Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA


ORIENTASI DAERAH
Konsep Pengembangan Wilayah
disintesis berdasarkan hasil identifikasi dan analisis potensi-masalah daerah

7 sektor prioritas pembangunan:


1. Pertambangan
2. Perkebunan Sektor basis hilirisasi industri
3. Perikanan
4. Pertanian
5. Hilirisasi industri
6. Pelayanan/ Jasa Kota Trigger kawasan

7. Ekowisata

1. Arahan Rencana Struktur Ruang


Arahan 2. Arahan Rencana Pola Ruang
Pengembangan
Wilayah  Tata Ruang 3. Arahan Rencana Kawasan Strategis
3
Tujuan Penataan Ruang Wilayah
Kabupaten Bulungan

RTRWK 2012-2032 (PERDA SAAT INI)

“mewujudkan peningkatan derajat dan mutu


kehidupan masyarakat melalui pembangunan
wilayah agroindustri dan pemerataan Rasionalisasi dari tujuan penataan
infrastruktur wilayah yang berwawasan ruang pada revisi RTRW Kabupaten
lingkungan”. Bulungan dirumuskan berdasarkan
pada hasil identifikasi isu strategis yang
didapatkan dari fakta, analisis, dan hasil
Diubah menjadi
konsultasi publik. Selain itu tujuan
penataan ruang dalam konteks
Revisi RTRWK 2019-2039 pengelolaan sumberdaya alam yang
berkelanjutan merujuk pada PP 59
“mewujudkan Kabupaten Bulungan sebagai pusat tahun 2017 tentang Tujuan
pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi skala Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs
regional berbasis industri melalui pengelolaan yang di dalamnya terdapat 17 (tujuh
sumber daya alam yang berkelanjutan dengan belas) indikator.
didukung aksesibilitas infrastruktur dan teknologi
guna mewujudkan daerah yang berdaya saing
serta tetap menjaga kelestarian lingkungan
hidup”.
STRUKTUR RUANG
Sistem Perkotaan

Rencana Sistem Perkotaan


PKW PKL PPK PPL

Perkotaan (1) Salim Batu; (2) (1) Long Beluah; (2) (1) Long Buang; (2) Long Lian; (3) Long Peso; (4)
Tanjung Selor Bunyu Tengah; (3) Mangkupadi; (3) Long Lepak Aru; (5) Naha Aya; (6) Long Telenjau; (7)
Long Bia; (4) Tanah Tungu; (4) Tanjung Gunung Putih; (8) Antutan; (9) Mara Satu; (10)
Kuning; (5) Karang Palas; (5) Tanjung Buka Tanjung Selor Timur; (11) Tanjung Agung; (12)
Agung; (6) Sekatak Wono Mulyo; (13) Pura Sajau; (14) Silva Rahayu;
Buji (15) Panca Agung; (16) Ruhui Rahayu; (17) Ardi
Mulyo (18) Sekatak Bengara (19) Bunyu Timur
Rencana Pengembangan Struktur Ruang
BENTUK INTERVENSI
RENCANA:
1. PLTA Peso;
2. Pendukung Industri (KIPI);
3. Pendukung Foodestate;
4. Pendukung Sektor
Pertanian dan Perikanan;
5. Penanggulangan Banjir;
PENYESUAIAN:
6. Pendukung Kota Baru
1. Status dan Fungsi
Mandiri (KBM)
Jalan Nas,
Kaltara, Bulungan;
2. TATRAWIL
Tanjung Palas (PKLp)
pusat pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi Tanjung Selor (PKW) Kaltara;
skala regional berbasis industri melalui 3. TATRALOK
pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan
Bulungan;

Peso
Tanjung Selor Timur (PKWp)

Jaringan prasarana
energi, telekomunikasi,
sumber daya air,
pengelolaan lingkungan, Jaringan prasarana
evakuasi bencana transportasi darat,
SISTEM PERKOTAAN
perkeretaapian, 1. Pengembangan PKL
transportasi udara,
transportasi air eksisting  Salim Batu,
Bunyu Tengah, Long Bia,
Tanah Kuning, Karang
Sistem pusat-pusat Agung, Sekatak Buji.
Pelayanan Kota - Desa
2. Pengembangan PPK di
Long Beluah (Tj. Palas
Barat), Mangkupadi (Tj.
Palas Timur), Long Tungu
(Peso Hilir), Tanjung Palas
(Tj. Palas), Tanjung Buka.
3. Pengembangan PPL
Rencana Jaringan Prasarana Transportasi

No RTRWK Bulungan Revisi


(2019-2039)
1 Transportasi Darat:
a. Jaringan Jalan (JKP-1, JKP-2, JKP-3,
Lokal Primer, Jalan Strategis
Provinsi, Jembatan)
b. Terminal (Tipe A dan C)
c. Jembatan timbang
d. Sistem jaringan angkutan sungai,
danau, dan penyeberangan
e. Alur pelayaran
f. Lintas penyeberangan
g. Pelabuhan sungai dan danau
h. Pelabuhan sungai dan
penyeberangan
i. Pelabuhan barang
j. Jalur kereta api nasional
k. Jalur kereta api provinsi
l. Jaringan stasiun
2 Transportasi Laut:
a. Pelabuhan utama
b. Pelabuhan pengumpul
c. Pelabuhan penguman lokal
d. Terminal khusus
e. Alur pelayaran (nasional dan
internasional)
3 Transportasi Udara:
a. Bandara pengumpul pelayanan
sekunder
b. Bandara pengumpan
c. Bandara khusus bencana
d. Bandara perintis
Rencana Jaringan Prasarana Energi

No RTRWK Bulungan Revisi


(2019-2039)
1 Pengembangan infrastruktur pembangkitan tenaga listrik dan
sarana pendukungnya:
a. peningkatan PLTD di Tanjung Selor;
b. pembangunan PLTU di Sungai Buaya, Tj. Selor;
c. PLTU Apung di Tanjung Selor;
d. pembangunan PLTA di Peso;
e. pengembangan PLTG di Pulau Bunyu;
f. pembangunan PLTMG di Desa Gunung Seriang;
g. pembangunan Gardu Induk (GI) di Tanjung Palas Timur, Tanjung
Selor, Peso, Tanjung Palas Utara; dan Bunyu.
Pengembangan infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan sarana
pendukungnya:
a. jaringan transmisi Tanjung Redeb-Tanjung Selor;
b. jaringan transmisi Tarakan-Sekatak-Tanjung Selor;
c. jaringan transmisi Tanjung Selor-Tideng Pale;
d. jaringan transmisi PLTA Peso-GI Tanjung Selor-GI Tanjung Palas
Timur (KIPI Mangkupadi-Tanah Kuning);
e. jaringan SUTT Tj Palas Timur ke Tj Selor;
f. jaringan SUTT Tj Palas ke Peso;
g. jaringan SUTT Tj Palas ke Sekatak; dan
h. jaringan SUTM dan SUTR yang pengembangannya mengikuti pola
jaringan Jalan nasional, Jalan provinsi, dan Jalan kabupaten.
Pengembangan energi baru dan terbarukan:
a. PLTMH di Peso Hilir dan Sekatak.
b. PLTAS di Peso, Peso Hilir, Tj Palas Barat, Tj Palas Tengah, Tj Palas
Timur, Sekatak:
c. PLTBio, di seluruh Kecamatan;
d. PLTBm di seluruh Kecamatan; dan
e. PLTSa di TPA Tanjung Selor.

2 Pengembangan jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi,


dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dikembangkan di
Bunyu, Tj Palas Tengah, Tj Palas Timur.
Rencana Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

No RTRWK Bulungan Revisi


(2019-2039)
1 1. Sistem jaringan sumber daya air lintas negara dan
lintas provinsi yang berada di wilayah Daerah
terdiri atas WS Kayan dan Wilayah Sungai (WS)
Berau-Kelai.
2. Sistem jaringan sumber daya air lintas
kabupaten/kota yang berada di wilayah Daerah
terdiri atas DAS Sesayap;
3. Sistem jaringan sumber daya air kabupaten terdiri
atas:
a. Sistem DAS (DAS Sekatak; DAS Ancam;
DAS Bunyu; DAS Bangkudulis; DAS Sajau;
DAS Binai; DAS Mangkupadi; DAS
Pidada; Wilayah Sungai (WS) Kayan; DAS
Pesalang; DAS Buka; DAS Sejalu; DAS
Linta; DAS Tutus; DAS Mening; DAS
Pekin; dan DAS Ibus) dan waduk berupa
waduk Peso.
b. CAT Tj Selor.
c. Jaringan Irigasi Nasional (Daerah Irigasi
Rawa (DIR) Sajau; DIR Tj Buka; DIR Tj
Palas.
d. Jaringan Irigasi Provinsi (Daerah Irigasi
Rawa (DIR) Salim Batu; DIR Tanjung
Keranjang; DIR Salimbatu Hulu; DIR Desa
Tanjung Buka SP1; DIR Teras Nawan;g
DIR Sajau Hilir.
e. Jaringan Irigasi Kewenangan Kabupaten
4. Sistem pengendalian banjir  pemeliharaan dan
pembangunan tangggul sungai dan pembangunan
bendungan dan embung
5. Jaringan air baku dan air bersih
PETA PENGGUNAAN LAHAN
BULUNGAN EKSISTING (2018)
Kawasan
Pertambangan
Kawasan
Perkebunan

Kawasan Hutan

Kawasan
Budidaya
Perikanan

Kawasan
Permukiman
Kawasan
Pertanian

10
ALUR PERKEMBANGAN EKONOMI KE DEPAN
MELALUI INTERVENSI TATA RUANG WILAYAH
(MULTIPLIER EFFECT)
Modal Penggerak Awal Transisi/konversi Sektor Ekonomi yang Terdampak
Ekonomi Ekonomi

Pertanian Pangan
Ekspor Hasil
Pengolahan
Perikanan
Industri
Pengolahan
Perdagangan dan Jasa
diwadahi oleh food estates (akomodasi, makan & minum,
real estates, jasa pendidikan)

Pertambangan diwadahi oleh KIPI dan


kawasan industri diwadahi oleh Kota
(mineral, batubara, lainnya Baru Mandiri Tanjung
dan migas) Selor dan kawasan
dipercepat perkembangannya perkotaan lainnya
dengan infrastruktur yang
diberikan oleh provinsi
peningkatan daya beli
oleh provinsi
Konsep Pengembangan Pola Ruang
PENETAPAN KAWASAN
BUDIDAYA:
1. Pertambangan;
2. Food Estate;
3. Pengembangan pusat-pusat
kegiatan ekonomi;
4. Kawasan Industri (KIPI)
5. Pengembangan kawasan
komoditas Kehutanan,
Perkebunan, pertanian,
perikanan;
6. Pengembangan kawasan
permukiman;
7. Pengelolaan kawasan Cagar
Budaya dan Ilmu Pengetahuan; PENGENDALIAN
8. Pengembangan KBM; PEMANFAATAN KAW.
9. Pengembangan Ibukota LINDUNG:
Kabupaten Bulungan. 1. Pengelolaan Hutan Lindung;
2. Manajemen sempadan
sungai, pantai dan waduk;
3. Perlindungan kawasan
pesisir (WP3K)
4. Perlindungan KP2B-LP2B;
5. Imbuhan Air dan CAT;
6. Kawasan lindung geologi;
7. Konservasi Mangrove;
8. Manajemen kawasan rawan
bencana;
9. Pengendalian lahan
terbangun;
PETA RENCANA POLA RUANG
KAWASAN LINDUNG
PETA RENCANA POLA RUANG
KAWASAN BUDIDAYA
PETA RENCANA POLA RUANG
KAWASAN BUDIDAYA

Pola Ruang Kaw. Lindung


RTRWK Rev 2019-2039 RTRWK 2012-2032

SANDINGAN RENC. POLA


Kawasan Ekosistem Mangrove 14.447,00 RUANG KAW. LINDUNG
11.187,16 Penyesuaian hasil analisis
Perubahan terjadi pada:
Kawasan Cagar Budaya 0,34 Penyesuaian hasil analisis
- • luasan kawasan yang
622,00 disebabkan adanya
Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah Penyesuaian hasil analisis
- penyesuaian delineasi
Kawasan Perlindungan Air Tanah 28.238,00 kawasan lindung
28.238,00 • menyesuaikan dengan
Kawasan Lindung Geologi 7.498,66 Penyesuaian hasil analisis kebijakan terbaru pusat
2.102,92
dan daerah
Kawasan Konservasi WP3K (Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil) 24.581,98 mengacu pada RZWP3K
• Mengikuti nomenklatur
- Provinsi
kawasan sesuai Permen
Kawasan Lindung Spiritual dan Kearifan Lokal 722,60
- ATR/BPN 1 Tahun 2018
Salah satunya karena ada Lamp II
Kawasan Sekitar Danau/Waduk 3.109,68
- Waduk Peso

Kawasan Sempadan Sungai 50.674,69


49.053,70
Selisih 2.631,78 ha
Kawasan Sempadan Pantai 4.481,41 Penyesuaian dengan kawasan
3.527,44 lindung yang lain
Disesuaikan dengan SK
Kawasan Resapan Air 26.637,20 Penyesuaian dengan kawasan MenLHK nomor 278
28.238,15 lindung yang lain Tahun 2017 dan
6026/MenLHK -
Kawasan Lindung Gambut 2.297,26 PKTL/KUH/PLA.2/11/2017
- tentang Kawasan Hutan
Provinsi Kalimantan
Kawasan Hutan Lindung 222.132,00
241.145,25 Timur dan Kalimantan
Utara
KAWASAN LINDUNG 360.860,84
363.492,62
PETA RENCANA POLA RUANG
KAWASAN BUDIDAYA
Pola Ruang Kaw. Budidaya
RTRWK Revisi 2019-2039 Perda RTRWK 2012-2032

Kawasan Pertahanan dan Keamanan 30,61


-
14.774,40
SANDINGAN RENC. POLA
Kawasan Permukiman Perdesaan 23.190,15 RUANG KAW. BUDIDAYA
Kawasan Permukiman Perkotaan 15.785,26
8.949,86 Rencana KBM Tj. Selor Perubahan terjadi pada:
1.027,56 • luasan kawasan yang
Kawasan Pariwisata 1.820,90 disebabkan adanya
Kawasan SIKM 508,56 penyesuaian delineasi
-
Kawasan Peruntukan Industri 11.088,45 kawasan budidaya
7.786,00 Alokasi KIPI
• menyesuaikan dengan
Kawasan Pertambangan Energi 456,48
- Penyesuaian WIUP
kebijakan terbaru pusat
Kawasan Pertambangan Mineral 10.198,42 dan daerah
31.589,55
• Mengikuti nomenklatur
Kawasan Perikanan Budidaya 40.421,46
81.970,00 kawasan sesuai Permen
Kawasan Perikanan Tangkap 188.490,55 ATR/BPN 1 Tahun 2018
216.215,00
Penyesuaian HGU/WIUP Lamp II
Kawasan Perkebunan 201.943,96
214.020,40
Kawasan Pertanian Hortikultura 6.233,08
8.957,00
Penyesuaian HGU/WIUP
Selisih luasan
Kawasan Pertanian 39.556,47
30.843,36 64,805,93 ha
KP2B 15.539,00
16.503,54
Hasil penyesuaian HGU/WIUP Disesuaikan dengan SK
Kawasan Hutan Rakyat 24.883,00 dan kawasan budidaya yang MenLHK nomor 278
3.904,43
lain Tahun 2017 dan
Kawasan Hutan Produksi Konversi 6.370,16 6026/MenLHK -
4.433,47 PKTL/KUH/PLA.2/11/2017
Kawasan Hutan Produksi 215.571,52 tentang Kawasan Hutan
234.020,48 Provinsi Kalimantan
Kawasan Hutan Produksi Terbatas 471.284,29 Timur dan Kalimantan
460.304,02 Utara
KAWASAN BUDIDAYA 1.263.198,69
1.328.004,62
SANDINGAN RENCANA POLA RUANG
RTRWK 2012-2032 RTRWK Revisi 2019-2039*
No Kawasan menurut Permen ATR 1/2018 Selisih (Ha)
Luasan (Ha) Luasan (Ha)
A KAWASAN LINDUNG 337.272,93 333.050,71 4.222,22
1 Kawasan Hutan Lindung 241.145,28 222.132,46 19.012,82
2 Kawasan Lindung Gambut 13.021,77 2.297,26 10.724,51
3 Kawasan Resapan Air 28.238,17 26.637,19 1.600,98
4 Kawasan Sempadan Pantai 3.025,04 4.481,41 - 1.456,37
5 Kawasan Sempadan Sungai 48.958,45 50.674,70 - 1.716,24
6 Kawasan Sekitar Danau/Waduk - 3.109,69 - 3.109,69
7 Kawasan Lindung Spiritual dan Kearifan Lokal - 722,61 - 722,61
Kawasan Konservasi WP3K (Wilayah Pesisir dan
8 Pulau-Pulau Kecil) - 24.581,98 - 24.581,98
9 Kawasan Lindung Geologi - 7.498,66 - 7.498,66
10 Kawasan Perlindungan Air Tanah - 426,98 - 426,98
11 Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah - 622,00 - 622,00
12 Kawasan Cagar Budaya 2.102,92 0,34 2.102,58
13 Kawasan Ekosistem Mangrove - 14.447,41 - 14.447,41
Kawasan Pelestarian Alam (Hutan Kota/Hutan
Rakyat) 781,29
B KAWASAN BUDIDAYA 1.301.783,07 1.306.003,55 - 4.220,48
1 Kawasan Hutan Produksi Terbatas 460.304,04 471.284,29 - 10.980,26
2 Kawasan Hutan Produksi 233.857,00 215.571,53 18.285,47
3 Kawasan Hutan Produksi Konversi 4.433,47 6.370,16 - 1.936,69
4 Kawasan Hutan Rakyat 3.904,43 24.883,07 - 20.978,64
5 KP2B 16.503,43 17.977,80 - 1.474,37
6 Kawasan Pertanian 22.043,74 39.556,47 - 17.512,74
7 Kawasan Pertanian Hortikultura 9.908,89 6.233,08 3.675,81
8 Kawasan Perkebunan 214.942,83 201.943,96 12.998,86
9 Kawasan Perikanan Tangkap 204.442,57 188.490,55 15.952,01
10 Kawasan Perikanan Budidaya 55.944,48 40.421,47 15.523,02
11 Kawasan Pertambangan Mineral 31.585,40 10.198,42 21.386,98
12 Kawasan Pertambangan Energi 555,44 456,48 98,96
13 Kawasan Peruntukan Industri 7.786,00 11.088,46 - 3.302,46
14 Kawasan SIKM - 508,57 - 508,57
15 Kawasan Pariwisata 1.814,01 82,02 1.731,99
16 Kawasan Permukiman Perkotaan 8.949,22 15.785,26 - 6.836,04
17 Kawasan Permukiman Perdesaan 23.058,56 14.774,40 8.284,16
18 Kawasan Pertahanan dan Keamanan - 30,61 - 30,61
Kawasan Pelabuhan Khusus 1.345,16 -
Kawasan Pelabuhan Terpadu 405,42 -
19 Perairan Danau/Waduk - 20.568,86
20 Perairan Sungai - 37.755,88
TOTAL LUAS RENCANA POLA RUANG 1.639.055,99 1.639.054,25 1,74
Konsep Pengembangan Kawasan Strategis

Kaw. Strategis
*secara khusus, Bulungan tidak Pertahanan &
memiliki kaw. str. hankam Keamanan

Kaw. Strategis Memelihara keasrian dan


Kaw. Strategis
Pertumbuhan keseimbangan alam
Lingkungan Hidup
Ekonomi secara lokal dan global

Mendukung pertumbuhan
kawasan perkotaan baru
untuk menunjang
perekonomian wilayah

Kaw. Strategis Kaw. Strategis Penggunaan


Sosial & Budaya SDA dan/atau Tekn. Tinggi

Mendukung keberadaan Memaksimalkan pemanfaatan SDA


budaya lokal yang khas untuk diolah industri setempat

18
Hasil Penetapan Kawasan Strategis
Kabupaten Bulungan
Kawasan Strategis Kabupaten pada RTRW revisi terdiri dari:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi berupa
Kawasan Perkotaan Tanjung Palas di Tanjung Palas dan
Kawasan Food Estate di Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas
Tengah, Tanjung Selor, dan Tanjung Palas. Penetapan Kawasan
Perkotaan Tanjung Palas sebagai kawasan strategis dengan
pertimbangan bahwa kedepan kawasan tersebut memiliki posisi
strategis sebagai “trigger” kawasan yang mendorong aktivitas
pelayanan jasa ekonomi. Penetapan Tanjung Palas sebagai PKL
didorong untuk mendukung perannya memberikan pelayanan
skala kawasan yang terhubung dengan sistem pusat-pusat
kegiatan lainnya, khususnya PKW Tanjung Selor yang kedepan
dikembangkan sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Utara dan
berpotensi memberikan limpasan kegiatan ekonomi. Sedangkan
penetapan Kawasan Food Estate sebagai kawasan strategis
sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten
Bulungan sebagai wilayah basis pertanian pangan regional;
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial Budaya
terdapat di Desa Budaya Jelarai di Tanjung Selor, Kabupaten
Bulungan;
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup berupa kawasan hulu Sungai
Kayan pada PLTA Peso dan kawasan Delta Kayan sebagai
satu kesatuan hulu hilir untuk konservasi sumber daya air
dan ekosistem dan wilayah hutan lindung yang berada pada
Pulau Bunyu sesuai dengan amanat SK Kehutanan No.
278/2017 dan bendungan Peso sebagai kawasan konservasi
sumberdaya air.
PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Anda mungkin juga menyukai