Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan suatu atau sebagian wilayah
kecamatan.
Dan Puskesmas sebagai unit organisasi fungsional di bidang kesehatan dasar yang
berfungsi sebagai pusat kesehatan membina peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan
masyarakat secara menyeluruh dan terpadu serta berkesinambungan.
Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinkes kota
Pematangsiantar ditekankan pada pencapaian sasaran prioritas nasional Standart Pelayanan
minimal (SPM) bidang kesehatan dan juga pencapaian MDGs (Millenium Developmen
Goals).
Profil kesehatan Puskesmas Kesatria merupakan gambaran situasi kesehatan di
wilayah Puskesmas Kesatria yang diterbitkan setiap tahun. Dalam profil ini memuat berbagai
data tentang kesehatan upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan.
Profil kesehatan juga menyajikan data penghubung lain yang berhubungan dengan
kesehatan seperti data umum tentang geografis, kependudukan, data sosial, ekonomi, data
lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan data sederhana dan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik.
Dalam penyajiannya profil kesehatan Puskesmas Kesatria tahun 2016 diharapkan
dapat memberikan data yang akurat untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain
itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi
perencanaan.
Pencapaian kegiatan Puskesmas di wilayah Puskesmas Kesatria dengan mengacu
kepada visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar.

Visi adalah : Pelayanan Kesehatan yang Mantap, Masyarakat Kota Pematangsiantar sehat.

Misi adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan derajat masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta
dan masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
parnipurna, merata dan keadilan.
3. Menjamin ketersediaan dengan pemerataan sumberdaya manusia.
4. Mencatat tata kelola pemerintahan yang baru.

1.2. Tujuan Penyusunan Profil


1.2.1. Tujuan Umum
Profil kesehatan Puskesmas Kesatria secara umum bertujuan untuk memperoleh
gambaran dan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan lainnya yang dapat
dijadikan mengevaluasi tercapai atau tidaknya target kegiatan yang kelak dapat
1
dijadikan sebagai dasar pertimbang untuk menentukan langkah-langkah perencanaan
dimasa mendatang.
1.2.2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuannya adalah:
1. Diperoleh data informasi tentang kependudukan, sosial ekonomi, lingkungan,
upaya kesehatan masyarakat dan sumber daya kesehatan.
2. Tersedianya berbagai data melalui sistem pencatatan dan pelaporan yang ada dari
sarana kesehatan yang ada di Puskesmas Kesatria. Diperoleh data informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan fakta yang ada.
3. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan
kesehatan dalam rangka mengembangkan sistem informasi kesehatan.
4. Tersedianya bahan untuk menyusun profil kesehatan Puskesmas Kesatria.

1.3. Sistematika Penyusunan

Profil kesehatan Puskesmas Kesatria tahun 2016 terdiri dari 6 BAB yaitu:
1.3.1. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan
sistematik Penyusunan dan Penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Kesatria Tahun
2016.

1.3.2. BAB II : Gambaran Umum Puskesmas Kesatria


Bab ini berisikan gambaran umum Puskesmas Kesatria selain uraian tentang letak
geografis dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan,
sosial ekonomi, pendidikan, sosial budaya, lingkungan serta perilaku penduduk yang
terkait dengan kesehatan.

1.3.3. BAB III : Situasi derajat kesehatan


Bab ini menguraikan tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan yang mencakup
tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi
masyarakat.

1.3.4. BAB IV : Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini menguraikan upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan bidang
kesehatan sampai tahun 2016 yang meliputi tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembina kesehatan lingkungan dan sunitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dan situasi bencana
upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir
2
indikator kinerja Standart Pelayanan Minimal (SPM), bidang kesehatan serta upaya
pelayanan lainnya yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kesatria.

1.3.5. BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai
tahun 2016 yang mencakup sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumberdaya kesehatan lainnya.

1.3.6. BAB VI : Kesimpulan


Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan di telaah
lebih lanjut dari profil kesehatan ini. Selain memberhasilkan keberhasilan yang perlu
dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam
rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

BAB II

2.1. GEOGRAFI
Puskesmas Kesatria berada di pusat kota Pematangsiantar, terletak pada ketinggian
400-410 M diatas permukaan laut dengan bentuk wilayah dataran dan bukit-bukit, beriklim
sedang (sup tropis) dengan suhu rata-rata 230C- 320C/ pertahun, dan curah hujan rata-rata
2.500 3.758/ mm tahun. ( Sumber Kelurahan Kecamatan Siantar Timur Kota

3
Pematangsiantar tahun 2016. Puskesmas Kesatria mempunyai batas-batas wilayah
administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Naga Pita
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan
Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Baru
Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
Sampai saat ini Puskesmas Kesatria terbagi dalam 4 Kelurahan dengan total luas wilayah
1.750 km2 yang terdiri dari:
1. Kelurahan Siopat Suhu
2. Kelurahan Merdeka
3. Kelurahan Asuhan
4. Kelurahan Pardomuan

2.2. DEMOGRAFI
Puskesmas Kesatria merupakan kelurahan memiliki penduduk yang heterogen dan majemuk
terdiri dari berbagai suku dan agama dengan jumlah penduduk 22.018 jiwa. Hal ini
didukung dengan tempatnya yang sangat strategis dengan luas wilayah sebesar 1.750 km 2
yang merupakan wilayah perlintasan mobilitas penduduk ke daerah lain.

4
Grafik. 2.1. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin
Puskesmas KesatriaTahun 2016

Sumber BPS, Kota Pematangsiantar

Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak berada diwilayah
Kelurahan Siopat Suhu yaitu sebanyak 11.854 jiwa dan penduduk yang paling sedikit berada di
Kelurahan Merdeka dengan jumlah 4.313 jiwa.

Tabel 2.1. : Luas wilayah, jumlah RT, RW, lingkungan, jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk
tahun 2016

Rumah Jumlah
No Kelurahan Luas(Km2) LK RW RT
Tangga penduduk
1. Siopat Suhu 1870 3 15 32 2917 10.907
2. Asuhan 0.510 2 12 25 2.045 4.762
3. Merdeka 0.2300 2 4 12 625 4142
4 Pardomuan 0.340 2 10 22 1.511 4.578
Jumlah 1.750 9 46 100 4.594 25.507
Sumber: BPS, Monografi Kelurahan Kota Pematangsiantar

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa luas wilayah berada diwilayah Kelurahan Siopat Suhu
yaitu seluas 0.580 Km2, sedangkan Kelurahan terkecil berada di Kelurahan Merdeka dengan luas
0.320 Km2.

Tabel 2.2. : Jumlah Penduduk Puskesmas Kesatria Berdasarkan Agama Tahun 2016

5
Jumlah Jiwa
No AGAMA Jumlah
L P
1. Islam 1263 1380 2643
2. Katolik 4273 4075 8348
3. Protestan 4608 4672 9280
4. Budha 450 415 865
5. Hindu - - -
6. Konghucho - - -
7. Lainnya - - -
Jumlah 10594 10542 21136

Sumber: Monografi Kelurahan Kota Pematangsiantar Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.2 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk mayoritas di
Puskesmas Kesatria adalah yang beragama Protestan yaitu sebanyak 9280 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk minoritas yaitu beragama Budha dengan jumlah 865 jiwa.

Tabel 2.3. : Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015

No Golongan Umum LK Pr LK+Pr


1. 0-4 495 711 1206
2. 5-9 536 565 1101
3. 10-14 810 809 1619
4. 15-19 1145 1184 2329
5. 20-24 1173 1243 2416
6. 25-29 1135 1146 2281
7. 30-34 1198 1206 2404
8. 35-39 1010 969 1979
9. 40-44 630 436 1066
10. 45-49 531 451 982
11. 50-54 476 580 1056
12. 55-59 448 445 893
13. 60-64 354 250 604
14 65-69 226 212 438
15. 70-74 276 192 468
16. >75 149 143 292
Total 11.491 14.516 25.507

Berdasarkan jumlah penduduk menurut golongan umur di Puskesmas Kesatria tahun 2016.
Maka kelompok umur terbesar adalah kelompok usia produktif 20-24 tahun sebanyak 2416, laki-laki
1173 dan perempuan sebesar 1243 dengan disusul kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 2404,
laki-laki 1198 dan perempuan 1206 dengan Ratio 51,93 %. Sedangkan kelompok umur >75 tahun
sebanyak 292, laki-laki 149 dan perempuan 143dengan Ratio 154,19 %.

2.3. Sosial Ekonomi

Mata pencaharian adalah suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang dan keluarganya. Permintaan pada suatu barang atau jasa dalam kesehatan sangat
ditentukan oleh pendapatan keluarga dan faktor harga kemampuan ekonomi menjadi salah

6
satu faktor penting yang mempengaruhi seseorang memanfaatkan fasilitas kesehatan ataupun
aktifitas sosial.

Sebagian besar masyarakat di Puskesmas Kesatria bermata pencaharian sebagai


PNS/Pensiunan : 509 orang, Penenun ulos : 656 orang, Buruh : 51 orang, Peternak : 50
orang, Supir : 25 orang, Montir 22 orang, Tukang kayu : 21 orang, Petani : 15 orang, Tukang
Batu : 10 orang, Penjahit : 8 orang, TNI/POLRI : 6 orang, Pengemudi Becak : 5 orang.

7
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Undang-undang kesehatan no. 23 tahun 1992).

Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi
yang sengat erat dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga dengan kondisi derajat
kesehatan masyarakat yang tinggi diharapkan akan tercipta sumberdaya manusia yang tangguh,
produktif dan mampuh bersaing untuk menghadapi dalam pembangunan dari segala bidang.
Berbagai studi/ penelitian menunjukkan bahwa terjadi korelasi positif antara derajat kesehatan
dengan produktifitas. Produktivitas merupakan perwujudan dari kualitas sumber daya manusia yang
handal sehingga dapat mendukung peningkatan ekonomi dan pembangunan yang pada akhirnya
akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas suatu bangsa.

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terhadap indikator yang dapat digunakan.
Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas dan
status gizi. Pada penyajian ini terutama akan menampilkan derajat kesehatan yang meliputi umur
harapan hidup, Angka Kematian Neonatal ( AKN ), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKBA), Angka Kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi
masyarakat. Indikator ini tertuang dalam Mellenium Development Goals tahun 2016 dan sesuai
dengan Standart Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan untuk menilai pencapaian pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

3.1. MORTALITAS

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat yang dapat dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan
melakukan berbagai survey dan penilaian. Angka kematian pada Bab ini antara lain : Angka
Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA),
dan Angka Kematian Ibu (AKI).

3.1.1. Angka Kematian Neonatal (AKN)

Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu
bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Angka Kematian Neonatal di Puskesmas Kesatria pada tahun 2016
terdapat 1 (satu) kasus kematian yaitu pada Kelurahan Siopat Suhu.

8
3.1.2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dibawah 1 tahun per
1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka kematian bayi pada Puskesmas
Kesatria pada tahun 2016 Tidak ada Kasus Kematian Bayi.

3.1.3. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 KH. AKABA persentasi peluang
kejadiannya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum 5 tahun. Angka kematian
balita di Puskesmas Kesatria tahun 2016 tidak ada kasus kematian balita.

3.1.4. Angka Kematian Ibu (AKI).


Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah wanita yang meninggal dari suatu
kematian terkait dengan kehamilan dan penanganannya selama masa kehamilan/
melahirkan dan dalam masa nifas. Angka kematian ibu pada Puskesmas Kesatria pada
tahun 2016 terdapat 1 kasus kematian ibu. Promosi kesehatan tentang Ante Natal Care.
Internal Care dan Post Natal Care yang sangat penting untuk meningkatkan perilaku ibu
agar dapat menjaga kesehatan ibu selama masa kehamilan sampai pasca kelahiran.

3.1.5. ANGKA HARAPAN HIDUP


Penurunan angka kematian bayi sangat berpengaruh pada kenaikan angka harapan
hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan dengan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin
pada penurunan AKB dan kenaikan angka harapan hidup pada waktu lahir.
Meningkatnya angka harapan hidup secara tidak langsung juga memberikan gambaran
secara tidak langsung juga memberikan gambaran tentang adanya peningkatan kualitas
hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Angka harapan hidup adalah rata-rata lamanya
hidup yang akan di capai penduduk. Untuk itu Puskesmas Kesatria pada tahun 2016
angka harapan hidup mencapai umur 75 tahun. Hal ini dudukung pelayanan kesehatan
usia lanjut dimana dari 294 jiwa lanjut usia di Puskesmas Kesatria hanya 20.07% yang
mendapat pelayanan kesehatan selama tahun 2016.

3.2. MORDIBITAS

Mordibitas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalensi dari suatu penyakit.
Morbiditas mengambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu.
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat Community (Based Data) yang di
peroleh melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data dari Puskesmas Kesatria serta
sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan. Penyajian nya
dibagi dalam dua kelompok yaitu pola penyakit semua golongan umur dan penyakit semua
golongan umur dan penyakit menular (communicable diseases).

9
3.2.1. Pola Penyakit Semua Golongan Umur

Tabel 3.1. : Sepuluh 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas KesatriaTahun 2016


No Penyakit THN 2016 %
1. ISPA 1958 48.7
2. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 1123 9.1
3. Obs Febris 412 7.7
4. Gastritis 967 6.2
5. Penyakit Kulit Infeksi 160 6.1
6. Penyakit Kulit Alergi 1028 5.9
7 Cephalgia 229 5.0
8 Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan
471 4.0
Pengikat (Rematik)
9 Penyakit usus 104 3.9
10 Diare 77 3.0
Jumlah 4.054 6529

Berdasarkan tabel diatas gambar pola penyakit di Puskesmas Kesatria adalah penyakit
infeksi yang di dominasi oleh saluran pernafasan bagian atas (ISPA) dari 4054 kasus
penyakit di Puskesmas Kesatria tahun 2015 di peroleh penyakit tertinggi adalah ISPA
sebesar 48.7%, sedangkan yang paling rendah penyakit Diare sebesar 3.0%.

3.2.2. STATUS GIZI

Status gizi merupakan salah satu indicator yang di nilai keberhasilannya dalam
MDGs. Status gizi yang dapat ditampilkan adalah Angka Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR), status gizi balita dan ibu hamil

3.2.2.1. BERAT BAYI LAHIR RENDAH ( BBLR )

Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang di timbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi Bayi Berat Lahir
Rendah. (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupan di masa depan.
10
3.2.2.2. STATUS GIZI BALITA

Status gizi balita di gambarkan dengan jumlah berat badannya ketika


ditimbang yang dapat dilihat mela lui pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS).
Status gizi balita tahun 2016 dapat di lihat pada tabel pada grafi dibawah ini.

Grafik 3.1. Status Gizi Balita Berdasarkan Kartu KMS di Puskesmas Kesatria
Tahun 2016

3.2.2.3. GIZI BURUK

Gizi buruk pada balita adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan
gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan
rendahnya Konsumsi Energi dan Protein (KEP) dalam makan sehari-hari,
khusus gizi buruk tahun 2016 di Puskesmas Kesatria tidak ada kasus gizi buruk
di temukan.

3.2.3. PENYAKIT MENULAR ( Communicable Disease )

Penyakit menular yang dapat disajikan pada bagian ini antara lain penyakit TBC
Paru, HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare, dan Pnemonia, AFP ( Accut
Paralysis Polio ), Malaria, Kusta.

3.2.3.1. PENYAKIT TB. PARU


Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
Detection Rate (CDR) yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang
ditemukan dan di obati terhadap jumlah pasien baru yang diperkirakan ada
dalam wilayah tersebut. Target CDR minimal yang telah di tetapkan oleh
kementerian kesehatan tahun 2011 adalah 83, 5% dan didasarkan data bahwa
Sumatera Utara menduduki peringkat ke 7 dalam penaggulangan TB yaitu
sebesear 77,7%

11
TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum selain menyerang
paru, tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). Data SPM
Puskesmas Kesatria tahun 2016 menunjuk kasus BTA (+) sebanyaK 47 orang
dan di obati sebanyak 47 orang dan sembuh sebanyak 46 orang.

3.2.3.2. PENYAKIT HIV/AIDS


Penyakit HIV/AIDS terus menerus meningkat meskipun pencegahan dan
penangulangan terus dilakukan . Semakin tinggi mobiliatas penduduk antar
wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia,
meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya
penyalahgunaan Napza melalui suntikan secara simultan telah memperluas
resiko penyebaran HIV/AIDS.
Jumlah penderita penyakit HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai
fenomena gunung es yaitu penderita dilaporkan jauh lebih kecil dari pada yang
sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di
Indonesia yang sebenarnya belum diketahui secara pasti.
Upaya yang dilakukan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS
adalah melaksanan penyuluhan pada Sekolah Menengah Atas disamping
ditujukan pada penangganan penderita yang ditemukan, diarahkan pada upaya
pengobatan penderita penyakit seksual (PMS). Jumlah kasus baru HIV/AIDS di
Puskesmas Kesatria pada tahun 2016 tidak ada ditemukan atau diketahui secara
pasti karena tidak semua orang mau memeriksa diri untuk test HIV secara
sukarela. Kasus kematian HIV/AIDS tidak dapat di deteksi, karena adanya
pengaruh sosial dimasyarakat yang merahasiakan penyakit oleh keluarganya.

3.2.3.3. DEMAM BERDARAH (DBD)


DBD adalah penyakit menular dan berbahaya dan dapat menimbulkan
kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah dan kepanikan
masyarakat. Di Indonesia rata-rata angka insiden kasus penderita DBD adalah
55 kasus untuk setiap 100 ribu penduduk.
Untuk mencegah pertumbuhan nyamuk Aedes Aegipty kita dapat
melakukan gerakan berupa menguras dan menyikat tempat penampungan air,
menutup tempat penampungan air dan membuang barang bekas ditempat
tertutup. Gerakan lain adalah memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
menaburkan bubuk larvasida dan menggunakan obat anti nyamuk. Gerakan
sederhana seperti ini diharapkan angka penderita dan kematian DBD bisa di
tekan. Jumlah kasus angka penderita DBD di Puskesmas Kesatria tahun 2016
sebanyak 47 jiwa dan yang meninggal tidak ada.
3.2.3.4. DIARE

12
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Dikatakan menderita diare bila feses
lebih berair dari biasanya atau bila buang air besar empat kali atau lebih atau
buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Jumlah
kasus perkiraan diare di Puskesmas Kesatria tahun 2016 sebanyak 85 jiwa dan
semua penderita diare telah dilakukan penanganan pada semua kasus diare.

Grafik 3.2. Jumlah Penderita Diare ditemukan dan ditangani di Puskesmas Kesatria Tahun 2016

3.2.3.5. PNEUMONIA
Pneumonia adalah infeksi acut yang mengenai jaringan paru (alveoli),
infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga
dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia,
populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah
kesehatan ( manultrisi, ganguan imurologi). Di Puskesmas Kesatria jumlah
penderita pneumonia pada balita serta pneumonia yang ditangan dapat dilihat
pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.3. Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita di temukan dan di tangani
di Puskesmas Kesatria Tahun 2015

13
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah penderita Pneumenia pada balita dan ditangani
sebanyak 2 orang di Kelurahan Asuhan, 1 orang di Kelurahan Pardomuan.

3.2.2.6. CAMPAK
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian
luar biasa. Puskesmas Kesatria belum pernah terjadi KLB Campak dan pada
tahun 2015 tidak ada kasus campak ditemukan.

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsure utama yaitu: upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan perseorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau
masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan.
Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan dan pemulihan terhadap masyarakat dan peseorangan.
Upaya pelayanan kesehatan masyarakat dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, di harapkan sebagian besar
masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.
Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya yang telah dilaksanakan pada tahun 2016
antara lain:

4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Berbagai upaya pelayanan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas layanan kesehatan di
Puskesmas Kesatria antara lain:
4.1.1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Pelayanan kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka
kematian. Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu pada pada masa usia subur, hamil,
bersalin, nifas dan pelayanan kesehatan bayi serta deteksi tumbuh kembang balita.
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal) K4
Pelayanan antenatal meliputi pelayanan kunjungan baru ibu hamil untuk melihat
akses ibu hamil (K1) dan pelayanan ibu hamil sesuai standart dan pelayanan antenatal
minimal empat kali (K4).
Petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil yang
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ANC sesuai standart atau 7T yaitu:
1. Timbangan badan dan ukuran tinggi badan
2. Ukuran tekanan darah
3. Skrining status imunisasi tetanus toxoid
4. Ukuran tinggi fundus uteri
14
5. Pemberian tablet besi ( 90 tablet selama kehamilan )
6. Temu wicara ( pemberian interpersonal dan konseling )
7. Test laboratorium sederhana ( Hb, Protein, Urine )
Berikut cakupan pelayanan K1 dan K4 dapat dilihat pada grafik 4.1 dibawah ini.
Grafik 4.1. Persentase pencapaian pelayanan K1 dan K4 Puskesmas Kesatria
Tahun 2016

Dari grafik diatas cakupan kunjungan K1 yang paling tinggi adalah Kelurahan Siopat
Suhu sebesar 130 % dan K4 sebesar 130 %.
Persentasi ibu hamil terhadap akses kunjungan pelayanan kesehatan (K1) lebih tinggi
dibanding ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart (K4).
Target SPM tahun 2015 ( 95 % ) maka kunjungan K1 sudah tercapai dengan K4
sudah mencapai target.

b. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi


Kebidanan
Pertolongan persalinan yang aman adalah pertolongan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang telah mempunyai kompetensi, memenuhi pelayanan standart asuhan
persalinan dan dilakukan difasilitasi kesehatan.

Grafik 4.2. Persentase Pencapaian Pertolongan Persalinan oleh Tenaga


Kesehatan dengan Kompotensi Kebidanan Tahun 2016

Dari grafik 4.2 dapat terlihat bahwa pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan tahun 2015 telah tercapai pada kelurahan S. Suhu sebesar 96.9 %,
15
Kelurahan Asuhan sebesar 95.9 % dan Kelurahan Pardomuan sebesar 92.1 %,
Kelurahan Merdeka sebesar 90.0 %. Target SPM tahun 2015 sebesar 90 % untuk itu
perlu ditingkatkan kualitas tenaga kesehatan difasilitasi kesehatan dan kordinasi
lintas program sektoral untuk meningkatkan cakupan tersebut.

c. Penanganan Kasus Resiko Tinggi dan Komplikasi


Penanganan kasus resiko tinggi/ komplikasi ibu hamil dan neonatal adalah
pelayanan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi/ komplikasi sesuai standar oleh
tenagga kesehatan kompoten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Jumlah perkiraan ibu hamil dengan resiko tinggi/ komplikasi di Puskesmas
Kesatria pada tahun 2016 sebanyak 214 dan 24 ibu hamil dengan resiko tinggi /
komplikasi ( 11,1 % ) yang telah ditangani.
Jumlah perkiraan ibu hamil dengan resiko tinggi/ komplikasi di Puskesmas
Kesatria tahun 2016 sebanyak 133 bayi dan 4 neonatal risti/ komplikasi (3,0 %) yang
telah ditangani. Rendahnya persentasi ibu hamil dan neonatal resiko tinggi ditangani
tersebut karena perkiraan / estimasi jumlah ibu hamil dan neonatal resiko tinggi yang
ditemukan di wilayah kerja.

d. Kunjungan Neonatal ( KN1 dan KN3)


Kunjungan neonatal meliputi 3 kali mendapat kunjungan antara lain pelayanan
kesehatan neonatal ( 0-28 hari ) minimal 2 kali, Satu kali pada umur 0-7 hari (KN 1)
dan sekali lagi umur 8-28 hari (KN3).

Grafik 4.3. Persentase Pencapaian KN1 dan KN3 di Puskesmas Wilayah


Puskesmas Kesatria tahun 2015.

Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat cakupan kunjungan neonatal ( KN 1) yang
paling tinggi dicapai Kelurahan Siopat Suhu, Asuhan, Pardomuan, Merdeka sebesar
100 % dan KN3 sebesar 100% dicapai Kelurahan Siopat Suhu, Asuhan, Pardomuan,
Merdeka .
Target SPM tahun 2015 cakupan KN1 ( 91 %) dan KN3 lengkap (88%).
Kematian usia neonatal pada tahun 2015 yaitu 1 kasus kematian, untuk menekan
jumlah kematian neonatal tersebut perlu peningkatan kualitas pada pelayanan
kunjungan neonatal.

e. Pelayanan Kesehatan Bayi


Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi (0-11 bulan) yang memperoleh
layanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan minimal 4 kali.
16
Berikut cakupan pelayanan kunjungan bayi tahun 2016

Grafik 4.4. Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Puskesmas Wilayah


Puskesmas Kesatria Tahun 2016.

Dari grafik 4.4 diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan bayi sudah
tercapai pada Kelurahan Siopat Suhu, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Asuhan dan
Kelurahan Pardomuan sebesar 100 %. Cakupan tersebut belum mencapai target SPM
tahun 2015 (90%), perlu peningkatan upaya-upaya yang optimal sehingga tercapai
target tersebut.

f. Pelayanan Kesehatan Balita


Pelayanan kesehatan balita adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan pada bayi
usia 12 bulan sampai 59 bulan dengan pelayanan kesehatan minimal 8 kali untuk
meningkatkan kualitas hidup balita, antara lain : pemberian vitamin A pemantauan
tumbuh kembang dan stimulasi tumbuh kembang dengan menggunakan instrument
SDIDTK
Berikut cakupan kunjungan anak balita tahun 2016.

Grafik 4.5. Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di


Puskesmas Kesatria Tahun 2016.

Dari grafik 4.5 diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan anak balita
pada semua Kelurahan sudah tercapai sebesar (100%). Cakupan tersebut sudah

17
mencapai target SPM 2016 sebesar 85%, tetapi masih ada ditemukan sebanyak 1
kasus kematian pada neonatal, oleh sebab itu perlu peningkatan koordinasi lintas
sekto dan upaya-upaya yang lebih optimal untuk meningkatkan cakupan yang belum
tercapai.

4.1.2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Cakupan peserta KB baru merupakan gambaran partisipasi masyarakat dalam
program keluarga berencana. Peserta KB baru dengan berbagai alat kontrasepsi di
Puskesmas Kesatria tahun 2016 sebesar 16,0%
Peserta KB aktif merupakan indicator untuk melihat tingkat pemanfaatan alat
kontrasepsi dari pasangan usia subur (PUS).
Jumlah PUS yang ada di Puskesmas Kesatria pada tahun 2016 terdapat 6529 dan
aktif memakai KB dengan berbagai jenis kontrasepsi sebesar 79,0%. Angka ini sudah
menccapai target RPJMN (2010-2014) Sebesar 65 % . Hal ini menunjukan bahwa setiap
pasangan usia subur di Puskesmas Kesatria telah menggunakan alat/metode kontrasepsi.

Grafik 4.6. Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Alat Kontrasepsi


di Puskesmas Kesatria Tahun 2016.

Dari grafik diatas dapat dilijhat bahwa peserta KB aktif tahun 2015 di Puskesmas
Kesatria paling banyak menggunakan alat kontrasepsi PIL sebesar 37.5 % dan paling
sedikit menggunakan alat kontrasepsi MOP 0,4 %.

4.1.3. Pelayanan Imunisasi


Imunisasi adalah Upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari
beberapa jenis penyakit menular. Program imunisasi dinilai sangat efektif untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat
dicegah oleh imunisasi.
Grafik 4.7. Persentase Pencapaian Kelurahan Uci di Puskesmas Kesatria
tahun 2016

18
Dari grafik 4.7 dapat dilihat bahwa dari persentase pencapaian Kelurahan Uci di Puskesmas
Kesatria tahun 2016 sudah mencapai target. Target SPM tahun 2016 desa atau Kelurahan
yang mencapai uci 100 %.

Angka pencapaian program imunisasi perjenis imunisasi di Puskesmas Kesatria


untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut : BCG= 96,40% DPT 1+B1 = 92%, DPT3 + HB3 =
92%, POLIO 4 = 96,403,0%, Campak = 96,403%. Angka pencapaian persentase imunissasi
lengkap pada bayi di Puskesmas Kesatria tahun 2016 = 80,4%. Capaian cakupan imunisasi
dasar lengkap pada tahun 2016 belum mencapai target rencana strategis kementrian
kesehatan 2010-2014 sebesar 90% sedangkan untuk melihat angka drop out imunisasi, di
peroleh dari selisih antara angka imunisasi DPT3+HB terhadap angka imunisasi campak.

Grafik 4.8. Cakupan Imunisasi DPT3+Hb dan Campak di Puskesmas


Kesatria tahun 2016

4.2. Pelayanan Kesehatan Rujukan


4.2.1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
19
Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan Puskesmas dan
jaringannya. Oleh sebab itu, rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan perlu
memperhatikan mutu dan kualitasnya.
Puskesmas Kesatria hanya melayani pasien rawat jalan,sedangkan pelayanan
rujukan ditujukan pada Rumah Sakit Umum sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan
Rujukan.

4.3. Pelayanan Kesehatan Jaminan Kesehatan Masyarakat


Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin Tahun 2016 dilakukan melalui Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
Jumlah masyarakat miskin Puskesmas Kesatria Tahun 2016 sebanyak 8.604 jiwa.

Tabel 4.2. Jumlah Masyarakat Miskin Perkelurahan Puskesmas Kesatria Tahun 2016

Jumlah Mayarakat
No Kelurahan
(Jiwa)
1. Merdeka 2000
2. Siopat Suhu 2500
3. Asuhan 2300
4 Pardomuan 2200
Jumlah 9000

4.4. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Pelayanan kesehatan usia lanjut merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan
terhadap kelompok usia lanjut berumur 60 tahun.
Pada tahun 2016 Puskesmas Kesatria, usila yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar
59 Usila dari 294 Usila. Hal ini menunjukan hanya 20.07 % usila di Puskesmas Kesatria yang
mendapat pelayanan kesehatan.
Berbagai upaya kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan usila di Puskesmas
Kesatria antara lain : senam lansia, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan.

4.5. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan gigi dan mulut.
Pelayanan gigi dan mulut dibagi menjadi pelayanan kesehatan dasar gigi ( untuk
masyarakat umum/ semua golongan umur) dan pelayanan kesehatan gigi untuk anak sekolah.
Pada tahun 2016 di Puskesmas Kesatria cakupan pelayanan gigi dan mulut berupa
tumpatan gigi tetap sebesar 29 Dan pencabutan gigi tetap sebesar 105 dengan rasio tambal/
cabut sebesar 0,3%. Untuk menurunkan masalah kesehatan gigi perlu kerja sama lintas
program khususnya Promkes dan lintas sektor khususnya Dinas Pendidikan.

4.6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Program pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan menurunkan angka
kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyebaran serta
mengurangi dampak sosial akibat penyakit sehingga tidak menjadi masalah kesehatan.
Pada saat ini bukan hanya masalah penyakit menular yang dihadapi tetapi penyakit tidak
menular (degenerative) sudah menunjukkan esistensinya ditambah lagi muncul penyakit-
penyakit menular baru.

20
Berbagai upaya telah dilakukan untuk pencagahan dan pemberantasan penyakit melalui
berbagai kegiatan .
Upaya yang dilakukan di Puskesmas Kesatria antara lain:
4.6.1. Pengendalian Penyakit Polio
Data dari Puskesmas Kesatria tahun 2016 tidak ditemukan kasus AFP.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio yang dilakukan dengan gerakan
imunisasi polio, serta di tindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara
aktif terhadap kasus Acute flaccid paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun.
4.6.2. Pengendalian TB Paru
Pengendalian utama TB Paru adalah :
Menurunkan insiden TB Paru pada tahun 2016
Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru.
Khusus TB Paru BTA (+) terdeteksi dan diobati dengan program DOTS (Directhy
Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru
dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO)
Sedikit 85 % tercapai success rate.
DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan
secara langsung sehingga diharapkan penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara
cepat. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar
menelan obatnya teratur sesuai ketentuan sampai penderita TB Paru sembuh. Strategi
DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai angka 95 %.
Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB
Paru.
Komponen strategi dan implementasi stop TB ( WHO, 2006) strategi pertama
mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan kualitas DOTS. Kedua respon
masalah TB-HIV, MPR-TB dan tantangan lainnya. Ketiga, berkontribusi dalam
penguatan sistem kesehatan. Keempat, melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta. Kelima memberdayakan pasien dan masyarakat dan
keenam melasanakan dan mengembangkan riset.
Keberhasilan program pengendaliaan TB Paru dapat dilihat dari beberapa
indikator, diantaranya adalah penurunan kasus (CDR/ Case Detection Rate) dan angka
kesembuhan TB Paru . Trend penemuan penderita TB Paru di Puskesmas Kesatria
2016 dapat dilihat pada grafik 4.9 dibawah ini.

Grafik 4.9. Trend Penemuan Penderita TB Paru/Prevalensi di Puskesmas Kesatria tahun 2016

21
Dari grafik diatas dapat dilihat tahun 2016 angka penemuan penyakit TBC Paru mengalami
peningkatan per 100.000 penduduk.

4.6.3. Pengendalian Penyakit ISPA


Pengendalian penyakit ispa berupa pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan
Akut (ISPA) yang difokuskan pada upaya penemuan secara didi dan tata laksana kasus
yang cepat dan tepat kepada penderita pneumonia balita yang ditemukan.

Berikut balita dengan kasus pneumonia dapat dilihat pada grafik 4.10 dibawah ini.
Grafik 4.10. Kasus Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kesatria Tahun 2016.

Dari data grafik 4.10 dilihat bahwa di semua kelurahan wilayah Puskesmas
Kesatria tahun 2016 tidak ditemukan kasus Pneumonia.

Salah satu upaya yang telah dilakukan Puskesmas Kesatria adalah dengan
melaksanakan satu program Manajemen Terpadu Penanganan Balita Sakit (MTBS)
dimana semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan. Dengan
adanya peningkatan kasus pada tahun 2016 diharapkan petugas kesehatan
meningkatkan kualitas pelayanan pada MTBS.

4.6.4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS


Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS belum dapat disembuhkan. Penngobatan
yang diberikan hanya bersifat untuk menekan perkembangan virus yaitu ARV ( Anti
Retroviral Virus )
Beberapa langkah-langkah strategi penurunan HIV dan AIDS antara lain:
Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan persentase
ODHA yang mendapatkan ART menjadi 50 % dan memasukan modul pengetahuan
HIV dan AIDS dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama Atas dan Perguruan
Tinggi.
Penyakit HIV/AIDS di Puskesmas Kesatria tahun 2016 tidak ada kasus yang
ditemukan.
4.6.5. Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD)

22
Salah satu kegiatan pokok dalam pengendalian penyakit DBD adalah pemberantasan
demam berdarah yang terdiri dari 3 upaya yaitu:
1. Peningkatan kegiatan penyakit dan surveilans vector
2. Diagnosis dini dan pengobatan dini
3. Peningkatan upaya pemberantasan vector penularan penyakit DBD dengan
pemberantasan serangan nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala.
Adapun kasus penyakit DBD dan kematian DBD di Puskesmas kecematan siantar utara
dapat dilihat pada grafik 4.11 di bawah ini:

Grafik 4.11. Kasus Penyakit DBD dan kematian DBD di Puskesmas


Kesatria Tahun 2015

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus tertinggi terdapat di Kelurahan Asuhan
sebesar 14 kasus.
Target indikator RPJMN (2010 2014) Angka kesakitan DBD 51 Per 100.000
penduduk. Oleh sebab itu berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Puskesmas Kesatria
dalam pengendalian penyakit DBD antara lain :
1. Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD kepada masyarakat.
2. Pemberian Abate kepada masyarakat
3. Meningkatkan Surveilance Epidemiologi.

4.6.6. Pengendalian Penyakit Rabies


Penyakit Rabies adalah penyakit hidropobia yang di akibatkan oleh virus Rabies.
Penyakit rabies salah satu penyakit potensial kejadian luar biasa. Kasus tersangka
rabies pada tahun 2015 tidak ada di temukan di Puskesmas Kesatria.

Upaya pencagahan yang paling efektif adalah vaksinasi hewan piaraan dengan
sekali vaksinasi hewan piaraan akan terhindar dari rabies untuk beberapa tahun
lamanya. Untuk itu diperlukan kerjasama dengan lintas sektor yaitu dinas perikanan
dan peternakan serta masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan agar memelihara
hewan tersebut.

4.7. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat. Upaya-upaya perbaikan gizi masyarakat antara lain:
4.7.1. Pemberian Kapsul Vitamin A

23
Pemberian kapsul vitamin A bertujuan untuk menurunkan dan mencegah
kekurangan Vitamin A (KVA). Kapsul vitamin A dapat diberikan kepada bayi/ balita
sebanyak 2 kali dalam setahun dan pada ibu nifas diberikan 1 kali.
Berikut persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A di Puskesmas Kesatria pada
bayi, balita dan ibu nifas :

Grafik 4.12. Persentase Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi Balita


dan Nifas di Puskesmas Kesatria Tahun 2015

Dari grafik 4.12. dapat dilihat bahwa tahun 2014 pemberian kapsul vitamin A pada
bayi sebesar 100% di semua Kelurahan pada balita dan pemberian Vitamin A pada ibu
nifas paling tinggi sebesar 96.9 % di Kelurahan Siopat Suhu.

4.7.2. Pemberian Tablet Besi (Fe)


Pemberian tablet besi kepada ibu hamil sangat penting karena pengaruhnya besar
dalam kehamilan dan persalinan.

Berikut cakupan pembarian tablet Fe di Puskesmas Kesatria tahun 2015.


Grafik 4.13. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3
di Puskesmas Kesatria Tahun 2015.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tahun 2015 pemberian tablet Fe1, untuk
ibu hamil Persentase pada semua kelurahan sebesar 100% sedangkan Fe 3 untuk ibu
hamil pada Persentase pada semua kelurahan sebesar 100 %.

Dan untuk pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil masih terjadi
kesenjangan persentase yaitu ibu hamil yang mendapat tablet Fe 1 selalu lebih tinggi
24
dibanding ibu hamil yang mendapat tablet Fe3. Hal ini mungkin disebabkan karena
belum optimalnya kordinasi lintas program terkait dan masih rendahnya pemberian
tablet Fe bagi ibu hamil.

4.7.3. Cakupan ASI Ekslusif


Cakupan ASI ekslusif merupakan pemberian ASI pada bayi baru lahir sampai
umur 6 bulan secara ekslusif. Dan pemberian ASI dapat dilanjutkan dari umur 7 bulan
sampai anak berumur 2 tahun dengan diberikan makanan tambahan.
Berikut cakupan ASI Ekslusif pada bayi umur 0 6 bulan dapat di lihat pada grafik
4.14 dibawah ini:

Grafik 4.14. Persentase cakupan ASI Ekslusif Di Puskesmas Kesatria Tahun 2015

Dari grafik 4.14 diatas dapat dilihat bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif di
Puskesmas Kesatria tahun 2015, cakupan pada semua kelurahan sebesar 0.0%
4.8. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Menurut teori Blum, Lingkungan adalah faktor terbesar yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Banyak masalah kesehatan terutama penyakit yang timbul disebabkan
oleh lingkungan yang buruk/ tidak sehat diantaranya penyakit pada saluran cerna, saluran
nafas, kulit, mata, dan penyakit lainnya. Bila lingkungan terpelihara dengan baik (sehat)
penyakit ini dapat dicegah atau dikurangi.

4.8.1. Rumah dan Tempat Umum dan & Pengolahan Makan Sehat.
Dari seluruh rumah yang dikunjungi di Puskesmas Kesatria tahun 2015
sebahagaian masih ada yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Angka ini
menunjukkan masih rendah kesadaran masyarakat akan pemukiman yang sehat.
4.8.2. Sarana Kesehatan Lingkungan pada Rumah Tangga
Sarana kesehatan lingkungan pada rumah tangga/ KK terhadap fasilitas sanitasi
yang layak (jamban sehat) di Puskesmas Kesatria tahun 2015 dapat dilihat pada grafik
4.15 dibawah ini.

Grafik 4.15. Persentase Keluarga Yang Memiliki Sarana Kesehatan Lingkungan


Puskesmas Kesatria tahun 2015.

25
Dari grafik 4.15 diatas dapat dilihat bahwa persentase keluarga yang memiliki sarana
kesehatan lingkungan (jamban) Puskesmas Kesatria tahun 2015 adalah yang paling
tinggi pada Kelurahan Merdeka sebesar 100 % dan sarana air bersih paling tinggi pada
Kelurahan Merdeka sebesar 100 %.

4.9. Pelayanan Kefarmasian

Dengan adanya program pemasyarakatan obat Generik pada Sarana Pelayanan


Kesehatan, obat-obatan yang di pergunakan di Puskesmas dan pustu di wilayah kerja
Puskesmas Kesatria adalah obat-obatan generik dengan jenis dan jumlahnya sesuai kebutuhan.

BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber Daya Kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan perlu ditingkatkan
dan didayagunakan, sehingga dapat mendukung peningkatan pelayanan kesehatan pada mayarakat.
Sumber daya kesehatan meliputi penguasaan ilmu dan teknologi kesehatan/ kedokteran, serta data
dan informasi yang semakin penting peranannya.
Untuk mendukung keberhasilan pencapaian cakupan program kesehatan sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi sesuai kebutuhan.

5.1. SARANA KESEHATAN


Dalam melaksanakan program kesehatan di Puskesmas Kesatria diperlukan dukungan sarana
kesehatan yang mencukupi dan menjangkau keseluruhan lapisan masyarakat.
5.1.1. Puskesmas

26
Sarana kesehatan yang ada di Puskesmas Kesatria ada 1 pos kesehatan Kelurahan serta
sarana kesehatan bersumber daya masyarakat. Puskesmas di Puskesmas Kesatria
mempunyai wilayah kerja masing-masing yaitu :
- Kelurahan Siopat Suhu
- Kelurahan Asuhan
- Kelurahan Merdeka
- Kelurahan Pardomuan

5.1.2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada mayarakat,
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di
masyarakat.
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang paling
dikenal masyarakat adalah Posyandu. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program
prioritas yaitu: Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi,
Immunisasi dan diare. Untuk memantau perkembangan, Posyandu dikelompokan
menjadi 4 Strata yaitu: Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan
Posyandu Mandiri. Di Puskesmas Kesatria pada tahun 2015 posyandu sebanyak 26
Posyandu dengan Strata Posyandu Purnama 75 %, Posyandu Mandiri 25 %..

Grafik 5.1. Persentase Posyandu Menurut Strata di Puskesmas Kesatria Tahun 2015

5.2. Tenaga Kesehatan


Sebagaimana di ketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta, oleh karena itu gambaran situasi
ketersediaan tenaga kesehatan baik yang di sektor pemerintahan maupun swasta perlu
diketahui.

Data yang dapat dikumpulkan meliputi data jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan
Puskesmas yang ada di Puskesmas Kesatria tahun 2015.
No Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter Umum 3
27
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 17
4 Bidan 13
5 Apoteker 0
6 Gizi 3
7 Tenaga Kefaramasian 3
8 Kesehatan Masyarakat 0
9 Analis 2
10 Perawat Gigi 3
11 Kesehatan Lingkungan 1
12 SLTA 3
Total 49
Klinik Swasta: 2 Unit

5.3. Pembiayaan Kesehatan


Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas Kesatria terdiri dari pembiayaan kesehatan oleh
Pemerintah dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah
tangga untuk kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
Puskesmas Kesatria menerima anggaran pemerintahan bersumber dari Dana Tugas
Pembantuan (TP.BOK).

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Gambaran umum Puskesmas Kesatria.
1. Letak geografis Puskesmas Kesatria sangat strategis dan memiliki penduduk yang
heterogen dan majemuk terdiri dari berbagai suku dan agama. Terdiri dari 4 wilayah
Kelurahan.
2. Jumlah Penduduk sebanyak 25.507 dengan jenis kelamin laki-laki : 11.491 dan perempuan
14.516

Situasi Derajat Kesehatan.


1. Angka harapan hidup laki-laki dan perempuan di Puskesmas Kesatria pada tahun 2015
adalah 75 tahun.
2. Kematian ibu Maternal ada ditemukan 0 kasus kematian, Neonatal sebanyak 0 kematian,
Bayi dan Balita tidak ada kasus kematian.
3. Penyakit menular (Communicable Diseases) yang di amati antara lain : Penyakit TB Paru
165,59 per 100.000 penduduk, kasus baru HIV tidak ada ditemukan, kasus penyakit DBD
sebanyak 42 kasus dengan Incidence Rate 85 per 100.000 penduduk, angka kesakitan Diare
per 1000 penduduk sebesar 214 dan jumlah penderita Pneumonia pada balita 3 kasus.
4. Status gizi digambarkan dengan balita yang ditimbang 100 %, balita yang berat badannya
dibawah garis merah 0,6 % dan gizi buruk tidak ada.
28
Situasi Upaya Kesehatan.
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Kunjungan ibu hamil (K1) dan (K4) 100 %
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan 100 %
Persentase cakupan ibu hamil dengan Resiko tinggi yang di tangani 100 %, persentase
cakupan neonatal risti yang ditangani 100 %
Cakupan kunjungan neonatal (KN1) dan (KN3) 100 %
Cakupan deteksi tumbuh kembang anak Balita (prasekolah) 100 %
Persentase peserta KB baru 13,3 % dari total PUS dan jenis kontrasepsi yang paling
banyak adalah PIL 39,0 %, pencapaian pelayanan KB melalui persentase peserta KB
aktif 85,9 % dari total PUS.
Kelurahan di Puskesmas Kesatria telah 100% UCI, dengan pencapaian BCG 96,40 %,
DPT1 + HB1= 92,7% , DPT3 +HB3 = 92 %, Polio4 = 96,403 % Campak = 96,403 %.
2. Pencapaian Pelayanan Kesehatan pada usila sebesar 20,0 %.
3. Rasio antara tambal gigi tetap dengan pencabutan gigi tetap 0 %

4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.


AFP Rate Non Folio tidak ditemukan kasus dari penduduk usia < 15 tahun
Angka kesembuhan TB Paru tahun 2015 100 %
Jumlah kasus pneumonia pada balita ditemukan sebanyak 3 kasus dan penanganan balita
dengan pneumonia sebesar 100 %
Kasus baru HIV tahun 2015 tidak ada ditemukan
Kasus DBD sebesar 42 Kasus dengan Incidence Rate 85 per 100.000 penduduk. Tidak
ada kematian akibat kasus DBD
Penemuan kasus baru penderita Kusta MB sebanyak 1 orang
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
Pemberian kapsul vitamin A pada bayi 100 %, balita 100 % dan ibu nifas 100 %
Pemberian Fe pada ibu hamil Fe1 sebesar 100 % dan Fe3 99 %
6. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Dari 25.507 jumlah rumah terdapat 90 % rumah yang memenuhi syarat kesehatan.
Dari 100 tempat, tempat umum yang ada Puskesmas Kesatria, terdapat 75 tempat umum
yang telah memenuhi syarat kesehatan
Dari 10 Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang tidak memenuhi syarat di Puskesmas
Kesatria, dibina sebanyak 8 TPM.

Situasi Sumber Daya Kesehatan


Sarana Kesehatan
Rasio Puskesms terhadap 100.000 penduduk.
Untuk tingkat Puskesmas 8,0 per 100.100 penduduk, untuk tingkat Puskesmas pembantu
3,37 per 100.000 penduduk.
75,0 % Posyandu menurut Strata adalah Poyandu Purnama.

6.2. SARAN
Perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan berbasis surveillance dan keterlibatan
seluruh sector dalam mengantisipasi lonjakan kasus penyakit berbasis lingkungan.
Perlunya digalakkan posyandu guna meningkatkan cakupan D/S serta memacu kreatifitas
kader dan masyarakat dalam kegiatan posyandu.
Perlunya peningkatan promosi kesehatan dalam rangka PHBS dengan strategi advokasi.
Bina suasana dan penggerakan masyarakat.

29
Diharapkan kepada pemerintah setempat (Camat dan Lurah) serta institusi lintas sektor
untuk senantiasa mendukung dan menjalin kerjasama yang baik dalam melaksanakan
program kesehatan masyarakat.
Meningkatkan pembiayaan kesehatan dari APBD sehingga Operasional Puskesmas lebih
Optimal
Mempertahankan hasil yang telah dicapai dan mengoptimalkan sumber daya alam dalam
mengatasi masalah dan kekurangan yang ada.

Lampiran
Sebagai lampiran adalah resume/ angka pencapaian Kecamatan Siantar Timur tahun 2015 dan 80
tabel data yang merupakan gambaran tabel indikator Millenium Development Goals (MDGs) 2015
dan indicator pencapaian kinerja kinerja Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang
responsive gender.

30

Anda mungkin juga menyukai