Anda di halaman 1dari 58

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PUSKESMAS merupakan pelayanan kesehatan dasar terpadu dengan tujuan meningkatnya

jangkauan pelayanan kesehatan yang merata dan meningkatnya mutu pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada masyarakat, serta menumbuhkembangkan sikap dan kemandirian

hidup sehat dengan prinsip bahwa pelayanan kesehatan diberikan sesuai masalah dengan

melibatkan masyarakat secara aktif. Pembangunan kesehatan adalah upaya bangsa yang

dilakukan secara terencana , bertahap dan berkesinambungan untuk mewujudkan derajat

kesehatan penduduk yang optimal. Pembangunan kesehatan tidak akan berhasil dengan baik

bila tidak didukung oleh segenap masyarakat Untuk membangun peran serta tersebut, maka

kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat perlu secara terus menerus

ditingkatkan. Seluruh masayarakat harus sadar akan kepentingan hidup sehat, memiliki

kemauan yang tinggi untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatannya serta memiliki

kemampuan mengatasi masalah kesehatannya.

Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai positif pembangunan

kesehatan itu sendiri. Untuk itu pihak pengelola program harus bisa menyediakan dan

memberikan data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat yang dikemas secara baik,

sederhana, informative dan tepat waktu, informasi tersebut kami kemas dalam bentuk Profil

Kesehatan. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar merupakan

gambaran situasi kesehatan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap

Tanjung sari Natar yang frekuensi penerbitannya sekali dalam satu tahun. Data dan

informasi yang termuat antara lain data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian
2

program-program kesehatan, masalah kesehatan dan lain sebagainya. Profil ini disajikan

secara sederhana dan informatif dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, Profil kesehatan dapat dipakai sebagai tolok

ukur keberhasilan / kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama tahun

2020 dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal, sekaligus bisa dipakai sebagai

bahan evaluasi. Dalam setiap penerbitannya, Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap

Tanjung sari Natar, tim penyusun telah melakukan upaya semaksimal mungkin baik dari

segi analisis maupun datanya sesuai masukan dari berbagai pihak.

1.2 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

ini adalah dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai gambaran situasi

kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar selama

tahun2020, berupa cakupan program, permasalahan yang ditemukan serta solusi pemecahan

masalah yang tepat untuk pengembangan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Rawat Inap Tanjung sari Natar.Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari

Natar tahun 2020 ini disusun dengan tujuan untuk menyediakan data maupun informasi yang

dapat dimanfaatkan dalam perencanaan kegiatan-kegiatan pada tahun 2022. Dengan

tersusunnya Profil ini, maka dapat dijadikan sebagai acuan data dan informasi resmi. Karena

penyusunan profil ini telah melibatkan semua pihak dan program terkait ditingkat

Puskesmas.
3

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun

2020 adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan latar belakang, maksud dan tujuan, sistematika,

letak geografis,penduduk,pendidikan,ekonomi dan soaial budaya Profil

Kesehatan.

Bab II : Sarana Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang sarana kesehatan, akses mutu pelayanan

kesehatan, dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

Bab III : Sumber Daya Manusia Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan meliputi jumlah dan rasio

tenaga medis serta data keadaan dan status kepegawaian SDMK

Puskesmas.

Bab IV : Pembiayaan Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang anggaran pembiayaan kesehatan.

Bab V : Kesehatan Keluarga

Bab ini menguraikan tentang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan

usia produktif dan usia lanjut.

Bab VI: Pengendalian Penyakit

Bab ini menguraikan tentang pengendalian penyakit menular

langsung,pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi,pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic, Pengendalian

Penyakit tidak menular.


4

Bab VII: Kesehatan Lingkungan

Bab ini menguraikan tentang penduduk dengan akses berkelanjutan

terhadap air minum berkualitas(layak), akses terhadap fasilitas sanitasi

yang layak, persentase Desa STBM,Persentase TTU yang memenuhi

standar, dan persentase tempat pengelolaan makanan.

Bab VIII: COVID-19

Bab ini menguraikan tentang jumlah kasus COVID-19,baik kasus

konfirmasi,kasus sembuh,kasus meninggal,kasus berdasarkan jenis

kelamin,case fatality rate dan positive rate COVID-19

Bab IX: Penutup

Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak

dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan puskesmas ditahun yang

bersangkutan. Selain Keberhasilan-Keberhasilan yang perlu dicatat, bab

ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam

rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran: Pada lampiran ini berisi table resume/angka pencapaian puskesmas dan 79

tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsive gender

1.4. Gambaran Geografis

1.4.1 Letak

UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar termasuk dalam wilayah Kabupaten

Lampung Selatan terletak di 105°BT dan 6°LS iklim tropis suhu 22,70C – 330C.

Kelembaban 50–70%, penyinaran matahari 47,6–73% osibel dan curah hujan 1.500–

2.500mm/tahun.Wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar terletak

di Kecamatan Natar dengan luas wilayah 4.771 km2meliputi lima desa binaan terdiri dari
5

Desa Muara Putih, Desa Krawang Sari, Desa Tanjung Sari, Desa Bumi Sari, dan Desa

Way Sari mencakupdua puluh tujuh dusun dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Desa Candimas UPTD Puskesmas Branti Raya

 Sebelah Selatan: Desa Merak Batin UPT Puskesmas Natar

 Sebelah Barat : Desa Negara Ratu UPT PuskesmasNatar

 Sebelah Timur : Desa Pancasila UPTD Puskesmas Sukadamai

Gambar 1.4
Peta Wilayan Kerja Puskesmas Tanjung Sari Natar
6

Tabel 1.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Di Wilayah UPTD Puskesmas Tanjung sari Natar2020

LUAS JUMLAH JUMLAH KEPADATAN


WILAYAH
NO DESA DUSUN
(KM2) PENDUD RUMAH PENDUDUK/
UK TANGGA km²
1. Muara Putih 6 1.685 5.98
1.575 3.11
4
2. Krawang sari 5 1.062 4.45
1.159 3.91
0
3. Tanjung sari 7 1.110
10.188 3.150 7.41
4. Bumi sari 4 301
9.146 1.927 25.95
5. Way sari 5 640
2.834 629 5.2
Sumber : Data SP2TP UPTD PRI Tanjung sari Natar Tahun 2020

Berdasarkan data yang ada penduduk wilayah kerja UPTDPuskesmas Rawat Inap Tanjung

Sari Natar secara garis besar dapat digolongkan menjadi 2 kajian yaitu penduduk asli

Lampung dan penduduk pendatang. Penduduk asli Lampung khususnya sub suku Lampung

peminggir. Penduduk suku lain lebih dominasi,dimana tersebar di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Kecamatan Natar. Penduduk pendatang yang

berdomisili di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari terdiri dari

bermacam-macam suku di berbagai daerah di Indonesia,seperti jawa barat,jawa tengah,jawa

timur dan sebagian kecil dari daerah sumatera.

Dari semua suku pendatang,sebagian besar berasal dari pulau Jawa. Oleh adanya

transmigrasi pada masa setelah Kemerdekaan,disamping perpindahan penduduk secara

Swakarsa dan Spontan.

Gambaran umum wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar dan

perilaku peduduk meliputi keadaan penduduk,keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, ke

adaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.


7

1.4.2 Demografi

Jumlah penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar

berdasarkan hasil proyeksi BPS Kecamatan Natar tahun 2020 berjumlah 32.602 jiwa

yang tercatat pada jumlah KK 8.440 rumah tangga yang terdiri dari 16.699 penduduk

laki-laki dan 15.903 penduduk perempuan . Dari 8.440 rumah tangga dengan rata-rata

jiwa per rumah tangga 3,98

Diagram 1.4.2
Presentase Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2020

49%
51%

Laki-laki Perempuan

1.4.3 Topografi

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar merupakan daerah

dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 400 meter di atas permukaan laut, keadaan

tanah sebagian besar berpasir yang dijadikan daerah perladangan untuk menanam

palawija dan persawahan yang tergantung curah hujan. Pada umumnya wilayah kerja

UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar dapat dijangkau dengan kendaraan

roda dua dan empat. Jarak UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar ke ibu kota

kabupaten ± 95 km. Sedangkan ke ibu kota provinsi ± 20 km. Wilayah kerja UPTD

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar seluas ± 4.771 km 2 memiliki lima desa dan

dua puluh tujuh dusun.


8

1.4.4 Sosial Ekonomi

Masalah Ekonomi dapat diketahui dari berbagai indikator salah satunya angka beban

ketergantungan. Rasio beban tanggung digunakan untuk mengetahui beban tanggung

ekonomi suatu negara. Tinggi rasio beban tanggung merupakan faktor penghambat

pembangunan ekonomi suatu negara karena sebagian besar pendapatan yang di peroleh

oleh golongan yang tidak produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan yang

tidak produktif di wilayah UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar. Beban

tanggung pada tahun 2020 mencapai 85,72% artinya bahwa sebanyak 14.736 jiwa di

tanggung oleh 17.189 jiwa penduduk usia produktif.

Diagram 1.7
Jumlah Penduduk menurut Mata pencaharian
Di Wilayah UPTD Puskesmas Tanjung sari natar Tahun2020
27%

54%
2%

17%

Petani Pedagang PNS Lain-lain

1.5 Analisis Lingkungan Kesehatan

1.5.1 Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar

terdiri dari 5 desa yang merupakan dataran rendah serta areal perladangan, dengan

ketinggian rata-rata 400M di atas permukaan laut. Oleh karena itu lingkungan
9

fisik yang perlu di analisa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung

sari Natar hampir merata disemua wilayah di 5 desa.

1.5.2 Lingkungan Biologis

Keadaan sanitasi masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap

Tanjung sari Natar dengan menganalisa pemakaian jamban yang memenuhi

syarat.Pada tahun 2020 seluruh penduduk yang ada yaitu 32.602 dan yang telah

memiliki jamban sehat 32.602 (100%).Untuk penyediaan sarana air bersih baru

mencapai 88,97 %.

1.6 Analisis Prilaku Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat

Indikator terhadap perilaku masyarakat dan peran serta masyarakat dalam pembangunan

kesehatan antara lain dapat diukur atau tergambar dengan seberapa banyak kepesertaan

masyarakat dalam jaminankesehatan Nasionalmisalnya Askes, BPJS, Kartu Indonesia

Sehat (KIS) dan lain-lain. Berdasarkan Susenas dinyatakan bahwa pembiayaan kesehatan

yang berasal dari pemerintah hanya mencapai 30 % sedangkan pembiayaan yang berasal

dari masyarakat tercatat 70 %. Hanya saja cara pembiayaan dari masyarakat ini masih

bersifat langsung. Masyarakat belum terbiasa menjadi anggota dalam pembiayaan

kesehatannya misalnya saja melalui asuransi kesehatan (JKN). Tercatat masyarakat di

UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar yang telah menjadi anggota dalam

pembiayaan kesehatan tahun 2020 berupa JKN sebanyak 74 %. Terlihat dari data tersebut

diatas bahwa masyarakat UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar sudah

melakukan penjaringan peserta dalam asuransi pembiayaan kesehatan.


10

Perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan cenderung berobat ke sarana - sarana

kesehatan pemerintah seperti puskesmas, pustu, maupun praktek swasta dokter, bidan

maupun balai-balai pengobatan dan hanya sebagian kecil yang mengobati sendiri. Salah

satu indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat kemandirian posyandu,

yaitu dari jumlah posyandu 25 buah yang terdiri dari Posyandu Pratama 0 POS, Posyandu

Madya 9 POS, dan Posyandu Purnama sebanyak 14 POS,Sedangkan untuk posyandu

Mandiri 2POS. Data terakhir menunjukkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

(UKBM) di Puskesmas rawat Inap Tanjung sari Natar adalah posyandu Mandiri yang

sebelumnya sebanyak 1 buah kini menjadi 2, Posyandu kelompok Usila 11buah.

Untuk perilaku masyarakat dalam pemanfaatan posyandu dapat dilihat dari cakupan D/S.

Pada tahun 2020 jumlah balita yang ditimbang 2967. Cakupan D/S tahun 2020 sebesar

972, sementara untuk balita dengan status BGM sebanyak 0,01%. Perilaku masyarakat

terhadap kesehatan lingkungan diantaranya adalah dilihat dari jumlah rumah tangga ber

PHBS, dari jumlah rumah tangga yang di pantau, sekitar 65% yang telah melaksanakan

PHBS. Sementara PHBS di institusi pendidikan , tempat umum dan tempat kerja,dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.9 PHBS di Institusi

No Institusi Jumlah PHBS %

1 Sarana Kesehatan 24 7 29

2 Pendidikan 54 21 46

3 Ibadah 95 61 64

4 Kantor 12 8 66
11

Dari 32.602 jiwa jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung

Sari Natar mempunyai pola makan sehari tiga kali, dengan konsumsi makanan yang masih

kurang memenuhi standar empat sehat lima sempurna, karena bila sudah makan nasi dan

lauk sudah dirasakan cukup.

Walaupun belum ada data yang pasti mengenai perilaku hidup sehat lainnya misalnya tidak

merokok, namun perilaku merokok dapat dikatakan cukup memprihatinkan terutama di

kalangan penduduk yang berpenghasilan lebih rendah, dimana rata-rata penduduk

diwilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar mulai dari remaja

sampai dewasa yang didominasi oleh orang laki-laki masih mempunyai kebiasaan merokok

di dalam rumah. Hal ini berarti perilaku Hidup Bersih dan Sehat /PHBS masih dianggap

kurang.
12

BAB II
SARANA KESEHATAN

2. 1 Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan.Suatu lembaga dalam mata rantai system kesehatan nasional yang mengemban

tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat. Sarana kesehatan telah diatur oleh

permenkes no.75 tahun 2014.Sarana Kesehatan berfungsi memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat sehingga memiliki peran yang sangat strategis dalam

mempercepat peningkatan deraja kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan

pertumbuhan penduduk.

Sarana Kesehatan di Puskesmas sangat penting karena saran kesehatan digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan.Sarana Kesehatan Meliputi rumah sakit pemerintah

dan swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik atau Balai Pengobatan, BKIA,

Dokter dan Bidan Praktek Swasta, Posyandu, apotek dan laboratorium.Puskesmas rawat

inap Tanjung Sari Natar Melayani Rawat Inap dan Persalinan.Sarana dan prasarana

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.Sarana dan prasarana yang ada di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari

Natar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jenis fasilitas kesehatan
No. Jenis Fasilitas Jumlah
1. Puskesmas 1
2. Puskesmas pembantu 1
3. Gudang Obat 1
4. Laboratorium Sederhana 1
5. Rumah bersalin 0
6. Balai Pengobatan Swasta 4
7. Praktek Dokter 3
13

8. Praktek Bidan 16
9. Praktek keperawatan 3
10. Apotek 5
11 Toko Obat terdaftar 0

2.2. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan

Cakupan pengobatan pada tahun 2020 mencapai 35,2 % melebihi dari target SPM (25%).
Dari target 25% dengan jumlah penduduk 32.602 jiwa,jumlah cakupan rawat jalan di
Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada tahun 2020 sebanyak 11.501 pasien (Laki-
laki 4790, Perempuan 6711). Berdasarkan status pembayaran maka jumlah pasien pada
tahun 2020 sebagai berikut :JKN 74 %, jumlah pasien umum sebanyak 26%. Jumlah
kunjungan rawat jalan di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar berdasarkan
status pasien dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 2.2.1
Persentase Cakupan Rawat Jalan UPTD Puskesmas Tanjung sari Natar

26

umum JKN

74

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Tanjung Sari Natar Tahun 2020

10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN TAHUN 2020

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH %


1 Influenza 1.752 24,45
2 Hipertensi 1.586 22,13
3 Gastritis 1.237 17,26
4 Artritis Reumathoid 567 7,91
5 ISPA 499 6,96
6 Faringitis 389 5,42
7 Tension Headache 345 4,81
14

8 Dispepsia 283 3,95


9 Typoid 277 3,86
10 Febris 229 3,19
Jumlah 7.164 100
Sumber : Unit Yankes UPTD PRI Tanjung sari Natar, 2020

2. Cakupan Rawat Inap

UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar menerima pasien untuk dirawat inap.

Jumlah bed pasien yang tersedia sebanyak 11 bed dengan ruang rawat inap sebanyak 4

ruangan. UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar juga memiliki ruang bersalin

sehingga memungkinkan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar untuk

menerima pasien yang hendak melahirkan. Selama tahun 2020, UPTD Puskemas Rawat

Inap Tanjung Sari Natar telah melayani 182 pasien rawat inap atau sebesar 0.55 % dari

jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap

Tanjung sari natar. Dari 182 pasien yang mendapat pelayanan melalui Unit Gawat

Darurat UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar dapat dibagi menjadi beberapa

kasus atau penyakit yang terlihat pada diagram dibawah ini :

Diagram 2.2.2

10 Besar Penyakit di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar


9 6

3 46

3
2
2

10

38

17

DHF Thypoid Febris Diare DM HEG Dispepsia HT Muntaber Vomitus

Sumber: Laporan SP2TP UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar Tahun 2020
15

2.3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Keadaan UKBM UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Tabel 2.3.1
Jumlah UKBM Wilayah UPTD Puskesmas RI Tanjung sari Natar

No. Jenis UKBM Jumlah


1. KPKIA 5
2. Posyandu Balita 25
3. PSI 0
4. BKB 5
5. Posyandu Usila 11
6. Posbindu 5
7. POD 0
8. Pos UKK 0
9. TOGA 5
10. Batra 29
11. Poskesdes 3
12. Polindes 1
Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar

Dilihat dari tabel di atas keadaan UKBM wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
Natar Tahun2020 adalah sebagai berikut :

- KPKIA, PSI, BKB


Jumlah KPKIA di wilayah Puskesmas Tanjung sari Natar 5, BKB 5, dan PSI yang
pada pelaksanaannya belum ada sehingga perlu pembinaan berkesinambungan.

- Posyandu Balita
Jumlah Posyandu dari tahun 2020 sebanyak 25 posyandu. Dari jumlah posyandu yang
ada, posyandu Madya 9posyandu, posyandu 14 Purnama posyandu dan posyandu
mandiri 2 posyandu.

- Posyandu Usila
Jumlah posyandu usila 21 posyandu tiap desa memiliki posyandu usila.Melihat
jumlah posyandu yang ada dengan jumlah usila yang ada sudah memadai untuk
melayani para lansia.

- Posbindu PTM ( Penyakit Tidak Menular )

Jumlah Posbindu PTM 5 Posbindu tiap desa memiliki Posbindu PTM.


16

Tabel 2.3.2
Keadaan Peralatan Kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar
Tahun 2020

No Jenis Peralatan Hasil Keterangan


. Ya Tidak
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
1 Set Pemeriksaan Umum 1
Dari Standar Di Pmk 75/2014
Terdapat Set Tindakan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
2 1
Medis Dari Standar Di PMK 75/2015
Terdapat Set Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
3 Pemeriksaan Kesehatan 1 Dari Standar Di PMK 75/2016
Ibu
Set Pemeriksaan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
4 1
Kesehatan Anak Dari Standar Di PMK 75/2017
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
5 Set Pelayanan KB 1
Dari Standar Di PMK 75/2020
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
6 Set Pelayanan Imunisasi 1
Dari Standar Di PMK 75/2020
Set Obstetri Dan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
7 1
Ginekologi Dari Standar Di PMK 75/2021
8 Set Insersi Dan 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Ekstraksi AKDR Dari Standar Di PMK 75/2021
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
9 Set Resusitasi Bayi 1
Dari Standar Di PMK 75/2022
Set Perawatan Pasca Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
10 1
Persalinan Dari Standar Di PMK 75/2023
Set Kesehatan Gigi Dan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
11 1
Mulut Dari Standar Di PMK 75/2024
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
12 Set Promosi Kesehatan 1
Dari Standar Di PMK 75/2025
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
13 Set ASI 1
Dari Standar Di PMK 75/2026
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
14 Set Laboratorium 1
Dari Standar Di PMK 75/2027
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
15 Set Farmasi 1
Dari Standar Di PMK 75/2028
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
16 Set Sterilisasi 1
Dari Standar Di PMK 75/2029
17 Set Puskesmas Keliling 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Dari Standar Di PMK 75/2030
Kit Keperawatan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
18 1
Kesehatan Masyarakat Dari Standar Di PMK 75/2031
19 Kit Imunisasi 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Dari Standar Di PMK 75/2032
17

Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat


20 Kit UKS 1
Dari Standar Di PMK 75/2033
21 Kit UKGS 1 Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
Dari Standar Di PMK 75/2034
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
22 Kit Bidan 1
Dari Standar Di Pmk 75/2035
Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
23 Kit Posyandu 1
Dari Standar Di PMK 75/2036
Kit Kesehatan Minimal ≥ 80% Pemenuhan Alat
24 1
Lingkungan Dari Standar Di PMK 75/2037

Sumber : Bendahara Barang UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Pada kolom hasil diisi angka "1" di Kolom "Ya" bila puskesmas memenuhi
parameter, dan angka "0" di kolom "Tidak" jika puskesmas tidak memenuhi parameter.
Keadaan peralatan kesehatan di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari NatarTahun
2020 sebagian besar sudah memenuhi parameter Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 yaitu ≥
80%.
18

BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya tenaga merupakan bagian yang penting dalam menjalankan kegiatan atau program

pada semua unit pelayanan baik langsung maupun tidak langsung.Peningkatan derajat kesehatan

yang ditandai dengan menurunnya jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi, menurunnya

angka kesakitan pada masyarakat dan tidak ditemukannya masalah gizi buruk di masyarakat,

tentunya sangat dipengaruhi oleh sumber ketenagaan, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Adapun sumber daya yang ada di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1
Sumber Daya Tenaga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

Kebutuhan
No. Jenis Tenaga PNS THLS TKS PTT Permenkes ABK Keterangan
75 tahun
2014
1 Dokter umum 3 2 2 2
2 Dokter gigi 1 1 1
3 Perawat 8 4 8 13
4 Bidan 16 7 7 12
5 Analis kesehatan 2 1 1
6 Tenaga Kesling 4 1 1
Tenaga
7 1 1 1
Kefarmasian
8 Tenaga Gizi 2 2 2
9 Perawat Gigi 1 1 1
10 Tenaga Kesmas 4 1 1
Asisten apoteker
15. pemula 2 1 1

Tenaga
16. 1 2 2
Administrasi
17. Pengemudi 1 1 1
Tenaga
18. 2 2 2
Kebersihan
JUMLAH 45 2 14 0 34 44
Sumber : Koordinator Tata Usaha UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Tahun 202
19

Dilihat dari distribusi tenaga kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Rawat Inap
Tanjung sari Natar pada tahun 2020 berdasarkan standar rasio masih terdapat tenaga yang
belum sesuai dengan standar rasio. Tenaga yang masih kurang mencukupi, terutama
Tenaga Administrasi dan perawat.
20

BAB IV

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan bidang kesehatan merupakan sumbangan yang sangat penting untuk dapat

berjalannya kegiatan-kegiatan yang ada di Puskesmas. Oleh karena itu yang terpenting dalam

pembiayaan adalah bagaimana memanfaatkan seoptimal dan seefisien mungkin untuk

mendapatkan hasil yang maksimal.

1. Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan

Penyelenggaraan JKN bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal secara efektif dan efesien. Pelayanan JKN yang diberikan

antara lain pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap, serta rujukan rawat jalan

maupun rawat inap tingkat lanjutan dan pelayanan kegawat daruratan ditambah

pelayanan persalinan ibu hamil miskin. Di Wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung

sari Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2020 jumlah peserta JKN sebanyak

24.305 dengan rincian non PBI 8.070 dan peserta PBI 16.235. Jumlah dana kapitasi yang

dibayarkan per orang Rp.5.500 dengan jumlah dana alokasi sejumlah Rp. 1.524.136.500

di tahun 2020. Dengan rincian Non Kapitasi 184.452.252

Indikator terhadap perilaku masyarakat dan peran serta masyarakat dalam pembangunan

kesehatan antara lain dapat diukur atau tergambar dengan seberapa banyak kepesertaan

masyarakat dalam jaminankesehatan Nasionalmisalnya Askes, BPJS, Kartu Indonesia

Sehat (KIS) dan lain-lain. Berdasarkan Susenas dinyatakan bahwa pembiayaan kesehatan

yang berasal dari pemerintah hanya mencapai 30 % sedangkan pembiayaan yang berasal

dari masyarakat tercatat 70 %. Hanya saja cara pembiayaan dari masyarakat ini masih
21

bersifat langsung. Masyarakat belum terbiasa menjadi anggota dalam pembiayaan

kesehatannya misalnya saja melalui asuransi kesehatan (JKN).Tercatat masyarakat di

UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar yang telah menjadi anggota dalam

pembiayaan kesehatan tahun 2020 berupa JKN sebanyak 74 % Terlihat dari data tersebut

diatas bahwa masyarakat UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar belum

terbiasa menjadi anggota dalam asuransi pembiayaan kesehatan.Pencapaian ini belum

memenuhi target SPM pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin tahun 2020

( 100% ).

2. Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan

Belum ada desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar yang

memanfaatkan dana desa untuk kesehatan.

3. Anggaran kesehatan dalam APBD

Anggaran APBD di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar dari tahun ketahun

mengalami kenaikan.

Tabel 4.1
Rincian data Anggaran Kesehatan dalam APBD di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar

Kapitasi BOK NON kapitasi Jumlah

1.524.136.500 627.091.000 184.452.252 2.335.679.752


22

BAB V
KESEHATAN KELUARGA

Hasil analisis situasi siklus hidup, menemukan berbagai masalah kesehatan pada setiap tahap

kehidupan mulai dari neonatal dan bayi (0-1 tahun); balita (1-5 tahun), anak prasekolah 5-6

tahun; anak 6-10 tahun; remaja 10-19 tahun; WUS/PUS (15-49 tahun) atau dewasa 19-44 tahun

sampai dengan pra lanjut usia 45-59 tahun, dan lanjut usia 60 tahun ke atas.

Keberhasilan pembinaan kesehatan dengan pendekatan siklus hidup yang dimulai sejak dari

seorang ibu mempersiapkan kehamilannya, sampai bayi lahir, balita, anak usia sekolah dan

remaja, dewasa, dan pra lanjut usia, akan sangat menentukan kuantitas dan kualitas kehidupan

dan kesehatan lanjut usia di kemudian hari. Bila pelayanan kesehatan di semua tahapan siklus

hidup dilakukan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa kualitas kehidupan di masa lanjut

usia akan menjadi lebih tinggi.

5.1 Kasus Kematian Ibu

Kematian ibu (Maternal) merupakan indikator dari derajat kematian /mortalitas disuatu

wilayah. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada tahun Pada

tahun 2018,2019 juga tahun 2020 terdapat 0 kasus kematian ibu hamil. (lihat diagram 2).

Diagram 5.1
Kasus kematian Ibu Maternal Kecamatan Tanjung sari natar
Tahun 2018-2020

1
0.9
3
0.8 4
0.7
5
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0 0 0
0
2018 2019 2020

Sumber : Laporan Kesga UPT Puskesmas Tanjung sari Natar Tahun 2018-2020
23

5.2 Pelayanan Kesehatan pada ibu hamil

1. Cakupan K1 (SPM 2020 : 99%) dan K4 (SPM 2020: 97%)

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 merupakan indikator dalam pelayanan

antenatal. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan serta

perawat) kepada ibu hamil selama kehamilan, sesuai dengan pedoman pelayanan

antenatal, yang bersifat promotif dan preventif.

Cakupan ibu hamil K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan

kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan

pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (satu kali

pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester

ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu

hamil.

Cakupan ibu hamil K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal pertama kali dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada

kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal

yang dianjurkan dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada waktu satu

tahun.

Cakupan ibu hamil K1 pada tahun 2020 di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari

Natar sebesar 99.24% (654 ibu hamil). Hal ini berarti sudah Mencapai target Standar

Pelayanan Minimal (SPM) yang ditentukan sebesar 99%. Sedangkan cakupan ibu hamil

K4 sebesar 98.02% (646 ibu hamil). Hal ini juga berarti sudah Mencapai target Standar
24

Pelayanan Minimal (SPM) yang ditentukan sebesar 97%. Untuk data per desa cakupan

K1 dan K4 pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 5.2
Cakupan K1 perdesa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

100.20
100 100 100 100
100.00

99.80

99.60

99.40

99.20
99 99
99.00 98
98.80

98.60

98.40

98.20
Muara Putih Krawan g sari Tan ju ng Sari Bumi sari Way sari PKM SP M

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun2020

Untuk cakupan K1 per desa di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun
2020, cakupan terendah ada di desa Kerawang sari sari sebesar 98,8 % (87 ibu hamil).

Grafik 5.2
Cakupan K4 perdesa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

100.5
100
100

99.5 99.4

99 98.8

98.5
98.2
98
98

97.5
97.04 97
97

96.5

96

95.5
Muara Putih Krawang Sari Tanjung Sari Bum i s ari Way sari PKM SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Untuk cakupan K4 per desa, 5 desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap
Tanjung sari natar sudah 5 desa sesuai dengan standar SPM (97%).
25

2. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (SPM 2020 = 95%)


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Rawat
Inap Tanjung sari Natar pada tahun 2020 mencapai 98,7% (608 ibu bersalin).
Capaian ini belum Mencapai target SPM yang ditentukan sebesar 97 %.

Untuk data cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Per desa dapat dilihat pada
grafikberikut :
Grafik 5.3
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
102

100
100
98.8 9 8.7
98 .3
98
96 .4
96
95

94

92
9 0.9

90

88

86
m u ara p u tih krawan g sari tan j u ng sari bu m is ari waysari P KM SP M

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Dari data cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Per Desa UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar diatas, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di
way sari belum mencapai target SPM 95% .

3. Cakupan Pelayanan Nifas (SPM 2020 = 97%)


Cakupan pelayanan nifas di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada
tahun 2020 sebesar 98,6 % (608 ibu nifas).Hal ini berarti, untuk cakupan pelayanan
nifas di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar sudah mencapai target SPM
(97 %).

Untuk data Cakupan Pelayanan Nifas perdesa UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari Natar dapat dilihat pada grafik berikut :
26

Grafik 5.4
Cakupan Pelayanan Nifas UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
102.0

100.0
100.0
98.8 98.7
98.3
98.0
96.3
96.0

94.0
94.0

92.0
90.9

90.0

88.0

86.0
muara putih krawang sari tanjung sari bum i sari way sari PKM SPM

Sumber : Koordinator Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Tahun 2020

Melihat data diatas, untuk cakupan pelayanan nifas Perdesa UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung sari Natar hanya 1 desa yang belum mencapai Target SPM (94%).

A. Ibu Nifas yang Mendapat Vit A


Cakupan ibu nifas mendapatkan vitamin A pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari natar sebesar 98,6 % (608 ibu nifas). Hal ini berarti, untuk
cakupan ibu nifas mendapatkan vitamin A di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung
sari natar belum mencapai target SPM (95%).

Untuk data cakupan ibu nifas mendapatkan Vitamin A per desa Tahun 2020 UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 5.5
Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

100%

90%

80%

70%

60%

50% 100.00 98.80 96.39 98.30 90.90 99.90 95.00

40%

30%

20%

10%

0%
Muara putih Krawang sari tanjung sari bumi sari way sari PKM SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020
27

Kunjungan rumah pada ibu nifas secara terjadwal diharapkan dapat meningkatkan
cakupan pemberian Vit A pada ibu nifas dan Penyuluhan pada saat ibu masih hamil
sampai dengan melahirkan tentang pentingnya Vitamin A Pada ibu Nifas.

4. Imunisasi Ibu Hamil TT2+


Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu
(yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur
hidup. Untuk kegiatan imunisasi ibu hamil yang dijadikan indikator pencapaian hasil
kegiatan adalah hasil cakupan imunisasi TT2+, dapat didefinisikan TT2+ adalah ibu
hamil yang telah mempunyai status imunisasi TT2 sampai dengan imunisasi TT5.

Pada tahun 2020 cakupan imunisasi TT2+ di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari Natar sebesar 34,14 % (252 ibu hamil). Melihat data diatas, untuk cakupan
imunisasi TT2+ di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar belum mencapai
target SPM (80%). Hal ini terjadi karena peningkatan pelaksanaan program TT5
dosis yang dihitung dari mulai pemberian TT hingga ibu hamil berstatus TT
berikutnya.
Selain itu diperlukan sosialisasi terus menerus pada ibu hamil agar lebih memahami
dan menyadari pentingnya mendapatkan imunisasi TT dan adanya banyak petugas
yangsudah paham mengenai skrining imunisasi TT.

Untuk cakupan imunisasi ibu hamil TT2+ Per Desa UPT Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.6
Cakupan Imunisasi TT2+
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020
90.00
80.00
80.00

70.00

60.00

50.00
43.18
39.16 38.17 37.93
40.00 36.45
34.14
30.00

20.00

10.00

0.00
Mu ara p tih Krawan g sari Tan ju n g sari Bu m i sari Way sari P KM SP M

Sumber : Koordinator Imunisasi UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
28

Untuk Cakupan Imunisasi Ibu Hamil TT2+ per desa UPT Puskesmas Rawat Inap
Tanjung sari natar Tahun 2020 belum mencapai target SPM (80%) untuk semua desa.

5. Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe 90 Tablet (SPM 2020 = 96%)


Cakupan pemberian Fe1 pada tahun 2020 di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung
sari Natar sebesar 99,24 % (654 ibu hamil) sedangkan pemberian Fe3 sebesar 99,6 %
(646 ibu hamil). Hal ini berarti pada tahun 2020 cakupan ibu hamil mendapatkan
tablet Fe sudah Mencapai Target ditentukan sebesar 96%.

Untuk Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe 90 Tablet per desa UPT Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar dapat dilihat pada grafikberikut :

Grafik 5.7
Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe 90 Tablet
UPTD Puskesmas Rawat Inap tanjung Sari Natar Tahun 2020
FE BUMIL
FE BUMIL

99 99 100 99,6
97 96

62

Muara putih Krawang sar i Tanjung sari Bum i sari Way sari PKM S PM

Sumber : Koordinator Program Gizi UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

Untuk cakupan 90 tablet Fe per desa UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
Tahun 2020 sudah mencapai target SPM (96%) hanya didesa kerawang sari yang
tidak mencapai yaitu 62 %.

6. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani(SPM 2020 = 100%)


Sebagai gambaran untuk komplikasi kebidanan yang diharuskan dirujuk adalah
sebagai berikut :
1. Riwayat Bedah Besar, yaitu bila ibu pernah mengalami operasi besar seperti
Laparatomy, Caesar, dll
2. Perdarahan Pervaginam, yaitu bila ibu mengalami perdarahan melalui jalan
Persalinan Kurang Bulan, yaitu bila umur kehamilan ibu kurang dari 37
minggu
29

3. Ketuban Pecah dengan Mekonium yang kental, yaitu ibu mengeluarkan air
ketuban dengan warna hijau tua dan kental karena tercampur mekonium atau
BAB bayi
4. Ketuban Pecah Lama, yaitu bila ibu telah mengeluarkan air ketuban selama 24
jam
5. Ketuban Pecah pada Persalinan Kurang Bulan, yaitu ibu mengeluarkan air
ketuban dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Ikterus, yaitu bila ibu menngalami kelainan berupa sakit kuning (kuku,sclera
mata,kulit berwarna kuning)
7. Anemia Berat, yaitu bila kadar Hb dalam darah ibu kurang dari normal (10 g%)
8. Tanda/gejala Infeksi, misalnya bila ibu mengalami panas tinggi
9. Preeklampsia/Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), ditandai dengan tekanan
darah dan kadar protein urine tinggi, disertai kejang (TD 140/90 mmHg)
10. Tinggi Fundus Uteri 40 cm atau lebih, yaitu pembesaran rahim yang melebihi
normal
11. Gawat Janin, yaitu denyut jantung janin <100x/menit atau >160x/menit
12. Primipara dalam Fase Aktif Persalinan, dengan Palpasi Kepala Janin masih
5/5, atau dengan kata lain pada ibu yang baru pertama kali akan bersalin,kepala
janin belum masuk panggul
13. Presentasi bukan kepala yaitu pada saat dilakukan pemeriksaan dalam teraba
muka atau dahi
14. Presentasi majemuk yaitu pada saat dilakukan pemeriksaan dalam teraba
kepala dan bagian tangan
15. Kehamilan gemelli yaitu hamil dengan janin lebih dari 1 (janin kembar)
16. Tali pusat menumbung yaitu pada saat masuk persalinan dan ketuban sudah
pecah ternyata tali pusat berada di depan atau di samping bagian terbawah janin
17. Syok yaitu kondisi ibu sangat membutuhkan penanganan segera yang
diakibatkan karena perdarahan, infeksi bakteri, kegagalan fungsi jantung, rasa
nyeri yang hebat dan alergi
18. Riwayat retention placenta yaitu tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
30

Adapun kehamilan resiko tinggi adalah apabila ibu hamil dengan salah satu dari
kondisi berikut ini :
 Tinggi badan kurang dari 145 cm
 Umur ibu ketika hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
 Jarak kehamilan dengan sebelumnya kurang dari 2 tahun
 Adanya riwayat penyulit kehamilan atau persalinan sebelumnya
 Riwayat keguguran berturut-turut lebih dari 2x
 Terjadi perdarahan saat kehamilan
 Memiliki penyakit seperti Diabetes Mellitus (DM), jantung, AIDS, dll

Capaian cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di UPTD Puskesmas Rawat


Inap Tanjung sari natar pada tahun 2020 sebesar 85,6 % (113 ibu hamil). Hal ini
berarti sudah melebihi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditentukan
sebesar 80 %

Untuk data cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani perdesa UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.8
Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar Tahun 2020
120

100 100 100 100 100 100 100


100

80

60

40

20

0
Muara putih Krawang sari Tanjung Sari Bum i sari Way sari PKM S PM

Sumber :Koordinator Kesga PT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

Melihat data diatas, untuk cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani perdesa
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar sudah mencapai target SPM yaitu
100%
31

7. Cakupan Peserta KB Aktif (SPM 2020 = 77%)


Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2020 di UPT Puskesmas Rawat Inap
Tanjung sari Natar sebanyak 5496 PUS. Jumlah peserta KB aktif pada tahun 2020
sebanyak 74.78 % (4110 PUS). Hal ini berarti cakupan peserta KB aktif di UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar tahun 2020 belum mencapai target SPM
yang ditentukan (77 %).

Untuk data cakupan peserta KB aktif per desa Tahun 2020 UPT Puskesmas Rawat
Inap Tanjung sari natar dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.9
Cakupan Peserta KB Aktif
UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

90.00

80.00 77.15 77.40 77.88 77.00


74.78
70.00
70.00
62.97
60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
Muara PUTIH krawang sari TANJU NG SARI BU MI SARI WAY SARI PKM SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Untuk cakupan peserta KB Aktif di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
Natar pada Tahun 2020 sebesar 74.78% (4110 PUS). Melihat data diatas, untuk
cakupan peserta KB aktif di Desa Tanjung Sari,Bumi Sari dan Way Sari Sudah
mencapai target SPM (77%).

5.3 Kesehatan Anak


1. Kematian Bayi
Di wilayah kerja UPTDPuskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar tidak terdapat kasus
kematian bayi. Berdasarkan hasil Audit Maternal Perinatalyang dilakukan oleh
32

Koordinator Kesga UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar, kasus kematian
bayi baru lahir didapatkan data sebagai berikut :
 Tahun 2018terdapat 0kematian bayi
 Tahun 2019terdapat0 kematian bayi
 Tahun 2020terdapat 0 kematian bayi

Berikut ini grafik data kematian bayi di UPTDPuskesmas Rawat Inap Tanjung sari
natar selama Tahun 2018–2020:
Grafik 5.10
Kematian Bayi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2018–2020

1
0
0 0
0
2018
2019
2020

Sumber :Koordinator Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan AKB antara lain dengan upaya sejak awal
kehamilan melalui program ANC (Ante Natal Care) yang berkualitas dan berintegrasi
dengan berbagai lintas program. Upaya ini dapat dilakukan antara lain dengan menjalin
kerjasama pada bidang pengendalian masalah kesehatan untuk berbagi masalah penyakit
malaria dan HIV, program gizi untuk tata laksana penanganan kasus ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) dan anemia.

Upaya yang lain adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil Kurang
Energi Kronik (KEK) agar bayi tidak lahir dengan kondisi BBLR, sosialisasi tentang cara
perawatan bayi, sosialisasi ASI Eksklusif, kelas ibu hamil, pelatihan Asuhan Persalinan
Normal (APN) serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam
tatalaksana asfiksia, Prematur dan Neonatal resti.
33

2. Cakupan Komplikasi Neonatus Yang Ditangani (SPM 2020 = 100 %)


Pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar jumlah perkiraan
neonatal dengan komplikasi sebanyak 106 neonatus. Jumlah komplikasi neonatus
sebesar 23,6 % (25 neonatus) dan Neonatus yang di tangani sebanyak 25 neonatus
(100%).Melihat data diatas, untuk cakupan komplikasi neonatus yang ditangani di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar sudah target SPM (100%).

Untuk data cakupan komplikasi neonatus yang ditangani per desa Tahun 2020 UPT
Puskesmas Rawat Inap dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 5.11
Cakupan Komplikasi Neonatus Yang Ditangani
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

120

100 100 100 100 100 100 100


100

80

60

40

20

0
MU ARA PU TIH KRAWANG SARI TAN JUN G SARI BU MI SARI WAY SARI PKM SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

Untuk cakupan komplikasi neonatus yang ditangani per desa UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar pada Tahun 2020 sudah mencapai target SPM (100%).

1. Cakupan Kunjungan Neonatus (SPM 2020 = KN1 (100%), KN 3 (99%)


Cakupan kunjungan KN1di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun
2020 sebesar 106 % (608 neonatus). Cakupan kunjungan KN 3 di UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020 sebesar 106% (608 neonatus). Hal ini
berarti kunjungan KN1 sudah mencapai target SPM 100% dan KN 3 Tahun 2020
sudah mencapai target SPM yang ditentukan yaitu 99%
34

Untuk data cakupan kunjungan neonatus per desa Tahun 2020 UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 5.12
Cakupan KN1 UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

110

108 108
108

106 106
106

104
104

102

100 100
100

98

96
Muara Putih Krawang sari Tanjung Sari Bu m i sari WAY SARI PKM SP M

Sumber :Koordinator Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

Untuk cakupan KN1 per desa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada
Tahun 2020 sudah mencapai cakupan 100%

Grafik 5.13
Cakupan KN 3 UPTDPuskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

110
108 108
108
107
106
106
105

104

102
100
100
99

98

96

94
Muara pu tih krawan g sari tanjung sari Bum i sari Waysari P KM SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Untuk cakupan KN 3 per desa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada
Tahun 2020 sudah mencapai target SPM (99%).
35

2. Cakupan ASI Ekslusif (Target SPM 2020 = 46%)


Cakupan bayi yang mendapat ASI Ekslusif di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari Natar pada tahun 2020 sebesar 47,9 % (142 bayi). Hal ini berarti capaian ASI
Eksklusif sudah mencapai target SPM sebesar 46 %.

Untuk cakupan pemberian ASI ekslusif per desa UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.14
Cakupan ASI Ekslusif UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

60.0

50.0 47.9
44.9 46.0
43.5

40.0 37.2
32.4
29.8
30.0

20.0

10.0

0.0
m uara p utih krawang sari Tan jung sari Bum i sari Waysari PKM SPM

Sumber : Koordinator Program Gizi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Tahun 2020

Capaian ASI Eksklusif terendah adalah desa Tanjung Sari sebesar 29,8 %. Pemberian
ASI Eksklusif sering menemui berbagai kendala, diantaranya adalah karena ibu
bekerja sehingga tidak bisa memberikan ASI Eksklusif secara optimal, kurangnya
informasi, alasan kesibukan dan ASI yang tidak bisa keluar.

3. Cakupan Kunjungan Bayi (SPM 2020 = 96%)


Capaian cakupan kunjunganbayi pada tahun 2020 sebesar 86,58 % (504 bayi). Hal ini
berarti tahun 2020 belum mencapai target SPM sebesar 96%.

Untuk data cakupan kunjungan Bayi per desa Tahun 2020 UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung sari Natar dapat dilihat pada grafik berikut :
36

Grafik 5.15
Cakupan Kunjungan Bayi
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

100
98

95

90.65 90.19
90
87.19 86.96
86.07
85 84.06

80

75
Muara putih krawang sari tanjung sari bumi sari waysari PKM SPM

Sumber :Koordinator Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Untuk cakupan kunjungan bayi per desa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari
Natar pada Tahun 2020 belum mencapai target SPM (96%) dikarenakan adanya
pandemi Covid 19 dan kurangnya kerjasama linsek serta peran serta masyarakat.

4. Desa UCI
Universal Child Immunization (UCI) adalah tercapainya imunisasi dasar secara
lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat
dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis
polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usia subur
meliputi 2 dosis TT.Untuk anak sekolah tingkat dasar rneliputi 1 dosis DT, I dosis
campak dan 2 dosis TT.

Untuk cakupan Desa UCI Per Desa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar
pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :
37

Grafik 5.16
Cakupan Desa UCI
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020
120

100
100

80

60

40

20

0 0 0 0 0 0
0
m u ara p utih krawan g s ari Tanju n g s ari Bum i s ari WAY SARI PK M SP M

Sumber : Koordinator Imunisasi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari NatarTahun 2020

Untuk cakupan desa UCI semua desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar Tahun 2020 belum UCI (0%) dikarenakan adanya pandemi Covid
19.

5. CAMPAK
Grafik 5.17
Cakupan Imunisasi Campak
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

120

100
100
92.4

80
66
60 54.1
48.7 49.1
43
40

20

0
Mu ara p utih krawan g s ari Tanju n g s ari Bum i s ari Way sari PK M SP M

Sumber : Koordinator Imunisasi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

Untuk Cakupan Campak di Puskesmas Tanjung Sari Natar belum mencapai target
SPM 100%. Untuk tingkat desa cakupan tertinggi dicapai di Desa Muara Putih sebesar
92,4%.
38

6. Cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) Mendapat Vitamin A (SPM 2020
=91%)
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang penting bagi tubuh, terutama bagi
bayi dan anak balita dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan ini, pemerintah menjadwalkan program pemberian Vitamin A
secara rutin setiap bulan Februari dan Agustus melalui posyandu dan jaringan
puskesmas lainnya. Vitamin A kapsul biru diberikan pada bayi usia 6-11 bulan,
sedangkan Vitamin A kapsul merah diberikan pada anak balita (12-59 bulan).
Program ini bertujuan untuk mencegah masalah kebutaan karena kekurangan
Vitamin A dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Cakupan pemberian Vitamin A di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
Tahun 2020 sebesar 93.5% (325 bayi). Hal ini berarti cakupan pemberian vitamin A
pada bayi dan balita sudah melampaui target SPM (91 %).

Untuk cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) mendapat vitamin A per desa
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.18
Cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) Mendapat Vitamin A
UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
98
97
96
96

94
94
93
92
92
91 91

90

88

86
Muara Putih Krawang Sari Tanjung sari Bumi sari Way sari PKM SPM

Sumber : Koordinator Program Gizi UPTD PRI Tj sari Natar Tahun 2020

Cakupan Bayi (6-11 bln) dan Balita (12-59 bln) mendapat Vitamin A per desa UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar telah mencapai target SPM (91%).
39

7. Cakupan Balita Ditimbang (D/S) (SPM 2020= 86%)


Hasil penimbangan balita merupakan alat pemantauan pertumbuhan balita yang pada
akhirnya untuk mengetahui status gizi anak balita.

Cakupan balita ditimbang (D/S) di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar
Tahun 2020 sebesar 43,44 % (972 balita). Hal ini berarti belum mencapai target SPM
(86%). Hasil penimbangan balita di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar
Tahun 2020 dilaporkan sebanyak 0.01% (4 balita) masuk kategori Bawah Garis
Merah (BGM). Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan kasus balita BGM
dengan memaksimalkan peran posyandu dan masyarakat serta pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dan makanan tambahan untuk balita yang mendapat
anggaran dari APBD Kabupaten dan APBD Provinsi.

Untuk cakupan Balita Ditimbang (D/S) Per Desa UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafikberikut :

Grafik 5.19
Cakupan D/S Balita UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar
Tahun 2020
100.0

90.0 86.0

80.0

70.0

60.0
49.0
50.0 44.6
43.1 43.4
40.0 38.5
33.2
30.0

20.0

10.0

0.0
Muara putih krawang s ari tanjung s ari Bumi sari Way sari PKM SPM

Sumber : Koordinator Program Gizi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Tahun 2020

Desa Muara Putih merupakan desa dengan cakupan D/S Balita terendah oleh tanjung
sari 308 balita (33.2%) sedangkan Desa Way Sari 126 balita (49%) dari sasaran 258
balita merupakan desa dengan cakupan D/S Balita tertinggi di UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020.
40

8. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan (SPM 2020 = 100%)


Jumlah balita gizi buruk di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar Tahun
2020 ditemukan 0 kasus. Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kasus gizi
buruk pada Balita antara lain kelas ibu, sosialisasi dan penyuluhan tentang tumbuh
kembang balita, pembentukan keluarga sadar gizi, pemberian makanan pendamping
ASI (MP-ASI) dan makanan tambahan serta memperbaiki sistem pencatatan dan
pelaporan oleh petugas. Semua kasus balita gizi buruk seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya sudah ditangani dan mendapatkan perawatan sehingga kondisi gizi
buruknya tidak berlarut-larut dan tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
balita tersebut.

9. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat


Seluruh SD/MI yang berjumlah 15 sekolah di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung
sari Natar pada tahun 2020 mendapatkan pemeriksaan dan sosialisasi mengenai
kesehatan siswa. Cakupan siswa SD/MI tahun 2020 yang mendapat pelayanan
kesehatan sebesar 100% (15 Sekolah).

Untuk penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat per desa UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.20
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
Tahun 2020
120

100 100 100 100 100 100 100


100

80

60

40

20

0
Muara putih krawang sari tanjung sari bumi sari waysari PKM SPM

Sumber : Koordinator Program PromkesUPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Tahun 2020

Melihat data di atas cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sudah
mencapai target SPM (100%).
41

Untuk penjaringan sekolah SMP/MTS dan SMA belum terlaksana (0%) dikarenakan
masih semua sekolah SMP SMA PONPESS tutup karena adanya pandemi covid 19.
Melihat data tersebut berarti capaian penjaringan anak SMP dan SMA belum
mencapai target SPM 100%.

Jumlah Usila di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada tahun 2020
sebanyak 1167 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 15% (175
orang). Hal ini berarti mencapai target SPM (38%).

Untuk cakupan pelayanan kesehatan UsilaPer Desa UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5.21
Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020
40.00 38.00

35.00

30.00

25.00

20.00
16.00
15.00
15.00 14.00 14.00
12.00
11.00
10.00

5.00

0.00
Muara Putih krawang s ari Tanjung sari Bumi sari Way sari PKM SPM

Sumber : Koordinator Kesehatan LansiaUPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

Desa Muara putih merupakan desa tertinggi cakupan pelayanan kesehatan Usila (94.10%)
sedangkan Desa Tanjung sari merupakan desa terendah cakupan pelayanan kesehatan
Usila (38.90 %) di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020.
42

BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT

6.1 Pengendalian penyakit menular langsung


1. Cakupan Kesembuhan Penderita TB BTA+
Pada tahun 2020 jumlah seluruh kasus TB sebanyak 40 kasus. Angka penemuan kasus
TB BTA Positif tahun 2020 sebesar 18 kasus menurun dari tahun sebelumnya sebesar
61 kasus. Berdasarkan jenis kelamin penemuan kasus TB Paru sebanyak 72,2 % laki-
laki dan 27,8% perempuan.

Jumlah kasus TB di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada tahun 2020
yang tertinggi berada di desa Tanjung sari sebanyak 15 kasus dan yang terendah di desa
Kerawang Sari sebanyak 1 kasus.

CDR (Case Detection Rate) adalah prosentase jumlah pasien baru BTA positif yang
ditemukan dan diobati dibanding jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada
suatu wilayah. CDR menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada
wilayah tersebut.

CNR (Case Notification Rate) adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru
yang ditemukan dan tercatat diantar 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka
ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus
dari tahun ke tahun di wilayah tersebut, sehingga berguna untuk menunjukkan trend
meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. CNR seluruh
kasus TB di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada tahun 2020 sebesar
120.73 per 100.000 penduduk .

TB Paru pada anak mencerminkan transmisi TB Paru yang terus terjadi di populasi.
Masalah ini masih memerlukan perhatian yang lebih baik dalam program pengendalian
TB Paru. Secara umum, tantangan utama dalam program pengendalian TB Paru anak
adalah kecenderungan diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis), masih adanya
43

underdiagnosis, penatalaksanaan kasus yang kurang tepat, pelacakan kasus yang belum
rutin dilaksanakan serta pelaporan pasien TB Paru anak usia 0-14 tahun belum optimal.

Angka ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan ketepatan dalam
mendiagnosis TP pada anak. Angka ini berkisar 5-15%. Bila angka ini terlalu besar dari
15%, kemungkinan terjadi overdiagnosis.

Pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar dilaporkan ada 2,5
% ( 1 kasus) TB Paru pada anak usia 0-14 tahun.

Tidak ada jumlah kematian yang dilaporkan selama pengobatan TB pada tahun
2020.Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) terdiri dari angka kesembuhan
(Cure Rate) dan pengobatan lengkap TB Paru (Complete Rate). Pada tahun 2020 angka
keberhasilan pengobatan TB Paru sebesar 100%. Hal ini berarti Sudah mencapai target
SPM sebesar 100%.

Untuk Jumlah kasus penderita TB BTA+Per Desa UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 6.1
Jumlah Penderita TB yang diobati
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar
Tahun 2020

45.0
40.0
40.0
35.0
35.0

30.0

25.0
20.0
20.0 17.5
15.0

10.0
5.0
5.0 2.5
0.0
Muara Putih krawang sari tanjung s ari Bumi sari Way sari PKM

Sumber : Koordinator Program P2UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari


Natar Tahun 2020
44

2. Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani


Cakupan pneumonia balita di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar
sebanyak 104,7% (77 kasus). Hal ini berarti sudah mencapai target SPM yang
ditentukan (98%).
Penemuan kasus pneumonia di bawah usia 5 tahun melalui penggiatan kegiatan MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit) dan laporan Bidan Praktek Mandiri (BPM)yang ada
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar.

Untuk cakupan balita dengan pneumonia yang ditanganiPer Desa UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 6.2
Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
100.5

100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0


100.0

99.5

99.0

98.5

98.0
98.0

97.5

97.0
Muara putih Krawang sari Tanjung sari Bumi sari Way sari PKM SPM

Sumber : Koordinator Program P2 UPTD Puskesmas Rawat Inap TJ Sari Tahun 2020

Semua desasudah mencakup 100%untuk cakupan balita dengan pneumonia yang


ditangani dan mencapai SPM (98%) di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari
Natar Tahun 2020.

3. HIV/AIDS dan Syphilis


Pada tahun 2020 di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar tercatat 0 kasus
HIV.

Syphilis merupakan salah satu jenis penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).Pada tahun
2020 ditemukan 0 kasus Syphilis di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar.
45

4. Cakupan Penemuan Penderita Diare


Kasus diare di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sarit Natar tahun 2020 ditemukan
sebanyak 154 kasus. Angka kesakitan diare pada tahun 2020 sebesar 270 per 1.000
penduduk.
Untuk cakupan penemuan penderita diarePer Desa UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 6.3
Cakupan Penemuan Penderita Diare
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari NatarTahun 2020
60

50
50

40

30

20 18.94
13.92
10.09 11.05
10 8.21
5.4

0
Muara Putih Krawang sari Tanjung sari Bumi sari WAY SARI PKM SPM

Sumber : Koordinator Program P2UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar Tahun 2020

Cakupan penemuan penderita yang ada di wilayah kerja UPT PuskesmasRawat Inap
Tanjung sari Natar Tahun 2020belum mencapai target SPM (50%).

5. Kusta
Pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar tidak ada kasus
penderita kusta.

VII.2 Pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


1. Acute flaccid paralysis (AFP) non polio per 100.000 penduduk < 15 tahun.
Pada tahun 2020 tidak ada kasus Acute flaccid paralysis (AFP) non polio per 100.000
penduduk < 15 tahun.
2. CFR difteri
Pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus CFR difteri.
3. Campak
Pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus suspek campak.
4. Kejadian luar biasa ditangani
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia
46

untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabahpenyakit.


Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004.Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010
Adalah :
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau
tidak dikenal pada suatu daerah
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3( Tiga) Kurun waktu
dalam jam,hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam,hari,atau minggu menurut jeis
penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 ( Satu ) bulan menunjukan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah per bulan
dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 ( satu ) tahun
menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka Kematian kasus suatu penyakit ( Case Fatality Rate) dalam 1 ( satu)
kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50 % ( Lima Puluh persen ) atau
lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
7. Angka proporsi penyakit ( Proportional Rate) Penderita baru pada satu periode
menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Di wilayah kerja UPTD PuskesmasRawat Inap Tanjung sari Natar pada Tahun 2020
tidak ditemukan kasus KLB
47

6.3 Pengendalian penyakit Tular vector dan zoonotik


1. Cakupan Kasus DBD
Penyebaran kasus DBD tahun 2020 di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar
terdapat 41 kasus. Adanya perubahan iklim merupakan salah satu faktor masih adanya
kasus DBD di beberapa desa, karena perubahan iklim yang sulit diprediksi sehingga
upaya pencegahan terutama yang berhubungan dengan faktor lingkungan belum
mendapat perhatian serta upaya kewaspadaan dini di masyarakat masih sangat kurang
dimana kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan hanya dilakukan pada saat
sudah ada yang terkena DBD.

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan kasus DBD antara lain sosialisasi mengenai
DBD, pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan penyuluhan pentingnya
periksa segera ke fasilitas kesehatan ketika ada tanda-tanda DBD, selain itu mengubah
pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa fogging merupakan cara ampuh untuk
memberantas DBD sehingga mengesampingkan PSN yang sebenarnya merupakan cara
yang paling efektif untuk memberantas DBD. Fogging hanya dilakukan pada kondisi
dimana terjadi ledakan jumlah nyamuk dewasa, namun tidak dapat mematikan telur dan
jentik nyamuk Aedes aegypti.

2. Malaria
Berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium Pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung sari natar tidak ada pasien yang terserang Malaria

3. Filariasis
Filariasis di wilayah kerja uptd puskesmas rawat inap Tanjung sari natar pada tahun
2020 tidak ditemuakan kasus filariasi.

6.4 Pengendalian penyakit tidak menular


1. Hipertensi
Penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pada tahun
2020 sebanyak 1.724 Orang dengan presentase 100 %.
48

2. Diabetes Militus
Penderita DM ( Diabetes Militus ) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada tahun 2020 sebanyak 198 Orang dengan presentase 100 %.

3. Cakupan Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang Dideteksi Dini Kanker Serviks Dan
Payudara
Pada tahun 2020 di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar jumlah WUS yang
diperiksa sebanyak 950 orang (20%).Hal ini berarti belum mencapai target SPM yang
ditentukan (40%). Dari pemeriksaan tersebutditemukan hasil pemeriksaan IVA positif
sebanyak 8 orang dan kasus tumor/benjolan payudara sebanyak 39 orang atau 4,11%.

Untuk cakupan perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan
payudaraPer Desa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada Tahun 2020
dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 6.4
Cakupan Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang Dideteksi Dini Kanker Serviks
Dan PayudaraUPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

45.00
41.90
40.00
40.00

35.00

30.00

25.00
21.30
20.00
20.00 18.60 18.80

14.60
15.00

10.00

5.00

0.00
Muara putih krawang sari tanjung sari bumi s ari way sari PKM SPM

Sumber : Koordinator Program P2 UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Desa Way sari merupakan desa tertinggi cakupan perempuan usia 30-50 tahun yang
dideteksi dini kanker serviks dan payudara (41,9%) sedangkan desaBumi Sari
merupakan desa terendah cakupan perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini
kanker serviks dan payudara (14,6%) di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari
Natar Tahun 2020.
49

4. Pelayanan Kesehatan Jiwa


Jumlah ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung sari Natar pada tahun 2020 sebanyak 35 Orang dan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sebanyak 100% (35 orang). Hal ini berarti sudah mencapai target
SPM (100%).
Untuk cakupan pelayanan kesehatan jiwaper desa UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 6.5
Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
120.0

100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0


100.0

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
Muara putih krawang sari tanjung sari bumi sari way sari PKM SPM

Sumber : Koordinator Kesehatan JiwaUPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Permasalahan dalam pelayanan kesehatan jiwa disebabkan antara lain karena kurangnya
penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa, kurangnya koordinasi dengan
lintas sektoral, kurangnya skill petugas kesehatan dalam upaya kesehatan jiwa,
kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit gangguan jiwa, kurangnya kunjungan
ke rumah penderita jiwa serta stigma buruk atau aib masyarakat terhadap penderita
gangguan jiwa
50

BAB VII
KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Cakupan Rumah Sehat


Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
Kesehatan , yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah
(Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan).

Pada tahun 2018 persentase rumah sehat sebesar 88%. Untuk tahun 2019 persentase
rumah sehat mengalami sedikit kenaikan yaitu 89,2 %. Dan untuk 2020 tidak
mengalami kenaikan yaitu 89,2%. Data persentase rumah sehat hasil inspeksi
sanitasi wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada tahun
2020 belum mencapai target rumah sehat yang ditentukan yaitu sebesar 100%, hal
ini berarti upaya inspeksi rumah sehat yang dilakukan belum berjalan dengan
maksimal. Hal-hal yang harus dilakukan agar melebihi dari target yang ditentukan
yaitu dengan melakukan kegiatan inspeksi rumah dan penyuluhan rumah sehat
karena masih adanya sarana air bersih dan kebersihan lingkungan pekarangan yang
kurang terjaga. Kondisi ini sangat erat dengan masih kurangnya kesadaran
masyarakat untuk memiliki sarana sanitasi dan karena faktor ekonomi. Penyuluhan
tentang sanitasi kepada masyarakat adalah sebuah kebutuhan yang harus
dilaksankan secara terencana, teratur dan berkesinambungan.

Untuk cakupan rumah sehat Per Desa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari
Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :
51

Grafik 7.1
Cakupan Rumah Sehat
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
89.2
89 89
89

88.8

88.6

88.4

88.2
88
88

87.8

87.6

87.4
2018 2019 2020

Sumber : Koordinator Program KeslingUPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2020

2. Cakupan Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak


Persentase penduduk yang memiliki akses air minum yang layak di UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada tahun 2020 sejumlah 28.652
penduduk (87,8%) dengan rincian akses air minum yang layak menggunakan sumur
gali terlindung. Hal ini berarti cakupan penduduk yang memiliki akses air minum
yang layak sudah mencapai target SPM yang ditentukan (85%).

Tidak semua air minum layak tersebut memenuhi kualitas air minum sehat hanya
sebesar 2 penyelenggara air minum (100%) yang memenuhi syarat sehat. Hasil
kualitas air minum belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya karena sampel
yang diambil hanya di sarana air minum oleh penyelenggara air minumbukan
semua masyarakat yang mempunyai sarana air minum. Hal ini terkait dengan
pendanaan untuk pengujian sampel sangat minim.

Untuk cakupan penduduk yang memiliki akses air minum yang layakper desa
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat
pada grafik berikut :
52

Grafik 7.2
Cakupan Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Tahun 2020
120

100 98.518
90.257 92.913
88.9
84.578 85
80 75.204

60

40

20

0
muara putih krawang sari tanjung sari bumi sari way sari PKM spm

Sumber : Koordinator Program Kesling UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Desa Krawang Sari merupakan desa tertinggi cakupan penduduk yang memiliki
akses terhadap air bersih yang berkualitas (98,5%) sedangkan desa Muara Putih
merupakan desa terendahcakupan penduduk yang memiliki akses terhadap air
bersih yang berkualitas (75,2 %) di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari
Natar Tahun 2020.

3. Cakupan Jamban Sehat


Sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia, selain air bersih.Sanitasi layak
merupakan salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGS) pada sektor lingkungan hidup adalah memastikan
masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi.Pengertian sanitasi
menurut WHO adalah tindakan pencegahan penyakit dengan memutus atau
mengendalikan faktor lingkungan yang menjadi rantai penularan penyakit.

Indikator sanitasi yang layak disini adalah jamban sehat. Pada tahun 2020
persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi yang layak di UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natarsebesar 100 % (32.602 penduduk)

Untuk cakupan jamban sehat Per Desa UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari
Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :
53

Grafik 7.3
Cakupan Jamban Sehat
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

120

100 100 100 100 100 100 100


100

80

60

40

20

0
Muara putih Krawang sari Tanjung sari bumi sari waysari PKM SPM
Sumber : Koordinator Program KeslingUPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020

Cakupan akses sanitasi layak di UPTd Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar
pada tahun 2020 sudah mencapai targetuntuk semua desa yaitu 100%. Upaya yang
dilakukan untuk mendongkrak akses sanitasi layak tersebut dengan adanya program
swasembada WC yang dicanangkan di Kabupaten Lampung Selatan. Dalam
program tersebut masyarakat diberikan stimulan pelatihan membuat WC dan
Septiktank serta PHBS. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan mendorong
kemandirian masyarakat dalam kepemilikan jamban sehat tersebut. Kerjasama dan
koordinasi lintas sektor sangat berperan dalam program tersebut. Selain itu ada
gebrakan penggunaan dana desa untuk mendukung program tersebut.

4. Cakupan Desa Yang Melaksanakan STBM


STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.Dasar pelaksanaan STBM
adalah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Desa STBM adalah desa yang melaksanakan kegiatan STBM 0% penduduk Belum
melaksanakan 5 pilar STBM. Sedangkan STBM adalah pendekatan yang dilakukan
untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak Buang
Air Besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum
54

dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah
cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan.

Pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar belum
melalukan STBM.Merubah perilaku memang tidaklah mudah, membutuhkan usaha
yang berkelanjutan dan dukungan dari semua pihak untuk melaksanakan pilar-pilar
STBM.

5. Cakupan TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan


TTU sehat adalah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai/luas ruang yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. TTU yang
dibahas disini meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan hotel atau
penginapan.TTU dikhawatirkan menjadi tempat penyebaran penyakit karena
berkumpulnya banyak orang di suatu tempat.

Untuk cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan Per Desa UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung sari Natar pada Tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 7.4
Cakupan TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natarTahun 2020
90
80
80 75
74.36
70.59 71.43 70.29
70
61.29
60

50

40

30

20

10

0
MUARA PUTIH KRAWANG SARI TANJUNG SARI BUMI SARI WAY SARI PKM SPM

Sumber : Koordinator Program KeslingUPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar Tahun 2020
55

Pada tahun 2020 di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar TTU yang
memenuhi syarat kesehatan sebesar 70,2 %. Hal ini berarti belum mencapai target
SPM yang ditentukan (80%).

6. Cakupan TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan


Jumlah seluruh TPM di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar pada tahun
2020 sebanyak 171 sarana, yang memenuhi syarat sehat sebesar 67,8% (116 sarana)
yang terdiri dari sarana rumah makan/restoran, sarana makanan jasa boga , depot.
Hal ini berarti cakupan TPM yang mmenuhi syarat kesehatan belum mencapai
target SPM yang ditentukan (80%).

Dalam rangka meningkatkan cakupan persentase TPM yang memenuhi syarat


kesehatan dilakukan sosialisasi dan penyuluhan ketika inspeksi sanitasi dilakukan.
56

BAB VIII
COVID-19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu
biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis
baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada
Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

8.1 Kasus Konfirmasi


Jumlah kasus konfirmasi COVID tahun 2020 berjumlah 24 kasus.
8.2 Kasus Sembuh
Pada tahun 2020, Jumlah Pasien Sembuh COVID 23 kasus dari 24 kasus
konfirmasi
8.3 Kasus Meninggal
Jumlah kasus meninggal tahun 2020 berjumlah 1 kasus.
8.4 Kasus berdasarkan jenis kelamin
Kasus berdasarkan jenis kelamin tahun 2020 yaitu 10 kasus laki-laki (41,7 %)
dan 14 kasus perempuan (58,3%).
8.5 Case fatality rate
1/24 x 100 = 4,17 %
8.6 positivity rate COVID-19
24/106 x 100 = 22,64%
57

BAB IX
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data – data yang telah diuraikan pada BAB I sampai dengan BAB VII dalam Profil

Kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar, maka secara garis besarnya

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada Situasi Derajat Kesehatan

1. Kematian Neonatal
(0kasus)
2. 41 Kasus DBD
3. Jamban Sehat100 %
4. Imunisasi Ibu Hamil TT2+`34,14 %
5. Komplikasi Kebidanan yang ditemukan 113 Ibu hamil
6. Desa yang melaksanakan STBM 0% / 5 desa
7. Rumah sehat 89,2 %
8. PenemuanKasus TB + Baru 40 org
9. Air bersih 87.8%
10. Ibu Hamil Yang Mendapatkan FE 99,6%
11. BBLR 0
12. N/D 96,9 %
13. BGM 0.01 %
14. Asi ekslusif 47,9%
15. Penjaringan anak sekolah menengah ke atas 0%
16. Jumlah kasus konfirmasi COVID tahun 2020 berjumlah 24
kasus

5.2 Saran

Dengan diketahuinya masalah – masalah yang ada , maka diperlukan upaya – upaya

untuk penanganannya. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan :

a. Perlu untuk terus ditingkatkan kerjasama antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Kabupaten Lampung Selatan untuk meningkatkan program pemberantasan penyakit

dalam upaya menurunkan angka morbiditas dan mortalitas yang ada diwilayah UPT

Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari natar.


58

b. Dari hasil program yang didapat dapat dijadikan evaluasi masing-masing program.

Dan dirasa perlu untuk melakukan kerjasama lintas sektoral dan lintas program agar

dapat mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

c. Perlunya meningkatkan mutu kinerja petugas pelaksana program sehingga program

kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

d. Perlunya sarana sanitasi dasar di beberapa desa agar cakupan penyakit diare tidak

tinggi setiap tahunnya.

e. Perlu dukungan lintas sektoral ditingkat kecamatan untuk menggerakan kembali

”Gerakan Jum’at Bersih” dalam rangka menurunkan kasus DBD, Malaria dan

penyakit berbasis lingkungan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai