I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah di atas normal yaitu 140/90 mmHg (Rachmawati, 2013).
Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600 juta
dan mengalami peningkatan menjadi hampir 1 milyar pada tahun 2008 (WHO,
2013). Hasil riset WHO pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada peringkat
tiga sebagai faktor resiko penyebab kematian dunia (Syahrini, et al., 2012).
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas
di Indonesia. Hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab
awalnya tidak diketahui. Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius
serta cenderung meningkat di masa yang akan datang karena tingkat
keganasannya yang tinggi berupa kematian mendadak atau kecacatan permanen.
Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan pengembangan teknologi
dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup
masyarakat (Ezzati, 2013).
Prevalensi terjadinya hipertensi pada kelompok orang dewasa adalah 6-
15% yang merupakan bagian dari proses degeneratif. Terdapat 50% penderita
hipertensi tidak menyadari dirinya sebagai penderita hipertensi. Di Indonesia
sendiri, prevalensi terjadinya hipertensi menurut Depkes (2010) mencapai 21%
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 42% pada tahun 2025. Menurut Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 Kementerian Kesehatan RI, prevalensi
hipertensi di Jawa Tengah mencapai 26,4%.
Data kasus hipertensi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
menunjukkan bahwa jumlah kasus hipertensi pada tahun 2015 sebesar 40.254 kasus.
Salah satu daerah di kabupaten Banyumas yang memiliki angka kejadian hipertensi
adalah wilayah kerja Puskesmas 1 Sokaraja, dengan angka kejadian 422
2
kasus pada periode Agustus hingga Oktober 2017. Penyakit hipertensi termasuk
ke dalam kategori 10 besar diagnosis penyakit rawat jalan di Puskesmas 1
Sokaraja, yakni ada di posisi kedua setelah ISPA sepanjang periode ini.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi dibedakan
menjadi faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor
yang dapat dikontrol beberapa diantaranya gaya hidup, pola makan dan aktivitas
fisik. Sedangkan faktor yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat penyakit
keluarga, umur dan jenis kelamin (Ngandu, 2015). Hipertensi merupakan
penyebab kematian nomor tiga pada semua umur di Indonesia, yakni mencapai
6,8% setelah stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5%) (Depkes RI, 2010). Oleh
karena itu, perlu adanya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan yang adekuat
untuk penderita hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan analisis kesehatan komunitas tentang faktor risiko hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas 1 Sokaraja, Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di
wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
b. Menyusun rencana penyelesaian masalah hipertensi dalam masyarakat
secara komprehensif
c. Melakukan penatalaksanaan masalah hipertensi dalam masyarakat
d. Menentukan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas 1 Sokaraja, Banyumas.
e. Mencari alternatif pemecahan masalah hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas 1 Sokaraja, Banyumas.
3
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan di bidang kesehatan dalam mencegah penyakit
hipertensi, terutama faktor risiko yang dapat menimbulkan terjadinya
penyakit hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi masyarakat
Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penyakit hipertensi,
faktor risiko dan cara untuk mencegah penyakit tersebut sehingga
diharapkan dapat mengontrol tekanan darah dan mengurangi komplikasi
hipertensi.
b. Manfaat bagi puskesmas
Membantu program enam dasar pelayanan kesehatan puskesmas yang
berkaitan dengan masalah hipertensi seperti promosi kesehatan sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan menentukan kebijakan
yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah.
c. Manfaat bagi mahasiswa
Menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas 1 Sokaraja, Banyumas.
4
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari Kecamatan Sokaraja pada akhir tahun 2016,
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja sebanyak 53.886
jiwa yang terdiri dari 27.000 laki-laki (50,1%) dan 26.886 perempuan
(49,9%) tergabung dalam 13.665 rumah tangga / KK.
Jumlah penduduk tertinggi di desa Sokaraja kulon sebesar 8.747
jiwa sedangkan terendah di desa Karangkedawung sebesar 2.620 jiwa.
b. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja berdasarkan
golongan umur dan jenis kelamin tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 1.
Penduduk
1 berumur 10 34.427 33.630 68.057
tahun ke atas
Penduduk
berumur 10
2 tahun ke atas 31.639 31.536 63.175 91,90 93,77 92,83
yang melek
huruf
7
Persentase
pendidikan
3
tertinggi yang
ditamatkan:
a. Tidak
memiliki 9.077 8.934 18.011 26,37 26,57 26,46
ijazah SD
b. SD/MI 12.162 11.107 23.269 35,33 33,03 34,19
e. Sekolah
1. Angka Kesakitan
a. Penyakit Menular yang Diamati
1) DBD
Jumlah kasus DBD yang ditemukan di wilayah Puskesmas 1
Sokaraja sebanyak 25 kasus (terdidari dari laki-laki 11 kasus dan
perempuan 14 kasus) sedangkan pada tahun 2016 kasus DBD yang
ditemukan di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja adalah sebanyak 17
kasus, dengan demikian maka terjadi peningkatan angka kejadian.
a) Penderita DBD yang Ditangani
b) Malaria Klinis
Tidak ditemukan kasus malaria klinis di wilayah
Puskesmas 1 Sokaraja.
c) Penderita Malaria yang Diobati
3) TB Paru
Jumlah kasus penderita TB Paru Positif (BTA Positif) Baru
di Puskesmas 1 Sokaraja pada tahun 2016 sebanyak 25 kasus
(terdiri dari 13 kasus pada terjadi pada laki-laki dan 12 kasus pada
perempuan). Sedangkan pada tahun 2014 kasus TB Paru positif
adalah 25 kasus .
Adapun target penemuan pendeita baru TB Paru dengan BTA
positif adalah 80 % dari perkiraan jumlah Penderita TB Paru BTA
positif yaitu sebanyak 40 kasus. Dengan demikian bila
dibandingkan dengan target IS 2008, maka CDR untuk Puskesmas 1
Sokaraja adalah 62,5 % masih belum memenuhi target penemuan
hal ini terjadi karena masih belum maksimalnya pelaksanaan
program P2 TB Paru, khususnya karena belum dioptimalkannya
jejaring P2 TB untuk dapat meningkatkan jangkauan penemuan
penderita baru TB Paru positif khususnya dengan bidan desa dan
yang lain dan juga banyak penderita TB yang memilih berobat ke
RS atau sarana kesehatan lainnya.
Untuk itu dalam waktu dekat perlu segera dioptimalkan
jejaring program P2 TB Paru dengan melibatkan seluruh bidan desa
yang ada dan BP serta dokter praktik swasta dalam wilayah
Puskesmas 1 Sokaraja.
4) Hepatitis
Kasus hepatitis tidak ditemukan di wilayah Puskesmas 1
Sokaraja pada tahun 2016.
10
5) Diare
Jumlah kasus penderita diare di Puskesmas 1 Sokaraja pada
tahun 2015 sebanyak 760 kasus (terdiri dari 365 kasus pada terjadi
pada laki-laki dan 395 kasus pada perempuan), sedangkan pada tahun
2014 kasus diare adalah 760 kasus.
6) Kusta
Jumlah kasus kusta adalah 1 orang dengan angka prevalensi
0,39 per 10.000 penduduk.
7) HIV AIDS
Kasus HIV/AIDS tidak ditemukan di wilayah Puskesmas 1
Sokaraja pada tahun 2015.
8) Filariasis
Jumlah penderita filariasis yang ditangani adalah 1 orang
dengan angka kesakitan 4 per 100.000 penduduk.
2. Angka Kematian
a. Angka Kematian Bayi
Jumlah bayi lahir mati di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja pada tahun
2015 = 5 terdiri dari 3 bayi laki-laki dan 2 bayi perempuan (angka lahir
mati = 4) sedangkan jumlah lahir Mati pada tahun 2014 = 5, ini berarti
terjadi penurunan, sedangkan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per
1.000 kelahiran hidup. Jumlah bayi lahir hidup pada tahun 2014 sebanyak
1255 bayi. Sedangkan jumlah lahir hidup pada tahun 2013 sebanyak 1188
bayi ini berati terjadi kenaikan angka kelahiran sebanyak
67 bayi.
b. Angka Kematian Ibu Melahirkan / Maternal
Tidak ada kematian ibu melahirkan / maternal di wilayah
Puskesmas 1 Sokaraja Tahun 2016 dan tahun 2015.
11
3. Status Gizi
a. Status Gizi Bayi Baru Lahir
Dari jumlah bayi yang lahir hidup pada tahun 2014 sebanyak 1255
dan ditemukan bayi lahir hidup dengan Berat Badan Lahir Rendah 46
bayi. Sedangkan bayi lahir hidup dengan BBLR pada tahun 2013
sebanyak 56 bayi, ini berati ada penurunan.
b. Status Gizi Balita
Pada tahun 2016 jumlah balita yang ada di wilayah Puskesmas 1
Sokaraja sebanyak 4051 balita dengan perincian sebagai berikut:
1) Balita Datang Ditimbang D/S
Di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja pada tahun 2016 Balita
yang datang ditimbang adalah sebanyak 2952 orang atau sebesar
72,87%. Adapun target IS 2010 adalah 80 %.
2) Balita yang Naik Berat Badannya atau N/D
Pada tahun 2016 di Wilayah Puskesmas 1 Sokaraja balita yang
Naik Berat Badannya adalah sebanyak 2241 orang sebesar 76 % dari
Balita yang ditimbang. Sedangkan target IS 2010 adalah 80%.
3) Balita Bawah Garis Merah/BGM
Di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja pada tahun 2016 balita
yang status gizinya di bawah garis merah adalah sebanyak 13 orang
atau sebesar 0,4 %. Sedangkan target IS 2010 adalah < 15%.
B. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat ditekankan pada Peran Serta masyarakat di bidang
kesehatan melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik di
masyarakat maupun institusi dalam rangka penurunan angka kematian bayi,
balita dan ibu serta berbagai upaya mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi.
12
D. Kesehatan Lingkungan
Keadaan lingkungan sangat berperan dalam penentuan derajat kesehatan di
samping perilaku dari masarakat itu sendiri sebagai upaya untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan masyarakat. Beberapa indikator penting yang dapat
mempengaruhi kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Rumah dan Sarana Pendidikan
a. Rumah Sehat
Dari 15.052 buah rumah, yang diperiksa sebanyak 11.276 buah
rumah (74,9%), ternyata yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 8.317
buah rumah atau sebesar 73,76 %. Sedangkan target IS 2010 adalah
65 %.
b. Sekolah Sehat
Jumlah sekolah yang ada di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
sebanyak 56 buah sekolah. Dari jumlah sekolah tersebut sebanyak 56
buah sekolah adalah sekolah sehat atau sebesar 100 %.
2. Tempat Umum (TUPM) dan Pengelolaan Makanan Sehat
a. Hotel
Jumlah hotel yang ada di wilayah Puskersmas 1 Sokaraja
sebanyak 2 buah. Sedangkan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
2 buah atau 100%.
b. Restoran/Rumah Makan
Jumlah restoran atau rumah makan yang ada di wilayah
Puskesmas 1 Sokaraja sebanyak 3 buah, sedangkan yang memenuhi
syarat kesehatan sebanyak 3 buah atau 100%.
c. Pasar
Jumlah pasar yang ada di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja sebanyak
2 buah dan diperiksa 2 buah adapun yang memenuhi sarat kesehatan
sebanyak 2 buah atau 100%.
14
d. TUPM lainnya
Jumlah TUPM lainnya yang ada di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
sebanyak 11 buah dan diperiksa 11 buah adapun yang memenuhi sarat
kesehatan sebanyak 11 buah atau sebesar 100%.
3. Keluarga yang Memiliki Akses air Bersih
Pembuangan air limbah dan tinja yang tidak memenuhi sarat kesehatan
dapat menyebabkan rendahnya kualitas air dan dapat menimbulkan penyakit
di lingkungan masyarakat. Dari 15.488 rumah tangga yang ada di wilayah
Puskesmas 1 Sokaraja dan dari 9.805 buah rumah yang diperiksa diperoleh
jumlah keluarga yang memiliki akses air bersih sebagai berikut.
a. Ledeng
Dari 9.805 rumah yang diperiksa yang memiliki ledeng sebanyak
1.192 rumah atau sebesar 12,2%.
b. SGL
Dari jumlah 9.805 rumah yang diperiksa yang memiliki sumur
gali/sgl sebanyak 8.613 atau sebesar 87,8%.
c. Kemasan
Dari jumlah 9.805 rumah yang diperiksa tidak ditemukan rumah
yang memiliki air kema
d. Lainnya
Dari jumlah 9.805 rumah yang diperiksa akses air bersih lainnya
sebanyak 0.
4. Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
a. Persediaan Air Bersih
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja jumlah yang
diperiksa sebanyak 9.805 KK dari 15.488 KK yang ada dan yang
mempunyai persediaan air bersih sebanyak 8.362 KK atau sebesar 85,3%.
b. Jamban
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja jumlah KK yang
diperiksa sebanyak 9.805 dan yang mempunyai jamban sebanyak 8.407
15
E. Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan Persalinan
Jumlah persalinan yang ada di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
sebanyak 1.265 persalinan yang semuanya ditolong oleh tenaga kesehatan
(100 %). Sedangkan target IS 2010 adalah 77 %.
2. Bayi yang Telah Diimunisasi
a. BCG
Bayi yang diimunisasi BCG yang dilayani di posyandu sebanyak
1216 bayi yang terdiri 586 bayi laki-laki dan 630 bayi perempuan.
b. DPT l
Bayi yang di imunisasi DPT 1 pada tahun 2014 sebanyak 1.222
yang terdiri dari 584 bayi laki-laki dan 638 bayi perempuan.
c. DPT 3
Bayi yang di imunisasi DPT 3 sebanyak 1.229 yang terdiri dari 568
bayi laki-laki dan 661 bayi perempuan.
16
d. Polio 3
Bayi yang di imunisasi Polio 3 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
pada tahun 2014 sebanyak 1.216 yang terdiri dari 588 bayi laki-laki dan
628 bayi perempuan
e. Campak
Bayi yang di imunisasi campak di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
pada tahun 2014 sebanyak 1.221 yang terdiri dari 572 bayi laki-laki dan
649 bayi perempuan
3. Peserta KB Terhadap PUS
Jumlah PUS berdasarkan data dari Bapermas PKB Kecamatan Sokaraja
untuk wilayah Puskesmas 1 Sokaraja adalah sebanyak 9.319 PUS, sedangkan
jumlah peserta KB baru sebanyak 1.361 orang atau 14,60 % dari PUS dan
jumlah peserta KB aktif sebanyak 6.359 atau sebesar 68,24% dari PUS.
4. Cakupan Desa UCI
Pada tahun 2016 wilayah Puskesmas 1 Sokaraja pencapaian Desa UCI
adalah 100% secara keseluruhan.
5. Desa Terkena KLB yang Ditangani Kurang dari 24 Jam
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja terjadi KLB DBD
di Desa Karangkedawung dan Desa Sokaraja Kulon.
6. Penderita dan Kematian, CFR KLB Menurut Jenis KLB dan Desa yang
Terserang
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja terjadi KLB DBD
dengan kematian 2 orang yaitu 1 orang laki- laki dari Desa Sokaraja Kulon
dan 1 orang perempuan dari Desa Karangkedawung.
orang atau sebesar 100%. Ibu hamil yang mendapat pelayanan TT 5 sebanyak 0
atau sebesar 0 %. Sedangkan jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan Fe
3 sebanyak 1.304 orang atau sebesar 98,4 % . Ibu hamil yang mendapat
pelayanan TT 5 sebanyak 1.141 atau sebesar 80,8 % ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan TT 2+ sebanyak 1.257 orang atau sebesar 88,96 %.
8. Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja terdapat bayi yang
lahir sebanyak 448 bayi dan yang mendapat ASI eksklusif sebanyak 243 bayi
atau sebesar 54,2 %.
9. Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut a. Pelayanan Dasar Gigi
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja jumlah penderita
dengan tumpatan gigi tetap sebanyak 139 orang dan pencabutan gigi tetap
sebanyak 130 dengan demikian rasio tambal/cabut sebesar 1,1.
b. UKGS (PROM PREV)
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja terdapat jumlah
murid SD yang diperiksa adalah sebanyak 2.088 orang, murid SD yang
perlu perawatan sebanyak 315 orang dan yang mendapat perawatan
sebanyak 315 orang atau 100 %.
10. KK Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja jumlah KK miskin
sebanyak 30.807 orang dan keluarga yang mendapat pelayanan kesehatan
sebanyak 30.807 orang.
d) Kondom
Pada tahun 2016 peserta KB kondom di wilayah
Puskesmas 1 Sokaraja sebanyak 187 orang atau sebesar 2.6 %.
e) Lainnya
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
peserta KB lainnya adalah nihil / 0 orang atau sebesar 0%.
19
c) Kondom
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
peserta KB baru kondom sebanyak 139 orang atau 10,2 %.
d) Obat Vagina
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
peserta KB baru obat vagina sebanyak adalah 0 orang atau 0%.
20
e) Lainnya
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja
peserta KB baru lainnya adalah 0 orang atau 0 %.
21
3. Pelayanan Imunisasi
Jumlah desa di Kecamatan Sokaraja sebanyak 13 desa. Desa Universal
Child Imunization (UCI) adalah 100% secara keseluruhan. Bayi yang
diimunisasi BCG yang dilayani di Posyandu sebanyak 1.216 bayi yang terdiri
586 bayi laki-laki dan 630 bayi perempuan. Bayi yang di imunisasi DPT pada
tahun 2016 sebanyak 1.222 yang terdiri dari 584 bayi laki-laki dan 638 bayi
perempuan. Bayi yang diimunisasi DPT 3 sebanyak 1.229 yang terdiri dari 568
bayi laki-laki dan 661 bayi perempuan. Bayi yang di imunisasi Polio
3 di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja pada tahun 2016 sebanyak 1.216 yang
terdiri dari 588 bayi laki-laki dan 628 bayi perempuan. Bayi yang di
imunisasi Campak di wilayah Puskesmas 1 Sokaraja pada tahun 2016
sebanyak 1.221 yang terdiri dari 572 bayi laki-laki dan 649 bayi perempuan.
4. Pelayanan Gizi
Jenis pelayanan yang telah diberikan oleh petugas gizi Puskesmas 1
Sokaraja antara lain:
a. Pemberian Vitamin A pada Masa Nifas
Berdasarkan data yang kami peroleh dari petugas gizi Puskesmas
1 Sokaraja jumlah pasien nifas yang mendapat vitamin A pada bulan
Agustus 2017 sebesar 635 orang, yang mendapat vitamin A sebanyak
635 orang, sehingga pencapaian sudah mencapai 100%. Pada bulan
September, sebanyak 701 orang dan bulan Oktober sebanyak 766 orang
telah mendapat vitamin A.
b. Pemberian Fe pada Ibu Hamil
Jumlah sasaran ibu hamil di Puskesmas 1 Sokaraja adalah 1.046. Ibu
hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 pada bulan Agustus 2017 adalah 666
atau sebesar 63,67 % sedangkan yang mendapatkan tablet Fe 3 sebanyak
621 atau sebesar 59,37%. Pada bulan September 2017 terdapat 751 atau
sebesar 71,8% pemberian Fe 1 dan 711 atau sebesar 69,97% pemberian Fe
3. Pemberian tablet Fe 1 pada bulan Oktober 2017 sebesar 832 atau 79,54%
dan pemberian tablet Fe 3 sebanyak 782 atau 74,76%.
23
B. Perumusan Masalah
1. Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Tempat
Survei ini dilakukan di 3 desa yaitu Sokaraja Kidul, Sokaraja Tengah,
dan Sokaraja Wetan.
b. Ruang Lingkup Waktu
Survei ini dilakukan pada tanggal 7 hingga 8 November 2017.
2. Metode Pengumpulan
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana melakukan
observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi survei adalah masyarakat desa Sokaraja Kidul, Sokaraja
Tengah, dan Sokaraja Wetan.
b. Sampel
Sampel survei adalah masyarakat 3 desa di Kecamatan Sokaraja yang
terpilih yaitu kidul, tengah dan wetan yang pernah menderita hipertensi
dan tercatat dalam data sekunder puskesmas. Metode pengumpulan
sampel adalah purposes sampling non-random, yaitu menggunakan
sampel sejumlah semua orang yang kompeten atau berhubungan
langsung dengan suatu kejadian, dalam praktik lapangan kali ini, yang
dipilih sebagai sampel adalah 3 warga desa Sokaraja yang terpilih yang
pernah mengalami hipertensi pada bulan Agustus Oktober 2017, yaitu
sebanyak 40 orang.
4. Variabel
Variabel survei adalah aktivitas fisik, asupan garam, asupan lemak,
asupan kafein, tingkat stres, perilaku merokok, dan kualitas tidur.
25
C. Prioritas Masalah
Masalah didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan dan apa yang
dicapai, oleh karena itu seringkali menimbulkan sebuah perasaan tidak puas.
Dalam penetapan masalah sebuah masalah diperlukan tiga syarat yang harus
dipenuhi, antara lain: adanya kesenjangan, adanya rasa tidak puas, adanya rasa
tanggung jawab untuk menanggulangi masalah. Berikut adalah sepuluh
permasalahan kesehatan yang ada di Puskesmas 1 Sokaraja berdasarkan data
sekunder Puskesmas 1 Sokaraja bulan Agustus hingga Oktober 2017.
Nasofaringitis 3
Faringitis 3
2. Kriteria B
a. Kegawatan (paling cepat mengakibatkan kematian), terdiri dari:
Tidak gawat
Kurang gawat
Cukup gawat
Gawat
b. Urgensi (harus segera ditangani, apabila tidak ditangani dapat
menyebabkan kematian), terdiri dari:
Tidak urgen
Kurang urgen
Cukup urgen
Urgen
Sangat urgen
c. Biaya (biaya penanggulangan), terdiri dari:
Sangat murah
Murah
Cukup mahal
Mahal
Sangat mahal
4. Kriteria D
Kriteria D dinilai berdasarkan penilaian kriteria PEARL. Kriteria
PEARL berisi penilaian terhadap lima aspek, yaitu:
Propriety: kesesuaian program dengan masalah
Economic: besar manfaat secara ekonomi
Acceptability: bisa diterima masyarakat
Resources: ketersediaan sumber daya untuk menyelesaikan masalah
Legality: ada atau tidaknya pertentangan dengan hukum
Berikut adalah kriteria PEARL untuk sepuluh penyakit terbanyak di
Puskesmas I Sokaraja.
30
9 Nasofaringitis 3 4 6 1 42 42 VI
10 Faringitis 3 4 6 1 42 42 VI
Variabel Kategori N %
Hipertensi a. Hipertensi 40 100
b. Tidak Hipertensi 0 0
Jenis Kelamin a. Perempuan 28 70
b. Laki-laki 12 30
Status Merokok a. Tidak Merokok 33 82,5
b. Merokok 4 10
c. Mantan Perokok 3 7,5
Derajat Merokok a. Bukan Perokok 33 82,5
b. Perokok Berat 2 5
c. Perokok Sedang 3 7,5
d. Perokok Ringan 2 5
Genetik a. Memiliki Predisposisi Genetik 29 72,5
b. Tidak Memiliki Predisposisi
Genetik 11 22,5
Tingkat Stres a. Stres 22 55
b. Tidak Stres 18 45
Aktivitas Fisik a. Melakukan Aktivitas Fisik 19 47,5
b. Tidak Melakukan Aktivitas Fisik 21 52,5
32
Tabel 13. Hasil Root Cause Analysis Data Survei Kesehatan di Kecamatan Sokaraja
tahun 2017
1. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
30%
70%
2. Status Hipertensi
Status Hipertensi
Hipertensi Tidak Hipertensi
0%
100%
Status Merokok
Bukan Perokok Perokok Mantan Perokok
8%
10%
82%
4. Derajat Merokok
Derajat Merokok
Bukan Perokok Perokok Berat Perokok Sedang Perokok Ringan
5% 8% 5%
82%
5. Genetik
Genetik
Keturunan Hipertensi Bukan Keturunan Hipertensi
24%
76%
6. Tingkat Stres
Tingkat Stres
Riwayat Stres Positif Riwayat Stres Negatif
45%
55%
7. Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik Berjalan Aktivitas Fisik Tidak Berjalan
47%
53%
8. Kualitas Tidur
Kualitas Tidur
Kualitas Tidur Baik Kualitas Tidur Kurang
33%
67%
9. Asupan Garam
Asupan Garam
Asupan Garam Berlebih Asupan Garam Kurang
23%
77%
Asupan Lemak
Asupan Lemak Berlebih Asupan Lemak Cukup
30%
70%
Asupan Kafein
Asupan Kafein Berlebih Asupan Lemak Cukup
13%
87%
E. Pemecahan Masalah
Dengan melihat analisis data maka dapat dibuat beberapa alternatif
pemecahan masalah terkait dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas 1 Sokaraja, yaitu:
1. Penyuluhan tentang hipertensi, dengan materi penyebab terjadinya
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, faktor risiko hipertensi, komplikasi
hipertensi, serta penanggulangan hipertensi dengan cara mengubah gaya
hidup menjadi lebih sehat.
2. Penyuluhan manajemen stress berikut konsultasi dengan psikolog.
3. Mengadakan kegiatan senam lansia rutin saat dilaksanakannya kegiatan
posyandu lansia.
4. Pembagian leaflet antihipertensi.
5. Mengadakan bakti sosial berkelanjutan (tahunan), kegiatan bakti sosial
yang dilakukan adalah edukasi mengenai hipertensi, skrining kolesterol,
pengukuran tekanan darah dan pemberian obat gratis.
M I V C
1 Penyuluhan tentang 4 1 1 2 2 4
hipertensi, dengan
materi penyebab
terjadinya hipertensi,
tanda dan gejala
hipertensi, faktor
42
risiko hipertensi,
kompli-kasi
hipertensi serta
penanggulangan
hipertensi dengan
cara mengubah gaya
hidup menjadi lebih
sehat
2 Penyuluhan 4 1 3 4 3 3
manajemen stress
berikut konsultasi
dengan psikolog
3 Mengadakan 2 3 2 1 12 2
kegiatan senam
lansia rutin baik saat
dilaksanakannya
kegiatan Prolanis
maupun Posyandu
Lansia
4 Pembagian leaflet 4 1 1 3 1,3 5
antihipertensi
5 Bakti Sosial 4 5 3 4 15 1
(Edukasi mengenai
penyakit hipertensi,
skrining kolesterol,
pengukuran tekanan
darah dan pemberian
obat gratis)
43
V. PLAN OF ACTION
A. Nama Kegiatan
BAKTI SOSIAL CEGAH HIPERTENSI, SELAMATKAN GENERASI
penyebab kematian nomor tiga pada semua umur di Indonesia, yakni mencapai
6,8% setelah stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %) (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan data diatas, maka kami merencanakan mengadakan kegiatan
bakti sosial dengan nama Bakti Sosial: Cegah Hipertensi, Selamatkan
Generasi. Dalam bakti sosial tersebut akan dilakukan beberapa kegiatan, di
antaranya edukasi mengenai hipertensi, pencegahan hipertensi, dan screening
hipertensi serta pemberian obat hipertensi gratis.
C. Tujuan
Kegiatan bakti sosial ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Input
Meningkatkan pengetahuan masyarakat Sokaraja tentang hipertensi
terutama mengenai penyebab, faktor risiko, tanda gejala, pencegahan
dan pengendaliannya.
Megetahui kondisi diri masyarakat Sokaraja dengan melakukan
pemeriksaan tekanan darah dan kolesterol, sehingga masyarakat
Sokaraja bisa lebih menjaga kesehatan.
Meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat Sokaraja untuk hidup
sehat dan rutin memeriksakan kesehatan diri.
2. Process
Diharapkan dalam kegiatan Bakti Sosial ini masyarakat Sokaraja memiliki
antusias yang tinggi dan dapat mengikuti serangkaian acara Bakti Sosial
secara baik dan disiplin.
3. Outcome
Peningkatan kualitas hidup masyarakat Sokaraja
Penurunan angka kejadian hipertensi sebesar 75% dari angka kejadian
sebelumnya setelah 2 tahun mengimplementasikan program ini.
46
D. Sasaran
Sasaran kegiatan Bakti Sosial ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan
Sokaraja, wilayah kerja Puskesmas 1 Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
E. Pokok Kegiatan
Kegiatan bakti sosial akan diisi dengan dua buah materi, yaitu meteri
penyuluhan hipertensi dan materi manajeman stres. Materi pertama yang diberikan
adalah mengenai hipertensi yang meliputi hal sebagai berikut: pengertian hipertensi,
faktor risiko hipertensi, komplikasi hipertensi, dan pencegahan hipertensi. Peserta
penyuluhan juga akan diberikan leaflet mengenai diet hipertensi yang baik agar
mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya diisi dengan materi
manajemen stres dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah dan
kolesterol serta pemberian obat secara gratis.
G. Pelaksanaan
1. Susunan Acara Pelaksanaan Kegiatan
Berikut adalah susunan acara (rundown) pelaksanaan kegiatan bakti sosial.
09.45-12.00 Pemeriksaan
Kolesterol,
Pemeriksaan
Tekanan Darah dan
Pembagian Obat
gratis
2. Panitia Pelaksanaan
H. Rencana Anggaran
Berikut adalah rencana anggaran kegiatan bakti sosial.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan pencarian faktor risiko hipertensi primer ke seluruh
desa yang termasuk dalam cakupan wilayah Puskesmas 1 Sokaraja serta kegiatan
bakti sosial dilaksanakan secara rutin agar penurunan angka kejadian hipertensi
primer sebesar 75% dari angka kejadian sebelumnya setelah 2 tahun
mengimplementasikan program ini.
52
DAFTAR PUSTAKA
De Oliveira, C., Marmot, M.G., Demakakos, P., Vaz de Melo Mambrini, J., Peixoto,
S.V. and Lima-Costa, M.F., 2015. Mortality risk attributable to smoking,
hypertension and diabetes among English and Brazilian older adults (The ELSA
and Bambui cohort ageing studies). The European Journal of Public Health,
26(5), pp.831-835.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng). 2015. Buku Saku Kesehatan Tahun
2014. Semarang; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Ezzati, M. and Riboli, E., 2013. Behavioral and dietary risk factors for
noncommunicable diseases. New England Journal of Medicine, 369(10),
pp.954-964.
Geurts, A.M., Mattson, D.L., Liu, P., Cabacungan, E., Skelton, M.M., Kurth, T.M.,
Yang, C., Endres, B.T., Klotz, J., Liang, M. and Cowley, A.W., 2015. Maternal
Diet During Gestation and Lactation Modifies the Severity of Salt-Induced
Hypertension and Renal Injury in Dahl Salt-Sensitive RatsNovelty and
Significance. Hypertension, 65(2), pp.447-455.
53
Howard, A.G., Gordon-Larsen, P., Herring, A., Du, S. and Popkin, B., 2014. The Role
of Physical Activity in the Hypertension Pathway: A longitudinal pathway-
based analysis across 18 years in modernizing China.
Hu, B., Liu, X., Yin, S., Fan, H., Feng, F. and Yuan, J., 2015. Effects of psychological
stress on hypertension in middle-aged Chinese: a cross-sectional study. PloS
one, 10(6), p.e0129163.Babu, G.R., Jotheeswaran, A.T., Mahapatra, T.,
Mahapatra, S., Kumar, A., Detels, R. and Pearce, N., 2014. Republished: is
hypertension associated with job strain? A meta-analysis of observational
studies. Postgraduate medical journal, 90(1065), pp.402-409.
Iwasaki, A., Takekawa, H., Okabe, R., Suzuki, K., Okamura, M., Nishihira, T.,
Suzuki, A., Tsukahara, Y. and Hirata, K., 2017. Increased maximum common
carotid intima-media thickness is associated with smoking and hypertension in
Tochigi Prefecture residents. Journal of Medical Ultrasonics, pp.1-7.
Leong, X.F., Ng, C.Y. and Jaarin, K., 2015. Animal models in cardiovascular research:
hypertension and atherosclerosis. BioMed research international, 2015.
Ngandu, T., Lehtisalo, J., Solomon, A., Levlahti, E., Ahtiluoto, S., Antikainen, R.,
Bckman, L., Hnninen, T., Jula, A., Laatikainen, T. and Lindstrm, J., 2015. A
2 year multidomain intervention of diet, exercise, cognitive training, and
vascular risk monitoring versus control to prevent cognitive decline in at-risk
elderly people (FINGER): a randomised controlled trial. The Lancet,
385(9984), pp.2255-2263.
Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global public health
crises (World Health Day 2013). Geneva: WHO. 2013.
Pollow, D.P., Uhrlaub, J., Romero-Aleshire, M.J., Sandberg, K., Nikolich-Zugich, J.,
Brooks, H.L. and Hay, M., 2014. Sex Differences in T-Lymphocyte Tissue
Infiltration and Development of Angiotensin II HypertensionNovelty and
Significance. Hypertension, 64(2), pp.384-390.
54
Rachmawati, Y.D., 2013. Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi
pada Usia Dewasa Muda di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo.
Rhee, J.J., Qin, F., Hedlin, H.K., Chang, T.I., Bird, C.E., Zaslavsky, O., Manson, J.E.,
Stefanick, M.L. and Winkelmayer, W.C., 2016. Coffee and caffeine
consumption and the risk of hypertension in postmenopausal women. The
American journal of clinical nutrition, 103(1), pp.210-217.
Syahrini, E.N., Susanto, H.S. and Udiyono, A., 2012. Faktor-faktor risiko hipertensi
primer di puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 1(2), pp.315-325.
Syahrini, E.N., Susanto, H.S. and Udiyono, A., 2012. Faktor-faktor risiko hipertensi
primer di puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1(2), pp.315-325.
Yogiantoro M. 2009. Hipertensi Esensial Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. V
ed. Jakarta: InternaPublishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.