PENDAHULUAN
semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial daan ekonomis. Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya
pelayanan dan aksesbilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,
pengembangan upaya kesehatan. Salah satu produk penting dalam Sistem Informasi
berisi data atau informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat
wilayah Kelurahan Sidotopo dan Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Kota Surabaya.
Oleh karena itu Profil Kesehatan Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya dapat dipakai sebagai
Kecamatan Semampir dan sebagai bahan acuan untuk perencanaan program kesehatan di
tahun selanjutnya.
1
1.2 Visi, Misi, Moto
berkesinambungan
1.2.3 Moto
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui target dan pencapaian setiap program yang telah dilaksanakan di
2. Untuk mengetahui program yang belum mencapai target di wilayah kerja UPTD
c. Sasaran Strategis
1. Dapat menjadi bahan masukan terutama dalam rangka review tahunan kondisi
2
2. Sebagai bahan evaluasi tahunan program kesehatan yang telah dilaksanakan serta
sebagai bahan masukan untuk perencanaan maupun sebagai program tahunan yang
akan datang.
3. Sebagai salah satu bahan informasi baik bagi UPTD Puskesmas Sidotopo maupun
3
BAB II
UPTD Puskesmas Sidotopo merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kecamatan
Semampir Kota Surabaya dan lokasinya berada di Pinggir jalan raya. Transportasi antar wilayah
dihubungkan dengan jalan darat. Jalan utama sebagian besar sudah beraspal dan sebagian lainnya
berupa paving serta mudah dijangkau dengan sarana transportasi. Akses jalan mudah dijangkau
Kelurahan Sidotopo
4
Kelurahan Ampel
5
2.2 Struktur Organisasi Puskesmas
6
2.3 Wilayah Administrasi Puskesmas
UPTD Puskesmas Sidotopo memiliki Jumlah Kelurahan 2 yakni Kelurahan Ampel dan
Kelurahan Sidotopo
Semampir dengan luas wilayah 0,28 Ha. Wilayah dataran rendah 100% dan dataran
tinggi 0%. Wilayah Puskesmas Sidotopo meliputi 2 kelurahan yaitu kelurahan Ampel
(terdiri atas 17 RW dan 86 RT) dan kelurahan Sidotopo (terdiri atas 12 RW dan 96 RT).
Seluruh wilayah Puskesmas Sidotopo dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 dan roda
7
3. Gizi
4. KIA KB
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit
Program upaya kesehatan masyarakat pengembangan :
1. Keperawatan kesehatan masyarakat
2. Upaya Kesehatan Lansia
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Indra
5. Upaya Kesehatan UKGM/UKGS
6. Upaya Kesehatan Matra
7. Upaya Kesehatan Olahraga
8. Upaya Usaha Kesehatan Kerja
9. Upaya Kesehatan Tradisional
B. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
1. Unit Pendaftaran
2. Pelayanan Umum
3. Pelayanan KIA KB
4. Pelayanan Kesehatan Gigi
5. Pelayanan Gizi
6. Pelayanan TB
7. Pelayanan Laboratorium
8. Pelayanan Obat
9. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
10. Pelayanan Psikologi
11. Pelayanan Kesehatan Tradisional
2.5.1 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah
sebagai berikut :
8
Piramida Penduduk
9
Grafik 1. Grafik Piramida Penduduk
0-1
1-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-64
65-69
> 70
10
2.5.2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah
sebagai berikut :
2.5.3 Jumlah penduduk menurut Kelurahan di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah sebagai
berikut :
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puskesmas mempunyai jaringan dan
jejaring Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang mendukung kegiatan dan program
a. Jaringan Puskesmas :
b. Jejaring Puskesmas :
Apotik : 5 buah
Klinik : 1 buah
11
2.6.2 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat,
berbagai UKBM, yakni Posyandu balita, Posyandu lansia, Pos Kesehatan Kelurahan
2.6.2.1 Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis mempunyai upaya kesehatan berbasis
a. Posyandu Balita
Posyandu balita yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 15 Pos dan Kelurahan
Ampel sebanyak 14 Pos. Total ada 29 Posyandu balita yang ada di Puskesmas
Sidotopo dengan strata Pratama 0 pos, stata Madya 18 pos, strata Purnama 11 pos
dan strata Mandiri 0 pos. Sedangkan jumlah kader di Posyandu balita sejumlah
b. Posyandu Lansia
Posyandu lansia yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 11 pos dan Kelurahan
Ampel sebanyak 11 pos. Total ada 22 Posyandu lansia yang ada di Puskesmas
Sidotopo dengan strata Pratama 2 pos, strata Madya 20 pos, strata Purnama 0 pos
dan strata Mandiri 0 pos. Sedangkan jumlah kader di Posyandu lansia sejumlah
Pos pembinaan terpadu yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 9 pos dan
Kelurahan Ampel sebanyak 8 pos. Total ada 17 pos pembinaan terpadu yang ada
12
d. Poskesdes
Pos kesehatan desa (kelurahan) yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 1 pos
dan Kelurahan Ampel sebanyak 1 pos. Total ada 2 Poskesdes yang ada di
Puskesmas Sidotopo dengan strata Pratama 0 pos, strata Madya 2 pos, strata
Purnama 0 pos dan strata Mandiri 0 pos. Sedangkan jumlah kader di Posyandu
13
BAB III
Kematian bayi adalah kematian anak kurang dari satu tahun. Kematian bayi diukur
sebagai tingkat kematian bayi, yang merupakan jumlah kematian anak di bawah satu
tahun per 1000 kelahiran. Penyebab utama dari kematian bayi adalah asfiksia kelahiran,
pneumonia, komplikasi kelahiran infeksi neonatal, diare, malaria, campak dan malagizi.
Beberapa faktor berkontribusi pada kematian bayi seperti tingkat pendidikan ibu, kondisi
lingkungan, dan infrastruktur politik dan pengobatan. Menyediakan sanitasi, akses air
14
3.1.2 Angka Kematian Balita
Angka kesakitan (morbiditas) merupakan indikator penting yang digunakan untuk penilaian
dan perencanaan program yang bertujuan untuk menurunkan kesakitan dan kematian di
suatu wilayah. Angka kesakitan ialah jumlah kejadian suatu penyakit yang dirumuskan
sebagai jumlah anak yang sakit per 1000 anak yang bisa terkena penyakit(Kardjati dan
15
dibandingkan dengan angka kematian karena apabila angka kesakitan tinggi maka akan
memicu kematian sehingga otomatis menyebabkan angka kematian juga tinggi. Angka ini
mengetahui angka kesakitan penduduk, data dapat bersumber dari sarana pelayanan
kesehatan yang diperoleh dari laporan rutin yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Dalam
pengumpulan data angka kesakitan, terdapat dua ukuran utama yang terdiri dari angka
insidensi maupun angka prevalensi. Angka insidensi adalah gambaran tentang kumpulan
frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada satu waktu tertentu pada satu
frekuensi penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan dalam rentang waktu
tertentu pada sekelompok masyarakat. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah
seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang yang kebal atau penduduk dengan faktor
resiko tertular penyakit yang sama (population at risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa
angka prevalensi sebenarnya bukan suatu nilai yang murni, karena penduduk yang tidak
mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Prevalensi tergantung pada
dua faktor yaitu berapa banyak orang yang sakit dan durasi penyakit tersebut melanda.
16
9 A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin 601
1 Januari 0
2 Februari 1
3 Maret 0
4 April 1
5 Mei 0
6 Juni 0
7 Juli 1
8 Agustus 0
9 September 0
10 Oktober 0
11 Nopember 0
12 Desember 0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita DBD terjadi
pada bulan Februari, April dan Juli 2020 sejumlah 1 kasus DBD.
1 Januari 10
2 Februari 9
3 Maret 14
4 April 10
17
5 Mei 3
6 Juni 1
7 Juli 6
8 Agustus 3
9 September 8
10 Oktober 5
11 Nopember 6
12 Desember 6
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita TB terbanyak
1 Januari 32 36 68
2 Februari 36 35 71
3 Maret 28 35 63
4 April 16 22 38
5 Mei 4 11 15
6 Juni 3 6 9
7 Juli 7 8 15
8 Agustus 3 9 12
9 September 8 9 17
10 Oktober 6 11 17
11 Nopember 7 8 15
18
12 Desember 13 19 32
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita Diare
1 Januari 0
2 Februari 0
3 Maret 1
4 April 0
5 Mei 0
6 Juni 0
7 Juli 0
8 Agustus 0
9 September 1
10 Oktober 0
11 Nopember 0
12 Desember 0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita Kusta selama
19
BAB IV
1. Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan atau yang biasa disingkat dengan PromKes adalah sebuah program
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakan Indonesia.
Promkes ini termasuk dalam basic six program pokok atau wajib yang harus dilaksanakan
di Puskesmas.
pola hidup atau kebiasaan hidup sehat. sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap
Promkes selalu ada di setiap kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan, pada saat
kita melakukan pelayanan kehatan seperti pengobatan kegiatan Promkes ini pasti
disisipkan kepada pasien yang mendapat pelayanan kehatan, yang kemudian diharapkan
pasien tersebut dapat menjalankan apa yang telah disampaikan dalam Promkes guna
Edukasi (KIE)
20
c) Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
2. Kesehatan Lingkungan
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Ada 4 (empat)
upaya dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan yakni :
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi
Sarana Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air.
Sarana sanitasi dasar yang dipantau, meliputi jamban keluarga (Jaga), saluran
Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon
kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Dilakukan upaya pembinaan institusi
Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu
21
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.
Upaya dasar yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah :
1. Bayi BBLR = berat lahir kurang dari 2500 gram atau ukuran LILA < 9,5 cm atau
2. Bayi risiko tinggi: asfiksia, trauma lahir, pnemonia berat, BBLR, menderita
Tetanus Neonatorum.
3. Anak balita risiko tinggi: balita tinggal di keluarga dengan penderita TB atau
kusta, HIV, balita dengan kelainan tumbuh kembang, balita dengan kelainan gizi.
4. Ibu Hamil
a) Jumlah kunjungan K1 ibu hamil = jumlah kontak pertama ibu hamil dengan
b) Jumlah kunjungan K4 ibu hamil = jumlah kontak keempat atau lebih ibu hamil
terhadap ibu hamil dengan faktor risiko dan risiko. Untuk ibu hamil dengan
4. Perbaikan Gizi
Upaya Perbaikan Gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi serta
konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan keadaan atau status gizi,
terutama status gizi kurang dan status gizi buruk, serta mempertahankan keadaan
dan pemberian PMT balita Gizi Buruk, Pemberian Fe pada ibu hamil, Pemberian
tablet tambah darah pada Remaja Putri, Kelompok Ibu Pintar Balita Sehat, dan
Pos Gizi.
22
b) Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan di
membuka pelayanan konsultasi gizi yang buka setiap hari kerja sesuai dengan jam
rujukan dari poli anak, KIA, BP yang ada di Puskesmas, bahkan ada rujukan dari
kader posyandu.
program puskesmas untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular dan tidak
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Prioritas program P2M
HIV/AIDS).
2) Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (polio, difteri, campak, pertusis).
6. Perkesmas
kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
23
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Kegiatan perkesmas meliputi :
1. Kesehatan Lansia
Kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang terus menerus digalakan
keluarga dan masyarakat sekitarnya, hal ini merupakan suatu upaya menghadapi
peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak
pada peningkatan usia harapan hidup. Kegiatan upaya lansia terdiri dari :
gedung seperti pelayanan Lansia pada Pelayanan Pusesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu
b) Di Luar gedung, bekerja sama dengan Lintas sector terkait yaitu penyelenggraan
KMS ( Kartu Menuju Sehat ) Lansia sebagai pencatat dan pemantau untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita ( deteksi dini ) atau ancaman
sehingga masyarakat mau dan mampu melakukan tindakan yang tepat dalam masalah
kesehatn gigi dan mulut. Tujuan dari UKGM yaitu untuk meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut masyarakat selai itu tujuan khusus dari UKGM yaitu 1.
24
Puskesmas Sidotopo melakukan kegiatan UKGM yaitu di setiap posyandu, dengan
memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan gigi agar para orang tua bisa
mengajarkan kesehatan giginya kepada anaknya, karena kesehatan gigi yang paling
rentan terjadi pada anak-anak. Selain itu juga melakukan pemicuan karies gigi di TK
binaan.
3. Kesehatan Indera
penyakit mata di Puskesmas, penemuan kasus buta katarak pada usia > 45 tahun,
penemuan kasus sulit dan rujukan spesialis di Puskesmas melalui pemeriksaan fungsi
komplikasi operasi.
4. Kesehatan Jiwa
upaya penemuan dini dan rujukan kasus gangguan jiwa, penemuan dan penanganan
kasus gangguan perilaku, masalah NAPZA dan lain-lain dari rujukan kader dan
Sakit/RS/Spesialis dan deteksi dini serta penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku,
gangguan jiwa, gangguan psikosomatik, masalah napza dan lain-lain) yang datang
berobat ke Puskesmas.
5. Kesehatan Kerja
6. Kesehatan Olahraga
derajat kesehatan dan kesegaran jasmani meliputi Kelompok /klub olahraga yang
25
dibina, Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji, Pengukuran Kebugaran jasmani
7. Kesehatan Matra
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara
8. Kesehatan Tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan
obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai denganm norma yang berlaku
di masyarakat.
26
manfaat dan keamanannya yang tidak bertentangan dengan standar pengobatan berdasar
peraturan perundang-undangan.
e) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pemberian izin bagi
f) Penggunaan alat dan teknologi dalam pelayanan kesehatan tradisional harus dapat
Program Inovasi
a. Latar Belakang
memeriksakan kehamilannya pada trimester awal. Hal ini disebabkan karena masyarakat
menganggap hamil itu adalah hal yang biasa, jika tidak ada keluhan maka tidak
memeriksakan kehamilannya. Selain itu juga karena kurangnya dukungna dari keluarga
murni dan KN lengkap yang selama ini masih belum maksimal. Oleh karena itu dibentuk
kehamilan secara terpadu (ANC Terpadu). Dengan adanya posyandu ibu hamil
Program inovasi Posyandu ibu hamil didapat dari hasil masukan masyarakat saat
27
b. Tujuan
Menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah kerja
c. Sasaran
d. Waktu Pelaksanaan
e. Tempat Pelaksanaan
f. Bentuk Kegiatan
1. Menyiapkan alat dan bahan (alat timbang, pita LILA, microtoa, tensimeter, buku
4. Menimbang, mengukur tinggi badan, LILA, tekanan darah dan mencatat hasil oleh
11. Memindahkan catatan buku KIA ke buku register / kohort ibu hamil
12. Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan Posyandu yang akan datang
13. Melakukan kunjungan rumah bagi sasaran ibu hamil yang tidak berkunjung ke
28
2. Skrining Diabetes Mellitus Pada Pasien BTA Positif
a. Latar Belakang
Pada sebagian besar pasien diabetes, kehadiran penyakit TB sering tidak diketahui
atau terdiagnosis terlalu lambat. Deteksi dini TB pada penyandang diabetes akan
pasien TB harus dilakukan skrining untuk kemungkinan juga menderita DM, dan
Di Puskesmas Sidotopo sendiri ada beberapa pasien TB paru yang tidak mengetahui
status diabetesnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya
kesadaran dirinya untuk pemeriksaan awal diabetes. Sehingga pada saat pemeriksaan
ulang sputum (fase akhir intensif maupun 1 bulan sebelum akhir pengobatan) masih
dapat menyebabkan peningkatan resiko penularan dan resiko resistensi kuman terhadap
b. Tujuan
- Meningkatkan pemantauan gula darah pasien TBC yang sedang dalam masa
pengobatan.
c. Sasaran
29
d. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan skrining DM pada Pada pasien TB BTA (+) dilakukan setiap hari, sesuai
e. Tempat Pelaksanaan
f. Bentuk Kegiatan
2. Petugas laboratorium memeriksa sputum yang telah diserahkan oleh pasien suspek TB.
3. Jika ditemukan hasil sputum yang positif, petugas Poli Umum memberikan pengantar
5. Jika hasil gula darah acak/2 jpp pada pasien lebih dari 200 mg/dl atau gula darah puasa
lebih dari 126 mg/dl, petugas laboratorium menyampaikan ke petugas di Poli Umum
30
4.2 Upaya Kesehatan Perorangan (Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan
Laboratorium)
antara lain :
a. Rawat Jalan
Rawat Jalan adalah kegiatan kesehatan yang dilakukan kepada pasien untuk tujuan
lainnya tanpa mengharuskan pasien untuk dirawat inap. Rawat Jalan Puskesmas Sidotopo
yaitu:
Konsultasi kesehatan;
Rujukan berjenjang
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut memiliki beberapa jenis pelayanan, yaitu :
Perawatan gigi
Penambalan gigi
Pencabutan gigi
Rujukan Berjenjang
3. Pelayanan KIA/KB
31
Pemeriksaan Kehamilan / ANC.
Pemeriksaan IVA
Rujukan Berjenjang.
4. Pelayanan Sanitasi
Rujukan Berjenjang.
5. Pelayanan Gizi
Rujukan Berjenjang
6. Pelayanan TB-Kusta
Konsultasi TB-Kusta
32
Pemeriksaan TB-Kusta
Rujukan Berjenjang
Dalam melakukan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Sidotopo terdapat alur pelayanan
yang telah disepakati dan dipatuhi oleh masyarakat dan petugas agar pelayanan menjadi
b. Fasilitas Penunjang
33
Selain pelayanan kesehatan yang tersedia Puskesmas Sidotopo juga memiliki fasilitas
diantaranya adalah :
1. Laboratorium
Laboratorium Puskesmas Sidotopo digunakan untuk memeriksa sampel dari pasien yang
memiliki 2 (dua) petugas masing-masing adalah seorang Analis Laboratorium. Jenis layanan
Test kehamilan.
Ruang farmasi dan Gudang Obat Puskesmas Sidotopo berfungsi sebagai ruang untuk
mendistribusikan obat-obatan ke pasien yang telah diberikan resep oleh seorang dokter.
Poskeskel Sidotopo dan Poskeskel Ampel. Jenis Layanan yang diberikan adalah Pengobatan
dasar umum, Pengobatan dasar KIA, yang dalam pelayanannya terdapat petugas kesehatan
4.3 Program Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
34
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puskesmas mempunyai jaringan dan
jejaring Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang mendukung kegiatan dan program
a. Jaringan Puskesmas :
Poskeskel Sidotopo dan Poskeskel Ampel. Jenis Layanan yang diberikan adalah Pengobatan
dasar umum, Pengobatan dasar KIA, yang dalam pelayanannya terdapat petugas kesehatan
b. Jejaring Puskesmas :
Apotik : 5 buah
Klinik : 1 buah
35
BAB V
Guna peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan, maka tenaga kesehatan
yang ada di UPTD Puskesmas Sidotopo harus memadai jumlahnya. Adapun distribusi
Tabel 5.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sidotopo
Tahun 2020
36
14. Tenaga Administrasi / Ka TU 1 1 PNS - Kontrak
Standar ketenagaan Puskesmas Sidotopo sesuai Permenkes 75 tahun 2014 dengan tipe
37
8 Tenaga Gizi 1 1 -
9 Tenaga Kefarmasian 2 2 -
10 Perekam Medik 1 1 -
11 Tenaga Administrasi 3 3 -
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga di Puskesmas Sidotopo
sudah memenuhi standar ketenagaan Puskesmas kawasan perkotaan non rawat inap.
Kebutuhan tenaga tahun 2020 dan rencana pemenuhan kebutuhan di Puskesmas Sidotopo
a. Apoteker 0 0 0 1 0 0 1 - -
b. Tenaga Teknis
Kefarmasian 0 0 0 0 0 0 0 - -
10 Tenaga Administrasi 1 0 0 0 0 0 1 3 -2 ( Kurang )
11 Pekarya 1 0 0 0 0 0 1 2 -1 ( Kurang )
12 Perawat Pustu 0 0 0 0 0 0 0 1 -1 ( Kurang )
13 Bidan Desa 0 0 0 2 0 0 2 2 0 ( Sesuai )
14 Bidan Pustu 0 0 0 0 0 0 0 0 ( Sesuai )
15 Psikologi Klinis 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Dokter Spesialis 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Keteknisian Medis 0 0 0 0 0 0 0
a. Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 - -
b. Teknik Kardiovaskuler
212257 0 0 0 0 0 0 0 - -
212260
c. Teknisi Pelayanan Darah 0 0 0 0 0 0 0 - -
d. Refraksionis
10270
Optisien/Optometris 0 0 0 0 0 0 0 - -
212261
e. Teknisi Gigi 0 0 0 0 0 0 0 - -
10290
f. Penata Anestesi 0 0 0 0 0 0 0 - -
10300
g. Terapis Gigi dan Mulut 0 0 0 0 0 0 0 - -
10310
h. Audiologis 0 0 0 0 0 0 0 - -
212250
18 Keterapian Fisik 0 0 0 0 0 0 0
212251
a. Fisioterapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
10220
b. Terapis Wicara 0 0 0 0 0 0 0 - -
10230
c. Akupuntur 0 0 0 0 0 0 0 - -
10210
d. Okupasi Terapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
212256
19 Tenaga Teknik Biomedika 0 0 0 0 0 0 0
10320
a. Radiografer 0 0 0 0 0 0 0 - -
10330
b. Teknisi Elektromedis 0 0 0 0 0 0 0 - -
10340
c. Fisikawan Medik 0 0 0 0 0 0 0 - -
10350
d. Radioterapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
10360
e. Ortotik Prostetik 0 0 0 0 0 0 0
10380 0- -
20 Tenaga Kesehatan Tradisional 0 0 0 0 0 0 0 0
212263 0
a. Tenaga Kesehatan
Tradisional Ramuan 0 0 0 0 0 0 0 - -
b. Tenaga Kesehatan
212265 0-
Tradisional Keterampilan
0 0 0 0 0 0 0 -
21 Asisten
10390Tenaga Kesehatan 0 0 0 1 0 0 1 0 0
22 10400Non Kesehatan
Tenaga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 10430Puskesmas
Kepala 1 0 0 0 0 0 1 0 0
24 10440TU
Kepala 1 0 0 0 0 0 1 0 0
TOTAL 13 0 0 13 0 0 26 25 1 ( Lebih )
39
1 Januari 3540 220 62 0 0 49 390 1392 5653
PAGI
40
10 Oktober 71 874 3 411 0 0 1359
SORE
4 April 16 67 0 61 0 144
5 Mei 4 14 0 20 0 38
6 Juni 8 18 0 11 0 37
7 Juli 0 0 0 0 0 0
8 Agustus 0 0 0 0 0 0
9 September 0 0 0 0 0 0
10 Oktober 0 0 0 0 0 0
11 Nopember 0 0 0 0 0 0
12 Desember 0 0 0 0 0 0
1. Pasien Membawa :
41
a. Kartu Identitas ( KTP/ KK )
c. Pengguna layanan umum yang sudah pernah berkunjung membawa kartu kunjungan
/ berobat.
d. Rujukan lama yang disertai jawaban rujuk balik spesialistik, apabila memperpanjang
rujukan
4. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang keluhan kesehatannya kepada
k) Membuat SKP
- Lokakarya mini tahunan lintas sektor dilakukan pada minggu pertama bulan pertama;
- Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dilakukan pada minggu ketigasetiap bulan
ketiga berjalan;
- Lokakarya mini bulanan dilakukan pada minggu keempat setiap bulan berjalan;
42
- Pertemuan Tim Audit Internal dilakukan pada minggu kedua setiap 6 bulan;
- Pertemuan Tim Survei dan Penanganan Keluhan Pelanggan dilakukan pada minggu
- Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilakukan 2 kali dalam setahun pada minggu
bulan sekali.
bulan sekali;
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puskesmas mempunyai jaringan dan
jejaring Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang mendukung kegiatan dan program
a. Jaringan Puskesmas :
43
b. Jejaring Puskesmas :
Apotik : 5 buah
Klinik : 1 buah
5.4.1 Kondisi fisik keseluruhan bangunan dalam keadaan baik dengan perincian
sebagai berikut :
No Elemen Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan
1. Atap Atap kuat terhadap bencana Atap kuat, tidak bocor Sudah memenuhi
(angin puting beliung, gempa), dan material atap tidak standar
tidak bocor dan tidak menjadi mudah korosif dan
tempat perindukan vektor, tidak mudah terbakar
material atap tidak korosif,
tidak mudah terbakar
2. Langit - langit Langit – langit kuat, berwarna Langit-langit terbuat Memenuhi standar
terang, dan mudah dibersihkan, dari fibersemen dan
tanpa profil dan tanpa triplek. di beri cat
sambungan (seamless) warna putih tanpa
sambungan
3. Dinding Material dinding keras, rata, Sebagian besar dinding Memenuhi standar
tidak berpori, tidak terbuat dari batubata
menyebabkan silau, mudah yang di plester, ada
dibersihkan, dan tidak ada beberapa bagian yang
sambungan agar mudah terbuat dari beton
dibersihkan.
4. Lantai Material lantai harus kuat, Lantai seluruh ruangan Memenuhi standar
kedap air, permukaan rata, dilapisi kramik dengan
tidak licin, warna terang, dan
44
mudah dibersihkan warna terang
5. Pintu dan Lebar bukaan pintu utama dan Lebar pintu utama 150 Memenuhi standar
jendela ruang gawat darurat minimal cm dan dapat dilewati
120 cm atau dapat dilalui
brankar
brankar dan pintu yang bukan
akses brankar memiliki lebar
bukaan minimal 90 cm. Pintu
harus terbuka keluar.
Lantai terbuat dari bahan yang Lantai terbuat dari Memenuhi standar
tidak licin dan air buangan keramik kasar tidak
tidak boleh tergenang licin
Pintu harus mudah dibuka dan Pintu mudah dibuka Memenuhi standar
ditutup dan ditutup
45
pegangan rambat (handrail) 18
yang memiliki posisi dan
ketinggian disesuaikan dengan
pengguna kursi roda
Tingkat Tindak
Rencana
Fungsi ruang pencahaya Situasi – kondisi Keterangan Lanjut
Tindak Lanjut
an (Lux)
46
farmasi, ruang rawat
inap, ruang rawat pasca
persalinan.
air berlangganan
47
kemiringan saluran
minimal 1%
dari ruang
penyelenggaraan
makanan disediakan
perangkap lemak untuk
memisahkan dan/atau
menyaring
kotoran/lemak.
Penampungan Sementara
(TPS), dan
pengolahannya
vektor/binatang penyebar
penyakit
48
Pertimbangan fasilitas Tempat penampungan Memenuhi Monitoring
Tempat Penampungan sementara (TPS) standar sarana dan
Sementara berada jauh dari ruang prasarana
tunggu pasien dengan
(TPS) yang terpisah mempertimbangkan
diwujudkan dalam keselamatan pasien.
bentuk penyediaan Di TPS terdapat
Tempat Penampungan tempat sampah medis
Sementara (TPS) limbah besar untuk
infeksius dan non menampung safety
infeksius, yang box.
diperhitungkan
berdasarkan fungsi
bangunan, jumlah
penghuni, dan volume
limbah.
Sistem
Rencana Tindak
Kelistrik Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan
Tindak Lanjut Lanjut
an
49
alat medis yang
memerlukan listrik.
b. Instalasi
pengkabelan telah di
tata rapi
menggunakan
Sistem
penutup kabel dan
distribusi
klem.
c. Instalasi kotak
telah di atur
sedemikan rupa
disertai tanda
peringatan listrik
berbahaya
Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut
50
Sistem komunikasi di lingkup dan Terdapat alat Memenuhi Monitoring
luar puskesmas, dalam upaya komunikasi berupa 2 standar sarana dan
mendukung pelayanan di Puskesmas. telepon yaitu telepon prasarana
Alat komunikasi berupa telepon umum dan telepon
kabel, selular, radio komunikasi, PABX
ataupun alat komunikasi lainnya.
Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut
RTL Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan
Lanjut
Sistem proteksi petir harus dapat Puskesmas Sidotopo sudah Sudah Monitoring
melindungi semua bagian dari mempunyai sistem proteksi memenuhi sarana dan
bangunan Puskesmas, termasuk petir. standar prasarana
manusia yang ada di dalamnya,
dan instalasi serta peralatan
lainnya terhadap kemungkinan
bahaya sambaran petir.
Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut
51
Sistem proteksi kebakaran Puskesmas Sidotopo Memenuhi Monitoring
bangunan Puskesmas harus memiliki alat pemadam standar Monitoring
menyiapkan alat pemadam kebakaran berupa APAR. sarana dan
kebakaran untuk memproteksi prasarana
terjadinya kebakaran.
permukaan lantai,
Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
lanjut
Sumber suara dari lalu lintas Halaman luar Puskesmas Memenuhi Monitoring
dikurangi dengan cara Sidotopo telah di tanami standar Monitoring
penanaman pohon ataupun cara pepohonan untuk meredam sarana dan
lainnya sumber suara dari lalu lintas. prasarana
Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut
52
tangga dan RAM
Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut
5.4.12 Pagar
Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut
1 Anuskop 6
11 Opthalmoscope 1
12 Otoscope 1
53
13 Pelilit kapas/Cotton applicator 1
14 Skinfold calliper 1
21 Timbangan dewasa 3
22 Tonometer Schiotz 1
24 Doppler 3
25 Gunting Verband 1
28 Palu Refleks 2
29 Pen Lancet 2
31 Pinset Bedah 1
38 Tampon Tang 1
39 Cetakan Jamban 1
54
43 Gambar Anatomi Mata 60 x 90 1
45 Torniket Karet 2
46 Batang Pengaduk 3
47 Beker, Gelas 2
48 Mikroskop Binokuler 1
50 Sentrifuse Listrik 1
59 Corong 1
63 Higrometer 1
65 Pipet Berskala 1
66 Spatel logam 1
67 Shaker 1
55
73 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 4
75 Pinset Bedah 18 cm 2
79 Jarum exterpasi 1
86 Termometer Digital 3
87 Spygomomanometer Dewasa 5
89 Resusitator Dewasa 1
91 Tissue Forceps 1
101 Laptop 1
56
103 Urinometer 1
Alat Test Darah Portable / rapid diagnostic test ( Hb, Gula darah, Asam
106 1
Urat, Kolesterol)
115 Alat untuk pengukur jumlah cacing dalam tanah (Soil test kit) 1
117 Laringoskop 1
c. Sistem sanitasi yang terdiri dari sistem air bersih, sistem penyaluran air kotor
dan/atau air limbah dan sistem pembuangan limbah infkesius dan non infeksius
57
g. Sistem proteksi petir sudah memenuhi standar
l.
Dari gambaran kondisi peralatan bisa disimpulkan bahwa jumlah peralatan kesehatan
yang ada di Puskesmas Sidotopo sebagian besar sudah memenuhi jumlah minimal
peralatan kesehatan Puskesmas non rawat inap sesuai Permenkes 75 tahun 2014.
Kegiatan di Puskesmas Sidotopo didukung oleh tiga sumber dana , yaitu BOK, JKN,
dan APBD.
2020 merupakan bagian dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020. Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) 2020 termasuk dalam kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik bidang
kesehatan. BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mendukung operasional puskesmas dalam rangka pencapaian program kesehatan prioritas nasional
khususnya kegiatan promotif dan preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan dana BOK utamanya untuk mendukung biaya operasional bagi petugas kesehatan dan
kader dalam menjangkau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas sehingga terbentuk masyarakat
BOK merupakan satu kesatuan sumber pembiayaan operasional untuk pelaksanaan upaya
kesehatan bersama sumber dana lain yang ada di Puskesmas seperti dana Kapitasi JKN dan dana
yang bersumber dari APBD, serta harus menghidari duplikasi penggunaan dana.
BOK yang diterima kabupaten atau kota didistribusikan kepasa setiap puskesmas yang ada
di wilayah kabupaten / kota tersebut. Dasar perhitungan alokasi per Puskesmas memperhatikan
58
beberapa hal terkait antara lain luas wilayah kerja puskesmas, jumlah penduduk, jumlah UKBM,
jumlah sekolah, dana kapitasi yang diterima serta jumlah tenaga pelaksana UKM.
Proses perencanaan kegiatan BOK tahun 2020 mengacu pada jenis kegiatan yang capaian
SPM belum mencapai target. Kegiatan yang akan dimasukkan dalam pembiayaan BOK pun harus
Kegiatan yang sudah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya akan diatur lebih
rinci mengenai sasaran, target, volume kegiatan, lokasi kegiatan, tenaga pelaksana, jadwal
pelaksanaan dan total biaya yang dikeluarkan. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan antara
prioritas program yang harus dilaksanakan dengan alokasi dana BOK yang didapatkan.
Alokasi dana BOK Puskesmas Sidotopo pada tahun 2020 sesuai SK sebesar Rp.399.769.290
Alokasi dana BOK Puskesmas Sidotopo tahun 2020 sesuai RKA tahunan sebesar Rp. 399.769.290
Berikut ini adalah tabel kartu kendali RKA per upaya kesehatan BOK 2020 Puskesmas Sidotopo
59
RKA BOK 2020 lebih ditekankan pada Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Pengadaan APD karena
Pertanggungjawaban kegiatan dan dana dilakukan melalui pembuatan SPJ yang sudah
diatur kelengkapannya sesuai dengan Juknis BOK dan arahan dari DKK.
Proses penyaluran dana BOK tahun 2020 dilakukan seperti halnya dana APBD II karena
dana BOK 2020 dari pemerintah pusat disalurkan ke pemerintah daerah melalui kas daerah.
Dengan demikian proses penyaluran dana BOK ke puskesmas adalah sebagai berikut :
A. Pemegang program DAK BOK menbuat RPK manual berdasarkan usulan dari pemegang
program.
C. Membuat SPJ transport kegiatan DAK BOK dan diserahkan ke DKK maksimal 2 hari setelah
D. Membuat SPJ makmin kegiatan DAK BOK dan diserahkan ke DKK maksimal 2 hari setelah
F. Dana DAK BOK ditransfer oleh DKK ke rekening Bank Jatim Kader atau peserta kegiatan,
Pemanfaatan dana BOK 2020 untuk mendukung kegiatan-kegiatan promotif dan preventif
serta kegiatan manajemen puskesmas. Kegiatan promotif dan preventif meliputi berbagai upaya
kesehatan masyarakat baik esensial maupun pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial
maupun pengembangan yang dibiayai oleh BOK di Puskesmas Sidotopo adalah Upaya kesehatan
ibu, Pelayanan Balita dan Anak pra Sekolah, Pelayanan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Upaya
Kesehatan Usia Reproduksi, Upaya Perbaikan Gizi Maysrakat,, Upaya Kesehatan Lingkungan,
60
Pelayanan Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Olah Raga, Upaya Promosi Kesehatan,
Imunisasi, Surveylans dan Respon KLB, Upaya pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
Ipaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Upaya Pencegahan dan
Puskesams. Penyediaan Bahan Pakai Habis, Penyediaan Jasa Tenaga Operasional SKPD, Pemicuan
1. Transport lokal kegiatan UKM yang dibiayai dari BOK bagi kader kesehatan.
2. Transport lokal bagi peserta kegiatan BOK yang tidak mendapatkan gaji, tunjangan dari
6. Bahan Demo kegiatan Ibu pintar balita sehat, pos gizi, pendampingan balita
7. Belanja materai dan benda pos lainnya yang menunjang kegiatan BOK.
8. Belanja kertas HVS, Nota, dan sabun cuci tangan yang menunjang kegiatan BOK.
Beberapa upaya kesehatan tidak mendapatkan dana BOK di tahun 2020 ini karena masa pandemi
Covid-19, sehingga dana dialihkan penggunaannya untuk kegiatan atau upaya kesehatan yang
menunjang penanganan Covid-19. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang bersumber dana dari
BOK :
1. Lokakarya mini bulanan rutin. Kegiatan ini diadakan selama 12 bulan tetapi hanya 6 bulan yang
2. Lokakarya mini tribulan rutin. Target kegiatan ini adalah 2x selama setahun dan sudah terserap
4. Rapat Tinjauan Manajemen. Diadakan tetapi tidak dibiayai oleh dana BOK.
61
1. Kelas ibu hamil. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 kelurahan yaitu Ampel dan Sidotopo. Masing-
masing kelurahan terdapat 2 kelas ibu hamil, serta tiap kelas beranggota 10 bumil dan
1. Kelas Ibu Balita (Kelas C). Dilaksanakan di Kelurahan Ampel dan Sidotopo, masing-masing
1. Macam kegiatan untuk pelayanan Anak usia sekolah dan remaja ini adalah Tiwisada, KKR,
Posyandu remaja, Pemilihan duta kesehatan remaja, pembinaan duta kesehatan remaja. Semua
1. Sosialisasi kesehatan reproduksi pada calon pengantin (catin). Kegiatan tidak terlaksana karena
covid 19.
2. Sosialisasi kelpmpok pasangan usia subur risiko tinggi dengan kunjungan rumah. Kegiatan tidak
1. Kampung ASI. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 bulan, tetapi hanya 5 bulan yang
terlaksana.
4. Pemberian Vitamin A. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dan terlaksana 100%.
5. Pemantauan Pertumbuhan BB/TB Balita di TK/PG. Kegiatan ini tidak terlaksana karena covid
19.
6. Pelacakan Gizi Buruk. Kegiatan ini ditargetkan 15 kasus setahun dan terlaksana 100%.
Upaya Kesehatan Lingkungan tidak ada kegiatan yang terlaksana selama masa pandemi Covid
19 ini.
1. Pembinaan dan pemantauan kesehatan kerja di Pos UKK. Target kegiatan ini dilaksanakan 1x
62
2. Pemeriksaan kesehatan tempat kerja dan pekerja. Kegiatan ini dilaksanakan 2x setahun dan
terserap 100%.
1. Pengukuran kebugaran anak sekolah usia 10-12 tahun. Kegiatan ini tidak terlaksana karena
Covid 19
2. Senam Sehat Cegah Corona bersama Lansia. Kegiatan ini dilaksanakan 2x setahun dan terserap
100%.
3. Pembinaan kesehatan olah raga di masyarakat (senam bersama). Target kegiatan ini selama 1 x
1. Refreshing kader posyandu balita .Kegiatan ini tidak terlaksana karena pandemi Covid 19.
3. Survei mawas diri (SMD). Kegiatan ini SMD yang dibiayai BOK selama 12 hari untuk masing-
5. Pengkajian PHBS. Target kegiatan ini dilaksanakan oel 8 kader. Masing-masing kader 36 hari.
Terlaksana 100%.
6. Refreshing kader posyandu lansia. Kegiatan ini tidak terlaksana karena pandemi covid 19.
J. Imunisasi
1. Semua kegiatan surveylans yang dibiayai BOK tidak terlaksana selama pandemi Covid 19.
1. Pemeriksaan Jentik Secara Berkala oleh Jumantik. Kegiatan ini terlaksana 5 bulan saja.
3. Pertemuan TB. Kegiatan ini tidak terlaksana selama masa pandemi Covid 19.
1. Semua kegiatan Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular tidak terlaksana
63
1. Posyandu kesehatan jiwa. Kegiatan ini dilaksanakan 1x setahun dan tercapai 100%
P. Penyediaan bahan pakai habis. Kegiatan ini untuk pembelian materai 3000, materai 6000 dan
tidak terserap.
Q. Penyediaan jasa tenaga operasional SKPD. Kegiatan ini untuk gaji, iuran JKN,JKK dan JK
tenaga promotor kesehatan dan tenaga gizi. Tenaga Promotor kesehatan tercapai 100% dan tenaga
R. Pemicuan STBM Desa Lokus. Puskesmas Sidotopo tidak termasuk dalam kegiatan ini karena
Perencanaan dan penganggaran dana kapitasi JKN terdiri dari perencanaan pendapatan
dan perencanaan pengeluaran atau belanja dengan ketentuan anggaran pendapatan harus sama
dengan anggaran belanja. Penganggaran dana kapiatsi JKN merupakan rincian kebutuhan akan
pemanfaatan dana kapitasi JKN yang disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
disusun dalam RPK Puskesmas dan memperhatikan hasil stock opname ketersediaan barang di
puskesmas.
besaran pendapatan dana kapitasi JKN berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar di puskesmas
sesuai data BPJS Kesehatan tahun berjalan. Perkiraan alokasi pagu anggaran pendapatan kapitasi
JKN puskesmas dalam waktu satu tahun berjalan telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Surabaya. Alokasi pagu tersebut kemudian disusun dalam RKA puskesmas dan dicantumkan
dalam software JKN. Anggaran pendapatan menjadi dasar alokasi pagu anggaran belanja per
2. Puskesmas menyampaikan hasil perencanaan tersebut kepada penyelia di Dinas kesehatan untuk
64
3. Pagu anggaran puskesmas per kegiatan dapat dilihat pada sofware JKN dengan pembagian 60%
untuk jaspel, 9% untuk penyelenggaraan promosi kesehatan , 16% untuk penunjang operasional
pelayanan kesehatan, 5% untuk pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan, dan 10%
4. Pagu anggaran puskesmas per kegiatan dapat dilihat pada sofware JKN dengan pembagian 60%
untuk jaspel, 9% untuk penyelenggaraan promosi kesehatan , 19% untuk penunjang operasional
pelayanan kesehatan, 10% untuk pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan, dan 2%
5. Daftar SSH atau komponen belanja telah diakomodir oleh dinas kesehatan Kota melalui sofware
JKN dengan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
6. Puskesmas dapat mengusulkan komponen yang belum terdapat pada software JKN melalui surat
usulan kepada kepala dinas kesehatan dengan melampirkan data pendukung yang
7. Anggaran belanja puskesmas harus dientry pada software JKN lalu dicetak berupa usulan/RKA
JKN.
8. RKA kemudian di koreksi dan diverifikasi oleh bidang terkait untuk dijadikan pedoman
9. RKA yang telah diverifikasi kemudian dikunci oleh bidang sehingga tidak dapat diubah ataupun
dihapus. RKA kemudian dicetak dan ditandatangani oleh kepala puskesmas, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA).
10. Apabila diperlukan pergeseran anggaran maka puskesmas dapat mengajukan usulan pergeseran
anggaran kepada KPA dengan ketentuan tidak melebihi pagu anggaran awal.
11.Setelah disetujui oleh KPA, revisi ditindaklanjuti dengan merubah RKA pada sofware JKN.
12.Jadwal revisi ditentukan oleh Dinas kesehatan menyesuaikan dengan pelaksanaan revisi
13.Jika puskesmas membutuhan penambahan atau pengurangan pagu anggaran, dapat mengusulkan
14.Setelah disetujui maka dapat merubah pagu anggaran pada software JKN sesuai usulan.
15.Jadwal PAK ditentukan oleh Dinas Kesehatan menyesuaikan dengan pelaksanaan PAK di
65
16. Pada awal tahun anggaran setelah RKA dikunci oleh bidang maka dibuat rencana penyerapan
dana per bulan selama satu tahun yang dicantumkan dalam AKP per kegiatan di software JKN.
Jumlah pagu anggaran kapitasi JKN 2020 sebelum PAK sebesar Rp. 2.331.500.085,-
Jumlah pagu anggaran kapitasi JKN 2020 setelah PAK menjadi sebesar Rp. 2.810.366.149,-
Pagu tersebut dibagi menjadi pagu beberapa kegiatan dan dibuat RKA per kegiatan yaitu :
1. Pagu penunjang operasional pelayanan kesehatan (kode kegiatan 1.1.1.02.14.0003) sebesar Rp.
2. Pagu Pelayanan Kesehatan Primer Jaspel (kode kegiatan 1.1.1.02.17.0002) sebesar Rp.
sebesar Rp. 1.409.353.105,-. RKA Pelayanan Kesehatan Primer Jaspel di tahun 2020 dibagi
66
1 5.2.2.29.01 Belanja Barang dan Jasa Pelayanan Rp. 794.736.599,-
Kesehatan JKN
2 5.2.1.08.01 Belanja Jasa Pelayanan JKN Rp. 614.616.506,-
TOTAL Rp. 1.409.353.105,-
sebesar Rp. 223.323.992,- . RKA Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di tahun 2020 dibagi
4. Pagu pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan (kode kegiatan 1.1.1.02.02.0001) sebesar
Rp. 406.506.572,-. RKA pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan (kode kegiatan
sebesar Rp. 183.668.048,-. RKA pembinaan dan pengembangan SDM kesehatan sebesar Rp.
183.668.048,-. RKA Pembinaan dan Pengembangan SDM Kesehatan di tahun 2020 dibagi
Proses penyaluran atau pelaksanaan anggaran kapitasi JKN adalah sebagai berikut:
1. Puskesmas dapat mengajukan NPD/panjar sesuai kebutuhan anggaran pada bulan bersangkutan
67
2. NPD diajukan oleh bendahara JKN, disetujui oleh Kepala Puskesmas dan PPTK serta diketahui
oleh KPA
3. NPD diverifikasi final oleh PPK-SKPD dan diserahkan kembali ke puskesmas untuk pencairan
4. Jumlah dana yang telah diajukan harus dicairkan seluruhnya sesuai NPD.
5. Pengadaan barang dan atau jasa dilakukan oleh pejabat pengadaan / pelaksana pengadaan.
6. Pelaksana pengadaan barang / jasa dapat berbentuk tim yang dibentuk oleh kepala puskesmas
yang ditugaskan secara khusus melaksanakan pengadaan barang dan atau jasa untuk keperluan
Puskesmas.
7. Pelaksana pengadaan termasuk kepala puskesmas dan bendahara, serta PPHP terdiri dari
personil yang paham tentang tata cara pengadaan, substansi pekerjaan yang bersangkutan dan
8. Kepala Puskesmas bertanggung jawab secara formal dan material dalam pengadaan barang/jasa
di Puskesmas.
9. Bendahara dana kapitasi JKN bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan keuangan
dalam rangka pemanfaatan dana kapitasi JKN. Bentuk pertanggungjawaban berupa SPJ untuk
tiap kegiatan dan diserahkan ke masing-masing bidang maksimal tanggal 20 setiap bulan.
Bentuk pencatatan dan pelaporan berupa BKU dan kelengkapannya yang dibuat setiap akhir
bulan dan dilakukan rekonsiliasi dengan bagian keuangan Dinas Kesehatan Kota setiap bulan.
Pemanfaatan dana kapitasi JKN tahun 2020 bila ditinjau dari besaran anggaran menurut
RKA atau perencanaan digunakan untuk beberapa kegiatan atau belanja sebagai berikut:
68
2.810.366.148,- 2.164.246.670,-
Pemanfaatan dana JKN untuk masing-masing rekening belanja per kegiatan adalah
sebagai berikut:
69
D. Pelayanan Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan
Pemanfaatan dana kapitasi JKN apabila ditinjau dari besaran riil saldo awal tahun 2020
ditambah perolehan dana kapitasi JKN per bulan tahun 2020 adalah sebagai berikut :
5.5.3 APBD
Semua kegiatan Puskesmas yang menggunakan uang APBD seluruhnya adalah murni
penerimaan langsung dari DKK, tanpa pembuatan perencanaan sebelumnya. Yang berarti semua
yang setiap bulan disetorkan ke bidang masing-masing, sesuai dengan bidang pemegang kegiatan
70
Proses penyaluran dana APBD tahun 2019 langsung dari DKK ke rekening Bank Jatim petugas
puskesmas, kader, dan UKM atau rekanan setelah SPJ terverifikasi benar.
Kegiatan yang menggunakan uang APBD adalah kegiatan yang sudah di instruksikan
oleh DKK. Sehingga semua dana APBD sudah dimanfaatkan sesuai dengan SPJ yang disetorkan.
Kegiatan yang menggunakan uang APBD hanya selama bulan Januari s/d Maret 2020 dan
Berikut ini adalah macam dan jumlah dana yang diperoleh dari APBD :
71
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Berdasarkan dari semua data yang telah disajikan, secara garis besar dapat
2. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan, JKN dan APBD dapat dimanfaatkan secara
Puskesmas Sidotopo.
Sidotopo dan pihak terkait lainnya. Di bidang kesehatan, data dan informasi juga
4.2 SARAN
1. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor untuk lebih meningkatkan
peran serta warga pada upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah
2. Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitas, serta
masih perlu ditingkatkan melalui kemitraan yang setara, terbuka dan saling
72
4. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan melalui sistem
pencatatan dan pelaporan yang lengkap, tepat dan baik sehingga didapat data yang
5. Perlu adanya terobosan dan ide-ide baru dalam penyusunan Profil Kesehatan (Profil
Puskesmas) yang nantinya akan menghasilkan suatu publikasi data dan informasi
73