Disusun Oleh:
Kelompok I
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Terutama
yang terdapat pada Pasal 28 H ayat 1, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi
untuk keberhasilan pembangunan bangsa, untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan
berkeadilan.
Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 2 dan
3 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan
perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan dan penghormatan terhadap hak
dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif serta norma-norma agama. Selain itu
didalam pasal 5 ayat (2) bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara
Indonesia.Salah satu upaya pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah melaksanakan
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas.Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat telah berkiprah sejak tahun 1970, dan telah memberi kontribusi yang
besar pada pembangunan kesehatan di Indonesia.
Penyakit covid19 atau Corona Virus Disease-19 adalah infeksi saluran pernapasan
yang disebabkan oleh jenis virus corona. Nama lain dari penyakit ini adalah Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV2). Kasus COVID-19 pertama kali
dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019. Dalam
beberapa bulan saja, penyebaran penyakit ini telah menyebar ke berbagai negara, baik di
Asia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah serta Afrika, termasuk Indonesia penyebaran virus
corona terbilang cukup mengkawatirkan, hal ini dibuktikan dengan angka kejadan covid 19
di Indonesia per tanggal 12 Oktober 2020 tercatat 336.716, sedangkan di Kalimantan selatan
sendiri mencapai angka 11.052 kasus, di Banjarmasin angka kejadian covid19 mencapai
angka 3.401 kasus.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab terhadap pemangunan kesehatan di wilyah kerjanya, puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal, dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
Upaya meningkatkan pencegahan dan penanggulangan covid 19 dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat dan lingkungan. Pengobatan pasien covid 19 menjadi proses yang
panjang, dimana membutuhkan strategi pengelolaan terhadap pencegahan penyebaran virus
covid 19. Adapun secara umum ada 3 aspek yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan yang
ada di kelurahan sungai lulut, 3 aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Testing
Metode pencegahan yang pertama adalah testing, testing di sini yaitu melakukan
pencekan orang-orang yang diduga mengidap COVID-19.
2. Tracing
Tracing atau pelacakan yaitu melacak orang-orang yang berkontak erat denga orang-
orang yang diduga mengidap COVID-19
3. Treatment
Treatment merupakan perawatan, termasuk juga isolasi mereka yang kontak erat dengan
orang posistif sampai terbukkti tidak mengidap COVID-19, serta merawat orang posistif
agar tidak menularkan ke orang lain.
Ketiga aspek tersebut harus dilihat sebagai kesatuan yang saling berinteraksi dan saling
memperkuat, akan percuma bila salah satu aspeknya lemah. Tujuan utama ketiga aspek
tersebut adalah mengendalikan tingkat penyebaran COVID-19 khususnya di daerah
Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur.
B. Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan program penanggulangan dan
pencegahan penularan COVID-19 diwilayah kerja Puskesmas melati
2. Tujuan Khusus
a Mengidentifikasi gambaran umum (geografis, demografis, dan profil kesehatan)
Wilayah Kerja Puskesmas melati
b Mengidentifikasi pelaksanaan program penanggulangan dan pencegahan penularan
COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas melati
c Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari program penanganan
COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas melati dengan menggunakan analisa
SWOT.
BAB II
GAMBARAN UMUM
PUSKESMAS MELATIBANJARMASIN
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas
Terminal Menurut Kelompok Umur Tahun 2017
Kelurahan Jumlah
Sungai Lulut Pemurus Luar
No Kelompok Umur
Laki- Laki-
Perempuan Perempuan
laki laki
1 0–4 866 889 743 558 3056
2 5–9 806 731 650 558 2745
3 10 -14 705 671 555 507 2438
4 15 -19 598 595 560 701 2454
5 20 – 24 598 635 646 674 2553
6 25 – 29 702 763 644 588 2697
7 30 – 34 692 766 566 626 2650
8 35 – 39 692 736 525 585 2538
9 40 – 44 730 672 481 537 2420
10 45 – 49 487 478 395 472 1832
11 50 – 54 402 321 389 402 1514
12 55 – 59 281 220 350 265 1116
13 60 – 64 133 120 172 139 564
14 65 – 69 69 92 104 107 372
15 70 -74 46 69 55 62 232
16 75 + 17 45 42 70 174
Jumlah 7824 7803 6877 6851 30.308
a. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati
sangan dipengaruhi oleh budaya suku dayak yang merupakan penduduk asli,
diikuti Banjar, Jawa, Madura, Bugis, dan lainnya. Penduduk kota kehidupannya
bersifat agamis dengan sebagian besar penduduk memeluk agama Islam.
b. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati cukup
bevariasi, sebagian besar adalah karyawan swasta,PNS dan petani atau pedagang.
c. Lingkungan Perumahan
Pada waktu air pasang, hampir sebagian wilayah digenangi air. Sesuai dengan
kondisinya, wilaya kecamatan selat mempunyai berada di samping sungai yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi dan sumber air untuk
keperluan MCK (Mandi, Cuci, dan Kakus), perilaku memanfaatkan air sungai
sebagai sumber untuk MCK inilah yang menyebabkan rawannya terjadi water
borne disease seperti penyakit saluran pencernaan dan gangguan gigi.
Pada musim kemarau, air sungai tercemar air laut sehingga air sungai menjadi
asin dan terjadi juga peningkatan penyakit diare, dan jenis penyakit saluran
pencernaan semakin meningkat seperti Thypoid dan Disentri
d. Air Bersih
Cakupan air ledeng sebagai sumber air minum rumah tangga terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, dan sambungan perpipaan dari PDAM sudah
pada beberapa bagian wilaya. Dan masih ada penduduknya banyak yang
menggunakan air sungai, karena perumahan penduduk rata-rata dikelilingi oleh
sungai.
e. Pembuangan Limbah
Pengelolaan limbah pada wilayah kerja Puskesmas Melati masih belum
memenuhi persyaratan, dan limbah terbesar di wilayah kerja Puskesmas Melati
kota kapuas adalah limbah rumah tangga termasuk sampah. Sarana pembuangan
limbah cair seperti air buangan bekas cucian tidak tersedia karena kondisi
geografis sehingga limbah rumah-rumah tangga langsung dibuang ke tanah atau
aliran sungai. Untuk penampungan air limbah rumah tangga yang dibuang
langsung ke got, ada yang menggunakan penampungan tertutup di pekarangan
dengan dilengkapin SPAL dan ada yang menggunakan penampungan terbuka di
pekarangan atau ditampung di luar pekarangan. Sedangkan untuk limbah industri
seperti perhotelan, rumah makan yang terletak di pusat kota sudah termasuk ada
TPA yang menampung.
f. Pembuangan Sampah
Sampah yang berasal dari pusat perdagangan dan rumah tangga di wilayah
kerja Puskesmas MelatiKota Banjarmasin dikelola pada setiap RT untuk dibuang
ke pembuangan akhirnya, karena lokasi di tempat pembuangan akhir (TPA)
berada di luar kota, sedangkan tempat pembuangan sampah (TPS) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Melatidi jalan Pramuka Km 6 berjumlah 1 buah.
Sedangkan dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga umumnya dilakukan
dengan cara dibakar untuk sampah kering, dan ada yang diangkut oleh petugas
pengambil sampah. Cara ini adalah dengan cara ditimbun dalam tanah, dibuat
kompos, dibuang ke sungai dan ada yang membuang sembarangan.
g. Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi
Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui kendaraan roda empat. Sarana
komunikasi yang ada berupa HP dan Hendi Camp. waktu tempuh dari desa ke
Puskesmas berkisar <10 menit/jam hingga < 20 menit/jam perjalanan
darat/sungai.
h. Pendidikan
Jumlah sarana sekolah Taman kanak-kanak adalah ( 7 ) buah, Sekolah Dasar ( 8 )
buah, Sekolah menengah Pertama ( 3 ) buah, Sekolah Menengah Atas ( 4 ) buah,
Universitas negeri dan swasta ( 3 ) buah, serta pesantren sebanyak ( 1 ) buah.
i. Sarana Kesehatan
Berikut merupakan sarana fisik kesehatan dan ketenagaan yang dimiliki
Puskesmas Terminal
Table 2.2 Sarana Fisik Kesehatan di Puskesmas Terminal
Jumlah Sarana
1 Puskesmas
1
2 Pustu
3
3 Poskesdes
2
RT 16; 10
RT 16; 9
Suspek
Positif
Sembuh
Meninggal
RT 7; 6
Positif Keseluruhan
RT 7; 4
RT 5; 3
RT 4; 2 RT 5; 2 RT 7; 2
RT 4; 1 RT 5; 1 RT 16; 1
RT 4; 0 RT 5; 0 RT 7; 0 RT 16; 0
2. Program COVID-19
Secara umum ada 3 aspek pencegahan wabah yang dapat dilakukan disebut dengan
3T, yaitu :
a. Testing seperti PCR testing atau metode testing lain : mmengetes orang – orang
yang terduga mengidap COVID-19
b. Tracing atau pelacakan kasus : malacak orang – orang yang berkontrak erat dengan
orang – orang yang diduga mengindap COVID-19 tersebut.
c. Treatment : perawatan, termasuk isolasi mereka yang kontak erat dengan orang
positif sampai terbukti tidak mengindap COVID-19, serta merawat orang yang
positif agar tidak menular ke orang lain.
Dalam proses pengidentifikasian kasus Covid-19, Kemenkes memberikan
himbauan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19 bahwa dibutuhkan adanya surveilans yang bertujuan untuk memantau tren
penularan virus pada tingkat nasional dan global, melakukan deteksi cepat pada wilayah
tanpa transmisi virus dan monitoring kasus pada wilayah dengan transmisi virus
termasuk pada populasi rentan, memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan
penilaian risiko tingkat nasional, regional dan global, memberikan informasi
epidemiologi sebagai acuan kesiapsiagaan dan respon penanggulangan serta melakukan
evaluasi terhadap dampak pendemi pada sistem pelayanan kesehatan dan sosial.
C. Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strengths)
- Adanya media komunikasi risiko atau bahan KIE dan menempatkan bahan KIE
dilokasi yang tepat dengan metode promosi kesehatan yang dilakukan setiap minggu
2. Kelemahan (Weaknessess)
a. Penggunaan apd yang tidak dimaksimalkan, hal ini disebabkan karena dapat
menimbulkan kebingungan dan diskrimnasi dari masyarakat ketika melihat petugas
menggunakan nya sehingga dapat membiaskan data yang diperoleh.
b. Tidak adanya transportasi khusus pasien covid-19
c. Kurangnya kesediaan obat-obatan, suplemen dan vitamin dalam menunjang
surveilans
d. Tidak ada ruang isolasi khusus untuk penderita atau pasien covid
e. Kurangnya sumber daya suerveilans yang tidak sesuai dengan kebutuhan luas
wilayah yang dikelola oleh petugas surveilans sehingga sdm kewalahan dalam
melaksanakan pendataan terkait covid19
f. Tidak adanya pelatihan khusus untuk surveilans
3. Peluang (Opportunity)
a. Deteksi dini pada kondisi rentan KLB (kejadian Luar Biasa) agar dapat segera
dilakukan pemantauna dan pengawasan lingkugan
b. Deteksi dini pada suspect covid19
c. Kesiapsiagaan KLB (Kejadian Luar Biasa)
4. (Ancaman) Threat
a. Beresiko tinggi terpapar covid
b. Berisiko tinggi mendapatkan diskriminasi dari masyarakat
c. Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi menjadi KLB
BAB III
ANALISA SWOT
A. Konsep SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threath).
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang
dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan
Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai
hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Tabel 3.1 Matriks SWOT Kerns
EKSTE
RNAL
OPPORTUNITY TREATHS
INTERNAL
Comparative Mobilization
STRENGTH
Advantage
Divestment/Investmen Damage Control
WEAKNESS
t
Keterangan :
a. Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
b. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
Comparative Advantage Divestment/Investment Damage Control Mobilization
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
c. Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang
tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang
ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah
(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan
menggarap peluang itu (investasi).
d. Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak
menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
Tabel 3.1
Internal Factor Evaluation (IFE Matrix)
Kekuatan (Strength) Skor Bobot Total
Adanya media komunikasi risiko atau bahan KIE 1 5 5
dan menempatkan bahan KIE dilokasi yang tepat
dengan metode promosi kesehatan yang
dilakukan setiap minggu
Tabel 3.3
External Factor Evaluation (EFE Matrix)
Peluang (Opportunity) Skor Bobot Total
1) Deteksi dini pada kondisi rentan KLB 0,35 5 1,75
(kejadian Luar Biasa) agar dapat segera
dilakukan pemantauna dan pengawasan
lingkugan
2) Deteksi dini pada suspect covid19 0,35 5 1,75
3) Kesiapsiagaan KLB (Kejadian Luar Biasa) 0,30 4 1,20
dengan kader
Total 1 14 4,70
Tabel 3.4
External Factor Evaluation (EFE Matrix)
Hambatan (Threat) Skor Bobot Total
1) Beresiko tinggi terpapar covid 0,45 4 1,80
2) Berisiko tinggi mendapatkan diskriminasi 0,30 3 0,90
dari masyarakat
3) Data surveilans epidemiologi penyakit 0,25 4 1,00
berpotensi menjadi KLB
Total 1 11 3,70
Analisis :
Sumbu X: S-W = 5 - 3,85 = + 1,15
Sumbu Y: O-T = 4,70 – 3,70 = + 1
Berada di kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan
dan meraih kemajuan secara maksimal.
C. Solusi Upaya Pengembangan Program
1. Rekomendasikan penyediaan format laporan disesuaikan dengan dinas kesehatan.
2. Pengadan ruang isolasi bagi pasien suspect covid-19
3. Merekrut dan mengadakan pelatihan surveilans
4. Bekerjasama dengan lintas program dalam upaya pelaksanaan setiap program
puskesmas
5. Menimgkatkan pengetahuan dan keterampilan pemegang program kerja kesehatan,
terutama pada program covid-19
BAB IV
REKOMENDASI DAN SARAN
A. Rekomendasi
Puskesmas dapat bekerja sama dengan kelurahan dan ketua RT untuk memfokuskan
dalam memberikan pemahaman tentang tanda gejala yang dapat muncul maupun alur
pemeriksaan virus covid-19 dengan melakukan pendidikan kesehatan dengan
menyebarkan leaflet maupun poster ke wilayanh RT yang memiliki angka kejadian virus
covid-19
B. Saran
Menurut kemenkes tahun 2020 dalam Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona
Virus Disease:
1. Perlunya ketersediaan ruang isolasi untuk masyarakat yang menjadi suspect atau
yang dicuragi terkena virus covid-19
2. Perlunya alat transportasi seperti ambulan kusus covid
3. Perlunya penggunaan apd yang harus dimaksimalkan, untuk keamanan survieilans
4. Kesediaan obat-obatan, suplemen dan vitamin dalam menunjang surveilans
5. Sumber daya suerveilans memadai dengan kebutuhan luas wilayah yang dikelola
oleh petugas surveilans
6. Adanya pelatihan khusus untuk surveilans