PENDAHULUAN
Visi adalah : Pelayanan Kesehatan yang Mantap, Masyarakat Kota Pematangsiantar sehat.
Profil kesehatan Puskesmas Kesatria tahun 2016 terdiri dari 6 BAB yaitu:
1.3.1. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan
sistematik Penyusunan dan Penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Kesatria Tahun
2016.
BAB II
2.1. GEOGRAFI
Puskesmas Kesatria berada di pusat kota Pematangsiantar, terletak pada ketinggian
400-410 M diatas permukaan laut dengan bentuk wilayah dataran dan bukit-bukit, beriklim
sedang (sup tropis) dengan suhu rata-rata 230C- 320C/ pertahun, dan curah hujan rata-rata
2.500 3.758/ mm tahun. ( Sumber Kelurahan Kecamatan Siantar Timur Kota
3
Pematangsiantar tahun 2016. Puskesmas Kesatria mempunyai batas-batas wilayah
administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Naga Pita
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan
Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Baru
Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
Sampai saat ini Puskesmas Kesatria terbagi dalam 4 Kelurahan dengan total luas wilayah
1.750 km2 yang terdiri dari:
1. Kelurahan Siopat Suhu
2. Kelurahan Merdeka
3. Kelurahan Asuhan
4. Kelurahan Pardomuan
2.2. DEMOGRAFI
Puskesmas Kesatria merupakan kelurahan memiliki penduduk yang heterogen dan majemuk
terdiri dari berbagai suku dan agama dengan jumlah penduduk 22.018 jiwa. Hal ini
didukung dengan tempatnya yang sangat strategis dengan luas wilayah sebesar 1.750 km 2
yang merupakan wilayah perlintasan mobilitas penduduk ke daerah lain.
4
Grafik. 2.1. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin
Puskesmas KesatriaTahun 2016
Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak berada diwilayah
Kelurahan Siopat Suhu yaitu sebanyak 11.854 jiwa dan penduduk yang paling sedikit berada di
Kelurahan Merdeka dengan jumlah 4.313 jiwa.
Tabel 2.1. : Luas wilayah, jumlah RT, RW, lingkungan, jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk
tahun 2016
Rumah Jumlah
No Kelurahan Luas(Km2) LK RW RT
Tangga penduduk
1. Siopat Suhu 1870 3 15 32 2917 10.907
2. Asuhan 0.510 2 12 25 2.045 4.762
3. Merdeka 0.2300 2 4 12 625 4142
4 Pardomuan 0.340 2 10 22 1.511 4.578
Jumlah 1.750 9 46 100 4.594 25.507
Sumber: BPS, Monografi Kelurahan Kota Pematangsiantar
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa luas wilayah berada diwilayah Kelurahan Siopat Suhu
yaitu seluas 0.580 Km2, sedangkan Kelurahan terkecil berada di Kelurahan Merdeka dengan luas
0.320 Km2.
Tabel 2.2. : Jumlah Penduduk Puskesmas Kesatria Berdasarkan Agama Tahun 2016
5
Jumlah Jiwa
No AGAMA Jumlah
L P
1. Islam 1263 1380 2643
2. Katolik 4273 4075 8348
3. Protestan 4608 4672 9280
4. Budha 450 415 865
5. Hindu - - -
6. Konghucho - - -
7. Lainnya - - -
Jumlah 10594 10542 21136
Berdasarkan tabel 2.2 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk mayoritas di
Puskesmas Kesatria adalah yang beragama Protestan yaitu sebanyak 9280 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk minoritas yaitu beragama Budha dengan jumlah 865 jiwa.
Tabel 2.3. : Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015
Berdasarkan jumlah penduduk menurut golongan umur di Puskesmas Kesatria tahun 2016.
Maka kelompok umur terbesar adalah kelompok usia produktif 20-24 tahun sebanyak 2416, laki-laki
1173 dan perempuan sebesar 1243 dengan disusul kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 2404,
laki-laki 1198 dan perempuan 1206 dengan Ratio 51,93 %. Sedangkan kelompok umur >75 tahun
sebanyak 292, laki-laki 149 dan perempuan 143dengan Ratio 154,19 %.
Mata pencaharian adalah suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang dan keluarganya. Permintaan pada suatu barang atau jasa dalam kesehatan sangat
ditentukan oleh pendapatan keluarga dan faktor harga kemampuan ekonomi menjadi salah
6
satu faktor penting yang mempengaruhi seseorang memanfaatkan fasilitas kesehatan ataupun
aktifitas sosial.
7
BAB III
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Undang-undang kesehatan no. 23 tahun 1992).
Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi
yang sengat erat dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga dengan kondisi derajat
kesehatan masyarakat yang tinggi diharapkan akan tercipta sumberdaya manusia yang tangguh,
produktif dan mampuh bersaing untuk menghadapi dalam pembangunan dari segala bidang.
Berbagai studi/ penelitian menunjukkan bahwa terjadi korelasi positif antara derajat kesehatan
dengan produktifitas. Produktivitas merupakan perwujudan dari kualitas sumber daya manusia yang
handal sehingga dapat mendukung peningkatan ekonomi dan pembangunan yang pada akhirnya
akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas suatu bangsa.
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terhadap indikator yang dapat digunakan.
Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas dan
status gizi. Pada penyajian ini terutama akan menampilkan derajat kesehatan yang meliputi umur
harapan hidup, Angka Kematian Neonatal ( AKN ), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKBA), Angka Kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi
masyarakat. Indikator ini tertuang dalam Mellenium Development Goals tahun 2016 dan sesuai
dengan Standart Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan untuk menilai pencapaian pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
3.1. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat yang dapat dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan
melakukan berbagai survey dan penilaian. Angka kematian pada Bab ini antara lain : Angka
Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA),
dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu
bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Angka Kematian Neonatal di Puskesmas Kesatria pada tahun 2016
terdapat 1 (satu) kasus kematian yaitu pada Kelurahan Siopat Suhu.
8
3.1.2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dibawah 1 tahun per
1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka kematian bayi pada Puskesmas
Kesatria pada tahun 2016 Tidak ada Kasus Kematian Bayi.
3.2. MORDIBITAS
Mordibitas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalensi dari suatu penyakit.
Morbiditas mengambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu.
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat Community (Based Data) yang di
peroleh melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data dari Puskesmas Kesatria serta
sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan. Penyajian nya
dibagi dalam dua kelompok yaitu pola penyakit semua golongan umur dan penyakit semua
golongan umur dan penyakit menular (communicable diseases).
9
3.2.1. Pola Penyakit Semua Golongan Umur
Berdasarkan tabel diatas gambar pola penyakit di Puskesmas Kesatria adalah penyakit
infeksi yang di dominasi oleh saluran pernafasan bagian atas (ISPA) dari 4054 kasus
penyakit di Puskesmas Kesatria tahun 2015 di peroleh penyakit tertinggi adalah ISPA
sebesar 48.7%, sedangkan yang paling rendah penyakit Diare sebesar 3.0%.
Status gizi merupakan salah satu indicator yang di nilai keberhasilannya dalam
MDGs. Status gizi yang dapat ditampilkan adalah Angka Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR), status gizi balita dan ibu hamil
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang di timbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi Bayi Berat Lahir
Rendah. (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupan di masa depan.
10
3.2.2.2. STATUS GIZI BALITA
Grafik 3.1. Status Gizi Balita Berdasarkan Kartu KMS di Puskesmas Kesatria
Tahun 2016
Gizi buruk pada balita adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan
gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan
rendahnya Konsumsi Energi dan Protein (KEP) dalam makan sehari-hari,
khusus gizi buruk tahun 2016 di Puskesmas Kesatria tidak ada kasus gizi buruk
di temukan.
Penyakit menular yang dapat disajikan pada bagian ini antara lain penyakit TBC
Paru, HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare, dan Pnemonia, AFP ( Accut
Paralysis Polio ), Malaria, Kusta.
11
TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum selain menyerang
paru, tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). Data SPM
Puskesmas Kesatria tahun 2016 menunjuk kasus BTA (+) sebanyaK 47 orang
dan di obati sebanyak 47 orang dan sembuh sebanyak 46 orang.
12
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Dikatakan menderita diare bila feses
lebih berair dari biasanya atau bila buang air besar empat kali atau lebih atau
buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Jumlah
kasus perkiraan diare di Puskesmas Kesatria tahun 2016 sebanyak 85 jiwa dan
semua penderita diare telah dilakukan penanganan pada semua kasus diare.
Grafik 3.2. Jumlah Penderita Diare ditemukan dan ditangani di Puskesmas Kesatria Tahun 2016
3.2.3.5. PNEUMONIA
Pneumonia adalah infeksi acut yang mengenai jaringan paru (alveoli),
infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga
dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia,
populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah
kesehatan ( manultrisi, ganguan imurologi). Di Puskesmas Kesatria jumlah
penderita pneumonia pada balita serta pneumonia yang ditangan dapat dilihat
pada grafik di bawah ini:
Grafik 3.3. Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita di temukan dan di tangani
di Puskesmas Kesatria Tahun 2015
13
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah penderita Pneumenia pada balita dan ditangani
sebanyak 2 orang di Kelurahan Asuhan, 1 orang di Kelurahan Pardomuan.
3.2.2.6. CAMPAK
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian
luar biasa. Puskesmas Kesatria belum pernah terjadi KLB Campak dan pada
tahun 2015 tidak ada kasus campak ditemukan.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsure utama yaitu: upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan perseorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau
masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan.
Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan dan pemulihan terhadap masyarakat dan peseorangan.
Upaya pelayanan kesehatan masyarakat dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, di harapkan sebagian besar
masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.
Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya yang telah dilaksanakan pada tahun 2016
antara lain:
Dari grafik diatas cakupan kunjungan K1 yang paling tinggi adalah Kelurahan Siopat
Suhu sebesar 130 % dan K4 sebesar 130 %.
Persentasi ibu hamil terhadap akses kunjungan pelayanan kesehatan (K1) lebih tinggi
dibanding ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart (K4).
Target SPM tahun 2015 ( 95 % ) maka kunjungan K1 sudah tercapai dengan K4
sudah mencapai target.
Dari grafik 4.2 dapat terlihat bahwa pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan tahun 2015 telah tercapai pada kelurahan S. Suhu sebesar 96.9 %,
15
Kelurahan Asuhan sebesar 95.9 % dan Kelurahan Pardomuan sebesar 92.1 %,
Kelurahan Merdeka sebesar 90.0 %. Target SPM tahun 2015 sebesar 90 % untuk itu
perlu ditingkatkan kualitas tenaga kesehatan difasilitasi kesehatan dan kordinasi
lintas program sektoral untuk meningkatkan cakupan tersebut.
Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat cakupan kunjungan neonatal ( KN 1) yang
paling tinggi dicapai Kelurahan Siopat Suhu, Asuhan, Pardomuan, Merdeka sebesar
100 % dan KN3 sebesar 100% dicapai Kelurahan Siopat Suhu, Asuhan, Pardomuan,
Merdeka .
Target SPM tahun 2015 cakupan KN1 ( 91 %) dan KN3 lengkap (88%).
Kematian usia neonatal pada tahun 2015 yaitu 1 kasus kematian, untuk menekan
jumlah kematian neonatal tersebut perlu peningkatan kualitas pada pelayanan
kunjungan neonatal.
Dari grafik 4.4 diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan bayi sudah
tercapai pada Kelurahan Siopat Suhu, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Asuhan dan
Kelurahan Pardomuan sebesar 100 %. Cakupan tersebut belum mencapai target SPM
tahun 2015 (90%), perlu peningkatan upaya-upaya yang optimal sehingga tercapai
target tersebut.
Dari grafik 4.5 diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan anak balita
pada semua Kelurahan sudah tercapai sebesar (100%). Cakupan tersebut sudah
17
mencapai target SPM 2016 sebesar 85%, tetapi masih ada ditemukan sebanyak 1
kasus kematian pada neonatal, oleh sebab itu perlu peningkatan koordinasi lintas
sekto dan upaya-upaya yang lebih optimal untuk meningkatkan cakupan yang belum
tercapai.
Dari grafik diatas dapat dilijhat bahwa peserta KB aktif tahun 2015 di Puskesmas
Kesatria paling banyak menggunakan alat kontrasepsi PIL sebesar 37.5 % dan paling
sedikit menggunakan alat kontrasepsi MOP 0,4 %.
18
Dari grafik 4.7 dapat dilihat bahwa dari persentase pencapaian Kelurahan Uci di Puskesmas
Kesatria tahun 2016 sudah mencapai target. Target SPM tahun 2016 desa atau Kelurahan
yang mencapai uci 100 %.
Tabel 4.2. Jumlah Masyarakat Miskin Perkelurahan Puskesmas Kesatria Tahun 2016
Jumlah Mayarakat
No Kelurahan
(Jiwa)
1. Merdeka 2000
2. Siopat Suhu 2500
3. Asuhan 2300
4 Pardomuan 2200
Jumlah 9000
20
Berbagai upaya telah dilakukan untuk pencagahan dan pemberantasan penyakit melalui
berbagai kegiatan .
Upaya yang dilakukan di Puskesmas Kesatria antara lain:
4.6.1. Pengendalian Penyakit Polio
Data dari Puskesmas Kesatria tahun 2016 tidak ditemukan kasus AFP.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio yang dilakukan dengan gerakan
imunisasi polio, serta di tindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara
aktif terhadap kasus Acute flaccid paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun.
4.6.2. Pengendalian TB Paru
Pengendalian utama TB Paru adalah :
Menurunkan insiden TB Paru pada tahun 2016
Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru.
Khusus TB Paru BTA (+) terdeteksi dan diobati dengan program DOTS (Directhy
Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru
dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO)
Sedikit 85 % tercapai success rate.
DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan
secara langsung sehingga diharapkan penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara
cepat. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar
menelan obatnya teratur sesuai ketentuan sampai penderita TB Paru sembuh. Strategi
DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai angka 95 %.
Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB
Paru.
Komponen strategi dan implementasi stop TB ( WHO, 2006) strategi pertama
mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan kualitas DOTS. Kedua respon
masalah TB-HIV, MPR-TB dan tantangan lainnya. Ketiga, berkontribusi dalam
penguatan sistem kesehatan. Keempat, melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta. Kelima memberdayakan pasien dan masyarakat dan
keenam melasanakan dan mengembangkan riset.
Keberhasilan program pengendaliaan TB Paru dapat dilihat dari beberapa
indikator, diantaranya adalah penurunan kasus (CDR/ Case Detection Rate) dan angka
kesembuhan TB Paru . Trend penemuan penderita TB Paru di Puskesmas Kesatria
2016 dapat dilihat pada grafik 4.9 dibawah ini.
Grafik 4.9. Trend Penemuan Penderita TB Paru/Prevalensi di Puskesmas Kesatria tahun 2016
21
Dari grafik diatas dapat dilihat tahun 2016 angka penemuan penyakit TBC Paru mengalami
peningkatan per 100.000 penduduk.
Berikut balita dengan kasus pneumonia dapat dilihat pada grafik 4.10 dibawah ini.
Grafik 4.10. Kasus Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kesatria Tahun 2016.
Dari data grafik 4.10 dilihat bahwa di semua kelurahan wilayah Puskesmas
Kesatria tahun 2016 tidak ditemukan kasus Pneumonia.
Salah satu upaya yang telah dilakukan Puskesmas Kesatria adalah dengan
melaksanakan satu program Manajemen Terpadu Penanganan Balita Sakit (MTBS)
dimana semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan. Dengan
adanya peningkatan kasus pada tahun 2016 diharapkan petugas kesehatan
meningkatkan kualitas pelayanan pada MTBS.
22
Salah satu kegiatan pokok dalam pengendalian penyakit DBD adalah pemberantasan
demam berdarah yang terdiri dari 3 upaya yaitu:
1. Peningkatan kegiatan penyakit dan surveilans vector
2. Diagnosis dini dan pengobatan dini
3. Peningkatan upaya pemberantasan vector penularan penyakit DBD dengan
pemberantasan serangan nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala.
Adapun kasus penyakit DBD dan kematian DBD di Puskesmas kecematan siantar utara
dapat dilihat pada grafik 4.11 di bawah ini:
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus tertinggi terdapat di Kelurahan Asuhan
sebesar 14 kasus.
Target indikator RPJMN (2010 2014) Angka kesakitan DBD 51 Per 100.000
penduduk. Oleh sebab itu berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Puskesmas Kesatria
dalam pengendalian penyakit DBD antara lain :
1. Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD kepada masyarakat.
2. Pemberian Abate kepada masyarakat
3. Meningkatkan Surveilance Epidemiologi.
Upaya pencagahan yang paling efektif adalah vaksinasi hewan piaraan dengan
sekali vaksinasi hewan piaraan akan terhindar dari rabies untuk beberapa tahun
lamanya. Untuk itu diperlukan kerjasama dengan lintas sektor yaitu dinas perikanan
dan peternakan serta masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan agar memelihara
hewan tersebut.
23
Pemberian kapsul vitamin A bertujuan untuk menurunkan dan mencegah
kekurangan Vitamin A (KVA). Kapsul vitamin A dapat diberikan kepada bayi/ balita
sebanyak 2 kali dalam setahun dan pada ibu nifas diberikan 1 kali.
Berikut persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A di Puskesmas Kesatria pada
bayi, balita dan ibu nifas :
Dari grafik 4.12. dapat dilihat bahwa tahun 2014 pemberian kapsul vitamin A pada
bayi sebesar 100% di semua Kelurahan pada balita dan pemberian Vitamin A pada ibu
nifas paling tinggi sebesar 96.9 % di Kelurahan Siopat Suhu.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tahun 2015 pemberian tablet Fe1, untuk
ibu hamil Persentase pada semua kelurahan sebesar 100% sedangkan Fe 3 untuk ibu
hamil pada Persentase pada semua kelurahan sebesar 100 %.
Dan untuk pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil masih terjadi
kesenjangan persentase yaitu ibu hamil yang mendapat tablet Fe 1 selalu lebih tinggi
24
dibanding ibu hamil yang mendapat tablet Fe3. Hal ini mungkin disebabkan karena
belum optimalnya kordinasi lintas program terkait dan masih rendahnya pemberian
tablet Fe bagi ibu hamil.
Grafik 4.14. Persentase cakupan ASI Ekslusif Di Puskesmas Kesatria Tahun 2015
Dari grafik 4.14 diatas dapat dilihat bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif di
Puskesmas Kesatria tahun 2015, cakupan pada semua kelurahan sebesar 0.0%
4.8. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Menurut teori Blum, Lingkungan adalah faktor terbesar yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Banyak masalah kesehatan terutama penyakit yang timbul disebabkan
oleh lingkungan yang buruk/ tidak sehat diantaranya penyakit pada saluran cerna, saluran
nafas, kulit, mata, dan penyakit lainnya. Bila lingkungan terpelihara dengan baik (sehat)
penyakit ini dapat dicegah atau dikurangi.
4.8.1. Rumah dan Tempat Umum dan & Pengolahan Makan Sehat.
Dari seluruh rumah yang dikunjungi di Puskesmas Kesatria tahun 2015
sebahagaian masih ada yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Angka ini
menunjukkan masih rendah kesadaran masyarakat akan pemukiman yang sehat.
4.8.2. Sarana Kesehatan Lingkungan pada Rumah Tangga
Sarana kesehatan lingkungan pada rumah tangga/ KK terhadap fasilitas sanitasi
yang layak (jamban sehat) di Puskesmas Kesatria tahun 2015 dapat dilihat pada grafik
4.15 dibawah ini.
25
Dari grafik 4.15 diatas dapat dilihat bahwa persentase keluarga yang memiliki sarana
kesehatan lingkungan (jamban) Puskesmas Kesatria tahun 2015 adalah yang paling
tinggi pada Kelurahan Merdeka sebesar 100 % dan sarana air bersih paling tinggi pada
Kelurahan Merdeka sebesar 100 %.
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber Daya Kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan perlu ditingkatkan
dan didayagunakan, sehingga dapat mendukung peningkatan pelayanan kesehatan pada mayarakat.
Sumber daya kesehatan meliputi penguasaan ilmu dan teknologi kesehatan/ kedokteran, serta data
dan informasi yang semakin penting peranannya.
Untuk mendukung keberhasilan pencapaian cakupan program kesehatan sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi sesuai kebutuhan.
26
Sarana kesehatan yang ada di Puskesmas Kesatria ada 1 pos kesehatan Kelurahan serta
sarana kesehatan bersumber daya masyarakat. Puskesmas di Puskesmas Kesatria
mempunyai wilayah kerja masing-masing yaitu :
- Kelurahan Siopat Suhu
- Kelurahan Asuhan
- Kelurahan Merdeka
- Kelurahan Pardomuan
Grafik 5.1. Persentase Posyandu Menurut Strata di Puskesmas Kesatria Tahun 2015
Data yang dapat dikumpulkan meliputi data jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan
Puskesmas yang ada di Puskesmas Kesatria tahun 2015.
No Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter Umum 3
27
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 17
4 Bidan 13
5 Apoteker 0
6 Gizi 3
7 Tenaga Kefaramasian 3
8 Kesehatan Masyarakat 0
9 Analis 2
10 Perawat Gigi 3
11 Kesehatan Lingkungan 1
12 SLTA 3
Total 49
Klinik Swasta: 2 Unit
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Gambaran umum Puskesmas Kesatria.
1. Letak geografis Puskesmas Kesatria sangat strategis dan memiliki penduduk yang
heterogen dan majemuk terdiri dari berbagai suku dan agama. Terdiri dari 4 wilayah
Kelurahan.
2. Jumlah Penduduk sebanyak 25.507 dengan jenis kelamin laki-laki : 11.491 dan perempuan
14.516
6.2. SARAN
Perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan berbasis surveillance dan keterlibatan
seluruh sector dalam mengantisipasi lonjakan kasus penyakit berbasis lingkungan.
Perlunya digalakkan posyandu guna meningkatkan cakupan D/S serta memacu kreatifitas
kader dan masyarakat dalam kegiatan posyandu.
Perlunya peningkatan promosi kesehatan dalam rangka PHBS dengan strategi advokasi.
Bina suasana dan penggerakan masyarakat.
29
Diharapkan kepada pemerintah setempat (Camat dan Lurah) serta institusi lintas sektor
untuk senantiasa mendukung dan menjalin kerjasama yang baik dalam melaksanakan
program kesehatan masyarakat.
Meningkatkan pembiayaan kesehatan dari APBD sehingga Operasional Puskesmas lebih
Optimal
Mempertahankan hasil yang telah dicapai dan mengoptimalkan sumber daya alam dalam
mengatasi masalah dan kekurangan yang ada.
Lampiran
Sebagai lampiran adalah resume/ angka pencapaian Kecamatan Siantar Timur tahun 2015 dan 80
tabel data yang merupakan gambaran tabel indikator Millenium Development Goals (MDGs) 2015
dan indicator pencapaian kinerja kinerja Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang
responsive gender.
30