Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara sosial daan ekonomis. Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan

Kota Surabaya keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh

kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya

yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat setinggi-tingginya yang telah dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan mutu

pelayanan dan aksesbilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Sistem Informasi Kesehatan

perlu dimantapkan dan dikembangkan untuk menunjang pelaksanaan manajemen dan

pengembangan upaya kesehatan. Salah satu produk penting dalam Sistem Informasi

Kesehatan kota adalah Profil Kesehatan Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya.

Profil Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya merupakan gambaran kesehatan yang

berisi data atau informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat

wilayah Kelurahan Sidotopo dan Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Kota Surabaya.

Oleh karena itu Profil Kesehatan Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya dapat dipakai sebagai

salah satu alat untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan di wilayah

Kecamatan Semampir dan sebagai bahan acuan untuk perencanaan program kesehatan di

tahun selanjutnya.

1
1.2 Visi, Misi, Moto

1.2.1 Visi Puskesmas Sidotopo

Puskesmas dengan pelayanan yang profesional dan gotong royong mewujudkan

masyarakat Sidotopo Ampel sehat, maju, humanis dan berkelanjutan

1.2.2 Misi Puskesmas Sidotopo

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu

b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat

c. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM

d. Meningkatkan manajemen Puskesmas

e. Melibatkan peran lintas sektor dalam meningkatkan mutu pelayanan yang

berkesinambungan

1.2.3 Moto

Kesehatan Anda Kepuasan Kami

1.3 Tujuan dan Sasaran Strategis

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui derajat kesehatan dan pencapaian upaya pelayanan kesehatan

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidotopo tahun 2021.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui target dan pencapaian setiap program yang telah dilaksanakan di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidotopo tahun 2021.

2. Untuk mengetahui program yang belum mencapai target di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Sidotopo tahun 2021.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidotopo tahun 2021.

c. Sasaran Strategis

1. Dapat menjadi bahan masukan terutama dalam rangka review tahunan kondisi

kesehatan masyarakat di UPTD Puskesmas Sidotopo.

2
2. Sebagai bahan evaluasi tahunan program kesehatan yang telah dilaksanakan serta

sebagai bahan masukan untuk perencanaan maupun sebagai program tahunan yang

akan datang.

3. Sebagai salah satu bahan informasi baik bagi UPTD Puskesmas Sidotopo maupun

bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam perencanaan peningkatan pencapaian

setiap program dan pelayanan kesehatan yang bermutu.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1 Letak Geografis

UPTD Puskesmas Sidotopo merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kecamatan

Semampir Kota Surabaya dan lokasinya berada di Pinggir jalan raya. Transportasi antar wilayah

dihubungkan dengan jalan darat. Jalan utama sebagian besar sudah beraspal dan sebagian lainnya

berupa paving serta mudah dijangkau dengan sarana transportasi. Akses jalan mudah dijangkau

dengan menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2.

2.1.1 Peta Lokasi dan Wilayah Kerja

Kelurahan Sidotopo

4
Kelurahan Ampel

5
2.2 Struktur Organisasi Puskesmas

6
2.3 Wilayah Administrasi Puskesmas

2.3.1 Jumlah Kelurahan

UPTD Puskesmas Sidotopo memiliki Jumlah Kelurahan 2 yakni Kelurahan Ampel dan

Kelurahan Sidotopo

2.3.2 Luas Wilayah Kerja

Puskesmas Sidotopo terletak di Surabaya bagian utara, tepatnya di kecamatan

Semampir dengan luas wilayah 0,28 Ha. Wilayah dataran rendah 100% dan dataran

tinggi 0%. Wilayah Puskesmas Sidotopo meliputi 2 kelurahan yaitu kelurahan Ampel

(terdiri atas 17 RW dan 86 RT) dan kelurahan Sidotopo (terdiri atas 12 RW dan 96 RT).

Seluruh wilayah Puskesmas Sidotopo dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 dan roda

4. Angkutan kota yang lewat Puskesmas Sidotopo antara lain :

Lyn WL : Wonosari pasar loak lewat tengah wilayah puskesmas Sidotopo

Lyn GS : Gunung Anyar Sidorame melewati wilayah puskesmas Sidotopo

Lyn WB : Wonosari Bratang lewat wilayah puskesmas Sidotopo

2.3.3 Batas Wilayah Kerja

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidotopo merupakan daerah rendah. Adapun

batas-batas wilayah UPTD Puskesmas Sidotopo adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pegirian

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Wonokusumo

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Simolawang

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Sidodadi Kelurahan Siwolawang

2.4 Jenis Pelayanan di Puskesmas

JENIS - JENIS PELAYANAN YANG DISEDIAKAN UPTD PUSKESMAS


SIDOTOPO

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Program upaya kesehatan masyarakat essensial :
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan

7
3. Gizi
4. KIA KB
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit
Program upaya kesehatan masyarakat pengembangan :
1. Keperawatan kesehatan masyarakat
2. Upaya Kesehatan Lansia
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Indra
5. Upaya Kesehatan UKGM/UKGS
6. Upaya Kesehatan Matra
7. Upaya Kesehatan Olahraga
8. Upaya Usaha Kesehatan Kerja
9. Upaya Kesehatan Tradisional
B. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
1. Unit Pendaftaran
2. Pelayanan Umum
3. Pelayanan KIA KB
4. Pelayanan Kesehatan Gigi
5. Pelayanan Gizi
6. Pelayanan TB
7. Pelayanan Laboratorium
8. Pelayanan Obat
9. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
10. Pelayanan Psikologi
11. Pelayanan Kesehatan Tradisional

2.5 Keadaan Penduduk/Demografi (Jumlah Penduduk dan Profil Penduduk, Keadaan


Pendidikan, Keadaan Ekonomi, Kondisi Lingkungan)

2.5.1 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah

sebagai berikut :

8
Piramida Penduduk

Tabel 2.5.1. Piramida Penduduk Wilayah Puskesmas Sidotopo

LAKI-LAKI UMUR PEREMPUAN

738 0-1 746


1516 1-4 1480
1955 5-9 1856
1736 10-14 1752
2024 15-19 2143
2834 20-24 2813
2708 25-29 2557
2317 30-34 2208
1949 35-39 1966
1767 40-44 1785
1625 45-49 1802
1582 50-54 1684
1338 55-59 1468
1020 60-64 1118
678 65-69 657
322 70-74 396
421 75+ 645

9
Grafik 1. Grafik Piramida Penduduk

LAKI-LAKI UMUR PEREMPUAN

0-1
1-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-64
65-69
> 70

a. Jumlah kepala keluarga : 16402 KK

b. Jumlah penduduk total miskin ( jamkesmas ) : 12996 Jiwa

c. Jumlah kepala keluarga miskin (KK) : 3525 KK

d. Jumlah anggota keluarga miskin (JAMKESMAS) : 9471 orang

e. Jumlah yang mempunyai kartu jamkesmas : 12996 orang

f. Jumlah ibu hamil : 828 orang

g. Jumlah bayi (<1 tahun) : 743 bayi

h. Jumlah anak balita (1-4tahun) : 2996 anak

i. Jumlah wanita usia subur : 26961 orang

j. Jumlah pasangan subur : 7600 pasang

k. Jumlah ibu bersalin : 510 orang

l. Jumlah ibu nifas : 508 orang

m. Jumlah ibu meneteki : 889 orang

10
2.5.2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah

sebagai berikut :

Laki-Laki : 26.158 orang

Perempuan : 26.707 orang

2.5.3 Jumlah penduduk menurut Kelurahan di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah sebagai

berikut :

No Kelurahan Laki-laki Perempuan

1 Sidotopo 16.508 16.655

2 Ampel 9.650 10.052

2.6 Jumlah Jaringan Puskesmas dan UKBM

2.6.1 Jumlah Jaringan Puskesmas dan Jejaring

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puskesmas mempunyai jaringan dan

jejaring Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang mendukung kegiatan dan program

Puskesmas antara lain :

a. Jaringan Puskesmas :

 Pos Kesehatan Kelurahan Sidotopo : 1 buah

 Pos Kesehatan Kelurahan Ampel : 1 buah

 Puskesmas Keliling : 2 buah

b. Jejaring Puskesmas :

 Dokter Praktek Swasta : 3 buah

 Dokter Gigi Praktek Swasta : 1 buah

 Praktek Mandiri Bidan : 4 buah

 Apotik : 5 buah

 Klinik : 1 buah

11
2.6.2 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya

kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat,

guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar

Upaya Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah melalui pembentukan

berbagai UKBM, yakni Posyandu balita, Posyandu lansia, Pos Kesehatan Kelurahan

(Poskeskel) dan Pos Pembinaan Terpadu.

2.6.2.1 Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis mempunyai upaya kesehatan berbasis

masyarakat antara lain :

a. Posyandu Balita

Posyandu balita yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 15 Pos dan Kelurahan

Ampel sebanyak 14 Pos. Total ada 29 Posyandu balita yang ada di Puskesmas

Sidotopo dengan strata Pratama 0 pos, stata Madya 18 pos, strata Purnama 11 pos

dan strata Mandiri 0 pos. Sedangkan jumlah kader di Posyandu balita sejumlah

165 orang kader.

b. Posyandu Lansia

Posyandu lansia yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 11 pos dan Kelurahan

Ampel sebanyak 11 pos. Total ada 22 Posyandu lansia yang ada di Puskesmas

Sidotopo dengan strata Pratama 2 pos, strata Madya 20 pos, strata Purnama 0 pos

dan strata Mandiri 0 pos. Sedangkan jumlah kader di Posyandu lansia sejumlah

110 orang kader.

c. Pos Pembinaan Terpadu

Pos pembinaan terpadu yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 9 pos dan

Kelurahan Ampel sebanyak 8 pos. Total ada 17 pos pembinaan terpadu yang ada

di Puskesmas Sidotopo dengan strata 17 pos pembinaan terpadu pratama.

Sedangkan jumlah kader di Posyandu lansia sejumlah 34 orang kader.

12
d. Poskesdes

Pos kesehatan desa (kelurahan) yang ada di Kelurahan Sidotopo sebanyak 1 pos

dan Kelurahan Ampel sebanyak 1 pos. Total ada 2 Poskesdes yang ada di

Puskesmas Sidotopo dengan strata Pratama 0 pos, strata Madya 2 pos, strata

Purnama 0 pos dan strata Mandiri 0 pos. Sedangkan jumlah kader di Posyandu

lansia sejumlah 10 orang kader.

13
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1 Angka Kematian (Mortality Rate)

3.1.1 Angka Kematian Bayi

Kematian bayi adalah kematian anak kurang dari satu tahun. Kematian bayi diukur

sebagai tingkat kematian bayi, yang merupakan jumlah kematian anak di bawah satu

tahun per 1000 kelahiran. Penyebab utama dari kematian bayi adalah asfiksia kelahiran,

pneumonia, komplikasi kelahiran infeksi neonatal, diare, malaria, campak dan malagizi.

Beberapa faktor berkontribusi pada kematian bayi seperti tingkat pendidikan ibu, kondisi

lingkungan, dan infrastruktur politik dan pengobatan. Menyediakan sanitasi, akses air

minum bersih, imunisasi melawan penyakit infeksi, dan langkah-langkah kesehatan

publik lainnya dapat membantu mengurangi tingkat kematian bayi.

Tabel Angka Kematian Bayi tahun 2020

No Bulan Angka Kematian Bayi


1 Januari 0
2 Februari 0
3 Maret 1
4 April 0
5 Mei 1
6 Juni 0
7 Juli 1
8 Agustus 1
9 September 1
10 Oktober 0
11 Nopember 0
12 Desember 1

14
3.1.2 Angka Kematian Balita

Tabel Angka Kematian Balita tahun 2020

No Bulan Angka Kematian Balita


1 Januari 0
2 Februari 0
3 Maret 0
4 April 0
5 Mei 0
6 Juni 0
7 Juli 0
8 Agustus 0
9 September 0
10 Oktober 0
11 Nopember 0
12 Desember 0

3.1.3 Angka Kematian Ibu

Tabel Angka Kematian Ibu tahun 2020

No Bulan Angka Kematian Ibu


1 Januari 0
2 Februari 0
3 Maret 0
4 April 0
5 Mei 0
6 Juni 1
7 Juli 0
8 Agustus 2
9 September 0
10 Oktober 0
11 Nopember 0
12 Desember 0

3.2 Angka Kesakitan

Angka kesakitan (morbiditas) merupakan indikator penting yang digunakan untuk penilaian

dan perencanaan program yang bertujuan untuk menurunkan kesakitan dan kematian di

suatu wilayah. Angka kesakitan ialah jumlah kejadian suatu penyakit yang dirumuskan

sebagai jumlah anak yang sakit per 1000 anak yang bisa terkena penyakit(Kardjati dan

Alisjahbana,1985). Tingkat angka kesakitan mempunyai peranan yang lebih penting

15
dibandingkan dengan angka kematian karena apabila angka kesakitan tinggi maka akan

memicu kematian sehingga otomatis menyebabkan angka kematian juga tinggi. Angka ini

dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui

keberhasilan program program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta

memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatanUntuk

mengetahui angka kesakitan penduduk, data dapat bersumber dari sarana pelayanan

kesehatan yang diperoleh dari laporan rutin yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Dalam

pengumpulan data angka kesakitan, terdapat dua ukuran utama yang terdiri dari angka

insidensi maupun angka prevalensi. Angka insidensi adalah gambaran tentang kumpulan

frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada satu waktu tertentu pada satu

kelompok masyarakat (Azwar,1983). Angka prevalensi adalah gambaran tentang kumpulan

frekuensi penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan dalam rentang waktu

tertentu pada sekelompok masyarakat. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah

seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang yang kebal atau penduduk dengan faktor

resiko tertular penyakit yang sama (population at risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa

angka prevalensi sebenarnya bukan suatu nilai yang murni, karena penduduk yang tidak

mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Prevalensi tergantung pada

dua faktor yaitu berapa banyak orang yang sakit dan durasi penyakit tersebut melanda.

3.2.1 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas tahun 2020

No ICD X Nama Total

1 J06.9 Acute upper respiratory infection, unspecified 3043

2 I10 Essential (primary) hypertension 1351

3 M79.1 Myalgia 1328

4 Z35.9 Supervision of high-risk pregnancy, unspecified 879

5 E11.9 Non-insulin-dependent diabetes mellitus without complications 816


Respiratory tuberculosis unspecified, confirmed bacteriologically and
6 A15.9 789
histologically
Non-insulin-dependent diabetes mellitus with unspecified
7 E11.8 700
complications
8 Z00.0 General medical examination 636

16
9 A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin 601

10 M15.0 Primary generalized (osteo)arthrosis 537

3.2.2 Angka Kesakitan DBD

Angka kesakitan DBD pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

No Bulan Jumlah penderita

1 Januari 0

2 Februari 1

3 Maret 0

4 April 1

5 Mei 0

6 Juni 0

7 Juli 1

8 Agustus 0

9 September 0

10 Oktober 0

11 Nopember 0

12 Desember 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita DBD terjadi

pada bulan Februari, April dan Juli 2020 sejumlah 1 kasus DBD.

3.2.3 Angka Kesakitan TB

Angka kesakitan TB pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

No Bulan Jumlah penderita

1 Januari 10

2 Februari 9

3 Maret 14

4 April 10
17
5 Mei 3

6 Juni 1

7 Juli 6

8 Agustus 3

9 September 8

10 Oktober 5

11 Nopember 6

12 Desember 6

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita TB terbanyak

terjadi pada bulan Maret dengan jumlah 14 penderita TB.

3.2.4 Angka Kesakitan Diare

Angka kesakitan Diare pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

No Bulan Jumlah penderita

Laki-laki Perempuan Total

1 Januari 32 36 68

2 Februari 36 35 71

3 Maret 28 35 63

4 April 16 22 38

5 Mei 4 11 15

6 Juni 3 6 9

7 Juli 7 8 15

8 Agustus 3 9 12

9 September 8 9 17

10 Oktober 6 11 17

11 Nopember 7 8 15

18
12 Desember 13 19 32

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita Diare

terbanyak terjadi pada bulan Februari dengan jumlah 71 penderita Diare.

3.2.5 Angka Kesakitan Kusta

Angka kesakitan Kusta pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

No Bulan Jumlah penderita

1 Januari 0

2 Februari 0

3 Maret 1

4 April 0

5 Mei 0

6 Juni 0

7 Juli 0

8 Agustus 0

9 September 1

10 Oktober 0

11 Nopember 0

12 Desember 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah angka kesakitan penderita Kusta selama

tahun 2020 ada sejumlah 4 penderita Kusta.

19
BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1 Upaya Kesehatna Masyarakat (UKM Essensial dan UKM Pengembangan)

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Sidotopo bertujuan untuk

memberikan pembinaan, penyuluhan maupun kegiatan-kegiatan kesehatan ke masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Sidotopo terdapat beberapa kegiatan kesehatan masyarakat di

Puskesmas Sidotopo yaitu :

a. Upaya Kesehatan Essensial

1. Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan atau yang biasa disingkat dengan PromKes adalah sebuah program

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakan Indonesia.

Promkes ini termasuk dalam basic six program pokok atau wajib yang harus dilaksanakan

di Puskesmas.

Promosi Kesehatan memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya

pola hidup atau kebiasaan hidup sehat. sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap

dan perilaku masyarakat menjadi perilaku yang sehat.

Promkes selalu ada di setiap kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan, pada saat

kita melakukan pelayanan kehatan seperti pengobatan kegiatan Promkes ini pasti

disisipkan kepada pasien yang mendapat pelayanan kehatan, yang kemudian diharapkan

pasien tersebut dapat menjalankan apa yang telah disampaikan dalam Promkes guna

dapat mencegah terjadinya penyakit pada pasien di kemudian hari.

Program-program yang dilaksanakan pada Promosi Kesehatan adalah :

a) Peningkatan Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat

b) Pengembangan Media Promosi Kesehatan dan Teknologi Komunikasi, Informasi dan

Edukasi (KIE)

20
c) Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

d) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk

mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Ada 4 (empat)

upaya dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan yakni :

1. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)

Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi

Sarana Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air.

2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)

Sarana sanitasi dasar yang dipantau, meliputi jamban keluarga (Jaga), saluran

pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS)

3. Penyehatan Tempat-tempat Umum (TTU)

Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,

kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon

kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Dilakukan upaya pembinaan institusi

Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.

4. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)

Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan

pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan

penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.

3. Kesehatan Ibu dan Anak

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama

pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap

pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu

21
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.

Upaya dasar yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah :

1. Bayi BBLR = berat lahir kurang dari 2500 gram atau ukuran LILA < 9,5 cm atau

LIDA < 29,5 cm.

2. Bayi risiko tinggi: asfiksia, trauma lahir, pnemonia berat, BBLR, menderita

Tetanus Neonatorum.

3. Anak balita risiko tinggi: balita tinggal di keluarga dengan penderita TB atau

kusta, HIV, balita dengan kelainan tumbuh kembang, balita dengan kelainan gizi.

4. Ibu Hamil

a) Jumlah kunjungan K1 ibu hamil = jumlah kontak pertama ibu hamil dengan

tenaga kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas untuk

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan

b) Jumlah kunjungan K4 ibu hamil = jumlah kontak keempat atau lebih ibu hamil

dengan tenaga kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas

untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.

Frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan , terkecuali

terhadap ibu hamil dengan faktor risiko dan risiko. Untuk ibu hamil dengan

faktor risiko dan risiko pelayanan antenatalnya tidak terhingga.

4. Perbaikan Gizi

Upaya Perbaikan Gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi serta

konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan keadaan atau status gizi,

terutama status gizi kurang dan status gizi buruk, serta mempertahankan keadaan

status gizi baik. Pelayanan Gizi di Puskesmas meliputi :

a) Pembinaan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Kegiatan meliputi

penimbangan serentak, PMT balita, Penambingan Balita Gizi Kurang, Pelacakan

dan pemberian PMT balita Gizi Buruk, Pemberian Fe pada ibu hamil, Pemberian

tablet tambah darah pada Remaja Putri, Kelompok Ibu Pintar Balita Sehat, dan

Pos Gizi.

22
b) Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan di

Puskesmas, Posyandu, dan Taman Kanak-kanak (TK), yang pelaksanaannya pada

bulan Februari dan Agustus.

c) Pelayanan dan Konseling Gizi. Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas dengan

membuka pelayanan konsultasi gizi yang buka setiap hari kerja sesuai dengan jam

pelayanan, baik pasien yang datang langsung ke Puskesmas maupun pasien

rujukan dari poli anak, KIA, BP yang ada di Puskesmas, bahkan ada rujukan dari

kader posyandu.

5. Pencegahaan dan Pengendalian Penyakit

Program P2M (Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular dan tidak

Menular) termasuk ke dalam basic 5 program pokok Puskesmas yang merupakan

program puskesmas untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular dan tidak

menular. Tujuan Program P2M adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan

kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Prioritas program P2M

Puskesmas Sidotopo meliputi :

1) Penyakit yang menular langsung (TB, DBD, Kusta, Pnumonia, Diare,

HIV/AIDS).

2) Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (polio, difteri, campak, pertusis).

3) Penyakit yang tidak menular (hipertensi, jantung, kanker, diabetes mellitus

6. Perkesmas

Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah

satu upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat

dengan memadukan ilmu/ praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat

dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan

preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan

rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

23
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Kegiatan perkesmas meliputi :

Kunjungan rumah pasien paliatif dan pasien jiwa

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Kesehatan Lansia

Kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang terus menerus digalakan

untuk mewujudkan lansia sejahtera,bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan

keluarga dan masyarakat sekitarnya, hal ini merupakan suatu upaya menghadapi

peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak

pada peningkatan usia harapan hidup. Kegiatan upaya lansia terdiri dari :

a) Kegiatan pokok pelayanan Lansia yang dilaksanakan di dalam gedung. Di dalam

gedung seperti pelayanan Lansia pada Pelayanan Pusesmas Induk dan Puskesmas

Pembantu

b) Di Luar gedung, bekerja sama dengan Lintas sector terkait yaitu penyelenggraan

Posyandu Lansia setiap 1 bulan sekali di masing – masing Posyandu Lansia.

Pelayanan Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan fisik dan mental emosional.

KMS ( Kartu Menuju Sehat ) Lansia sebagai pencatat dan pemantau untuk

mengetahui lebih awal penyakit yang diderita ( deteksi dini ) atau ancaman

masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya.Posyandu

Lansia dilakukan dalam 5 tahapan (5 meja).

2. Kesehatan Gigi Masyarakat

Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah kegiatan pelayanan

kesehatan gigi yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan bimbingan Puskesmas

sehingga masyarakat mau dan mampu melakukan tindakan yang tepat dalam masalah

kesehatn gigi dan mulut. Tujuan dari UKGM yaitu untuk meningkatkan derajat

kesehatan gigi dan mulut masyarakat selai itu tujuan khusus dari UKGM yaitu 1.

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, 2.

Menurunkan angka kesakitan masalah kesehatan gigi dan mulut.

24
Puskesmas Sidotopo melakukan kegiatan UKGM yaitu di setiap posyandu, dengan

memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan gigi agar para orang tua bisa

mengajarkan kesehatan giginya kepada anaknya, karena kesehatan gigi yang paling

rentan terjadi pada anak-anak. Selain itu juga melakukan pemicuan karies gigi di TK

binaan.

3. Kesehatan Indera

Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan meliputi: penemuan kasus di

masyarakat dan Puskesmas melalui pemeriksaan visus/refraksi, penemuan kasus

penyakit mata di Puskesmas, penemuan kasus buta katarak pada usia > 45 tahun,

pelayanan operasi katarak di Puskesmas danpelayanan rujukan mata.

Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran meliputi:

penemuan kasus sulit dan rujukan spesialis di Puskesmas melalui pemeriksaan fungsi

pendengaran, penemuan kasus penyakit telinga di Puskesmas dan kejadian

komplikasi operasi.

4. Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa meliputi: pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam

upaya penemuan dini dan rujukan kasus gangguan jiwa, penemuan dan penanganan

kasus gangguan perilaku, masalah NAPZA dan lain-lain dari rujukan kader dan

masyarakat, penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke Rumah

Sakit/RS/Spesialis dan deteksi dini serta penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku,

gangguan jiwa, gangguan psikosomatik, masalah napza dan lain-lain) yang datang

berobat ke Puskesmas.

5. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja meliputi: jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan

kesehatan dan jumlah klinik perusahaan yang dibina.

6. Kesehatan Olahraga

Kesehatan olahraga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan dan kesegaran jasmani meliputi Kelompok /klub olahraga yang

25
dibina, Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji, Pengukuran Kebugaran jasmani

pada anak sekolah.

7. Kesehatan Matra

Kesehatan matra merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang

serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara

meliputi Hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji 3 bulan sebelum operasional

terdata, Terbentuknya Tim TRC [Tim Reaksi Cepat].

8. Kesehatan Tradisional

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan

obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris

yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai denganm norma yang berlaku

di masyarakat.

Jenis pelayanan kesehatan tradisional meliputi :

a) Pelayanan kesehatan tradisional empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang

manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris.

b) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer adalah penerapan kesehatan

tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya

serta manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah.

c) Pelayanan kesehatan tradisional integrasi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan

yang mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan

tradisional komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap atau pengganti.

d) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembinaan dan

pengawasan pelayanan kesehatan tradisional agar dapat dipertanggungjawabkan

26
manfaat dan keamanannya yang tidak bertentangan dengan standar pengobatan berdasar

peraturan perundang-undangan.

e) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pemberian izin bagi

setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional dan/atau menggunakan

alat serta teknologi kesehatan.

f) Penggunaan alat dan teknologi dalam pelayanan kesehatan tradisional harus dapat

dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan

standar diagnosis dan terapi.

g) Masyarakat diberi kesempatan untuk mengembangkan, meningkatkan, menggunakan

pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan

keamanannya, sesusia dengan ketentuan perundang-undangan.

Program Inovasi

1. Posyandu Ibu Hamil

a. Latar Belakang

Kurangnya kesadaran masyarakat di wilayah Puskesmas Sidotopo dalam

memeriksakan kehamilannya pada trimester awal. Hal ini disebabkan karena masyarakat

menganggap hamil itu adalah hal yang biasa, jika tidak ada keluhan maka tidak

memeriksakan kehamilannya. Selain itu juga karena kurangnya dukungna dari keluarga

serta pengambilan keputusan lebih dominan oelh orang tua.

Guna meningkatkan capaian K4, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, KN

murni dan KN lengkap yang selama ini masih belum maksimal. Oleh karena itu dibentuk

posyandu ibu hamil untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pemeriksaan

kehamilan secara terpadu (ANC Terpadu). Dengan adanya posyandu ibu hamil

diharapkan tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan ibu hamil dan keluarga akan meningkat.

Program inovasi Posyandu ibu hamil didapat dari hasil masukan masyarakat saat

survey kebutuhan dan harapan masyarakat dan musyawarah masyarakat desa

27
b. Tujuan

Menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah kerja

Puskesmas Sidotopo melalui Posyandu ibu hamil

c. Sasaran

Semua ibu hamil yang ada di wilayah Puskesmas Sidotopo.

d. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Posyandu ibu hamil dilaksanakan sebulan sekali

e. Tempat Pelaksanaan

Posyandu ibu hamil dilaksanakan di RW XI Kelurahan Sidotopo

f. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan pada kegiatan ini meliputi :

1. Menyiapkan alat dan bahan (alat timbang, pita LILA, microtoa, tensimeter, buku

KIA, alat peraga, funanduscope, tablet dll)

2. Mengundang dan menggerakkan ibu hamil untuk datang ke Posyandu

3. Mendaftar ibu hamil

4. Menimbang, mengukur tinggi badan, LILA, tekanan darah dan mencatat hasil oleh

kader Posyandu ibu hamil

5. Melakukan pemeriksaan kehamilan dan konsultasi oleh bidan

6. Mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA

7. Menjelaskan data buku KIA berdasarkan hasil pemeriksaan

8. Memberikan konseling sesuai dengan kondisi saat itu

9. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan

10. Memberikan Pemberikan Makanan Tambahan ibu hamil

11. Memindahkan catatan buku KIA ke buku register / kohort ibu hamil

12. Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan Posyandu yang akan datang

13. Melakukan kunjungan rumah bagi sasaran ibu hamil yang tidak berkunjung ke

Posyandu ibu hamil

28
2. Skrining Diabetes Mellitus Pada Pasien BTA Positif

a. Latar Belakang

Pada sebagian besar pasien diabetes, kehadiran penyakit TB sering tidak diketahui

atau terdiagnosis terlalu lambat. Deteksi dini TB pada penyandang diabetes akan

meningkatkan penyembuhan TB dan pengendalian kedua penyakit. Karena itu semua

pasien TB harus dilakukan skrining untuk kemungkinan juga menderita DM, dan

sebaliknya skreening terhadap TB perlu dipertimbangkan pada penyandang diabetes,

terutama pada daerah dengan prevalensi TB tinggi.

Di Puskesmas Sidotopo sendiri ada beberapa pasien TB paru yang tidak mengetahui

status diabetesnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya

kesadaran dirinya untuk pemeriksaan awal diabetes. Sehingga pada saat pemeriksaan

ulang sputum (fase akhir intensif maupun 1 bulan sebelum akhir pengobatan) masih

ditemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis di sputumnya. Dikhawatirkan hal ini

dapat menyebabkan peningkatan resiko penularan dan resiko resistensi kuman terhadap

obat antituberkulosis di wilayah Puskesmas Sidotopo pada khususnya dan di wilayah

Kota Surabaya pada umumnya.

b. Tujuan

b.1 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan TBC dengan DM.

b.2 Tujuan Khusus

- Meningkatkan skrining DM pada pasien baru TBC.

- Meningkatkan pemantauan gula darah pasien TBC yang sedang dalam masa

pengobatan.

- Menurunkan angka kegagalan pasien TBC yang memiliki DM

c. Sasaran

Pasien suspek TB Paru dengan hasil BTA Positif (+)

29
d. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan skrining DM pada Pada pasien TB BTA (+) dilakukan setiap hari, sesuai

dengan jam pelayanan di Puskesmas Sidotopo

e. Tempat Pelaksanaan

Posyandu ibu hamil dilaksanakan di Puskemas Sidotopo

f. Bentuk Kegiatan

1. Petugas di Poli Umum memberikan pengantar untuk pemeriksaan laboratorium untuk

pemeriksaan dahak SP (Sewaktu-Pagi) kepada pasien suspek TB.

2. Petugas laboratorium memeriksa sputum yang telah diserahkan oleh pasien suspek TB.

Hasil Laboratorium diserahkan kepada petugas di Poli Umum.

3. Jika ditemukan hasil sputum yang positif, petugas Poli Umum memberikan pengantar

laboratorium kepada pasien untuk pemeriksaan gula darah.

4. Petugas Laboratorium memeriksa darah pasien TB paru, menggunakan alat fotometer

atau alat stik gula.

5. Jika hasil gula darah acak/2 jpp pada pasien lebih dari 200 mg/dl atau gula darah puasa

lebih dari 126 mg/dl, petugas laboratorium menyampaikan ke petugas di Poli Umum

agar pasien segera mendapat terapi yang tepat.

6. Pasien TB – DM dikonsulkan ke petugas gizi untuk mendapatkan informasi yang tepat

untuk diet pasien DM.

7. Pasien TB – DM mengambil obat ke apotik, dan petugas apotik memberikan KIE

tentang cara minum obat antituberkulosis dan obat DM

30
4.2 Upaya Kesehatan Perorangan (Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan

Laboratorium)

Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Sidotopo meliputi :

A. Puskesmas Induk Sidotopo.

Dalam Puskesmas Induk Sidotopo terdapat beberapa kegiatan pelayanan kesehatan,

antara lain :

a. Rawat Jalan

Rawat Jalan adalah kegiatan kesehatan yang dilakukan kepada pasien untuk tujuan

pengamatan, diagnosis maupun pengobatan dan rehabilitasi serta pelayanan kesehatan

lainnya tanpa mengharuskan pasien untuk dirawat inap. Rawat Jalan Puskesmas Sidotopo

yaitu:

1. Pelayanan Pengobatan Umum

Pelayanan Pengobatan Umum memiliki beberapa jenis pelayanan, yaitu :

 Pelayanan kesehatan dasar;

 Konsultasi kesehatan;

 Rujukan berjenjang

2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut memiliki beberapa jenis pelayanan, yaitu :

 Perawatan gigi

 Penambalan gigi

 Pencabutan gigi

 Pembersihan karang gigi

 Rujukan Berjenjang

3. Pelayanan KIA/KB

Pelayanan KIA/KB memiliki beberapa jenis pelayanan, yaitu:

31
 Pemeriksaan Kehamilan / ANC.

 Konsultasi Kesehatan Bumil, Bulin & Bufas.

 KB Pil, Suntik, Implant, IUD & Kondom.

 Konsultasi pemakaian Alat Kontrasepsi KB.

 Pemeriksaan IVA

 Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ).

 Manajemen Terpadu Bayi Muda ( MTBM ).

 Imunisasi Dasar Lengkap.

 Konsultasi Kesehatan Bayi & Balita.

 Stimulasi, Deteksi & Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).

 Rujukan Berjenjang.

4. Pelayanan Sanitasi

Pelayanan Sanitasi memiliki beberapa jenis pelayanan, yaitu:

 Konsultasi Permasalahan Kesehatan Lingkungan.

 Konsultasi Permasalahan Sanitasi Lingkungan.

 Rujukan Berjenjang.

5. Pelayanan Gizi

Pelayanan Gizi memiliki beberapa jenis pelayanan, yaitu:

 Konsultasi Gizi Bayi, Anak, Remaja, Dewasa & Lansia

 Konsultasi Diet penyakit degeneratif ( DM, Hipertensi, dll )

 Konsultasi Gizi kurang / Gizi buruk pada Bayi & Anak

 Konsultasi Gizi kurang / KEK pada CPW, Bumil & Bufas

 Rujukan Berjenjang

6. Pelayanan TB-Kusta

Pelayanan TB Kusta memiliki beberapa jenis pelayanan, yaitu :

 Konsultasi TB-Kusta

32
 Pemeriksaan TB-Kusta

 Rujukan Berjenjang

Dalam melakukan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Sidotopo terdapat alur pelayanan

yang telah disepakati dan dipatuhi oleh masyarakat dan petugas agar pelayanan menjadi

tertib. Berikut alur pelayanan di Puskesmas Sidotopo.

Gambar Alur Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Sidotopo

b. Fasilitas Penunjang

33
Selain pelayanan kesehatan yang tersedia Puskesmas Sidotopo juga memiliki fasilitas

penunjang yang berfungsi untuk mendukung upaya kesehatan terhadap masyarakat,

diantaranya adalah :

1. Laboratorium

Laboratorium Puskesmas Sidotopo digunakan untuk memeriksa sampel dari pasien yang

membutuhkan pemerikasaan lanjutan yang digunakan sebagai penunjang dan membantu

menentukan diagnosis. Dalam pemberian layanan Laboratorium Puskesmas Sidotopo

memiliki 2 (dua) petugas masing-masing adalah seorang Analis Laboratorium. Jenis layanan

laboratorium yang diberikan Puskesmas Sidotopo antara lain :

 Pemeriksaan DL, UL, FL

 Pemeriksaan Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol,

 Pemeriksaan Widal ( Typhus )

 Test kehamilan.

2. Ruang Farmasi dan Gudang Obat

Ruang farmasi dan Gudang Obat Puskesmas Sidotopo berfungsi sebagai ruang untuk

mendistribusikan obat-obatan ke pasien yang telah diberikan resep oleh seorang dokter.

Jenis layanan yang diberikan adalah :

 Melayani resep dari poli poli rawat jalan

 Melayani resep rujuk balik BPJS

B. Pos Kesehatan Kelurahan.

Untuk lebih meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,

Puskesmas Sidotopo memiliki dua Pos Kesehatan Kelurahan (POSKESKEL) yaitu

Poskeskel Sidotopo dan Poskeskel Ampel. Jenis Layanan yang diberikan adalah Pengobatan

dasar umum, Pengobatan dasar KIA, yang dalam pelayanannya terdapat petugas kesehatan

yaitu seorang dokter umum, perawat, bidan, petugas loket.

4.3 Program Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

34
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puskesmas mempunyai jaringan dan

jejaring Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang mendukung kegiatan dan program

Puskesmas antara lain :

a. Jaringan Puskesmas :

Untuk lebih meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,

Puskesmas Sidotopo memiliki dua Pos Kesehatan Kelurahan (POSKESKEL) yaitu

Poskeskel Sidotopo dan Poskeskel Ampel. Jenis Layanan yang diberikan adalah Pengobatan

dasar umum, Pengobatan dasar KIA, yang dalam pelayanannya terdapat petugas kesehatan

yaitu seorang dokter umum, perawat, bidan, petugas loket.

Adapun jumlah jaringan Puskesmas Sidotopo adalah sebagai berikut :

 Pos Kesehatan Kelurahan Sidotopo : 1 buah

 Pos Kesehatan Kelurahan Ampel : 1 buah

 Puskesmas Keliling : 2 buah

b. Jejaring Puskesmas :

Jumlah jejaring Puskesmas Sidotopo tahun 2020 sebagai berikut :

 Dokter Praktek Swasta : 3 buah

 Dokter Gigi Praktek Swasta : 1 buah

 Praktek Mandiri Bidan : 4 buah

 Apotik : 5 buah

 Klinik : 1 buah

Dalam pelaksanaan program Jejaring Puskesmas Sidotopo dilakukan 4 kali pertemuan

dalam satu tahun.

35
BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 Ketenagaan Puskesmas

Guna peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan, maka tenaga kesehatan

yang ada di UPTD Puskesmas Sidotopo harus memadai jumlahnya. Adapun distribusi

ketenagaan di UPTD Puskesmas Sidotopo dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sidotopo

Tahun 2020

No Ketenagaan Jumlah Keterangan

1. Dokter 4 2 PNS 2 Kontrak

2. Dokter Gigi 2 1 PNS 1 Kontrak

3. Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) 1 - PNS 1 Kontrak

4. Bidan 2 2 PNS - Kontrak

5. Bidan Kelurahan 2 1 PNS 1 Kontrak

6. Perawat 6 4 PNS 2 Kontak

7. Perawat Gigi 1 - PNS 1 Kontrak

8. Sanitarian 1 - PNS 1 Kontrak

9. Petugas Gizi 1 1 PNS - Kontrak

10. Apoteker 1 - PNS 1 Kontrak

11. Asisten Apoteker 1 1 PNS - Kontrak

12. Analis Laboratorium 2 1 PNS 1 Kontrak

13. Petugas Promkes 1 - PNS 1 Kontrak

36
14. Tenaga Administrasi / Ka TU 1 1 PNS - Kontrak

15. Perekam Medis 1 - PNS 1 Kontrak

16. Petugas Loket 2 2 PNS - Kontrak

17. Tenaga IT 1 - PNS 1 Kontrak

18. Pembantu Paramedis 1 - PNS 1 Kontrak

19. Tenaga Psikolog 1 - PNS 1 Kontrak

20. Petugas Pendamping 1000 HPK 1 - PNS 1 Kontrak

21. Tenaga Kesehatan Tradisional 1 - PNS 1 Kontrak

22. Tenaga Pendamping Gizi 1 - PNS 1 Kontrak

23. Sopir 1 - PNS 1 Kontrak

24. Petugas Kebersihan 2 - PNS 2 Kontrak

25. Linmas 1 - PNS 1 Kontrak

26. Penjaga malam 1 - PNS 1 Kontrak

Sumber : Bagian Kepegawaian UPTD Puskesmas Sidotopo

5.1.1 Analisa Ketenagaan

Standar ketenagaan Puskesmas Sidotopo sesuai Permenkes 75 tahun 2014 dengan tipe

Puskesmas kawasan perkotaan non rawat inap

No Jenis Tenaga Standart Riil Kesenjangan

1 Dokter atau dokter layanan 1 4 -


primer
2 Dokter Gigi 1 2 -
3 Perawat 5 5 -
4 Perawat Gigi 1 1 -
5 Bidan 4 4 -
6 Tenaga Kesehatan 2 2 -
Masyarakat
7 Tenaga Kesehatan 1 1 -
Lingkungan
8 Ahli Teknologi 2 2 -
Laboratorium Medik

37
8 Tenaga Gizi 1 1 -
9 Tenaga Kefarmasian 2 2 -
10 Perekam Medik 1 1 -
11 Tenaga Administrasi 3 3 -

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga di Puskesmas Sidotopo

sudah memenuhi standar ketenagaan Puskesmas kawasan perkotaan non rawat inap.

5.1.2 Kebutuhan Tenaga Tahun 2020 dan Rencana Pemenuhan Kebutuhan

Kebutuhan tenaga tahun 2020 dan rencana pemenuhan kebutuhan di Puskesmas Sidotopo

menggunakan aplikasi perencanaan kebutuhan SDM kesehatan (Metode Standar Ketenagaan

Minimal) sebagai berikut :

HASIL LAPORAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN


PUSKESMAS SIDOTOPO KATEGORI NON RAWAT INAP KAWASAN PERKOTAAN
TAHUN 2019

Jumlah SDMK Saat Ini Kesenjangan


PNS/ Honorer/ SDMK (9) - (10)
  Jenis SDMK PPP PT BLU TK Tota
Pegawai Standar
K T Kontrak D S l  
Tetap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Dokter
10010atau dokter layanan 1 1
1 primer 1 0 0 3 0 0 4 3 ( Lebih )
10020 1
2 Dokter gigi 1 0 0 1 0 0 2 1 1 ( Lebih )
10030 5
3 Perawat 3 0 0 2 0 0 5 5 0 ( Sesuai )
10040 4
4 Bidan 2 0 0 0 0 0 2 4 -2 ( Kurang )
10050 2
5 Tenaga Kesmas 0 0 0 1 0 0 1 2 -1 ( Kurang )
10051 2
      a.  Epidemiolog Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 - -
10052 2
    b.  Promosi Kesehatan & Ilmu
  Perilaku 0 0 0 0 0 0 0 - -
    c.  Pembimbing Kesehatan
10053 2-
  Kerja 0 0 0 0 0 0 0 -
10054 2
    d.  Administrasi dan Kebijakan
  Kesehatan 0 0 0 1 0 0 1 - -
    e.  Biostatistik dan
10055 2-
  Kependudukan 0 0 0 0 0 0 0 -
10056 2
      f.  Reproduksi dan Keluarga 0 0 0 0 0 0 0 - -
10057 2
      g.  Tenaga Kesmas lainnya 0 0 0 0 0 0 0 - -
10060 1
6 Tenaga kesehatan Lingkungan 0 0 0 1 0 0 1 1 0 ( Sesuai )
10061 1
      a.  Sanitasi Lingkungan 0 0 0 1 0 0 1 - -
10062 1
      b.  Entomolog Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 - -
10063 1
      c.  Mikrobiolog Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 - -
10070 1
Ahli Teknologi Laboratorium
7 10080
Medik 1 0 0 1 0 0 2 1 1 1 ( Lebih )
8 10081gizi
Tenaga 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 ( Sesuai )
  10082
    a.  Nutrisionis 1 0 0 0 0 0 1 1 - -
  10090
    b.  Dietisien 0 0 0 0 0 0 0 1 - -
9 10091kefarmasian
Tenaga 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 ( Sesuai )
10092 1
10100 3 38
10110 2
10420 1
10410 2
10180 0
10120 0
212255
212245

      a.  Apoteker 0 0 0 1 0 0 1 - -
    b.  Tenaga Teknis
  Kefarmasian 0 0 0 0 0 0 0 - -
10 Tenaga Administrasi 1 0 0 0 0 0 1 3 -2 ( Kurang )
11 Pekarya 1 0 0 0 0 0 1 2 -1 ( Kurang )
12 Perawat Pustu 0 0 0 0 0 0 0 1 -1 ( Kurang )
13 Bidan Desa 0 0 0 2 0 0 2 2 0 ( Sesuai )
14 Bidan Pustu 0 0 0 0 0 0 0   0 ( Sesuai )
15 Psikologi Klinis 0 0 0 0 0 0 0 0  
16 Dokter Spesialis 0 0 0 0 0 0 0 0  
17 Keteknisian Medis 0 0 0 0 0 0 0    
    a.  Perekam Medis dan
  Informasi Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 - -
      b.  Teknik Kardiovaskuler
212257 0 0 0 0 0 0 0 - -
  212260
    c.  Teknisi Pelayanan Darah 0 0 0 0 0 0 0 - -
    d.  Refraksionis
10270
  Optisien/Optometris 0 0 0 0 0 0 0 - -
212261
      e.  Teknisi Gigi 0 0 0 0 0 0 0 - -
10290
      f.  Penata Anestesi 0 0 0 0 0 0 0 - -
10300
      g.  Terapis Gigi dan Mulut 0 0 0 0 0 0 0 - -
10310
      h.  Audiologis 0 0 0 0 0 0 0 - -
212250
18 Keterapian Fisik 0 0 0 0 0 0 0    
212251
      a.  Fisioterapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
10220
      b.  Terapis Wicara 0 0 0 0 0 0 0 - -
10230
      c.  Akupuntur 0 0 0 0 0 0 0 - -
10210
      d.  Okupasi Terapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
212256
19 Tenaga Teknik Biomedika 0 0 0 0 0 0 0    
10320
      a.  Radiografer 0 0 0 0 0 0 0 - -
10330
      b.  Teknisi Elektromedis 0 0 0 0 0 0 0 - -
10340
      c.  Fisikawan Medik 0 0 0 0 0 0 0 - -
10350
      d.  Radioterapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
10360
      e.  Ortotik Prostetik 0 0 0 0 0 0 0
10380 0- -
20 Tenaga Kesehatan Tradisional 0 0 0 0 0 0 0 0  
212263 0
    a.  Tenaga Kesehatan
  Tradisional Ramuan 0 0 0 0 0 0 0 - -
    b.  Tenaga Kesehatan
212265 0-
Tradisional Keterampilan
  0 0 0 0 0 0 0 -
21 Asisten
10390Tenaga Kesehatan 0 0 0 1 0 0 1 0 0  
22 10400Non Kesehatan
Tenaga 0 0 0 0 0 0 0 0 0  
23 10430Puskesmas
Kepala 1 0 0 0 0 0 1 0 0  
24 10440TU
Kepala 1 0 0 0 0 0 1 0 0  
TOTAL 13 0 0 13 0 0 26 25 1 ( Lebih )

5.2 Kunjungan Pasien

5.2.1 Kunjungan Non Rawat Inap 2020

No Bulan Pelayanan Total

Umum Gigi KIA Gizi Psikologi Battra Lansia Lab

39
1 Januari 3540 220 62 0 0 49 390 1392 5653

2 Februari 3696 266 37 0 0 43 612 1630 6284

3 Maret 3563 140 27 0 0 22 495 1486 5733

4 April 2718 225 0 0 0 0 313 1472 4728

5 Mei 1279 6 7 0 0 0 195 416 1903

6 Juni 1794 1 6 0 0 2 206 542 2551

7 Juli 1215 2 17 0 0 4 214 555 2007

8 Agustus 1087 2 0 0 0 3 268 316 1676

9 September 1422 9 16 0 0 3 224 1036 2710

10 Oktober 1402 7 20 0 0 5 337 976 2747

11 Nopember 1709 18 0 0 0 11 1168 820 3726

12 Desember 1755 18 0 0 1 6 329 1265 3374

Total 25180 914 192 0 1 148 4751 11906 43092

5.2.2 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Cara Pembayaran

5.2.2.1 Kunjungan Pasien Pagi

PAGI

No Bulan Cara Pembayaran Total

Bayar BPJS SKTM Gratis Non UKS Posyandu


Maskin
(KTP)
1 Januari 221 2497 2 748 0 1688 5156

2 Februari 205 2479 11 906 0 1988 5589

3 Maret 194 1958 32 1433 0 0 3617

4 April 268 1881 2 538 4 0 2693

5 Mei 50 749 10 460 0 0 1269

6 Juni 133 907 15 512 0 0 1567

7 Juli 79 796 9 286 0 0 1170

8 Agustus 37 696 3 299 0 0 1035

9 September 65 919 8 403 0 0 1395

40
10 Oktober 71 874 3 411 0 0 1359

11 Nopember 101 1084 9 468 0 0 1662

12 Desember 109 1027 7 533 0 0 1676

Total 1533 15867 111 6997 4 3676 28188

5.2.2.2 Kunjungan Pasien sore

SORE

No Bulan Cara Pembayaran Total

Bayar BPJS SKTM Gratis UKS


Non
Maskin
(KTP)
1 Januari 40 165 0 61 0 266

2 Februari 27 115 0 127 0 269

3 Maret 31 142 0 117 0 290

4 April 16 67 0 61 0 144

5 Mei 4 14 0 20 0 38

6 Juni 8 18 0 11 0 37

7 Juli 0 0 0 0 0 0

8 Agustus 0 0 0 0 0 0

9 September 0 0 0 0 0 0

10 Oktober 0 0 0 0 0 0

11 Nopember 0 0 0 0 0 0

12 Desember 0 0 0 0 0 0

Total 126 521 0 397 0 1044

5.2.2.3 Persyaratan Pelayanan

5.2.2.3 Persyaratan Pelayanan di Puskesmas untuk UKP / Pengobatan :

1. Pasien Membawa :

41
a. Kartu Identitas ( KTP/ KK )

b. Pengguna Layanan BPJS membawa kartu BPJS

c. Pengguna layanan umum yang sudah pernah berkunjung membawa kartu kunjungan

/ berobat.

d. Rujukan lama yang disertai jawaban rujuk balik spesialistik, apabila memperpanjang

rujukan

2. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas.

3. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasehat petunjuk pengobatan.

4. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang keluhan kesehatannya kepada

tenaga kesehatan di Puskesmas.

5.2.2.3 Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen, meliputi;

1. Penyelenggaraan Tata Usaha dan Kepegawaian, meliputi:

a) Menyiapkan bahan kerja

b) Menyusun dokumen RUK, RPK dan Renstra

c) Mengkoordinasi ATK dan alat penunjang lainnya

d) Mengkoordinasi pengelolaan keuangan dan aset

e) Mengkoordinasi pengelolaan surat masuk dan surat keluar

f) Mengkoordinasi pengelolaan kerumahtanggaan

g) Mengkoordinasi database dan Sistem Informasi Kesehatan

h) Mengkoordinasi pengelolaan kepegawaian Puskesmas

i) Mengikuti rapat-rapat koordinasi dengan instansi lain di tingkat kecamatan

j) Mengkoordinasi pembuatan jadwal di Puskesmas

k) Membuat SKP

2. Penyelenggaraan Pengorganisasian, meliputi :

a) Melaksanakan pertemuan berkala puskesmas berupa :

- Lokakarya mini tahunan lintas sektor dilakukan pada minggu pertama bulan pertama;

- Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dilakukan pada minggu ketigasetiap bulan

ketiga berjalan;

- Lokakarya mini bulanan dilakukan pada minggu keempat setiap bulan berjalan;

42
- Pertemuan Tim Audit Internal dilakukan pada minggu kedua setiap 6 bulan;

- Pertemuan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dilakukan

pada minggu keempat setiap 1 bulan;

- Pertemuan Tim Survei dan Penanganan Keluhan Pelanggan dilakukan pada minggu

ketiga setiap 6 bulan atau sesuai kebutuhan;

- Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilakukan 2 kali dalam setahun pada minggu

keempat setiap 6 bulan.

b) Pembinaan Bidan Koordinator terhadap Poskeskel dilakukan setiap 1 bulan sekali;

c) Pembinaan oleh PJ jejaring terhadap Puskesmas Keliling dilakukan setiap 1 (satu)

bulan sekali.

3. Penyelenggaraan Evaluasi dan Pelaporan, meliputi:

a) Konsultasi ke Dinkes Kesehatan Kota Surabaya terhadap keberhasilan program

dilakukan setiap sebulan sekali;

b) Pelaporan keberhasilan cakupan program dilakukan setiap bulan dan tribulan;

c) Pembuatan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) tahunan dilakukan setiap 6 (enam)

bulan sekali;

d) Pelaporan Bulanan pada tanggal 4 di setiap bulannya.

4. Dalam setiap upaya kesehatan Puskesmas mengawali dengan membuat Perencanaan

kegiatan dan akhiri dengan melakukan evaluasi kegiatan.

5.3 Gambaran Sarana Prasana Kesehatan

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puskesmas mempunyai jaringan dan

jejaring Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang mendukung kegiatan dan program

Puskesmas antara lain :

a. Jaringan Puskesmas :

 Pos Kesehatan Kelurahan Sidotopo : 1 buah

 Pos Kesehatan Kelurahan Ampel : 1 buah

 Puskesmas Keliling : 2 buah

43
b. Jejaring Puskesmas :

 Dokter Praktek Swasta : 3 buah

 Dokter gigi praktek swasata : 1 buah

 Praktek Mandiri Bidan : 4 buah

 Apotik : 5 buah

 Klinik : 1 buah

5.4 Sarana Penunjang Pelayanan

5.4.1 Kondisi fisik keseluruhan bangunan dalam keadaan baik dengan perincian
sebagai berikut :
No Elemen Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan

1. Atap Atap kuat terhadap bencana Atap kuat, tidak bocor Sudah memenuhi
(angin puting beliung, gempa), dan material atap tidak standar
tidak bocor dan tidak menjadi mudah korosif dan
tempat perindukan vektor, tidak mudah terbakar
material atap tidak korosif,
tidak mudah terbakar

2. Langit - langit Langit – langit kuat, berwarna Langit-langit terbuat Memenuhi standar
terang, dan mudah dibersihkan, dari fibersemen dan
tanpa profil dan tanpa triplek. di beri cat
sambungan (seamless) warna putih tanpa
sambungan

Ketinggian langit – langit dari Tinggi langit-langit 3 Memenuhi standar


lantai minimal 2,8 m m

3. Dinding Material dinding keras, rata, Sebagian besar dinding Memenuhi standar
tidak berpori, tidak terbuat dari batubata
menyebabkan silau, mudah yang di plester, ada
dibersihkan, dan tidak ada beberapa bagian yang
sambungan agar mudah terbuat dari beton
dibersihkan.

Dinding KM/WC kedap air, Dinding seluruh kamar Memenuhi standar


dilapisi keramik setinggi 150 mandi / WC dilapisi
cm kramik

Dinding laboratorium tahan Dinding laboratorium Memenuhi standar


bahan kimia, mudah dilapisi keramik
dibersihkan, dan tidak berpori

4. Lantai Material lantai harus kuat, Lantai seluruh ruangan Memenuhi standar
kedap air, permukaan rata, dilapisi kramik dengan
tidak licin, warna terang, dan

44
mudah dibersihkan warna terang

5. Pintu dan Lebar bukaan pintu utama dan Lebar pintu utama 150 Memenuhi standar
jendela ruang gawat darurat minimal cm dan dapat dilewati
120 cm atau dapat dilalui
brankar
brankar dan pintu yang bukan
akses brankar memiliki lebar
bukaan minimal 90 cm. Pintu
harus terbuka keluar.

Pintu khusus untuk KM/WC di Pintu Kamar Mandi Memenuhi Standar


ruang perawatan dan pintu Sudah Terbuka Keluar
KM/WC penyandang
disabilitas, harus terbuka
keluar dan lebar daun pintu
minimal 90 cm.

Material pintu untuk KM/WC Material pintu KM/WC Memenuhi standar


harus kedap air terbuat dari kayu yang
dilapisi aluminium
kedap air

6. Kamar Memiliki ruang gerak yang KM/WC memiliki Memenuhi standar


mandi / WC cukup untuk masuk dan keluar ruang gerak yang cukup
oleh pengguna untuk masuk dan keluar
oleh pengguna

Lantai terbuat dari bahan yang Lantai terbuat dari Memenuhi standar
tidak licin dan air buangan keramik kasar tidak
tidak boleh tergenang licin

Pintu harus mudah dibuka dan Pintu mudah dibuka Memenuhi standar
ditutup dan ditutup

Kunci-kunci dipilih Kunci kamar mandi di Memenuhi standar


sedemikian sehingga bisa pegang oleh petugas
dibuka dari luar jika terjadi agar bisa dibuka dari
kondisi darurat luar jika terjadi kondisi
darurat

Pemilihan tipe kloset Kamar mandi / WC Memenuhi standar


disesuaikan dengan kebutuhan menggunakan kloset
dan kebiasaan pengguna pada jongkok leher angsa
daerah setempat. sesuai dengan
kebiasaan masyarakat

Sebaiknya disediskan minimal Puskesmas Sidotopo Belum memenuhi


1 KM/WC umum untuk tidak memiliki KM / standar dan sudah
penyendang disabilitas, WC khusus untuk membuat surat usulan
dilengkapi dengan tampilan penyandang disabilitas renovasi ke DKK
rambu / simbol penyandang dan lansia. dengan nomor surat :
disabilitas pada bagian luarnya 600/393/436.7.2.12/20
dan dilengkapi dengan

45
pegangan rambat (handrail) 18
yang memiliki posisi dan
ketinggian disesuaikan dengan
pengguna kursi roda

7. Aksesbilitas Setiap bangunan puskesmas Bangunan dan ruangan Memenuhi Standar


penyandang harus menyediakan fasilitas puskesmas Sidotopo
disabilitas dan dan aksesbilitas untuk sudah banyak terdapat
lansia menjamin terwujudnya fasilitas penyandang
kemudahan, keamanan, dan disabilitas seperti
kenyamanan pegangan rambat di
setiap kamar mandi

Persyaratan teknis, fasilitas dan Bangunan dan ruangan Memenuhi Standar


aksesbilitas meliputi KM/WC, puskesmas Sidotopo
tempat parkir, telepon umum, sudah banyak terdapat
jalur pemandu, rambu dan fasilitas penyandang
marka, tangga, pintu, RAM disabilitas seperti
pegangan rambat di
setiap kamar mandi

8. Struktur Struktur bangunan puskesmas Bangunan puskesmas Memenuhi standar


bangunan kuat / kokoh dan stabil dalam kuat menahan beban /
menahan beban / kombinasi gempa / angin
beban gempa dan angin, dan
memenuhi aspek pelayanan
(service ability)

5.4.2 Tingkat pencahayaan

Tingkat Tindak
Rencana
Fungsi ruang pencahaya Situasi – kondisi Keterangan Lanjut
Tindak Lanjut
an (Lux)

Ruang administrasi 200 Unit Pendaftaran : Belum Memasang Sebagian


kantor, ruang Kepala 136, Poli Umum : memenuhi Lampu LED Ruangan
Puskesmas, ruang rapat, 194, Poli KIA/KB : standar dengan tingkat sudah
ruang pendaftaran, dan 280, Poli Gigi : 160, LUX tinggi diganti
rekam medic, ruang Kamar Obat : 160, dengan
pemeriksaan umum, lampu LED
ruang Kesehatan Ibu 13 W
dan Anak (KIA), KB
dan imunisasi, ruang
kesehatan gigi dan
mulut, ruang ASI,
ruang promosi
kesehatan, ruang

46
farmasi, ruang rawat
inap, ruang rawat pasca
persalinan.

Laboratorium, ruang 300 Laboratorium : 220 Belum Memasang Ruangan


tindakan, dan ruang memenuhi Lampu LED laboratoriu
gawat darurat standar dengan tingkat m sudah
LUX tinggi dipasang
Lampu
LED 13 W
2 Buah

Dapur, ruang tunggu, 100 Ruang tunggu Pasien Memenuhi Monitoring


gudang umum, KM / : 100, KM / WC : standar sarana dan
WC, ruang sterilisasi, 105 prasarana
ruang cuci linen

5.4.3 Sistem Sanitasi

Sistem Rencana Tindak Tindak


Persyaratan Situasi – Kondisi Keterangan
Sanitasi Lanjut Lanjut

Sistem air bersih Sistem Air Bersih Memenuhi Monitoring


dipasang dengan Puskesmas Sidotopo standar sarana dan
mempertimbangkan menggunakan sumber prasarana
sumber air bersih dan air dari PDAM dan
Sistem sistem pengalirannya. mengalir keseluruh
Air Bersih Poli dan kamar mandi
Sumber air bersih dapat
diperoleh langsung dari
sumber

air berlangganan

Sistem Tersedia sistem Puskesmas Sidotopo Sudah Monitoring sarana -


penyalura pengolahan air limbah sudah mempunyai Memenuhi dan prasarana
n air kotor yang memenuhi IPAL standar
dan/atau
air limbah persyaratan kesehatan.

Saluran air limbah harus Saluran limbah di Sudah Monitoring -


kedap air, bersih dari alirkan melalui Memenuhi sarana dan
sampah dan dilengkapi paralon dan bersih Standar prasarana
penutup dengan bak dari sampah.
kontrol untuk menjaga

47
kemiringan saluran
minimal 1%

Di dalam sistem Pada setiap wastafel Memenuhi Monitoring sarana


penyaluran air kotor terdapat alat standar dan prasarana
dan/atau air limbah penyaring lemak

dari ruang
penyelenggaraan
makanan disediakan
perangkap lemak untuk
memisahkan dan/atau
menyaring
kotoran/lemak.

Sistem Sistem pembuangan Limbah infeksius di Memenuhi Monitoring


pembuang limbah infeksius dan non masukkan kedalam standar sarana dan
an limbah infeksius safety box dan prasarana
infeksius kemudian ditampung
dan non harus direncanakan dan di tempat
infeksius dipasang dengan penampungan
mempertimbangkan sementara (TPS)
fasilitas pewadahan,
Tempat

Penampungan Sementara
(TPS), dan
pengolahannya

Pertimbangan jenis Pewadahan limbah Memenuhi Monitoring sarana


pewadahan dan infeksius da non standar dan prasarana
pengolahan limbah infeksius dibedakan
warna nya, infeksius
infeksius dan non berwarna kuning dan
infeksius diwujudkan non infeksius
dalam bentuk berwarna hitam.
penempatan pewadahan limbah infeksius di
dan/atau pengolahannya masukkan ke dalam
yang safety box terlebih
dahulu sebelum di
tidak mengganggu masukkan ke TPS,
kesehatan penghuni, sedangkan limbah non
masyarakat dan infeksius langsung di
masukkan ke TPS
lingkungannya serta
yang berbeda.
tidak mengundang
datangnya

vektor/binatang penyebar
penyakit

48
Pertimbangan fasilitas Tempat penampungan Memenuhi Monitoring
Tempat Penampungan sementara (TPS) standar sarana dan
Sementara berada jauh dari ruang prasarana
tunggu pasien dengan
(TPS) yang terpisah mempertimbangkan
diwujudkan dalam keselamatan pasien.
bentuk penyediaan Di TPS terdapat
Tempat Penampungan tempat sampah medis
Sementara (TPS) limbah besar untuk
infeksius dan non menampung safety
infeksius, yang box.
diperhitungkan
berdasarkan fungsi
bangunan, jumlah
penghuni, dan volume
limbah.

5.4.4 Sistem Kelistrikan

Sistem
Rencana Tindak
Kelistrik Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan
Tindak Lanjut Lanjut
an

Sistem kelistrikan dan Sistem kelistrikan Memunuhi Monitoring


penempatannya harus Puskesmas Sidotopo standar sarana dan
mudah dioperasikan, di klem rapi agar prasarana
diamati, dipelihara, tidak tidak mengganggu
membahayakan, tidak dan terdapat 2 box
mengganggu, bagian panel listrik yang
bangunan dan instalasi berfungsi untuk
lain memantau aliran
Umum listrik.

Perancangan dan Perancangan instalasi Memenuhi Monitoring


pelaksnaannya harus listrik telah sebagian Standar sarana dan
memenuhi SNI 0225- besar telah memenuhi prasarana
2011, tentang SNI 0225-2011.
persyaratan umum
Instalasi Listrik (PUIL
2011)

Sumber Sumber daya listrik Sumber daya listrik Memenuhi Monitoring


Daya normal dengan daya berasal dari PLN sarana dan
Listrik paling rendah 2200VA. dengan daya 25 KVA standar prasarana
Sumber daya listrik
darurat 75% dari sumber Sedangkan sumber
daya listrik normal daya darurat, berasal
dari genset dan UPS
yang di pasang pada

49
alat medis yang
memerlukan listrik.

a.Panel – panel listrik a. Ada 2 panel listrik Memenuhi Monitoring


standar Monitoring
b.Instalasi pengkabelan yang terdapat pada sarana dan
prasarana
c.Instalasi kotak kontak ruangan poli umum

dan saklar dan di ruang tunggu.

b. Instalasi

pengkabelan telah di

tata rapi

menggunakan
Sistem
penutup kabel dan
distribusi
klem.

c. Instalasi kotak

kontak dan saklar

telah di atur

sedemikan rupa

disertai tanda

peringatan listrik

berbahaya

Nilai pembumian Nilai Grounding Memenuhi Monitoring


(grounding) bangunan standar sarana dan
tidak boleh kurang Dental Unit : 0.2 Ω prasarana

Sistem impedansinya dari 0.5 Ω.


Pembu Nilai pembumian
mian (grounding) alat

kesehatan tidak boleh


kurang impedansinya
dari 0.1 Ω.

5.4.5 Sistem Komunikasi

Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut

50
Sistem komunikasi di lingkup dan Terdapat alat Memenuhi Monitoring
luar puskesmas, dalam upaya komunikasi berupa 2 standar sarana dan
mendukung pelayanan di Puskesmas. telepon yaitu telepon prasarana
Alat komunikasi berupa telepon umum dan telepon
kabel, selular, radio komunikasi, PABX
ataupun alat komunikasi lainnya.

5.4.6 Sistem Gas Medik

Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut

Tabung/silinder O2 harus di cat Puskesmas Sidotopo Memenuhi Monitoring


warna putih untuk membedakan memiliki 2 buah Tabung O2 standar sarana dan
dengan tabung/silinder gas besar dengan cat warna putih prasarana
medik lainnya.

sesuai ketentuan yang berlaku. Tabung O2 menggunakan Memenuhi Monitoring


alat pengaman berupa troli standar sarana dan
Tabung/silinder O2 harus dan rantai prasarana
menggunakan alat pengaman
seperti troli tabung atau dirantai

5.4.7 Sistem Proteksi Petir

RTL Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan
Lanjut

Sistem proteksi petir harus dapat Puskesmas Sidotopo sudah Sudah Monitoring
melindungi semua bagian dari mempunyai sistem proteksi memenuhi sarana dan
bangunan Puskesmas, termasuk petir. standar prasarana
manusia yang ada di dalamnya,
dan instalasi serta peralatan
lainnya terhadap kemungkinan
bahaya sambaran petir.

5.4.8 Sistem Proteksi Kebakaran

Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut

51
Sistem proteksi kebakaran Puskesmas Sidotopo Memenuhi Monitoring
bangunan Puskesmas harus memiliki alat pemadam standar Monitoring
menyiapkan alat pemadam kebakaran berupa APAR. sarana dan
kebakaran untuk memproteksi prasarana
terjadinya kebakaran.

Alat pemadam kebakaran Memiliki 3 APAR kapasitas Memenuhi Monitoring


kapasitas minimal 2 kg, dan 6 kg dan dipasang di depan standar sarana dan
ruang tata usaha, di depan prasarana
dipasang 1 buah untuk setiap 15 laboratorium, dan ruang
m2 tunggu pasien

Pemasangan alat pemadam APAR di letakkan di dinding Memenuhi Monitoring


kebakaran diletakkan pada dengan ketinggian 90 cm dari standar sarana dan
permukaan lantai. prasarana
dinding dengan ketinggian
antara 15 cm – 120 cm dari

permukaan lantai,

5.4.9 Sistem Pengendalian Kebisingan

Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
lanjut

Intensitas kebisingan equivalent Ruang tunggu : 60 dBA, Belum Memberikan Setiap


(Leq) di luar bangunan Laboratorium : 45 dBA, Memenuhi bahan peredam Ruangan
puskesmas tidak lebih dari 55 Kamar obat : 43 dBA, standar seperti sudah di
dBA, dan di dalam bangunan kordein, Pasang
puskesmas tidak lebih dari 45 Poli Gigi : 45 dBA, Poli Taplak pada Kordein di
dBA. Umum : 45 dBA, Poli KIA- Alat yang jendela untuk
KB : 45 dBA, Unit menimbulkan meredam
Pendaftaran : 60 dBA kebisingan. kebisingan
dari luar

Sumber suara dari lalu lintas Halaman luar Puskesmas Memenuhi Monitoring
dikurangi dengan cara Sidotopo telah di tanami standar Monitoring
penanaman pohon ataupun cara pepohonan untuk meredam sarana dan
lainnya sumber suara dari lalu lintas. prasarana

5.4.10 Sistem Transportasi Vertikal dalam Puskesmas

Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut

Setiap bangunan puskesmas Puskesmas Sidotopo sudah Memenuhi Monitoring


yang bertingkat harus memiliki RAM di teras depan standar Monitoring
menyediakan sarana hubungan untuk akomodasi pasien sarana dan
vertikal antar lantai yang disabilitas. prasarana
memadai berupa tersedianya

52
tangga dan RAM

5.4.11 Puskesmas Keliling (Pusling)

Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut

Tersedianya Puskesmas keliling Puskesmas Sidotopo Memenuhi Monitoring


memiliki 1 buah mobil yang standar Monitoring
digunakan untuk Puskesmas sarana dan
keliling prasarana

5.4.12 Pagar

Tindak
Persyaratan Situasi - Kondisi Keterangan RTL
Lanjut

Tersedianya pagar untuk Puskesmas Sidotopo Memenuhi Monitoring


penanggulangan keamanan memiliki pagar besi setinggi standar Monitoring
2 meter berwarna hitam. sarana dan
prasarana

5.4.2 Gambaran Kondisi Peralatan

NO NAMA ALAT JUMLAH

1 Anuskop 6

2 Baki logam tempat alat steril bertutup 1

3 Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1

4 Handle kaca laring 1

5 Handle kaca nasopharing 1

6 Kaca laring ukuran 2,4,5,6 1

7 Kaca pembesar untuk diagnostik 1

8 Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor AC/DC 1

9 Lampu senter untuk periksa/pen light 3

10 Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1

11 Opthalmoscope 1

12 Otoscope 1

53
13 Pelilit kapas/Cotton applicator 1

14 Skinfold calliper 1

15 Spekulum vagina (cocor bebek) sedang 3

16 Spekulum hidung dewasa 1

17 Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 12 cm 6

18 Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 16,5 cm 3

19 Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 1

20 Termometer untuk dewasa 2

21 Timbangan dewasa 3

22 Tonometer Schiotz 1

23 Bak Instrumen dengan tutup 1

24 Doppler 3

25 Gunting Verband 1

26 Meja Instrumen / Alat 3

27 Meja Periksa Ginekologi dan kursi pemeriksa 1

28 Palu Refleks 2

29 Pen Lancet 2

30 Pinset Anatomi Panjang 1

31 Pinset Bedah 1

32 Silinder Korentang Steril 3

33 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1

34 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1

35 Spekulum Vagina (Sims) 1

36 Stand Lamp untuk tindakan 2

37 Stetoskop Janin / Fetoscope 2

38 Tampon Tang 1

39 Cetakan Jamban 1

40 Fantom Mata Ukuran Asli 2

41 Fantom Panggul Wanita 1

42 Gambar Anatomi Mata 1

54
43 Gambar Anatomi Mata 60 x 90 1

44 Gambar Panggul Laki-Laki 1

45 Torniket Karet 2

46 Batang Pengaduk 3

47 Beker, Gelas 2

48 Mikroskop Binokuler 1

49 Pipet Mikro 5-50, 100-200, 500-1000 ul 1

50 Sentrifuse Listrik 1

51 Tip Pipet (Kuning dan Biru) 1

52 Tabung Kapiler Mikrohematokrit 1

53 Tabung Reaksi (12 mm) 5

54 Tabung Reaksi dengan tutup karet gabus 12

55 Tabung Sentrifus Tanpa Skala 1

56 Termometer 0 – 50° Celcius 1

57 Urinometer (Alat Pengukur Berat Jenis Urine) 1

58 Analitical Balance (Timbangan Mikro) 1

59 Corong 1

60 Cawan Penguap Porselen (d.5-15cm) 1

61 Gelas Pengukur 10mL, 100mL dan 250mL 1

62 Gelas Piala 100mL, 500mL dan 1L 1

63 Higrometer 1

64 Mortir (d. 5-10cm dan d.10-15cm) + stamper 1

65 Pipet Berskala 1

66 Spatel logam 1

67 Shaker 1

68 Termometer skala 100 1

69 Aligator Forsceps P.247 4

70 Duk Bolong, Sedang 2

71 Emesis basin/Nierbeken besar 3

72 Pengukur panjang badan 1

55
73 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 4

74 Pinset Bayonet P.245 2

75 Pinset Bedah 18 cm 2

76 Pinset Bedah, 14,5 cm 2

77 Atraumatic Restorative Treatment (ART) 5

78 Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm ) 1

79 Jarum exterpasi 1

80 Jarum K-File (15-40) 1

81 Jarum K-File (45-80) 1

82 Pemegang Matriks (Matrix Holder) 1

83 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Besar) 1

84 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Kecil) 1

85 Ekskavator ujung dua besar 5

86 Termometer Digital 3

87 Spygomomanometer Dewasa 5

88 Stetoskop Anak & Dewasa 2

89 Resusitator Dewasa 1

90 Gunting Bedah Standar, Lengkung, Ujung Tumpul/Tumpul 3

91 Tissue Forceps 1

92 Guedel Airway / Oropharyngeal airway 2

93 Gunting Bedah Standar, Lengkung, Ujung Tajam/Tajam 3

94 Gunting Bedah Standar, Lengkung, Ujung Tajam/Tumpul 3

95 Gunting Bedah Standar, Lurus, Ujung Tumpul/Tumpul 3

96 Gunting Bedah Standar, Lurus, Ujung Tumpul/Tajam 3

97 Fantom Mata Ukuran Besar (Fiberglass) 2

98 Flip Chart dan Stand 1

99 Gambar Anatomi Gigi 1

100 Kamera Foto / Handy Camp 0

101 Laptop 1

102 VCD/ DVD Player 1

56
103 Urinometer 1

104 Pen Lancet 2

105 Examination light / Examination lamp / Lampu periksa / Hanging lamp 1

Alat Test Darah Portable / rapid diagnostic test ( Hb, Gula darah, Asam
106 1
Urat, Kolesterol)

107 Termometer Dewasa 1

108 Timbangan bayi 1

109 Tensimeter, Air Raksa dengan manset anak dan dewasa 1

110 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1

111 Tensimeter Digital 2

112 Food Model 1

113 Timbangan dewasa 1

114 Termometer Anak 1

115 Alat untuk pengukur jumlah cacing dalam tanah (Soil test kit) 1

Alat pengukur kontaminasi makanan dan minuman (food sanitation


116 1
kit)

117 Laringoskop 1

5.4.3 Analisa Sarana dan Peralatan

5.4.3 Analisa Sarana

a. Kondisi fisik bangunan Puskesmas sudah memenuhi standar Permenkes 75

tahun 2014 dan dalam kondisi baik dan layak.

b. Tingkat pencahayaan belum memenuhi standar dikarenakan tingkat pencahayaan

(LUX) dibawah 200

c. Sistem sanitasi yang terdiri dari sistem air bersih, sistem penyaluran air kotor

dan/atau air limbah dan sistem pembuangan limbah infkesius dan non infeksius

sudah memenuhi standar

d. Sistem kelistrikan sudah memenuhi standar

e. Sistem komunikasi sudah memenuhi standar

f. Sistem gas medik sudah memenuhi standar

57
g. Sistem proteksi petir sudah memenuhi standar

h. Sistem proteksi kebakaran sudah memenuhi standar

i. Sistem pengendalian kebisingan belum memenuhi standar

j. Sistem transportasi vertikal dalam Puskesmas sudah memenuhi standar

k. Pagar Puskesmas sudah memenuhi standar

l.

5.4.4 Analisa Peralatan

Dari gambaran kondisi peralatan bisa disimpulkan bahwa jumlah peralatan kesehatan

yang ada di Puskesmas Sidotopo sebagian besar sudah memenuhi jumlah minimal

peralatan kesehatan Puskesmas non rawat inap sesuai Permenkes 75 tahun 2014.

5.5 Sumber Pembiayaan

Kegiatan di Puskesmas Sidotopo didukung oleh tiga sumber dana , yaitu BOK, JKN,

dan APBD.

5.5.1 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Bantuan Operasional Kesehatan atau BOK diluncurkan Kementerian Kesehatan tahun

2020 merupakan bagian dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020. Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) 2020 termasuk dalam kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik bidang

kesehatan. BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

mendukung operasional puskesmas dalam rangka pencapaian program kesehatan prioritas nasional

khususnya kegiatan promotif dan preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.

Pemanfaatan dana BOK utamanya untuk mendukung biaya operasional bagi petugas kesehatan dan

kader dalam menjangkau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas sehingga terbentuk masyarakat

berperilaku hidup bersih dan sehat.

BOK merupakan satu kesatuan sumber pembiayaan operasional untuk pelaksanaan upaya

kesehatan bersama sumber dana lain yang ada di Puskesmas seperti dana Kapitasi JKN dan dana

yang bersumber dari APBD, serta harus menghidari duplikasi penggunaan dana.

5.5.1.1 Proses Perencanaan

BOK yang diterima kabupaten atau kota didistribusikan kepasa setiap puskesmas yang ada

di wilayah kabupaten / kota tersebut. Dasar perhitungan alokasi per Puskesmas memperhatikan

58
beberapa hal terkait antara lain luas wilayah kerja puskesmas, jumlah penduduk, jumlah UKBM,

jumlah sekolah, dana kapitasi yang diterima serta jumlah tenaga pelaksana UKM.

Proses perencanaan kegiatan BOK tahun 2020 mengacu pada jenis kegiatan yang capaian

SPM belum mencapai target. Kegiatan yang akan dimasukkan dalam pembiayaan BOK pun harus

mendapatkan persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Kegiatan yang sudah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya akan diatur lebih

rinci mengenai sasaran, target, volume kegiatan, lokasi kegiatan, tenaga pelaksana, jadwal

pelaksanaan dan total biaya yang dikeluarkan. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan antara

prioritas program yang harus dilaksanakan dengan alokasi dana BOK yang didapatkan.

Alokasi dana BOK Puskesmas Sidotopo pada tahun 2020 sesuai SK sebesar Rp.399.769.290

Alokasi dana BOK Puskesmas Sidotopo tahun 2020 sesuai RKA tahunan sebesar Rp. 399.769.290

RKA BOK Puskesmas Sidotopo 2020 sesuai lampiran 1.

Berikut ini adalah tabel kartu kendali RKA per upaya kesehatan BOK 2020 Puskesmas Sidotopo

NO PROGRAM JUMLAH RKA


1 Manajemen Puskesmas Rp. 1.887.600,-
2 Upaya kesehatan ibu Rp. 583.200,-
3 Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah Rp715.200,-
4 Pelayanan Anak Usia Sekolah dan Remaja Rp. 0,-
5 Upaya Kesehatan Usia Reproduksi Rp. 0,-
6 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Rp. 16.878.000,-
7 Upaya kesehatan lingkungan Rp. 0,-
8 Pelayanan Kesehatan Kerja Rp. 792.000,-
9 Pelayanan Kesehatan Olah Raga Rp. 5.250.000,-
10 Upaya Promosi Kesehatan Rp. 11.190.000,-
11 Imunisasi Rp.0,-
12 Surveylans dan respon KLB Rp.0,-
13 Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular Rp.89.040.000,-
14 Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak Rp. 0,-
menular
15 Upaya Pencegahan dan Pengendalian Masalah Keswa Rp. 288.000,-
dan Napza
16 Pelayanan Kesehatan Tradisional Rp. 2.784.600,-
17 Penyediaan Bahan Pakai Habis Rp. 100.572,-
18 Penyediaan Jasa Tenaga Operasional SKPD Rp. 83.705.178,-
19 Pemicuan STBM Desa Lokus Rp. 0,-
20 Pengadaan APD Rp. 186.554.940,-
JUMLAH Rp. 399.769.290,-

59
RKA BOK 2020 lebih ditekankan pada Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Perbaikan Gizi

Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Pengadaan APD karena

menghadapi masa pandemi Covid 19 di tahun 2020.

5.5.1.2 Proses Penyaluran dan Pertanggungjawaban Dana

Pertanggungjawaban kegiatan dan dana dilakukan melalui pembuatan SPJ yang sudah

diatur kelengkapannya sesuai dengan Juknis BOK dan arahan dari DKK.

Proses penyaluran dana BOK tahun 2020 dilakukan seperti halnya dana APBD II karena

dana BOK 2020 dari pemerintah pusat disalurkan ke pemerintah daerah melalui kas daerah.

Dengan demikian proses penyaluran dana BOK ke puskesmas adalah sebagai berikut :

A. Pemegang program DAK BOK menbuat RPK manual berdasarkan usulan dari pemegang

program.

B. Pemegang program menjalankan kegiatan DAK BOK

C. Membuat SPJ transport kegiatan DAK BOK dan diserahkan ke DKK maksimal 2 hari setelah

kegiatan terakhir per upaya.

D. Membuat SPJ makmin kegiatan DAK BOK dan diserahkan ke DKK maksimal 2 hari setelah

kegiatan terakhir semua upaya.

E. SPJ diverifikasi oleh DKK

F. Dana DAK BOK ditransfer oleh DKK ke rekening Bank Jatim Kader atau peserta kegiatan,

serta UKM atau penyedia setelah SPJ terverifikasi benar.

5.5.1.3. Pemanfaatan Kegiatan

Pemanfaatan dana BOK 2020 untuk mendukung kegiatan-kegiatan promotif dan preventif

serta kegiatan manajemen puskesmas. Kegiatan promotif dan preventif meliputi berbagai upaya

kesehatan masyarakat baik esensial maupun pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial

maupun pengembangan yang dibiayai oleh BOK di Puskesmas Sidotopo adalah Upaya kesehatan

ibu, Pelayanan Balita dan Anak pra Sekolah, Pelayanan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Upaya

Kesehatan Usia Reproduksi, Upaya Perbaikan Gizi Maysrakat,, Upaya Kesehatan Lingkungan,

60
Pelayanan Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Olah Raga, Upaya Promosi Kesehatan,

Imunisasi, Surveylans dan Respon KLB, Upaya pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,

Ipaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Upaya Pencegahan dan

Pengenddalian Masalah Keswa dan Napza, Pelayanan kesehatan Tradisional, Manajemen

Puskesams. Penyediaan Bahan Pakai Habis, Penyediaan Jasa Tenaga Operasional SKPD, Pemicuan

STBM Desa Lokus, dan Pengadaan APD.

Pemanfaatan BOK untuk upaya kesehatan masyarakat dan manajemen puskesmas di

Puskesmas Sidotopo meliputi :

1. Transport lokal kegiatan UKM yang dibiayai dari BOK bagi kader kesehatan.

2. Transport lokal bagi peserta kegiatan BOK yang tidak mendapatkan gaji, tunjangan dari

pemerintah kota Surabaya.

3. Belanja cetak dan penggandaan yang menunjang kegiatan BOK.

4. Belanja makanan dan minuman masyarakat, dan Lokakarya.

5. Belanja narasumber dan instruktur senam kegiatan BOK

6. Bahan Demo kegiatan Ibu pintar balita sehat, pos gizi, pendampingan balita

7. Belanja materai dan benda pos lainnya yang menunjang kegiatan BOK.

8. Belanja kertas HVS, Nota, dan sabun cuci tangan yang menunjang kegiatan BOK.

9. Honor, iuran JKN, JKK, JK tenaga promotor kesehatan.

Beberapa upaya kesehatan tidak mendapatkan dana BOK di tahun 2020 ini karena masa pandemi

Covid-19, sehingga dana dialihkan penggunaannya untuk kegiatan atau upaya kesehatan yang

menunjang penanganan Covid-19. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang bersumber dana dari

BOK :

A. Manajemen Puskesmas meliputi kegiatan :

1. Lokakarya mini bulanan rutin. Kegiatan ini diadakan selama 12 bulan tetapi hanya 6 bulan yang

dibiayai oleh BOK. Kegiatan minilokakarya ini telah terserap 100%.

2. Lokakarya mini tribulan rutin. Target kegiatan ini adalah 2x selama setahun dan sudah terserap

hanya 1 kali kegiatan karena pandemi covid 19.

3. Rapat evaluasi jejaring. Tidak dilaksanakan karena Pandemi covid 19.

4. Rapat Tinjauan Manajemen. Diadakan tetapi tidak dibiayai oleh dana BOK.

B. Upaya Kesehatan Ibu meliputi kegiatan :

61
1. Kelas ibu hamil. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 kelurahan yaitu Ampel dan Sidotopo. Masing-

masing kelurahan terdapat 2 kelas ibu hamil, serta tiap kelas beranggota 10 bumil dan

melaksanakan kegiatan 2x dalam setahun. Pelaksanaan kegiatan ini tercapai 100%.

C. Palayanan Balita dan Anak Pra Sekolah

1. Kelas Ibu Balita (Kelas C). Dilaksanakan di Kelurahan Ampel dan Sidotopo, masing-masing

kelurahan 1 kelas dan dilaksanakan 2x selama setahun. Tercapai 50%.

D. Palayanan Anak Usia Sekolah dan Remaja

1. Macam kegiatan untuk pelayanan Anak usia sekolah dan remaja ini adalah Tiwisada, KKR,

Posyandu remaja, Pemilihan duta kesehatan remaja, pembinaan duta kesehatan remaja. Semua

kegiatan tidak terlaksana karena pandemi covid 19.

E. Upaya kesehatan usia reproduksi. Rincian kegiatan ini adalah :

1. Sosialisasi kesehatan reproduksi pada calon pengantin (catin). Kegiatan tidak terlaksana karena

covid 19.

2. Sosialisasi kelpmpok pasangan usia subur risiko tinggi dengan kunjungan rumah. Kegiatan tidak

terlaksana karena covid 19.

F. Upaya perbaikan gizi. Rincian kegiatan ini adalah :

1. Kampung ASI. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 bulan, tetapi hanya 5 bulan yang

terlaksana.

2. Pos Gizi. Kegiatan ini tidak terlaksana karena pandemi covid 19

3. Pendampingan Balita. Kegiatan ini tidak terlaksana karena covid 19.

4. Pemberian Vitamin A. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dan terlaksana 100%.

5. Pemantauan Pertumbuhan BB/TB Balita di TK/PG. Kegiatan ini tidak terlaksana karena covid

19.

6. Pelacakan Gizi Buruk. Kegiatan ini ditargetkan 15 kasus setahun dan terlaksana 100%.

F. Upaya Kesehatan Lingkungan.

Upaya Kesehatan Lingkungan tidak ada kegiatan yang terlaksana selama masa pandemi Covid

19 ini.

G. Pelayanan Kesehatan Kerja

1. Pembinaan dan pemantauan kesehatan kerja di Pos UKK. Target kegiatan ini dilaksanakan 1x

setahun dan tidak terlaksana.

62
2. Pemeriksaan kesehatan tempat kerja dan pekerja. Kegiatan ini dilaksanakan 2x setahun dan

terserap 100%.

H. Pelayanan Kesehatan Olah Raga

1. Pengukuran kebugaran anak sekolah usia 10-12 tahun. Kegiatan ini tidak terlaksana karena

Covid 19

2. Senam Sehat Cegah Corona bersama Lansia. Kegiatan ini dilaksanakan 2x setahun dan terserap

100%.

3. Pembinaan kesehatan olah raga di masyarakat (senam bersama). Target kegiatan ini selama 1 x

setahun. Tercapai 100%.

I. Upaya Promosi Kesehatan

1. Refreshing kader posyandu balita .Kegiatan ini tidak terlaksana karena pandemi Covid 19.

2. Pembinaan Poskestren dan kampanye masker tidak terlaksana.

3. Survei mawas diri (SMD). Kegiatan ini SMD yang dibiayai BOK selama 12 hari untuk masing-

masing kelurahan dan terlaksana 100%.

4. Musyawarah masyarakat Desa (MMD). Kegiatan ini dilaksanakan di 1 kelurahan karena

pandemi covid 19 dan terserap 100%.

5. Pengkajian PHBS. Target kegiatan ini dilaksanakan oel 8 kader. Masing-masing kader 36 hari.

Terlaksana 100%.

6. Refreshing kader posyandu lansia. Kegiatan ini tidak terlaksana karena pandemi covid 19.

J. Imunisasi

1. Semua kegiatan imunisasi tidak terlaksana di masa pandemi covid 19.

K. Surveylans dan Respon KLB

1. Semua kegiatan surveylans yang dibiayai BOK tidak terlaksana selama pandemi Covid 19.

L. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular

1. Pemeriksaan Jentik Secara Berkala oleh Jumantik. Kegiatan ini terlaksana 5 bulan saja.

2. Pemberian Vitamin kepada Lansia. Kegiatan ini terlaksana 100%.

3. Pertemuan TB. Kegiatan ini tidak terlaksana selama masa pandemi Covid 19.

M. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

1. Semua kegiatan Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular tidak terlaksana

selama masa pandemi Covid 19.

N. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Masalah Keswa dan Napza

63
1. Posyandu kesehatan jiwa. Kegiatan ini dilaksanakan 1x setahun dan tercapai 100%

O. Pelayanan Kesehatan Tradisional

1. Demo Toga. Kegiatan ini dilaksanakan 3x setahun dan tercapai 100%.

P. Penyediaan bahan pakai habis. Kegiatan ini untuk pembelian materai 3000, materai 6000 dan

tidak terserap.

Q. Penyediaan jasa tenaga operasional SKPD. Kegiatan ini untuk gaji, iuran JKN,JKK dan JK

tenaga promotor kesehatan dan tenaga gizi. Tenaga Promotor kesehatan tercapai 100% dan tenaga

gizi tidak tercapai.

R. Pemicuan STBM Desa Lokus. Puskesmas Sidotopo tidak termasuk dalam kegiatan ini karena

tidak masuk desa lokus.

S. Pengadaan APD. Pengadaan APD terserap 100%.

5.5.2 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

5.5.2.1 Proses perencanaan

Perencanaan dan penganggaran dana kapitasi JKN terdiri dari perencanaan pendapatan

dan perencanaan pengeluaran atau belanja dengan ketentuan anggaran pendapatan harus sama

dengan anggaran belanja. Penganggaran dana kapiatsi JKN merupakan rincian kebutuhan akan

pemanfaatan dana kapitasi JKN yang disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang telah

disusun dalam RPK Puskesmas dan memperhatikan hasil stock opname ketersediaan barang di

puskesmas.

Perencanaan dan penganggaran dilaksanakan sebelum pelaksanaan anggaran. Perkiraan

besaran pendapatan dana kapitasi JKN berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar di puskesmas

sesuai data BPJS Kesehatan tahun berjalan. Perkiraan alokasi pagu anggaran pendapatan kapitasi

JKN puskesmas dalam waktu satu tahun berjalan telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota

Surabaya. Alokasi pagu tersebut kemudian disusun dalam RKA puskesmas dan dicantumkan

dalam software JKN. Anggaran pendapatan menjadi dasar alokasi pagu anggaran belanja per

kegiatan dalam rangka pemanfaatan dana kapitasi JKN.

Alur perencanaan belanja dana kapitasi JKN adalah sebagai berikut :

1. Puskesmas menyusun secara manual terperinci rencana kebutuhan anggaran.

2. Puskesmas menyampaikan hasil perencanaan tersebut kepada penyelia di Dinas kesehatan untuk

dicantumkan dalam software JKN.

64
3. Pagu anggaran puskesmas per kegiatan dapat dilihat pada sofware JKN dengan pembagian 60%

untuk jaspel, 9% untuk penyelenggaraan promosi kesehatan , 16% untuk penunjang operasional

pelayanan kesehatan, 5% untuk pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan, dan 10%

untuk pembinaan dan pengembangan SDM kesehatan (sebelum PAK).

4. Pagu anggaran puskesmas per kegiatan dapat dilihat pada sofware JKN dengan pembagian 60%

untuk jaspel, 9% untuk penyelenggaraan promosi kesehatan , 19% untuk penunjang operasional

pelayanan kesehatan, 10% untuk pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan, dan 2%

untuk pembinaan dan pengembangan SDM kesehatan (sebelum PAK).

5. Daftar SSH atau komponen belanja telah diakomodir oleh dinas kesehatan Kota melalui sofware

JKN dengan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

6. Puskesmas dapat mengusulkan komponen yang belum terdapat pada software JKN melalui surat

usulan kepada kepala dinas kesehatan dengan melampirkan data pendukung yang

mencantumkan nama komponen, satuan dan harga pasar.

7. Anggaran belanja puskesmas harus dientry pada software JKN lalu dicetak berupa usulan/RKA

JKN.

8. RKA kemudian di koreksi dan diverifikasi oleh bidang terkait untuk dijadikan pedoman

pelaksanaan kegiatan puskesmas.

9. RKA yang telah diverifikasi kemudian dikunci oleh bidang sehingga tidak dapat diubah ataupun

dihapus. RKA kemudian dicetak dan ditandatangani oleh kepala puskesmas, Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA).

10. Apabila diperlukan pergeseran anggaran maka puskesmas dapat mengajukan usulan pergeseran

anggaran kepada KPA dengan ketentuan tidak melebihi pagu anggaran awal.

11.Setelah disetujui oleh KPA, revisi ditindaklanjuti dengan merubah RKA pada sofware JKN.

12.Jadwal revisi ditentukan oleh Dinas kesehatan menyesuaikan dengan pelaksanaan revisi

anggaran di pemerintah Kota Surabaya.

13.Jika puskesmas membutuhan penambahan atau pengurangan pagu anggaran, dapat mengusulkan

Perubahan Anggaran Kegiatan / PAK kepada KPA

14.Setelah disetujui maka dapat merubah pagu anggaran pada software JKN sesuai usulan.

15.Jadwal PAK ditentukan oleh Dinas Kesehatan menyesuaikan dengan pelaksanaan PAK di

pemerintah Kota Surabaya.

65
16. Pada awal tahun anggaran setelah RKA dikunci oleh bidang maka dibuat rencana penyerapan

dana per bulan selama satu tahun yang dicantumkan dalam AKP per kegiatan di software JKN.

Jumlah pagu anggaran kapitasi JKN 2020 sebelum PAK sebesar Rp. 2.331.500.085,-

Jumlah pagu anggaran kapitasi JKN 2020 setelah PAK menjadi sebesar Rp. 2.810.366.149,-

Pagu tersebut dibagi menjadi pagu beberapa kegiatan dan dibuat RKA per kegiatan yaitu :

1. Pagu penunjang operasional pelayanan kesehatan (kode kegiatan 1.1.1.02.14.0003) sebesar Rp.

587.514.432,-. RKA penunjang operasional pelayanan kesehatan (kode kegiatan

1.1.1.02.14.0003) sebesar Rp. 587.514.432,-. RKA penunjang operasional pelayanan kesehatan

di tahun 2020 dibagi menjadi 21 kode rekening belanja, yaitu :

No Kode Rekening Rekening RKA

1 5.2.2.01.03 Belanja Alat Listrik dan Elektronik Rp.9.967.100,-


2 5.2.2.01.04 Belanja perangko, Materai, dan benda Pos Rp.750.000,-
Lainnya
3 5.2.2.06.02 Belanja penggandaan Rp. 6.885.633,-
4 5.2.2.24.01 Belanja Jasa Tenaga Operasional SKPD Rp. 69.047.769,-
5 5.2.2.01.05 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 34.304.160,-
Kebersihan
6 5.2.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor Rp. 48.926.130,-
7 5.2.2.01.14 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 80.953.730,-
Komputer dan Printer
8 5.2.2.01.16 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 2.439.800,-
Kantor/Rumah Tangga
9 5.2.2.06.01 Belanja Cetak Rp. 29.911.750,-
10 5.2.2.20.06 Belanja pemeliharaan Alat kantor dan Rp. 11.181.500,-
Rumah Tangga
11 5.2.3.06.03 Belanja Modal Pengadaan Komputer dan Rp. 33.127.600,-
Perlengkapannya
12 5.2.2.01.07 Belanja Pengisian Tabung Pemadam Rp. 3.498.000,-
Kebakaran
13 5.2.3.06.02 Belanja Modal Pengadaan Alat Rumah Rp. 210.536.700,-
Tangga
14 5.2.2.01.11 Belanja Pakai Habis Bahan Makanan dan Rp. 1.201.200,-
Minuman
15 5.2.3.03.09 Jasa Transaksi Keuangan Rp. 60.000,-
16 5.2.3.04.04 Belanja Modal Alat Bantu Kerja Rp. 9.075.000,-
17 5.2.3.06.01 Modal Pengadaan Alat Kantor Rp. 33.749.100,-
18 5.2.3.06.01 Belanja Modal Pengadaan Alat Kantor Rp. 458.260,-
19 5.2.2.01.23 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Mesin, Rp. 1.441.000,-
Angkutan, dan Alat Berat
TOTAL Rp. 587.514.432,-

2. Pagu Pelayanan Kesehatan Primer Jaspel (kode kegiatan 1.1.1.02.17.0002) sebesar Rp.

1.409.353.105,-. RKA Pelayanan Kesehatan Primer Jaspel (kode kegiatan 1.1.1.02.17.0002)

sebesar Rp. 1.409.353.105,-. RKA Pelayanan Kesehatan Primer Jaspel di tahun 2020 dibagi

menjadi 2 kode rekening belanja, yaitu :

No Kode Rekening Rekening RKA

66
1 5.2.2.29.01 Belanja Barang dan Jasa Pelayanan Rp. 794.736.599,-
Kesehatan JKN
2 5.2.1.08.01 Belanja Jasa Pelayanan JKN Rp. 614.616.506,-
TOTAL Rp. 1.409.353.105,-

3. Pagu Penyelenggaraan Promosi Kesehatan (kode kegiatan 1.1.1.02.07.0003) sebesar Rp.

223.323.992,-. RKA Penyelenggaraan Promosi Kesehatan (kode kegiatan 1.1.1.02.07.0003)

sebesar Rp. 223.323.992,- . RKA Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di tahun 2020 dibagi

menjadi 3 kode rekening belanja, yaitu :

No Kode Rekening Rekening RKA


1 5.2.2.01.16 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 48.856.500,-
Kantor/Rumah tangga
2 5.2.2.06.01 Belanja Cetak Rp. 162.995.910,-
3 5.2.2.03.12 Belanja Jasa Publikasi Rp. 11.471.582,-
TOTAL Rp. 223.323.992,-

4. Pagu pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan (kode kegiatan 1.1.1.02.02.0001) sebesar

Rp. 406.506.572,-. RKA pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan (kode kegiatan

1.1.1.02.02.0001) sebesar Rp. 406.506.572,-. RKA pelayanan kefarmasian dan perbekalan

kesehatan di tahun 2020 dibagi menjadi 3 kode rekening, yaitu :

No Kode Rekening Rekening RKA


1 5.2.2.01.08 Belanja Pengisian Tabung Gas Rp. 2.200.000,-
2 5.2.2.01.10 Belanja Pakai Habis Kedokteran/Perawatan Rp. 331.747.448,-
Kesehatan/Laboratorium
3 5.2.2.01.19 Belanja Obat-Obatan Rp. 72.559.124,-
TOTAL Rp. 406.506.572,-

5. Pagu pembinaan dan pengembangan SDM kesehatan (kode kegiatan 1.1.1.02.18.0002)

sebesar Rp. 183.668.048,-. RKA pembinaan dan pengembangan SDM kesehatan sebesar Rp.

183.668.048,-. RKA Pembinaan dan Pengembangan SDM Kesehatan di tahun 2020 dibagi

menjadi 2 kode rekening belanja yaitu :

No Kode Rekening Rekening RKA


1 5.2.2.24.03 Belanja Jasa Asistensi/Pakar/Praktisi Rp. 41.200.000,-
2 5.2.2.16.01 Belanja Kursus-Kursus Singkat/Pelatihan Rp. 142.468.048,-
TOTAL Rp. 183.668.048,-

5.5.2.2 Proses Penyaluran dan Pertanggungjawaban Dana

Proses penyaluran atau pelaksanaan anggaran kapitasi JKN adalah sebagai berikut:

1. Puskesmas dapat mengajukan NPD/panjar sesuai kebutuhan anggaran pada bulan bersangkutan

melalui software JKN dan dikonfirmasi oleh masing-masing bidang.

67
2. NPD diajukan oleh bendahara JKN, disetujui oleh Kepala Puskesmas dan PPTK serta diketahui

oleh KPA

3. NPD diverifikasi final oleh PPK-SKPD dan diserahkan kembali ke puskesmas untuk pencairan

dana serta pelaksanaan kegiatan.

4. Jumlah dana yang telah diajukan harus dicairkan seluruhnya sesuai NPD.

5. Pengadaan barang dan atau jasa dilakukan oleh pejabat pengadaan / pelaksana pengadaan.

6. Pelaksana pengadaan barang / jasa dapat berbentuk tim yang dibentuk oleh kepala puskesmas

yang ditugaskan secara khusus melaksanakan pengadaan barang dan atau jasa untuk keperluan

Puskesmas.

7. Pelaksana pengadaan termasuk kepala puskesmas dan bendahara, serta PPHP terdiri dari

personil yang paham tentang tata cara pengadaan, substansi pekerjaan yang bersangkutan dan

bidang lain yang diperlukan.

8. Kepala Puskesmas bertanggung jawab secara formal dan material dalam pengadaan barang/jasa

di Puskesmas.

9. Bendahara dana kapitasi JKN bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan keuangan

dalam rangka pemanfaatan dana kapitasi JKN. Bentuk pertanggungjawaban berupa SPJ untuk

tiap kegiatan dan diserahkan ke masing-masing bidang maksimal tanggal 20 setiap bulan.

Bentuk pencatatan dan pelaporan berupa BKU dan kelengkapannya yang dibuat setiap akhir

bulan dan dilakukan rekonsiliasi dengan bagian keuangan Dinas Kesehatan Kota setiap bulan.

5.5.2.3 Pemanfaatan Kegiatan

Pemanfaatan dana kapitasi JKN tahun 2020 bila ditinjau dari besaran anggaran menurut

RKA atau perencanaan digunakan untuk beberapa kegiatan atau belanja sebagai berikut:

No Kegiatan RKA Belanja Sisa

1 Penunjang Rp. 587.514.432,- Rp. 476.238.161,- Rp. 111.276.271,-


Operasional Pelayanan
Kesehatan
2 Pelayanan Kesehatan Rp. Rp. Rp. 146.238.505,-
Primer (Jaspel) 1.409.353.105,- 1.263.114.600,-
3 Penyelenggaraan Rp. 223.323.992,- Rp. 140.077.700,- Rp. 83.246.292,-
Promosi Kesehatan
4 Pelayanan Kefarmasian Rp. 406.506.572,- Rp. 268.516.209,- Rp. 137.990.363,-
dan Perbekalan
kesehatan
5 Pembinaan dan Rp. 183.668.048,- Rp. 16.300.000,- Rp. 167.368.048,-
Pengembangan SDM
Kesehatan
TOTAL Rp. Rp. Rp. 646.119.478,-

68
2.810.366.148,- 2.164.246.670,-

Pemanfaatan dana JKN untuk masing-masing rekening belanja per kegiatan adalah

sebagai berikut:

A. Penunjang Operasional Pelayanan Kesehatan

No Kode Rekening Rekening Belanja

1 5.2.2.01.03 Belanja Alat Listrik dan Elektronik Rp.9.028.800,-


2 5.2.2.01.04 Belanja perangko, Materai, dan benda Pos Rp.525.000,-
Lainnya
3 5.2.2.06.02 Belanja penggandaan Rp. 6.221.600,-
4 5.2.2.24.01 Belanja Jasa Tenaga Operasional SKPD Rp. 68.874.701,-
5 5.2.2.01.05 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 27.563.250,-
Kebersihan
6 5.2.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor Rp. 42.064.650,-
7 5.2.2.01.14 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 60.032.500,-
Komputer dan Printer
8 5.2.2.01.16 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 899.000,-
Kantor/Rumah Tangga
9 5.2.2.06.01 Belanja Cetak Rp. 22.851.950,-
10 5.2.2.20.06 Belanja pemeliharaan Alat kantor dan Rp. 5.093.000,-
Rumah Tangga
11 5.2.3.06.03 Belanja Modal Pengadaan Komputer dan Rp. 9.325.000,-
Perlengkapannya
12 5.2.2.01.07 Belanja Pengisian Tabung Pemadam Rp. 720.000,-
Kebakaran
13 5.2.3.06.02 Belanja Modal Pengadaan Alat Rumah Rp. 179.248.410,-
Tangga
14 5.2.2.01.11 Belanja Pakai Habis Bahan Makanan dan Rp. 978.000,-
Minuman
15 5.2.3.03.09 Jasa Transaksi Keuangan Rp. 36.600,-
16 5.2.3.04.04 Belanja Modal Alat Bantu Kerja Rp. 8.569.000,-
17 5.2.3.06.01 Modal Pengadaan Alat Kantor Rp. 33.749.100,-
18 5.2.3.06.01 Belanja Modal Pengadaan Alat Kantor Rp. 457.600,-
19 5.2.2.01.23 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Mesin, Rp. 0,-
Angkutan, dan Alat Berat
TOTAL Rp. 476.238.161,-

B. Pelayanan Kesehatan Primer (Jaspel)

No Kode Rekening Rekening Belanja


1 5.2.2.29.01 Belanja Barang dan Jasa Pelayanan Rp. 777.413.900,-
Kesehatan JKN
2 5.2.1.08.01 Belanja Jasa Pelayanan JKN Rp. 485.700.700,-
TOTAL Rp. 1.263.114.600,-

C. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan

No Kode Rekening Rekening Belanja


1 5.2.2.01.16 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Rp. 42.157.500,-
Kantor/Rumah tangga
2 5.2.2.06.01 Belanja Cetak Rp. 86.825.200,-
3 5.2.2.03.12 Belanja Jasa Publikasi Rp. 11.095.000,-
TOTAL Rp. 140.077.700,-

69
D. Pelayanan Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan

No Kode Rekening Rekening Belanja


1 5.2.2.01.08 Belanja Pengisian Tabung Gas Rp. 660.000,-
2 5.2.2.01.10 Belanja Pakai Habis Kedokteran/Perawatan Rp. 205.647.899,-
Kesehatan/Laboratorium
3 5.2.2.01.19 Belanja Obat-Obatan Rp. 62.208.310,-
TOTAL Rp. 268.516.209,-
E. Pembinaan dan Pengembangan SDM Kesehatan

No Kode Rekening Rekening Belanja


1 5.2.2.24.03 Belanja Jasa Asistensi/Pakar/Praktisi Rp. 10.800.000,-
2 5.2.2.16.01 Belanja Kursus-Kursus Singkat/Pelatihan Rp. 5.500.000,-
TOTAL Rp. 16.300.000,-

Pemanfaatan dana kapitasi JKN apabila ditinjau dari besaran riil saldo awal tahun 2020
ditambah perolehan dana kapitasi JKN per bulan tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Saldo Awal Penerimaan Saldo Akhir /


No Kegiatan Belanja/SPJ
2020 Kapitasi 2020 SILPA
1 Penunjang Rp. Rp. Rp. Rp.
Operasional 320.281.664,- 316.070.202,- 476.238.161,- 160.113.705,-
Pelayanan
Kesehatan
2 Pelayanan Rp. Rp. Rp. Rp.
Kesehatan Primer 140.348.245,- 1.151.291.520,- 1.263.114.600,- 28.525.165,-
(Jaspel)
3 Penyelenggaraan Rp. Rp. Rp. Rp.
Promosi 154.839.773 172.693.728,- 140.077.700,- 187.455.801,-
Kesehatan
4 Pelayanan Rp. Rp. Rp. Rp.
Kefarmasian dan 417.487.254,- 112.409.460,- 268.516.209,- 261.380.505,-
Perbekalan
kesehatan
5 Pembinaan dan Rp. Rp. Rp. Rp.
Pengembangan 40.989.773,- 166.354.290,- 16.300.000,- 191.044.063,-
SDM Kesehatan
TOTAL Rp. Rp. Rp. Rp.
1.073.946.709,- 1.918.819.200,- 2.164.246.670,- 828.519.239,-

5.5.3 APBD

5.5.3.1 Proses Perencanaan

Semua kegiatan Puskesmas yang menggunakan uang APBD seluruhnya adalah murni

penerimaan langsung dari DKK, tanpa pembuatan perencanaan sebelumnya. Yang berarti semua

kegiatan yang dilakukan adalah instruksi DKK.

5.5.3.2 Proses Penyaluran dan Pertanggungjawaban Dana

Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan dana dilakukan dengan pembuatan SPJ

yang setiap bulan disetorkan ke bidang masing-masing, sesuai dengan bidang pemegang kegiatan

70
Proses penyaluran dana APBD tahun 2019 langsung dari DKK ke rekening Bank Jatim petugas

puskesmas, kader, dan UKM atau rekanan setelah SPJ terverifikasi benar.

5.5.3.3 Pemanfaatan Kegiatan

Kegiatan yang menggunakan uang APBD adalah kegiatan yang sudah di instruksikan

oleh DKK. Sehingga semua dana APBD sudah dimanfaatkan sesuai dengan SPJ yang disetorkan.

Kegiatan yang menggunakan uang APBD hanya selama bulan Januari s/d Maret 2020 dan

November 2020, karena adanya pandemi Covid 19.

Berikut ini adalah macam dan jumlah dana yang diperoleh dari APBD :

No Macam Dana Jumlah

1 PMT Balita Rp. 39.090.000,-

2 Transport Kader Balita Rp. 12.267.000,-

3 PMT Lansia Rp. 43.386.000,-

4 Transport Kader lansia Rp. 9.900.000,-

5 Transport Kader Paliatif Rp. 0,-

8 Transport Kader Posbindu Rp. 3.720.000,-

9 Transport kader kelurahan siaga Rp. 900.000,-

Total Rp. 109.263.000,-

71
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Berdasarkan dari semua data yang telah disajikan, secara garis besar dapat

disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo sudah

sesuai dengan standar pelayanan minimal.

2. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan, JKN dan APBD dapat dimanfaatkan secara

optimal, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Sidotopo.

3. Penyediaan data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat

diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan di Puskesmas

Sidotopo dan pihak terkait lainnya. Di bidang kesehatan, data dan informasi juga

merupakan sumber daya stategis bagi organisasi dalam penyelenggaraan Sistem

Informasi Kesehatan (SIK).

4.2 SARAN

1. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor untuk lebih meningkatkan

peran serta warga pada upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Sidotopo.

2. Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitas, serta

disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.

3. Peningkatan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan

masih perlu ditingkatkan melalui kemitraan yang setara, terbuka dan saling

menguntungkan dalam upaya pemberdayaan perilaku hidup bersih dan sehat.

72
4. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan melalui sistem

pencatatan dan pelaporan yang lengkap, tepat dan baik sehingga didapat data yang

lengkap dan valid.

5. Perlu adanya terobosan dan ide-ide baru dalam penyusunan Profil Kesehatan (Profil

Puskesmas) yang nantinya akan menghasilkan suatu publikasi data dan informasi

pembangunan kesehatan, serta dapat membawa manfaat bagi program kesehatan di

Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada umumnya.

73

Anda mungkin juga menyukai