PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan
kesehatan dasar.
| 1
Profil Kesehatan UPT Puskesmas DTP Cibatu Tahun 2018
Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dimaksud, diperlukan data
dasar Puskesmas di antaranya data yang berkaitan dengan
bangunan, peralatan, sarana penunjang, tenaga, serta pembiayaan di
Puskesmas dan jaringannya yang digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan.
B. Maksud, Tujuan
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan UPT Puskesmas DTP Cibatu
Tahun 2018 adalah untuk memberikan gambaran mengenai
berbagai aspek dalam bidang kesehatan dan sebagai sarana evaluasi
pencapaian pembangunan kesehatan Tahun 2018 di wilayah kerja
UPT Puskesmas DTP Cibatu sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
perencanaan program pembangunan kesehatan yang lebih efektif
dan efisien untuk menunjang meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Kecamatan Cibatu selanjutnya.
| 2
Profil Kesehatan UPT Puskesmas DTP Cibatu Tahun 2018
a. Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Daerah yang di Sempurnakan dengan Undang-Undang Nomor.23
Tahun 2014
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
1202/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Indikator Indonesia Sehat 2010
dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan Kab/Kota
Sehat
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Mekanisme pengumpulan data profil yaitu dengan berdasarkan
hasil laporan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2018 dan
laporan bulanan yang melibatkan Jaringan Pelayanan puskesmas
kemudian di validasi oleh semua pemegang program UPT Puskesmas
DTP Cibatu.
Profil Kesehatan UPT Puskesmas DTP Cibatu Tahun 2018 disusun
dalam skema yang berisi enam (6) bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang mencakup: Latar belakang, Tujuan
serta Metode dan Sistematika
Bab II : Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab V : Sumber daya Kesehatan
Bab V I : Penutup
| 3
Profil Kesehatan UPT Puskesmas DTP Cibatu Tahun 2018
BAB II
GAMBARAN UMUM
Gambar 2.1
Grafik 2.1.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Di Kecamatan Cibatu Tahun 2018
4,250
3,750
3,250
2,750
2,250
1,750
1,250
750
250
0 - 4 5 - 9 10 - 15 - 20 - 25 - 30 - 35 - 40 - 45 - 50 - 55 - 60 - 65 - 70 - 75+
14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74
L 385 372 403 403 447 358 269 231 192 162 140 129 118 764. 668. 477.
A 8.96 1.56 1.69 1.69 0 4 8.65 3.13 7.61 2 9.06 6.34 3.61 106 593 566
K 755 130 140 140 962 682 402 850 302 754 738 395 711
I 366 117 960 960 989 562 135 243 223 204 216 939 385
- 231 283 39 39 6 514 428 417 943 47 42 367 262
L
A
K
I
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Garut Tahun 2018
360 358 387 387 418 332 257 219 176 172 151 135 118 908. 795. 567.
P 8.62 0.45 8.82 8.82 2 8 6 6 7.74 7 3 2 7.32 701 113 938
E 807 708 851 851 992 589 161 516 226
R 036 785 183 183 808 040 761 541 100
E 955 129 89 89 143 717 452 27 907
Profil Kesehatan UPT Puskesmas
M DTP Cibatu Tahun 2018 5
P
U
A
N
Pertumbuhan laju penduduk di Kabupaten Garut mengalami
peningkatan setiap tahunnya hal ini akan berdampak kepada
berbagai segi kehidupan termasuk terhadap beban ketergantungan
dari ketiga faktor utama penunjang Indek Pembangunan Manusia
(IPM).
Indikator penting terkait distribusi penduduk adalah menurut
kelompok umur rasio beban ketergantungan (Dependency Ratio).
Rasio beban ketergantungan adalah angka yang menunjukan
perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur
di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Beban tanggungan
penduduk Kecamatan Cibatu Sebesar 56 dengan analisa data
berdasarkan seks ratio di Kecamatan Cibatu Tahun 2018
menunjukan angka 102 artinya bahwa setiap 100 orang perempuan
terdapat 102 orang laki-laki.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk
di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan dengan
waktu sebelumnya. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) berguna
untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang.
Jumlah BPJS
No Desa
Penduduk PBI NON PBI JUMLAH %
1 Cibatu 7180 2412 2926 5338 74%
2 Keresek 6873 1342 4116 5458 79%
3 Wanakerta 8301 2408 1923 4331 52%
4 Kertajaya 6362 1740 1417 3157 50%
5 Padasuka 5442 4287 346 4633 85%
6 Cibunar 8404 3140 2377 5517 66%
7 Sindangsuka 7179 3310 1606 4916 68%
8 Karyamukti 4216 2142 822 2964 70%
9 Sukalilah 7180 1220 2024 3244 45%
10 Mekarsari 7281 3049 2308 5357 74%
11 Girimukti 5852 2410 1925 4335 74%
TOTAL 74270 27460 21790 49250 66%
Dari Data di atas terlihat 66% penduduk di wilayah kerja
puskesmas cibatu telah masuk sebagai anggota BPJS yaitu 49250
atau 66.00%.sementara kelompok miskin yang mendapat
penerima bantuan iuran 21790 jiwa atau 29.01% termasuk
kelompok miskin.
Indikator kemiskinan ditentukan dengan nilai rupiah yang
dibelanjakan untuk 2.100 kalori per kapita per hari ditambah
dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum lainnya seperti
perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan transportasi.
Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan
kebutuhan primer sehingga berdampak terhadap pemenuhan
makanan sehat yang efeknya dapat melemahkan daya tahan
tubuh. Lemahnya daya tahan tubuh akan berdampak pada
morbiditas (angka kesakitan) masyarakat. Fenomena gizi buruk dan
kurang sering berhubungan dengan kondisi ekonomi yang buruk
60,0%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
BURUH TANI WIRASWASTA TANI DAGANG PNS ABRI PENSIUN
PERSENTASE 50,4% 17,4% 16,8% 11,7% 1,8% 1,0% 0,9%
BAB III
A. MORTALITAS/ KEMATIAN
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu
dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu dan dapat
berupa penyakit maupun sebab lainnya.
Angka kematian dapat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi, sosial, kualitas
lingkungan hidup, sarana kesehatan serta pelayanan kesehatan lainnya.
Angka kematian merupakan indikator yang dapat dilihat secara umum
dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Hal ini juga dapat
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah tertentu.
Di Kabupaten Garut salah satu kematian yang harus mendapat perhatian
khusus adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).
3.00
2.00 2.00
15.00
9.00
7.00
6.00
2016
0.00 2017
0.00 2018
0.00
B. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, baik incidens maupun
prevalens dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Selain itu,
morbiditas berperan pula dalam penilaian status dan derajat kesehatan
masyarakat.
Tabel. 3.1
10 Besar Penyakit Penderita Rawat Jalan dan Rawat Inap
Di Puskesmas CibatuTahun 2018
Kasus Baru
No Nama Penyakit
Jumlah %
1 Influenza 11.20
6 Myalgia 4.83
Lain-lain 39.0
Jumlah 100
Drafik 3.5
Distribusi Penduduk yang Diukur Tekanan Darah Berdasarkan Jenis
Kelamin
Di Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut Tahun 2018
1,253.00
laki-laki perempuan
90.00
71.00
31.00
2,343.00
2,100.00
1,400.00
2) Kusta
Grafik3.7
Distribusi Cakupan Kusta
Grafik3.8
Distribusi Cakupan ISPA
2016
0.00 2017 2018
0.00
4) Tuberkulosis
Grafik3.9
Distribusi Cakupan TBC
65.00
60.00
Grafik3.10
Distribusi Cakupan HIV/AIDS
2016
0.00 2017
0.00 2018
2) Penyakit Difteri
Grafik3.12
Distribusi Cakupan Dipteri
2016
0.00 2017 2018
0.00
3) Penyaki Pertusis
Grafik3.13
Distribusi Cakupan Pertusis
Grafik3.14
Distribusi Cakupan TN
2016 2017
0.00 2018
0.00
5) Penyakit Campak
Grafik3.15
Distribusi Cakupan Campak
6) Penyakit Hepatitis
Grafik3.16
Distribusi Cakupan Hepatitis
Grafik3.17
Distribusi Cakupan KLB
98.72
93.85
93.33
Grafik 3.19
Cakupan ASI Eksklusif (Lulus 6 bln)
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2018
87.11
84.31
TI
A
RI
H
TA
TI
A
KA
R
TU
UK
SE
AY
NA
LA
UK
UK
SA
ER
SU
BA
RE
LIL
AJ
GS
AM
BU
AR
M
AK
DA
CI
KE
RT
KA
RI
AN
CI
EK
AN
RY
GI
PA
KE
SU
M
ND
KA
W
SI
Sumber : Laporan Program Gizi Keluarga Tahun 2018
3. Cakupan Vitamin A
Cakupan vitamin A baik kelompok umur 6 – 11 bulan (Kapsul Biru)
sebesar 92,65% meningkat dan kelompok umur 12 – 59 bulan
(Kapsul Merah) meningkat menjadi 92,62 %, sedangkan 6-59 bulan
sebesar 99,92,% tetapi belum mencapai target 100%. Hal ini
disebabkan pencatatan dan pelaporan yang belum maksimal
sehingga hasil pendistribusian maupun sweeping kapsul vitamin A
biru dan merah belum semua terlaporkan. Adapun cara perhitungan
kapsul vitamin A merah setahun sudah sesuai dengan prosedur, yaitu
diambil dari siklus Pebruari/Agustus cakupan vitamin A terendah total
kabupaten. Adapun cakupan vitamin A biru untuk data setahun
diambil dari penambahan hasil cakupan siklus Pebruari dan Agustus.
Kegiatan sweeping vitamin A untuk cakupan vitamin A yang masih
rendah dengan melibatkan kader dan tenaga kesehatan melalui
kunjungan rumah ke sasaran.
Grafik 3.20
Cakupan Vitamin A (6-59 bulan)
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2018
87.11
85.31 85.45
U
AR
TI
AT
ESE
KA
RI
AH
KTI
TA
UK
JAY
KA
UN
RSA
CIB
SU
LILL
KER
KER
MU
IM
SU
CIB
TA
DA
KA
KA
NG
GIR
NA
KER
RYA
PA
ME
SU
DA
WA
KA
SIN
4. Cakupan SKDN
SKDN yaitu gambaran status gizi balita yang digambarkan dalam
suatu balok SKDN,dalam balok tersebut memuat data sasaran balita di
suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang
berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N),
SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan
digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI,
2003).Berikut data SKDN tahun 2018:
Grafik 3.21
Cakupan SKDN
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2018
SKDN 2018
CAPAIAN
6042 5904
Profil Kesehatan UPT Puskesmas DTP Cibatu Tahun 2018
4918 32
3292
S K D N
2 2 2
1 1 1
0 0 0 0 0
ATU
AR
ESE
KTI
AYA
KA
I
H
SAR
UN
TA
SUK I
CIB
UKT
LLA
KA R A
IMU
ASU
KER
SUK
KER
TAJ
CIB
KA R
ALI
YAM
GIR
PA D
KER
NG
NA
ME
WA
DA
SIN
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Gambar 4.1
Cakupan Kunjungan ANC
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2016 – 2018
106
104
102
100
98
97.78
96 97.72 97.72
94
92
2016 2017 2018
Grafik 4.2
Cakupan Kunjungan Bumil K4
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2016 – 2018
104
102
100
98
96
94
92
97.78
90 97.72
88 93.08
86
2016 2017 2018
Dilihat dari grafik 4.2 dalam kurun waktu tiga tahun (3 tahun) cakupan K1
dengan K4 cenderung naik.
Grafik 4.3
Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
105
100
95 97.75
94.63
90
91.15
85
80
2016 2017 2018
Dalam kurun waktu tiga (3) tahun, cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan cenderung fluktuatif berkisar 94,63% sampai dengan 97,75%.
Terdapat kenaikan 3,12 % bila dibandingkan dari 2017 dengan tahun
2018, faktor yang mempengaruhi peningkatan cakupan tersebut yaitu
karena puskesmas dan poned sudah berfungsi untuk melayani persalinan
dalam waktu 24 jam, kelas ibu hamil sudah dilaksanakan di semua
puskesmas, Peraturan Desa (Perdes) persalinan dari beberapa desa
sudah ada, posyandu siaga maternal perinatal telah di bentuk, supervisi
fasilitatif dan optimalisasi P4K.
Grafik 4.4
Cakupan KF3
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2016 – 2018
94.97
94.97
2016
2017
2018
110
108
106
104
102
100
100
100 100
98
96
94
2016 2017 2018
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu lima (5) tahun, cakupan
KN3 tahun 2018 meningkat 0,21% dibanding tahun 2016. Faktor yang
mempengaruhi meningkatnya cakupan KN3 yaitu koordinasi lintas
program dan lintas sektor berjalan lancar, penjaringan kasus resiko tinggi
dan komplikasi semua sudah ditangani, konsultasi ahli dengan dokter
spesialis berjalan dengan baik.
Grafik 4.6
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Di Kab.Garut Tahun 2016-2018
98.25
97.75
% Pelayanan Kesehatan Bayi
97.25
96.75
96.25
95.75
95.25
94.75
1000.00%
800.00%
600.00%
400.00%
200.00%
0.00% 98.86%
2016 94.70%
2017 94.70%
2018
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Peayanan Balita dari tahun 2016 sd 2018 masih fluktuatif,
serta belum mencapai target ( 100%). Namun ada kenaikan sekitar
12,75% sejak tahun 2018.
Grafik 4.8
Cakupan Pelayanan Anak Sekolah
Di UPT Puskesmas DTP Cibatu Tahun 2016 – 2018
1200%
1000%
800%
600%
400%
200%
0% 100.00%
100.00% 100.00%
2016 2017 2018
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Peayanan Balita dari tahun 2016 sd 2018 selalu mencapai
target ( 100%). Hal ini disebabkan sudah optimalnya peran serta
lintas sektor terutama pihak Dinas Pendidikan di kecamatan Cibatu.
1000%
900%
800%
700%
600%
500%
400%
300%
200%
100%
0%
27%2016 2017 2018
27% 27%
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Peayanan Lansia dari tahun 2016 sd 2018 trennya
meningkat
.
B. Pelayanan Imunisasi
Pembangunan bidang kesehatan secara umum di Indonesia saat ini
mempunyai multi beban (Multyple burden diseases) yaitu berbagai beban
masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan
penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas
wilayah administrasi. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan
penyebaran penyakit ke wilayah lain yang terbukti sangat cost effective.
Dengan imunisasi, beberapa penyakit telah berhasil dieradikasi dan bahkan
telah dinyatakan negara dengan sertifikat bebas penyakit menular tertentu.
1. Sasaran Imunisasi
Sasaran ditujukan pada Bayi, anak Batita (bawah tiga tahun),
Ibu hamil, Anak Sekolah SD/MI kelas 1, 2 dan 3, serta Calon
No Indikator Jumlah
2. Hepatitis B 0 – 7 Hari
Sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan RI penetapan
sasaran umur bayi yang harus mendapatkan Imunisasi Hepatitis–B
berdasarkan sistem regional kewilayahan. Untuk pulau Jawa dan Bali
diharapkan pemberian Hepatitis B mulai bayi baru lahir sampai umur 3
hari. Hal ini dimaksudkan memberikan strengthening (penguatan) dalam
menjaga kedisplinan petugas kesehatan dan ibu bayi terhadap imunisasi
Hepatitis B tersebut. Namun demikian, umur toleransi secara nasional
masih bertahan pada umur bayi 0 – 7 hari.
Di Kabupaten Garut pelaksanaan hepatitis B uniject yang
diberikan pada bayi 0-7 hari dilaksanakan sejak tahun 2001, terus
mengalami perkembangan dalam tingkat pengetahuan petugas
kesehatan sehingga tidak merupakan permasalahan dalam
pelaksanaannya. Akan tetapi hal ini belum diikuti dengan acceptance
(tingkat penerimaan) di masyarakat, masih terdapat budaya (culture)
yang melekat pada ibu bayi dan tidak mau anaknya di imunisasi.
Tentunya hal tersebut merupakan kendala dalam pencapaian target
antigen tersebut yang pada gilirannya dapa berdampak pada capaian
UCI Desa.
Garfik 4.10
Cakupan Imunisasi HB 0-7 Hari
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
93.10%
92.20%
3. BCG
Sebagai parameter keberhasilan masyarakat dalam ukuran
aksesibilitas terhadap layanan kesehatan imunisasi salah satu
diantaranya adalah diukur dengan cakupan imunisasi BCG. Pemberian
imunisasi BCG diberikan satu kali pada saat bayi berumur 1 bulan. Hal
ini penting sekali untuk mencegah penyakit endemisitas Tuberkulosis
terutama TB-Paru. Seperti laporan WHO tahun 2014 kasus TB di
Indonesia mencapai peringkat ke-3 (tiga). Berdasarkan hasil survei
prevalensi TB tahun 2013-2014 Provinsi Jawa Barat menempati urutan
pertama prevalensi 0.7%. Dengan demikian, rasionya adalah 7 (tujuh)
dari 1000 penduduk sudah terdapat kasus TB aktif. Keberadaan
imunisasi BCG dipandang penting mengingat tingginya prevalensi TB
tersebut.
Garfik 4.11
Cakupan Imunisasi BCG
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
91.8
89.6
Garfik 4.12
Cakupan Pentavalent 1
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
98.82
90.3
89.4
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Peayanan pentavalent 1 pada usia bayi dari tahun 2016
sd 2018 masih fluktuatif, serta sudah mencapai target ( 98%)
pencapaian 98.82 %.
Garfik 4.13
Cakupan Pentavalent 3
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
98.2
91
86.4
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Peayanan Pentavalent 2 dari sasaran bayi dari tahun 2016
sd 2018 masih fluktuatif, sudah mencapai target ( 93%). Dengan
hasil 98.19%.
6. Polio 1
Garfik 4.14
Cakupan Imunisasi Polio 1
98.3
91.9
89.7
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Peayanan Bayi dari tahun 2016 sd 2018 masih fluktuatif,
serta sudah mencapai target ( 98%). Dengan capaian 98.82%..
7. Polio 4
Garfik 4.15
Cakupan Imunisasi Polio 4
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
94.6
91
87.6
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Peayanan Imunisasi Polio 2 dari tahun 2016 sd 2018 ,
sudah mencapai target ( 93%). Capaian 98.19%.
95
94.1
87.2
9. Drop Out
Garfik 4.17
DO campak
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
Dilihat dari grafik BCG dari tahun 2018 s.d 2018 masing
masing cakupan 98.37, 97.42% dan 101.6 % sedangkan cakupan
campak dengan hasil dari tahun 2016 s.d 2018 adalah 100%,
103.99% dan 106.99 sehingga DO Campak adalah 0%..
Garfik 4.18
Cakupan Imunisasi Ibu Hamil TT 2 +
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
110.6
99.6
Garfik 4.19
Cakupan BIAS DT
100
94.84
84.16
b) Bias TD
Pemberian imunisasi TD kepada seluruh siswa kelas 2
dan 3 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
negeri atau yang sederajat, laki-laki dan perempuan di
wilayah kerja Puskesmas Cibatu dalam kurun waktu 2016
sampai denagn 2018
Garfik 4.20
Cakupan BIAS TD
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
95.28
86.79
c) Bias CAMPAK
Cakupan Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat, laki-laki
dan perempuan yang mendapat imunisasi campak di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu 2016 sampai denagn
2018
Garfik 4.21
Cakupan BIAS CAMPAK
Di Puskesmas Cibatu Periode 2016 -2018
80.24
100.00
98.72
93.33
Grafik 4.24
Cakupan ASI Eksklusif (Lulus 6 bln)
TARGET CAPAIAN
72%
67% 69% 67%
65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65%
61%
55% 55% 56% 54%
52% 51%
48%
R
RI
R
I
S
ET
NI
EI
LI
AR
TU
RI
BE
BE
BE
BE
JU
M
UA
JU
AR
AP
NU
EM
M
US
TO
BR
VE
SE
AG
JA
OK
PT
FE
DE
NO
SE
8. Cakupan Vitamin A
Cakupan vitamin A baik kelompok umur 6 – 11 bulan (Kapsul Biru)
sebesar 92,65% meningkat dan kelompok umur 12 – 59 bulan
(Kapsul Merah) meningkat menjadi 92,62 %, sedangkan 6-59 bulan
sebesar 92,84 % tetapi belum mencapai target. Hal ini disebabkan
pencatatan dan pelaporan yang belum maksimal sehingga hasil
pendistribusian maupun sweeping kapsul vitamin A biru dan merah
belum semua terlaporkan. Adapun cara perhitungan kapsul vitamin A
merah setahun sudah sesuai dengan prosedur, yaitu diambil dari
Grafik 4.25
Cakupan Vitamin A (6-59 bulan)
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2018
CAPAIAN
87.11
85.31 85.45
U
AR
TI
AT
ESE
KA
RI
AH
KTI
TA
UK
JAY
KA
UN
RSA
CIB
SU
LILL
KER
KER
MU
IM
SU
CIB
TA
DA
KA
KA
NG
GIR
NA
KER
RYA
PA
ME
SU
DA
WA
KA
SIN
9. Cakupan SKDN
Grafik 4.26
Cakupan SKDN
Di Puskesmas Cibatu Tahun 2018
6206 S K D N
6150 5980 6094 6051 6006 6065 5999
5915 5949 5902 5897
RI
R
EI
LI
R
NI
S
AR
RI
TU
BE
BE
BE
BE
JU
M
UA
JU
AR
AP
NU
EM
M
M
US
TO
BR
SE
VE
AG
JA
OK
PT
FE
DE
NO
SE
9
BALITA KURUS
2 2
1 1 1 1 1
0 0 0 0
U
R
K
TI
AH
RI
KA
L
TI
TA
KA
SE
AT
TA
AY
UK
UK
SA
UN
SU
ER
LIL
SU
RE
CIB
TO
AJ
RIM
AR
AM
AK
KA
DA
CIB
KE
NG
RT
EK
AN
SU
RY
GI
PA
KE
DA
M
KA
SIN
Grafik 4.28
77.68
73.36 73.36
90.50
90.30
90.10
89.90
Persen
89.70
89.50
89.30
3) Air Minum
Grafik 4.30
Persentase Keluarga Menggunakan air minum
Kecamatan Cibatu Tahun 2016-2018
77.68
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Penggunaan air minum dari tahun 2016 sd 2018
mengalami peningkatan.
4) Jamban Sehat
Grafik 4.31
Persentase Keluarga Memiliki Jamban Sehat
Kecamatan Cibatu Tahun 2016-2018
72.17 72.17
71.84
Dilihat dari grafik diatas dalam kurun waktu tiga (3) tahun,
cakupan Penggunaan Jamban Sehat dari tahun 2016 sd 2018
mengalami peningkatan.
Grafik 4.32
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Secara Fisik, Bakteriologi, dan
Kimia
Di Kecamatan Cibatu Tahun 2018
6 5
0
Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat
Landasan hukum :
Undang – Undang Nomor. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang – Undang Nomor. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang – Undang Nomor. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor. 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Beracun Berbahaya.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.1428/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 128/Menkes/SK/Tahun
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
Kepdel 01/BAPEDAL/09/1995 tentang “ Tata Cara dan
Persyaratan Teknik Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3 ”.
Kepdel 02/BAPEDAL/09/1995 tentang “ Dokumentasi Limbah B3 ”
Kepdel 03/BAPEDAL/09/1995 tentang “ Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah B3 ”.
Kepdel 04/BAPEDAL/09/1995 tentang “Tata Cara Penimbunan
Hasil Pengolahan Limbah B3 ”.
Grafik 4.33
Hasil Pemeriksaan Tempat – Tempat Umum
Di Kecamatan Cibatu Tahun 2018
14%
Memenuhi syarat
Tidak Memenuhi syarat
86%
9) TPM
Grafik 4.34
Hasil Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan
Di Kecamatan Cibatu Tahun 2018
TPM
15
Memenuhi syarat
Tidak Memenuhi syarat
31
Grafik 4.35
41%
PHBS
TIDAK PHBS
79%
MADYA
45% PURNAMA
55%
3. Posyandu
Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang sudah secara rutin
dilaksanakan di masyarakat sehingga kontribusinya sangat besar
dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap masyarakat melalui
5 (lima) program pokok kegiatan dan upaya berbagai
pengengembangannya. Jumlah posyandu pada tahun 2018
sebanyak 137 Posyandu adapun tingkat perkembangan posyandu
pada tahun 2018 yaitu Madya 94 Posyandu (68,12%), Purnama 25
posyandu ( 18,12%) dan Mandiri 19 Posyandu (13,77%).
STRATA POSYANDU
14%
MADYA
PURNAMA
18%
MANDIRI
68%
Tabel5.1
Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan
PN PT NON
N AB S T/ PNS SUKWA JUMLA
NAMA JABATAN
O K RII TK BLU N H
L K D
1 KEPALA PUSKESMAS 1 1 1
2 KEPALA SUBBAGIAN 1 1 1
PETUGAS
TEKNOLOGI
3 1 0 1 1
INFORMASIKOMPUT
ER
PENGELOLA
4 1 0 0
KEPEGAWAIAN
PENGADMINISTRASI
5 SARANA DAN 2 0 0
PRASARANA
PENGADMINISTRASI
6 REKAM MEDIS DAN 5 0 3 3
INFORMASI
PENGADMINISTRASI
7 3 1 1 2
UMUM
BENDAHARA
8 1 0 1 1
PEMBANTU/PUM
9 BENDAHARA 1 1 1
10 JURU BAYAR / KASIR 4 0 4 4
PENGEMUDI
11 2 0 2 2
AMBULAN
12 PRAMU 1 0 1 1
J U M L A H (A) 23 4 0 11 2 17
JUMLAH TOTAL
96 32 1 27 4 64
(A+B)
Puskesmas Keliling I
No Standa Jumla satua
. Nama alat r h n
1 IUD Kit 1 1 set
2 Implant Kit 1 1 set
3 Baki Logam tempat alat steril tertutup 2 2 buah
4 Bein Lurus Kecil 1 1 buah
5 Bein lurus besar 1 2 buah
6 Ekskavator Berujung Dua (Besar) 1 2 buah
7 Ekskavator Berujung Dua (Kecil) 1 2 buah
8 Gunting Bedah Standar, Lengkung 2 3 buah
9 Gunting Pembalut 2 2 buah
10 Kaca Mulut Datar No.4 1 1 buah
11 Klem Arteri, Lurus (Kelly/(Kocher) 2 2 buah
12 Klem/pemegang jarum jahit 2 2 buah
13 korentang, lengkung, penjepit alat steril, 23(Cheattle) 1 1 buah
14 Proyektor / LCD Proyektor 1 1 unit
15 Tempat Alkohol (Dappen Glas) 1 1 buah
16 Klem/Penjepit Porsio, 25 cm(Schroder) 2 2 buah
17 Meteran 1 1 buah
18 Microphone Tanpa Kabel 1 1 unit
19 Reflex hammer/Palu pengukur reflex 1 1 buah
20 Irigator dengan konektor nilon, lurus 1 1 buah
21 Klem Kasa Lurus (Sponge Foster Straight) 1 1 buah
22 Alat pengukur panjang bayi 1 1 buah
23 Penumpat Plastis 1 1 buah
24 Pengungkit Akar Gigi (Cryer Distal) 1 1 buah
23 Pengungkit Akar Gigi (Cryer Mesial) 1 1 buah
24 Pinset Anatomis, 18 2 2 buah
25 Pinset gigi 1 1 buah
RUANG PELAYANAN
Ruangan Persalinan dan Resusitasi Bayi
Standa
No. Nama alat r Jumlah satuan
1 Skalpel No. 3 3 3 buah
2 Bak instrumen tertutup kecil 3 6 buah
3 Bak instrumen tertutup Medium 3 5 buah
4 Doppler 1 1 buah
5 Doyeri Probe Lengkung 1 1 buah
6 Pipa endotrakeal No. 2,5 mm diameter internal 4 4 buah
Pipa endotrakheal no. 4.0 mm diameter
7 internal 4 4 buah
Pipa endotrakheal no. 3.0 mm diameter
8 internal 4 4 buah
9 Gunting benang 3 4 buah
10 Gunting episiotomi 3 5 buah
11 Gunting Iris Lengkung 3 5 buah
12 Fenster klem 3 3 buah
13 Klem ovum 3 3 buah
14 Klem Kasa Lurus (Sponge Foster Straight) 6 6 buah
15 Dressing Forceps/korentang 3 4 buah
16 Lampu periksa Halogen 1 3 buah
A. PEMBIAYAAN KESEHATAN
REKAPITULASI PENDAPATAN BLUD UPT PUSKESMAS CIBATU
TAHUN 2016, 2017 2018
A Kesimpulan
Data dan informasi merupakan sumber daya strategis bagi
pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Gambaran
tersebut merupakan fakta yang harus disampaikan baik kepada
penentu kebijakan, pengelola program maupun kepada instansi lintas
sektor serta kepada masyarakat umum.
C Saran
1 Agar UPT Puskesmas DTP Cibatu lebih baik di tahun yang akan
datang dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sehingga
pembangunan kesehatan di Kecamatan Cibatu dapat terwujud
dengan baik sesuai dengan visi Dinas Kesehatan Kab. Garut maka
ada beberapa saran yang sangat kami harapkan untuk diperhatikan
yaitu,
2 Sistem Informasi Kesehatan yang ada saat ini masih belum
memenuhi kebutuhan informasi kesehatan secara optimal. Hal ini
berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan.