Sulawesi Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi fisik
2.1.1
Kondisi Geografis
0
Posisi astronomis Kota Bitung yang terletak antara 1 0 23 23 - 1 0 35 39 Lintang Utara dan 125 1
43 - 1250 18 13 Bujur Timur.
Kota Bitung berbatasan dengan :
- Sebelah utara dengan : Kecamatan Likupang (Kota Bitung dan Laut Maluku);
- Sebelah Timur dengan : Laut Maluku dan Samudra Pasifik;
- Sebelah Selatan dengan : Laut Maluku;
- Sebelah Barat dengan : Kecamatan Kauditan (Kota Bitung).
Wilayah daratan mempunyai luas 313,50 km2 atau 31.350 Ha sedangkan luas wilayah perairan
439,80 Km2 atau 43.980 Ha. Dengan total panjang garis pantai 143,2 Km2, terdiri dari 46,3 Km daratan
utama dan 96,9 Km keliling pulau Lembeh serta pulau-pulau kecil lainnya.
2.1.2
Kondisi Fisik.
Topografi
Dilihat dari aspek topografis, keadaan tanah sebagian besar daratan Kota Bitung 45,06 persen berbukit
dan 32,73 persen bergunung. Hanya 4,18 persen merupakan dataran landai serta sisanya 18,03 persen
berombak.
Mulai dari bagian Timur, dari pesisir pantai Aertembaga,sampai dengan Tanjung Merah di Bagian Barat
merupakan dataran yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0 15 derajat sehingga secara fisik
dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa serta pemukiman.
Pada bagian utara, keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit. Bagian utama dari
lahan tersebut merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan
cagar alam.
Di bagian selatan terdapat sebuah pulau yakni Pulau Lembeh. Keadaan tanahnya secara umum kasar
dan ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura serta palawija. Pulau Lembeh memiliki pesisir pantai
yang indah dan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.
Kemiringan lereng di kota Bitung sebagian besar didominasi oleh kelerengan antara 25 40 %. Hal ini
terlihat dari luas wilayah kelerengan 25 40 % yang mempunyai wilayah terluas yaitu sebesar 11.759
Ha atau sekitar 37,52 % dari total luas kota Bitung saat ini
Daerah pesisir pulau Lembeh ini pada titik-titik tertentu dan daerah yang dianggap rawan di kota Bitung
merupakan daerah rawan gelombang pasang/abrasi. Hampir setiap tahun daerah ini dilanda
gelombang pasang. Gelombang pasang dapat mengakibatkan mundurnya garis pantai.
Di kota Bitung, umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas normal, sehingga
sistem pengaliran air terutama sungai dan anak sungai alamiah tidak mampu menampung akumulasi
air hujan. Tanah bertekstur pasir yang mendominasi kota Bitung seringkali menambah daya rusak
banjir karena sebagian material pasir ikut terangkut oleh aliran permukaan. Berkurangnya vegetasi
pada daerah resapan air juga berkontribusi pada meningkatnya debit banjir, karena jika terjadi curah
hujan tinggi, sebagian besar air akan menjadi aliran air permukaan yang langsung masuk ke dalam
sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan terjadi banjir.
Hal - 1
N0
1
2
3
4
5
NAMA DAERAH
ALIRAN SUNGAI
Sungai Girian
Sungai Tewaan
Sungai Batu Putih
Sungai Rinondoran
Sungai Sagerat
PANJANG
(Km)
17,50
8.75
9,25
11,25
9,50
Selain itu ada beberapa lokasi mata air di kota Bitung yang memiliki debit air yang cukup besar, yaitu :
- Mata air dengan volume + 50 liter/detik, terletak di sekitar Lokasi RSUD Manembo-Nembo.
- Mata air di kelurahan Danowudu yang dimanfaatkan kota Bitung termasuk pelabuhan Bitung
berlokasi dibagian utara kelurahan.
- Mata air (oleh masyarakat disebut mata air hujan) terletak di sebelah selatan kelurahan Donowudu
yang berbatasan dengan kelurahan Girian Permai dan sudah dikelola oleh PDAM Bitung.
- Mata Air di kelurahan Tewaang, sekarang ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat umum tapi belum
memenuhi syarat.
- Mata air di kelurahan Girian Indah (sebelah utara berbatasan dengan perkebunan kelurahan
Danowudu kecamatan Ranowulu), saat ini dikelola dan dimanfaatkan oleh SECATA B (dahulu Dodik
XII Wangurer) dan masyarakat kelurahan Girian IndahLingkungan VI.
- Mata air di kelurahan Bitung Barat II
- Mata air di kelurahan Aertembaga Dua (Lingkungan I)
- Mata air di kelurahan Makawidey (Lingkungan I)
- Mata air di kelurahan Kasawari
Pokja Sanitasi Kota Bitung
Hal - 2
Administratif.
Berdasarkan Peraturan Walikota Bitung no 5 tahun 2007 tentang peresmian hasil pemekaran, wilayah
kota Bitung mengalami pemekaran, secara administratif terbagi dalam Delapan Wilayah Kecamatan
serta 69 (Enam Puluh Sembilan ) Kelurahan, sbb :
Jumlah
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
Administrasi
(Ha)
(%) thd total
(Ha)
Terbangun
(%) thd total
11
8
7
8
8
10
10
7
17,117.00
3,610.00
516.60
3,045.00
965.40
2,610.60
3,061.50
2,353.00
51.43
10.85
1.55
9.15
2.90
7.84
9.20
7.07
251
422
373
540
323
226
90
89
10.85
18.24
16.12
23.34
13.96
9.77
3.89
3.85
69
33,279.10
100.00
2,314.00
100.00
Hal - 3
Hal - 4
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai Kota Bitung, Sumber : RTRW Kota Bitung 2013-2033 (Peta)
Hal - 5
Peta 2.2 : Peta Administrasi Kota Bitung, Sumber : RTRW Kota Bitung 2013-2033 (Peta)
Hal - 6
PEREMPUAN
JUMLAH
2005
87.670
82.106
169.776
2006
86.018
83.544
169.562
2007
84.611
89.392
174.003
2008
88.425
89.841
178.266
2009
89.591
91.027
180.618
2010
96.001
91.651
187.652
2011
111.904
105.965
217.869
Hal - 7
Tabel 2.3: Jumlah dan kepadatan penduduk dan kepadatannya 5 tahun terakhir
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan pddk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
RANOWULU
17,903
17,230
19,166
19,741
20,333
71.33
68.65
76.36
78.65
81.01
MATUARI
26,925
27,180
30,706
31,627
32,576
63.80
64.41
72.76
74.95
77.19
GIRIAN
29,802
27,862
31,936
32,894
33,881
79.90
74.70
85.62
88.19
90.83
MADIDIR
38,369
33,482
37,463
38,587
39,744
71.05
62.00
69.38
71.46
73.60
MAESA
40,925
36,007
45,018
46,369
47,760
126.70
111.48
139.37
143.56
147.86
AERTEMBAGA
30,235
28,262
32,043
33,004
33,994
133.78
125.05
141.78
146.04
150.42
LEMBEH UTARA
9,613
8,509
9,860
10,156
10,460
106.81
94.54
109.56
112.84
116.23
LEMBEH SELATAN
11,734
9,120
11,677
12,027
12,388
131.84
102.47
131.20
135.14
139.19
JUMLAH
205,506
187,652
217,869
224,405
231,137
Hal - 8
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
Tabel 2.4: Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan pddk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
RANOWULU
20,943
21,572
22,219
22,885
23,572
83.44
85.94
88.52
MATUARI
33,553
34,560
35,597
36,665
37,765
79.51
81.90
84.35
86.88
89.49
GIRIAN
34,897
35,944
37,023
38,133
39,277
93.56
96.37
99.26
102.23
105.30
MADIDIR
40,937
42,165
43,430
44,733
46,075
75.81
78.08
80.43
82.84
85.32
91.18
2018
93.91
MAESA
49,192
50,668
52,188
53,754
55,366
152.30
156.87
161.57
166.42
171.41
AERTEMBAGA
35,014
36,065
37,147
38,261
39,409
154.93
159.58
164.37
169.30
174.38
LEMBEH UTARA
10,774
11,098
11,430
11,773
12,127
119.71
123.31
127.00
130.82
134.74
LEMBEH SELATAN
12,760
13,143
13,537
13,943
14,361
143.37
147.67
152.10
156.66
161.36
Hal - 9
Hal - 10
Khusus untuk dana sektor sanitasi pada APBD Kota Bitung sampai dengan tahun 2012 masih
kurang.
Hal - 11
No
A
a.1
Realisasi Anggaran
Pajak daerah
Retribusi daerah
a.1.3
a.1.4
a.2.2
a.2.3
Hibah
a.3.2
Dana darurat
a.3.3
a.3.4
a.3.5
Rata2
pertumbuhan
b.1.1
Belanja pegawai
b.1.2
Bunga
b.1.3
Subsidi
b.1.4
Hibah
b.1.5
Bantuan sosial
b.1.6
b.1.7
Bantuan keuangan
b.1.8
b.2
2014
a.3.1
2013
a.2.1
b.1
Tahun
2012
a.1.2
a.3
2011
a.1.1
a.2
2010
Belanja Langsung
b.2.1
Belanja pegawai
b.2.2
b.2.3
Belanja modal
Pembiayaan
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : Realisasi APBD tahun - , diolah
Hal - 12
Tahun
SKPD
2010
Investasi
1.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Investasi
2.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Kimtaru
3.a
Investasi
3.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Dinkes
4.a
Investasi
4.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Bappeda
5.a
Investasi
5.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Investasi
6.b
operasional/pemeliharaan (OM)
SKPD lainnya (sebutkan)
n.a
Investasi
n.b
operasional/pemeliharaan (OM)
10
Pendanaan OM
(1b+2b+3b+nb)
11
Belanja Langsung
12
13
14
2014
Bapermas
6.a
Rata2 pertumbuhan
2013
KLH
2.a
2012
PU-CK
1.a
2011
Hal - 13
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kota Bitung Tahun 2010 2014
No
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
Pertumbuhan
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kota Bitung Tahun 2010 - 2014
No
Deskripsi
Jumlah Penduduk
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
Hal - 14
SKPD
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
Retribusi Sampah
2.a
Realisasi retribusi
2.b
Potensi retribusi
Retribusi Drainase
3.a
Realisasi retribusi
3.b
Potensi retribusi
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan
(%)
Sumber :
Deskripsi
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber :
Hal - 15
Kawasan Pasar Induk di Kecamatan Matuari yang berfungsi sebagai kawasan perdagangan jasa.
Kawasan perkantoran pemerintah di Kecamatan Maesa yang juga berhimpitan dengan kawasan
perdagangan & jasa
C. Pusat Lingkungan
Kawasan pusat lingkungan berupa kantor kecamatan dan kawasan perdagangan & jasa yang lingkup
pelayanannya skala kecamatan atau lingkungan. Pusat Lingkungan di Kota Bitung 2010-2030 terdiri dari 8
(delapan) Pusat Lingkungan yang direncanakan di:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hal - 16
Hal - 17
Hal - 18
Umum
Agama
SD
SLTP
SMA
RANOWULU
16
MATUARI
1
3
GIRIAN
MADIDIR
13
MAESA
21
9
2
AERTEMBAGA
14
LEMBEH UTARA
13
LEMBEH SELATAN
12
SMK
MI
MTs
MA
Sumber :: Bitung dalam angka 2012, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bitung
RANOWULU
Jumlah
keluarga
miskin
(KK)
168
MATUARI
525
GIRIAN
319
MADIDIR
620
Nama Kecamatan
MAESA
713
AERTEMBAGA
410
LEMBEH UTARA
139
LEMBEH SELATAN
224
Hal - 19
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
RANOWULU
MATUARI
GIRIAN
MADIDIR
MAESA
AERTEMBAGA
LEMBEH UTARA
LEMBEH SELATAN
Sumber:: BPS 2013
Hal - 20
Hal - 21