BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
b. Luas Wilayah
Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan
berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia
II-1
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan
sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.
Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk provinsi terbesar
keempat di Indonesia. Pertama adalah Provinsi Papua (319.036 km2), kedua adalah
Provinsi Kalimantan Timur (204.534 km2) dan ketiga adalah Provinsi Kalimantan Tengah
(153.564 km2). Dilihat dari luas menurut kabupaten/kota, maka yang terbesar adalah
Kabupaten Ketapang (31.240,74 km2 atau 21,28 persen) kemudian diikuti Kabupaten
Kapuas Hulu (29.842 km2 atau 20,33 persen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km2 atau
14,74 persen), sedangkan sisanya tersebar pada 11 (sebelas) kabupaten/kota lainnya.
c. Topografi
Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan
mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari
Barat ke Timur sepanjang “Lembah Kapuas” serta Laut Natuna/Selat Karimata.
Sebagian daerah daratan ini berawarawa bercampur gambut dan hutan mangrove.
Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan
Kalingkang/Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan sepanjang
perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Dilihat dari tekstur tanahnya maka,
sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK (podsolet merah
kuning), yang meliputi areal sekitar 9,2 juta hektar atau 64,83 persen dari luas daerah yang
14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah Podsol dan tanah Aluvial sekitar 3,59 juta hektar atau
24,42 persen yang terhampar di seluruh kabupaten/kota, namun sebagian besar terdapat di
kabupaten daerah pantai.
d. Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2020 berdasarkan hasil
Proyeksi Penduduk berjumlah sekitar 4,932 juta jiwa, dimana sekitar 2,51 juta jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 2,42 juta jiwa adalah perempuan. Luas wilayah Provinsi Kalimantan
Barat sebesar 146.807 Km2 atau lebih besar dari Pulau Jawa, maka kepadatan penduduk
Kalimantan Barat baru sekitar 30 Jiwa per kilometer persegi. Kondisi ini tentunya kurang
menguntungkan dalam rangka percepatan pembangunan wilayah khususnya menyangkut
pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dengan segala potensi dan keragamannya.
Persebaran penduduk Kalimantan Barat tidak merata antar wilayah
kabupaten/kota,kecamatan, desa/kelurahan, maupun antar wilayah kawasan pantai bukan
pantai atau perkotaan dan pedesaan. Misalnya daerah pesisir yang mencakup Kab.
Sambas, Kab. Bengkayang, Kab. Pontianak, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kayong
Utara, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Singkawang yang dihuni oleh hampir 50 persen dari
II-2
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
total penduduk Kalimantan Barat dengan kepadatan mencapai 42 jiwa lebih. Sebaliknya
tujuh kabupaten lain (bukan pantai) selain Kota Pontianak secara ratarata tingkat
kepadatan penduduknya relatif lebih jarang. Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas wilayah
29.842 km2 atau sekitar 20,33 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni rata-
rata 9 (sembilan) jiwa per kilometer persegi.
a. Embung Pajintan
Embung Pajintan ini terletak di Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang,
tepatnya di 0°54'2.95"LU dan 109° 2'33.14"BT. Lokasi Embung ini dapat di tempuh melalui
jalur darat dengan mengakses Jalan Raya Pajintan. Lokasi embung ini berjarak sekita 7 km
dari pusat Kota. Luas Area Embung Pajintan ± 30.000 m 2 dengan volume tampungan air
II-3
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
sebesar 81.000 m3. Pada lokasi Embung Pajintan ini terdapat beberapa sarana dan
prasarana yang telah terbangun sampai saat ini, adapun sarana dan prasarana tersebut
adalaah :
1. Embung sebanyak 2 buah
2. Rumah Jaga
3. Intake Pengambilan Air
4. Pipa Transmisi dari intake ke badan embung ( 2 buah Pipa)
5. Lampu Penerangan Solar Cell di Embung (3 buah)
Saat ini embung pajintan dipergunakan sebagai cadangan air baku di Kota Singkawang dan
lokasi pariwisata. Berikut peta lokasi Embung Pajintan :
II-4
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
II-5
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
II-6
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
c. Embung Parong
Embung Parong ini merupakan embung yang dibangun oleh BWSK I pada tahun
2016. Embung ini terletak di Desa Memban Kec. Kubu Kabupaten Kubu Raya, tepatnya
berada di posisi 0°23'5.25"LS dan 109°17'56.08"BT. Lokasi Embung Parong ini berjarak ±
30 km dari pusat Kota dan harus di tempuh melalui sungai Kapuas. Luas area Embung
Parong ini ± 25.000 m2 dengan volume tampungan air sebesar ± 100.000 m 3. Pada lokasi
Embung Parong ini terdapat beberapa sarana dan prasarana yang telah terbangun sampai
saat ini, adapun sarana dan prasarana tersebut adalaah :
1. Embung
2. Rumah Jaga
3. Lampu Solar Cell
4. Saluran pipa distribusi ke masyarakat
Saat ini embung Parong digunakan sebagai air baku untuk masyarakat sekitar dan
menjadi tempat wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Berikut lokasi embung
Parong :
II-7
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
II-8
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
II-9
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
e. Embung Pangkaran
Embung Pangkaran ini merupakan embung yang berada di Desa Tanjung Lasa,
Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten Kapuas Hulu, tepatnya berada di 1°2'24.02" LU
dan 112°58'37.70" BT. Embung ini dibangun pada tahun 2017 dan saat ini digunakan
sebagai sumber air baku bagi masyarakat sekitar. Luas Area embung Pangkaran ini sebesar
± 77.500 m2 dengan volume tampungnya sebesar ± 232.500 m3. Lokasi Embung Pangkaran
ini berjarak 26 km dari pusat Kota Putussibau yang dapat ditempuh melalui jalur darat. Pada
lokasi Embung Pangkaran ini terdapat beberapa sarana dan prasarana yang telah
terbangun sampai saat ini, adapun sarana dan prasarana tersebut adalaah :
1. Embung
2. Rumah Jaga
Saat ini Embung Pangkaran di gunakan sebagai cadangan air baku untuk
masyarakat Desa Tanjung Lasa dan dijadikan tempat wisata. Berikut lokasi embung
Pangkaran :