imunisasi lanjutan
34. Jumlah balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
35. Jumlah balita mendapat pelayanan kesehatan balita
36. Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin
37. Jumlah balita dengan berat badan kurang (BB/U)
38. Jumlah balita pendek (TB/U)
39. Jumlah balita gizi kurang (BB/TB)
40. Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) peserta didik
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
41. Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
42. Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD
dan setingkat
43. Cakupan pelayanan kesehatan usia produktif
44. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut
45. Kelurahan yang melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan
keluarga

F. PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Jumlah terduga tuberkulosis, kasus tuberkulosis, kasus
tuberkulosis anak, Case Notification Rate (CNR) per 100.000
penduduk dan Case Detection Rate (CDR)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 67


2. Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap serta
keberhasilan pengobatan tuberculosis
3. Jumlah kasus penemuan pneumonia balita
4. Jumlah kasus diare yang dilayani
5. Jumlah kasus baru kusta
6. Jumlah kasus baru kusta cacat tingkat 0, cacat tingkat 2,
penderita kusta anak < 15 tahun, penderita kusta anak < 15
tahun dengan cacat tingkat 2
7. Jumlah kasus terdaftar dan angka prevalensi penyakit kusta
menurut tipe/jenis
8. Jumlah penderita kusta selesai berobat ( Release From
Treatment/RFT)
9. Jumlah kasus AFP (non polio)
10. Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I)
11. Kejadian Luar Biasa (KLB) di kelurahan yang ditangani < 24
jam
12. Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis
Kejadian Luar Biasa (KLB)
13. Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
14. Jumlah kesakitan dan kematian akibat malaria
15. Jumlah penderita kronis filariasis
16. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
17. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus (DM)
18. Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA
dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (Sadanis)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 68


19. Cakupan pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) berat

G. PENYEHATAN LINGKUNGAN
1. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan
2. Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi
layak (jamban sehat)
3. Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
4. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat
kesehatan
5. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) memenuhi syarat
kesehatan
Keterkaitan indikator antar tabel, yaitu :
Jumlah penduduk menurut kelurahan : Tabel 1, 63
Jumlah lahir hidup : Tabel 12, 13, 22, 25,
26, 27, 30
Jumlah bayi : Tabel 28, 29, 31
Jumlah anak balita : Tabel 33, 34
Jumlah balita : Tabel 35, 45
Jumlah balita ditimbang : Tabel 35, 36
Jumlah ibu hamil : Tabel 15, 16, 19, 22
Jumlah ibu bersalin : Tabel 15, 21
Jumlah penderita baru kusta : Tabel 47, 48
Jumlah SD/MI : Tabel 37, 39
Jumlah sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) : Tabel 37, 65

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 69


LAMPIRAN
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 70
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 71
esatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
epentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam
stem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten
uatu wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja
ecamatan
eorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik, dan
iasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur
mlah penduduk di satu wilayah per-km2

umber dari BPS atau Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dengan memperhatikan konsistensi antar variabel

Jumlah penduduk di suatu wila yah pada kurun waktu tertentu


Jumlah rumah tang ga di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah penduduk di suatu wila yah pada kurun waktu tertentu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Luas wilayah (km 2 ) pada kurun waktu yang sama

72
TABEL 1

DEFINISI OPERASION

Desa :

Kelurahan :

Rumah Tangga :

Kepadatan Penduduk :

Jumlah penduduk dapat


terkait

FORMULA

Rata-rata Jiwa/
Rumah Tangga

Kepadatan
Penduduk/km2

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


73
ASIONAL

duk : Jumlah penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu jumlah penduduk sebelum mencapai
pok umur usia genap 5 tahun. Kelompok umur ini sering disebut balita (bawah lima tahun).
unan) dan Penyebutan satuan tahun pada umur penduduk dilakukan dengan pembulatan ke bawah.
Contoh, seseorang dengan umur 4 tahun 10 bulan 25 hari dinyatakan dalam umur 4 tahun.
Demikian juga untuk kelompok umur selanjutnya.
Tanggungan: Perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif (usiakurang dari 15 tahun) dan tidak
produktif lagi (usia 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif
(15-64 tahun)

elamin : Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu

Jumlah penduduk usia  15 tahun dan  64 tahun


Tanggungan di suatu wila yah pada kurun waktu tertentu
 x 100
Jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun di wilayah dan kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah penduduk laki - laki di suatu wila yah pada kurun waktu tertentu
elamin  x 100
Jumlah penduduk perempuan di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

74
TABEL 2

DEFINISI

Jumlah P
menurut
(interval
jenis kela

Angka Be

Rasio Jen

FORMULA

Angka Be
IONAL

: Penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


sederhana dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll)
Rasio Jen

75
: Menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah, baik negeri
maupun swasta, dan telah mendapatkan tanda tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti
pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah
Melek huruf

Tamat sekol
DEFINISI OP
TABEL 3

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 76


NAL

Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
: Puskesmas yang diberi tambahan sumberdaya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
ap : Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap kecuali pertolongan persalinan normal
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan
medis dasar dan/atau spesialistik
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pengobatan/perawatan pelayanan kesehatan tradisional
komplementer. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional didirikan secara mandiri maupun berkelompok yang
dimiliki oleh perseorangan atau badan hukum.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah
n: Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia dan/atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan perseorangan dan/atau masyarakat.
: Usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar, dan rajangan.

: Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.


(Termasuk Apotek PRB)
Apotek yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam melaksanakan Program Rujuk Balik
: Orang atau Badan Hukum Indonesia yang memilih ijin untuk menyimpan Obat-obat Bebas Terbatas (daftar W) untuk
dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin.
: Unit usaha yang diselenggarakan oleh perorangan atau badan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


alat kesehatan tertentu secara eceran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

77
TABEL 4
DEFINISI OPER

Rumah Sakit

Rumah sakit umu


Rumah sakit khus

Puskesmas rawat i

Puskesmasnon ra
Klinik

Praktik pengobata
tradisional

Unit Transfusi Dar


Laboratorium Kes

UMOT (Usaha Mi
Obat Tradisional)

Apotek

Apotek PRB:
Toko Obat

Toko Alkes

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


78
Jumlah orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tangkat pertama dan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat
inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu.
Kunjungan rawat jalan puskesmas termasuk kunjungan ke jaringan puskesmas, dalam gedung maupun luar
gedung (puskesmas keliling, puskemas pembantu, bidan desa, pemeriksaan anak sekolah, dsb).

Jumlah orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan tinggal di ruang rawat
inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu.
Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir,
dan perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
sosialnya.

Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan di fasilitas pelayanan


kesehatan milik pemerintah dan swasta dalam satu tahun tertentu
X 100%
Jumlah penduduk pada kabupaten/kota dalam tahun yang sama

Jumlah kunjungan pasien baru rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan


milik pemerintah dan swasta dalam satu tahun tertentu
X 100%
Jumlah penduduk pada kabupaten/kota dalam tahun yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


79
TABEL 5

DEFINISI OPERASION

Jumlah Kunjungan:
Pasien Baru Rawat
Jalan

Jumlah Kunjungan:
Pasien Baru Rawat
Inap

Kunjungan Ganggua
Jiwa

FORMULA

Persentase Rawat Jal

Persentase Rawat In

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


80
RASIONAL

skesmas : Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap
ediaan 20 item obat indikator). Laporan yang dimasukan yaitu laporan pada bulan November atau laporan
in bulan terakhir pada tahun pelaporan.

ng dipilih sebagai obat indikator merupakan obat pendukung program kesehatan ibu, kesehatan anak, penanggulangan
an penyakit, serta obat pelayanan kesehatan dasar esensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. 20 jenis obat
pat pada Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun

dengan Jumlah Puskesmas yang memiliki obat & 𝑣𝑎𝑘𝑠𝑖𝑛 𝑒𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙


obat dan = 𝑥100%
Jumlah Puskesmas di kabupaten/kota yang melapor
l

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


81
TABEL 6

DEFINISI

Persenta
dengan k
obat dan
essensial

Obat-oba
dan penc
tersebut t
2017-20

FORMUL

% Puske
ketersedi
vasin ese

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


82
L7

ISI OPERASIONAL

ndu : Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.

nduPratama : Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.

ndu Madya : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan Pengelolaan Posyandu rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50 %.

nduPurnama: Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 5 %, mampu menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah
memperoleh dana sehat yang berasal dari swadaya masyarakat dipergunakan untuk upaya kesehatan di Posyandu.

nduMandiri : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah
memperoleh dana sehat yang berasal dari swadaya masyarakat dan kelompok usaha bersama (usaha dikelola oleh masyarakat) yang
dipergunakan untuk upaya kesehatan di Posyandu.

ndu PTM : Upaya kesehatan berbasis bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
melalui kegiatan skrining kesehatan/deteksi dini faktor risiko PTM, intervensi/modifikasi faktor risiko PTM serta monitoring dan
tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya masyarakat secara rutin dan berkesinambungan.

ULA

Jumlah Posyandu (Purnama  Mandiri) di suatu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


ntase Posyandu wilayah pada kurun waktu tertentu
 x 100%

83
Jumlah seluruh posyandu yang ada di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama
P

a
T

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 84


TABEL 8

DEFINISI OPERASIONAL

 Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (UU Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran).
 Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan (UU Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan).
 Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari Pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan).
 Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian).
 Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker (Permenkes Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian).
 Tenaga gizi adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang gizi yang terdiri dari nutririonis dan dietisien sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kesehatan masyarakat yang

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


terdiri dari epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga
administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga

85
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Tenaga kesehatan lingkungan adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kesehatan lingkungan yang
terdiri dari sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 Tenaga ahli teknologi laboratorium medik adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan teknologi laboratorium medik atau
analis kesehatan atau analis medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia
untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Tenaga teknik biomedika lainnya adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang teknik biomedika yang terdiri
dari radiografer, elektromedis, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
 Tenaga keterapian fisik adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang keterapian fisik yang terdiri dari
fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Tenaga keteknisian medis adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang keteknisian medis yang terdiri dari
perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris,

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


teknisi gigi, penata anestesi (perawat anastesi), terapis gigi dan mulut (perawat gigi), dan audiologis.

86
TABEL 9

DEFINISI OPERASIONAL

 Tenaga penunjang/pendukung kesehatan adalah tenaga selain tenaga kesehatan yang bekerja di sektor/bidang kesehatan
yang meliputi pejabat struktural, tenaga pendidik, dan tenaga dukungan manajemen
 Pejabat struktural adalah tenaga yang menempati jabatan struktural di institusi kesehatan atau fasilitas pelayanan
kesehatan.
 Tenaga pendidik adalah tenaga yang bertugas mengajar di institusi pendidikan yang terdiri dari dosen, widyaiswara, dan
lainnya.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


 Tenaga dukungan manajemen terdiri dari pengelola program kesehatan, staf penunjang administrasi, staf penunjang
teknologi, staf penunjang perencanaan, dan tenaga penunjang kesehatan lainnya.

87
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 88
TABEL 10

DEFINISI OPERASIONAL

Jaminan Kesehatan : Program nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berupa
Nasional (JKN) jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Penerima Bantuan Iuran : Masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN.
(PBI) APBN
Penerima Bantuan Iuran : Peserta JKN yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah Daerah melalui APBD.
(PBI) APBD
Pekerja Penerima Upah : Peserta JKN yang terdiri dari PNS, TNI/ POLRI, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
(PPU) yang iurannya dibiayai oleh pemberi kerja dan peserta yang bersangkutan.
Pekerja Bukan Penerima : Peserta JKN yang bekerja mandiri dan iurannya dibiayai oleh peserta yang bersangkutan.
Upah (PBPU)/Mandiri

Bukan Pekerja (BP) : Peserta JKN yang terdiri dari investor, pemberi pajak, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan dan bukan
pekerja lainnya yang iurannya dibiayai oleh peserta yang bersangkutan.

FORMULA

Jumlah penduduk yang menjadi peserta JKN

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
Cakupan JKN   100%
Jumlah seluruh penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

89
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 90
TABEL 11

DEFINISI OPERASIONAL

Persentase kelurahan yang : Persentase kelurahan yang mengalokasikan dana kelurahan untuk kesehatan
memanfaatkan dana
kelurahan untuk kesehatan

FORMULA

Persentase kelurahan yang Jumla h kelura han yang mengal okasikan dana kelurahan untuk kesehatan

memanfaatkan dana = Jumla h kelurahan


x 100%
kelurahan untuk
kesehatan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


91
TABEL 12

DEFINISI OPERASIONAL

Lahir Hidup : Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot

Lahir Mati : Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan

Angka Lahir Mati : Jumlah lahir mati terhadap 1.000 kelahiran (hidup+mati)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


FORMULA

92
Angka Lahir Mati per Jumlah lahir mati di suatu wila yah pada kurun waktu tertentu
1.000 Kelahiran
 x 1.000
Jumlah kelahiran (hidup  mati) di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
periode 42 hari setelah berakhirnya
atau diperberat oleh kehamilan atau
lakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.

n waktu tertentu
x 100.000
n waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


93
TABEL 13

DEFINISI OPERASIONAL

Kematian Ibu : Kematian perempuan selama kehamilan atau


kehamilan akibat semua sebab yang terkait de
penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh

FORMULA

Angka Kematian Ibu


Jumlah kematian ibu di suatu wilayah pada
per 100.000 Kelahiran =
Hidup Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


94
TABEL 14

DEFINISI OPERASIONAL

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Penyebab Kematian Ibu : Penyebab kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh

95
kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera
atau bunuh diri.
endapat pelayanan antenatal sesuai standar (10T) oleh tenaga
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
elayanan antenatal sesuai standar (10T) paling sedikit empat kali,
layanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester
kedua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan.
longan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
ada kurun waktu tertentu.

elayanan persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan


waktu tertentu

ai standar pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 haridi satu wilayah

ai standar pada hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan di satu


tertentu.
ai standar pada hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinandi satu
tertentu.
nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A 200.000 SI sehingga
in A melalui ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
urun waktu tertentu dapat dihitung dengan formula = 1,1 x jumlah

ma dapat dihitung dengan formula: 1,05 x jumlah lahir hidup.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


atan rumus CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah

96
TABEL 15
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu : Ibu hamil yang pertama k
hamil K-1 kesehatan pada masa kehami
Cakupan kunjungan ibu : Ibu hamil yang mendapatk
ang memperoleh pelayanan antenatal K1ΤK4 hamil K-4 dengan distribusi pemberia
atu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu pertama, satu kali pada trime
x 100%
il di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama Cakupan pertolongan : Ibu bersalin yang mendapat
n yang ditolong oleh tenaga kesehatan persalinan oleh tenaga kebidanan di satu wilayah ke
h kerja pada kurun waktu tertentu kesehatan
x 100% Cakupan pertolongan : Ibu bersalin yang mendapat
wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
persalinan di fasilitas di satu wilayah kerja pada k
n mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar
kesehatan
esehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100% Cakupan Pelayanan Nifas : Pelayanan kepada ibu nifas
alin di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama KF1 kerja pada kurun waktu terte
elah memperoleh pelayanan nifas sesuai standar Cakupan Pelayanan Nifas : Pelayanan kepada ibu nifas
KF1/KF2/ KF3 KF2 wilayah kerja pada kurun wa
ayah kerja pada kurun waktu tertentu Cakupan Pelayanan Nifas : Pelayanan kepada ibu nifas
x 100% KF3 wilayah kerja pada kurun wa
as di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
ifas mendapatkan vitamin A Cakupan ibu nifas mendapat : Ibu yang baru melahirkan
kerja pada kurun waktu tertentu vitamin A bayinya akan memperoleh vi
x 100% ● Perkiraan jumlah ibu hamil di wilayah kerja yang sama p
ayah dan dalam kurun waktu yang sama
lahir hidup.
● Perkiraan jumlah ibu bersalin/ibu nifas di wilayah kerja ya

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


● Jika tidak ada jumlah lahir hidup maka menggunakan pe
kerja. Data CBR kabupaten/kota diperoleh dari BPS setem

97
FORMULA
Jumlah ibu ha
Cakupan kunjungan Ibu Hamil sesuai standar
K-1/K-4 =
Jumlah seluruh ib
Jumlah ibu be
Cakupan pertolongan persalinan di satu wi
oleh tenaga kesehatan =
Jumlah ibu bersali
Jumlah ibu be
Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas pelaya
di fasilitas pelayanan kesehatan =
Jumlah ibu
Jumlah ibu nifas y
Cakupan pelayanan ibu nifas
KF1/KF2/KF3 di sat
=
Jumlah seluruh ib
Jumlah
Cakupan ibu nifas mendapat di satu wil
vitamin A =
Jumlah ibu nifas d

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


98
ase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td (Tetanus difteri) dengan interval
atau sebelum kehamilan) dengan memperhatikan hasil skrining dan status T.

se) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama


se) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan interval minimal

se) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan interval minimal

ase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan interval

se) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan interval minimal

kan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal


sasi Td berikutnya pada ibu hamil

lah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada


wilayah dan kurun waktu tertentu
x 100%
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


lah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td2+Td3+Td4+Td5 pada
wilayah dan kurun waktu tertentu
x 100%

99
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 16
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Imunisasi Td: Cakupan (jumlah dan pe
pada Ibu hamil tertentu (yang dimulai saa

Td 1 : Cakupan (jumlah dan pers


Td 2 : Cakupan (jumlah dan per
4 minggu setelah Td 1
Td 3 : Cakupan (jumlah dan per
6 bulan setelah Td 2
Td 4 : Cakupan (jumlah dan pe
minimal 1 tahun setelah T
Td 5 : Cakupan (jumlah dan pers
1 tahun setelah Td 4
Catatan:
- Setiap ibu hamil yang akan diimunisasi Td harus di
- Hasil skrining akan menentukan pemberian dosis i

FORMULA
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 =

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Cakupan Td2+=

0
10
mlah dan persentase) WUS tidak hamil berusia 15-39 tahun yang mendapatkan imunisasi Td
val tertentu dengan memperhatikan hasil skrining dan status T.

mlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
mlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan
imal 4 minggu setelah Td 1
mlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan
imal 6 bulan setelah Td 2
mlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat
val minimal 1 tahun setelah Td 3
mlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan
imal 1 tahun setelah Td 4

diimunisasi Td harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal
berian dosis imunisasi Td berikutnya pada WUS tidak hamil

Jumlah WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


= Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada wilayah dan kurun waktu tertentu
x 100%

1
10
Jumlah WUS tidak hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 17
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Imunisasi Cakupa
Td pada WUS tidak dengan
hamil:
Td 1 : Cakupa
Td 2 : Cakupa
interval
Td 3 : Cakupa
interval
Td 4 : Cakupa
dengan
Td 5 : Cakupa
interval
Catatan:
- setiap WUS tidak hamil yang a
- hasil skrining akan menentuka
FORMULA

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5

2
Pada WUS tidak hamil

10
pan (jumlah dan persentase) WUS (wanita usia subur) baik hamil maupun tidak hamil, berusia 15-39
yang mendapatkan imunisasi Td dengan interval tertentu, dengan memperhatikan hasil skrining dan
s T.
pan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
pan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan interval
mal 4 minggu setelah Td 1
pan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan interval
mal 6 bulan setelah Td 2
pan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan interval
mal 1 tahun setelah Td 3
pan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan interval
mal 1 tahun setelah Td 4

5 = Jumlah WUS hamil dan tidak hamil yang mendapatkan imunisasi


mil Td1/Td2/Td3/Td4/Td5pada wilayah dan kurun waktu tertentu X 100%

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah WUS hamil dan tidak hamil

3
pada wilayah dan kurun waktu yang sama

10
TABEL 18
DEFINISI OPERASION
Cakupan Imunisasi
Td pada WUS hamil : t
dan tidak hamil s
Td 1 :
Td 2 :

Td 3 :

Td 4 :

Td 5 :
NAL

at 90 Tablet : Ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet tambah darah selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja
D) pada kurun waktu tertentu. FORMULA
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td
Pada WUS hamil dan tida

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah ibu hamil mendapat minimal 90 tablet tambah darah selama periode kehamilannya

4
10
at pada wilayah dan kurun waktu tertentu
= x 100%
ah Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 19

DEFINISI OPE

Ibu Hamil M
Tambah Dara

FORMULA

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Cakupa

5
10
Hamil me
90 Tablet
Dara
RASIONAL

sia Subur : Pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya
lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi

if KB : Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai kontrasepsi terus-menerus untuk menunda, menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan

: Medis Operatif Wanita atau tubektomi

: Medis Operatif Pria atau vasektomi

Jumlah peserta KB aktif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
serta Aktif = x 100%
Jumlah pasangan usia subur di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


6
10
Cakupa
TABEL 2

Peserta
Pasang

FORMUL
DEFINISI

MOW
(PUS)

MOP

KB

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 10


7
BEL 21

FINISI OPERASIONAL

eserta KB : PUS yang memakai kontrasepsi pada masa pasca persalinan (0-42 hari setelah melahirkan)
asca Persalinan
OW : Medis Operatif Wanita atau tubektomi

OP : Medis Operatif Pria atau vasektomi

RMULA
Jumlah peserta KB pasca persalinan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
akupan Peserta KB = x 100%
Jumlah ibu bersalin di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
asca Persalinan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


8
10
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 10
9
TABEL 22

DEFINISI OPERASIONAL
Komplikasi kebidanan : Kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi
Penanganan komplikasi : Ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan
kebidanan dasar dan rujukan (Puskesmas, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)
Penanganan definitif : Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan
Komplikasi neonatal : Neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan
komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan
lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital
Penangangan : neonatal dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh
komplikasi neonatal tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan

● Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama : dihitung berdasarkan angka
estimasi 20% dari Total Ibu Hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama

● Total sasaran ibu hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama).
Angka CBR dan jumlah penduduk kab/kota didapat dari data BPS masing – masing kab/kota/provinsi pada kurun waktu tertentu. 1,1
adalah konstanta untuk menghitung ibu hamil.
● Perhitungan sasaran neonatal dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi lahir hidup

FORMULA
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif
Cakupan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
=  × 100%
kebidanan yang Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
ditangani di satu wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Cakupan neonatal Jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sesuai dengan standar
dengan komplikasi oleh tenaga kesehatan terlatih pada wilayah dan kurun waktu tertentu

0
=  × 100%

11
yang ditangani 15 % dari jumlah bayi lahir hidup
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 11
1
TABEL 23

DEFINISI OPERASIONAL

Kematian Neonatal : Kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan 28 hari tetapi bukan disebabkan
oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal)tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Anak Balita : Kematian yang terjadi pada anak usia 12-59bulantetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0 - 59 bulan (bayi + anak balita)tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri

FORMULA

Jumlah bayi usia sampai 28 hari yang meninggal


Angka Kematian Neonatal
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 1.000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Jumlah bayi usia 0 − 11 bulan yang meninggal
Angka Kematian Bayi per
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
1.000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Angka Kematian Anak Jumlah anak usia 12 − 59 bulan yang meninggal


Balita per 1.000 Kelahiran di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 1.000
Hidup Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah balita usia sampai 59 bulan (bayi + anak balita) yang meninggal
Angka Kematian Balita

2
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu

11
per 1.000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 24

DEFINISI OPERASIONAL

Penyebab Kematian Neonatal : Penyebab utama kematian yang terjadi pada bayi usia 0 sampai dengan 28 hari
Penyebab Kematian Postneonatal : Penyebab utama kematian yang terjadi pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Penyebab Kematian Anak Balita : Penyebab utama kematian yang terjadi pada anak usia 12-59bulan

3
11
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 11
4
TABEL 25

DEFINISI OPERASIONAL

Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir

BBLR : Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram

FORMULA

Jumlah bayi baru lahir ditimbang di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Persentase bayi baru = × 100%
Jumlah bayi lahir hidup disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama
lahir ditimbang
Jumlah bayi dengan berat lahir rendah disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Persentase BBLR = × 100%
Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


5
11
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 11
6
TABEL 26

DEFINISI OPERASIONAL

KN1 : Pelayanan kunjungan neonatal pertamapada 6-48 jam setelah lahir yang mendapatkan pelayan kesehatan
neonatal esensial dengan menggunakan pendekatan MTBM (Manajeman Terpadu Bayi Muda) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

KN Lengkap : Pelayanan kunjungan neonatal lengkap, minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7
hari, dan 1 kali pada 8 - 28 hari yang mendapatkan pelayan kesehatan neonatal esensial dengan
menggunakan pendekatan MTBM (Manajeman Terpadu Bayi Muda) di satu wilayah kerja.

FORMULA

Jumlah bayi baru lahir ሺumur 6 jam − 48 jamሻyang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
Cakupan KN1 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah sasaran bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kunjungan neonatal sesuai dengan standar,
Cakupan KN lengkap minimal 3 kali yaitu pada usia 6 − 48 jam, 1 kali pada 3 − 7 hari, dan 1 kali pada 8 − 28 hari
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


= x 100%
Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

7
11
iasi Menyusu Dini (IMD) yaitu meletakkan bayi secara
it bayi melekat pada kulit ibu sekurang-kurangnya satu

recall saat penimbangan di suatu wilayah

tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin,

tungan Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI


apat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6 bulan
n Februari dan Agustus.

pat IMD
aktu tertentu
x 100%
n kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


dapat ASI eksklusif
aktu tertentu

8
x 100%

11
dilakukan 𝑟𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙
TABEL 27

DEFINISI OPERASIONAL

Bayi baru lahir mendapat : Bayi baru lahir yang mendapat perlakuan
IMD tengkurap di dada atau perut ibu sehingga
jam segera setelah lahir

Bayi kurang dari 6 bulan : Jumlah bayi umur kurang dari 6 bulanyan

Bayi mendapat ASI : Bayi kurang dari 6 bulan yang diberi ASI
eksklusif dan mineral berdasarkan recall 24 jam

Catatan:
Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada Februari dan Agustus, maka p
eksklusif dihitung dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0-6 bulan yang
yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan
FORMULA

Persentase bayi lahir Jumlah bayi baru lahirme


mendapat IMD di suatu wilayah kerja pada ku
=
Jumlah seluruh bayi baru lahir pada wilaya

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Persentase bayi 0-6 Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang
bulan yang mendapat di suatu wilayah kerja pada ku

9
=

11
ASI eksklusif Jumlah bayi kurang dari 6 bulan y
aitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan,
mur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian
-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi
vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI
SI).

Keterangan
1 bulan


Umur 1 bln
Umur 2, 3 da 4 bulan
Umur 1, 2, 3 dan 4 bulan
Umur 9 bulan
√ Tiap kunjungan

√ Tiap kunjungan

√ diberikan 1 kali umur


6-11 bulan

peroleh pelayanan kesehatan sesuai standar minimal 4 kali


r 3 − 5 bulan, 1 kali umur 6 bulan, dan 1 kali umur 9 − 11 bulan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


a pada kurun waktu tertentu
x 100%

0
ayah kerja pada kurun waktu yang sama

12
TABEL 28

DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan: Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 k
Bayi 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali p
imunisasi dasar (BCG, DPT/HB/HiB1-3, P
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemb
eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (

Waktu Pelaksanaan
No Jenis Pelayanan 29 hari - 2
3-5 bulan 6-8 bulan
bulan
1 Pemberian imunisasi dasar √ √
a. BCG
b. DPT/HB 1-3
c. Polio 1-4
d. Campak
2 Pemantauan pertumbuhan √ √ √

3 Stimulasi Deteksi Intervensi Dini √ √ √


Tumbuh Kembang (SDIDTK)

4 Pemberian Vitamin A √

5 Penyuluhan
• ASI eksklusif √ √
• MP ASI √ √ √

FORMULA
Jumlah bayi ሺumur 29 hari − 11 bulanሻyang
Cakupan yaitu satu kali pada umur 29 hari − 2 bulan, 1 kali

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


pelayanan = di satu wilayah

1
kesehatan Jumlah seluruh bayi di sat

12
bayi
% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat
waktu satu tahun

urahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu


x 100%
an di suatu wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


2
12
TABEL 29

DEFINISI OPERASIONAL

Desa/kelurahan : Desa/kelurahan dimana


Universal Child imunisasi dasar lengkap
Immunization (UCI)

FORMULA

Cakupan Desa /kelurahan Jumlahdes


=
Universal Child Jumlah desa/ke
Immunization (UCI)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


3
12
lah dan persentase) bayi usia <24 jam yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B
lah dan persentase) bayi usia 1-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B
lah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi BCG

h bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkanimunisasi HB0 <24 jam/1-7


hari pada kurun waktu dan wilayah tertentu x 100%
umlah bayi lahir hidup pada kurun waktu dan wilayah yang sama

Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi BCG


pada kurun waktu dan wilayah tertentu X 100%

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah bayi lahir hidup pada kurun waktu dan wilayah yang sama

4
12
TABEL 30

DEFINISI OPERASIONAL

HB0 <24 jam: Cakupan (


HB0 1-7 hari : Cakupan (
Cakupan imunisasi: BCG Cakupan (

FORMULA

Cakupan Imunisasi HB0 J


<24 jam/1-7hari =

Cakupan Imunisasi BCG =

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


5
12
Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi DPT-HB-Hib

Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi polio oral dosis ke 4*

Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi campak/MR

(Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang telah mendapatkan 1 dosis imunisasi
B0, 1 dosis imunisasi BCG, 3 dosis DPT-HB-HIB, 4 dosis imunisasi polio oral (3 dosis
IPV di Provinsi DIY), dan 1 dosis imunisasi campak/MR
, diisi dengan cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan

Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi DPT-HB-


HiB3/POLIO4*/Campak/MR di satu wilayah tertentu selama satu periode X 100%
Jumlah surviving infantpada wilayah dan periode yang sama

Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap


di satu wilayah tertentu selama satu periode X 100%

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah surviving infantpada wilayah dan periode yang sama

6
12
TABEL 31
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan imunisasi : Cakup
DPT-HB-Hib3 dosis
Cakupan imunisasi : Cakup
Polio 4
Cakupan imunisasi : Cakup
Campak/MR
Cakupan imunisasi : Cakup
dasar lengkap Hepat
imuni
Catatan : * khusus untuk provinsi
imunisasi IPV dosis ke
FORMULA

Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib3/


Polio4*/Campak/MR

Cakupan imunisasi dasar lengkap=

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


7
12
akupan (Jumlah dan persentase) Anak Usia 12-24 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi DPT-HB-
ib dosis ke 4
akupan (Jumlah dan persentase) Anak Usia 12-24 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi
ampak/MR dosis ke 2

Jumlah anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi DPT-HB-


ib4/ HiB4/Campak/MR2 di satu wilayah tertentu selama satu periode X 100%
Jumlah anak usia 12-24 bulan lalu pada wilayah dan periode yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


8
12
TABEL 32

DEFINISI OPERASIO
Cakupan imunisasi :
DPT-HB-Hib4
Cakupan imunisasi :
Campak/MR2

FORMULA

Cakupan imunisasi DPT-


Campak/MR2

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


9
12
L

at: Cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100.000 SI di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu

: Cakupan anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan
Agustus.

vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin
ung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat
ustus. Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.

Jumlah bayi 6 − 11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI


at di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah seluruh bayi pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah anak balita 12 − 59 bulan yang mendapat vitamin A 200.000 SI


di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


= x 100%
Jumlah anak balita 12 − 59 bulan pada wilayah dan kurun waktu yang sama

0
13
TABEL 33

DEFINISI OPERASI

Cakupan bayi me
kapsul vitamin A

Cakupan anak bal


mendapat kapsul
2 kali/tahun
Catatan:
Pelaporan pembe
Adalam setahun
vitamin A di bula

FORMULA

Cakupan bayi me
vit. A

Cakupan anak bal

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


mendapat kapsul

1
13
RASIONAL

sehatan : Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat
dan pelayanan kesehatan balita sakit.

sehatan : Pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh
kembang, meliputi : a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan; b) Pelayanan kesehatan Balita usia
12-23 bulan; dan c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan.
sehatan : Pelayanan balita menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).

belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11
kukan setelah balita berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
g belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan.
n dilakukan setelah balita berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan)
belum mencapai usia 36 bulan , di akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan.
n di lakukan setelah balita berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia3 tahun/36 bulan)

Jumlah Balita usia12 − 23 bulanyang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar +


layanan Jumlah Balita usia 24 − 35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar +
alita sesuai Balita usia 36 − 59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


= x 100%
Jumlah Balita usia 12 − 59 bulan di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut

2
pada kurun waktu satu tahun yang sama

13
TABEL 3

DEFINISI

Pelayana
balita

Pelayana
balita se

Pelayana
balita sa
Catatan
a) Balita
bulan
b) Balita
Perhit
c) Balita
Perhit

FORMUL

Cakupa
kesehat

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


standar

3
13
EL 35

INISI OPERASIONAL

lita yang ada (S) : Jumlah anak usia 0-59 bulan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

lita ditimbang (D) : Balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan
tempat penimbangan lainnya

MULA

Jumlah balita ditimbang


Balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
imbang (D/S) Jumlah balita pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


4
13
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 13
5
TABEL 36

DEFINISI OPERASIONAL

Balita Gizi Kurang : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk
dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi
Balita Pendek : Status gizi yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan gabungan dari istilah sangat
pendek dan pendek dengan Z score < -2 standar deviasi
Balita Kurus : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan gabungan dari istilah
sangat kurus dan kurus dengan Z score < -2 standar deviasi
Z score : Nilai simpangan berat badan atau tinggi badan dari nilai berat badan atau tinggi badan normal menurut baku pertumbuhan
WHO

Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan penimbangan berat badan
yang ditimbang
Jumlah balita 0-59 bulan: Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan pengukuran tinggi badan
yang di ukur tinggi badan
Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
yang diukur

FORMULA

Jumlah balita 0 − 59 bulan dengan status gizi kurang


Persentase balita gizi kurang di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah balita 0 − 59 bulan yang ditimbang pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah balita 0 − 59 bulan dengan status pendek


Persentase balita pendek di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah balita 0 − 59 bulan yang diukur tinggi badan pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Jumlah balita 0 − 59 bulan dengan status kurus

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Persentase balita kurus di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah balita 0 − 59 bulan yang diukur pada wilayah dan kurun waktu yang sama

6
13
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 13
7
TABEL 37

DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 1 SD atau MI yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama
(penjaringan) siswa SD/MI kader kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan
tajam pendengaran.
Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 7 SMP atau MTs yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(penjaringan) siswa bersama kader kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan
SMP/MTs dan tajam pendengaran.

Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 10 SMA atau MA yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(penjaringan) siswa bersama kader kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan
SMA/MA dan tajam pendengaran.

Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai standar meliputi :
usia pendidikan dasar 1)Skrining kesehatan.
2)Tindaklanjut hasil skrining kesehatan.
yang dilakukan pada anak kelas 1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satu tahun ajaran dan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


usia 7 sampai 15 tahun diluar sekolah.

8
13
FORMULA
Cakupan Jumlah peserta didik kelas 1SD/MIyang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
kesehatan peserta = x 100%
Jumlah peserta didik kelas 1 SD/MI di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
didik SD/MI
Cakupan Jumlah SD/MI yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SD/MI Jumlah SD/MI di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Cakupan Jumlah peserta didik kelas 7SMP/MTs yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
kesehatan peserta = x 100%
Jumlah peserta didik kelas 7 SMP/MTs di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
didik SMP/MTs
Cakupan Jumlah SMP/MTs yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SMP/MTs Jumlah SMP/MTs di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Cakupan Jumlah peserta didik kelas 10 SMA/MA yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
kesehatan peserta = x 100%
Jumlah peserta didik kelas 10 SMA/MA di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
didik SMA/MA
Jumlah SMA/MA yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan
oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
penjaringan = x 100%
SMA/MA Jumlah SMA/MA di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama

Persentase anak Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
usia pendidikan yang ada di wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran
dasar yang = x 100%
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang ada

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


mendapatkan di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran yang sama
pelayanan

9
13
kesehatan sesuai
standar
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 14
0
TABEL 38

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan
Gigi dan Mulut menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara paripurna, terpadu, dan berkualitas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan dapat berupa:
pemeriksaan, pengobatan, pencabutan gigi tetap/ gigi sulung, penambalan tetap/sementara, pembersihan karang gigi
yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan.

Tumpatan Gigi Tetap : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa penambalan permanen pada gigi tetap yang dilakukan di
dalam gedung
Pencabutan Gigi Tetap : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa pencabutan pada gigi tetap yang dilakukan di dalam gedung

Kasus dirujuk : Kasus/pasien yang dikirim dari suatu fasilitas pelayanan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan, dan tidakan
lanjutan.
FORMULA

Rasio Gigi Tumpatan Jumlah gigi tetap yang ditambal atau ditumpat di suatu wilayah pada periode waktu tertentu
=
/Pencabutan Gigi Tetap Jumlah gigi tetap yang dicabut pada wilayah dan periode waktu yang sama

% Kasus Dirujuk Jumlah kasus gigi dirujuk di suatu wilayah pada periode tertentu
= 𝑋100%

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah seluruh kasus gigi pada wilayah dan periode waktu yang sama

1
14
tuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut,
an kesehatan gigi dan mulut perorangan,
du dan berkualitas.

pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut yang


skesmas

urid SD dalam bentuk preventif (topikal


restoration treatmen), dan kuratif sederhana
ulung maupun tetap yang dilakukan baik di
hasil penjaringan kesehatan dan/atau
tuhkan pendekatan kuratif.

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


%

2
14
TABEL 39

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulu


Gigi dan Mulut mencegah dan menyembuhkan penyakit serta mem
keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna, t

Murid SD/MI : Murid SD/MI yang diperiksa keadaan giginya


Diperiksa (UKGS)
Murid SD/MI : Murid SD/MI yang perlu penanganan lebih lanjut dari h
memerlukan akan dilakukan perawatan di sekolah maupun dirujuk k
Perawatan (UKGS)
Murid SD mendapat : Perawatan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan pad
Perawatan (UKGS) fluoride, surface protection/fissure sealant atau atraum
seperti pengobatan, penambalan gigi, dan pencabutan g
sekolah maupun Puskesmas dalam rangka menindaklan
pemeriksaan berkala kesehatan gigi dan mulut yang me

FORMULA

Jumlah murid SD yang mendapat perawatan

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


% Murid SD dari hasil pemeriksaan UKGS
Mendapat Perawatan = X
Jumlah murid SD yang memerlukan perawatan

3
14
sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan
tuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah
ahun. Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai

uarga berencana.
enular dan penyakit tidak menular.
litas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM.
kali dalam setahun untuk penyakit menular dan

badan, dan lingkar perut

itemukan faktor risiko PTM.

ta mendapat pelayanan skrining kesehatan


kurun waktu satu tahun 𝑥100%
– 59 tahun di kab/kota
satu tahun yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


4
14
mukan faktor risiko PTM
dapat skrining kesehatan x100%
TABEL 40

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan kesehatan pada usia produktif: Setiap warga negara usia 15 ta


kesehatan sesuai standardala
kerjanya dalam kurun waktu s
standar meliputi :
1) Edukasi kesehatan termasu
2) Skrining faktor risiko peny
Pelayanan edukasi pada usia produktif : Edukasi yang dilaksanakan di
Pelayanan skrining faktor risiko pada usia : skrining yang dilakukan mini
produktif penyakit tidak menular melip
a) Pengukuran tinggi badan, b
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Anamnesa perilaku berisik
Penduduk usia 15-59 tahun berisiko : Penduduk usia 15-59 tahun ya

FORMULA

Persentase penduduk usia 15-59 Jumlah orang usia 15– 59 tahun di ka


tahun mendapat pelayanan = sesuai standar da
skrining kesehatan sesuai standar Jumlah orang usi
dalam kurun w

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


5
14
Persentase penduduk usia 15-59 Jumlah orang usia 15−59 tahun yang
= Jumlah orang usia 15−59 tahun yang
tahun berisiko
sesuai sta
usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia
rja dalam kurun waktu satu tahun.
layanan Kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan rumah

lam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak

dan lingkar perut

anjut

tau lebih yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar


yah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun
x 100%
sia 60 tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah kerja
lam kurun waktu satu tahun yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


6
14
TABEL 41

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan untuk warga ne


usia lanjut lanjut sesuai standar pada satu wilaya
Pelayanan edukasi : Edukasi yang dilaksanakan di Fasilita
pada usia lanjut
Pelayanan skrining : skrining yang dilakukan minimal 1 k
faktor risiko pada menular meliputi:
usia lanjut a) Pengukuran tinggi badan, berat ba
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Pemeriksaan gangguan mental
e) Pemeriksaan gangguan kognitif
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian u
g) Anamnesa perilaku berisiko

FORMULA

Cakupan Jumlah warga negara berusia 60 tah


pelayanan minimal 1 kali yang ada di suatu
=
kesehatan usia Jumlah semua warga negara

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


lanjut kabupaten/ko

7
14
0% desa/kelurahan di wilayah kerjanya melaksanakan kelas ibu hamil dalam kurun waktu 1 tahun.
kan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
garakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi kriteria:
kesehatan terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja
n kesehatan remaja
anan konseling pada remaja
garakan kegiatan kesehatan remaja mengukur upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk remaja
kan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu tahun ajaran
kan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 7 dan 10 di wilayah kerja puskesmas tersebutdalam satu tahun

kan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1,7, dan 10 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu

kelas ibu hamil minimal salah satu bidan puskesmas


u wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
layah kerja dan kurun waktu yang sama
nakan orientasi P4K
un waktu tertentu
x 100%
n kurun waktu yang sama
kegiatan kesehatan remaja
urun waktu tertentu
x 100%
an kurun waktu yang sama

penjaringan kesehatan kelas 1 SD/MI


pada satu tahun ajaran
x 100%
erja dan kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


penjaringan kesehatan kelas 7 dan 10
pada satu tahun ajaran

8
x 100%

14
erja dan kurun waktu yang sama
TABEL 42

DEFINISI OPERASIONAL :

Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil: Puskesmas yang mini


Puskesmas melaksanakan orientasi P4K : Puskesmas yang mela
Puskesmas melaksanakan Puskesmas yang men
:kegiatan kesehatan remaja - Memiliki te
- Memiliki p
- Melakukan
Puskesmas yang men
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 1 : Puskesmas yang mela
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 7&10 : Puskesmas yang mela
ajaran
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 1, 7,10 : Puskesmas yang mela
tahun ajaran
FORMULA
Cakupan Puskesmas Jumlah puskesmas yang melaksa
Melaksanakan Kelas Ibu dan 50% bidan desa d
Hamil =
Jumlah puskesmas
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang me
Orientasi P4K di suatu wilayah kerja pa
=
Jumlah puskesmas di wilayah ke
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksa
Kegiatan Kesehatan Remaja di suatu wilayah kerja p
=
Jumlah puskesmas di wilayah k

Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksa


Penjaringan Kelas 1 SD/MI di suatu wilayah
=
Jumlah puskesmas di wila

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksa
Penjaringan Kelas 7 dan 10 di suatu wilayah

9
=

14
Jumlah puskesmas di wila
jukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan panas badan.

ang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dengan penegakan diagnosis tuberkulosis melalui
ogis dan klinis, dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya atau di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
serta dilakukan pengobatan sesuai standar jika dinyatakan tuberkulosis (register TBC 06)

s yang terkonfirmasi Bakteriologis, yaitu pasien tuberkulosis yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan
nya (sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, Tes Cepat Molekuler (TCM)
biakan.
s terdiagnosis secara Klinis yaitu pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis
sebagai pasien tuberkulosis aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan tuberkulosis

rdasarkan definisi dan klasifikasi) yang ditemukan dan diobati

a anak usia 0-14 tahun

berkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu

uberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden).
a kasus tuberkulosis dihitung dengan menggunakan pemodelan mathematic.

tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak yang ada disuatu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


e tertentu. Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 12 % dari perkiraan jumlah semua kasus
yang ada di masing-masing kabupaten/kota.

0
n A, perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden) yang dihitung dengan pemodelan mathematic

15
da tahun 2018. Maka perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 12% x 1.500 = 180 kasus.
TABEL 43

DEFINISI OPERASIONAL

g terduga tuberkulosis yang mendapatkan pelayanan tuberkulosis sesuai standar Terduga tuberkulosis : Seseorang yang
di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun
× 100% Terduga tuberkulosis : Terduga tuberkul
Jumlah orang terduga tuberkulosis yang ada di wilayah kerja pada
yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan bakt
kurun waktu satu tahun yang sama sesuai standar rujukan tingkat la

semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan Kasus tuberkulosis : a. Pasien tuberk
× 100.000 contoh uji bi
lah penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu tuberkulosis,
b. Pasien tuberk
tetapi didiagn

Semua kasus tuberkulosis: Kasus tuberkulos


semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
× 100% Kasus tuberkulosis anak : Kasus tuberkulos
Perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis
Angka notifikasi semua kasus : Jumlah semua ka
tuberkulosis (Case Notification
Rate/CNR)
h semua kasus tuberkulosis anak yang ditemukan
× 100% Cakupan pengobatan : Jumlah semua ka
Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak semua kasus tuberkulosis (Case Perkiraan jumlah
Detection Rate/CDR) yang
diobati

Cakupan penemuan : Jumlah seluruh k

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


kasus tuberkulosis anak wilayah dalam p
tuberkulosis (insi

1
Misalnya di Kab

15
sebesar 1.500 kas
FORMULA
Persentase orang terduga Jumlah
tuberkulosis mendapatkan
pelayanan tuberkulosis = 
sesuai standar

Angka notifikasi semua Ju


kasus tuberkulosis (Case = 
Notifikasi Rate/CNR)

Cakupan pengobatan Ju
semua kasus tuberkulosis = 
(Case Detection
Rate/CDR) yang diobati

Cakupan penemuan J
kasus tuberkulosis anak = 

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


2
15
: pasien tuberkulosis yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan jaringan)
melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, Tes Cepat Molekuler (TCM) tuberkulosis, atau biakan.
: Semua pasien tuberkulosis yang mendapatkan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Pasien tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
Pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan
sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan.
Jumlah pasien tuberkulosis semua kasus yang sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua kasus tuberkulosis
ua yang diobati dan dilaporkan

Jumlah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan tuberkulosis

Jumlah kasus tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis yang sembuh


× 100%
Jumlah kasus tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama

Jumlah semua kasus tuberkulosis yang mendapat pengobatan lengkap


× 100%
Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama

Jumlah semua kasus tuberkulosis yang sembuh dan pengobatan lengkap


=  × 100%
Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun
selama masa pengobatan tuberkulosis

3
× 100%

15
Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
TABEL 44

DEFINISI OPERASIONAL
Kasus tuberkulosis paru terkonfir
bakteriologis
Semua kasus tuberkulosisterdafta
diobati
Sembuh :

Pengobatan Lengkap :

Angka keberhasilan pengobatan:


(Success Rate)pasien tuberkulosis
kasus
Pasien tuberkulosis :
meninggal

FORMULA

Angka kesembuhan pasien


tuberkulosis (Cure Rate)

Angka pengobatan lengkap


(Complete Rate) pasien
tuberkulosis
Angka keberhasilan pengobatan
(Success Rate/SR) pasien
tuberkulosis semua kasus

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Kematian tuberkulosis

4
15
AL

: Balita mengalami batuk dan atau kesukaran bernapas dan hasil perhitungan napas, usia 0-2 bulan ≥60
kali/menit, usia 2-12 bulan ≥ 50 kali/menit, usia 12-59 bulan ≥40 kali/menit
: Tarikan dinding dada ke dalam (TDDK) atau saturasi oksigen <90

: Tidak ada TDDK dan tidak ada napas cepat

: Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di
satu wilayah dalam waktu satu tahun
: Balita dengan keluhan batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana kesehatan diberikan
tatalaksana standar dilakukanhitung napas/ melihat TDDK
: Jumlah perkiraan pneumonia Balita (berbeda untuk setiap propinsi, sesuai hasil riskesdas 2013) dikali
jumlah Balita pada wilayah dan kurun waktu tertentu
: Jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60%
Misalnya: jika kab ada 10 puskesmas dan yang melaksanakan tatalaksana standar minimal 60% ada 5
puskesmas maka jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar adalah 5 puskesmas

Jumlah penderita Pneumonia Balita yang ditangani dalam kurun waktu tertentu
=  × 100%
Jumlah perkiraan penderita Pneumonia Balita di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah Balita batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana kesehatan
yang dilakukan hitung napas/melihat TTDK

5
= × 100%

15
Jumlah kunjungan Balita dengan batuk dan atau kesukaran bernafas
dalam kurun waktu tertentu
TABEL 45

DEFINISI OPERA

Pneumonia

Pneumonia berat

Batuk bukan pneu

Penemuan penderit
Pneumonia Balita
Tatalaksana pneum
Balita sesuai stand
Perkiraan Pneumon
Balita
Puskesmas yang
melakukan tatalaks
standar minimal

FORMULA
Penemuan penderit
pneumonia Balita

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


% Balita yang dibe
tatalaksana standar

6
15
ASIONAL

Balita : Jumlah penderita diare Balita(umur < 5 Tahun) yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah
tertentu dalam waktu satu tahun
semua : Jumlah penderita diare semua umur yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam
ayani waktu satu tahun
e Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di
t oralit suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
e semua : Jumlah penderita diare semua umur mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah
ndapat tertentu dalam waktu satu tahun

e Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) mendapat Zinc yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di
t Zinc suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

uan Diare
r:
lah penderita diare semua umur yang datang ke sarana kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk disatu
dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare semua umur tahun 2015 yaitu sebesar 270/1.000
a terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan.
00 x Jumlah Penduduk

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


lah penderita diare Balita yang datang ke sarana kesehatan dan kader sebesar 20% dari angka kesakitan x jumlah Balita disatu

7
15
dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare Balita tahun 2015 yaitu sebesar 843/1.000
a terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan.
TABEL 46

A
DEFINISI O

Jumlah penderita diare Balita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
ta diare Balita di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun Penderita
i = = × 100% yang dila
Jumlah target penemuan penderita diare Balita pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg sama
(20% dari angka kesakitan diare x jumlah Balita) Penderita
umur yan
Jumlah penderita diare semua umur yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
ta diare Semua di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun Penderita
ilayani =  × 100%
Jumlah target penemuan penderita diare semua umur pada satu wilayah tertentu yang men
dalam waktu yang sama (10% dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk) Penderita
umur yan
Jumlah penderitadiare Balita mendapat oralit yang datang dan dilayanidi sarana kesehatan oralit
ta diare Balita di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
at oralit = = × 100% Penderita
Jumlah penderita diare Balitadilayani pada satu wilayah tertentu dalam waktu yang sama
yang men

Jumlah penderita diare semua umur mendapat oralit yang datang dan dilayani Target Pe
ta diare semua di sarana kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
endapat oralit =  × 100% 1. Semua
Jumlah penderita diare semua umur dilayani pada satu wilayah tertentu
dalam waktu yang sama Perkiraan
wilayah k
Jumlah penderita diare Balita mendapat Zinc yang datang dan dilayani di sarana kesehatan penduduk
ta diare Balita di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun 10% x 27
at Zinc = = × 100%
Jumlah penderita diare Balita dilayani pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


2. Balita
Perkiraan

8
15
wilayah k
penduduk
FOR

um
me

me
dil
Pe

Pe

Pe

Pe

Pe
U

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 15


9
47

I OPERASIONAL

a kusta : Seseorang yang mempunyai satu dari tanda utama kusta, yaitu :
 Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa
 Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi
saraf bisa berupa gangguan fungsi sensoris, gangguan fungsi motoris, atau gangguan
fungsi otonom
 Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)

a tipe PB : Penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :


 Jumlah bercak kusta 1-5
 Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi hanya 1 saraf
 Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit negatif
a MB : penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :
 Jumlah bercak kusta >5
 Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi lebih dari 1 saraf
 Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit positif
enemuan kasus baru : Kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000 penduduk
CDR/New Case
n Rate)

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah kasus kusta yang baru ditemukan pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah
=  × 100.000

0
Jumlah penduduk di wilayah dan kurun waktu yang sama

16
FOR
Ang
kust
DEF

Pen

Pen
Pen

Det

NC
TA

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 16


1
8

OPERASIONAL

gkat 0: Kasus kusta baru yang tidak memiliki kelainan sensorik maupun anatomis
gkat 2: ◙ Cacat pada tangan dan kaki → terdapat kelainan anatomis
◙ Cacat pada mata → lagoptalmus dan visus sangat terganggu
cat tingkat 2: Jumlah kasus baru dengan cacat tingkat 2 yang ditemukan pada periode satu tahun per 1.000.000
penduduk
kusta anak <15 tahun : Kasus kusta baru anak usia 0-<15 tahun

kusta anak <15 : Kasus kusta baru anak usia 0-<15 tahun yang memiliki cacat tingkat 2
ngan cacat tingkat 2
A
Jumlah penderita kusta baru tanpa cacat yang ditemukan (cacat tingkat 0)
kusta baru tanpa pada wilayah dan waktu tertentu
cat tingkat 0) =  × 100%
Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yangditemukan
pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah penderita kusta baru dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu
tingkat 2 =  × 100%
Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yang ditemukan
pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah penderita kusta baru (PB+MB) yang berusia <15 tahun

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


rita kusta <15 tahun pada wilayah dan waktu tertentu
=  × 100%

2
Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yang dtemukan

16
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TAB

caca
FOR
tahu
Ang
DEF

%k

%p
Cac
Cac

%c
Pen

Pen

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 16


3
TABEL 49

DEFINISI OPERASIONAL

Angka prevalensi : Kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama) per 10.000 penduduk pada wilayah dan
Per 10.000 penduduk kurun waktu tertentu

FORMULA

Angka prevalensi Jumlah kasus kusta terdaftar (baru+lama) pada wilayah dan waktu tertentu
Per 10.000 penduduk =  × 10.000
Jumlah penduduk pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


4
16
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 16
5
TABEL 50

DEFINISI OPERASIONAL

RFT PB : Jumlah kasus baru PB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan
(Release From Treatment) pengobatan tepat waktu (6 blister dalam 6-9 bulan).
Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita
baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru
tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.

RFT MB : Jumlah kasus baru MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan
pengobatan tepat waktu (12 blister dalam 12-18 bulan).
Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari
penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru
tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.

FORMULA

RFT rate PB Jumlah kasus baru PB yang menyelesaikan pengobatan 6 blister dalam 6 -9 bulan
=  × 100%
Jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama

RFT rate MB Jumlah kasus baru MB yang menyelesaikan pengobatan 12 blister dalam 12 -18 bulan
=  × 100%

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah seluruh kasus baru MB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama

6
16
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 16
7
TABEL 51

DEFINISI OPERASIONAL
Acute Flacid Paralysis : Kelumpuhan pada anak berusia <15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut/
(AFP) mendadak (<14 hari) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa.
Non Polio AFP rate : Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk berusia <15 tahun di
per100.000 penduduk satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
usia <15 tahn

FORMULA

Non Polio Acute Flacid Jumlah kasus AFP Non Polio pada penduduk < 15 tahun
Paralysis (AFP) rate per di satu wilayah kerja pada satu kurun waktu tertentu
=  x 100.000
100.000 penduduk usia Jumlah penduduk usia < 15 tahun di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
<15 tahun

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


8
16
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 16
9
TABEL 52
DEFINISI OPERASIONAL
Penyakit Difteri : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium Diphtheria ditandai dengan adanya peradangan pada
tempat infeksi, terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas, hidung, dan juga kulit.
Penyakit Pertusis : Penyakit menular yang di sebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernafasan dan biasanya
terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun.
Penyakit Tetanus : Penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (0-28 hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang
Neonatorum mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
Hepatitis B : Peradangan pada sel-sel hati, yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA.
Suspek Campak : Penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari keluarga
Paramyxoviridae yang mudah mati karena panas dan cahaya. Gejala klinis campak adalah demam (panas) dan ruam
(rash) ditambah dengan batuk/pilek atau mata merah.

FORMULA

Case Fatality Rate Jumlah penderita (difteri/t. neonatorum) yang meninggal


(difteri/ t.neonatorum) pada wilayah dan periode tertentu
= × 100%
Jumlah penderita (difteri/t. neonatorum)
pada wilayah dan periode yang sama
Incidence Rate suspek Jumlah kasus suspek campak di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= × 100.000
campak(per 100.000 Jumlah penduduk di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


penduduk)

0
17
dan/atau kematian yang bermakna secara
rtentu, dan merupakan keadaan yang dapat

W1 diterima sampai penyelidikan dilakukan


ili atau telepon.
nyebab, sifat-sifat penyebab, sumber dan cara
engaruhi timbulnya penyakit atau masalah
atau setelah terjadi KLB/Wabah.
laksanaan penderita, yang mencakup kegiatan
ita, termasuk tindakan karantina; pencegahan
anan jenazah akibat KLB/wabah; penyuluhan

ngi <24 jam oleh kabupaten/kota terhadap


tentu.

nggulangi < 24 jam

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


entu
x 100%
h desa/kelurahan

1
17
sama
TABEL 53
DEFINISI OPERASIONAL
Kejadian Luar Biasa : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakit
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun wak
menjurus pada terjadinya wabah.
Ditanggulangi <24 jam : Penanggulangan KLB kurang dari 24 jam sejak lap
dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa
Penyelidikan : Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengena
Epidemiologi penularan/penyebaran serta faktor yang dapat m
kesehatan yang dilakukan untuk memastikan adanya
Penanggulangan KLB : Upaya yang meliputi penyelidikan epidemiologi; pe
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi pe
dan pengebalan; pemusnahan penyebab penyakit; pe
kepada masyarakat; dan upaya penanggulangan lainn
KLB di desa/kelurahan : Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan ditang
yang ditangani <24 jam Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun wakt

FORMULA
Persentase Kejadian Jumlah KLB di desa/kelurahan yang

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Luar Biasa (KLB) di pada periode waktu
=
Jumlah KLB yang terjadi pada wi

2
desa/kelurahan yang

17
ditanggulangi <24 jam pada periode waktu y
ang terkena kejadian luar biasa (KLB)

insidens kasus baru selama kejadian KLB terhadap

enyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama

waktu tertentu
× 100%
yang sama

periode waktu tertentu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


× 100%
alam periode waktu yang sama

3
17
TABEL 54

DEFINISI OPERASIONAL

Penduduk Terancam : Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/de

Attack Rate : Angka pengukuran yang dipakai untuk menghi


penduduk yang terancam.
CFR : Persentase penderita yang meninggal karena su
(Case Fatality Rate)

FORMULA

Jumlah penderita baru akibat penyakit dalam pe


AttackRate = 
Jumlah penduduk terancam dalam periode

CFR Jumlah kematian akibat suatu penyakit da

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


=
Jumlah kasus penyakit (yang sama) yang terdiagno

4
17
k berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau
itopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan hemokonsentrasi

waktu tertentu
 100.000
tu yang sama

isebabkan DBD
hun te rtentu
100%
yang ditemukan
ang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


5
17
TABEL 55

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita DBD : Penderita demam tinggi men


lain uji tourniqet positif, pet
melena, dsb) ditambah tro
(peningkatan hematokrit ≥ 20

FORMULA

Angka Kesakitan DBD Jumlah kasus baru DBD pada k


(Incidence Rate) 
Jumlah populasi pada kurun

Jumlah kematian ya
Case Fatality Rate DBD pada kurun wak

Jumlah penderita penyakit
pada kurun wa

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


6
17
i daerah endemik malaria yang menderita demam atau memiliki riwayat
tau tampak anemi; wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab

i daerah non endemik malaria yang menderita demam atau riwayat demam
iliki risiko tertular malaria; wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria
e daerah endemik malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah
tempat tinggal penderita.

riksaan sediaan darah positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis


(RDT). Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malaria indigenous,
malaria konfirmasi asimtomatis.

iaan darah diperiksa atau dikonfirmasi laboratorium


uatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
× 100%
uspek di wilayah dan kurun waktu yang sama

s malaria positif yang diobati sesuai standar program


tu wilayah dalam kurun waktu tertentu
× 100%
alaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama

s malaria positif (dengan pemeriksaan sediaan darah)


dalam kurun waktu tertentu × 1.000
nduduk di wilayah dan kurun waktu yang sama

kasus meninggal karena malaria di suatu wilayah

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


dalam kurun waktu tertentu × 100%
alaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama

7
17
TABEL 56

DEFINISI OPERASIONAL

Suspek : Setiap individu yang ting


demam dalam 48 jam tera
demam yang lain.

Setiap individu yang ting


dalam 7 hari terakhir dan
termasuk riwayat bepergi
endemik malaria di lingku

Malaria positif : Seseorang dengan hasil


ataupun Rapid Diagnostic
kasus malaria impor dan k

FORMULA
Jumla

% Konfirmasi laboratorium = 
Jum

Jumlah
% Pengobatan standar = 
Jumlah kas

Jumlah
= 
Angka Kesakitan (API) Jumla

Ju

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Case Fatality Rate (CFR) = 
Jumlah kas

8
17
iasis yang telah menunjukkan gejala klinis kronis filariasis, seperti limfedema
tau lengan, pembesaran payudara, dan hidrokel.

ilariasis yang baru ditemukan.

ilariasis baik kasus baru maupun kasus lama dikurangi kasus pindah dan

umlah akumulasi kasus kronis filariasis (kasus baru dan lama)


− kasus pindah dan meninggal pada periode tertentu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


9
17
TABEL 57

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita kronis filariasis : Penderita


pada tung

Kasus baru filariasis : Kasus kro

Jumlah kasus kronis


filariasis : Kasus kro
meningga

FORMULA

Jumlah kasus kronis =


filariasis

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


0
18
an kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai
encegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun meliputi :
ukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
asi perubahan perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat

aten/kota berdasarkan prevalensi data Riskesdas terbaru

Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
𝑥100%
Jumlah estimasi penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun berdasarkan angka prevalensi
kab/kota dalam kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


1
18
TABEL 58

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Pe
Penderita Hipertensi up
1)
2)

Estimasi penderita hipertensi k

FORMULA

% Penderita hipertensi
mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


2
18
Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun
ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder meliputi:
1) Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan;
2) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau nutrisi;
3) Melakukan rujukan jika diperlukan.
Keterangan:
Gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan pelayanan terapi farmakologi

Jumlah penderita DM usia ≥15 tahun di dalam wilayah kerjanya


yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
ai = Jumlah penderita DM usia ≥15 tahun yang berada di wilayah kerjanya 𝑥100%
berdasarkan angka prevalensi kabupaten /kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


3
18
TABEL 59

DEFINISI OPERASIO

Penderita DM yang
mendapatkan pelaya
kesehatan sesuai sta

FORMULA

Persentase penyanda
DM yang mendapat
pelayanan kesehatan
standar

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


4
18
ERASIONAL
: Puskesmas yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk payudara dengan sadanis (pemeriksaan
deteksi payudara klinis) dan kanker leher rahim dengan metode IVA pada perempuan usia 30-50 tahun
Sadanis
ia30-50 Perempuan usia subur berusia 30-50 tahun dan sudah melakukan kontak seksual aktif/menikah.

: Pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah
al dengan dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak
putih yang disebut acetowhite epithelium.Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan
jaringannya, di dalam maupun di luar gedung.
: Ditemukan bercak putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan aplikasi asam asetat
: Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah atau luka bernanah/ulcer.
: Pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan terlatih.Deteksi dini yang dimaksud dapat
dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung.
an : Benjolan tidak normal pada payudara pada pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih

Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim ሺIVAሻ
eriksaan
VA) dan dan kanker payudara ሺSadanisሻdi suatu wilayah pada periode tertentu
=
anis) Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun pada wilayah dan periode waktu yang sama
Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun dengan IVA positif
A positif di suatu wilayah pada periode tertentu
=
Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim (IVA)
dan kanker payudara ሺSadanisሻpada wilayah dan periode waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang ditemukan tumor/benjolan pada payudara
di suatu wilayah pada periode tertentu

5
n =

18
Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim (IVA)
dan kanker payudara ሺSadanisሻpada wilayah dan periode waktu yang sama
TABEL 6

DEFINISI
Puskesma
melaksan
dini IVA
Perempua
tahun :
IVA
(Inspeksi
Asam ase

IVA posit
Curiga ka
Sadanis

Tumor/be

FORMUL
Cakupan
leher rahi
payudara

Persentas

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Persentas

6
18
tumor/be
BEL 61

INISI OPERASIONAL

layanan kesehatan : pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat (psikotik
a pada orang dengan akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan
ngguan jiwa (ODGJ) edukasi
rat
netapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang di tetapkan
eh Menteri Kesehatan

MULA

Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja kab/kota yang mendapatkan


rsentase ODGJ berat yang pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
ndapatkan pelayanan = 𝑥 100%
Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi
sehatan jiwa sesuai standar
di wilayah kerja kab/kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


7
18
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 18
8
TABEL 62

DEFINISI OPERASIONAL

Sarana air minum : Penyelenggara air minum yang meliputi :


1.PDAM /BPAM/PT yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum seluruh indonesia (PERPAMSI)
2. Sarana air minum perpipaan non PDAM
3. Sarana air minum bukan jaringan perpipaan komunal (Sumur gali, sumur bor dengan pompa, penampungan air hujan, mata air terlindung,
terminal air/ tangki air, depot air minum)
Sarana air minum di IKL : Sarana air minum yang diperiksa dan diamati secara langsung fisik sarana dan kualitas air minumnya mengacu pada lampiran Permenkes No 736
Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Sarana air minum dengan resiko : Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya <
rendah 25%
Sarana air minum dengan resiko: Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya
sedang 25%-50%
Sarana air minum dengan resiko: Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya >
tinggi 75%
Sarana air minum diambil sampel Sarana air minum yang diambil sampel airnya mengacu pada Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air
: Minum
Sarana air minum yang memenuhi : 1. Sarana air minum yang masuk dalam kategori tinggi dan amat tinggi berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah dilakukan tindakan
syarat perbaikan
2. Sarana air minum yang masuk dalam kategori rendah dan sedang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah diambil dan
diperiksakan (diujikan) sampel airnya berdasarkan parameter fisik, kimia, mikrobiologi yang mana hasil pemeriksaannya (pengujiannya)
memenuhi standar persyaratan kualitas air minum berdasarkan Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum
FORMULA

Persentase sarana air minum Jumlah sarana air minum dengan resiko rendah dan sedang
yang dilakukan pengawasan = x 100%
Jumlah sarana air minum di − IKL

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


Persentase jumlah sarana air Jumlah sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji kualitas air minum
minum yang memenuhi syarat dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik, kimia di wilayah dan periode waktu tertentu ෡

9
= x 100%

18
mikrobiologi, fisik, dan kimia Jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji parameter
mikrobiologik, fisik, kimia di wilayah dan pada periode waktu yang sama
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 19
0
TABEL 63

DEFINISI OPERASIONAL

Sharing/komunal : menumpang di jamban sehat permanen milik orang lain/umum

Jamban komunal : suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu
tempat tertentu/bersama, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab
penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
JSP : sarana jamban leher angsa yang dipakai secara individu dengan pembuangan akhir septic tank, baik
individu maupun septic tank bersama (komunal) ditambah sumur resapan atau menyambung ke system
pengolahan air limbah (SPAL)
JSSP : sarana jamban dalam bentuk lubang jamban tertutup (pelengsengan, cubluk, atau leher angsa) yang
berakhir dengan sumur resapan saja serta harus memiliki jarak lebih dari 10 m sehingga tidak
mencemari sumber air dan tanah
Fasilitas sanitasi yang : Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
layak (Jamban Sehat) septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau Bersama

FORMULA

Persentase KK dengan Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
akses terhadap fasilitas (jamban sehat) di suatu wilayah pada periode tertentu
= x 100%

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


sanitasi yang layak Jumlah KK di wilayah dan pada periode yang sama
(jamban sehat)

1
19
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 19
2
TABEL 64

DEFINISI OPERASIONAL

Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
perundangan nasional dan berada di daerah kabupaten/kota (DESA AJA??)
STBM : Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
Sanitasi Total Berbasis (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman,
Masyarakat mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
Desa melaksanakan : Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural
STBM Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut/ rencana kerja masyarakatuntuk menuju Sanitasi
Total
Desa Stop BABS : Desa yang peduduknya 100 % mengakses jamban sehat
(SBS)/ ODF (Open
Defecation Free)
Desa STBM : Desa yang telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM

FORMULA
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐓𝐁𝐌 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮
Persentase desa melaksanakan STBM = x 100%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐝𝐢 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚

Persentase desa stop BABS Jumlah desa stop BABS (SBS) di suatu wila yah pada periode tertentu
 x 100%
(SBS) Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama

Jumlah desa STBM di suatu wila yah pada periode tertentu

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


 x 100%
Persentase desa STBM Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama

3
19
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas 19
4
TABEL 65

DEFINISI OPERASIONAL

Tempat-tempat umum : Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk
(TTU) kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan pasar.
TTU sehat : TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

FORMULA

Jumlah tempat-tempat umum sehat


Persentase tempat- di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 100%
tempat umum sehat Jumlah seluruh TTU yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


5
19
ring, rumah makan dan restoran, depot air minum,

ehatan pelabuhan dan didukung dengan aspek legal


enuhi persyaratan higiene sanitasi
r tempat usaha atas dasar pesanan yang dilaksanakan

iakan makanan dan minuman untuk umum di tempat

atau seluruh bangunannya yang permanen dilengkapi


enyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan

menjadi air minum dan menjual langsung kepada

ingkungan institusi dan sebagian besar konsumennya


ntin yang berada di kantor dll
anan di tempat penjualan dan/atau disajikan sebagai
an jasaboga, rumah makan/restoran, dan hotel
dikeluarkannya sertifikat laik higiene sanitasi

iene sanitasi
u
x 100%

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


aktu yang sama

6
19
TABEL 66

DEFINISI OPERASIONAL

Tempat Pengelolaan: Usaha pengelolaan makanan yang meliputijasa boga atau


Makanan (TPM) kantin, dan makanan jajanan
Jumlah TPM : TPM yang tercatat diwilayah kerja puskesmas atau kanto
hukum baik yang memenuhi persyaratan maupun yang tida
Jasa boga/katering : Usaha atau kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan d
oleh badan hukum atau perorangan
Rumah makan : Setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya me
usahanya
Restoran : Salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di seba
dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuat
minuman bagi masyarakat umum ditempat usahanya
Depot air minum : Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air
konsumen
Kantin/Sentra makanan : Salah satu jenis usaha jasa makanan yang lokasinya berada
jajanan adalah masyarakat di institusi tersebut, seperti kantin sekola
Makanan jajanan : Usaha makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang di
TPM memenuhi : TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan b
syarat higiene sanitasi

FORMULA

Persentase TPM Jumlah TPM memenuhi/tidak memenuhi syara


memenuhi/tidak di suatu wilayah pada kurun waktu ter
=

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas


memenuhi syarat Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah dan pada ku
higiene sanitasi

7
19

Anda mungkin juga menyukai