Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan di bidang kesehatan secara menyeluruh dan

berkesinambungan, bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan yang rendah juga

berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya

menjadi beban masyarakat dan pemerintah.

Pelaksanaan pembangunan kesehatan yang belum optimal

disebabkan berbagai hambatan antara lain karena faktor teknis, geografis,

sosial budaya dan masih kurangnya dukungan lintas sektor . Saat ini

masih dirasakan bahwa kesehatan belum menjadi main stream (arus

utama) dalam pembangunan sehingga seringkali pembangunan sektor lain

berdampak negatif terhadap kesehatan. (Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas

2006).

Permasalahan kesehatan masih dirasakan oleh sebagian besar

masyarakat Kota Kupang. Belum tercapainya target pelayanan

menunjukkan belum optimalnya pelayanan kesehatan. Masalah lain adalah

minimnya partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program

upaya kesehatan.

Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Kota

mempunyai tanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya. Puskesmas berperan dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 1
bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat yang optimal. (Pedoman

Perencanaan Tingkat Puskesmas 2006).

1. Tugas Pokok Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas pokok sebagai Unit Pelaksana Teknis

Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan disuatu wilayah tertentu (Pedoman Penilaian


Kinerja Puskesmas-2006)

2. Fungsi Puskesmas

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, UPTD

Puskesmas Oebobo mempunyai fungsi:

a) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

b) Pusat Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat

c) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pratama

Upaya Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Oebobo yaitu :

1.1 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1.1.1. UKM Esensial / Wajib

Pelayanan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA &

KB yang bersifat UKM, Gizi yang bersifat UKM, Pencegahan &

Pengendalian Penyakit (P2P) dan Keperawatan Kesehatan

Masyarakat (Perkesmas).

1.1.2. UKM Pengembangan

Pelayanan kesehatan jiwa, UKS/UKGS, kesehatan tradisional

komplementer, kesehatan olahraga, kesehatan indera,

kesehatan lansia dan kesehatan kerja.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 2


1.2 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Pelayanan kuratif rawat jalan (Poli Umum, MTBS, Poli Gigi dan Mulut,

Poli KIA/KB, Poli Gizi dan klinik sanitasi), Kefarmasian,

Laboratorium.

1.3 Program Pelayanan Inovasi ramah disabilitas

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kota Kupang,

khususnya di wilayah kerja Puskesmas memiliki sistem, program dan

organisasi tersendiri sesuai prioritas masalah yang ada.

BAB II
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 3
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Profil kesehatan memberikan gambaran pencapaian dalam upaya

pelayanan dilingkup Puskesmas selama setahun berjalan. Pencapaian

masing-masing kegiatan dapat diketahui sesuai indikator Standar

Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dan Indikator kinerja (Indikator

Mutu) Puskesmas Oebobo.

2.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2020 ini adalah:

2.1.1. Memberikan gambaran ketersediaan data atau informasi yang akurat,

tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan

kemampuan manajemen kesehatan dari setiap unit pelayanan

melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin, dan selanjutnya

menjadi dasar dalam penetapan penilaian kinerja Puskesmas selama

setahun.

2.1.2. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan

data, pengolahan dan analisis guna penyusunan perencanaan tingkat

Puskesmas. Sebagai bahan evaluasi kinerja/penilaian kerja, advokasi,

perencanaan dan pengambilan keputusan oleh pemegang kebijakan.

2.2 Ruang Lingkup

2.2.1. Jenis Data


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 4
Data yang disediakan dalam profil kesehatan Puskesmas ini

meliputi :

a. Data umum meliputi data geografi dan demografi.

b. Data Morbiditas dan Mortalitas.

c. Data pelayanan kesehatan antara lain Upaya Kesehatan

Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan dan pelayanan

kesehatan lainnya.

d. Data sumber daya kesehatan yaitu, sumber daya tenaga,

keuangan dan sarana prasarana.

2.2.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penyusunan Profil kesehatan ini

adalah:

1. Data capaian program pelayanan berdasarkan Indikator Mutu

Puskesmas dari setiap program pelayanan di UPTD Puskesmas

Oebobo.

2. Data keuangan dari pengelola keuangan Tahun 2020.

BAB III

GAMBARAN UMUM

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 5


3.1. Keadaan Umum

UPTD Puskesmas Oebobo, lokasinya berada di Kelurahan Oebobo

tepatnya dijalan Palapa Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo,

Kupang – Nusa Tenggara Timur. Terdiri dari 3 kelurahan dengan luas

wilayah kerja Puskesmas Oebobo adalah 4.02 km 2. Jarak dan waktu

tempuh ke Puskesmas terjauh, yaitu 2 km dan waktu terdekat menuju

Puskesmas dapat ditempuh dalam 5-10 menit. Jalan yang ditempuh ke

Puskesmas dapat dilalui oleh kendaraan (transportasi cukup lancar)

dan tidak ada kendala untuk akses masyarakat ke Puskesmas.

Gambar 1. Peta administratif wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo.

3.1.1.Geografi

UPTD Puskesmas Oebobo merupakan bagian dari Kota Kupang yang

dibentuk berdasarkan Undang-Undang Tahun 1996, tanggal 25 April

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 6


1996, dengan wilayah kerja meliputi Tiga (3) Kelurahan yakni Kelurahan

Oebobo, Fatululi dan Oetete serta batas-batasnya sebagai berikut:

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Fontein


 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Naikoten II
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Nefonaek
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Oebufu.
3.1.2. Topografi

Topografi wilayah kerja Pukesmas Oebobo adalah sebagai berikut Daerah

tertinggi di atas permukaan laut di bagian selatan: 100- 350 m.; Daerah

terendah di atas permukaan laut di bagian utara: 0 – 50 m dengan

tingkat kemiringannya 15 %. Wilayah kerja Puskesmas UPTD Oebobo

secara umum memiliki iklim tropis dengan musim hujan sekitar bulan

November s/d bulan Maret dengan suhu udara mulai dari 20,16 0C - 310C

dan musim panas yang terjadi sekitar bulan April s/d Oktober dengan

suhu udara mulai dari 29,10C – 33,40C. Sebagai daerah tropis wilayah

kerja UPTD Pukesmas Oebobo memiliki musim kemarau dan musim

hujan.

3.2. Kondisi Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Kupang tahun 2020

tercatat jumlah penduduk diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Oebobo

45.890 jiwa. Angka pertumbuhan tertinggi terdapat di Kelurahan

Fatululi, hal ini diduga adanya mobilisasi penduduk yang masuk ke

wilayah ini dari kabupaten dan kecamatan lain, maupun dalam wilayah

Kota Kupang sendiri (BPS Kota Kupang, 2020).

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk dan Pertumbuhannya Menurut Kelurahan


Tahun 2020.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 7


N Jumlah Penduduk Jumlah
Kelurahan Total
o L P KK

1. Oebobo 7.925 7.586 15.511 3.197

2. Oetete 4.752 4.768 9.520 2.018

3. Fatululi 10.702 10.157 20.859 4.573

Jumlah 23.379 22.511 45.890 9.788

Sumber : Data Penduduk BPS Tahun 2020

Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

(50,94%) dari jumlah penduduk perempuan (49,05%) dan kepala

keluarga berjumlah 9.788.

3.3. Keadaan Ekonomi

Struktur perekonomian masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas

Oebobo terbesar pada sektor pengusaha/lain-lain. Pertumbuhan ekonomi

dalam wilayah kerja ini dipengaruhi oleh berbagai sektor pekerjaan

namun yang paling dominan memberikan kontribusi pada pertumbuhan

ekonominya adalah masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai

pengusaha/wiraswasta dan pada sektor lainnya.

3.4. Penyebaran Penduduk.

Penyebaran penduduk dalam wilayah Puskesmas Oebobo tidak merata

pada 3 (tiga) Kelurahan yang ada, kepadatan penduduk terdapat di

Kelurahan Fatululi dengan jumlah penduduk sebesar 20.859 jiwa.

3.5. Sarana Pendidikan

Adapun sarana pendidikan yang berada di eilayah kerja

Puskesmas Oebobo berjumlah 22 sarana yang terdiri dari 11 Sekolah

Dasar (SD), 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 6 Sekolah


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 8
Menengah Atas (SMA). Selain itu terdapat pula sarana pendidikan pra

sekolah antara lain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman

Kanak–Kanak (TK).

BAB IV

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pembangunan Kesehatan di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo

yang dilaksanakan selama ini bersifat holistik meliputi pelayanan UKM,


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 9
UKP serta pelayanan administrasi, walaupun masih ditemui berbagai

masalah dalam bidang kesehatan yang harus ditanggulangi melalui

berbagai strategi dan upaya yang dilakukan.

4.1 VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN

4.1.1. Visi

Visi Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah Puskesmas

Oebobo tidak terpisahkan dari visi misi Walikota Kupang tahun 2017-

2022 dalam Pembangunan Kesehatan Kota Kupang

“TERWUJUDNYA KOTA KUPANG YANG LAYAK HUNI, CERDAS,


MANDIRI, DAN SEJAHTERA DENGAN TATAKELOLA BEBAS KKN”

Visi tersebut memiliki empat kunci pokok yakni Kota Layak Huni,
Kota Cerdas, Kota Mandiri dan Sejahtera, Dan Kota Bebas KKN

Kota Layak Huni, Mengandung arti ketersediaan Saran dan


prasarana perkotaan seperti air minum yang menjangkau seluruh
penduduk, listrik yang cukup bagi kebutuhan penduduk dan
tersedianya transportasi yang aman bagi warga.

Kota Cerdas, Mengandung arti membantu warga kota dengan


mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberi
informasi yang tepat kepada masyarakat atau mengantisipasi
kejadian yang tak terduga.

Kota Mandiri dan Sejahtera, Mengandung arti ekonomi


rakyat berkembang dalam kemampuan daerah dan terwujudnya
kesejahteraan dalam masyarakat.

Kota Bebas KKN, Mengandung arti berprinsip pemerintahan


yang baik/Good Governance and Clear Goverment.

(Renstra Pembangunan Kesehatan Kota Kupang 2019 - 2022 )

4.1.2 Misi

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 10


1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, Cerdas,

Berakhlak, Profesional dan Berdaya Saing (KUPANG SEHAT –

CERDAS)

2. Mengembangkan Perekonomian Kota Kupang Yang Berdaya Saing

dengan Meningkatkan Peran Swasta (KUPANG MAKMUR)

3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Mengembangkan Budaya

Kota yang tertip, Aman, Kreatif dan Berprestasi dalam menunjang

Kota Jasa (KUPANG BAGAYA – BERPRESTASI)

4. Mempersiapkan Kota Kupang Menuju Metropolitan yang

berwawasan Lingkungan

(KUPANG HIJAU)

5. Meningkatkan Tatakelola Pemerintahan Yang Bebas KKN dan

transparansi Pengelolaan Keuangan (KUPANG JUJUR)

6. Membangun Kota Kupang sebagai Rumah Besar Persaudaraan Dan

Kerukunan Lintas SARA (KUPANG RUKUN DAN AMAN)

4.1.3 Motto
Motto UPTD Puskesmas Oebobo adalah ” Melayani dengan KASIH “

4.1.4 Tata Nilai


Tata nilai UPTD Puskesmas Oebobo yaitu KASIH, yang terdiri atas:
“Komunikatif, Akuntabel, Senyum-salam-sopan, Inovatif, Harmonis”

4.2 STRATEGI UNTUK MENCAPAI TUJUAN

Pembangunan kesehatan Kota Kupang dimaksudkan untuk

mempercepat penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu,

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 11


angka kematian balita dan memperpanjang umur harapan hidup guna

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Kota Kupang yang optimal

melalui pendekatan paradigma Sehat (upaya peningkatan promosi

kesehatan dan pencegahan yang utama setelah itu baru pendekatan

pengobatan dan rehabilitasi kesehatan) dengan Kebijakan

penyelenggaraan sebagai berikut :

1. Mewujudkan komitmen pemerintah dan peran serta masayarakat

dalam mendukung pembangunan kesehatan, untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan berkualitas.

2. Meningkatkan pengembangan sistem Informasi kesehatan daerah

untuk memperkuat sistem data dan informasi kesehatan daam rangka

menghasilkan data yang berkualitas untuk mendukung pengambilan

kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.

3. Pengadaan alat pendukung pelayanan kesehatan modern yang

menunjang pelayanan yang profesional dan berkualitas, sesuai dengan

perkembangan teknologi di bidang pelayanan Kesehatan.

4. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi dalam rangka pemenuhan

kebutuhan Sumber Daya kesehatan serta peningkatan kapasitas dan

kemampuan Sumber Daya Kesehatan melalui Pelatihan Tenaga

Kesehatan secara berjenjang dan berkala untuk semua Tenaga

Fungsional Kesehatan.

5. Meningkatkan kemitraan lintas program, lintas sektor dan

masyarakat serta peningkatan upaya promosi dan pendidikan

kesehatan secara intensif, bagi seluruh stake holder pembangunan

bidang kesehatan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 12
BAB V

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Oebobo berikut ini disajikan situasi mortalitas dan

morbiditas

5.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 13
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari

kejadian kematian yang juga dapat digunakan sebagai indikator dalam

penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan

kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan

melakukan berbagai survei dan penelitian.

5.1.1 Angka Kematian Bayi

Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per

1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka

Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang sangat berguna

untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat

mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan

secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta

tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Gambaran perkembangan terakhir mengenai AKB di UPTD Puskesmas

Oebobo, dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.1. Angka Kematian Bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo
Tahun 2016 - 2020

4 4

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 14


2016 2017 2018 2019 2020
Grafik diatas menunjukan bahwa angka kematian bayi selama periode 5

tahun terakhir (tahun 2016 sampai 2020) semakin menurun/berkurang,

yakni pada tahun 2016 terdapat 5 kematian bayi, tahun 2017 terdapat 4

kematian bayi dan di tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 2

kematian bayi sedangkan tahun 2019 kembali naik menjadi 4 kematian

Neonatal dan di tahun 2020 kembali menurun menjadi 3 kematian bayi.

Ada banyak faktor yang mempengarui AKB tetapi tidak mudah untuk

menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan.

Tersedianya berbagai fasilitas pelayanan kesehatan atau faktor aksesibilitas

dan faktor ekonomi sosial serta kesediaan masyarakat untuk merubah pola

perilaku hidup merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap

AKB. Untuk Penyebab Kematian Bayi sendiri sebagian besar masih di

dominasi oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sedangkan untuk

kematian bayi di tahun 2020 penyebab utamanya yakni asfiksia.

5.1.2 Angka Kematian Balita

Grafik 5.2 Angka Kematian Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo
Tahun 2016 - 2020

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2016
2017
2018
2019
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 2020 15
Grafik diatas menunjukan bahwa AKABA pada tahun 2016 ke tahun 2017

tidak mengalami penurunan maupun peningkatan kasus, namun sejak

tahun 2018 sampai tahun 2020 tidak lagi terjadi kematian (nihil) balita per

1000 Kelahiran Hidup.

5.1.3 Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal

pada tahun tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan

kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah

melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000

kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk

memonitor kematian terkait kehamilan.

Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan

tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi

kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.Keberhasilan pembangunan

sektor kesehatan senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai

indikator utamanya. Angka kematian ibu maternal di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Oebobo dalam 3 (tiga) tahun terakhir sebagaimana terlihat

pada grafik di bawah ini.

Grafik 5.3 Angka Kematian Ibu Maternal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Oebobo Tahun 2016 - 2020

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 16


0 0 0 0
2016 2017 2018 2019 2020

Grafik diatas menunjukan bahwa selama 5 (lima) terakhir yakni tahun

2016 sampai dengan tahun 2020 terjadi 1 (satu) kematian ibu nifas di

tahun 2019.

5.2 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Angka kesakitan baik insiden maupun prevalensi dari suatu penyakit

disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam

suatu populasi pada kurun waktu tertentu.

Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat

(community based data), diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil

pengumpulan data dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data)

yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.

Gambaran pola sepuluh penyakit terbanyak tahun 2020 disajikan pada

tabel berikut ini :

Tabel. 5.2. Sepuluh Penyakit Terbanyak di UPTD Puskesmas Oebobo


Tahun 2020

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus %

1. ISPA (J069) 1.875 21,48

2. Hipertensi (I10) 1300 14,89

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 17


3. Observasi Febris 1.015 11,63

4. Dispepsia (K30) 913 10,46

5. Common Cold 814 9,33

6. Dermatitis Alergi (L239) 801 9,18

7. Myalgia (M791) 703 8,05

8. Faringitis 502 5,75

9. Diabetes Melitus 469 5,37

10. Cough 336 3,86

Total 8.728 100 %

Sumber : Laporan ICD 10 Poli Umum Puskesmas Oebobo Tahun 2020

Tabel diatas menunjukan bahwa penyakit terbanyak adalah penyakit pada

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebesar 1.875 kasus (21,48%),

sedangkan yang paling sedikit jumlahnya adalah penyakit cough berjumlah

336 kasus (3,86%). Dari pola penyakit terbanyak di atas menunjukan

bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyakit terbanyak yang

ditemukan pada masyarakat yang datang ke Puskesmas Oebobo. Walaupun

beberapa penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus

masih termasuk dalam peringkat penyakit terbanyak dan menjadi salah

satu indicator dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan

seperti yang diamanatkan dalam PMK Nomor 4 tahun 2019. Selanjutnya

juga akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu

mendapatkan perhatian yakni penyakit-penyakit yang berpotensi

menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan/wabah. Langkah – langkah

pencegahan yang telah dilakukan petugas kesehatan melalui kegiatan


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 18
promosi berupa penyuluhan kesehatan serta melakukan koordinasi secara

terus menerus baik antar program maupun dengan pihak lintas sektor.

5.2.1 Kegiatan Imunisasi

Dalam rangka memberikan kekebalan dan meningkatkan kekebalan

terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada bayi

dan Wanita Usia Subur serta Anak Sekolah Dasar maka dilaksanakan :

1. Imunisasi Rutin

Pemberian imunisasi rutin ini dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, Posyandu, Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran

bayi, ibu hamil dan Wanita Usia Subur. Sasaran imunisasi pada bayi

dan bawah dua tahun (BADUTA) berjumlah 1.804 orang (Lampiran Tabel

40) dan sasaran Ibu hamil berjumlah 1.019 orang (Lampiran Tabel 30).

Pada tahun 2020 hasil pencapaian program imunisasi mengalami

peningkatan jumlah kelurahan UCI, dimana dari 3 (tiga) Kelurahan

wilayah kerja pada tahun 2019 hanya 1 (satu) Kelurahan UCI (Kelurahan

Oetete) dan pada tahun 2020 sudah ada 2 (dua) Kelurahan yakni

Kelurahan Oebobo dan Kelurahan Oetete yang berstatus Universal

Coverage Immunization (Lampiran Tabel 37).

2. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Pemberian imunisasi untuk anak usia sekolah dasar merupakan

imunisasi lanjutan yang bertujuan meningkatkan perlindungan terhadap

penyakit campak, difteri dan tetanus. Adapun sasaran pelaksanaan BIAS

yaitu untuk siswa kelas 1, 2 dan 3. Kendala yang paling sering terjadi

saat pelaksanaan BIAS adalah tidak semua siswa mendapatkan

pelayanan imunisasi karena ada yang tidak masuk sekolah dengan


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 19
alasan sakit ataupun karena orang tua siswa yang tidak menyetujui

anaknya diimunisasi walaupun sudah diberikan sosialisasi terlebih

dahulu.

3. Sweeping Imunisasi

Sweeping Imunisasi dilaksanakan pada Kelurahan yang belum mencapai

UCI, yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan Imunisasi Dasar

Lengkap pada bayi, sehingga semua Kelurahan diharapkan dapat

mencapai UCI. Semua Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Oebobo telah melakukan sweeping imunisasi.

4. Surveilans dan Pengendalian Penyakit

Dalam rangka kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit yang

berpotensi wabah, maka wajib dilakukan pelaporan data mingguan

wabah (W2) berbasis Puskesmas. Sejak tahun 2017, pelaporan W2

secara manual telah beralih ke sistem pelaporan kasus yang berbasis

website yakni Early Warning Alert and Response System (EWARS) atau

Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR). dimana sistem akan

memberikan alarm dini langsung jika terjadi peningkatan kasus pada

jenis penyakit.

 Kasus Diare

Di sepanjang tahun 2020 tidak lagi terjadi peningkatan kasus yang

signifikan namun kewaspadaan dini tetap menjadi acuan untuk

antisipasi KLB).

Grafik 5.2.1 Distribusi kasus diare di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Oebobo Tahun 2016 – 2020

POLA MAX MIN PENYAKIT DIARE


DIWILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS OEBOBO
TAHUN 2016
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahuns/d2020
2020 20
35

30

25
20

15

10

0
1 3 5 7 9 11 1 3 1 5 1 7 19 21 2 3 2 5 2 7 29 31 33 3 5 3 7 39 41 43 4 5 47 49 51 5 3

2016 2017 2018 2019 2020

 Kasus Campak

Penanganan kasus campak di puskesmas dengan melakukan

pengambilan spesimen penderita berupa serum atau urine untuk

selanjutnya pengiriman sampel darah ke laboratorium rujukan. Pada

tahun 2020 tidak terdapat kasus campak klinis di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Oebobo.

 Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Surveilans AFP non polio merupakkan kegiatan untuk menjaring

semua suspec penderita lumpuh layu yang terjadi secara mendadak

(akut) pada anak usia <15 tahun dengan tujuan memantau kemajuan

program eradikasi polio khususnya memantau virus-polio liar (Lampiran

Tabel 61). Pada tahun 2020 tidak ditemukan penderita AFP dan

surveilans ketat AFP juga belum berjalan optimal di tahun 2020

disebabkan penanganan penyakit menular lebih difokuskan pada Covid

19.

 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 21
Suatu wilayah administrative atau Kelurahan dikatakan endemis DBD

apabila dalam tiga tahun terakhir setiap tahunnya ditemukan kasus

DBD. Kategori sporadis apabila dalam tiga tahun terakhir ditemukan

kasus tetapi tidak setiap tahunnya, sedangkan dikategorikan potensial

apabila tidak ditemukannya kasus DBD di kelurahan tersebut selama

tiga tahun berturut-turut akan tetapi Angka Bebas Jentik (ABJ)

kelurahan masih dibawah dari 95%.

Wilayah kerja Puskesmas Oebobo dikategorikan sebagai daerah endemis

DBD karena setiap tahunnya selalu ditemukan kasus DBD. Pada tahun

2020, tercatat telah terjadi 70 kasus DBD dengan 1 kasus kematian,

yang notifikasi bersumber dari klinik/RS pemerintah dan swasta.

Penderita yang tercatat berdomisili dalam wilayah kerja Puskesmas

Oebobo dengan kasus meninggal atau CFR = 1,4% (lampiran tabel 65).

Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) secara intensif dilakukan

sepanjang masa penularan/penyebaran virus DBD.

Trend kasus DBD 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik

berikut ini.

Grafik 5.2.2 Distribusi kasus DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Oebobo Tahun 2016 - 2020

49

26
24
22
20

12 13
10 9
8
Profil Kesehatan
5 UPTD Puskesmas
6 Oebobo Tahun
6 2020 5 22
3
2016 2017 2018 2019 2020
Grafik diatas menunjukan bahwa dalam kurun waktu 5 (lima) tahun

terakhir terjadi peningkatan kasus DBD, terutama pada Kelurahan

Oetete dan Fatululi.

Upaya pencegahan DBD terus dilakukan melalui kegiatan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN - DBD) yakni melalui kegiatan

3M-PLUS yang melibatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor,

sedangkan peran tenaga kesehatan melalui kegiatan larvasidasi,

pemantauan jentik berkala, promosi preventif/penyuluhan di kelompok

masyarakat maupun yang dilakukan didalam gedung pada saat pasien

menunggu antrian.

 Kasus Malaria

Annual Paracite Incidens (API) digunakan untuk mengetahui insiden

penyakit malaria pada satu daerah tertentu selama kurun waktu 1

(satu) tahun. Kategori daerah endemis tinggi bila angka API > 5 per

1000 penduduk, daerah endemis sedang bila angka API = 1-5 per 1000

penduduk, daerah endemis rendah bila angka API > 0 s/d<1 per 1000

penduduk, sedangkan daerah non endemis bila angka API = 0 per 1000

penduduk. Perhitungan API : jumlah penderita positif malaria/jumlah

penduduk x 1000.

Tahun 2020 ditemukan 1 (satu) kasus malaria yang merupakan kasus

import dan penemuan berasal dari Rumah Sakit. Pada tahun 2020

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 23


diperoleh angka API sebesar 0,02 per 1000 penduduk (kategori

endemisitas rendah), yang artinya dari 1000 penduduk yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Oebobo ditemukan kurang dari 1 orang positif

malaria (Lampiran Tabel 66). Angka API ini mengalami penurunan

disbanding tahun 2019 tercatat API sebesar 0,04 per 1000 penduduk.

 Kasus Pneumonia

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut

yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit

ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam program

penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena merupakan salah

satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang

menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan oleh

bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup cairan atau

bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak

umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu

kegiatan program penanggulangan.

Jumlah kasus pneumonia pada balita yang berobat di Puskesmas

Oebobo dalam 5 (lima) tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini.

Grafik 5.2.3 Distribusi kasus Pneumonia di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Oebobo Tahun 2016 - 2020

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 24

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

2020 2019 2018 2017 2016


Grafik diatas menunjukan bahwa kasus pneumonia mengalami

penurunan kasus sejak tahun 2016 berjumlah 4 kasus, tahun 2017

masih tetap berjumlah 4 kasus sedangkan ditahun 2019 turun menjadi

2 kasus pneumonia dan tahun 2020 berjumlah 1 kasus pneumoni berat

(lampiran tabel 53).

BAB VI

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Salah satu langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat adalah upaya pelayanan kesehatan dasar.

Pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan secara tepat diharapkan

dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan yang terjadi di

masyarakat. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun

2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pelayanan

kesehatan dasar yang dilaksanakan di Puskesmas Oebobo adalah :

6.1 Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional

dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 25
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program tersebut terdiri

dari :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Wajib/essensial

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan.

c. Upaya KIA dan KB

d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

e. Upaya Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P)

f. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan

a. Kesehatan Lanjut usia

b. Kesehatan Jiwa

c. Kesehatan Indera (mata dan telinga)

d. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer

e. Kesehatan Olah raga

f. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat

g. Upaya Kesehatan Kerja

6.2 Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan dan Penunjang (Farmasi

dan Laboratorium)

adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan

yang ditemukan di pasien yang berkunjung ke puskesmas, antara lain :

a. Rawat Jalan

1. Poli umum
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 26
2. Poli gigi

3. Ruang tindakan

4. Poli KIA

5. Poli KB dan IVA

6. Pelayanan imunisasi

7. Pelayanan P2P (IMS, TB)

8. Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan klinik sanitasi

9. Pelayanan Gizi dan konsultasi gizi

10. Pelayanan promosi kesehatan

b. Kefarmasian

c. Laboratorium

6.3 Jaringan dan Jejaring

1. Puskesmas Pembantu (Pustu)

2. Rumah sakit pemerintah/swasta

3. Bidan dan dokter praktik mandiri

I. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial/wajib

 Upaya Promosi Kesehatan

Kegiatan yang dilakukan :

a. Merencanakan penyuluhan dan membuat jadwal integrasi lintas

program

b. Pelaksanaan Penyuluhan dalam gedung dan luar gedung

c. Melaksanakan PHBS di Puskesmas dan di wilayah kerja

Puskesmas Oebobo ( Sekolah, rumah tangga, tempat umum)

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 27


d. Sosialisasi dan pembinaan kepada kader posyandu, Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS).

e. Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan dalam bentuk

Upaya Kesehatan Berbasis Kesehatan (UKBM) salah satunya

adalah Posyandu. Jumlah posyandu yang ada di Puskesmas

Oebobo sebanyak 22 posyandu balita dan 8 posyandu lansia.

Grafik 5.2.4 Strata Posyandu Bayi/Balita Di Wilayah Kerja UPTD


Puskesmas Oebobo Tahun 2020.

12 Madya; 12
10
8 Purnama; 7
6 Mandiri; 3
4
2
0
Pratama; 0

Dari grafik diatas diketahui bahwa 22 posyandu bayi balita yang berada

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo, terdapat 12 Posyandu dengan

strata Madya, 7 Posyandu berstrata Purnama dan 3 Posyandu dengan

strata Mandiri (lampiran tabel 10).

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 28


Kondisi dtersebut disebabkan Posyandu dengan strata Madya belum

memenuhi beberapa kriteria teknis untuk ditetapkan sebagai strata

Mandiri.

UKS dan UKGS

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan

mengembangkan kebiasaan hidup sehat dilakukan secara terpadu

melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. Tujuan

program UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan

derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat

sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang

optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik mulai dari tingkat

pendidikan sekolah taman kanak-kanak sampai tingkat pendidikan

menengah. Cakupan pelayanan UKS (Lampiran table 45).

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan teknis pelayanan

kesehatan gigi dan dan mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaannya

disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak. Tujuan program

UKGS adalah terciptanya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang

optimal (Lampiran table 47).

 Upaya Kesehatan Lingkungan

Kegiatan program kesehatan lingkungan yang telah dilaksanakan dalam

tahun 2020 meliputi kegiatan :

a. Pengawasan/Pemeriksaan sanitasi Tempat dan Fasilitas Umum (TFU)

Tempat-Fasilitas Umum (TFU) adalah suatu tempat dimana umum

(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 29
mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus

(Suparlan,1977). Tempat Fasilitas Umum seperti terminal, pasar,

sekolah, sarana ibadah memiliki potensi sebagai tempat terjadinya

penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan

kesehatan lainnya. Pengawasan terhadap TFU dilakukan untuk

mewujudkan lingkungan yang bersih guna melindungi kesehatan

masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan

kesehatan lainnya (Chandra,2007). adapun kegiatan dasar yang

dilakukan di TFU yakni inspeksi kesehatan lingkungan dan intervensi

(lampiran tabel 76).

b. Pengawasan/Pemeriksaan sanitasi bangunan perumahan

Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tingggal berlindung yang mempengaruhi

derajat kesehatan manusia. Secara umum Rumah sehat apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut (pedoman teknis penilaian rumah

sehat,Depkes RI 2007) antara lain sarana sanitasi, kualitas lingkungan

dan sanitasi total berbasis masyarakat. Cakupan pengawasan sanitasi

perumahan dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 5.2.5 Cakupan Inspeksi Kesehatan Lingkungan bangunan


perumahan di Wilayah kerja Tahun 2020

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 30


diperiksa MS TMS

557

372
262
190

185
178
117

105

84
77
73

28
Oeb o b o Fatul ul i Oet et e P u sk esm as

Grafik diatas menunjukan bahwa sebanyak 33,21% rumah belum

memenuhi persyaratan sanitasi perumahan dan sebanyak 66,79% rumah

telah memenuhi persyaratan sanitasi perumahan.

c. Pengawasan/Pemeriksaan sanitasi sarana air besrih dan kualias air.

Sarana air bersih menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia dimana

terkait langsung dengan tersedianya air bersih cukup dari faktor kualitas

dan kuantitas. Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber

tergantung pada kondisi daerah setempat. Penyediaan air bersih yang

tidak memenuhi syarat dapat menjadi faktor risiko timbulnya penyakit

diare dan kecacingan (water born deseases). Tujuan pengawasan sarana

air bersih antara lain untuk mengetahui kondisi sarana dan melakukan

tindakan intervensi agar air yang digunakan masyarakat mempunyai

kualitas yang baik. Cakupan pengawasan sarana air bersih dapat dilihat

pada lampiran tabel 73.

d. Pengawasan/Pemeriksaan sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan yang

disediakan di luar rumah, maka produk makanan yang disediakan


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 31
haruslah terjamin kualitasnya. Hal tersebut dapat terwujud bila

ditunjang dengan keadaan hygiene sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan

(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan. TPM yang dimaksud meliputi

restoran, rumah makan, jasa boga/catering, kantin, depot, warung,

industri makanan, makanan jajanan dan sebagainya. Cakupan

pengawasan/pemeriksaan pada TPM dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 5.2.6 Cakupan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat


Pengelolaan Makanan (TPM) di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Oebobo Tahun 2020.
140 130

120

100
76
80
61
60 52
42
40 26
17
20 8

0
OEBOBO FATULULI OETETE Puskesmas

TPM YG ADA TPM di IKL

Persentase TPM yang memenuhi syarat hygine sanitasi (Lampiran tabel

77)

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 32


 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana (KIA-KB)

1. Pelayanan Antenatal Care (ANC)

1.1 Cakupan K1

yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa

kehamilan. Tujuan K1 adalah untuk memfasilitasi hasil yang

sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan

membangun hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi

komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.

Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah

dari kelahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.

Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus

segera dilaksanakan begitu terjadi kehamilan yaitu ketika

haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan dan

dilaksanakan terus secara berkala selama kehamilan. Ibu

harus melaksanakan pemeriksaan antenatal paling sedikit 4

kali. satu kali kunjungan pada trimester I, satu kali kunjungan

pada trimester II dan dua kali kunjungan pada trimester III

( Prawirohardjo S, 2002 ) .

Grafik 5.2.7 Cakupan pelayanan ANC (K1) di wilayah kerja UPTD Tahun
2020

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 33


100.00% 91.90% 90.00%
90.00% 81.60%
80.00%
70.00% 60.80%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
OEBOBO FATULULI OETETE TARGET

Grafik diatas menunjukan bahwa pelayanan ANC (K1) di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Oebobo dengan jumlah kunjungan ibu hamil ke 1

yakni 823 ibu hamil dari keseluruhan jumlah sasaran ibu hamil yakni

1.019 orang (80,76%).

1.2 Cakupan pelayanan ANC (K4)

Berdasarkan Pedoman SPM bidang kesehatan tahun 2009 Depkes RI

2009 (SPM 1), menyebutkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil K-4

adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal

sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan

bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selaman masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut:

1. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu.

2. Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24 minggu.

3. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu

Grafik 5.2.8 Cakupan pelayanan ANC (K4) di wilayah kerja UPTD Tahun
2020

95.00%
100.00%
83.10%
90.00%
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo
80.00% Tahun 2020 34
70.00% 60.50%
60.00%
50.00% 38.20%
40.00%
30.00%
10.00%
0.00%
OEBOBO FATULULI OETETE TARGET

Grafik diatas menunjukan bahwa pelayanan ANC (K4) di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Oebobo belum mencapai target yang ditetapkan.

Namun bila dilihat secara keseluruhan pelayanan K4 di Puskesmas

Oebobo mencapai 63,5% dari target yakni 95% (Lampiran tabel 23).

2. Pelayanan Persalinan Oleh Nakes (SPM 2)

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di

Puskesmas Oebobo tahun 2020 sebesar 67,3% (655 salin oleh

nakes) dari target yang harus dicapai adalah 96% (Lampiran

tabel 23).

Grafik 5.2.9 Cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan


Tahun 2020

96.00%
100.00%
87.50%
90.00%
80.00%
64.50%
70.00%
60.00%
50.00% 40.60%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
OEBOBO FATULULI OETETE TARGET
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 35
Masih belum tercapainya target kerja ini disebabkan karena masih

adanya tindakan persalinan yang ditolong oleh dukun ataupun

keluarga dengan alasan ekonomi serta adanya kebiasaan untuk

melahirkan di desa/kampung halaman.

3. Pelayanan Kunjungan Neonatal

Neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat

minggu. Neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke

bumi (Krisyanasari, 2010).

Pencegahan terjadinya komplikasi pada neonatal merupakan hal yang

terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga

neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari

kehidupan intrauterin ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik

karena periode neonatal merupakan periode paling kritis dalam fase

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai

dengan usia 4 minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain

(Wahyuni, 2009) :

 Perode Neonatal Dini yang meliputi jangka waktu 0 - 7 hari

setelah lahir

 Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi

jangka waktu 8 - 28 hari setelah lahir.

Grafik 5.2.10 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) di UPTD


Puskesmas Oebobo Tahun 2020

700 654(70,6%)

Profil Kesehatan
600 UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 36

500

400
300

200
100%
79 (38,5%)
100

0
OEBOBO FATULULI OETETE PUSK

Grafik diatas menunjukan bahwa capaian pelayanan pada indikator

KN1 rata-rata mencapai 70,6% dan belum mencapai target indikator

mutu kinerja yakni 100%. Pelayanan KN1 ini meliputi pelayanan

kesehatan neonatal dasar yakni diantaranya tindakan resusitasi,

pencegahan hipotermia, Inisiasi menyusui dini dan ASI ekslusif,

pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan

pemberian imunisasi, pemberian vitamin K, manajemen terpadu

balita muda (MTBM), dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah

menggunakan buku KIA (lampiran tabel 34).

4. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat

digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukan melalui

kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat

kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta

jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap

menurut kecamatan dan puskesmas dari pelayanan KB dapat dilihat

pada lampiran profil ini (Lampiran Tabel 28).


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 37
 Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

1. Pelayanan Imunisasi (Lampiran Tabel 39/IDL)

Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi

umur 0-1 tahun (BCG, DPT-HiB, Polio, Campak/MR, HB), imunisasi

untuk Wanita Usia Subur/Ibu hamil (TT), dan imunisasi untuk anak

SD (kelas 1:Campak, DT dan Kelas 2 - 3 : TD), sedangkan kegiatan

imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah

seperti potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar

atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian

Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan

proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada

sekelompok bayi.

Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu,

berarti dalam wilayah tersebut tergambar besarnya tingkat kekebalan

masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Beberapa Jenis antigen

yang masuk dalam perhitungan UCI suatu wilayah antara lain DPT-

HB1, DPT-HB3, Polio 4, BCG, Campak, HB0.

Suatu kota/kabupaten telah mencapai target UCI apabila >80%

kelurahan telah mencapai target imunisasi yang masuk dalam

kategori penetapan UCI. Target persentase Kelurahan UCI tahun

2019 adalah 60% sedangkan pada tahun 2019 hanya terdapat 1

Kelurahan UCI dari 3 Kelurahan (33,3%) yang ada di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Oebobo (Lampiran Tabel 37).

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 38


Maternal dan Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah

satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk

menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap

Kabupaten/Kota hingga <1 kasus per 100 kelahiran hidup per tahun.

Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon pengantin dan

ibu hamil namun pencapaian target agak lambat, sehingga dilakukan

kegiatan akselerasi berupa pemberian TT 5 pada seluruh Wanita Usia

Subur termasuk ibu hamil (usia 15-39 tahun). Cakupan pemberian

imunisasi TT wanita usia subur pada ibu hamil dan tidak hamil

(Lampiran Tabel 26).

 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi

perseorangan dan masyarakat. Penanggulangan masalah kurang gizi

pada ibu, bayi dan balita meliputi pelayanan pemberian tablet besi (fe)

kepada ibu hamil, pemberian kapsul vitamin A kepada balita 6-59 bulan,

PMT pemulihan kepada ibu hamil KEK balita gizi buruk dan gizi kurang.

1. Pemberian kapsul vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh

yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan

kesehatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang

campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 39
bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan

menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada

saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh.

Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu yang lama juga akan

mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak

segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan (Lampiran

Tabel 41).

Pemberian kapsul Vitamin A kepada balita usia 6 - 59 bulan,

merupakan suplementasi zat gizi secara nasional yang ditujukan untuk

mencegah terjadinya kekurangan Vitamin A. Pemberian kapsul vitamin A

pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun

yakni bulan Februari dan Agustus dan pada ibu nifas diberikan 2 Kapsul.

Kebijakan pemerintah dalam pemberian vitamin A ini adalah semua anak

balita umur 12-59 bulan 1 (satu) kapsul berwarna merah, semua bayi

umur 6-11 bulan diberikan 1 (satu) kapsul berwarna biru dan ibu nifas

sebanyak 2 Kapsul Warna Merah.

2. Pemberian tablet Fe (zat besi) pada ibu hamil

Pemberian tablet besi kepada ibu hamil ditujukan untuk mencegah

terjadinya anemia gizi (kurang darah), dimana faktor penyebabnya

utamanya adalah kurangnya asupan mineral zat besi. Anemia pada masa

kehamilan dapat menyebabkan risiko antara lain pada ibu bisa terjadi

pendarahan dan partus lama saat persalinan dengan akibat terburuk

adalah kematian, sedangkan pada bayi kematian janin dalam kandungan

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 40


atau bayi lahir mati, bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan

cacat bawaan (Lampiran Tabel 27).

3. Penanganan Kasus Gizi Kurang

Masalah gizi pada balita dan ibu hamil dengan krisis ekonomi yang masih

berkelanjutan memberikan dampak timbulnya kasus gizi buruk pada

anak balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Pada umumnya

kasus ini terjadi pada keluarga yang ekonomi dan pendidikannya rendah.

Untuk menanggulangi kasus ini perlu diadakan beberapa kegiatan;

Pemberian PMT Pemulihan dan PMT penyuluhan di Posyandu,

mengedukasi masyarakat menjadi masyarakat yang sadar gizi serta

pemantauan status gizi setiap tahunnya.

Grafik 7.1 Prevalensi Gizi Kurang (BB/U) dan Balita Kurus (BB/TB) di
UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020

190
200
180
160
140
120 99
100
80 52
60
40
20 0 0 0 0 0
0
Oebobo Oetete Fatululi

Gizi Kurang Balita Kurus

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 41


Berdasarkan grafik diatas tampak bahwa tidak ada balita gizi kurang dari

hasil penimbangan berat badan pada tahun 2020 (Lampiran Tabel 44)

dari total balita yang ditimbang di Puskesmas Oebobo sebanyak 824

orang balita.

Beberapa masalah yang ditimbulkan akibat gizi lainnya seperti kebutaan

akibat kekurangan vitamin A, anemi gizi besi, dan kurang zat iodium

telah menampakkan penurunan. Untuk Jumlah balita kurus sebanyak

33 balita sedangkan untuk balita gizi buruk seluruh balita tersebut di

tangani dengan mendapatkan perawatan berupa PMT pemulihan,

pemeriksaan di puskesmas, konseling dan kunjungan rumah untuk

memantau perkembangannya.

6.4 PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN

Dengan keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang

ditandai dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesehatan, serta semakin mudahnya akses

masyarakat ke pelayanan kesehatan maka peningkatan mutu pelayanan

kesehatan perlu terus diperbaiki dan ditingkatkan. Di masa yang akan

datang dengan meningkatnya status ekonomi masyarakat maka mereka

akan memilih tempat pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan yang baik dan bermutu terutama yang memberikan kepuasan

kepada masyarakat.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 42


Jika dilihat dari ketersediaan sarana prasarana dalam pelayanan

kesehatan dasar yang tersedia di UPTD Puskesmas Oebobo pada saat ini,

sudah bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang

membutuhkan. Di UPTD Puskesmas Oebobo terdapat 1 (satu) Puskesmas

Pembantu yang terletak di Jalan Shopping Center Kelurahan Fatululi.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan di UPTD Puskesmas Oebobo dapat

dilihat dari beberapa indikator antara lain jumlah penduduk yang

berkunjung ke Puskesmas dan frekuensi pelayanan puskesmas di luar

gedung. Jumlah kunjungan penduduk ke Puskesmas pada tahun 2020

adalah sebanyak 10.450 kunjungan (Lampiran tabel 5). Jumlah

kunjungan ini merupakan jumlah kunjungan rawat jalan yang relatif

menurun dibanding tahun sebelumnya dikarenakan situasi pandemi

Covid 19 di tahun 2020.

Grafik 6.8 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di UPTD Puskesmas Oebobo


Tahun 2020

JKN UMUM PUSK

3458
3208 3187

2123

1568 1754 1749 1784


1520 1569 1668
1513 1502
1385
1238
933
1890 856 652 797
1688 1618 572 717
593 683
1190 1097 574
941 898 987 951 819
792 664
0
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 43


Data diatas menunjukan bahwa jumlah kunjungan rawat jalan di UPTD

Puskesmas Oebobo bersifat fluktuatif dimana pada awal tahun

kunjungan cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah

kunjungan setelah triwulan 1, hal tesebut dapat disebabkan dengan pola

sebaran penyakit yakni pada awal tahun lebih banyak pasien dengan

keluhan diare, batuk pilek dan demam dan dimulainya masa pandemi

Covid 19.

Untuk sistem rujukan di UPTD Puskesmas Oebobo dilakukan secara

berjenjang yakni pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit tipe D dan jenjang

rujukan selanjutnya.

BAB VII

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di UPTD

Puskesmas Oebobo tahun 2020, dikelompokan menjadi sarana dan

prasarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Yang

selengkapnya akan diuraikan di bawah ini.

7.1 Sarana Prasarana Kesehatan

Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Kelurahan Siaga dan Sarana Kesehatan Bersumber

Daya Masyarakat (UKBM).


Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 44
7.1.1 Puskesmas Induk

7.1.2 Puskesmas Pembantu (Pustu)

Dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan

pada fasilitas pelayanan kesehatan dan kebutuhan masyarakat atas

pelayanan yang cepat dan terjangkau sudah menjadi kebutuhan

mendesak sehingga berdirinya Puskesmas Pembantu disesuaikan dengan

jumlah penduduk yang ada pada wilayah tersebut.

7.1.3 Transportasi

Hingga Tahun 2020 seluruh UPTD Puskesmas Oebobo telah memiliki

Sarana transportasi pendukung pelayanan Puskesmas berupa 1 (satu)

unit ambulance, kendaraan operasional Kepala Puskesmas, kendaraan

dinas roda 2.

7.1.4 Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan

sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan

Terpadu) bayi/balita dan lanjut usia, kelurahan siaga, Posbindu, dan lain

sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling

dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program

prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan

gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Untuk memantau

perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 45


Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu

Mandiri.

7.2 Sumber Daya Manusia Kesehatan

Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga kesehatan merupakan

tenaga yang dibutuhkan berdasarkan rasio standar. Kebutuhan tenaga ini

erat kaitannya dengan rencana pengembangan fasilitas kesehatan, setiap

tingkat administrasi pelayanan mempunyai formasi pegawai bervariasi

sejalan dengan mobilisasi.

Berikut ini adalah jumlah dan sebaran tenaga kesehatan di UPTD

Puskesmas Oebobo tahun 2020.

Tabel 7.1. Distribusi Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Oebobo


Tahun 2020

STANDAR
PUSKESMAS OEBOBO
PMK NO.
NO JENIS TENAGA 75
TAHUN PNS PTT MAGANG TOTAL
2014

1 Dokter umum 2 2 1 - 3

2 Dokter Gigi 1 1 - - 1

3 Perawat Umum 8 12 - - 12

4 Perawat Gigi - 3 - - 3

5 Bidan 7 11 7 3 21

6 Tenaga Kesehatan 1 1 1 - 2

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 46


Masyarakat

7 Tenaga Kesehatan 1 2 - - 2
Lingkungan

8 Ahli Teknologi 1 1 1 - 2
Laboratorium
Medik

9 Tenaga Gizi 2 2 - - 2

10 Tenaga Kefamasian 2 3 - - 3
Tenaga
11 Administrasi (Loket 3 2 3 - 5
dan TU)

12 Pekarya 2 - - - -

13 Satpam - - - - -

14 Supir - - - - -
JUMLAH 40 13 3 56
Sumber : Sub Bagian Tata Usaha UPTD Puskesmas Oebobo

7.3 Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan yang disediakan dalam rangka menunjang pelaksanaan

pelayanan kesehatan bersumber dari Kapitasi, APBD, BOK. Rincian dana

selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.2. Alokasi pembiayaan kesehatan di UPTD Puskesmas Oebobo


Tahun 2020

No. Sumber Dana Penerimaan Pemanfaatan Sisa (%)

1 Kapitasi/JKN 1.261.952.864,- 1.195.759.763 66.193.101,-


(94,75%)

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 47


2 APBD / Rutin 97.019.500,- 96.829.015,- 190.485,-
(99,80%)

3 DAK Non 630.694.491,- 407.242.300,- 61.321.322,-


Fisik / BOK (64,57%)

Total 127.704.908,-
1.989.666.855,- 1.699.831.078,-
(85,43%)
Sumber : Pengelola keuangan UPTD Puskesmas Oebobo

Tabel diatas terlihat bahwa pemanfaatan dana kesehatan di UPTD

Puskesmas Oebobo pada tahun 2020 baru mencapai 85,43%, dimana

realisasi ini lebih rendah disbanding tahun sebelumnya 96,64 % dari total

anggaran yang dialokasikan untuk operasional Puskesmas, Jasa

pelayanan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan di luar gedung.

BAB VIII

PENUTUP

Sebagai Penutup dalam Profil Kesehatan ini disampaikan ucapan

terimaksih kepada semua pihak yang telah terlibat secara langsung dalam

proses penyusunan profil kesehatan ini, maupun yang secara tidak

langsung memberikan support data dan informasi tambahan. Semoga data

yang disajikan dapat memberikan informasi yang jelas dan tepat yang

diperlukan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Apabila terdapat

perbedaan data dan uraian yang keliru dalam penyajian profil ini agar

dapat dikonfirmasikan dengan sumber terkait di UPTD Puskesmas Oebobo

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 48


atau dokumen lain seperti Laporan Program bulanan Lingkup Puskesmas

Oebobo.

Karena keterbatasan dan ketidaksempurnaan dalam pengelolan data,

tentunya masih terdapat kekurangan dalam penyajian data pada profil

kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo ini, sehingga adanya perbaikan-

perbaikan, usul dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan

penyusunan profil kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo di waktu kedepan.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020 49

Anda mungkin juga menyukai