Anda di halaman 1dari 55

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia masih menghadapi beberapa persoalan pokok, khususnya permasalahan lingkungan
berupa deforestasi, kebakaran, dan peningkatan lahan kritis. Sebagaimana dikutip dari Buku Rencana Strategis Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019, dalam rentang waktu 11 tahun (2000 – 2011), hutan Indonesia mengalami
pengurangan/kehilangan luas (deforestasi) sebanyak 6,5 juta hektar. Laju penurunan luasan hutan mencapai lebih dari 1% per
tahun, khususnya di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Kalimantan Tengah. Deforestasi ini berimbas pada
peningkatan luas lahan kritis di dalam kawasan hutan.

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai
leading sector menetapkan target pengurangan lahan kritis seluas 5,5 juta hektar melalui rehabilitasi di dalam areal KPH dan DAS
Prioritas. Target ini merupakan salah satu sasaran bidang pengelolaan DAS dalam kurun waktu 5 tahun (2015 – 2019),
sebagaimana termuat dalam Rencana Strategis KLHK Tahun 2015 – 2019. Berbagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)
dilakukan dengan menggerakkan semua elemen bangsa, baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat dari berbagai unsur.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, pelaksanaan kegiatan RHL
harus memiliki perencanaan mikro di tingkat tapak (site) dalam bentuk Dokumen Rancangan Kegiatan RHL dan Permenlhk RI
Nomor P.89/MLHK/SETJEN/KUM.1/11/20016 tentang Pedoman Penanaman Bagi Pemegang Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
(PPKH) Dalam Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai. Di dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.039/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan RHL,
pelaksanaan RHL harus disesuaikan dengan Rencana Penanaman Tahunan dan Rancangan Kegiatan Penanaman. Rancangan
Kegiatan RHL merupakan rancangan detail (bestek) dari satu kegiatan RHL yang akan dilaksanakan pada setiap site/lokasi.
Rancangan kegiatan RHL berupa Rancangan Kegiatan Penanaman dan/atau Rancangan Kegiatan Konservasi Tanah. Rancangan

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 1


Blok I Seluas 210 hektar
kegiatan ini menjadi acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian kegiatan fisik dan penggunaan anggaran di setiap lokasi serta
jadwal waktu yang ditetapkan.

Salah satu kewajiban terkait dengan rehabilitasi DAS telah diatur dalam Peraturan Menteri LHK
No.P.89/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2016 tentang Pedoman Penanaman Dalam Rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai. Dalam
Permenhut tersebut pada Pasal 3 menerangkan bahwa Untuk memenuhi kewajiban penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS
sesuai ketentuan, maka Pemegang IPPKH wajib melaksanakan penanaman rehabilitasi DAS sebelum masa IPPKHnya berakhir.
Perusahaan PT. Adaro Indonesia selaku pemegang Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) sesuai Keputusan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal No. 17/1/IPPKH/PMA/2017 tanggal 2 Agustus 2017 tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk
jalan produksi dan sarana pendukungnya pada kawasan hutan produksi tetap, dan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi
di Kabupaten Barito Timur dan Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah seluas 381,69 Ha. Untuk memenuhi kewajiban
Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia maka diperlukan lahan untuk kegiatan Penanaman Dalam Rangka Rehabilitasi DAS seluas
381,69 Ha ditambah 10 % untuk mengantisipasi adanya areal yang tidak dapat ditanami sehingga menjadi 420 Ha.

Dalam pelaksanaan kegiatan penanaman rehabilitasi DAS di Kawasan Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) mutlak
disusun Dokumen Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi Hutan sebagai acuan dalam pelaksanaan fisik, anggaran, dan tata
waktu kegiatan rehabilitasi dimaksud. Dengan adanya dokumen rancangan tersebut, diharapkan pelaksanaan kegiatan
penanaman rehabilitasi hutan di areal yang menjadi target lokasi kegiatan dapat terarah, terorganisir, dan tercapai indikator
kinerjanya sebagaimana yang diharapkan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Dokumen Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS Seluas 210 hektar di areal Kawasan Suaka Alam / Kawasan
Pelestarian Alam (KSA/KPA) dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian kegiatan fisik, penggunaan

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 2


Blok I Seluas 210 hektar
anggaran, serta pengaturan tata waktu dalam proses pelaksanaan kegiatan penanaman rehabilitasi DAS di lokasi target yang
realistis dan mudah dilaksanakan di lapangan dengan memperhatikan situasi dan kondisi setempat.

Sedangkan Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan dokumen rancangan ini adalah tersedianya dokumen perencanaan yang
menjadi pedoman atau arahan sehingga kegiatan penanaman rehabilitasi DAS dimaksud dapat terlaksana dengan lancar, efektif,
efisien, dan akuntabel.

C. SASARAN

Sasaran kegiatan penyusunan rancangan kegiatan ini adalah tersusunnya buku rancangan kegiatan Rehabilitasi DAS pada
Kawasan Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) meliputi kegiatan rehabilitasi DAS untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun
2018 s.d 2020, terdiri dari :
Tahun ke-1 : Penanaman dan pemeliharaan tahun berjalan (P0)
Tahun ke-2 : Pemeliharaan tahun pertama (P1)
Tahun ke-3 : Pemeliharaan tahun kedua (P2)
Akhir tahun ke-3 : Evaluasi keberhasilan tanaman.

D. PENGERTIAN

1. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang selanjutnya disingkat IPPKH adalah izin yang diberikan untuk menggunakan
kawasan hutan guna kepentingan pembangunan diluar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan
kawasan hutan.
2. Penggunaan Kawasan Hutan adalah penggunaan atas sebagian kawasan hutan kepada pihak lain untuk kepentingan
pembangunan diluar kegiatan kehutanan tanpa mengubah status, peruntukan dan fungsi kawasan tersebut.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 3


Blok I Seluas 210 hektar
3. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan denga
sungai dan anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas dilaut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
4. Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RHL adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi Daerah Aliran Sungai sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.
5. Penanaman bagi Pemegang IPPKH dalam rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut penanaman
Rehabilitasi DAS adalah penanaman di dalam dan diluar kawasan hutan yang merupakan salah satu kewajiban pemegang Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi daerah aliran
sungai sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
6. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap.
7. Kawasan Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
8. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
9. Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTk RHL-DAS) adalah rencana indikatif kegiatan RHL
yang disusun berdasarkan kondisi fisik dan sosial ekonomi serta budaya setempat dalam suatu unit ekosistem DAS/Sub DAS
atau wilayah DAS.
10. Gambut adalah material yang terbentuk dari bahan- bahan organik (serasah), seperti dedaunan, batang dan cabang serta
akar tumbuhan yang terakumulasi dalam kondisi lingkungan yang tergenang air, sedikit oksigen dan keasaman tinggi serta
terbentuk di suatu lokasi dalam jangka waktu yang lama.
11. Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang telah fungsinya sebagai unsur produksi
dan media pengatur tata air DAS.
12. Rencana Pengelolaan Hutan dan Lahan (RP RHL) adalah rencana manajemen (management plan) dalam rangka
Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 4
Blok I Seluas 210 hektar
penyelenggaraan RHL sesuai dengan kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
13. Reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon hutan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang,
atau semak belukar untuk mengembalikan fungsi hutan.
14. Jenis Kayu-kayuan adalah jenis-jenis tanaman hutan yang menghasilkan kayu untuk konstruksi bangunan, meubel dan
peralatan rumah tangga.
15. Jenis Tanaman Endemik adalah jenis tanaman asli yang tumbuh/pernah tumbuh pada suatu daerah.
16. Jenis Tanaman Serbaguna (Multipurpose Tree Species / MPTS) adalah jenis tanaman yang menghasilkan kayu dan
bukan kayu antara lain buah-buahan, getah, kulit.
17. Pemeliharaan Tanaman adalah perlakuan terhadap tanaman dan lingkungannya agar tanaman tumbuh sehat dan normal
melalui pendangiran, penyiangan, penyulaman,pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 5


Blok I Seluas 210 hektar
II. RISALAH UMUM

A. BIOFISIK

1. Letak dan Luas


a. Letak Administratif & Geografis
- Blok/Lokasi : Blok I di Kawasan Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) BALAI KSDA Kalimantan Tengah
- Kelurahan/Desa : Mengkatip
- Kecamatan : Dusun Hilir
- Kabupaten : Barito Selatan
- Provinsi : Kalimantan Tengah
- DAS/Sub DAS : Barito / -
- Altitude : 0- 15 mdpl
- Topografi : Datar (0 – 8%)
- Koordinat Lokasi :
Tabel 2.1. Koordinat Lokasi Kegiatan Rehabilitasi DAS PT Adaro Indonesia

Koordinat Geografis Koordinat UTM Zone 50 S


Titik
X Y X Y
1 114° 47' 24,01" 2° 12' 12,52" 254202 9756266
2 114° 47' 38,71" 2° 12' 22,81" 254657 9755951
3 114° 47' 53,31" 2° 12' 33,03" 255109 9755637
4 114° 48' 7,88" 2° 12' 43,22" 255559 9755325
5 114° 48' 20,81" 2° 12' 52,27" 255959 9755047

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 6


Blok I Seluas 210 hektar
Koordinat Geografis Koordinat UTM Zone 50 S
Titik
X Y X Y
6 114° 48' 14,03" 2° 13' 5,78" 255751 9754632
7 114° 47' 54,22" 2° 12' 51,78" 255138 9755061
8 114° 47' 39,72" 2° 12' 41,54" 254689 9755375
9 114° 47' 25,14" 2° 12' 31,31" 254238 9755689
10 114° 47' 10,57" 2° 12' 21,01" 253787 9756005
11 114° 46' 57,05" 2° 12' 29,55" 253369 9755742
12 114° 47' 11,57" 2° 12' 39,81" 253819 9755427
13 114° 47' 26,10" 2° 12' 50,08" 254268 9755112
14 114° 47' 40,59" 2° 13' 0,32" 254717 9754798
15 114° 48' 5,17" 2° 13' 17,69" 255477 9754266

b. Luas Areal
Luas areal kegiatan penanaman rehabilitasi DAS Blok I adalah 210 hektar dalam satu hamparan

2. Penggunaan Lahan
Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) Sungai Kapuas merupakan perwakilan ekosistem hutan yang
memiliki kelimpahan jenis yang cukup besar. Keragaman kehidupan ini dipengaruhi oleh faktor iklim, ketinggian, sumber daya alam
hayati dan non hayati. Selain bernilai konservasi tinggi juga bernilai ekonomis, estetika, budaya dan ilmu pengetahuan. Tipe
Penggunaan Lahan pada lokasi rehabilitasi DAS pada umumnya merupakan Compound: Tipe penggunaan lahan yang tergolong
compound terdiri lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada areal-areal dari sebidang lahan yang
untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal.
Perbedaan jenis penggunaan bisa terjadi pada suatu sekuen atau urutan waktu, dalam hal ini ditanam secara rotasi atau secara

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 7


Blok I Seluas 210 hektar
serentak, tetapi pada areal yang berbeda pada sebidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi yang sama.
Lahan yang akan dijadikan lokasi kegiatan penanaman rehabilitasi DAS ini merupakan Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian
Alam (KSA/KPA) dalam Kawasan Balai KSDA Kalimantan Tengah . Kondisi lahan saat dilakukan survey lapangan dalam
keadaan kritis/terlantar. Penggunaan/penutupan lahan di areal calon lokasi umumnya didominasi semak belukar dan sebagian
berupa rawa. Kondisi genangan pada areal calon lokasi bukan merupakan genangan permanen, melainkan bersifat temporal
karena hanya terpengaruh oleh besar/kecilnya intensitas hujan,terlebih lagi karena topografi pada areal calon lokasi yang lebih
tinggi dari sungai. Kedalaman maksimal genangan pada saat intensitas hujan tinggi adalah ±50 cm. Memperhatikan kondisi
penutupan lahan maka kondisi lahan di areal calon rehabilitasi termasuk kritis dan Berdasarkan RTk RHLDAS lokasi ini termasuk
prioritas RHL LMU Prioritas I.

3. Jenis dan Kesuburan Tanah


Jenis Tanah di areal rehabiltasi hutan secara umum adalah Gambut (Histosol/Organosol) dengan ketebalan bervariasi (tipis
hingga tebal). Di lokasi penanaman, lapisan gambut memiliki ketebalan sedang hingga tebal, gambutnya relatif tipis dengan
lapisan sedkit pasir di bawah lapisan gambut. Berdasarkan literatur, tanah gambut memiliki tingkat kesuburan yang rendah.
Berdasarkan observasi langsung di lapangan, hanya jenis-jenis tanaman tertentu yang dapat bertahan hidup di lahan ini, salah
satu jenis utama yang dapat tumbuh dengan baik adalah Meranti Merah atau Belangeran (Shorea balangeran), Jelutung
rawa (Dyera Lowii), Tatumbu (Syzygium havilandii), Punak (Tetramerista glabra), Geronggang (Cratoxylon arborescens), dan
beberapa jenis non komersial lainnya. Untuk vegetasi bawah didominasi oleh tumbuhan pakis/kelakai. Kondisi air permukaan
lebih dipengaruhi oleh kondisi gambut dibandingkan dengan air sungai, mengingat genangan rawa yang terjadi hanya bersifat
temporal selama kurang lebih 3 bulan (bulan Januari s.d. Maret).

4. Tipe Iklim dan Curah Hujan


Berdasarkan curah hujan bulanan selama 10 tahun terakhir (2008 – 2017) yang diambil dari BMKG Buntok diketahui bahwa rata-
rata bulan basah terjadi sebanyak 108 bulan atau rata-rata 10.8 bulan dan rata- rata bulan kering terjadi sebanyak 12 bulan atau

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 8


Blok I Seluas 210 hektar
rata-rata 1,2 bulan, sehingga nilai Q atau perbandingan antara bulan kering dengan bulan basah adalah sebesar 0,113. Kondisi
iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951) KSA/KPA Sungai Kapuas di Kelurahan Mengkatip Kec. Dusun Hilir, Kab. Barito Selatan
memiliki tipe iklim A dengan rata rata curah hujan : 2.349-3.746 mm/tahun. Kondisi suhu rata –rata 26,9 °C dengan kelembaban rata–
rata sebesar 75,82 %. Jumlah hari hujan rata – rata tahunan adalah 186,20 hari/Tahun.
Dari tabel nilai Q yang telah dikembangkan oleh Scmidt dan Fergusson bahwa Wilayah ini termasuk tipe iklim A dengan klasifikasi
Sangat Basah karena nilai Q Ratio berada pada kisaran antara 0 < Q < 0,143. Sedangkan besarnya Curah Hujan dan Hari
Hujan yang terjadi pada Stasiun Klimatologi Buntok. Berdasarkan data –data curah Hujan dari data- data sekunder, beberapa
hal penting terkait tipe dan curah hujan adalah sebagai berikut :
Curah hujan (rata-rata) : 2.942,08 mm/tahun Temperatur (rata-rata) : 26,9 °C
Kelembaban (rata-rata) : 75,82 %

5. Vegetasi
Pada calon lokasi penanaman pada wilayah Kawasan Suaka Alam / Kawasan pelestarian Alam (KSA/KPA) Sungai Kapuas di
Kelurahan Mengkatip memiliki vegetasi penutupan lahan semak belukar berupa tumbuhan kelakai. Sesuai Peta RTkRHL DAS
lokasi termasuk dalam LMU Prioritas I. Kawasan Kawasan Suaka Alam / Kawasan pelestarian Alam (KSA/KPA) Sungai Kapuas di
Kelurahan Mengkatip merupakan perwakilan ekosistem hutan yang memiliki kelimpahan jenis yang cukup besar. Keragaman
kehidupan ini dipengaruhi oleh faktor iklim, ketinggian, sumber daya alam hayati dan non hayati. Berdasarkan hasil identifikasi di
lapangan lokasi penanaman mewakili tipe Hutan Gambut dengan jenis –jenis , yaitu : balangeran (Shorea balangeran), Jelutung
rawa (Dyera Lowii), Tumih (Combretocarpus rotundatus), Pulai rawa (Alstonia Pneumatophora), geronggang (Cratoxylum
arborescens (Vahl). Untuk tumbuhan bawah ( semak belukar didominasi oleh jenis Kelakai (Stenochlaena palustris (Burm.f),
juga ditemukan jenis jenis lainnya seperti Kantong semar (Nephentes Mirabilis Blume).
Sesuai Peta RTkRHL DAS lokasi termasuk dalam LMU Prioritas I dan Layak untuk dilakukan penanaman dengan Pola Intensif. Luas
calon lokasi rehabilitasi DAS Blok I di wilayah BKSDA Kalimantan Tengah Pada Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam
(KSA/KPA) Sungai Kapuas adalah seluas 210 Ha. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh tim, selama kegiatan

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 9


Blok I Seluas 210 hektar
survey, penutupan lahan pada calon lokasi keseluhan berupa semak bekas kebakaran hutan yang didominasi oleh tumbuhan
kelakai (Stenochlaena palustris).

6. Aksesibilitas
Lokasi penanaman rehabilitasi DAS berada di Kelurahan Mengkatip Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan dengan
aksesibilitas sebagai berikut:
a. Jalur air : dari Kota Buntok dengan menggunakan longboat/Speed Boat selama ± 2 – 3 jam menuju Kelurahan Mengkatip
dan selanjutnya menggunakan kelotok bermesin + 50 menit.
b. Kombinasi jalur darat dan air : dari Palangka Raya ke Kota Buntok kemudian lanjut ke Daerah Klanis melalui jalur darat selama
± 4 jam dilanjutkan ke Kelurahan Mengkatip + 1 jam. Untuk menuju lokasi tanam dari Kelurahan Mengkatip melalui jalur air
(menggunakan klotok/cess) selama ± 50 menit.

B. SOSIAL EKONOMI

1. Demografi
Berdasarkan data Kantor Kelurahan Mengkatip jumlah penduduk di sekitar calon lokasi yaitu Kelurahan Mengkatip, Kecamatan
Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah 3.632 Jiwa dengan komposisi 1.851 jiwa laki-laki
dan 1.781 jiwa perempuan dengan perbandingan sex ratio 1.04%. Sedangkan jumlah kepala Keluarga sebanyak 1.129 KK.
Masyarakat Kelurahan Mengkatip secara umum beragama Islam, dengan penduduk mayoritas didominasi oleh Dayak dan
sebagian kecil dari masyarakat pendatang. Kepadatan penduduk rata-rata 21 jiwa/Km2.

2. Tenaga Kerja.
Berdasarkan kondisi kependudukan, koordinasi, dan sosialisasi di Kelurahan Mengkatip, potensi tenaga kerja yang berasal dari
Kelurahan Mengkatip termasuk cukup banyak sehingga bisa mencukupi kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan penanaman
rehabilitasi DAS PT Adaro Indonesia . Masyarakat disekitar lokasi 50% merupakan masyarakat yang perkerjaannya banyak
Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 10
Blok I Seluas 210 hektar
menggantungkan diri dengan lahan. Selain bertani untuk komoditas pertanian, masyarakat kebanyakan juga berprofesi sebagai
nelayan, dan sebagian berupa perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Sekiranya masih diperlukan, maka tenaga kerja dari
Kelurahan Mengkatip sekitar masih dapat dilibatkan dengan bimbingan oleh mandor dan pelaksana lapangan serta pengawas
yang ditunjuk.

3. Mata Pencaharian Penduduk


Berdasarkan profil Kelurahan Mengkatip dalam angka tahun 2017 penduduk Kelurahan Mengkatip memiliki mata pencaharian
utama sebagai petani/nelayan (1439 orang). Penduduk yang berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 171 orang, Pegawai
Negeri/TNI/Polri sebanyak 324 orang, sebagai buruh/pertukangan sebanyak 34 orang sedangkan sisanya adalah tidak/belum
bekerja. Banyaknya warga Kelurahan yang berprofesi sebagai petani diharapkan akan memudahkan dalam hal penyediaan
tenaga kerja penanaman rehabilitasi hutan setempat.

Masyarakat Kelurahan Mengkatip adalah mayoritas penduduk sebagai petani, hal ini menunjukkan bahwa ekonomi masyarakat
lebih banyak tergantung pada lahan sebagai mata pencaharian dalam menunjang perekonomian masyarakat. Sehingga tekanan
penduduk terhadap lahan cukup tinggi. Dengan demikian terdapat hubungan yang sangat erat terkait dengan aspek sosial dan
perekonomian penduduk setempat dengan lingkungannya khususnya pemanfaatan lahan. Dengan demikian terdapat potensi
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Rehabilitasi DAS sebagai pendorong keberhasilan upaya penanaman Rehabilitasi
DAS. Sumber pendapatan penduduk terutama berasal dari pengelolaan lahan, baik pada sektor pertanian, perkebunan,
perikanan maupun usaha lain yang dipengaruhi oleh sektor lahan. Pendapatan rata-rata penduduk tergolong kecil sampai
sedang, dan lebih banyak dipengaruhi oleh penggunaan dan pemanfaatan lahan. Ketergantantungan masyarakat terhadap lahan
cukup tinggi.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 11


Blok I Seluas 210 hektar
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Kelurahan Mengkatip berupa sarana transportasi, listrik, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan
secara umum masih terbatas. Seperti prasarana transportasi berupa jalan masih sangat terbatas di sekitar Kecamatan, sehingga
sarana transportasi yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk adalah kendaraan roda dua dan perahu bermotor.
Listrik sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Kelurahan, namun berdasarkan data statistik, listrik yang digunakan tersebut
merupakan listrik non-PLN. Fasilitas kesehatan yang ada berupa puskesmas. Fasilitas pendidikan juga sudah ada baik tingkat
SD, SMP, dan SMA.
Sarana dan prasarana yang ada di sekitar kawasan calon lokasi rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia adalah Tersedianya kanal eks
PLG yang mengalir di lokasi rehabilitasi DAS sehingga untuk sarana pembibitan, sumber air penyiraman, antisipasi kebakaaran
hutan dan untuk kegiatan lain dapat berjalan dengan baik dan Sudah terbentuk kelompok Masyarakat Peduli Api, sehingga
memudahkan untuk antisipasi kebakaran hutan. PT. Adaro Indonesia dapat memberdayakan dan memberikan insentif sarana
prasarana. Sedangkan untuk sarana dan prasarana untuk kegiatan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan belum tersedia.

C. KELEMBAGAAN MASYARAKAT DAN SOSIAL BUDAYA

1. Kelembagaan Masyarakat
Aspek kelembagaan masyarakat penting untuk diketahui dalam rangka tahap perencanaan, pelaksanaan dan keberlanjutan
kegiatan akan sangat tergantung pada masyarakat setempat. Kelembagaan yang terdapat di Kelurahan adalah sebagai
berikut :
a. Pemerintahan Kelurahan
Pemerintahan Kelurahan di pimpin oleh seorang Lurah. Dalam menjalankan tugasnya Lurah dibantu oleh Sekretaris Lurah
dan Kepala Urusan, yaitu Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Umum, dan Kepala Urusan Pembangunan. Dalam
menjalankan roda pemerintahan, Lurah selalu aktif bekerjasama dengan RW (Rukun Warga) dan RT (Rukun Tetangga).
Kegiatan pemerintahan Kelurahan berjalan cukup baik termasuk organisasi kemasyarakatan seperti LMD dan Karang
taruna. Dalam pelaksanaan penanaman rehabilitasi DAS oleh PT. Adaro Indonesia telah mendapatkan dukungan dari
Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 12
Blok I Seluas 210 hektar
pemerintah Kelurahan dan tokoh masyarakat.

b. Kelembagaan Masyarakat
Kelembagaan masyarakat kelurahan secara umum telah terbentuk kelompok tani atau kelompok masyarakat baik
dibidang pertanian, perkebunan, perikanan maupun di bidang kehutanan sehingga kegiatan penanaman tanaman
rehabilitasi hutan pada kawasan ini nantinya akan mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan kelompok-kelompok
masyarakat yang ada. Berdasarkan hasil wawancara itu kegiatan kehutanan bukan hal yang baru bagi masyarakat di
semua Kelurahan Mengkatip. Di wilayah kerja BKSDA Kalteng pada KSA/KPA Sungai Kapuas di Kelurahan Mengkatip ini telah
terdapat kegiatan Reboisasi maupun kegiatan berupa Penanaman Hutan Rakyat sehingga Kelembagaan Kelompok Tani telah
terbentuk meskipun tidak terlalu aktif dan hanya sebatas keproyekan. Pada Kelurahan Mengkatip terdapat Penyuluh
Pertanian dan Penyuluh Kehutanan masing-masing satu orang dari Pemerintah Kabupaten Barito Selatan dan secara
khusus belum ada Penyuluh dari BKSDA Kalimantan Tengah untuk wilayah KSA/KPA Sungai Kapuas di Kelurahan
Mengkatip. Di Kelurahan Mengkatip telah terdapat kelompok tani Hutan dan Pertanian. Selain itu terdapat kelompok
atau Organisasi Masyarakat Peduli Api (MPA) di tingkat Kelurahan.

c. Kelembagaan Pengelola Kawasan


Berdasarkan struktur pengelolaan, kawasan ini berada di wilayah kerja Balai KSDA Kalimantan Tengah, pada Kawasan
Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) Sungai Kapuas. Berdasarkan administrasi pemerintahan terletak pada
Kelurahan Mengkatip, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah.

2. Sosial Budaya
Kondisi Budaya masyarakat Kelurahan Mengkatip pada awalnya merupakan termasuk daerah hunian masyarakat di pinggir
sungai Barito, namun dengan adanya perkembangan transportasi dan komunikasi, maka budaya yang berkembang telah
berinteraksi dan beradaptasi dengan baik. Calon lokasi penanaman rehabilitasi DAS PT Adaro Indonesia masuk dalam
Kawasan Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) Kalimantan Tengah. Calon lokasi ini berada di sekitar Sungai
Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 13
Blok I Seluas 210 hektar
Barito masuk ke dalam Kanal Eks. PLG. Secara umum, tidak dijumpai konflik sosial ataupun tenurial. Di sekitar Sungai Barito
dulunya banyak terdapat kegiatan penebangan kayu ilegal, baik yang dilakukan oleh masyarakat sekitar maupun oleh orang
lain. Semenjak dijadikan sebagai Kawasan Konservasi, maka kegiatan penebangan kayu ilegal menjadi terhenti. Walaupun
berstatus sebagai Kawasan Konservasi, masyarakat sekitar masih diperkenankan untuk beraktivitas di dalam Kawasan Suaka
Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) untuk kegiatan-kegiatan yang tidak merusak. Kegiatan penanaman tersebut
dilakukan dengan mengutamakan tenaga pelaksana dari masyarakat sekitar, mulai dari penyiapan areal, pembibitan,
penanaman hingga pemeliharaan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mempunyai kegiatan yang bersifat konservatif dari
yang dulunya melakukan kegiatan penebangan kayu. Selain itu, masyarakat sekitar hutan harus dilibatkan secara langsung
karena mereka yang beraktivitas sehari-hari di sekitar kawasan konservasi, mereka yang dianggap memahami kondisi
Kawasan Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) di sekitar mereka dan mereka pula yang memperoleh manfaat
secara langsung.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 14


Blok I Seluas 210 hektar
III. RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENANAMAN

A. RANCANGAN FISIK KEGIATAN PENANAMAN

1. Tata Letak
Lokasi yang direncanakan untuk kegiatan rehabilitasi ini adalah seluas 210 Hektar dalam satu hamparan dengan dibagi menjadi.
Blok I seluas 210 hektar terbagi dalam 8 petak masing-masing seluas ± 25 hektar. Lokasi tersebut berada didalam Kawasan
Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) Balai KSDA Kalimantan Tengah yang secara admistrasi terletak di
Kelurahan Mengkatip Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan Propinsi Kalimantan Tengah. Adapun koordinat lokasi Blok
I dimaksud secara rinci disajikan pada tabel 3.1. dengan peta lokasi terlampir.

Tabel 3.1. Koordinat Lokasi Kegiatan Rehabilitasi DAS Blok I PT Adaro Indonesia

Koordinat Geografis Koordinat UTM Zone 50 S


Titik
X Y X Y
1 114° 47' 24,01" 2° 12' 12,52" 254202 9756266
2 114° 47' 38,71" 2° 12' 22,81" 254657 9755951
3 114° 47' 53,31" 2° 12' 33,03" 255109 9755637
4 114° 48' 7,88" 2° 12' 43,22" 255559 9755325
5 114° 48' 20,81" 2° 12' 52,27" 255959 9755047
6 114° 48' 14,03" 2° 13' 5,78" 255751 9754632
7 114° 47' 54,22" 2° 12' 51,78" 255138 9755061
8 114° 47' 39,72" 2° 12' 41,54" 254689 9755375

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 15


Blok I Seluas 210 hektar
Koordinat Geografis Koordinat UTM Zone 50 S
Titik
X Y X Y
9 114° 47' 25,14" 2° 12' 31,31" 254238 9755689
10 114° 47' 10,57" 2° 12' 21,01" 253787 9756005
11 114° 46' 57,05" 2° 12' 29,55" 253369 9755742
12 114° 47' 11,57" 2° 12' 39,81" 253819 9755427
13 114° 47' 26,10" 2° 12' 50,08" 254268 9755112
14 114° 47' 40,59" 2° 13' 0,32" 254717 9754798
15 114° 48' 5,17" 2° 13' 17,69" 255477 9754266

2. Hasil Inventarisasi Tegakan Awal


Mengacu No. P.39/MenLHK/Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Perubahan Permenhut No. P.09/Menhut-II/2013 Tanggal 11 Desember
2013 Tentang Tata Cara, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan maka dalam
melaksanakan penyusunan rancangan dilakukan groundcek dan inventarisasi tegakan awal untuk mengetahui kondisi exsisting di
lapangan sehingga dapat diketahui perkiraan jumlah tegakan per hektar sehingga dapat digunakan sebagai dasar jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan, Pengkayaan Tanaman atau Pembuatan Tanaman.
Sesuai dengan Permen LHK No. P.39/MenLHK /Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Perubahan Permenhut No. P.09/Menhut-II/2013
Tanggal 11 Desember 2013 Tentang Tata Cara, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, bahwa apabila dalam 1 Hektar terdapat tegakan tinggal kurang dari 200 pohon baik pada tingkat seedling, sapling,
pancang dan tiang maka jenis kegiatan reboisasi yang dilaksanakan adalah Pembuatan Tanaman Intensif.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 16


Blok I Seluas 210 hektar
Tabel 3.2. Perkiraan tegakan awal

Perkiraan
Jenis Tanaman Yang
No Nomor Petak Jmlh Pohon Jenis Kegiatan
Mendominasi Petak
Per Ha
1 PU 1 Semak Belukar - Penanaman Intensif
2 PU 2 Semak Belukar - Penanaman Intensif
3 PU 3 Semak Belukar - Penanaman Intensif
4 PU 3 Semak Belukar - Penanaman Intensif
5 PU 5 Semak Belukar - Penanaman Intensif
6 PU 6 Semak Belukar - Penanaman Intensif
7 PU 7 Semak Belukar 2 Penanaman Intensif
8 PU 8 Semak Belukar 1 Penanaman Intensif
9 PU 9 Semak Belukar - Penanaman Intensif
10 PU 10 Semak Belukar - Penanaman Intensif

Sumber : Data hasil verifikasi calon lokasi penanaman


Berdasarkan hasil Inventarisasi dan hasil risalah lapangan secara sampling didapatkan potensi awal lokasi penanaman
sebagaimana tabel di atas, terlihat pola persebaran yang merata yaitu lahan semak belukar yang didominasi kelakai. Dengan
demikian, dari hasil inventarisasi awal tegakan maka kegiatan RHL yang direkomendasikan adalah pembuatan tanaman
reboisasi/ penanaman intensif.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 17


Blok I Seluas 210 hektar
3. Pola Penanaman
Pola penanaman yang diterapkan dalam Kegiatan Rehabilitasi DAS Seluas 210 hektar di Kawasan Suaka Alam / Kawasan
Plestraian Alam (KSA/KPA) Balai KSDA Kalimantan Tengah Tahun 2018 s.d. Tahun 2020 adalah Reboisasi dengan Penanaman
Sebanyak 500 batang tanaman per hektar. Penanaman dengan sistem jalur dengan jarak tanam 4 x 5 meter atau menyesuaikan
dengan kondisi lapangan. Layout Posisi Tanaman dan Jalur Tanam sebagaimana digambarkan dalam Lampiran 2. Jenis
tanaman yang direkomendasikan berdasarkan hasil orientasi lapangan dan hasil musyawarah hanya sejenis, yaitu Belangeran
(Shorea balangeran), jelutung rawa (Dyera Lowii), Tumih (Combretocarpus rotundatus), dan lain-lainnya.

4. Kebutuhan dan Jenis Bibit


Jenis bibit yang akan dipergunakan dalam rehabilitasi ini merupakan tanaman kayu-kayuan yang bersifat endemik yang ada di
sekitar lokasi penanaman. Pemilihan jenis tanaman rehabilitasi Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) Balai
KSDA Kalimantan Tengah diarahkan tanaman yang berdaur panjang, perakaran dalam dan evapotranspirasi rendah, anakan/biji
berasal dari jenis endemik. Syarat bibit yang akan ditanam adalah bibit dengan mutu fisiologis yang baik yaitu memiliki tinggi ≥
70 cm, sehat, diameter pangkal batang minimal 3 mm, berbatang tunggal, dan media tumbuhnya kompak. Jumlah kebutuhan
bibit secara rinci disajikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.3. Jumlah Kebutuhan Bibit


Jenis Jarak Komposisi Jumlah bibit Total bibit (T0) Penyulaman Penyulaman Total Kebutuhan
Tanaman tanam jenis (batang/Ha) seluas 210 ha (T0) 10 % (T2) 20 % seluas 210 Ha
Belangeran 4x5m 80 % 400 84.000 8.400 16.800 109.200
Jelutung 4x5m 5% 25 5.250 525 1.050 6.825
Tumih 4x5m 5% 25 5.250 525 1.050 6.825
Geronggang 4x5m 5% 25 5.250 525 1.050 6.825
Pulai 4x5m 5% 25 5.250 525 1.050 6.825
Jumlah 100 % 500 105.000 10.500 21.000 136.500

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 18


Blok I Seluas 210 hektar
Pengangkutan bibit ke areal penanaman dilakukan setelah selesai pembuatan lubang tanam. Bibit dapat diangkut dengan
menggunakan gerobak, keranjang atau dipikul sampai ke lokasi penanaman dan diletakkan dekat lubang tanam yang telah
dipersiapkan. Mobilisasi bibit dari luar areal lokasi penanaman menggunakan perahu dengan akses kanal yang sudah ada.

B. URAIAN PEKERJAAN

1. Persiapan Lapangan
Sebelum kegiatan penanaman di lapangan dilaksanakan, perlu adanya persiapan yang baik dalam rangka pencapaian
keberhasilan tanaman yang disesuaikan dengan rancangan, meliputi :
a. Penyiapan dokumen rancangan pembuatan tanaman untuk lokasi/blok/ petak sasaran pembuatan tanaman rehabilitasi.
b. Penyiapan organisasi pelaksana (Pemimpin Pelaksana, Mandor/pengawas dan tenaga kerja) dan koordinasi dengan pihak
terkait untuk lokasi dan luas areal yang akan direhabilitasi, serta penyusunan tata waktu kegiatan dan pembagian kerja yang
rasional.
c. Penyiapan bahan (bahan pondok kerja, bahan gubuk kerja papan nama kegiatan, papan nama petak, papan nama
peringatan bahaya kebakaran, dan ajir) dan alat pengukuran (GPS, kompas, altimeter dan lain-lain) dan perlengkapan kerja.
d. Pengukuran ulang batas-batas lokasi, pembuatan pondok kerja, pembuatan gubuk kerja, papan nama kegiatan, papan nama
petak, papan nama peringatan bahaya kebakaran dan penyiapan lahan dalam rangka penerapan pola tanaman yang sesuai
dalam petak tanaman.
e. Pola tanam dapat dilakukan secara cemplongan atau sistim jalur sesuai kontur secara merata di seluruh petak, menyesuaikan
keadaan lapangan (mempertimbangkan tegakan sisa dan kemiringan lahan).
f. Penyiapan bibit pada tempat penampungan sementara.

2. Pengadaan Bibit dan Pengangkutan Bibit


Pengadaan bibit melalui pembelian bibit dari penangkar bibit yang ada di Kalimantan Tengah dan sebagian lagi melalui
penyediaan bibit melalui kerjasama dengan masyarakat (kelompok tani) setempat dengan bimbingan dari pelaksana pekerjaan
Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 19
Blok I Seluas 210 hektar
mulai dari pengumpulan benih/bibit cabutan, pembuatan naungan, penyiraman, pengendalian hama, pemeliharaan dan
pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan bibit adalah persiapan sebelum pengangkutan bibit dengan memperhatikan
kondisi kesegaran bibit , Pemuatan bibit diatas truk/perahu atau alat transportasi lain, perlakuan bibit dalam perjalanan serta
saat bongkar muatnya. Distribusi bibit dari tempat pengumpulan bibit sementara (TPS) ke petak tanaman, dan menempatkannya
menurut arah larikan dan lubang tanaman. Distribusi dilakukan secara manual menggunakan lanjung/ kantong/alat angkut
lainnya dari TPS ke masing-masing lubang tanam. Bibit tidak boleh dilepaskan dari medianya (polybag). Pengangkutan dilakukan
dengan hati-hati agar bibit tidak rusak.

3. Spesifikasi teknis penanaman tahun berjalan (P0)


Tabel 3.4. Spesifikasi Teknis Penanaman Tahun Berjalan
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
1 Pengadaan patok jalur Bahan : Patok jalur terbuat dari kayu bulat/pipa bulat yang ujung sudah di beri warna
Ukuran : Patok jalur memiliki ukuran Panjang ± 2 m, Ø ± 3 cm
Jumlah : Diperlukan sebanyak 1.000 btg

2 Pengadaan pupuk tablet Bahan : Untuk pupuk terbuat dari pupuk tablet dengan total pengadaan 5.250 kg
dengan dosis perbatang + 50 gram dan diberikan 1 kali dalam penanaman P0.

3 Pembuatan Batas Blok, Lebar : 3 - 4 meter


Petak / sekat bakar Metode : Tebas rintis jalur keliling blok dan petak serta memperbaiki/memperjelas
kembali batas-batas lokasi sekaligus sebagai sekat bakar.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 20


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
4 Pengadaan dan Bahan : Papan nama terbuat dari seng plat, rangka kayu persegi awet, ukuran 120 cm x
pemasangan papan nama 90 cm, memuat logo dan tulisan, warna dasar hijau, tulisan putih. Papan nama
kegiatan dilengkapi dengan tiang (Lihat Gambar Contoh pada Lampiran 3). Jumlah
papan nama 1 unit.
Metode : Tiang papan nama kegiatan ditancapkan ke tanah, tanah tempat tiang
dipadatkan, dan tiang ditopang kayu penyanggah bila diperlukan agar papan
tidak mudah roboh.
5 Pengadaan dan Bahan : Papan nama petak terbuat dari seng plat, rangka kayu persegi awet, ukuran 60
pemasangan papan nama cm x 40 cm, warna dasar hijau, memuat tulisan berwarna putih. Papan nama
petak petak dilengkapi dengan tiang (Lihat Gambar Contoh pada Lampiran 4).
Jumlah papan nama petak 8 unit.
Metode : Tiang papan nama petak ditancapkan ke tanah, tanah tempat tiang dipadatkan,
tiang ditopang kayu penyanggah bila diperlukan agar papan tidak mudah
roboh.
6 Pengadaan dan Bahan : Papan peringatan terbuat dari seng plat, rangka kayu persegi awet, ukuran 120
pemasangan papan m x 80 m, memuat logo/gambar dan tulisan, warna dasar hijau, tulisan
peringatan bahaya putih/merah/ menyesuaikan. Papan peringatan dilengkapi dengan tiang (Lihat
kebakaran, serta spanduk Gambar Contoh pada Lampiran 5). Jumlah papan peringatan 1 unit.
Metode : Tiang papan nama peringatan ditancapkan ke tanah, tanah tempat tiang
dipadatkan, tiang ditopang kayu penyanggah bila diperlukan agar papan tidak
mudah roboh.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 21


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
7 Pengadaan Bahan dan Bahan : Tongkat dengan ukuran kayu 5 cm x 10 cm, tiang dengan ukuran 5 cm x 7 cm,
Pembuatan Pondok Kerja rangka dengan ukuran 5 cm x 7 cm , kuda-kuda dengan ukuran 5 cm x 7 cm ,
susuk dengan ukuran 5 cm x 7 cm , gelagar 5 cm x 3 cm dari kayu persegi
awet (ukuran menyesuaikan); Dinding, lantai, lisplang dari papan awet (dengan
ketebalan ukuran 2 cm x 20 cm atau menyesuaikan), Atap Seng Gelombang.
Jumlah bangunan pondok kerja 4 unit.
Ukuran : Ukuran tapak 3 x 4 m (1 x 3 m untuk gudang dengan pintu kayu).
Metode : Pondok kerja dibangun di lokasi yang telah ditentukan dalam peta rancangan,
ukuran dan bentuk/model mengikuti Gambar Contoh pada Lampiran 6.

8 Pengadaan Ajir Bahan : Kayu bulat campuran/bambu (panjang > 1,5 m, Ø ± 1,5 cm). Jumlah ajir
105.000 batang. Ajir tidak diambil/bersumber dari pohon dan permudaan yang
ada di dalam/di sekitar kawasan hutan yang direhabilitasi.

9 Pengadaan Bibit Jenis Bibit : Belangeran berasal dari vegetatif (cabutan )


Jumlah : 92.400 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 70 cm, dan berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.
Jenis Bibit : Jelutung rawa berasal dari vegetatif
Jumlah : 5.880 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 70 cm, dan berpolybag.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 22


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.
Jenis Bibit : Tumih berasal dari vegetatif (cabutan )
Jumlah : 5.775 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 70 cm, dan berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.
Jenis Bibit : Geronggang berasal dari vegetatif (cabutan )
Jumlah : 5.775 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 70 cm, dan berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.
Jenis Bibit : Pulai berasal dari vegetatif (cabutan )
Jumlah : 5.775 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 70 cm, dan berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.
10 Pengamanan dan Metode : Bibit siap tanam dirawat di TPS selama minimal 15 (lima belas) hari. Sebelum
Pemeliharaan Bibit di TPS : Bibit ditata rapi di dalam bedeng-bedeng sementara yang diberi naungan,
pemeliharaan meliputi penyiraman dan pengamanan bibit dari gangguan hama,
pencurian, dan gangguan.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 23


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
11 Pembersihan Jalur Tanam Kondisi : Lebar jalur ± 2 meter, jarak antar jalur (tengah) ± 4 m, panjang jalur
dan Arah Larikan menyesuaikan batas blok/petak, arah jalur tanam menyesuaikan arah larikan.

Metode : Pembersihan jalur dengan tebas rintis jalur (tidak dengan membakar)
Penentuan arah larikan dengan menancapkan patok/ajir mengikuti arah utara-
selatan atau timur-barat atau menyesuaikan kondisi bentuk Blok/Petak.

12 Pengadaan herbisida Bahan : Terbuat dari bahan kimia cair untuk mengendalikan hama / gulma / ilalang
dan penyemprotan Jumlah : Pengadaan herbisida sebanyak 630 liter
Metode : Setelah jalur blok, petak/inspeksi telah ditebas/dibersihkan, kemudian dilakukan
penyemprotan dengan menggunakan herbisida. Standar yang digunakan untuk
penyemprotan herbisida pada saat pembukaan lahan pertama sebanyak + 3 ltr
/ ha. Dilakukan penyemprotan sebanyak 1 kali di P0 ini.
13 Pemasangan Ajir Metode : Ajir ditancapkan ke dalam tanah (kedalaman menyesuaikan) sebagai
tanda letak tanaman, dipasang dengan jarak ± 4 x 5 meter mengikuti arah
larikan/jalur tanam.
14 Pembuatan Piringan dan Ukuran : Lubang tanam dengan 20 cm x 20 cm x 30 cm atau menyesuaikan kondisi
lubang tanam lahan dan ukuran piringan dengan 50 cm x 50 cm.
Metode : Lubang dibuat dengan menggali/menugal tanah menggunakan cangkul/alat
tugal, posisi lubang menyesuaikan posisi ajir.
Membuat piringan dengan membersihkan disekitar lokasi lubang tanam dari
gulma, serasah, maupun lainnya.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 24


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
15 Distribusi bibit ke lubang Metode : Distribusi dilakukan secara manual menggunakan gerobak dorong/lanjung/
tanam kantong/alat angkut lainnya dari TPS ke masing-masing lubang tanam. Bibit
tidak boleh dilepaskan dari medianya (polybag). Pengangkutan dilakukan
dengan hati-hati agar bibit tidak rusak.

16 Penanaman dan Waktu : Setelah jalur dan lubang tanam telah selesai dibuat, dengan memperhatikan
Pemupukan kondisi musim dan diupayakan setelah bibit diaklimatisasi di TPS selama ± 15
hari.
Metode : Polybag dilepas secara hati-hati agar media tetap kompak dan perakaran bibit
tidak rusak. Bibit dan media yang telah dilepas polybagnya dimasukkan ke
dalam lubang tanaman dengan posisi tegak lurus, kemudian ditimbun dengan
tanah bekas galian lubang. Tanah timbunan diupayakan lebih tinggi dari
permukaan tanah asal. Bekas kantong plastik/polybag ditusukkan atau dIkatkan
di atas ajir tanaman. Untuk beberapa lokasi tanaman tertentu yang sedikit
tergenang dibuatkan gundukan tiap tanaman.
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penanaman dengan
mencampurkan pupuk dan tanah dilakukan dengan dosis 50 gram/btg
sebanyak 1 kali dalam P0 ini.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 25


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
17 Pengguludan/gundukan Metode : Dilakukan setelah bibit sudah ditanam, kemudian membuat gundukan dari
tanah gambut sekitar lokasi lubang dengan cara menggemburkan tanah
gambut dan dibuat semacam gundukan disekitar bibit. Untuk daerah yang
tergenang air, hendaknya dibuatkan gundukan terlebih dahulu baru dilakukan
penanaman.

18 Penyulaman Waktu : Minimal 1 bulan setelah penanaman.


Metode : Bibit yang mati/merana diganti dengan bibit yang normal/sehat dengan
tinggi/ukuran relatif sama. Apabila terdapat sisa bibit sulaman, bibit tersebut
dapat ditanam di areal hutan yang kosong di sekitar lokasi rehabilitasi.
19 Pembuatan Sumur Bor Ukuran : Kedalaman ± 20 m, dengan pipa bagian luar ± Ø 2,5 inch dan pipa bagian
dalam ±Ø 1,5 inch sebanyak 8 Unit
Metode : Pembuatan langsung dengan system bor dilokasi yang telah ditentukan .
Gambar dan ukuran di Lampiran 8.
20 Penyiangan dan Waktu : Dilakukan pada saat jalur tanaman mulai tertutup kembali oleh gulma/minimal
Pendangiran setelah penanaman. Diupayakan dilakukan bersamaan dengan penanaman
maupun pada saat penyulaman tanaman.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 26


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
Metode : Pendangiran dilakukan dengan cara menggemburkan tanah gambut di sekitar
tanaman dengan menggunakan parang atau cangkul untuk meningkatkan
kemampuan tanah gambut dalam menyerap air,menjaga suhu dan kelembaban
tanah gambut.
Penyiangan jalur tanam (khusus untuk penanaman sistem jalur) yaitu
membabat semak atau vegetasilain di sepanjang jalur tanam dengan maksud
untuk memperjelas jalur tanam serta mengatur intensitas cahaya,disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.
Pembersihan dilakukan dengan menebas/ memotong gulma/ tanaman
pengganggu di sekitar tanaman/sepanjang jalur tanaman.
21 Pengawasan Lapangan Waktu : Pengawasan dilakukan selama kegiatan persiapan, penanaman, dan
pemeliharaan berlangsung (± 4 bulan).
Metode : Pengawasan dilakukan oleh mandor yang ditunjuk pelaksana pekerjaan..
Mandor/pengawas harus membuat laporan progress pekerjaan secara berkala
kepada pelaksana pekerjaan.

22 Pembuatan menara pantau Ukuran : Menara pantau api dengan ketinggian 7 m terbuat dari bahan kayu
(menara pantau api)
23 Pengadaan taso/baja Ukuran : Taso/baja ringan ukuran 7,5 cm x 600 cm. lebar jalan inspeksi +- 30 cm
ringan untuk jalan inspeksi sepanjang 7.106 meter, sehingga diperlukan taso/baja ringan sebanyak 3.775
sepanjang 7.106 meter batang.
dengan lebar 30 cm

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 27


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
24 Pembuatan jalan inspeksi Bahan : Terbuat dari taso / baja ringan dengan disusun sejajar/berdempetan sebanyak
3 btg baja ringan
Metode : Ukuran jalan inspeksi dengan lebar +- 30 cm. Pembuatan jalan inspeksi ini
langsung diletakkan diatas tanah/gambut dengan diletakkan
sejajar/berdempetan antara 3 btg baja ringan dengan di ikat / di paku. Jalan
inspeksi digunakan untuk pengawasan, monitoring, serta pengangkutan dalam
rangka penanaman. Diletakkan sepanjang jalur blok atau petak. Jalur 1
sepanjang 2.138 m, jalur 2 sepanjang 2.395 m, dan jalur 3 sepanjang 2.573 m.
25 Pembuatan camp kerja Bahan : Sebagian besar bangunan terbiat dari kayu terkecuali atap terbuat dari seng
(bahan bukan berasal dari dalam kawasan)
Ukuran : Luas camp kerja +- 100 m2 berbentuk panggung dengan ruangan terdiri dari
ruang rapat, tempat tidur, dapur, kamar mandi, dan gudang dengan dilengkapi
dengan instalasi listrik.
26 Pengadaan alat pemadam Bahan : Terdiri dari mesin potable 1 unit, selang penyedot 4 m sebanyak 1 buah, selang
kebakaran dan penyalur 10 buah (@ 20 m), HT 2 unit, masker 5 buah, kepyok 2 buah, nozle 1
pengendalian kebakaran unit, dan jet sutter 2 buah sebanyak 2 set unit

27 Pengadaan perahu cess Bahan dan : Terbuat dari kayu dilengkapi dengan penggerak motor. Ukuran perahu 4 s.d 6
ukuran meter sebanyak 1 unit

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 28


Blok I Seluas 210 hektar
4. Spesifikasi teknis pekerjaan pemeliharaan tahun pertama (P1)

Tabel 3.5. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemeliharaan Tahun Pertama (P1)

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis


1 2 3
1 Pengadaan Bibit Sulaman Jenis Bibit : Belangeran
sebanyak 20 % Jumlah : 16.800 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 80 cm, berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penyulaman.
Jenis Bibit : Jelutung rawa
Jumlah : 1.050 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 80 cm, berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penyulaman.

Jenis Bibit : Tumih


Jumlah : 1.050 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 80 cm, dan berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.
Jenis Bibit : Geronggang
Jumlah : 1.050 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 80 cm, dan berpolybag.
Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 29
Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.
Jenis Bibit : Pulai
Jumlah : 1.050 batang
Ukuran : Tinggi Bibit ≥ 80 cm, dan berpolybag.
Kondisi : Normal/sehat, batang tunggal dan berkayu, media kompak. Bibit siap tanam
sudah berada di TPS minimal 1 (satu) bulan sebelum penanaman.

2 Pengamanan dan Metode : Bibit sulaman dirawat di TPS selama minimal 1 (satu) bulan sebelum
Pemeliharaan Bibit penanaman. Bibit ditata rapi di dalam bedeng-bedeng sementara yang diberi
Sementara naungan. Pemeliharaan meliputi penyiraman dan pengamanan bibit dari
gangguan hama, pencurian, dan gangguan lainnya.

3 Pengadaan Pupuk Bahan : Untuk pupuk terbuat dari pupuk tablet dengan total pengadaan 10.500 kg.
Diberikan dosis 50 gram/btg dan dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun
pemeliharaan.

4 Pengadaan herbisida dan Bahan : Pengadaan herbisida sebanyak 1.260 liter


penyemprotan Metode : Setelah jalur blok, petak dan jalur tanaman telah ditebas/dibersihkan,
kemudian dilakukan penyemprotan dengan menggunakan herbisida sebanyak
3 kali 1 tahun pemeliharaan dengan dosis 2 liter / ha.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 30


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
5 Pemeliharaan Batas Blok, Waktu : Dilakukan 1 kali dalam 1 tahun pemeliharaan selama masa pemeliharan I
Petak, dan sekat bakar (P1).
Metode : Memperbaiki/memperjelas kembali jalur batas blok/petak , dan sekat bakar
dengan cara tebas rintis jalur keliling blok dan petak, serta
memperbaiki/memperjelas kembali patok-patok batas lokasi yang sudah ada
sebelumnya.

6 Pemeliharaan/pembersihan Waktu : Dilakukan secara berkala dengan selang waktu ± 3 bulan selama masa
jalur tanam, penyiangan, pemeliharan I atau 3 kali dalam 1 tahun (P1).
pendangiran, dan
Metode : Pembersihan dilakukan dengan menebas/ memotong gulma/ tanaman
pemupukan
pengganggu di sekitar tanaman/sepanjang jalur tanaman.
Pendangiran dilakukan dengan cara menggemburkan tanah di sekitar
tanaman dengan menggunakan parang atau cangkul untuk meningkatkan
kemampuan tanah dalam menyerap air,menjaga suhu dan kelembaban tanah.
Penyiangan jalur tanam (khusus untuk penanaman sistem jalur) yaitu
membabat semak atau vegetasilain di sepanjang jalur tanam dengan maksud
untuk memperjelas jalur tanam serta mengatur intensitas cahaya,disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan dan
pendangiran dengan mencampurkan pupuk dan tanah.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 31


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
7 Distribusi bibit ke lubang Metode : Distribusi dilakukan secara manual menggunakan gerobak dorong/lanjung/
tanam kantong/alat angkut lainnya dari TPS ke masing-masing lubang tanam. Bibit
tidak boleh dilepaskan dari medianya (polybag). Pengangkutan dilakukan
dengan hati-hati agar bibit tidak rusak.
8 Penyulaman Waktu : Menyesuaikan dengan kondisi musim, dilakukan bersamaan dengan
pemeliharaan/pembersihan jalur dan diupayakan setelah bibit diaklimatisasi di
TPS selama ± 1 bulan
Metode : Bibit yang mati/merana diganti dengan bibit yang normal/sehat dengan
tinggi/ukuran relatif sama. Apabila terdapat sisa bibit sulaman, bibit tersebut
dapat ditanam di areal hutan yang kosong di sekitar lokasi rehabilitasi.

9 Pengawasan Lapangan Waktu : Pengawasan dilakukan selama periode pemeliharaan I (P1) berlangsung atau
selama 12 bulan.
Metode : Pengawasan dilakukan setiap bulan oleh mandor yang ditunjuk pelaksana
pekerjaan dan harus membuat laporan progress pekerjaan secara berkala
kepada pelaksana pekerjaan dan penyedia pekerjaan.

10 Pengendalian kebakaran Metode : Dilakukan pada saat musim kemarau dengan menggunakan tenaga MPA.
Pada saat musim kering / kemarau dilakukan pembasahan pada areal tanam
tanpa menunggu adanya api yang membakar lahan. Kegiatan ini dilakukan
selama + 4 bulan

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 32


Blok I Seluas 210 hektar
5. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman Tahun Kedua (P2)
Tabel 3.6. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemeliharaan Tahun Kedua (P2)
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
1 Pengadaan Pupuk Bahan : Untuk pupuk terbuat dari pupuk tablet dengan total pengadaan 10.500 kg.
Diberikan dosis 50 gram/btg dan dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun
pemeliharaan kedua .
2 Pengadaan herbisida dan Bahan : Pengadaan herbisida sebanyak 1.260 liter
penyemprotan Metode : Setelah jalur blok, petak dan jalur tanaman telah ditebas/dibersihkan,
kemudian dilakukan penyemprotan dengan menggunakan herbisida sebanyak
3 kali 1 tahun pemeliharaan dengan dosis 2 liter / ha.
3 Pengadaan patok batas Bahan : Patok blok dan petak terbuat dari kayu bulat/pipa bulat yang ujung sudah di
blok dan pemasangan beri warna
patok Ukuran : Patok blok/petak memiliki ukuran Ø + 8 cm dengan panjang 2 m
Diperlukan sebanyak 15 btg
Metode : Dilakukan pemasangan/penggantian batas blok/petak yang sudah ada.

4 Pemeliharaan Batas Blok, Waktu : Dilakukan sebanyak 1 kali selama masa pemeliharan II (P2).
Petak/Jalur Inspeksi, dan Metode : Memperbaiki/memperjelas kembali jalur batas blok/petak/jalur inspeksi , dan
sekat bakar sekat bakar dengan cara tebas rintis jalur keliling blok dan petak, serta
memperbaiki/memperjelas kembali patok-patok batas lokasi yang sudah ada
sebelumnya.
5 Pemeliharaan/pembersihan Waktu : Dilakukan secara berkala dengan selang waktu ± 3 bulan selama masa
jalur tanam, penyiangan, pemeliharan / 3 kali dalam 1 tahun(P2).

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 33


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
pendangiran, dan Metode : Pembersihan dilakukan dengan menebas/ memotong gulma/ tanaman
pemupukan pengganggu di sekitar tanaman/sepanjang jalur tanaman.
Pendangiran dilakukan dengan cara menggemburkan tanah di sekitar
tanaman dengan menggunakan parang atau cangkul untuk meningkatkan
kemampuan tanah dalam menyerap air,menjaga suhu dan kelembaban tanah.
Penyiangan jalur tanam (khusus untuk penanaman sistem jalur) yaitu
membabat semak atau vegetasilain di sepanjang jalur tanam dengan maksud
untuk memperjelas jalur tanam serta mengatur intensitas cahaya,disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan dan
pendangiran dengan mencampurkan pupuk dan tanah. Diberikan dosis 50
gram/btg dan dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun pemeliharaan kedua.

6 Distribusi bibit ke lubang Metode : Distribusi dilakukan secara manual menggunakan gerobak dorong/lanjung/
tanam kantong/alat angkut lainnya dari TPS ke masing-masing lubang tanam. Bibit
tidak boleh dilepaskan dari medianya (polybag). Pengangkutan dilakukan
dengan hati-hati agar bibit tidak rusak.

7 Penyulaman Waktu : Menyesuaikan dengan kondisi musim, dilakukan bersamaan dengan


pemeliharaan/pembersihan jalur dan diupayakan setelah bibit diaklimatisasi di
TPS selama ± 1 bulan.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 34


Blok I Seluas 210 hektar
No Jenis Pekerjaan Spesifikasi/Standar Teknis
1 2 3
Metode : Bibit yang mati/merana diganti dengan bibit yang normal/sehat dengan
tinggi/ukuran relatif sama. Apabila terdapat sisa bibit sulaman, bibit tersebut
dapat ditanam di areal hutan yang kosong di sekitar lokasi rehabilitasi.
8 Pengawasan Lapangan Waktu : Pengawasan dilakukan selama periode pemeliharaan (P2) berlangsung atau
selama 12 bulan.
Metode : Pengawasan dilakukan setiap bulan oleh mandor yang ditunjuk pelaksana
pekerjaan dan harus membuat laporan progress pekerjaan secara berkala
kepada pelaksana pekerjaan dan penyedia pekerjaan.
9 Pengendalian kebakaran Bahan : Dilakukan pada saat musim kemarau dengan menggunakan tenaga MPA.
Pada saat musim kering / kemarau dilakukan pembasahan pada areal tanam
tanpa menunggu adanya api yang membakar lahan. Kegiatan ini dilakukan
selama + 4 bulan

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 35


Blok I Seluas 210 hektar
C. RENCANA PEMBINAAN KELEMBAGAAN

1. Kelembagaan Pelaksana
Pelaksana Pekerjaan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS dilaksanakan langsung oleh PT Adaro Indonesia secara swakelola
atau dilaksanakan oleh pihak III yang ditunjuk. Dalam pelaksanaan pekerjaan, diharapkan pihak pelaksana pekerjaan senantiasa
mengutamakan keterlibatan/peran serta masyarakat/kelompok kerja di Kelurahan setempat.

2. Pemantauan dan Bimbingan Teknis


Bimbingan teknis di lapangan dimaksudkan agar pemahaman tentang tata cara menanam dan pemeliharaan dalam kegiatan
rehabilitasi DAS pada kawasan Suaka Alam / Kawasan Perlindungan Alam (KSA/KPA) Balai KSDA Kalimantan Tengah
Kabupaten Barito Selatan dapat berjalan dengan baik, sehingga pencapaian keberhasilan dapat maksimal. Selain itu bimbingan
teknis di lapangan akan dapat menyelesaikan masalah dan kendala yang terjadi di lapangan.
Bimbingan teknis di lapangan dilaksanakan secara rutin oleh pihak kontraktor pelaksana dibantu oleh pendamping lapangan.
Bimbingan teknis dilakukan secara rutin minimal sebulan sekali mulai dari saat persiapan lapangan. Dalam bimbingan teknis perlu
digali permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan dan kemungkinan pemecahannya. Diusahakan pemecahan masalah
dilakukan melalui diskusi dan disepakati secara musyawarah dan mufakat.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 36


Blok I Seluas 210 hektar
V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. JADWAL KEGIATAN PENANAMAN TAHUN BERJALAN (P0)


Jadwal pelaksanaan mengikuti pola musim yang ada di Indonesia. Pelaksanaan penanaman di lapangan dilakukan pada awal musim
hujan yakni sejak bulan September hingga Desember 2018. Jadwal kegiatan penanaman tahun berjalan (P0) secara rinci disajikan
pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Jadwal Kegiatan Penanaman Tahun Berjalan (P0)


2018 Ket
No. Uraian dan Jenis Kegiatan
Apr Mei Juni Juli Agt Spt Okt Nop Des
A Pengadaan Bahan
1 Pengadaan papan nama kegiatan
2 Pengadaan papan nama petak
3 Pengadaan papan peringatan bahaya kebakaran
4 Pengadaan spanduk peringatan bahaya kebakaran
5 Pengadaan bahan pondok kerja (3 x 4 m2)
6 Pengadaan patok jalur
7 Pengadaan ajir (500 btg/ha)
8 Pengadaan herbisida
19 Pupuk tablet
10 Pengadaan Sprayer
11 Pembuatan Sumur Boor
12 Pengadaan cangkul, parang, dll
13 Pengadaan arco
14 Pengadaan mesin tebas

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 37


Blok I Seluas 210 hektar
2018 Ket
No. Uraian dan Jenis Kegiatan
Apr Mei Juni Juli Agt Spt Okt Nop Des
15 Pengadaan alat damkar (mesin, selang penghisap, selang
penyalur, nozle, Ht, kepyok, masker, jet sutter)
16 Pengadaan bahan jalan inspeksi sepanjang 7.106 meter dari
baja ringan dgn lbr 30 cm ( 7.106 m / 6 m x 3 btg)
17 Pembuatan camp kerja + instalasi listrik ( seluas +- 100 m2)
18 Sarana dan prasarana camp kerja (genset, tandon air, sumur
bor, dan instalasi air)
19 Perahu cess + mobilisasi
20 Pembuatan menara pantau (menara pengawas api)
B Pengadaan Bibit
1 Pengadaan Bibit Belangeran
2 Pengadaan Bibit Jelutung
3 Pengadaan Bibit Tumih
4 Pengadaan Bibit Geronggang
5 Pengadaan Bibit Pulai
C Pengamanan dan Pemeliharan Bibit Sementara
1 Pengamanan, Pemeliharan Bibit di TPS, dan Perlengkapan di
TPS
D Upah/Honor Terkait Output Kegiatan
1 Pembuatan batas blok, petak, dan sekat bakar
2 Penentuan arah larikan dan pembersihan jalur
3 Pemasangan ajir (500 btg)
4 Pembuatan piringan dan lubang tanam
5 Pengguludan/gundukan
6 Penanaman dan pemupukan

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 38


Blok I Seluas 210 hektar
2018 Ket
No. Uraian dan Jenis Kegiatan
Apr Mei Juni Juli Agt Spt Okt Nop Des
7 Distribusi bibit ke lubang tanam
8 Penyulaman
9 Penyiangan dan pendangiran
10 Penyemprotan herbisida
11 Pembuatan Pondok Kerja ( 3 x 4 m2) 4 UNIT
12 Pembuatan/pemasangan papan nama kegiatan, petak, dan
bahaya kebakaran
13 Pengawas Lapangan/Mandor (2 org x 4 bln)
14 Upah pembuatan jalan inspeksi
E Dana Sosial
1 Sosialisasi penanaman
2 Sosialisasi penyuluhan kebakaran hutan (1 kali dlm 1 tahun)
3 Bimbingan teknis/penyuluhan dari BPDASHL/BKSDA (1 kali
dlm 1 tahun)
4 Dana sosial pembangunan sarana dan prasarana
kelurahan/desa (5 kali dlm 1 tahun)
5 Acara keagamaan, adat, dan acara lainnya (10 kali dlm 1
tahun)

B. JADWAL KEGIATAN PEMELIHARAAN TAHUN PERTAMA (P1)

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 39


Blok I Seluas 210 hektar
Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman tahun kedua (P1) terdiri dari pengadaan bibit dan dilanjutkan penyiangan , pendangiran
dan pengendalian hama kemudian serta distribusi bibit dan penyulaman tanaman. Pemeliharaan tanaman pada tahun pertama (P1)
dilaksanakan sebanyak 3 (kali) kali dalam setahun dengan jadwal kegiatan secara rinci disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Jadwal Kegiatan Pemeliharaan Tahun Pertama (P1)


2019
No. Uraian dan Jenis Pekerjaan Ket.
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Spt Okt Nop Des
A Pengadaan Bibit
1 Pengadaan Bibit Belangeran
2 Pengadaan Bibit Jelutung
3 Pengadaan Bibit Tumih
4 Pengadaan Bibit Geronggang
5 Pengadaan Bibit pulai
Pengamanan dan Pemeliharan Bibit Sementara dan
B
pengadaan pupuk
1 Pengamanan dan Pemeliharan Bibit Sementara di TPS
2 Pengadaan pupuk tablet
3 Pengadaan herbisida
C Upah/Honor Terkait Output Kegiatan
1 Pemeliharaan batas blok, petak, dan sekat bakar
Pemeliharaan (Penyiangan, Pendangiran dan pembersihan
2
jalur tanam, dan pemupukan)
3 Distribusi bibit ke lubang tanam
4 Penyulaman
5 Penyemprotan herbisida
6 Pengawas Lapangan/Mandor (2 orang x 12 bulan)
7 Regu pemadam kebakaran 1 regu (1 regu x 8 org x 4 bulan)

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 40


Blok I Seluas 210 hektar
Mobilisasi regu damkar (ces, minyak, makan, dll) 1 unit @ Rp.
8
15.000.000,-
D. Kegiatan Sosial
1 Sosialisasi penyuluhan kebakaran hutan (1 kali dlm 1 tahun)
Bimbingan teknis/penyuluhan dari BPDASHL/BKSDA (1 kali dlm
2
1 tahun)
Dana sosial pembangunan sarana dan prasarana
3
kelurahan/desa (5 kali dlm 1 tahun)
4 Acara keagamaan, adat, dan acara lainnya (5 kali dlm 1 tahun)

C. JADWAL KEGIATAN PEMELIHARAAN TAHUN KEDUA (P2).

Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman tahun kedua (P2) terdiri dari penyiangan , pendangiran dan pengendalian hama.
Pemeliharaan tanaman pada tahun kedua (P2) dilaksanakan sebanyak 3 (kali) kali dalam setahun dengan jadwal kegiatan secara
rinci sebagai berikut :

Tabel 5.3. Jadwal Kegiatan Pemeliharaan Tahun kedua (P2)


2020 Ket.
No. Uraian dan Jenis Pekerjaan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Spt Okt Nop Des
A Pengadaan Bahan, dan Pemeliharaan Bibit
1 Pengadaan herbisida
2 Pengadaan pupuk
3 Pengadaan patok batas
B Upah/Honor Terkait Output Kegiatan
1 Pemeliharaan batas blok, petak, dan sekat bakar

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 41


Blok I Seluas 210 hektar
2020 Ket.
No. Uraian dan Jenis Pekerjaan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Spt Okt Nop Des
2 Pemeliharaan (Penyiangan, Pendangiran dan pembersihan
jalur tanam, dan pemupukan)
3 Penyemprotan herbisida
4 Pemasangan patok batas
Pengawas Lapangan/Mandor (2 orang x 12 bulan)
5 Regu pemadam kebakaran 1 regu (1 regu x 8 org x 4 bln)
6 Mobilisasi regu damkar (ces, minyak, makan, dll) 1 unit @ Rp.
15.000.000,-
C. Kegiatan Sosial
1 Sosialisasi penyuluhan kebakaran hutan (1 kali dlm 1 tahun)
2 Bimbingan teknis/penyuluhan dari BPDASHL/BKSDA (1 kali dlm
1 tahun)
3 Dana sosial pembangunan sarana dan prasarana
kelurahan/desa (5 kali dlm 1 tahun)
4 Acara keagamaan, adat, dan acara lainnya (10 kali dlm 1
tahun)

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 42


Blok I Seluas 210 hektar
LAMPIRAN

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 43


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 1. Gambar Lokasi

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 44


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 2. Gambar Pola Tanam & Jalur Tanam

Layout posisi tanam, menghadap kanal

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 45


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 3. Desain Pondok Kerja

DENAH PONDOK KERJA


3m

GUDANG 1m
Pintu

3m

Deskripsi:
Pondok Kerja untuk Pertemuan, Tempat Istirahat dan Gudang
- Atap seng, kayu persegi/balok, papan sedang dan tipis
- Ukuran lebar dan panjang = 3 m x 4 m (Gudang Tertutup Berpintu 1 m x 3 m)
- Tinggi tiang minimum 0,50 meter dari permukaan tanah
- Jumlah Pondok Kerja 4 Unit.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 46


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 4. Gambar Papan Nama Kegiatan
120 cm

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BKSDA KALIMANTAN TENGAH


NAMA PEKERJAAN : REHABILITASI DAS OLEH PT ADARO INDONESIA
LOKASI : KELURAHAN MENGKATIP KECAMATAN DUSUN HILIR
90
BLOK : I (SATU) cm
LUAS : ….. HEKTAR
JENIS TANAMAN :
JARAK TANAMAN : 4x5 M
SUMBER DANA : PT ADARO
PELAKSANA : BEKERJASAMA PT. ..............
200 TAHUN TANAM : 2018
cm PT. ADARO INDONESIA
Deskripsi:

- Terbuat dari seng plat


- Rangka kayu persegi awet
- Ukuran 120 m x 90 m
- Memuat logo dan tulisan, warna dasar hijau,
tulisan putih.
- Papan nama dilengkapi dengan tiang dan
Penyangga.
- Jumlah papan nama kegiatan 1 unit.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 47


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 5. Gambar Papan Nama Petak

80 cm cm

PETAK ...... 40
cm
BLOK : I (PT ADARO INDONESIA)
LUAS PETAK : 25 HA
JENIS TANAMAN : ………..
TAHUN TANAM : 2018
150
cm

Deskripsi:

- Terbuat dari seng plat


- Rangka kayu persegi awet
- Ukuran 80 m x 40 m
- Warna dasar hijau, warna tulisan putih
- Papan nama dilengkapi dengan tiang dan
Penyangga.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 48


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 6. Gambar Papan Peringatan Bahaya Kebakaran
120 cm
cm

90
cm
200
cm

PT ADARO INDONESIA
Deskripsi:

- Terbuat dari seng plat


- Rangka kayu persegi awet
- Ukuran 120 m x 90 m
- Memuat logo/gambar dan tulisan, warna dasar
hijau, tulisan putih/merah/ menyesuaikan.
- Papan nama dilengkapi dengan tiang dan
Penyangga.

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 49


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 7 . Gambar Sumur Bor

Catatan :
- Kedalam + 20 meter
- Menggunakan pipa 2 inci luar dan dalam 1,5 inci
- Di permukaan tanah dibuatkan beton dgn 1 m2

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 50


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 8. Desain menara pengawas/menara pantau api

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 51


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 9. Bangunan camp kerja
Spesifikasi gambar rencana desain Camp dengan menggunakan bahan kayu ( untuk pondasi, nantinya akan terbuat dari kayu)

1. Luas bangunan + 100 M2 ( terdiri dari ruang rapat, kamar tidur, dapur, gudang, kamar mandi,)
2. Dinding terbuat dari kayu / kalsiboard
3. Pondasi / tongkat terbuat dari kayu balok (minimal tinggi dari tanah 1 m)
4. Lantai terbuat dari kayu
5. Atap terbuat dari Seng

20 m

1.5x4 m dapur km wc

5 m 4x3m 4x3m 4x3m 4x3m


8x2.5m ruang makan/
ruang pertemuan

Teras 1 m Teras 1 m

4m

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 52


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 10. Gambar alat damkar
Spesikasi : 1 set unit terdiri dari
- Mesin pompa 1 unit
- Selang penghisap 4 m
- Selang penyalur 10 rol (@ 20 m)
- Nozle 1 buah
- HT 2 buah
- Masker 7 buah
- Kepyok 2 buah
- Jet sutter 2 buah

Mesin Selang Penyalur Masker

HT Selang penghisap Jetsutter Kepyok Nozle

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 53


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 11. Desain Titian untuk Jalan Pemeriksanaan

Keterangan :
Bahan Baja ringan panjang 600 cm lebar 7.5 cm
Disatukan dengan sekrup atau diikat suapaya tidak terlepas

6 meter

±30 cm

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 54


Blok I Seluas 210 hektar
Lampiran 12. Peta Lokasi

Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi DAS PT. Adaro Indonesia 55


Blok I Seluas 210 hektar

Anda mungkin juga menyukai