Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS SWOT PROGRAM VAKSINANSI COVID 19

DI WILAYAH KELURAHAN SELAT HULU RW.03 RT.13, 14, 15, 16,


DAN 26 KECAMATAN SELAT KABUPATEN KAPUAS

Disusun Oleh:
Kelompok I

Apriani , S.kep 11194692111017


Elsa Norfitriana, S.Kep 11194692111021
I Ketut Indrawijaya, S.Kep 11194692111024
Jampang, S.Kep 11194692111027
Lulu Rissi Chairunnisa, S.Kep 11194692111031
Mia Aulia, S.Kep 11194692111034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Terutama
yang terdapat pada Pasal 28 H ayat 1, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi
untuk keberhasilan pembangunan bangsa, untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan
berkeadilan.
Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 2 dan
3 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan
perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan dan penghormatan terhadap hak
dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif serta norma-norma agama. Selain itu
didalam pasal 5 ayat (2) bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara
Indonesia.Salah satu upaya pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah melaksanakan
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas.Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat telah berkiprah sejak tahun 1970, dan telah memberi kontribusi yang
besar pada pembangunan kesehatan di Indonesia.
Penyakit covid19 atau  Corona Virus Disease-19 adalah infeksi saluran pernapasan
yang disebabkan oleh jenis virus corona. Nama lain dari penyakit ini adalah Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV2). Kasus COVID-19 pertama kali
dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019. Dalam
beberapa bulan saja, penyebaran penyakit ini telah menyebar ke berbagai negara, baik di
Asia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah serta Afrika, termasuk Indonesia penyebaran virus
corona terbilang cukup mengkawatirkan, hal ini dibuktikan dengan angka kejadan covid 19
di Indonesia per tanggal 12 Oktober 2020 tercatat 336.716, sedangkan di Kalimantan selatan
sendiri mencapai angka 11.052 kasus, di Banjarmasin angka kejadian covid19 mencapai
angka 3.401 kasus.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab terhadap pemangunan kesehatan di wilyah kerjanya, puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal, dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
Upaya meningkatkan pencegahan dan penanggulangan covid 19 dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat dan lingkungan. Pengobatan pasien covid 19 menjadi proses yang
panjang, dimana membutuhkan strategi pengelolaan terhadap pencegahan penyebaran virus
covid 19. Adapun secara umum ada 3 aspek yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan yang
ada di kelurahan sungai lulut, 3 aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Testing
Metode pencegahan yang pertama adalah testing, testing di sini yaitu melakukan
pencekan orang-orang yang diduga mengidap COVID-19.
2. Tracing
Tracing atau pelacakan yaitu melacak orang-orang yang berkontak erat denga orang-
orang yang diduga mengidap COVID-19
3. Treatment
Treatment merupakan perawatan, termasuk juga isolasi mereka yang kontak erat dengan
orang posistif sampai terbukkti tidak mengidap COVID-19, serta merawat orang posistif
agar tidak menularkan ke orang lain.
Ketiga aspek tersebut harus dilihat sebagai kesatuan yang saling berinteraksi dan saling
memperkuat, akan percuma bila salah satu aspeknya lemah. Tujuan utama ketiga aspek
tersebut adalah mengendalikan tingkat penyebaran COVID-19 khususnya di daerah
Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur.
B. Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan program penanggulangan dan
pencegahan penularan COVID-19 diwilayah kerja Puskesmas melati
2. Tujuan Khusus
a Mengidentifikasi gambaran umum (geografis, demografis, dan profil kesehatan)
Wilayah Kerja Puskesmas melati
b Mengidentifikasi pelaksanaan program penanggulangan dan pencegahan penularan
COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas melati
c Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari program penanganan
COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas melati dengan menggunakan analisa
SWOT.
BAB II
GAMBARAN UMUM
PUSKESMAS MELATIBANJARMASIN

A. KONDISI GEOGRAFI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas melati adalah :
1. Letak Wilayah
Secara geografis Kota poskesmas melati antara -3.01653323 garis lintang dan dan
114.3877866000000003 garis bujur dengan dataran rendah dengan ketinggian 25
meter di atas permukaan laut. UPT Puskesmas Melati Terletak Di Jalan Melati No. 18
Kelurahan Selat Tengah Kabupaten Kapuas Dan Propensi Kalimantan Tengah. air.
2. Iklim
Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air, disamping pengaruh
musim hujan, dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis. Suhu rata-rata
antara 25 sampai 36 derajat, curah hujan rata-rata 277,9 mm per bulan, dengan jumlah
hari hujan 156 hari selama satu tahun.
3. Topografi dan Geologi
Kota Banjarmasin terletak di muara sungai Martapura dan dibelah dua oleh sungai
Martapura. Sehingga seolah-olah Kota Banjarmasin menjadi dua bagian, kemiringan
antara 0,13% dengan susunan geologi terutama bagian bawahnya di dominasi oleh
lempung dengan sisipan pasir halus dan endapan aluvium yang terdiri dari lempung
hitam keabuan dan lunak.
4. Luas Wilayah Puskesmas melati
Wilayah Kerja Puskesmas Melati terdiri dari empat kelurahan , yaitu Kelurahan
selat tengah, selat dala, selat hulu, dan selat utara. Luas wilayah puakesmas melati
mencapai 41,72 % dari wilayah cematan selat. batas – batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan kapuas hilir yang merupakan wilayah
kerja UPT poskesmas barimba.
b. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan kapuas barat yang merupakan wilayah
kerja UPT puskesmas mandumai
c. Sebelah Barat berbatasan dengan desa pulau telo baru dan desa pualau telo yang
merupakan wilayah kerja UPT puskesmas pulau telo
d. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan selat hilir yag merupakan wilayah
kerja UPT puskesmas selat.
5. Administrasi Wilayah
Puskesmas Melati terletak di Kecamatan selat dengan luas 41,72 % dari wilayah
kecamatan selat yaitu 55,69 km² dari luas kecamatan selat yaitu 133,5 km²
6. Data Demografi
Jumlah penduduk menurut golongan umur ini dipengaruhi oleh indikator
demografi yaitu kelahiran, kematian dan imigrasi. Selanjutnya perubahan-perubahan
dalam komposisi penduduk akan mempengaruhi pola berbagai aspek kehidupan,
antara lain aspek ekonomi, budaya, pendidikan, politik dan lingkungan, terlihat di
tabel 2.1.

Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas
Terminal Menurut Kelompok Umur Tahun 2017
Kelurahan Jumlah
Sungai Lulut Pemurus Luar  
No Kelompok Umur
Laki- Laki-
Perempuan Perempuan
laki laki
1 0–4 866 889 743 558 3056
2 5–9 806 731 650 558 2745
3 10 -14 705 671 555 507 2438
4 15 -19 598 595 560 701 2454
5 20 – 24 598 635 646 674 2553
6 25 – 29 702 763 644 588 2697
7 30 – 34 692 766 566 626 2650
8 35 – 39 692 736 525 585 2538
9 40 – 44 730 672 481 537 2420
10 45 – 49 487 478 395 472 1832
11 50 – 54 402 321 389 402 1514
12 55 – 59 281 220 350 265 1116
13 60 – 64 133 120 172 139 564
14 65 – 69 69 92 104 107 372
15 70 -74 46 69 55 62 232
16 75 + 17 45 42 70 174
Jumlah 7824 7803 6877 6851 30.308

a. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati
sangan dipengaruhi oleh budaya suku dayak yang merupakan penduduk asli,
diikuti Banjar, Jawa, Madura, Bugis, dan lainnya. Penduduk kota kehidupannya
bersifat agamis dengan sebagian besar penduduk memeluk agama Islam.
b. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati cukup
bevariasi, sebagian besar adalah karyawan swasta,PNS dan petani atau pedagang.
c. Lingkungan Perumahan
Pada waktu air pasang, hampir sebagian wilayah digenangi air. Sesuai dengan
kondisinya, wilaya kecamatan selat mempunyai berada di samping sungai yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi dan sumber air untuk
keperluan MCK (Mandi, Cuci, dan Kakus), perilaku memanfaatkan air sungai
sebagai sumber untuk MCK inilah yang menyebabkan rawannya terjadi water
borne disease seperti penyakit saluran pencernaan dan gangguan gigi.
Pada musim kemarau, air sungai tercemar air laut sehingga air sungai menjadi
asin dan terjadi juga peningkatan penyakit diare, dan jenis penyakit saluran
pencernaan semakin meningkat seperti Thypoid dan Disentri
d. Air Bersih
Cakupan air ledeng sebagai sumber air minum rumah tangga terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, dan sambungan perpipaan dari PDAM sudah
pada beberapa bagian wilaya. Dan masih ada penduduknya banyak yang
menggunakan air sungai, karena perumahan penduduk rata-rata dikelilingi oleh
sungai.
e. Pembuangan Limbah
Pengelolaan limbah pada wilayah kerja Puskesmas Melati masih belum
memenuhi persyaratan, dan limbah terbesar di wilayah kerja Puskesmas Melati
kota kapuas adalah limbah rumah tangga termasuk sampah. Sarana pembuangan
limbah cair seperti air buangan bekas cucian tidak tersedia karena kondisi
geografis sehingga limbah rumah-rumah tangga langsung dibuang ke tanah atau
aliran sungai. Untuk penampungan air limbah rumah tangga yang dibuang
langsung ke got, ada yang menggunakan penampungan tertutup di pekarangan
dengan dilengkapin SPAL dan ada yang menggunakan penampungan terbuka di
pekarangan atau ditampung di luar pekarangan. Sedangkan untuk limbah industri
seperti perhotelan, rumah makan yang terletak di pusat kota sudah termasuk ada
TPA yang menampung.
f. Pembuangan Sampah
Sampah yang berasal dari pusat perdagangan dan rumah tangga di wilayah
kerja Puskesmas MelatiKota Banjarmasin dikelola pada setiap RT untuk dibuang
ke pembuangan akhirnya, karena lokasi di tempat pembuangan akhir (TPA)
berada di luar kota, sedangkan tempat pembuangan sampah (TPS) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Melatidi jalan Pramuka Km 6 berjumlah 1 buah.
Sedangkan dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga umumnya dilakukan
dengan cara dibakar untuk sampah kering, dan ada yang diangkut oleh petugas
pengambil sampah. Cara ini adalah dengan cara ditimbun dalam tanah, dibuat
kompos, dibuang ke sungai dan ada yang membuang sembarangan.
g. Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi
Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui kendaraan roda empat. Sarana
komunikasi yang ada berupa HP dan Hendi Camp. waktu tempuh dari desa ke
Puskesmas berkisar <10 menit/jam hingga < 20 menit/jam perjalanan
darat/sungai.

h. Pendidikan
Jumlah sarana sekolah Taman kanak-kanak adalah ( 7 ) buah, Sekolah Dasar ( 8 )
buah, Sekolah menengah Pertama ( 3 ) buah, Sekolah Menengah Atas ( 4 ) buah,
Universitas negeri dan swasta ( 3 ) buah, serta pesantren sebanyak ( 1 ) buah.
i. Sarana Kesehatan
Berikut merupakan sarana fisik kesehatan dan ketenagaan yang dimiliki
Puskesmas Terminal
Table 2.2 Sarana Fisik Kesehatan di Puskesmas Terminal
Jumlah Sarana
1 Puskesmas
1
2 Pustu
3
3 Poskesdes
2

j. Sarana dan Fasilitas Kesehatan Pendukung Puskesmas Terminal


1) Jumlah Pustu
Jumlah Pustu diwilayah kerja Puskesmas MelatiSebanyak 3 buah
2) Jumlah Poskesdes
Jumlah Poskesdes diwilayah kerja Puskesmas MelatiSebanyak 2 buah
3) Jumlah Posyandu Balita
Jumlah Posyandu Balita diwilayah kerja Puskesmas Melatisebanyak
15 buah Posyandu Balita
4) Jumlah Posyandu Usila Jumlah Posyandu Usila diwilayah kerja Puskesmas
Melatisebanyak 7 buah Posyandu Usila.
k. Denah Alur Kerja
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Puskesmas Melatimemiliki alur kerja
sebagai berikut :
1) Loket Kartu
2) RP.Dewasa & Geriatri
3) RP.Gizi & Sanitasi
4) RP.Kesehatan Ibu & Anak
5) RP.Anak & Remaja
6) Ruang PKPR
7) RP.Gigi & Mulut
8) Ruang Tindakan
9) Apotik
10) Ruang Imunisasi
11) Laboraturium
12) Tata Usaha
13) Klinik Sanitasi

B. Konsep Corona Virus (COVID-19)


Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19
ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia
luas di kedua paru.
Pada 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease,
COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International
Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup
cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan 3 Maret 2020, secara
global dilaporkan 90.870 kasus konfimasi di 72 negara dengan 3.112 kematian (CFR
3,4%). Angka kejadian covid di kelurahan sungai lulut berdasarkan data dari Puskesmas
Melatipada RT 10 berjumlah 9 orang, RT 16 berjumlah 10 orang, dan RT 27 berjumlah 7
orang.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia
melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari
kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat
dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas
kesehatan terutama unit gawat darurat.
1. Data Penyebaran COVID-19
Data Covid-19 pertanggal 08 oktober 2020 pada kelurahan Sungai Lulut RT 01-16

Data COVID per RT

RT 16; 10
RT 16; 9
Suspek
Positif
Sembuh
Meninggal
RT 7; 6
Positif Keseluruhan

RT 7; 4
RT 5; 3
RT 4; 2 RT 5; 2 RT 7; 2
RT 4; 1 RT 5; 1 RT 16; 1
RT 4; 0 RT 5; 0 RT 7; 0 RT 16; 0

Sumber: Profil Puskesmas, 2020


Dari data tersebut didapat hasil dari 16 RT dikelurahan Sungai Lulut, bahwa
terdapat 11 RT yang pernah mengalami kasus positif COVID-19 dari seluruh jumlah RT
yang didata, dan angka kejadian tertinggi yaitu pada RT 16 sebanyak 10 kasus positif,
namun pada 8 oktober 2020 terhitung masih ada 4 RT yang masih mengalami kasus
COVID-19.

2. Program COVID-19
Secara umum ada 3 aspek pencegahan wabah yang dapat dilakukan disebut dengan
3T, yaitu :
a. Testing seperti PCR testing atau metode testing lain : mmengetes orang – orang
yang terduga mengidap COVID-19
b. Tracing atau pelacakan kasus : malacak orang – orang yang berkontrak erat dengan
orang – orang yang diduga mengindap COVID-19 tersebut.
c. Treatment : perawatan, termasuk isolasi mereka yang kontak erat dengan orang
positif sampai terbukti tidak mengindap COVID-19, serta merawat orang yang
positif agar tidak menular ke orang lain.
Dalam proses pengidentifikasian kasus Covid-19, Kemenkes memberikan
himbauan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19 bahwa dibutuhkan adanya surveilans yang bertujuan untuk memantau tren
penularan virus pada tingkat nasional dan global, melakukan deteksi cepat pada wilayah
tanpa transmisi virus dan monitoring kasus pada wilayah dengan transmisi virus
termasuk pada populasi rentan, memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan
penilaian risiko tingkat nasional, regional dan global, memberikan informasi
epidemiologi sebagai acuan kesiapsiagaan dan respon penanggulangan serta melakukan
evaluasi terhadap dampak pendemi pada sistem pelayanan kesehatan dan sosial.

3. Gugus Tugas Penanganan COVID-19


Program penanganan pemutusan rantai penyebaran COVID-19 dijalankan oleh
kerjasama antar berbagai pihak seperti kelurahan, dewan kelurahan, puskesmas,
BABINSA, BABINKABTIPMAS, dan RT. Jika ditemukan kasus positif dari
surveillance maka kemudian penderita tersebut akan dilakukan karantina mandiri dan
mendapatkan jaminan kesehatan, jaminan logistik dan jaminan sosial selama masa
karantina.

C. Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strengths)
- Adanya media komunikasi risiko atau bahan KIE dan menempatkan bahan KIE
dilokasi yang tepat dengan metode promosi kesehatan yang dilakukan setiap minggu
2. Kelemahan (Weaknessess)
a. Penggunaan apd yang tidak dimaksimalkan, hal ini disebabkan karena dapat
menimbulkan kebingungan dan diskrimnasi dari masyarakat ketika melihat petugas
menggunakan nya sehingga dapat membiaskan data yang diperoleh.
b. Tidak adanya transportasi khusus pasien covid-19
c. Kurangnya kesediaan obat-obatan, suplemen dan vitamin dalam menunjang
surveilans
d. Tidak ada ruang isolasi khusus untuk penderita atau pasien covid
e. Kurangnya sumber daya suerveilans yang tidak sesuai dengan kebutuhan luas
wilayah yang dikelola oleh petugas surveilans sehingga sdm kewalahan dalam
melaksanakan pendataan terkait covid19
f. Tidak adanya pelatihan khusus untuk surveilans
3. Peluang (Opportunity)
a. Deteksi dini pada kondisi rentan KLB (kejadian Luar Biasa) agar dapat segera
dilakukan pemantauna dan pengawasan lingkugan
b. Deteksi dini pada suspect covid19
c. Kesiapsiagaan KLB (Kejadian Luar Biasa)
4. (Ancaman) Threat
a. Beresiko tinggi terpapar covid
b. Berisiko tinggi mendapatkan diskriminasi dari masyarakat
c. Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi menjadi KLB
BAB III
ANALISA SWOT

A. Konsep SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threath).
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang
dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan
Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai
hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Tabel 3.1 Matriks SWOT Kerns
EKSTE
RNAL
OPPORTUNITY TREATHS

INTERNAL
Comparative Mobilization
STRENGTH
Advantage
Divestment/Investmen Damage Control
WEAKNESS
t

Keterangan :
a. Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
b. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
Comparative Advantage Divestment/Investment Damage Control Mobilization
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
c. Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang
tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang
ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah
(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan
menggarap peluang itu (investasi).
d. Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak
menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT


Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998), agar
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor
(a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap
sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap
point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi
penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai
1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan
bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan.
Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya
adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point
faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O
dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
sumbu Y.
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL
Dst
Total Kekuatan 1 5
WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
Dst
Total Kelemahan
OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
Dst
Total Peluang
TREATH SKOR BOBOT TOTAL
Dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y
Gambar 1.1 : Matriks Kuadran SWOT
Dari Gambar diatas dapat diketahui bagaimana Matriks kuadran SWOT yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,
artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki
kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi
internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi
disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal
agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri (Rangkuti, 2006).

B. Analisis Situasi (SWOT)


Berdasarkan profil Puskesmas sesuai dengan program yang ada di Puskesmas
Melatidilakukan analisis SWOT sebagai berikut:

Tabel 3.1
Internal Factor Evaluation (IFE Matrix)
Kekuatan (Strength) Skor Bobot Total
 Adanya media komunikasi risiko atau bahan KIE 1 5 5
dan menempatkan bahan KIE dilokasi yang tepat
dengan metode promosi kesehatan yang
dilakukan setiap minggu

Internal Factor Evaluation (IFE Matrix)


Kelemahan (Weakness) Skor Bobot Total
 Penggunaan APD yang tidak dimaksimalkan, 0,20 5 1,00
hal ini disebabkan karena dapat menimbulkan
kebingungan dan diskrimnasi dari masyarakat
ketika melihat petugas menggunakan nya
sehingga dapat membiaskan data yang
diperoleh.
 Tidak adanya transportasi khusus pasien 0,10 3 0,30
COVID-19
 Kurangnya kesediaan obat-obatan, suplemen 0,20 4 0,80
dan vitamin dalam menunjang surveilans
 Tidak ada ruang isolasi khusus untuk penderita 0,15 4 0,60
atau pasien covid
 Kurangnya sumber daya suerveilans yang tidak 0,10 4 0,40
sesuai dengan kebutuhan luas wilayah yang
dikelola oleh petugas surveilans sehingga sdm
kewalahan dalam melaksanakan pendataan
terkait covid19
 Tidak adanya pelatihan khusus untuk surveilans 0,10 3 0,30
 Tidak adanya program khusus dari puskesmas
terkait pencegahan dan penanganan covid 19 0,15 3 0,45
Total 1 26 3,850

Tabel 3.3
External Factor Evaluation (EFE Matrix)
Peluang (Opportunity) Skor Bobot Total
1) Deteksi dini pada kondisi rentan KLB 0,35 5 1,75
(kejadian Luar Biasa) agar dapat segera
dilakukan pemantauna dan pengawasan
lingkugan
2) Deteksi dini pada suspect covid19 0,35 5 1,75
3) Kesiapsiagaan KLB (Kejadian Luar Biasa) 0,30 4 1,20
dengan kader

Total 1 14 4,70

Tabel 3.4
External Factor Evaluation (EFE Matrix)
Hambatan (Threat) Skor Bobot Total
1) Beresiko tinggi terpapar covid 0,45 4 1,80
2) Berisiko tinggi mendapatkan diskriminasi 0,30 3 0,90
dari masyarakat
3) Data surveilans epidemiologi penyakit 0,25 4 1,00
berpotensi menjadi KLB
Total 1 11 3,70

Analisis :
 Sumbu X: S-W = 5 - 3,85 = + 1,15
 Sumbu Y: O-T = 4,70 – 3,70 = + 1
Berada di kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan
dan meraih kemajuan secara maksimal.
C. Solusi Upaya Pengembangan Program
1. Rekomendasikan penyediaan format laporan disesuaikan dengan dinas kesehatan.
2. Pengadan ruang isolasi bagi pasien suspect covid-19
3. Merekrut dan mengadakan pelatihan surveilans
4. Bekerjasama dengan lintas program dalam upaya pelaksanaan setiap program
puskesmas
5. Menimgkatkan pengetahuan dan keterampilan pemegang program kerja kesehatan,
terutama pada program covid-19

BAB IV
REKOMENDASI DAN SARAN
A. Rekomendasi
Puskesmas dapat bekerja sama dengan kelurahan dan ketua RT untuk memfokuskan
dalam memberikan pemahaman tentang tanda gejala yang dapat muncul maupun alur
pemeriksaan virus covid-19 dengan melakukan pendidikan kesehatan dengan
menyebarkan leaflet maupun poster ke wilayanh RT yang memiliki angka kejadian virus
covid-19
B. Saran
Menurut kemenkes tahun 2020 dalam Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona
Virus Disease:
1. Perlunya ketersediaan ruang isolasi untuk masyarakat yang menjadi suspect atau
yang dicuragi terkena virus covid-19
2. Perlunya alat transportasi seperti ambulan kusus covid
3. Perlunya penggunaan apd yang harus dimaksimalkan, untuk keamanan survieilans
4. Kesediaan obat-obatan, suplemen dan vitamin dalam menunjang surveilans
5. Sumber daya suerveilans memadai dengan kebutuhan luas wilayah yang dikelola
oleh petugas surveilans
6. Adanya pelatihan khusus untuk surveilans

Anda mungkin juga menyukai