Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

BLOK 4.4 HEALTH SYSTEM MANAGEMENT

KELOMPOK 5

Pembimbing:
dr. Alfi Muntafiah, MSc

Anggota:

Mia Octavia M.P G1A014032


Talida Hasna G1A014035
Ratih Mega A. G1A014036
Tiara Zakiah D. G1A014037
Rahmatika Gita P. G1A014038
Yulandita Debi W. G1A014039
Sofia Nur Atalina G1A014040
Alfredo Fernanda G1A014058
Dwika Akbar I. G1A014059
Sahrul Z.Z Nuhuyanan G1A014060

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM

2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalm
bentuk kegiatan pokok.Dengan kata lain Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab ats pemeliharaan kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerjanya. Untuk menjadi pusat kesehatan masyrakat,
puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial yang baik yang
bermanfaat untuk menetapkan skala prioritas permasalahan kesehatan di
wilayah kerjanya (Staff Pengajar IKM Unmul Samarinda, 2006).
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, puskesmas-puskesmas
di Indonesia menggunakan Pedoman Pelayanan Klinis (PPK) yang sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan no. 5 tahun 2014. Berdasarkan PPK,
ada sekitar 155 diagnosis yang harus dikuasai dokter puskesmas dan
menjadi bahan bagi proses analisis permasalahan kesehatan pada wilayah
kerja puskesmas tersebut (Permenkes RI tahun 2014). Puskesmas 1
Kembaran termasuk puskesmas yang telah melakukan pendataan besarnya
penyakit berdasarkan diagnosis yang tercantum dalam PPK.
Berdasarkan data pasien bulan Mei 2016 pada puskesmas 1
Kembaran terlihat bahwa permasalahan terbesar adalah ISPA dan diikuti
oleh hipertensi. Dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan di
Puskesmas 1 Kembaran diakui bahwa ISPA merupakan penyakit yang
susah dikendalikan dan sangat berkaitan erat dengan gaya hidup
masyarakat yang susah diawasi oleh pihak Puskesmas sehingga solusi
untuk permasalahan ISPA rendah. Hipertensi sebagai penyakit terbesar
kedua di Puskesmas 1 Kembaran memiliki solusi yang lebih tinggi dan
efektif untuk dilakukan oleh pihak Puskesmas sehingga kami menetapkan
hipertensi sebagai prioritas masalah kesehatan Puskesmas 1 Kembaran
yang akan kami survey mengenai penyebab hingga solusi efektif yang
dapat diterapkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu menyusun kerangka Community Health
Analysis di Puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang ada di Puskesmas
b. Mahasiswa mampu menyusun prioritas masalah berdasarkan
permasalahan-permasalahan yang ada di Puskesmas
c. Mahasiswa mampu membuat kuesioner yang sesuai dengan
kebutuhan data yang akan diidentifikasi
d. Mahasiswa mampu melakukan wawancara untuk mendapatkan
data dari responden
e. Mahasiswa mampu menyusun alternatif pemecahan masalah
berdasarkan data-data yang telah diolah
f. Mahasiswa mampu membuat Plan of Action sebagai bentuk solusi
dari permasalahan yang ada di Puskesmas
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi Kecamatan Kembaran


Kecamatan Kembaran merupakan bagian dari wilayah kabupaten
Banyumas Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 25,92 km2 dan
beradapada ketinggian 73,6 M dari permukaan laut dengan curah hujan
2.834 mm per tahun. Sedangkan batas wilayah Kecamatan Kembaran
adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Sumbang
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Sokaraja
3. Sebelah Timur : Kabupaten Purbalingga
4. Sebelah Barat : Kecamatan Purwokerto Timur

Kecamatan Kembaran terdiri dari 16 desa, 8 desa di wilayah


puskesmas I kembaran dan 8 desa lainnya di wilayah puskesmas II
kembaran, yang berada di wilayah puskesmas I kembaran terdiri dari 31
dukuh, 35 RW dan 193 RT. Desa terluas adalah desa Linggarsari yaitu
229,55 ha dan desa tersempit adalah desa Karangsoka dengan luas wilayah
73,37 ha. Sedangkan dilihat dari jaraknya desa terjauh adalah desa
Tambaksari yaitu berjarak 3,5 km dari pusat kota Kembaran dan desa
terdekat dengan jarak 0,5 km.
Pemanfaatan tanah di Kecamatan Kembaran adalah sebagian besar
luas tanah merupakan tanah sawah,untuk rincian lebih jelas adalah sebagai
berikut :

1. Tanah sawah : 789,667 ha


2. Tanah pekarangan :175,78 ha
3. Tanah kebun : 114,71 ha
4. Kolam : 22,51 ha
5. Lain-lain : 65,77 ha
B. Keadaan Demografi
1. Pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Kembaran tahun 2015 adalah
sebanyak 37.930 jiwa yang terdiri dari 19.346 jiwa laki-laki atau sebesar
51% dari total penduduk dan 18.584 jiwa adalah perempuan atau sebesar
49% dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 10.989 KK, sedangkan sex
ratio adalah 104,10.
Jumlah penduduk terbanyak adalah desa Dukuhwaluh yaitu 8.966
jiwa atau sebesar 23,64% dari total penduduk Kembaran,keadaan ini
disebabkan desa Dukuhwaluh dekat dengan kota Purwokerto dan ada
Perguruan Tinggi (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) .jumlah
penduduk terendah adalah desa Karangsoka yaitu sebesar 1.974 jiwa atau
sebesar 5,20%.
2. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
Jumlah penduduk menurut golongan umur di Kecamatan
Kembaran terbagi menjadi 16 kelompok umur. Jumlah penduduk menurut
kelompok umur tersebut cukup bervariasi.
Penduduk terbanyak adalah pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu
sebanyak 3.447 jiwa atau sebesar 9,09% dari total peduduk yang ada.
Angka beban tanggungan adalah 49 per 100 penduduk produktif. Umur
70-74 tahun adalah kelompok yang terendah yaitu sebesar 894 jiwa atau
2,36% dari jumlah seluruh kelompok umur penduduk di Kecamatan
Kembaran.

3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kecamatan Kembaran adalah sebesar
3.245 jiwa/ km2.
Desa terpadat adalah Desa Dukuhwaluh yaitu sebesar 4.170
jiwa/km2, sedangkan desa dengan kepadatan penduduk terendah adalah
Desa Linggasari yaitu 2.660 jiwa/km2.

C. Keadaan Sosial Ekonomi


1. Agama
Masyarakat Kecamatan Kembaran sebagian besar adalah pemeluk
agama Islam yaitu sebanyak 37.769 jiwa atau sebesar 99,58% dari total
pemeluk agama yang ada dan sisanya adalah pemeluk agama Khatolik,
dan Protestan. Rincian masing-masing jumlah pemeluk agama di
Kecamatan Kembaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Persentase
No Agama Jumlah Jiwa
(%)
1 Islam 37.769 99,58
2 Khatolik 103 0,27
3 Protestan 58 0,15
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0

TOTAL 37.790 100,00


Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Kembaran
Sumber Statistik Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2014

2. Mata Pencaharian
Sebagian besar penduduk Kecamatan Kembaran adalah buruh tani
yaitu sebanyak 4.927 dari jumlah keseluruhan penduduk usia diatas 10
tahun keatas atau sebesar 14,84% dari 23.904 penduduk usia 10 tahun
keatas.
Mata pencaharian paling sedikit adalah nelayan yaitu sebanyak 4
orang (0,016%). Adanya penduduk bermata pencaharian nelayan
disebabkan karena Kecamatan Kembaran dekat dengan Kabupaten Cilacap
yang mempunyai laut.
3. Pendidikan Penduduk
Penduduk Kembaran berdasarkan data yang ada terbanyak adalah
tamat SD/MI. Jumlah penduduk yang tamat SD sebanyak 14.294 jiwa atau
43,58% dari total penduduk usia 10 tahun ke atas, sedangkan penduduk
yang berpendidikan tamat Perguruan Tinggi hanya sebesar 1.182 jiwa atau
3,60%.
BAB III

PENCAPAI PROGRAM KESEHATAN

A. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat adalah indikator keikutsertaan masyarakat
dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Perilaku masyarakat yang sehat dapat dinilai dari
keaktifan masyarakat dalam melaksanakan/mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan Puskesmas, seperti penyuluhan kesehatan dan
posyandu. Pada tahun 2015 ini puskesmas I Kembaran dapat
menyelenggarakan kegiatan penyuluhan sebanyak 2015 kegiatan dan
membina posyandu masyarakat di wilayah Puskesmas I Kembaran
berjumlah 53 pos yang terdiri dari:
- Posyandu Pratama : 4 Posyandu
- Posyandu Madya : 13 Posyandu
- Posyandu Purnama : 23 Posyandu
- Posyandu Mandiri : 7 Posyandu
Jumlah rumah tangga keseluruhan pada tahun 2015 sejumlah
10.989. Jumlah yang dipantau sebanyak 6.937 rumah tangga (63,1%).
Jumlah yang ber-PHBS 5.333 rumah tangga atau 76,9%.

B. Kesehatan Lingkungan
a. Persentase Rumah Sehat
Jumlah seluruh rumah di wilayah Puskesmas I Kembaran
pada tahun 2015 adalah 7.817 rumah. Rumah yang dibina
sebanyak 3.396 (100%). Rumah dibina yang memenuhi syarat
rumah sehat sebanyak 5.489 rumah atau 70,22%. Hal ini
meningkat dibandingkan tahun 2014 dimana rumah yang
memenuhi syarat sejumlah 4.656 atau 59,56%.
b. Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak
Jumlah penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air
minum layak sejumlah 16.048 atau 42,31%.
c. Penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan
Jumlah penyelenggara air minum di wilayah Puskesmas I
Kembaran sejumlah 18. Jumlah sampel yang diperiksa sebanyak
84. Dari sampel tersebut yang memnuhi syarat (fisik,
bakteriologi, dan kimia) sebanyak 64 atau 76,19%.
d. Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat)
e. Desa sanitasi total berbasis masyarakat
Dari 8 desa yang termasuk dalam wilayah Puskesmas I
Kembaran, belum ada desa yang melaksanakan STBM. Desa stop
BABS baru 1 desa yaitu Desa Karangsari.
f. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
Terdapat 29 tempat umum, yaitu 19 SD, 4 SLTP, 2 SLTA,
dan 1 sarana kesehatan (Puskesmas), dan semuanya telah
memenuhi syarat kesehatan.
g. Tempat Pengelolaan Makanan
Jumlah TPM di tahun 2015 sebanyak 296. Sebanyak 152
telah memenuhi syarat hygiene sanitasi (51,35%), sedangkan
sisanya sebanyak 146 (49,32%) belum memenuhi syarat.
h. Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik
Dari 146 TPM yang tidak memenuhi syarat, jumlah yang
telah dibina mencapai 73,97%. sedangkan dari 152 TPM yang
memenuhi syarat hygiene dan sanitasi belum ada yang diuji
PETIK.
C. Upaya Kesehatan
a. Pelayanan Kunjugan Ibu Hamil (K1, K4), Persalinan, dan Ibu
Nifas
Pelayanan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2015
sebesar 703 atau sebesar 107,7% dari jumlah ibu hamil 653 orang.
Pelayanan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2015 sebesar 634
atau sebesar 87,1% dengan jumlah ibu hamil 634 orang.
Jumlah ibu bersalin di wilayah Puskesmas I Kembaran
sebanyak 620 orang, yang ditolong Tenaga Kesehatan sebanyak
628 orang atau sebesar 101,3%. Pelayanan kesehatan bagi nifas
sebanyak 628 orang atau 101,3%. Ibu nifas yang mendapat
vitamin A sebanyak 628 orang atau 101,29%.
b. Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang mendapat TT-3 sebanyak 215 orang atau
32.9%, TT-4 sebanyak 234 atau 35.8%, TT-5 sebanyak 217 atau
33.2%. Jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2+
berjumlah 666 orang atau 102,0%.
c. Ibu hamil yang mendapat tablet Fe
Jumlah ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanyak 703 orang
atau 107,66% dari jumlah sasaran sebanyak 653 orang. Jumlah
yang mendapatkan Fe3 sebanyak 634 orang atau 97,09%.
d. Penanganan Kompliukasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal
Penanganan komplikasi kebidanan adalah sebanyak 186
kasus dari perkiraan Bumil dengan komplikasi kebidanan
sebanyak 131 atau 142%. Penanganan komplikasi Neonatal
sebanyak 74 kasus dari perkiraan 94 kasus, atau sebanyak 78,9%.
e. Peserta KB
Jumlah PUS di Puskesmas I Kembaran tahun 2015
sebanyak 6.564 orang. Peserta KB baru sejumlah 1.103 orang
atau 16,8%. Jumlah peserta KB aktif 4.758 atau 72,5%.
f. Status Gizi Bayi Baru Lahir
Jumlah lahir hidup tahun 2015 sebanyak 625. Bayi baru
lahir yang ditimbang sebanyak 625 atau 100%. Pengukuran status
gizi bayi dihitung dengan menggunakan standar BBLR dan tidak
BBLR. Berdasarkan data dari KIA jumlah bayi dengan status gizi
berat badan lahir rendah (BBLR) di Puskesmas I kembaran tahun
2015 adalah sebanyak 41 bayi atau 6,6% dari 625 lahir hidup.
Dibandingkan dengan angka BBLR pada tahun 2015
Puskesmas I Kembaran, maka angka ini mengalami penurunan
dari 7,4% menjadi 6,6%. Masih tingginya angka BBLR di
Puskesmas I Kembaran perlu dikaji ulang kembali tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi bayi BBLR antara lain bagaimana
pemeriksaan K1 dan K4, Program Promosi Kesehatan Puskesmas
berjalan tidak, status gizi ibu hamil, kepatuhan minum tablet Fe,
KB, beban kerja ibu hamil, serta yang lebih penting lagi
bagaimana kinerja petugas yang ada dan lain sebagainya.
g. Kunjungan Neonatus
Kunjungan Neonatal 1 kali (KN1) sejumlah 635 atau 100%.
Kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) sejumlah 625 atau
100%.
h. Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebanyak 156 atau
61,7% dari 253 bayi 0-6 bulan.
i. Pelayanan Kesehatan Bayi
Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 624 atau 105,6%.
j. Desa/Kelurahan UCI
Pada tahun 2015 seluruh desa mencapai UCI (100%).
k. Imunisasi dasar lengkap pada Bayi
Cakupan imuniasai Hepatitas B <7 hari adalah 615 atau
104,06%. BCG sejumlah 609 atau 103,05%. Imunisasi DPT-
HB3/DPT-HB-Hib3 sebanyak 633 atau 107%. Polio 4 sebanyak
sebanyak 628 atau 105,415%. Bayi yang mendapatkan imunisasi
dasar lengkap sebanyak 623 atau 105,415%.

l. Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita


Jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapt vitamin A sejumlah
656 atau 111%. Balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A
seabnyak 2.428 atau 100%. Jumlah bayi dan balita yang
mendapat vitamin A adalah 3.084 atau 102,15%.
m. Baduta ditimbang
Jumlah baduta yang dilaporkan sebanyak 1.247. Jumlah
yang ditimbang sebanyak 1.031 atau 82,7%. Baduta dengan BGM
sebanyak 6 orang atau 0,6%.
n. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Anak Balita 12-59 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan
minimal 8 kali sejumlah 1.961 dari 2.428 balita, atau 80,8%.
BAB IV
ANALISIS MASALAH

A. Analisis Potensi dan Kebutuhan


1. Angka kematian bayi
Jumlah lahir hidup di tahun 2015 sebanyak 625, 316 laki-laki dan 309
perempuan. Angka lahir mati yang dilaporkan sebanyak 0 per 1000
kelahiran hidup. Jumlah kematian neonatal sebanyak 8 kasus, 4 kasus
laki-laki 4 kasus perempuan. Angka kematian neonatal sebanyak 13
per 1000 kelahiran hidup. Jumlah bayi mati sebanyak 4 bayi. Agka
kematian bayi adalah 6 per 1000 kelahiran hidup.
a. Angka kematian ibu
Tahun 2015 tidak terdapat kematian ibu hamil, bersalin dan nifas.
b. Angka kesakitan
1) TB Paru
Jumlah kasus TB Paru tahun 2015 sebanyak 23 kasus. CNR
kasus baru BTA positif adalah 60,64 per 100000 penduduk.
Jumlah seluruh kasus 24 kasus. CNR seluruh kasus TB adalah
63,27 per 1000000 penduduk. Kasus Tb anak 0-14 tahun
4,17%. Presentase BTA positif terhadap suspek 20,27 %.
Angka kesembuhan BTA positif 106,67 %. Pengobatan
lengkap 66,67%. Keberhasilan pengobatan 173,33%. Kematian
0%.
2) Pneumonia
Balita tahun 2015 sebanyak 1216 kasus pneumonia sebnyak
122 kasus jumah yang ditemukan 62 atau 50,99%
3) HIV, AIDS dan Siphilis
Tahun 2015 tidak tercatat kasus tersebut
4) Diare
Kasus yang ditangani 942 kasus ( 116,1%) dari target 812
kasus
5) Kusta
Penderita baru ada 2 kasus tahun 2015. Angka penemuan kasus
baru 5,27 per 100000 penduduk. Angka prevalensi 0,53 per
10000 penduduk.
6) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tahun 2015 terjadi 32 kasusatau 84,4 per 100000 penduduk.
7) Malaria
Tidak ditemukan kasus malaria tahun 2015
8) Filariasis
Tidak ditemukan pada tahun 2015
9) Hipertensi
Presentase 5,73% dimana perempuan lebih tinggi yaitu 6,44 %
10) Obesitas
Presentase 77,18% . perempuan lebih tinggi yaitu 96%
11) IVA (+) usia 30-50 tahun
Presentase 5,88%
12) Tenaga Kesehatan
a. 3 orang dokter umum. Rasio dokter adalah 7,91 per
100.000 penduduk
b. 1 orang dokter gigi. Rasio dokter gigi adalah 2,64 per
100.000 penduduk
c. 14 orang bidan. Rasio bidan adalah 36,91 per 100.000
pendudk
d. 3 orang perawat. Rasio perawat adalah 7,91 per
100.000 penduduk
e. 1 orang perawat gigi.
f. 2 orang tenaga kefarmasian.
g. 1 orang tenaga kesehatan masyarakat.
h. 1 orang tenga sanitasi.
i. 1 orang tenaga gizi.
13) Pembiayaan kesehatan
Total anggaran kesehatan tahun 2015 sebesar Rp.
2.236.671.000. anggaran kesehatan perkapita adalah Rp.
58.968,39.

B. Perumusan Masalah
1. Apa yang menjadi masalah di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran?
2. Apa yang menjadi sebab masalah tersebut di wilayah kerja Puskesmas
I Kembaran?
3. Bagaimana solusi bagi masalah tersebut?

C. Prioritas Masalah
Untuk menentukan sebuah prioritas masalah menggunakan metode
Hanlon
a. Menentukan Lima besar penyakit yang ada di Puskesmas 1
Kembaran
Jumlah kasus Jumlah
Jenis Penyakit
Baru Lama Total populasi
ISPA 372 16 388
Hipertensi Primer 140 27 167
Myalgia 142 18 160
36614
Demam idiopatik 144 5 149
Dispepsia 105 5 110
TOTAL 903 71 974
Tabel 4.3.1. Lima Lima besar penyakit yang ada di Puskesmas 1 Kembaran

b. Penyusunan prioritas masalah dengan metode Hanlon


1. Komponen A
Menentukan besarnya masalah
Besarnya masalah Skor
<0,1 2
0,1-0,9 4
1-9,9 6
10-24,5 8
>25 10
4.3.2 Tabel Indikator Penilaian Besarnya Masalah

Jumlah kasus Jumlah


Jenis Penyakit Persentasi
Baru Lama Total populasi
ISPA 372 16 388 1.06
Hipertensi
140 27 167 0.46
Primer
Myalgia 142 18 160 36614 0.44
Demamidiopatik 144 5 149 0.41
Dispepsia 105 5 110 0.30
TOTAL 903 71 974 2.66
Tabel 4.3.3 Daftar Penyakit Berdasarkan Besarnya Masalah

2. Komponen B
a. Tingkat keseriusan masalah
Urgency Skor Severity Skor Cost Skor
Very urgent 10 Very Severe 10 <500 ribu 10
Urgent 8 Severe 8 500ribu- 1jt 8
Some
6 Moderate 6 1 - 1,5 jt 6
urgent
Little urgent 4 Minimal 4 1,5 - 2jt 4
No urgent 2 None 2 >2jt 2
Tabel 4.3.4 Indikator Penilaian Keseriusan Masalah

b. Analisis biaya di Puskesmas 1 Kembaran


Jumlah
JenisPenyakit Kapitasi Biaya
Baru Lama Total
ISPA 372 16 388 2328000
HP 140 27 167 1002000
Myalgia 142 18 160 960000
6000
Demam idiopatik 144 5 149 894000
Dispepsia 105 5 110 660000
TOTAL 903 71 974 5844000
Tabel 4.3.4. Biaya di Puskesmas 1 Kembaran
3. Komponen C
Komponen C berdasarkan ada tidaknya solusi
Keefek tifan Skor
Sangat efektif (80-100%) 10
Efektif (60-80%) 8
Cukup efektif (40-60%) 6
Kurang efektif (20-40%) 4
Tidak efektif (0-20%) 2
Tabel 4.3.5 Indikator Penilaian Ketersedian Solusi Berdasarkan Masalah

4. Komponen D
Kriteria PEARL
a. Propiety : Kesesuaian program dengan masalah
b. Economic : Apakah secara ekonomi bermanfaat
c. Acceptability : Apakah bias diterima masyarakat
d. Resources : Adakah sumberdaya untuk menyelesaikan
masalah
e. Legallity : Tidak bertentangan dengan aturan hukum yang
ada
D. Penghitungan dengan metode Hanlon

Kriteria Hanlon
JenisPenyakit B NPD NPT
A C D
U S C
ISPA 6 8 2 10 6 1 76.0 76.0
HP 4 8 2 8 10 1 100.0 100.0
Myalgia 4 2 2 6 2 1 14.7 14.7
Demamidiopatik 4 4 2 4 4 1 29.3 29.3
Dispepsia 4 4 2 2 8 1 53.3 53.3
TOTAL
Tabel 4.4. Nilai Prioritas Total Berdasarkan Metode Hanlon

E. Analisis Penyebab Masalah


a. Faktor resiko hipertensi primer
Hampir 90% penderita hipertensi tisak diketahui
penyebabnya dengan pasti. Para ahli membagi dua kelompok
faktor risiko pemicu timbulnya hipertensi, yaitu faktor yang tidak
dapat dikontrol dan dapat dikontrol (Dalimartha, 2009).
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
a. Keturunan
Sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial
ditemukan riwayat hipertensi didalam keluarga. Apabila
riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka
dugaan hipertensi esensial lebih besar (Dalimartha, 2009).
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang
kembar monozigot apabila salah satunya menderita
hipertensi (Dalimartha, 2009).
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria,
ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari
laporan Sugiri di JawaTengah didapatkan angka prevalensi
6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di
Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan,
sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan)
didapatkan 14,6%pria dan 13,7% wanita (Dalimartha,
2009).
Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki laki
daripada perempun. Hal itu kemungkinan karena laki laki
banyak memiliki faktor pendorong terjadinya hipertensi,
seperti stress, kelelahan dan makan tidak terkontrol.
Adanya hipertensi pada perempuan peningkatan resiko
terjadi setelah masa menopause (Dalimartha, 2009).
c. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua
seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur
lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi.
Dengan bertambahnya umur, risikoterkena hipertensi lebih
besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia
lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian
sekitar 50 %diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan
elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah
seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang
hipertensinya meningkat ketika 50an dan 60an
(Dalimartha, 2009).
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi
terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi
lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur)
daripada heterozigot (berbeda seltelur). Seorang penderita
yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer(esensial)
apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,
bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya
berkembangdan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan
timbul tanda dan gejala (Dalimartha, 2009).
2. Faktor yang dapat dikontrol
a. Kegemukan
Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak.
Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena
beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak
darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang
beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat
sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri.
Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.Peningkatan
insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air
(Dalimartha, 2009).
Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT)
berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama
tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang yang berat badannya
normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-
30% memiliki berat badan lebih (Dalimartha, 2009).
b. Konsumsi garam berlebih
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam
patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah
ditemukan pada suku bangsadengan asupan garam yang
minimal. Asupan garam kurang dari 3 gramtiap hari
menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah,
sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari
prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.
Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi
melalui peningkatan volume plasma, curah jantung, dan
tekanan darah (Dalimartha, 2009).
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam
tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar,
sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau
kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah,
sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan
darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang
dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110
mmol natrium atau 2400 mg/hari (Dalimartha, 2009).
Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan
adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi
pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat
menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan
volume darah (Dalimartha, 2009).
c. Olahraga
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko
menderita hipertensi karena meningkatkan risiko
kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga
cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang
lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih
keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung harus memompa, makin besar tekanan yang
dibebankan pada arteri (Dalimartha, 2009).
d. Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi.
Hubungan antararokok dengan peningkatan risiko
kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari
lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah
rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih dari satu pak
rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari
pada mereka yang tidak merokok (Dalimartha, 2009).
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon
monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk ke
dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
aterosklerosis dan hipertensi (Dalimartha, 2009).

e. Konsumsi Lemak Jenuh


Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya
dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya
hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan
risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan
tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama
lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang
berasal dari minyak sayuran, biji-bijian, dan makanan lain
yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan
darah (Dalimartha, 2009).
f. Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi.
Peminum alkohol berat cenderung hipertensi meskipun
mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara
pasti. Orang orang yang minum terlalu sering atau yang
terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi
daripada individu yang tidak minum atau minum sedikit
(Dalimartha, 2009).
Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus
diwaspadai karena survei menunjukkan bahwa 10 % kasus
hipertensi berkaitan dengan konsumsi alkohol. Mekanisme
peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum
jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan
peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan
darah merah berperan dalam menaikkan tekanan darah
(Dalimartha, 2009).
g. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara waktu dan bila23stress sudah hilang tekanan
darah normal kembali. Peristiwa mendadak menyebabkan
stress dapat meningkatkan tekanan darah, namun akibat
stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi
belum dapat dipastikan (Dalimartha, 2009).
h. Penggunaan Estrogen
Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi
secara epidemiologi belum ada data apakah peningkatan
tekanan darah tersebut disebabkan karena estrogen dari
dalam tubuh atau dari penggunaan kontrasepsi hormonal
estrogen. MN Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya
pemakaian kontrasepsi estrogen ( 12 tahun berturut-
turut), akan meningkatkan tekanan darah perempuan
(Dalimartha, 2009).
b. Tabel Faktor Risiko di Desa Linggasari
Jumlah total responden : 40 orang
NO FAKTOR RESIKO JUMLAH PERSENTASE (%)
1 Kelompok Usia
< 60 tahun 15 37.5
>= 60 tahun 25 62.5
2 JenisKelamin
Laki-laki 8 20
Perempuan 32 80
3 Indeks Masa Tubuh
Underweight (< 18,5) 4 10
Normal Range (18,5-24,9) 27 67.5
Preobese (25,0-29,9) 7 17.5
Obese Class 1 (30,0-34,9) 2 5
Obese Class 2 (35,0-39,9) 0 0
Obese Class 3 (>= 40,0) 0 0
4 Merokok
Perokok Aktif 5 12.5
Perokok Pasif 19 47.5
5 Aktivitas Fisik Kurang 16 40
6 Pola Diet
Makanan Berlemak 20 50
Konsumsi Alkohol 0 0
Makanan Tinggi Garam 13 32.5
Konsumsi Kopi 11 27.5
7 Stress 22 55
8 Istirahat Kurang 14 35
9 Kontrasepsi Hormonal 6 15
10 Konsumsi Obat Tidak Teratur 21 52.5
11 Tidak Mengikuti Prolanis 35 87.5
12 Penyakit Lain 8 20
13 Genetik / Keturunan 21 52.5
Tabel 4.5. Faktor Risiko di Desa Linggasari

F. Pemecahan Masalah
Untuk melakukan skoring alternative pemecahan masalah
menggunakan metode Rinke. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian
kriteria sebagai berikut:
a. M (Magnitude)
Besar masalah yang dapat dilihat dari persentase jumlah/kelompok
yang tekena masalah
b. I (Importance atau kegawatan masalah)
Tingginya angka morbiditas dan mortalitas serta kecenderungan
dari waktu ke waktu
c. V (Sensitivity)
Ada atau tidaknya pemecahan masalah dalam memecahkan
masalah yang dihadapi
d. C (Cost)
Biaya atau dana yang dipergunakan unuk melaksanakan
pemecahan masalah

Setelah nilai keempat variable ditentukan kemudian besarnya skor


total dihitung dengan rumus (MIV/C):
a. Kader Prolanis menjangkau hampir sebagian besar masyarakat
karena setiap RW berkesempatan memiliki kader masing-masing,
keberlanjutan tinggi karena ada pengawasan namun hanya bersifat
sukarela, memiliki indikator yang jelas dan sama besar dengan
penyuluhan, dengan biaya yang minimal.
b. Iklan menjangkau hampir sebagian besar masyarakat tetapi
lebih rendah dari kaderisasi, keberlanjutan sedang, tidak
memiliki indikator yang jelas, dengan biaya yang tinggi untuk
pembuatan media iklan (biaya percetakan).
c. Penyuluhan hanya menjangkau sebagian kecil masyarakat karena
tidak semua masyarakat mau datang, keberlanjutan rendah,
memiliki indikator yang jelas, dengan biaya yang minimal.
d. Kampanye menjangkau lebih banyak masyarakat daripada
penyuluhan, keberlanjutan rendah, memiliki indikator kurang jelas,
dengan biaya yang sedang (biaya transportasi).

Alternatif M I V C Total Peringkat


Pemecahan
Masalah

Kader Prolanis 10 8 8 4 160 I

Iklan 8 6 2 8 12 IV

Penyuluhan 4 4 8 4 32 II

Kampanye 6 4 6 6 24 III

Tabel 4.6 Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Metode Rinke


BAB V
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PLAN OF ACTION

A. Nama Kegiatan
Pengoptimalan Prolanis Desa Linggasari Melalui Penggerakan
Kader Kesehatan.
B. Latar Belakang Kegiatan
Berdasarkan data kuesioner yang kami dapatkan, sebanyak 87,5 %
responden tidak mengikuti Prolanis yang diadakan Puskesmas dengan
rutin. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat tidak mengetahui
program tersebut. Padahal program tersebut mampu mendorong
pesertanya ,pengidap hipertensi dan DM, untuk mencapai kualitas hidup
yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang lebih efisien.
Sehingga kami bermaksud membuat kegiatan yang dapat memudahkan
warga untuk mengetahui dan mengikuti Prolanis dengan rutin.
Harapannya, setiap warga yang mengidap darah tinggi dapat terus
terkontrol status kesehatannya.

C. Tujuan
a. Membekali pengetahuan dan kemampuan kepada kader kesehatan
Desa Linggasari mengenai hipertensi.
b. Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
hidup optimal.
c. Memastikan setiap warga di Desa Linggasari mengetahui Prolanis
yang diadakan Puskesmas I Kembaran.
d. Memudahkan setiap warga di Desa Linggasari yang mengidap
hipertensi untuk ikut serta dalam Prolanis secara rutin dan
berkelanjutan.
D. Sasaran
a. Kader kesehatan Desa Linggasari
b. Warga di Desa Linggasari, secara khusus yang memiliki status
hipertensi
E. Pelaksanaan
1. Bagi kader kesehatan
a. Pelatihan
Pelatihan dilakukan setiap 1 bulan sekali. Pelatihan yang
pertama dilakukan sebelum kegiatan Prolanis berlangsung,
sedangkan pelatihan selanjutnya lebih bersifat diskusi dengan
sesama kader dan tenaga medis Puskesmas.
2. Bagi warga Desa Linggasari
a. Senam
Senam dilaksanakan tiap 2 minggu sekali (minggu pertama dan
ketiga tiap bulan).
b. Deteksi dini hipertensi
Deteksi dini hipertensi dilaksanakan tiap 1 bulan sekali (minggu
pertama tiap bulan)
c. Konsultasi medis
Konsultasi medis dilaksanakan tiap 1 bulan sekali (minggu ketiga
tiap bulan)
d. Home visit
Home visit dilaksanakan tiap 2 minggu sekali (minggu kedua dan
keempat tiap bulan).
e. Reminder
Reminder dilaksanakan setiap kali akan ada kegiatan Prolanis.

F. Pokok Kegiatan
1. Bagi kader kesehatan
a. Pelatihan
Setiap kader diberi pelatihan oleh pihak Puskesmas
mengenai hipertensi, pemeriksaan tekanan darah, dan terapi non-
medikamentosa yang dapat diberikan kepada peserta Prolanis.
2. Bagi warga Desa Linggasari
a. Senam
Peserta Prolanis dikumpulkan di Balai Desa untuk
melakukan senam bersama yang dipimpin oleh instruktur senam.
Dengan adanya kegiatan senam ini, diharapkan peserta
melakukan olahraga minimal 1 bulan sekali untuk mengurangi
faktor resiko hipertensi dan mencapai kualitas hidup yang lebih
optimal.
b. Deteksi dini hipertensi
Setiap kader melakukan screening tekanan darah pada
populasi melalui pengukuran tekanan darah. Kegiatan ini
bertujuan untuk deteksi dini kasus hipertensi.
c. Konsultasi medis
Peserta Prolanis dapat melakukan konsultasi kapan saja
kepada kader untuk menanyakan gejala-gejala yang terkait
dengan hipertensi. Pada kegiatan ini, kader tidak dapat
memberikan upaya kuratif atau pengobatan tetapi hanya upaya
yang bersifat preventif dan rehabilitatif saja. Ketika seorang
peserta Prolanis melakukan konsultasi dan menunjukkan gejala
hipertensi, maka kader bisa langsung menyarankan berobat ke
Puskesmas secepatnya dan memberi saran terapi non-
medikamentosa termasuk menghindari faktor-faktor resiko
hipertensi.
d. Home visit
Kader berkewajiban berkunjung ke rumah peserta Prolanis
yang menjadi tanggungjawabnya minimal 1 kali setiap bulan.
Kader melakukan pemeriksaan tekanan darah untuk memastikan
setiap pesertanya dalam tekanan darah yang terkontrol dan
menanyakan apakah ada gejala hipertensi. Jika ada, maka kader
bisa langsung menyarankan berobat ke Puskesmas secepatnya dan
memberi saran terapi non-medikamentosa termasuk menghindari
faktor-faktor resiko hipertensi.
e. Reminder
Kader memastikan setiap peserta Prolanis yang menjadi
tanggungjawabnya mengikuti kegiatan tersebut dengan rutin dan
berkelanjutan. Kegiatan reminder ini mengingatkan peserta jika
ada peserta yang tidak datang ke Puskesmas ketika jadwal
kontrolnya tiba atau tidak mengikuti kegiatan Prolanis lainnya
seperti senam dan penyuluhan.
G. Alat dan Sarana
1. Balai desa
2. Sound system
3. Instruktur senam
4. Tensimeter dan stetoskop

H. Rencana Anggaran
No Kebutuhan Jumlah Harga Total

Pelatihan Kader

1. Snack 50 paket Rp3.000,00 150000

2. Modul hipertensi 50 eksemplar Rp5.000,00 250000

Senam

1. Aqua Cup 10 dus Rp12.500,00 125000

2. Sewa audio 1 set Rp50.000,00 50000

3. Konsumsi instruktur 8 paket Rp5.000,00 40000

4. Sewa aula 1 paket Rp50.000,00 50000

Deteksi dini
1. ATK 50 @1 paket 4000 200000

Konsultasi

1. ATK 50 @1 paket 5000 250000

Home visit

1. Transpor 50 @1 liter 7500 375000

Total 1490000
BAB VI.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Lima penyakit terbanyak di Puskesmas 1 Kembaran adalah ISPA,
hipertensi, mialgia, demam idiopatik, dan dispepsia.
2. Permasalahan yang menjadi prioritas utama adalah hipertensi.
3. Faktor risiko terbesar pengidap hipertensi di Desa Linggasari adalah
gaya hidup yang tidak sehat dan konsumsi obat yang tidak teratur.
4. Alternatif solusi yang akan dilakukan adalah dengan memberdayakan
kader kesehatan untuk mengoptimalkan kegiatan Prolanis.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas
a. Melakukan monitoring dan evaluasi tiap bulan terhadap
berlangsungnya kegiatan Prolanis.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 2009. Care Yourself, Hipertensi. Jakarta : Plus

Peraturan Mentri Kesehatan No 5 Tahun 2014. 2014. Jakarta : Menteri Kesehatan


RI
Profil Puskesmas 1 Kembaran. 2015. Puskesmas 1 Kembaran.
Staff Pengajar Lab IKM PSKU Unmul. 2006. Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar
Puskesmas. Samarinda : Universitas Mulawarman
LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner
KUESIONER

Faktor Resiko Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran

TANGGAL PENGISIAN KUESIONER :

1. Persetujuan Responden

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia menjadi


responden dalam pengisian kuesioner ini dan memberi izin bilamana data yang
sayaberikan digunakan dengan semestinya.

Ttd Responden

___________________

2. Identitas Pasien
a. Nama :
b.Usia :
c. Jenis Kelamin : L/P
d.Alamat :
e. Status pendidikan :
f. Pekerjaan :
g.Penghasilan :
h.Berat Badan (BB) : kg
i. Tinggi Badan (TB) : cm
j. Indeks Masa Tubuh (BMI) : kg / m2
k.Tekanan Darah : mm / Hg
3. Daftar Pertanyaan

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. MEROKOK
Apakah anda merokok ?
Jika iya, berapa banyak batang per hari ?

Adakah anggota keluarga anda yang merokok?

2. AKTIVITAS FISIK
Apakah Anda sering melakukan aktivitas fisik?
Jika iya, seberapa sering anda melakukan aktivitas fisik
dalam satu minggu?

3. POLA DIET

Apakah Anda sering memakan makanan berlemak seperti


gorengan, jeroan, atau makanan bersantan ?

Apakah Anda mengkonsumsi alkohol?

Apakah Anda sering mengonsumsi makanan yang asin atau


mengandung garam tinggi, seperti ikan asin ?

Apakah Anda sering minum kopi ?

4. STRESS
Apakah belakangan ini Anda memiliki banyak pikiran ?
5. ISTIRAHAT
Apakah Anda memiliki waktu istirahat yang cukup ?
Jika iya, apakah Anda tidur dengan nyenyak ?
Berapa jam per hari waktu tidur Anda ?

6. KONTRASEPSI
Apakah Anda menggunakan kontrasepsi ? (jika responden
wanita)

Jika iya, jenis kontrasepsi apa yang Anda gunakan ?

7. OBAT
Apakah Anda meminum obat hipertensi ?
Jika iya, obat hipertensi apa yang Anda konsumsi ?
Jika iya, apakah anda mengonsumsinya dengan teratur ?

8. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN


Apakah Anda mengikuti Program Pengelolaan Penyakit
Kronis (Prolanis) yang diselenggarakan puskesmas
setempat ?

Jika iya, apakah Anda mengikutinya secara rutin ?

9. PENYAKIT LAIN
Apakah Anda menderita penyakit selain hipertensi ?
Misal DM atau penyakit ginjal.

10. GENETIK
Apakah ada anggota keluarga lain yang memiliki riwayat
penyakit hipertensi ?

Lampiran 2 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai