Anda di halaman 1dari 18

IV.

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur

1. Profil Wilayah Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Lampung. Dengan luas wilayah kurang lebih 5.325,03 km2 atau 532.503,00

hektar, atau sekitar 15% dari total wilayah Provinsi Lampung (total wilayah

Lampung seluas 35.376 km2), dengan batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Metro Raya Kota

Metro, serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, Provinsi Banten dan DKI

Jakarta.

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Seputih Surabaya, dan

Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala

Kabupaten Tulang Bawang.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Ketibung,

Palas, dan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun

1999, yang secara resmi menjadi kabupaten pada tanggal 27 April 1999. Kabupaten

Lampung Timur yang beribukota di Sukadana memiliki luas 433.789 km2 yang
38

terbagi dalam 264 desa/kelurahan dan 24 kecamatan, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4. Nama kecamatan, jumlah desa dan luas wilayah per-Kecamatan.


Luas Wilayah
Ibukota Jumlah
No Nama Kecamatan
Kecamatan Desa ha (%) total
1. Sukadana Sukadana 20 75.675,50 14,21
2. Batanghari Banar Joyo 17 14.887,95 2,80
3. Sekampung Sumber Gede 17 14.834,39 2,79
4. Marga Tiga Tanjung Harapan 13 25.072,94 4,71
5. Sekampung Udik Pugung Raharjo 15 33.912,45 6,37
6. Jabung Negara Batin 15 26.784,54 6,37
7. Pasir Sakti Mulyo Sari 8 19.393,83 3,64
8. Waway Karya Sumberrejo 11 21.107,32 3,96
9. Marga Peniangan 8 17.732,34 3,33
Sekampung
10. Labuhan Labuhan 11 19.498,73 3,66
Maringgai Maringgai
11. Mataram Baru Mataram Baru 7 7.956,11 1,42
12. Bandar Saribhawono 7 18.570,67 3,49
Sribhawono
13. Melinting Wana 6 13.929,74 2,62
14. Gunung Pelindung Negeri Agung 5 7.852,25 1,47
15. Way Jepara Braja Sakti 15 22.926,92 4,31
16. Braja Selebah Braja Hajosari 7 24.760,68 4,65
17. Labuhan Ratu Labuhan Ratu 11 48.551,22 9,12
18. Metro Kibang Margototo 7 7.677,83 1,44
19. Bumi Agung Donomulyo 8 7.317,47 1,37
20. Batanghari Nuban Sukaraja Nuban 13 18.068,84 3,40
21. Pekalongan Pekalongan 12 10.012,81 1,88
22. Raman Utara Kota Raman 11 16.136,91 3,03
23. Purbolinggo Taman Fajar 12 22.203,37 4,17
24. Way Bungur Tambah Subur 8 37.638,19 7,07
Sumber : Dokumen BPS, luas wilayah Kabupaten Lampung Timur
39

Gambar 5 Peta Kabupaten Lampung Timur

2. Jumlah dan pertumbuhan penduduk

Salah satu ciri pokok penduduk di negara berkembang seperti Indonesia, selain

jumlahnya besar, secara geografis penyebarannya tidak merata. Kabupaten

Lampung Timur dengan luas wilayah sekitar 15% dari total wilayah Provinsi

Lampung memiliki ciri yang sama. Persebaran penduduk yang tidak merata tidak

terlepas dari adanya pengaruh geografis yaitu aspek kultur, historis, dan ekologi,

serta dukungan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Persebaran penduduk

berorientasi pada potensi pertanian dan bergeser ke agroindustri. Sehingga terjadi

pola pergeseran yang kurang ideal dengan kepadatan tertinggi pada daerah sentral

daerah industri dan akses yang lebih baik.


40

Merujuk pada data Lampung Timur. Dalam Angka tahun 2012, jumlah penduduk

Kabupaten Lampung Timur tahun 2011 adalah 961.971 jiwa. Terdiri dari laki-laki

sebanyak 493.976 jiwa dan perempuan sebanyak 467.995 jiwa, dengan sex ratio

105,55. Dengan luas wilayah Kabupaten Lampung Timur yang sekitar 532.503

hektar atau 5.325,03 km2, dan didiami oleh 961.971 jiwa maka rata-rata tingkat

kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur adalah sebanyak 181 jiwa per

kilometer persegi. Untuk kecamatan dengan populasi penduduk terpadat adalah

Kecamatan Pekalongan, yaitu sebanyak 456 jiwa per kilometer persegi, sedangkan

yang terendah adalah Kecamatan Way Bungur yaitu sebanyak 59 jiwa per

kilometer persegi.

Jika dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan maka jumlah penduduk terbesar

adalah Kecamatan Sekampung Udik dengan jumlah penduduk 68.783 jiwa dan

jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Bumi Agung dengan jumlah

penduduk 17.115 jiwa. Berdasarkan hasil perhitungan, pertumbuhan penduduk

per kabupaten Tahun 2011 adalah sebesar 1,09%.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Timur rata-rata adalah sebesar

1,09% per tahun. Sehingga jika diproyeksikan pada tahun 2017 jumlah penduduk

di Kabupaten Lampung Timur mencapai 1.026.623 jiwa. Dengan jumlah

penduduk sebesar itu tentu menjadi potensi yang besar bagi Kabupaten Lampung

Timur. Namun jumlah penduduk yang besar tersebut dapat juga menjadi beban

dalam proses pembangunan jika penduduk berkualitas rendah. Oleh karena itu

untuk menunjang keberhasilan pembangunan, perlu dititikberatkan pada

peningkatan kualitas sumber daya manusia.


41

3. Kondisi Perekonomian Kabupaten Lampung Timur

Struktur perekonomian di Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh tiga sektor

utama yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan,

hotel,dan restoran. Ketiga sektor ini memiliki share yang kurang dari 10% dalam

kurun waktu lima tahun terakhir. Sedangkan sektor lain memiliki share yang

kurang dari 10%. Adapun dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tidak terjadi

perubahan struktur perekonomian yang signifikan di Kabupaten Lampung Timur,

namun PDRB mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 4.015

triliun pada tahun 2008 menjadi 6.520 triliun rupiah pada tahun 2012.

Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap

perekonomian Kabupaten Lampung Timur. Sub sektor tanaman bahan makanan

merupakan sub sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap sektor

pertanian, diikuti sub sektor perikanan dan perkebunan. Sektor yang terus

mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2008-2012 adalah sektor

perdagangan, hotel, dan restoran. Apabila dilihat dalam konstelasi ruang Provinsi

Lampung, Kabupaten Lampung Timur merupakan satu-satunya kabupaten yang

menjadikan sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor basis, terutama

dari sub sektor minyak dan gas bumi. Keberadaan kilang minyak lepas pantai di

Pulau Segamat yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan

aset terbesar dari sektor pertambangan dan penggalian.


42

Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur dalam kurun

waktu 2008-2012 tumbuh sebesar 2,26%. Pertumbuhan terbesar terjadi pada

sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,92%, diikuti sektor industri

6,63% dan sektor perdagangan, hotel serta restoran 5,98%. Walaupun demikian,

bila dilihat secara rata-rata pada tahun 2008-2002, perekonomian Kabupaten

Lampung Timur tumbuh sebesar 2,26%. Penyumbang terbesar adalah sektor

pertanian (1,58%), diikuti sektor pertambangan dan penggalian (1,31%), dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,87%). (BPS Kabupaten Lampung

Timur, 2012).

4. Jumlah Penduduk Miskin

Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya (didekati

dengan pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup

layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak tersebut

diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan

konsumsi makanan setara 2100 kilo kalori sehari, perumahan, pakaian, kesehatan,

pendidikan, transportasi dan lain-lain.

Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara keseluruhan

pendapatan penduduk meningkat, sebaliknya meningkatnya jumlah penduduk

miskin mengindikasikan menurunnya pendapatan penduduk. Dengan demikian

jumlah penduduk miskin merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur

tingkat kesejahteraan rakyat.


43

Tabel 5. Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Jumlah keluarga
No Nama Kecamatan
miskin (KK)
1. Sukadana 6.684
2. Labuhan Maringgai 7.191
3. Jabung 5.259
4. Batang Hari 4.043
5. Sekampung 4.257
6. Pekalongan 3.050
7. Way Jepara 3.674
8. Purbolinggo 3.021
9. Raman Utara 2.144
10. Metro Kibang 2.428
11. Marga Tiga 3.434
12. Sekampung Udik 6.083
13. Batang Hari Nuban 3.643
14. Bumi Agung 1.283
15. Bandar Sribawono 3.202
16. Mataram Baru 2.548
17. Melinting 2.827
18. Gunung Pelindung 2.297
19. Pasir Sakti 3.901
20. Waway Karya 4.842
21. Labuhan Ratu 3.448
22. Braja Slebah 2.094
23. Way Bungur 1.769
24. Marga Sekampung 2.336
Sumber: Dokumen BPS Jumlah Penduduk Miskin tahun 2012,
Kabupaten Lampung Timur

5. Fasilitas Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, dan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor utama

keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Pemerintah

Kabupaten Lampung Timur secara terus menerus berupaya dengan berbagai

kebijakan maupun langkah-langkah inovatif untuk dapat meningkatkan mutu

pendidikan.
44

Pendidikan sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang

berperan meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu

masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Dalam pengertian sehari-hari

pendidikan adalah upaya sadar seseorang untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan serta memperluas wawasan. Pada dasarnya pendidikan yang

diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat dan

keluarga. Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan

sarana dan prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga

pengajar mulai dari pendidikan dasar hingga ke jenjang menengah dan tinggi.

Untuk fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lampung Timur dapat

dilihat pada tabel 6.


45

Tabel 6. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lampung Timur

Jumlah Sarana Pendidikan


No Nama Kecamatan Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
1. Sukadana 35 6 1 2 9 7 0
2. Labuhan Maringgai 26 8 1 2 9 6 2
3. Jabung 24 7 2 1 8 7 2
4. Batang Hari 40 5 2 0 3 5 2
5. Sekampung 39 14 5 4 2 2 1
6. Pekalongan 28 6 3 2 1 2 0
7. Way Jepara 31 13 4 4 6 1 1
8. Purbolinggo 30 6 3 3 1 3 2
9. Raman Utara 32 3 2 0 3 3 2
10. Metro Kibang 17 4 1 0 1 2 0
11. Marga Tiga 31 6 3 0 3 2 2
12. Sekampung Udik 35 11 6 3 9 9 3
13. Batang Hari Nuban 28 3 0 1 1 3 0
14. Bumi Agung 13 4 0 0 1 2 1
15. Bandar Sribawono 19 9 4 4 4 4 2
16. Mataram Baru 14 2 0 1 4 7 1
17. Melinting 14 3 1 1 5 3 1
18. Gunung Pelindung 12 5 2 2 3 1 1
19. Pasir Sakti 11 5 2 3 8 4 1
20. Waway Karya 17 7 1 1 7 18 1
21. Labuhan Ratu 19 7 1 1 1 3 1
22. Braja Slebah 12 5 2 3 3 3 2
23. Way Bungur 15 3 0 2 4 3 0
24. Marga Sekampung 16 6 0 2 3 1 0
Sumber: Dokumen BPS Fasilitas Pendidikan tahun 2012,
Kabupaten Lampung Timur

Dari Tabel tersebut, terlihat jumlah Sekolah umum yaitu SD, SLTP, dan

SMA/SMK terbesar terdapat di kecamatan Sekampung. Untuk sekolah berbasis

agama terbesar di Kecamatan Sekampung Udik dan sekolah berbasis agama sama

sekali belum ada di Kecamatan Metro Kibang, Braja Selebah dan Marga

Sekampung.

Dari Tabel tersebut, juga terlihat bahwa untuk fasilitas sekolah umum, seluruh

kecamatan telah memiliki fasilitas pendidikan mulai dari SD dan SMP. Namun

fasilitas pendidikan tengkat menengah atas (SMA) masih belum tersedia di


46

Kecamatan Marga Sekampung, Way Bungur, Mataram Baru, Bumi Agung, dan

Batanghari Nuban. Sedangkan untuk SMK belum tersedia di Kecamatan Bumi

Agung, Marga Tiga, Metro Kibang, Batanghari, dan Raman Utara.

Jika dilihat dari Angka Partisipasi Murni (APM), berdasarkan data Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012, diperoleh angka

sebesar 90,0% untuk SD/sederajat, 75,4% untuk tingkat SLTP/sederajat, dan

47,6% untuk tingkat SLTA/sederajat. APM merupakan salah satu indikator proses

pada bidang pendidikan, sedangkan salah satu indikator output adalah tingkat

pendidikan penduduk. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan yang

ditamatkan atau ijazah tertinggi yang dimiliki memberikan gambaran tentang

kualitas sumber daya manusia. Bila jenjang pendidikan SLTP dan SLTA APM-

nya semakin meningkat, maka di masa berikutnya tingkat pendidikan penduduk

akan meningkat pula, demikian pula sebaliknya.

6. Fasilitas Kesehatan

Sarana Rumah Sakit di Kabupaten Lampung Timur hanya terdapat 1 RSUD

Sukadana, sarana tersebut pada tahun 2012 berjumlah 28 Puskesmas tersebar di

24 Kecamatan dari jumlah tersebut 25 Puskesmas rawat jalan dan 2 puskesmas

rawat inap, Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk 1:32,478 atau tiap

puskesmas melayani 32.478 penduduk. Disamping puskesmas terdapat pula

puskesmas pembantu sebanyak 90 buah, polides 103 buah, Rumah Bersalin 14

buah, poliklinik 31 buah, 5 apotik serta 10 toko obat.


47

Tabel 7. Sarana Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Rumah sakit Umum 1
2 Puskesmas 28
3 Puskesmas Pembantu 90
4 Polides 103
5 Rumah Bersalin 14
6 Poliklinik 31
7 Apotik 1
8 Toko Obat 10
Sumber: Dokumen BPS Jumlah Fasilitas Kesehatan tahun 2012,
Kabupaten Lampung Timur

Kesediaan Tenaga Medis di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2012 tercatat

4 dokter spesialis, 41 dokter umum, 9 dokter gigi, 2 apotik, 161 perawat dan 193

bidan. Rasio jumlah dengan jumlah penduduk 1:16.840 atau 1 orang Dokter

menangani 16.840 orang.

Tabel 8. Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Dokter Spesialis 4
2 Dokter Umum 41
3 Dokter Gigi
Sumber: Dokumen BPS Jumlah Fasilitas Kesehatan tahun 2012,
Kabupaten Lampung Timur
48

B. Gambaran Umum Program Keluarga Harapan (PKH)

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan

kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program

penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di pusat maupun di

daerah. Oleh sebab itu akan segera dibentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK

agar terjadi koordinasi dan sinergi yang baik. Program Keluarga Harapan (PKH)

merupakan program lintas Kementerian dan Lembaga, karena aktor utamanya

adalah dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Sosial,

Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama,

Departemen Komunikasi dan lnformatika, dan Badan Pusat Statistik. Untuk

mensukseskan program tersebut, maka dibantu oleh Tim Tenaga ahli PKH dan

konsultan World Bank.

Program Keluarga Harapan (PKH) sebenarnya telah dilaksanakan di berbagai

negara, khususnya negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang

bervariasi. Namun secara konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash

Transfers (CCT), yang diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat. Program

ini "bukan" dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai

(SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin

mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian

harga BBM. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem

perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.


49

1. Landasan Hukum Program Keluarga Harapan

Pada awalnya PKH di bawah menkokesra, namun mulai tahun 2010 berada di

bawah sekretaris wakil Presiden (Sekwapres). PKH didasarkan pada Peraturan

Presiden (Perpres) No. 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan

kemiskinan, dan instruksi Presiden (Impres) No. 3 Tahun 2010 tentang Program

Pembangunan yang Berkeadilan. Peraturan Presiden (Perpres) No. 15 Tahun 2010

tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan memuat strategi dan program

percepatan penanggulangan kemiskinan.

Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan: (1)

mengurangi pengeluaran masyarakat miskin,(2) meningkatkan kemampuan dan

pendapatan masyarakat miskin (3) mengembangkan dan menjamin keberlanjutan

usaha makro dan kecil (4) mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan

kemiskinan. Sedangkan program kemiskinan terdiri dari kelompok program

bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, kelompok program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, kelompok penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, dan program-

program lain yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan

kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin. Instruksi Presiden

(Inpres) No. 3 Tahun 2010 tentang program pembangunan yang berkeadilan,

memuat pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan, meliputi

program pro rakyat, keadilan untuk semua (justice for all), dan pencapaian tujuan

pembangunan millenium (Millenium Development Goals- MDGs).


50

2. Pengertian Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian uang tunai kepada

Keluarga Sangat Miskin (KSM) berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah

ditetapkan dengan melaksanakan kewajibannya. Program semacam ini secara

internasional dikenal sebagai program Conditional Cash Transfers (CCT) atau

program Bantuan Tunai Bersyarat. Persyaratan tersebut dapat berupa kehadiran di

fasilitas pendidikan (misalnya bagi anak usia sekolah), ataupun kehadiran di

fasilitas kesehatan (misalnya bagi anak balita, atau bagi ibu hamil).

3. Tujuan Program Keluarga Harapan

Tujuan PKH adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan,

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku yang

kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling miskin.

Tujuan ini berkaitan langsung dengan upaya mempercepat pencapaian target

Millennium Development Goals (MDGs). Secara khusus, tujuan PKH adalah:

a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi

Peserta PKH

b. Meningkatkan taraf pendidikan Peserta PKH

c. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil (bumil), ibu nifas, bawah

lima tahun (balita) dan anak prasekolah anggota Rumah Tangga Sangat

Miskin (RTSM)/Keluarga Sangat Miskin (KSM).

Sejak tahun 2012, untuk memperbaiki sasaran penerima PKH, data awal untuk

penerima manfaat PKH diambil dari Basis Data Terpadu hasil PPLS 2011, yang

dikelola oleh TNP2K. Sampai dengan tahun 2014, ditargetkan cakupan PKH
51

adalah sebesar 3,2 juta keluarga.Sasaran PKH yang sebelumnya berbasis Rumah

Tangga, terhitung sejak saat tersebut berubah menjadi berbasis Keluarga.

Perubahan ini untuk mengakomodasi prinsip bahwa keluarga (ayah, ibu dan

anak), orang tua memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan, kesehatan,

kesejahteraan dan masa depan anak. Karena itu keluarga adalah unit yang sangat

relevan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam upaya memutus

rantai kemiskinan antar generasi. Beberapa keluarga dapat berkumpul dalam satu

rumah tangga yang mencerminkan satu kesatuan pengeluaran konsumsi yang

dioperasionalkan dalam bentuk satu dapur.

4. Syarat Penerima Program Keluarga Harapan

PKH diberikan kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM). Data keluarga yang dapat

menjadi peserta PKH didapatkan dari Basis Data Terpadu dan memenuhi

sedikitnya satu kriteria kepesertaan program berikut, yaitu:

a. Memiliki ibu hamil/nifas/anak balita

b. Memiliki anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan dasar (anak pra

sekolah) 3. Anak usia SD/MI/Paket A/SDLB (usia 7-12 tahun),

c. Anak SLTP/MTs/Paket B/SMLB (Usia 12-15),

d. Anak 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar termasuk

anak dengan disabilitas.

Seluruh keluarga di dalam suatu rumah tangga berhak menerima bantuan tunai

apabila memenuhi kriteria kepesertaan program dan memenuhi kewajibannya.

Agar memperoleh bantuan tunai, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan


52

dan komitmen untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan pendidikan anak dan

kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak.

a. Kesehatan

KSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH dan memiliki kartu PKH

diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan yang sudah ditetapkan dalam

protokol pelayanan kesehatan sebagai berikut:

a. Bayi baru lahir (BBL) harus mendapat IMD, pemeriksaan segera saat lahir,

menjaga bayi tetap hangat, Vit K, HBO, salep mata, konseling menyusui.

b. Anak usia 0-28 hari (neonatus) harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali:

pemeriksaan pertama pada 6-48 jam, kedua: 3-7 hari, ketiga: 8-28 hari. Anak

usia 0-6 bulan harus diberikan ASI eksklusif (ASI saja).

c. Anak usia 0–11 bulan harus di imunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio,

Campak, Hepatitis B) dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.

d. Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin A minimal sebanyak 2

(dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Februari dan Agustus.

e. Anak usia 12–59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan

ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.

f. Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan untuk

dipantau tumbuh kembangnya dan atau mengikuti program Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD/Early Childhood Education) apabila di lokasi/posyandu

terdekat terdapat fasilitas PAUD.

b. Ibu hamil dan ibu nifas:

a. Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan di

fasilitas kesehatan sebanyak 4 (empat) kali, yaitu sekali pada usia kehamilan
53

sekali pada usia 0-3 bulan, sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan, dua kali

pada kehamilan 7-9 bulan, dan mendapatkan suplemen tablet Fe.

b. Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

c. Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa kesehatan dan mendapat

pelayanan KB pasca persalinan setidaknya 3 (tiga) kali pada minggu I, IV dan

VI setelah melahirkan.

Anak dengan disabilitas: Anak penyandang disabilitas dapat memeriksa kesehatan

di dokter spesialis atau psikolog sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan.

c. Pendidikan

Peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan dengan pendidikan dan

mengikuti kehadiran di satuan pendidikan/rumah singgah minimal 85% dari hari

sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung dengan catatan sebagai

berikut:

a. Peserta PKH yang memiliki anak usia 7-15 tahun diwajibkan untuk

didaftarkan/terdaftar pada lembaga pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Salafiyah

Ula/Paket atau SMP/MTs/SMLB/Salafiyah Wustha/Paket B termasuk

SMP/MTs terbuka) dan mengikuti kehadiran di kelas minimal 85 % dari hari

belajar efektif setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung. Apabila ada

anak yang berusia 5-6 tahun yang sudah masuk sekolah dasar dan sejenisnya,

maka yang bersangkutan dikenakan persyaratan pendidikan.

b. Bagi anak penyandang disabilitas yang masih mampu mengikuti pendidikan

regular dapat mengikuti program SD/MI atau SMP/MTs, sedangkan bagi

yang tidak mampu dapat mengikuti pendidikan non reguler yaitu SDLB atau

SMLB.
54

c. Peserta PKH yang memiliki anak usia 15-18 tahun dan belum menyelesaikan

pendidikan dasar; maka diwajibkan anak tersebut didaftarkan /terdaftar ke

satuan pendidikan reguler atau non-reguler (SD/MI atau SMP/MTs, atau

Paket A, atau Paket B).

d. Anak peserta PKH yang bekerja atau menjadi pekerja anak atau telah

meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama, maka anak tersebut

harus mengikuti Program remedial ini adalah layanan rumah singgah atau

shelter yang dilaksanakan Kementerian Sosial untuk anak jalanan dan

Kemenakertrans untuk pekerja anak.

Bila kedua persyaratan di atas, kesehatan dan pendidikan, dapat dilaksanakan

secara konsisten oleh peserta PKH, maka mereka akan memperoleh bantuan

secara teratur. Meski Program Keluarga Harapan termasuk program jangka

panjang, namun kepesertaan PKH tidak akan bersifat permanen. Kepesertaan

penerima bantuan PKH selama enam tahun selama mereka masih memenuhi

persyaratan yang ditentukan, apabila tidak ada lagi persyaratan yang mengikat

maka mereka harus keluar secara alamiah (Natural Exit). Untuk peserta PKH

yang tidak keluar alamiah, setelah enam tahun diharapkan terjadi perubahan

perilaku terhadap peserta PKH dalam bidang pendidikan, kesehatan dan

peningkatan status sosial ekonomi. Pada tahun kelima kepesertaan PKH akan

dilakukan resertifikasi.

Anda mungkin juga menyukai