Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

(Inception Report)

Perencanaan Drainase Parit Lingkungan Perumahan Pemukiman di Kecamatan Samboja

BAB II DISKRIPSI LOKASI STUDI

2.1. RONA LINGKUNGAN WILAYAH STUDI 2.1.1. Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah sekitar 27.263,10 Km2 terletak pada garis bujur antara 115026 Bujur Timur sampai dengan 11 7036 Bujur Timur serta terletak pada garis lintang dari 1028 Lintang Utara sampai dengan 1008 Lintang Selatan. Kabupaten Kutai Kartanegara pasca pemekaran wilayah, terbagi menjadi 18 Kecamatan. Secara administrative Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai batas wilayah sebagai berikut : a. b. c. d. Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : : : : Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang Selat Makasar Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Pasir Utara Kabupaten Kutai Barat.

Daratan Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari gunung-gunung, danau dan sungai. Terdapat sekitar 10 gunung, gunung yang paling tinggi di Kabupaten Kutai yaitu gununglengkup dengan ketinggian 485 meter yang terletak di Kecamatan Loa Kulu. Sedang danau berjumlah 17 buah. Danau yang terluas yaitu Danau Semayang dengan luas sekitar 13.000 hektar. Jumlah sungai yang ada sekitar 31 buah dan sungai yang terpanjang adalah sungai Mahakam dengan panjang sekitar 920 Kilometer. 2.1.2. Kondisi Iklim dan Curah Hujan Kondisi iklim Kabupaten Kutai Kartanegara diwakili oleh pencatatan iklim di Kota Samarinda yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara Sepinggan Balikpapan yang mana hasil pendataan tersebut dapat dijabarkan mengenai data-data tentang suhu udara, kecepatan angin, curah hujan dan sinar matahari. Suhu rerata tahunan seperti yang tercatat di kota Kutai Kartanegara adalah 27.14C, dan suhu rerata bulanan bervariasi fluktuasi tiap bulannya. Kelembaban udara rerata tahunan adalah sebesar 85,08% dan kelembaban udara rerata bulanan bervariasi fluktuasi tiap bulannya.

Bab II - 1

Laporan Pendahuluan

(Inception Report)

Perencanaan Drainase Parit Lingkungan Perumahan Pemukiman di Kecamatan Samboja

2.1.3.

Kondisi Geologi Regional a. Geologi Regional Berdasarkan peta geologi Lembar Samarinda, Long Iram, Long Pahangai, dan Muara Ancalong, Kalimantan yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung tahun 1993 1995, diketahui bahwa formasi geologi di Kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya didominasi oleh Formasi Alluvium (Qa), Formasi Pulau Balang (Tmpb), Formasi Balikpapan (Tmbp), Formasi Pamaluan (Tomp), Formasi Kampungbaru (Tpkb), Formasi Wahau (Tomw) dan Formasi Batu Ayau (Tea). b. Jenis dan Kemampuan Tanah Kemiringan tanah di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dikatakan berkorelasi positif dengan ketinggian, makin tinggi suatu hamparan tanah maka kemiringannya makin terjal. Hamparan dataran rendah di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat di kawasan sekitar alur sungai yang mengalir di antara wilayah perbukitan / pegunungan. Menurut laporan penelitian Regional Physical Planning Project for Transmigration (RePPProT), 1987, jenis tanah yang terdapat di DAS Mahakam terdiri dari jenis-jenis: Aluvial, Organosol Glei Humus, Podsolik, Latosol dan Litosol. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu podsolik merah kuning, organosol, kompleks podsolik merah kuning, latosol dan litosol adalah merupakan tanah-tanah yang peka terhadap erosi. Tutupan lahan yang sudah rusak akibat campur tangan manusia, sangat berpengaruh terhadap besarnya erosi, terlihat di beberapa tempat terutama di daerah pengaliran Kabupaten Kutai Kartanegara dimana terdapat lahan-lahan yang terbuka akibat dari penambangan. Dengan curah hujan yang tinggi, tanah yang peka terhadap erosi dan penutupan lahan yang rendah sangat memungkinkan terjadi erosi yang tinggi. Besarnya erosi yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara terutama di daerah resapan dan daerah lindung, menyebabkan menurunnya kemampuan lahan serta meningkatkan limpasan permukaan (banjir) dan pengendapan sedimen di bagian hilir.

2.1.4.

Kependudukan Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Jumlah Penduduk pada tahun 1990 sebesar 340.069 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 626.680 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara 22,99 Jiwa/Km2. Pola persebaran penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara menurut luas wilayah sangat timpang. Sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat Bab II - 2

Laporan Pendahuluan

(Inception Report)

Perencanaan Drainase Parit Lingkungan Perumahan Pemukiman di Kecamatan Samboja

kepadatan penduduk antar kecamatan yang mencolok. Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas 27.263,10 Km2 pada tengah tahun 2011 di huni oleh 626.680 jiwa, berarti tiap-tiap 1 Km2 di huni sekitar 22,99 jiwa. Jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Tabang (2.158 jiwa), sementara penduduk paling banyak di Kecamatan Tenggarong (23.489 jiwa). Sumber : Data Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2011. 2.2. RONA WILAYAH KECAMATAN SAMBOJA 2.2.1. Luas dan Batas Administrasi Kecamatan Samboja Secara geografik Kecamatan Samboja berada pada koordinat 116 50 - 117 14 BT dan 052 LS - 108LS. Kecamatan Samboja memiliki luas wilayah mencapai 1.161,13 km2 yang yang terdiri atas 21 desa. Sementara itu, ibu kota Kecamatan Samboja berada di desa Samboja Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Samboja adalah sbb. : a. Sebelah Utara : Kecamatan Loa Janan b. Sebelah Selatan : Selat Makasar c. Sebelah Timur : Kecamatan Muara d. Sebelah Barat : Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara 2.2.2. Pencapaian Menuju Lokasi Studi Posisi Kecamatan Samboja sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan pintu gerbang Kalimantan Timur (Kota Balikpapan). Jarak tempuh dari Kota Balikpapan menuju Kecamatan Samboja hanya + 20 menit dengan jarak + 40 km. Sementara itu jarak tempuh dari Kota Tenggarong (ibu kota Kabupaten) menuju Kecamatan Samboja dapat ditempuh lewat darat sejauh + 97 km, dengan waktu tempuh + 2 jam. Sementara Jarak tempuh dari Samarinda (ibu kota propinsi) menuju Kecamatan Samboja dapat ditempuh lewat darat sejauh + 67 km, dengan waktu tempuh + 1,5 jam. 2.3. KONDISI FISIK DAN SOSIAL 2.1.1. Kondisi Hidrologi dan Klimatologi Kondisi Iklim di Kecamatan Samboja dan sekitarnya pada umumnya beriklim tropis basah dengan curah hujan tahunan 1500-3000 mm/th. Dengan musim penghujan berlangsung antara bulan Oktober sampai dengan Maret dan musim kemarau antara bulan April hingga bulan September. Kondisi rata-rata iklim adalah sebagai berikut : a. b. c. Suhu udara minimum rata-rata 24,4 C Suhu udara maksimum rata-rata 30,5 Kelembaban udara rata-rata 85% Bab II - 3

Laporan Pendahuluan

(Inception Report)

Perencanaan Drainase Parit Lingkungan Perumahan Pemukiman di Kecamatan Samboja

d. e. f.

Kecepatan angin rata-rata 0,6 knots Tekanan udara rata-rata 1.009,8 milibar Curah hujan tahunan rata-rata tahun 2007 - 2009 adalah 2093 mm, dengan hari hujan rata-rata 142 hari.
400 350 300 250 200 150 100 50 2007 2008 2009

0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC

Gambar 2.1.Grafik Curah Hujan di Wilayah Studi 2.1.2. Kondisi Geologi a. Secara geologi lokasi bendungan Samboja dan sekitarnya termasuk dalam formasi batuan F. Balikpapan yang terdiri dari perselingan batu pasir kwarsa, batu lempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batubara. Kondisi geologi diwilayah Balikpapan dan sekitarnya, dari susunan batuannya menunjukkan bahwa batuan tersebut terbentuk pada lingkungan pengendapan laut dangkal sampai area pasang surut. Struktur geologi yang berkembang adalah perlipatan dan sesar akibat gejala pengangkatan yang terjadi pada kala Miosen Akhir Pliosen, sehingga terbentuk morfologi perbukitan dan lembah yang ada saat ini. Dari gejala geologi yang terjadi dari Miosen Tengah sampai Miosen Akhir terbentuk formasi batuan Balikpapan dan selanjutnya pada kala Pliosen terbentuk formasi batuan Kampung Baru yang terjadi pada lingkungan delta laut dangkal. Kemudian baru pada kala Holosen terbentuk endapan alluvium yang merupakan endapan pada lingkungan daratan pada lembah sungai sampai daerah muara.

b.

c.

d.

Bab II - 4

Laporan Pendahuluan

(Inception Report)

Perencanaan Drainase Parit Lingkungan Perumahan Pemukiman di Kecamatan Samboja

Gambar 2.2. Peta Geologi DAS Samboja


Keterangan gambar :

Legenda
Qal Aluvial

1994 Terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung dan lumpur sebagai endapan sungai, rawa, pantai, dan delta tersebar disepanjang Teluk jakarta. Terdiri dari Batulempungpasiran, batupasir kwarsa, batulanau, sisipan batubara, napal, batugamping dan lignit.Formasi ini tidak selaras dengan Formasi balikpapan. : Terdiri dari perselingan batupasir kwarsa,batulempung lanauan, dan serpih dengan sisipan Napal, batugamping dan batubara.

Tpkb

Formasi Kampungbaru

Tmbp

Formasi Balikpapan

Bab II - 5

Anda mungkin juga menyukai