Anda di halaman 1dari 9

BAB III.

GAMBARAN UMUM

3.1. Lokasi Pekerjaan


Lokasi kegiatan Pekerjaan “Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan
Jaringan Irigasi” adalah daerah irigasi terletak di Kabupaten Lampung Utara dan
berstatus kewenangan pusat. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14 /PRT/M/2015 Tentang Kriteria Dan
Penetapan Status Daerah Irigasi diketahui bahwa daerah irigasi berstatus kewenangan
pusat (pelaksana kewenangan adalah BBWS Mesuji Sekampung) dan terletak di
Kabupaten Lampung Utara terdapat 3 DI yaitu DI. Rarem, DI. Tulung Mas dan DI.
Bumi Agung. DI. Tulung Mas dan DI. Bumi Agung terletak seluruhnya di Kabupaten
Lampung Utara. Wilayah administrasi DI. Rarem meliputi beberapa kabupaten yaitu
Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tulang Bawang (sekarang Kabupaten Tulang
Bawang Barat) dan Kabupaten Lampung Tengah ((areal genangan waduk).

3.2. Kabupaten Lampung Utara


Secara geografis Kabupaten Lampung Utara terletak pada 1040º40’ sampai 105º08’
Bujur Timur dan 4º34’ sampai 5 º06’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
 Sebelah utara dengan Kabupaten Way Kanan
 Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lampung Tengah
 Sebelah Timur dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat
 Sebelah Barat dengan kabupaten Lampung Barat
Berdasarkan Perda No. 08 Tahun 2006, wilayah Kabupaten Lampung Utara pada tahun
2006 dimekarkan menjadi 23 kecamatan dan 247 desa/ kelurahan. Luas wilayah
Kabupaten Lampung Utara adalah 272.563 Ha yang terdiri dari kecamatan:
1. Bukit Kemuning 13. Blambangan Pagar
2. Abung Tinggi 14. Abung Timur

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 1


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi
3. Tanjung Raja 15. Abung Surakarta
4. Abung Barat 16. Sungkai selatan
5. Abung Tengah 17. Muara Sungkai
6. Abung Kunang 18. Bunga Mayang
7. Abung Pekurun 19. Sungkai Barat
8. Kotabumi 20. Sungkai Jaya
9. Kotabumi Utara 21. Sungkai Utara
10. Kotabumi Selatan 22. Hulu Sungkai
11. Abung Selatan 23. Sungkai Tengah
12. Abung Semuli
Wilayah Kabupaten Lampung Utara merupakan daerah agraris dengan mata
pencaharian pokok penduduknya di sektor pertanian. Produksi Padi sawah mengalami
peningkatan dari 167.350 ton pada tahun 2012 menjadi 182.632 ton pada tahun 2013
dengan produktivitas sebesar 5,5 ton/ha. Produksi Padi Ladang pada tahun 2013
menurun dibandingkan tahun 2012 dari 41.555 ton menjadi 27.037 ton. Produktivitas
Padi Ladang pun turun dari 4,14 ton /ha pada tahun 2012 menjadi 3,40 ton per ha pada
tahun 2013

Gambar 3.1. Peta Administrasi Lampung Utara

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 2


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah
usaha pertanian di Kabupaten Lampung Utara sebanyak 95.263 dikelola oleh rumah
tangga, sebanyak 13 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak
20 unit dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.Abung
Timur, Tanjung Raja, dan Abung Selatan merupakan tiga kecamatan dengan urutan
teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-
masing 7.491 rumah tangga,rumah tangga, dan 6.681 rumah tangga. Sedangkan
Kecamatan Sungkai Jaya merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga
usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.731 rumah tangga.Sementara itu jumlah
perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan
rumah tangga di Kabupaten Lampung Utara untuk perusahaan sebanyak 13 unit dan
lainnya 20 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 13 perusahaan
dan tersebar di 8 kecamatan dan terbanyak berada di Kecamatan Sungkai Utara
sebanyak 3 perusahaan.Perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah
tangga usaha pertanian tersebar di 9 kecamatan dan terbanyak terdapat di Kecamatan
Abung Surakarta, yaitu sejumlah 7 unit.

Gambar 3.2. Perbandingan Hasil Pertanian Lampung Utara tahun 2003-2013 antara
Pertanian Berbadan Hukum dengan Pertanian Rumah Tangga

Pertanian dalam hal ini terkait hasil padi,palawija,dan sayur-mayur tidak terlepas akan
kebutuhan lahan tani,pupuk, dan sistem irigasi. Irigasi adalah usaha penyediaan,
pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjan pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan
irigasi tambak. Dalam hal ini irigasi juga meliputi prasarana irigasi, air irigasi,
manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya air.

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 3


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi
Isue strategis bidang Sumber Daya Air yang terjadi yaitu penurunan kondisi dan daya
dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat terjadinya perambahan hutan secara liar
dan manajemen pemanfaatan yang kurang tepat, sehingga berdampak pada
peningkatan erosi dan sedimentasi, peningkatan intensitas banjir pada musim hujan,
serta terjadinya kekeringan pada musim kemarau.
Sistem irigasi menjadi objek vital dalam kemajuan ataupun peningkatan hasil
pertanian. Air yang dialirkan melalui Jaringan Irigasi dari hulu hingga hilir harus
tersebar secara merata. Namun dalam kenyataannya, berdasarkan hasil survey
pertanian (BPS 2006), dari total 7,47 juta ha daerah irigasi, sebanyak 1,86% berada
dalam kondisi rusak berat, 20,54% berada dalam kondisi rusak ringan, serta sebanyak
77,60% berada dalam kondisi baik. Berdasarkan basis pulau, persentasi kerusakan
daerah irigasi terhadap luas total daerah irigasinya, yang tertinggi adalah di Sumatera,
diikuti Sulawesi pada urutan kedua dan selanjutnya Jawa berada pada urutan ketiga .
Menurut Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (2012), saluran irigasi
nasional yang rusak diperkirakan mencapai 4.146.073 ha sedang rehabilitasi yang
telah dilakukan oleh pemerintah sepanjang tahun 2005-2011 mencapai 1.692.140 ha.
Kerusakan jaringan irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat untuk
merehabilitasi mencapai total keseluruhannya 1.659.070 ha, dengan berbagai tingkat
kerusakan, di antaranya tingkat kerusakan berat mencapai 10,9% dan rusak sedang
mencapai 60,9% sedangkan untuk rusak ringan sebesar 28,3%. Untuk kewenangan
rehabilitasi jaringan irigasi yang ada pada pemerintah provinsi, total keseluruhan
mencapai 1.320.043 ha dengan tingkat kerusakan berat mencapai 19,7%, rusak sedang
mencapai 60,7%, sedangkan untuk rusak ringan sebesar 19,7%.Kewenangan
pemerintah kabupaten untuk merehabilitasi jaringan irigasi mencapai 1.166.960 ha
dengan tingkat kerusakan berat mencapai 23,2%, rusak sedang mencapai 38,6%
sedangkan untuk rusak ringan sebesar 38,2% .
Total rehabilitasi untuk jaringan irigasi yang rusak, baik merupakan kewenangan
pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten keseluruhannya mencapai 4.146.073 ha
yang terdiri dari rusak berat sebesar 709.313 ha (17,1%), rusak sedang sebesar
2.259.382 ha (54,6%), serta untuk rusak ringan sebesar 1.171.993 ha (28,3%). Dengan
kemampuan pemerintah yang hanya mampu merehabilitasi seluas 1.692.140 ha maka
masih ada jaringan irigasi yang masih rusak seluas 2.453.933 ha. Tahun 2012

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 4


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi
pemerintah telah merehabilitasi 650.000 ha yang tersebar di 25 provinsi dan 229
kabupaten untuk mendukung surplus 10 juta ton tahun 2014.
Jumlah dan kemampuan sarana dan prasarana penampungan air yang ada (waduk dan
embung) masih terbatas, sehingga upaya pemanfaatan potensi SDA dan potensi wilayah
menjadi kurang optimal. Padahal sarana dan prasarana tersebut sekaligus juga dapat
berfungsi untuk mengurangi intensitas kejadian banjir di musim hujan dan kekeringan di
musim kemarau. Sampai saat ini upaya pengelolaan jaringan irigasi dan rawa belum
berjalan secara optimal, sehingga luas realisasi tanam belum sesuai dengan yang
direncanakan.

3.3. Kabupaten Tulang Bawang Barat


Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten
Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini
menjadikan Kabupaten Tulang Bawang Barat cukup strategis sebagai pusat kegiatan
ekonomi yang sedang berkembang. Secara geografis, wilayah Kabupaten Tulang
Bawang Barat terletak pada koordinat 04°10'-04°42' LS dan 104o55'-105o10'BT.
Batas Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkan Undang Undang Nomor 50 Tahun
2008 dijelaskan sebagai berikut:
 Utara : Mesuji Timur, Way Serdang, dan Kabupaten Ogan Komering
Ilir (Sumatera Selatan)
 Selatan : Abung Surakarta dan Muara Sungkai (Lampung Utara), dan
Terusan Nunyai (Lampung Tengah)
 Barat : Negara Batin, Pakuan Ratu, dan Negeri Batin (Way Kanan)
 Timur : Banjar Agung, Banjar Margo, dan Menggala (Tulang Bawang)

Secara geografis kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di ujung utara provinsi
Lampung. Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa daerah dataran dengan
kemiringan 30%, merupakan daerah penghasil produksi perkebunan. Daratan yang
datardengan rata-rata curah hujan yang memadai dapat menambah tingkat kesuburan
tanah. Daerah datar terbentang luas pada wilayah bagian selatan merupakan daerah
persawahan yang terdapat di kecamatan Tumijajar. Sedangkan wilayah yang merupakan
daerah tegalan terdapat pada bagian utara yaitu dikecamatan Lambu Kibang, Gunung
Agung,

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 5


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi

Gunung Terang dan Way Kenanga. Pada bagian tengah kabupaten Tulang Bawang
Barat didominasi oleh lahan berupa semak/belukar yaitu terdapat disebagian besar
wilayah kecamatan Pagar Dewa. Potensi lahan tersebut jika dimanfaatkan secara
optimal akan menjadi satu potensi yang cukup tinggi dalam menunjang pembangunan
bagi Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Luas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah 120.100 ha. Secara umum
gambaran topografi Kabupaten Tulang Bawang Barat hanya meliputi daerah dataran
hinggga bergelombang dan daerah rawa. Daerah dataran sampai daerah bergelombang
meliputi hampir seluruh wilayah kabupaten. Daerah ini dimanfaatkan untuk lahan
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan pemukiman. Jenis tanah di daerah
dataran sebagian besar adalah jenis tanah podsolik. Daerah rawa berupa cekungan yang
memungkinkan untuk diisi air pada musim penghujan membentuk rawa-rawa atau
lebung-lebung. Daerah rawa umumnya memiliki jenis tanah alluvial. Rawa ini dapat
dijumpai disekitar aliran Way Tulang Bawang, Way Kanan dan Way Kiri.

Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara umum merupakan dataran yang cocok
dimanfaatkan untuk pertanian. Luas wilayah tersebut dibagi dalam delapan kecamatan.
Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan Kecamatan Tulang Bawang Udik merupakan
dua kecamatan terluas di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Wilayah Kabupaten Tulang
Bawang Barat dikelompokkan menjadi tiga wilayah. Pembagian ini berdasarkan
kelompok wilayah yang dibatasi oleh batas alam berupa sungai. Terdapat dua sungai
yang menjadi pemisah ketiga wilayah tersebut. Ketiga kelompok wilayah tersebut yaitu
sisi utara yang meliputi: Kecamatan Gunung Agung, Lambu Kibang, Gunung Terang,
dan Way kenanga. Sisi Tengah meliputi wilayah Kecamatan Pagar Dewa, wilayah
Tulang Bawang Tengah. Wilayah Tulang Bawang Udik. Sisi Selatan meliputi
Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik, dan Kecamatan Tumijajar.
Wilayah Utara dan Tengah dipisahkan oleh Way Kanan Sungai Tulang Bawang
sedangkan wailayah Tengah dan Selatan dipisahkan oleh Way Kiri Sungai Tulang
Bawang. Batas alam yang memisahkan ketiga wilayah tersebut merupakan kendala
pembangunan di beberapa wilayah. Hal yang paling dirasakan adalah keberadaan sungai
Way Kanan yang memisah kan wilayah tengah dengan wilayah Utara, Kedua wilayah
tidak dihubungkan oleh jembatan yang dihubungkan oleh jembatan yang dapat
memberikan fasilitas akses transportasi darat untuk ke dua wilayah. Batas alam ini

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 6


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi
berakibat pada terputusnya akses transportasi darat antara kedua wilayah secara
langsung. Akibat lain adalah semakin jauhnya jarak tempuh dari masing-masing ibu
kota kecamatan yang ada di wilayah utara dengan ibu kota kecamatan yang berada di
wilayah tengah dan selatan.
Pada umumnya wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah yang datar
dengan sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 25-50 meter diatas
permukaan laut (MDPL), kecuali 2 (dua) desa di Kecamatan Tulang Bawang Tengah
yang berada pada ketinggian 0-25 meter diatas permukaan laut, yakni Desa Chandra
Kencana berada pada ketinggian 25 meter diatas permukaan laut dan Desa Panumangan
yang berada pada ketinggian 23 meter diatas permukaan laut.

Kondisi Hidrologi
Secara umum, kondisi system hidrologi disuatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah
Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah
alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan,
menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang
akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten Tulang Bawang Barat
terdapat 5 sungai dan 3 (tiga) DAS.
Pola aliran drainase menunjukkan arah aliran yang masing-masing menuju Ke sungai-
sungai utama yang melintasi dan di sekitar wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat,
yang selanjutnya dapat disebut sebagai system hidrologi/drainase wilayah. Sungai
utama yang melalui Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah Way Kanan, Way Kiri dan
Way Tulang Bawang.
Tabel 3.1. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tulang Bawang Barat

NO. NAMA DAS LUAS (ha)

1 Mesuji 32.859

2 Tulang Bawang 63.647

3 Seputih 23.593

Pola aliran sungai yang terdapat di Tulang Bawang Barat antara lain: (1) Pola aliran
dendritik, yaitu pola aliran berbentuk seperti pohon. (2) Pola aliran trellis, yaitu pola

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 7


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi
aliran pada beberapa sungai yang mendapat tambahan air dari anak sungainya, dimana
arah alirannya tegak lurus pada sungai tersebut.
Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara administratif terdiri dari 8 kecamatan
dengan 82 Kampung dengan jumlah penduduk sebesar ± 253.429 jiwa. Dilihat dari luas
wilayah kecamatan Tulang Bawang Tengah merupakan kecamatan terluas di Kabupaten
Tulang Bawang Barat dengan luas wilayah 27,493.45 ha atau 22,89% dari luas total
Kabupaten Tulang Bawang Barat. Sedangkan untuk luas wilayah kecamatan terkecil
adalah kecamatan Way Kenanga dengan luas wilayah 7,648.48 Ha atau 6,37% dari luas
total wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Untuk mengetahui kecamatan-kecamatan dan jumlah kelurahan/kampung yang ada di
Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat di lihat pada tabel 3.2 berikut ini
Tabel 3.2. Nama Kecamatan, luas wilayah dan jumlah Kampung per- Kecamatan di
Kabupaten Tulang Bawang Barat
JUMLAH LUAS WILAYAH
KELURAHAN/DESA ADMINISTRASI TERBANGUN
NO NAMA KECAMATAN
(%) thd (%) thd
KELURAHAN KAMPUNG (Ha) (Ha)
total total
1 Tulang Bawang Udik - 9 23,735.05 19,76% 80.5 33.95

2 Tumijajar 1 9 13,321.75 11.09% 43.67 32.80

3 Tulang Bawang 1 15 27,493.45 22,89% 87.18 31.71


Tengah
4 Pagar Dewa - 6 9,965.00 8,30% 34.59 34.71

5 Lambu Kibang - 9 10,982.25 9,14% 37.37 34.03

6 Gunung Terang 14 14,191.00 11,82% 46.30 32.63

7 Gunung Agung - 11 12,764.00 10,63% 41.78 32.73

8 Way Kenanga - 7 7,648.00 6.37% 25.84 33.79


397
LUAS 2 80 120,100 100 100

Wilayah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan


Tulang Bawang Tengah sebesar 80.059 jiwa dengan kepadatan penduduk 291 jiwa/km2
dan wilayah yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan Pagar Dewa
sebesar 5.355 jiwa dengan kepadatan penduduk 55 jiwa/km2. Untuk perhitungan
pertumbuhan penduduk didasarkan pada data hasil BPS Kabupaten Tulang Bawang
Barat tahun 2009 sampai dengan 2012 sehingga nilai rata-rata pertumbuhan penduduk
setiap tahunnya sebesar 1,02%.

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 8


LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis Dan Penyusunan AKNOP Bendung Dan Jaringan Irigasi
Besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah terutama untuk wilayah yang
mempunyai kepadatan tinggi ditambah dengan persebaran penduduknya yang tidak
merata akan menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks, karena pada dasarnya
semua kegiatan baik kegiatan perekonomian, kebudayaan, sosial dan lain sebagainya
akan melibatkan penduduk.
Prilaku penduduk dalam kegiatan sehari-hari diberbagai lapisan sosial turut memberikan
tekanan terhadap lingkungan yang akan memunculkan efek negatif maupun positif.
Dengan demikian perlu adanya pengendalian baik terhadap jumlah, komposisi dan
persebarannya, hal ini sebagai upaya untuk mendukung kelancaran proses
pembangunan di daerah.

Bab 3. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan III- 9

Anda mungkin juga menyukai