Anda di halaman 1dari 21

Page 1 of 21

Juknis
Penyelenggaran Posyandu Keluarga
di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2019

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat


2019

Posyandu keluarga
Page 2 of 21

I. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional


yang bertujuan mewujudkan derajat hidup masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam agenda prioritas pembangunan nasional, pembangunan kesehatan
diarahkan untuk mengimplementasikan Nawa cita yang kelima yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Mengacu pada hasil
pembangunan kesehatan pada tahun 2017 dan menyongsong RPJMD Provinsi
Nusa Tenggara Barat tahun 2018/2023 maka diperlukan penataan dan inovasi
program pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar lebih cepat tercapainya
pembangunan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sesuai dengan Visi
“Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang” dengan 6 misi yaitu:
Tangguh dan Mantab; Bersih dan Melayani; Sehat dan Cerdas; Asri dan Lestari;
Sejahtera dan Mandiri serta Aman dan Berkah.
Masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2017
masih memerlukan perhatian yang serius, hal ini ditunjukkan dengan Indikator
derajad kesehatan masyarakat yang dibawah angka nasional seperti:
1. Angka Kematian bayi (AKB) masih lebih tinggi dari nasional (57;33) per
1.000 kelahiran hidup, yang artinya dibawah 24 poin dari nasional.
2. Prevalensi Kurang Gizi (gizi buruk+gizi kurang) lebih tinggi dari nasional
(22,6% : 17,8%) yang artinya dibawah 4,8% dibanding nasional.
3. Angka Stunting sebesar 37,2% lebih tinggi dari nasional (37,2% : 29,6%),
yang artinya dibawah 7,6% dari nasional.
4. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKl) lebih baik dari nasional, yaitu:
251 : 359 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya diatas 108 poin dari
nasional.
Fakta lain menunjukkan bahwa upaya penemuan secara dini kasus gizi
buruk melalui pemantauan pertumbuhan di Posyandu belum berjalan optimal:
1. Kunjungan sasaran ke Posyandu (D/S) sebesar 84,29% berarti masih ada
15,8% sasaran tidak terpantau.
2. Sasaran yang naik timbangan badannya (N/D) sebesar 64,63% berarti
masih ada 35,37% sasaran balita yang tidak naik timbangan badannya.
Sedangkan masalah sumber daya yaitu: kemampuan kader masih rendah,
dukungan pemerintahan desa/kelurahan, pembinaan dari Instansi dan kurang
minatnya masyarakat ke posyandu, menyebabkan fungsi posyandu belum
optimal.
Hasil pendataan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS PK)
sampai dengan bulan Oktober 2018 menunjukkan dari 1.374.434 total jumlah
keluarga di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sudah 399.430 (29,06%) terdata. Dari
jumlah tersebut ternyata indikator penyakit tidak menular (PTM) mempunyai

Posyandu keluarga
Page 3 of 21

kecenderungan makin tinggi seperti: Hipertensi yang berobat teratur hanya


20,91%, artinya masih ada 79,09% penderita hipertensi yang tidak berobat
secara teratur, sementara penyakit menular masih belum dapat diatasi seperti
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar hanya 34,82%.
Melihat fakta tersebut, diperlukan pelayanan kesehatan yang lebih bagus
dan dapat diakses oleh masyarakat di tingkat desa/kelurahan. Untuk
mengantisipasi masalah tersebut, sejak tahun 2018 dilakukan revitalisasi
posyandu menjadi Posyandu Keluarga yang sejalan dengan program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK), yang mempunyai prinsip
mendekatkan layanan kesehatan dasar pada masyarakat desa/kelurahan dan
bersifat komprehensif dan terintegrasi.
Posyandu Keluarga mengintegrasikan pelayanan posyandu KIA yang saat ini
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yaitu: kesehatan ibu dan anak,
dengan 5 program utama (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan Diare), sedangkan disebut
Posyandu keluarga jika: diintegrasi dengan pelayanan:
1. Posbindu (pelayanan PTM)
2. Posyandu Remaja (kesehatan reproduksi dan penyuluhan pendewasaan usia
perkawinan).
3. Posyandu Lansia (pelayanan posyandu usia lanjut).
Sejalan dengan Visi Misi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun
2018/2023, maka akan dikembangkan inovasi pelayanan Posyandu Keluarga,
yang bertujuan untuk mengefektifkan pelayanan kesehatan bagi semua anggota
keluarga. Posyandu keluarga mendukung kebijakan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, yaitu program Indonsia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga
(PIS PK), yang berprinsip mendekatkan pelayanan kesehatan dasar pada
masyarakat desa/kelurahan. Posyandu Keluarga meningkatkan kinerja pelayanan
dalam membangun sumberdaya sejak usia dini. terpantaunya secara dini tumbuh
kembang anak, tercapainya cakupan imunisasi yang cukup tinggi dan adanya
peningkatan umur harapan hidup. Posyandu keluarga merupakan upaya untuk
mengatasi merebaknya kasus penyakit katastropik (Hipertensi, Diabetes Melitus,
Pembuluh darah, kolesterol, dll.) yang telah dikonfirmasi melalui pendataan
keluarga sehat (PIS PK), dimana seluruh anggota keluarga harus mendapatkan
pelayanan terintegrasi dalam satu wadah yang kita sebut posyandu keluarga.
Pelayanan terintegrasi diharapkan dapat efektif dan efisien memberikan
pelayanan kepada masyarakat bawah dalam mencegah dan meningkatkan
kesehatannya.

Posyandu keluarga
Page 4 of 21

II. Tujuan
A. Tujuan Umum:
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat di tingkat desa/kelurahan.
B. Tujuan Khusus
1. Memantau tumbuh kembang anak, remaja dan kesehatan ibu hamil,
nifas, menyusui dalam rangka meningkatkan status gizi balita serta
menurunkan AKI dan AKB
2. Meningkatkan status kesehatan remaja
3. Meningkatkan status kesehatan lanjut usia agar sehat, mandiri
produktif.

III. Pengertian Posyandu Keluarga


Posyandu Keluarga adalah “suatu upaya pelayanan kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan secara komprehensif dan
intergrasi antara Posyandu ibu anak, Posbindu, Posyandu Lansia dan atau
UKBM lainnya yang ada di wilayah dusun/lingkungan yang dilaksanakan dalam
satu tempat dan waktu yang bersamaan

IV. Perkembangan Posyandu (KIA) di Provinsi NTB Tahun 2018


Tabel 1:
Data perkembangan Posyandu Konvensional (KIA) di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018

NO KABUPATEN / JUMLAH POSYANDU


KOTA PRATAMA % MADYA % PURNAMA % MANDIRI %
TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Lombok Barat 22 2,4 82 9,0 748 82,3 57 6,3 890

2 Lombok Tengah 163 8,9 1.269 73,5 244 1720 6 0,4 1.653

3 Lombok Timur 94 5,4 693 39,7 821 47,0 92 5,3 1.736


4 Sumbawa 10 1,4 195 27,0 415 57,5 102 14,1 716

5 Dompu 10 2,4 102 24,1 307 72,4 5 1,2 415

6 Bima 27 4,2 212 33,1 380 59,3 22 3,4 633


7 Sumbawa Barat 0 0,0 45 20,6 165 75,7 8 3,7 217

8 Lombok Utara 5 1,3 239 60,2 153 38,5 0 0,0 393

9 Kota Mataram 19 5,4 146 41,6 75 21,4 111 31,6 350


10 Kota Bima 21 12,9 89 54,6 52 31,9 1 0,6 163

TOTAL 568 7,9 2.752 54,6 3.323 46,4 523 7,3 7.166

Posyandu keluarga
Page 5 of 21

V. Posyandu KIA terintegrasi menjadi Posyandu Keluarga


Dalam rangka mengantisipasi terjadinya transisi epidemiologi, yaitu
berubahnya pola prevalensi penyakit dari penyakit menular menuju penyakit
tidak menular serta tetap fokus pada pelayanan kesehatan dasar, maka muncul
inovasi pelayanan posyandu terintegrasi yang disebut posyandu keluarga di
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saat ini perkembangan jumlah posyandu keluarga
sudah mencapai 86 buah yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2:
Data perkembangan Posyandu Keluarga di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018

No Kabupaten/Kota Posyandu Keluarga Keterangan


1 Kota Mataram 1 Terintegrasi
2 Lombok Barat 11 Posbindu dan
3 Lombok Tengah 1 Posyandu Lansia
4 Lombok Timur 1
5 Lombok Utara 1
6 Sumbawa Barat 1
7 Sumbawa 1
8 Dompu 49
9 Kab. Bima 1
10 Kota Bima 19
Total 86

Dari data posyandu keluarga yang ada saat ini baru sebesar 2,2% dari total 3.846
posyandu Purnama dan Mandiri yang diharapkan dapat berintegrasi menjadi
Posyandu Keluarga, perlu upaya yang sangat keras untuk mewujudkan semua
posyandu yang ada menjadi posyandu keluarga. Tantangan terbesar adalah
sumber daya manusia, dalam hal ini adalah kader dan dukungan aparat
desa/kelurahan sebagai instansi pemilik posyandu tersebut.

Posyandu keluarga
Page 6 of 21

VI. Skema pelayanan Posyandu Keluarga

Gamba

Gambar 1. Skema pelayanan Posyandu Keluarga

VII. Kriteria Posyandu Keluarga


1. Sudah terintegrasi (Posyandu KIA, Posbindu/Posy. Remaja dan Lansia)
2. Dilaksanakan dalam 1 tempat (Dusun/Lingkungan/RT)
3. Dilaksanakan secara serentak dalam 1 tempat (bersama-sama)

VIII. Indikator
Posyandu Keluarga merupakan program terobosan/inovasi Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mempercepat akses layanan kesehatan
dasar yang diperlukan oleh masyarakat. Indikator sebuah posyandu disebut
Posyandu Keluarga, yaitu:
1. Kader aktif dan terlatih minimal 5 orang
2. Kegiatan posyandu dilakukan rutin setiap bulan ( 12 kali/tahun)
3. Cakupan Ibu hamil di wilayah posyandu melakukan pemeriksaan
kehamilan ( K1 s/d K4) > 80 %
4. Cakupan D/S > 80 %
5. Cakupan komulatif Imunisasi > 80 %
6. Cakupan PUS di wilayah posyandu yang ikut KB > 70 %

Posyandu keluarga
Page 7 of 21

7. Adanya kelompok dna sehat/Jimpitan/arisan yang dikelola masyarakat


untuk membiayai kegiatan posyandu.
8. Memiliki lokasi kegiatan yang tetap.

Sedangkan indikator tambahan adalah:


1. Adanya pelayanan Posbindu
2. Adanya pelayanan kesehatan remaja
3. Adanya pelayanan Posyandu lansia

IX. Sasaran Posyandu Keluarga


Yang menjadi sasaran Posyandu Keluarga (Posyandu Keluarga) adalah
masyarakat di wilayah kerja Posyandu yang bersangkutan yang meliputi :
1. Bayi dan Anak Balita (0-59 bulan)
2. Remaja laki/perempuan (anak SMP dan SMA)
3. Ibu Hamil dan Menyusui
4. Lanjut Usia

X. Jenis pelayanan di Posyandu Keluarga


Pelayanan Posyandu Keluarga mengacu pada penerapan SPM bidang
kesehatan sesuai PP nomor 2/2018 tentang Standart Pelayanan Minimal
yang diperkuat oleh Permenkes nomor 4/2019 yaitu:

1. Bayi dan Anak Balita


Pelayanan yang diselenggarakan untuk bayi dan anak balita meliputi :
a. Penimbangan berat badan
b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan dan konseling
d. Pemberian vitamin A setiap 6 bulan sekali (bulan Februari dan
Agustus)
e. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi tumbuh kembang anak, apabila
ditemukan kelainan segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Remaja/Posbindu
Untuk meningkatkan kesehatan remaja di wilayah Posyandu yang
bersangkutan maka akan direkrut Kader Remaja yang berasal dari
wilayah kerja Posyandu. Kader Remaja yang direkrut akan ditingkatkan
kapasitasnya dengan dilakukan pelatihan/ orientasi Kader Remaja oleh
Puskesmas (Pengelola PKPR Puskesmas). Pelayanan yang
diselenggarakan untuk peningkatan kesehatan remaja meliputi:

Posyandu keluarga
Page 8 of 21

a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan


b.Pengukuran lingkar lengan atas
c. Pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT)
d.Pemberian suplemen gizi (Fe)
e. Penyuluhan/ konseling kesehatan reproduksi dan Napza
f. Penyuluhan Gizi
g.Penyuluhan pencegahan kekerasan anak/perempuan (KTA/P)
h. Penyuluhan penundaan usia perkawinan (PUP)
i. Pemberian TT WUS
j. Pemberian Tablet Calsium

3. Ibu Hamil, Ibu Nifas dan menyusui


a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup :
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas)
4. Pemberian tablet besi (Fe)
5. Pemberian immunisasi TT
6. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
7. Konseling Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K)
8. Penyuluhan PHBS
9. Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil yang kegiatannya meliputi :
 Penyuluhan tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, KB dan Gizi
 Perawatan payudara dan pemberian ASI
 Peragaan pola makan ibu hamil
 Peragaan perawatan bayi baru lahir
 Senam Ibu hamil
b. Ibu Nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
1. Penyuluhan/ konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi
2. Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama
3. Perawatan payudara

Posyandu keluarga
Page 9 of 21

4. Pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudaya,


pemeriksaan fundus uteri dan pemeriksaan lochia oleh petugas.
5. Penyuluhan gizi
6. Penyuluhan PHBS

4. Lanjut Usia
Pelayanan yang diselenggarakan untuk lanjut usia :
a. Pengukuran tinggi badan
b. Pengukuran berat badan
c. Pengukuran panjang depa
d. Pengukuran tinggi lutut
e. Pengukuran tinggi duduk
f. Pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT)
g. Pengukuran lingkar perut
h. Pengukuran tekanan darah (hipertensi)
i. Pelayanan kesehatan Diabetes Melitus
j. Pengukuran suhu tubuh
k. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
 Albumin
 Asam folat serum
 Glukosa darah
 Hemoglobin
 Natrium Serum
l. Penyuluhan/ Konseling Gizi
m. Pemberian makanan tambahan
n. Aktifitas fisik (Prolanis)

XI. Waktu buka dan tempat pelaksanaan :


Posyandu Keluarga dilaksanakan dalam satu tempat (dusun/lingkungan)
secara bersamaan, baik itu Posyandu KIA, Posbindu/posyandu remaja dan
Posyandu Lansia. Dengan adanya integrasi pelayanan tersebut akan menerapkan
prinsip efektifitas dan efisiensi pelayanan kesehatan kepada semua sasaran baik
ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja, pasangan usia subur dan lansia.
Pelaksanaan kegiatan tersebut juga termasuk pelayanan yang diberikan di luar
hari Posyandu.

XII. Pencatatan dan pelaporan


Untuk tahap pengembangan, pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
Posyandu Keluarga dilaksanakan sesuai dengan format dan mekanisme kegiatan
posyandu masing-masing yang saat ini sudah berjalan.

Posyandu keluarga
Page 10 of 21

XIII. Institusi pembina posyandu keluarga

Untuk mendukung Posyandu Keluarga sebagai tempat pelayanan


kesehatan dasar, perlu institusi pembina yang berfungsi membina, memonitor
dan mengevaluasi kegiatan posyandu. Institusi pembina dapat dilaksanakan oleh
Tim Pokjanal Posyandu yang sudah ada dan dapat dimodifikasi sesuai
kebutuhan program Posyandu Keluarga. Pembina Tim Pokjanal Posyandu tingkat
provinsi Pembinanya Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Dukcapil
, tingkat kabupaten/kota pembinanya Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Camat untuk tingkat kecamatan dan Kepala Desa/Lurah untuk tingkat
Desa/Kelurahan. Fungsi pembina tersebut secara keseluruhan menjaga
kelangsungan posyandu sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar dalam
mempercepat penurunan kematian ibu melahirkan dan kematian bayi.balita,
mendeteksi secara dini kasus gizi buruk, mengawasi tumbuh kembang anak,
meningkatkan kesehatan remaja dan meningkatkan kesehatan lanjut usia.
Adapun fungsi/peran Dinas dan instansi terkait adalah sebagai berikut:
1. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kependudukan dan Catatan Sipil :
Berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan,
penggerakan dan pengembangan masyarakat, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknis advokasi, dan sebagainya.
2. Dinas Kesehatan : berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi
Buku KIA/ KMS, distribusi obat-obatan dan vitamin) serta dukungan
bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3. BKKBN/DP3AKB: berperan dalam pelayanan kontrasepsi, penyuluhan,
penggerakan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
4. Dinas Pertanian/BKP : berperan dalam diversifikasi pangan dan gizi serta
pemanfaatan pekarangan
5. Bappeda : berperan dalam perencanaan umum dan evaluasi
6. TP-PKK: berperan dalam pendayagunaan Kader, motivasi masyarakat,
penyuluhan dan bimbingan teknis, dan sebagainya.
7. Dinas Pendidikan, LSM dan sebagainya: berperan dalam mendukung
teknis operasional Posyandu.
8. Dinas Sosial : berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu.
9. Dinas Kelautan dan Perikanan: berperan dalam diverifikasi pemanfaatan
ikan/hasil laut untuk mendukung kebutuhan gizi masyarakat.

Susunan Tim Pembina dapat ditambahkan sesuai kebutuhan program dan


kebutuhan daerah masing-masing.

Posyandu keluarga
Page 11 of 21

XIV. Strategi menuju Posyandu Keluarga


Strategi yang perlu ditempuh dalam rangka Revitalisasi Posyandu menuju
Posyandu Keluarga, adalah :
1. Meningkatkan Peran Kelembagaan Posyandu (Pokjanal Posyandu) di
berbagai jenjang mulai dari Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
2. Meningkatkan fungsi Kelembagaan Posyandu pada tingkat
dusun/lingkungan
3. Memantapkan penyelenggaraan kegiatan Posyandu berbasis masyarakat
4. Memfokuskan kegiatan pada upaya pelayanan kesehatan dasar untuk Bayi
& Balita, Remaja, Ibu hamil & Ibu menyusi dan Lanjut Usia, peningkatan
status gizi dan pelayanan Keluarga Berencana
5. Menerapkan pola pelayanan secara pro-aktif dengan pola pendanaan
dimobilisasi oleh masyarakat dan swasta (antara lain melalui Corporation
Social Responsibility/ CSR), serta didukung cost-sharing pemerintah dan
pemerintah daerah;
6. Meningkatkan peran sumber daya manusia yang ada di lembaga
pendidikan terutama lembaga pendidikan kesehatan dan LSM peduli
kesehatan
7. Optimalisasi peran TP-PKK dalam pembinaan kader Posyandu dengan
dasawisma.
8. Melengkapi setiap Posyandu dengan sarana dan prasarana yang memadai
9. Memanfaatkan dana desa untuk pembangunan Posyandu Keluarga yang
nyaman dan representative.
10. Evaluasi kinerja Posyandu keluarga dilakukan secara berkala dan
berjenjang mulai dari tingkat Desa sampai dengan tingkat Provinsi
11. Membangun komitmen pemerintah, swasta dan masyarakat untuk
keberlangsungan Posyandu Keluarga (Posyandu Keluarga) mulai tingkat
dusun/ lingkungan.

XV. Pendanaan.
Dana yang diperlukan untuk membiayai Posyandu Keluarga dapat
dihimpun dari semangat kebersamaan dimasyarakat seperti: dana APBN, APBD,
BOK, Dana Desa, Swadaya masyarakan dan swasta. Agar kegiatan Posyandu
keluarga dapat berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
maka perlu digali potensi sumber dana yang saat ini belum digali dan
diberdayakan. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah
daerah diharapkan dapat mendukung pembiayaan Posyandu Keluarga melalui
sumber dana PNPM, Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Desa, Bansos dan lain-lain.

Posyandu keluarga
Page 12 of 21

XVI. Penutup.

Demikian petunjuk teknis program pengembangan Posyandu Keluarga,


dengan upaya pengembangan ini pelayanan kesehatan dasar secara terintegrasi
di tingkat dusun/lingkungan dapat mempercepat akses pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat tercapainya derajat kesehatan masyarakat di Provinsi
Nusa Tenggara Barat.

Posyandu keluarga
Page 13 of 21

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Nomor : MD.1
Judul Materi : Kebijakan Pembangunan Kesehatan dalam Percepatan
Perbaikan Gizi dengan STBM
Waktu : 2 JPL (T=2 jpl; P=0 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
kebijakan pembangunan kesehatan untuk percepatan
perbaikan gizi dengan STBM.

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi


Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi/
sesi ini peserta latih mampu:
1. Menjelaskan Kebijakan 1. Kebijakan Pembangunan Ceramah  Bahan  Renstra
Pembangunan Kesehatan: tanya jawab tayangan/ Kementerian
Kesehatan a. Konsep Slide power
(CTJ) Kesehatan 2015-
Pembangunan
point 2019
Kesehatan
b. Pendekatan keluarga  Modul  Pedoman
dalam pencapaian  Komputer Perencanaan
prioritas  LCD Program Gerakan
pembangunan Projector Nasional
kesehatan
 Sound Percepatan
c. Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat System Perbaikan Gizi
2. Menjelaskan Gerakan 2. Gerakan Nasional  Flip chart Dalam Rangka
Nasional Percepatan Percepatan Perbaikan  Spidol (ATK) Seribu Hari
Perbaikan Gizi Gizi. Pertama Kehidupan
3. Menjelaskan Kebijakan 3. Kebijakan dan Strategi (Gerakan 1000
dan Strategi Nasional Nasional STBM.
HPK)
STBM
 Permenkes No. 3
tahun 2014 tentang
STBM

Posyandu keluarga
Page 14 of 21

Nomor : MI.1
Judul Materi : Konsep Dasar Stunting
Waktu : 6 JPL (T=3 jpl; P=3 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
konsep dasar STBM-Stunting.

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi


Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Peserta latih mampu:
1. Menjelaskan Stunting 1. Stunting:  CTJ  Bahan tayang  Andrew J
a. Pengertian stunting  Curah /slide power Prendergast,
b. Penyebab Stunting Pendapat point Jean H
c. Akibat Stunting  Pemutaran  Film Stunting Humphrey.
Film dan Masa The Stunting
dengan Depan Syndrome in
durasi 15 Indonesia, Developing
menit Film Dewi dan Countries.Pa
(TPK 1 & Putri ediatrics and
TPK 2)  Modul International
 Diskusi  LCD, Child Health.
kelompok komputer/lapt Vol.34 no 4,
(TPK 3) op, 2014 p 250-
2. Menjelaskan 2. Pencegahan Stunting:  kertas 265.
Pencegahan Stunting a. Pendekatan secara plano/flipchart,  Black, et.al.
langsung/ kegiatan  spidol, Maternal and
gizi spesifik  papan tulis, Child
b. Pendekatan secara  kain tempel, Undernutritin
tidak langsung  lem semprot and
kain, Overweight
3. Menjelaskan Konsep 3. Konsep STBM: in Low
 meta plan,
STBM a. Pengertian STBM Income and
 panduan
b. Tujuan STBM Middle-
pemutaran
c. Sejarah Program Income
film,
Pembangunan Countries,
 panduan Lancet 202
Sanitasi. diskusi
4. Menjelaskan Prinsip- 4. Prinsip-prinsip STBM- No. 9890:
kelompok, 427-451.
Prinsip STBM-Stunting Stunting:
a. Tanpa subsidi  Chase, C
(untuk non-kuratif) and Ngure,
b. Masyarakat sebagai F, 2016.
pemimpin Multisectoral
c. Tidak menggurui/ Approaches
memaksa to Improving
d. Totalitas Nutrition:
5. Menjelaskan Strategi 5. Strategi STBM-Stunting: Water,
STBM-Stunting a. Peningkan Sanitation
kebutuhan dan and Hygiene.
Permintaan Water and

Posyandu keluarga
Page 15 of 21

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi


Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
sanitasi-stunting Sanitation
b. Peningkatan Program
layanan penyediaan Technical
sanitasi dan Paper, the
pencegahan World Bank.
stunting  Environment
c. Penciptaan al Health
lingkungan yang Perspective
kondusif Volume 112
6. Menjelaskan Delapan 6. Delapan Pilar STBM- no 11,
Pilar STBM-Stunting Stunting: November
a. Pengertian pilar- 2014,
pilar dalam STBM- Beyond
Stunting Malnutrition
b. Penyelenggaraan The role of
pelaksanaan 8 pilar Sanitatiin in
STBM-Stunting Stunted
c. Manfaat Grow.
pelaksanaan 8 pilar  Institute for
STBM-Stunting Development
d. Tujuan Studies,
pelaksanaan 8 pilar Working
STBM-Stunting Paper184,
7. Menjelaskan Tangga 7. Tangga Perubahan Subsidy or
Perubahan Perilaku Visi Perilaku Visi STBM- Self-Respect
STBM-Stunting Stunting: Total
a. Tangga Perubahan Community
Perilaku Sanitasi Sanitation in
b. Tangga Perubahan Bangladesh,
Perilaku Asupan Kamal Kar,
Gizi September
c. Tangga Perubahan 2003.
Perilaku Visi STBM-  Permenkes
Stunting Nomor 3
Tahun 2014
tentang
STBM
 Kemenkes
RI,
Kurikulum
dan Modul
Pelatihan
Fasilitator
Pemberdaya
an
Masyarakat
Bidang
Kesehatan:
Buku Sisipan
STBM,
Jakarta,
2013.
 Kemenkes
RI, Dit.
Penyehatan
Lingkungan,
Modul
Hiegiene
Sanitasi

Posyandu keluarga
Page 16 of 21

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi


Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Makanan
dan
Minuman,
2012.

Nomor : MI.2
Judul Materi : Pemberdayaan Masyarakat STBM-Stunting
Waktu : 3 JPL (T=1 jpl; P=2 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
pemberdayaan masyarakat STBM-Stunting.

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan Referensi


Metode
Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:
1. Menjelaskan partisipasi 1. Partisipasi masyarakat  Ceramah  Bahan  Permenkes No.
masyarakat a. Pengertian partisipasi Tanya tayang/slide 65/2013 tentang
masyarakat jawab power point Pedoman
b. Tingkatan partisipasi  Curah  Modul Pelaksanaan dan
masyarakat Pendapat  LCD Pembinaan
2. Melakukan 2. Pemberdayaan masyarakat  Bermain  Komputer/ Pemberdayaan
pemberdayaan dalam STBM-Stunting Peran laptop Masyarakat bidang
masyarakat dalam a. Pengertian  Flipchart Kesehatan.
STBM-Stunting pemberdayaan  Spidol  Permenkes No.
masyarakat  Meta plan 3/2014 tentang
b. Prinsip dasar  Kain tempel STBM.
pemberdayaan
 Skenario  Kurikulum dan
masyarakat Modul Pelatihan
bermain
c. Tahapan pemberdayaan Fasilitator STBM,
peran
masyarakat Kemenkes RI,
d. Melakukan 2014.
pemberdayaan  Health Promotion
masyarakat dalam and Community
STBM-Stunting. Participation, WHO,
2002.

Posyandu keluarga
Page 17 of 21

Nomor : MI.3
Judul Materi : Mengapa Pemberian Makan bayi dan Anak (PMBA)
Penting
Waktu : 2 JPL (T=2 jpl; P=0 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
pentingnya Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan Referensi


Metode
Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini Makna PMBA
peserta mampu:  Pengertian Inisiasi
Mendefinisikan istilah PMBA, Menyusu Dini  Ceramah  Permenkes No.
pemberian ASI Eksklusif dan  Pengertian ASI Eksklusif Tanya  Modul 65/2013 tentang
Pemberian makanan  Pengertian Pemberian jawab  Flipchart Pedoman
pendamping ASI Makanan Pendamping  Curah  Spidol Pelaksanaan dan
ASI Pendapat  Meta plan Pembinaan
Mengenali semua kondisi Anak Gizi Baik : Pemberdayaan
yang diperlukan bagi anak,  Factor yang Masyarakat bidang
ibu hamil dan ibu menyusui mempengaruhi anak Kesehatan.
yang bergizi baik. menjadi gizi baik  Modul Pelatihan
 Factor yang Konseling
mempengarusi ibu Pemberian Makan
hamil dan ibu Bayi dan Anaka
menyusui gizi bai (PMBA)
Fokus 1.000 HPK
 Akibat Kurang Gizi
pada anak
 Akbat Ibu hamil KEK

Posyandu keluarga
Page 18 of 21

Nomor : MI.4
Judul Materi : Praktek PMBA yang Dianjurkan : Menyusui
Waktu : 2 JPL (T=2 jpl; P=0 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
keberhasilan memberikan ASI Eksklusif dan menyusui anak sampai usia 2 tahun atau lebih
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan Referensi
Metode
Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Mendeskripsikan arti penting Resiko tidak memberikan ASI
menyusui (pemberian ASI) bagi :
bagi bayi, ibu, keluarga dan  Bayi  Ceramah  Peraturan
masyarakat/bangsa  Ibu Tanya  Modul Pemerintah Nomor
 Keluarga jawab  Flipchart 33 tahun 2012
 Bangsa/Negara  Curah  Spidol tentang Pemberian
11 rekomendasi pemberian Pendapat  Meta plan Air Susu Ibu
Mengidentifikasi praktik- ASI yang dianjurkan dan poin-  Kelompok Eksklusif
praktik menyusui yang poin Diskusi Terkait Praktik kerja  Modul Pelatihan
direkomendasikan Konseling Konseling
Merefleksikan kapan dan Rekomendasi Jadwal Pemberian Makan
dimana kegiatan konseling Kunjungan Keberhasilan Bayi dan Anaka
menyusui dilakukan Menyusui (PMBA)

Posyandu keluarga
Page 19 of 21

Nomor : MI.5
Judul Materi : Bagaimana Proses Menyusui
Waktu : 2 JPL (T=1 jpl; P=1 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membantu ibu
yang menyusui sehingga berhasil memberikan ASI Eksklusif dan menyusui anak sampai usia 2
tahun atau lebih

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan Referensi


Metode
Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Menggambarkan secara Anatomi payudara
singkat anatomi payudara  Proses Produksi ASI
dan bagaimana  Ceramah  Peraturan
Tanya  Modul Pemerintah Nomor
Memperagakan posisi dan Posisi dan pelekatan yang baik jawab  Flipchart 33 tahun 2012
pelekatan yang baik Menyusui efektif  Curah  Spidol tentang Pemberian
Mendeskripsikan cara Manfaat memerah Pendapat  Meta plan Air Susu Ibu
memerah ASI dengan Cara memerah ASI  Kelompok Eksklusif
tangan dan menampungnya Cara Menyimpan ASI kerja  Modul Pelatihan
serta cara memberikan ASI Cara memberikan ASI perah  Praktek Konseling
Perah dengan cangkir dengan cangkir Pemberian Makan
Bayi dan Anaka
(PMBA)

Posyandu keluarga
Page 20 of 21

Nomor : MI.6
Judul Materi : Praktek PMBA yang Dianjurkan : Pemberian Makanan
Pendamping ASI bagi Anak usia 6 -24 bulan
Waktu : 2 JPL (T=1 jpl; P=1 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyediakan
makanan pendamping ASI yang bergizi seimbang.

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan Referensi


Metode
Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Menggambarkan pentingnya  Energi yang diberikan
melanjutkan pemberian ASI oleh ASI per kelompok
setelah bayi berusia 6 bulan umur  Ceramah  Peraturan
 Kebututuhan energy anak Tanya  Modul Pemerintah Nomor
sesuai kelompok umur jawab  Flipchart 33 tahun 2012
Hal-hal yang dipertimbangkan  Curah  Spidol tentang Pemberian
Menggambarkan apa yang dalam pemberian makanan Pendapat  Meta plan Air Susu Ibu
harus dipertimbangkan pendamping ASI  Kelompok Eksklusif
waktu memikirkan  Usia kerja  Modul Pelatihan
pemberian makanan  Frekuensi Konseling
tambahan bagi setiap  Jumlah Pemberian Makan
kelompok umur,  Tekstur Bayi dan Anaka
frekuensi,jumlah,  Variasi (PMBA)
tekstur,variasi, cara  Pemberian Makan
pemberian makan secara Aktif responsive
aktif/responsive dan  Kebersihan
kebersihan
Menggambarkan praktik- Point diskusi pemberian
praktik yang dianjurkan dan makanan pendamping ASI
point diskusi konseling
menyangkut pemberian
makan anak usia 6 bulan
sampai 24 bulan

Posyandu keluarga
Page 21 of 21

Nomor : MI.
Judul Materi : Pemantauan Pertumbuhan Balita
Waktu : 2 JPL (T=1 jpl; P=1 jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
pemantauan pertumbuhan di posyandu

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan Referensi


Metode
Khusus (TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Meningkatkan kemampuan Pengisian KMS
peserta untuk mengisi KMS
 Ceramah  Peraturan
Meningkatkan kemampuan Penentuan status Tanya  Modul Pemerintah Nomor
untuk menentukan status pertumbuhan dan jawab  Flipchart 33 tahun 2012
pertumbuhan dalam KMS tindak lanjut  Curah  Spidol tentang Pemberian
dan Tindak Lanjut Pendapat  Meta plan Air Susu Ibu
 Kelompok Eksklusif
kerja  Modul Pelatihan
Konseling
Pemberian Makan
Bayi dan Anaka
(PMBA)

Yang kurang:

Materi tentang Reproduksi Remaja


Materi Kesehata Lansia

Posyandu keluarga

Anda mungkin juga menyukai