Anda di halaman 1dari 11

Kondisi dan Potensi Air Tanah

di Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor

oleh

Syakira Trisnafiah

270110140043

Program Studi Sarjana Teknik Geologi FTG UNPAD

ABSTRAK
Daerah penelitian berada di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi
Jawa Barat. Desa Cibeusi merupakan daerah yang mengalami perkembangan dengan sangat
cepat, sehingga kebutuhan akan air bersih terus bertambah. Sebagian besar warga Desa Cibeusi
menggunakan sumur bor sebagai sumber utama akan kebutuhan air bersih. Meskipun masih
terdapat beberapa rumah yang menggunakan sumur gali sebagai sumber airnya. Tujuan dari
penelitian kali ini yaitu: 1) mengetahui potensi air tanah di daerah Cibeusi; 2) mengetahui
kondisi serta sifat fisik air tanah pada daerah Cibeusi; 3) memberikan proyeksi perencanaan
penyediaan air di daerah penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
survey dengan melakukan pengukuran lapangan. Sebanyak 7 sumur gali, 1 mata air, dan sungai
di sekitar daerah Cibeusi telah disurvey. Hasil data yang didapatkan yaitu parameter air tanah
berupa kedalaman muka air tanah, laju fluktuasi aliran sungai, identifikasi mata air, mengetahui
debit sumur dan karakteristik akifer melalui metode pumping test. Semua data yang telah didapat
kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang ada seperti metode Jacob dan Draw
Dawn.

Kata Kunci : air tanah, potensi air tanah, sifat fisik air tanah
1. PENDAHULUAN sedangkan air tanah karena letaknya di
dalam tanah maka jumlah dan potensinya
1.1. Latar Belakang perlu dilakukan pengamatan yang lebih
teliti. Air tanah adalah air yang bergerak di
Desa Cibeusi merupakan sebuah desa yang dalam tanah yang terdapat di dalam ruang
berada di wilayah Kecamatan Jatinangor. antar butir-butir tanah yang meresap ke
Lokasinya berada di bagian barat wilayah dalam tanah dan bergabung membentuk
kecamatan dan berbatasan langsung dengan lapisan tanah yang disebut akuifer
Kabupaten Bandung di Kecamatan Cileunyi. (Herlambang, 1996).
Jika dilihat dari pusat Kecamatan Jatinangor,
posisinya berada di sebelah barat dengan 1.2. Maksud dan Tujuan
jarak sekitar tiga kilometer. Desa Cibeusi
sendiri memiliki 14 RW dan 39 RT dengan  Mampu mengidentifikasi karakter
jumlah penduduk sebanyak 10.809 jiwa. fisik air tanah yang ada berdasarkan
Ditinjau dari sudut ketinggian, Desa Cibeusi
berada pada ketinggian 1.500 diatas parameter-parameter.
permukaan laut dengan luas wilayah yang  Mampu menggabarkan laju fluktuasi
dimiliki sebesar 164 hektar. Luas wilayah aliran sungai yang ada.
tersebut terbagi ke dalam beberapa
peruntukan yaitu sebagai lahan pertanian,  Mampu mengidentifikasi jenis
lahan pemukiman dan lahan lainnya. mataair.
Perkembangan wilayah Desa Cibeusi sangat  Mampu melaksanakan uji pompa
dipengaruhi oleh kondisi Kecamatan
Jatinangor yang bergerak sebagai kota pada sumur yang ada dan
pendidikan. Perkembangan ini menyebabkan mengidentifikasi karakter akifer dari
terjadinya transisi sebagian penduduk Desa hasil uji pemompaan tersebut.
Cibeusi dari masyarakat agraris menjadi
Dengan beberapa tujuan di atas,
masyarakat industri dan perkotaan. Hal ini
diperkuat dengan adanya jalan raya yang maka peneliti mengharapkan suatu hasil
menghubungkan Jatinangor dengan kota pencapaian dari penelitian tersebut, yakni
Bandung yang menjadi lalu lintas utama
dapat mengetahui beberapa aspek mengenai
orang dan barang.
Kebutuhan air bersih bagi penduduk desa hidrogeologi yang mencakup :
Cibeusi merupakan suatu hal yang vital 1. Mengetahui potensi air tanah di
mengingat cukup banyaknya penduduk pada
sekitar desa Cibeusi,
desa ini. Air apabila dilihat dari letaknya
dapat dibagi menjadi dua yaitu air 2. Memberikan proyeksi perencanaan
permukaan dan air tanah. Air permukaan penyediaan air di daerah penelitian.
jumlah dan keberadaannya akan dapat
dilihat karena terletak dipermukaan
3. Memberikan pola pemanfaatan air breksi vulkanik yang sesuai dengan data
terhadap tata ruang wilayah. geologi regional daerah tersebut.

1.3. Lokasi Kegiatan

Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeusi,


Kecamatan Jatinangor. Desa Cibeusi
merupakan sebuah desa yang berada di
wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang. Secara geografis, Desa Cibeusi
dikelilingi oleh wilayah-wilayah sebagai
berikut:
• Pada bagian timur, Desa Cibeusi Gambar 1. Peta Geologi Kawasan Unpad Jatinangor
dan Sekitarnya (Mardiana 2013; Hendarmawan
berbatasan dengan Desa Cikeruh.
2014)
• Pada bagian barat berbatasan dengan
2.2. Hidrogeologi Daerah Penelitian
Kabupaten Bandung.
• Pada bagian utara berbatasan dengan Hidrogeologi di Desa Cibeusi merupakan
Desa Cileles. gabungan dari dua jenis akuifer yang ada di
• Sedangkan pada bagian selatan daerah sekitar Jatinangor. Di daerah
Jatinangor dan sekitarnya terdapat 3 jenis
berbatasan dengan Desa Cipacing.
akuifer yaitu:
• Akuifer produktif tinggi yaitu akuifer
2. KONDISI UMUM DAERAH yang aliran air tanahnya melalui ruang antar
PENELITIAN butir dan rekahan-rekahan yang ada pada
batuan vulkanik tua pada bagian selatan
2.1. Geologi Regional Daerah Penelitian daerah Jatinangor.
• Akuifer produktif sedang yaitu
Daerah penelitian merupakan daerah hasil akuifer yang melalui celah dan ruang antar
dari proses gunung api tua. Batuan yang butir ada pada daerah Jatinangor bagian
ditemukan di daerah penelitian berdasarkan Utara.
peta geologi regional daerah Bandung • Air tanah langka atau tidak berarti
merupakan breksi dan lahar. Komposisi dari berupa akuifer bercelah atau dengan
komponen breksi sendiri berupa batuan beku produktifitas yang kecil yang sering disebut
andesitic dan batuan beku basalt. Pada dengan daerah air tanah langka yang ditemui
daerah Desa Cibeusi bagian utara ditemukan di daerah Jatinangor bagian timur.
mata air yang keluar dari rekahan batuan Daerah Desa Cibeusi sendiri pada bagian
utara merupakan akuifer dengan
produktifitas tinggi karena baik di musim kedalaman sumur, diameter sumur,
penghujan maupun musim kemarau, air kedalaman MAT, tinggi muka air, dan
tanah yang tersedia pada sumur tidak pernah fluktuasi MAT. Untuk mata air, parameter
habis. Sementara pada bagian selatan Desa yang perlu dicatat yaitu jenis mata air,
Cibeusi merupakan daerah akuifer kondisi mata air dan debit mata air. Pada
produktifitas sedang karena saat kemarau, sungai yang harus dicatat yaitu lebar dan
muka air tanahnya berkurang drastis. kedalaman sungai.
Pengukuran fisika dan kimia air dapat
3. LANDASAN TEORI dilakukan ketika survey di lapangan dan
juga di laboratorium ketika sudah dilakukan
Air tanah adalah air yang bergerak dalam pengambilan sampel. Ketika di lapangan
lapisan tanah yang terdapat di dalam ruang- kita dapat menentukan warna, rasa, bau serta
ruang antara butir butir tanah yang ph dan juga temperature dari sampel air
membentuk itu atau dikenal dengan air yang kita ambil. Kemudian pekerjaan di
lapisan dan di dalam retakan retakan dari laboratorium untuk menentukan zat padat
batuan yang dikenal dengan air celah. terlarut atau total dissolved solid (TDS), dan
Keadaan air tanah ada yang tekekang dan air daya hantar listrik atau electrical
tanah bebas. Jika air tanah itu bebas maka conductivity (EC).
permukaannya akan membentuk gradient Pengukuran kuantitas suatu akifer dapat
yang dikenal dengan gradient hidrolik dilakukan dengan cara uji pemompaan atau
sehingga pergerakan air tanahnya akan Pumping Test. Ini merupakan suatu tahapan
membentuk sebuah kontur. untuk menguji kapasitas debit dan
parameter-parameter fisik akifer sebelum
Menurut hukum Darcy kecepatan aliran air dilakukan tahapan eksploitasi pada sumur
tanah dapat dirumuskan sebagai berikut : bor. Data yang diambil saat uji pemompaan
V = k. I (1) yaitu data waktu penurunan MAT selama
Dimana : pemompaan atau draw down (S) dan data
V = kecepatan aliran ( m3/dt ) waktu kenaikan MAT setelah pompa
K = koefisien permeabilitas. dihentikan atau recovery (S’’). Tujuan dari
I = gradient hidrolik. pumping test adalah untuk mengetahui
parameter hidrolik akifer berupa debit air
Pemanfaatan air tanah melalui sumur gali (Q), koefisien transmisivitas (T), koefisian
perhitungannya didasarkan pada kepadatan isian atau storativitas (S), dan konduktivitas
penduduk per kecamatan dengan asumsi hidraulik (K). Koefisien Transmisibilitas
bahwa air tanah yang diambil hanya adalah besar aliran di bawah gradien
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari hidrolik yang sama, melalui suatu
saja. penampang pada seluruh tebal akifer.
Air tanah juga memiliki karakter fisik yang Definisi ini berarti banyaknya air yang dapat
dapat ditentukan melalui beberapa mengalir melalui suatu penampang akifer
parameter. Pada sumur gali, parameter sebesar satu satuan panjang selama satu hari.
fisiknya berupa tinggi bibir sumur,
4. METODOLOGI PENELITIAN 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk melakukan penelitian dengan biaya Didapatkan data-data sebagai berikut dari
dan yang efisien dan memperoleh hasil yang hasil pemetaan hidrogeologi :
maksimal maka perlu disusun suatu metode
pelaksanaannya yaitu : 1. Jenis Sumur Gali
 Tahapan persiapan adalah tahapan
awal dari seluruh rangkaian kegiatan. No. TBS KS DS K.MAT T.MA F
Pada tahapan ini disusun kebutuhan CB1 0.51 15 1 12.29 635.20 2
peralatan, keuangan dan lain CB2 0.60 8 0.75 2.2 772.20 1
sebagainya sehingga disaat CB3 0.78 10 0.88 2.2 702.10 4
CB6 0.67 11.4 0.68 3.1 745.90 1
pelaksanaan nanti tidak menemui
CB7 0.84 9 1 1.08 731.91 0.5
kendala yang berarti.
CB8 0.80 14 1 6 757.00 3
 Tahapan pekerjaan lapangan. CB9 0.50 11 0.85 2.9 770.1 1
Tahapan berikutnya setelah
persiapannya sudah mencapai progress Keterangan:
seratus persen maka langkah
selanjutnya adalah pekerjaan di TBS = Tinggi Bibir Sumur (meter)
lapangan. Dilakukan pengukuran debit KS = Kedalaman Sumur (meter)
mata air, pengukuran kedalaman DS = Diameter Sumur (meter)
sumur dan pumping-recovery test, dan K.MAT = Kedalaman MAT (meter)
tahapan pekerjaan di laboratorium T.MA = Tinggi Muka Air (mdpl)
untuk mengetahui karakter fisik F = Fluktuasi (meter)
sampel air.
• Analisa data. Tahapan ini adalah 2. Jenis Mata Air
salah satu langkah yang akan
dilakukan setelah semua data yang Kondisi mata air : Diturap
diperlukan untuk penelitian ini sudah Debit mata air : 0.27 Lt/det
diperoleh. Dilakukan dengan Penggunaan air : MCK
mengolah data dengan rumus-rumus Jenis mata air : mata air rekahan
yang sesuai dan software (dalam
penelitian kali ini digunakan Surfer 3. Sungai
untuk pembuatan peta MAT).
 Pembuatan Laporan. Tahap ini Lebar sungai : 2.35 meter
merupakan tahap terakhir dari seluruh Kedalaman sungai : 0.4 meter
rangkaian penelitian yaitu menyusun
sebuah laporan tentang apa yang sudah
dilakukan dan menyampaikan hasilnya
agar diketahui publik.
Setelah itu diambil data uji pemompaan. Dalam pemetaan hidrogeologi, pemahaman kualitas
dan kuantitas airtanah menjadi informasi yang penting untuk didapatkan. Kualitas airtanah
bisa kita dapatkan dengan menguji sampel air di laboratorium. Sedangkan untuk mengetahui
kuantitas dapat ditentukan berdasarkan uji pemompaan (pumping test).

TABEL PUMPING DAN RECOVERY TEST

No. Time Measure Rundown Measure Recovery

(Minute) (Meter) (cm) (Meter) (cm)

1 0 2,99 0 5,12 0

2 1 3 1 5,11 1

3 2 3,02 3 5,10 2

4 3 3,04 5 5,09 3

5 4 3,06 7 5,08 4

6 5 3,07 8 5,07 5

7 6 3,08 9 5,06 6

8 7 3,1 11 5,04 8

9 8 3,13 13 5,03 9

10 9 3,14 14 5,02 10

11 10 3,15 15 5,00 12

12 12 3,18 18 4,98 14

13 14 3,20 20 4,92 20

14 16 3,24 24 4,91 21

15 18 3,27 27 4,89 23

16 20 3,29 29 4,86 26

17 25 3,37 37 4,83 29

18 30 3,44 44 4,80 32

19 35 3,50 50 4,73 39

20 40 3,56 56 4,67 45

21 45 3,63 65 4,63 49

22 50 3,69 69 4,60 52

23 55 3,76 76 4,56 56

24 60 3,81 81 4,54 58

25 70 3,94 94 4,44 68

26 80 4,04 104 4,41 71

27 90 4,14 114 4,33 79

28 100 4,24 124 4,28 84

29 110 4,31 131 4,21 91


30 120 4,40 140 4,14 98

31 135 4,46 146 4,06 106

32 150 4,58 158 3,97 115

33 165 4,66 166 3,89 123

34 180 4,74 174 3,80 132

35 200 5,00 200 3,72 140

36 220 5,17 217 3,62 150

37 240 5,27 227 3,53 159

38 270 5,45 245 3,42 178

39 300 5,45 245 3,34 178

40 360 5,45 245 3,17 205

41 420 3,04 208

42 480 2,97 215


Perhitungan pumping d. Storativitas ( S )
a. Debit pumping
Pengukuran debit dilakukan menggunakan S= Q (debit recovery) / Luas area x tinggi
botol dengan volume 0.7 L, kemudian di S = 0.0337 / 3,14 x 0,365 x 0,365 x 2,15
catat waktu yang dibutuhkan untuk S= 0,0337 / 0.89941
mengisi penuh botol tersebut. Kegiatan di S = 0.03747
lakukan sebanyak 3 kali.
Storativitas dari aquifer daerah penelitian
Q1 = 0,7 L / 2 detik = 0,03747
= 0,35 L / detik
Q2 = 0,7 L / 2,18 detik e. Gradient Hidrolik ( K )
= 0,32 L / detik
Q3 = 0,7 L / 0,33 detik K=T/b
= 0,33 L / detik K = 0.0287031 / 3.433
K= 0,008360938 L/dtk
b. Q = (Q1 + Q2 + Q3) / 3 Jadi gradient hidrolik dari daerah
= (0,35 + 0,32 + 0,331) penelitian = 0,008360938 L/dtk
= 0,33 l / dtk
Perhitungan Hidrograf Aliran Sungai
t Recovery a. Debit Maksimum dan Minimum
t = 480 x 60 detik = 28800 detik
Debit Maksimum
Volume sumur = Luas alas x tinggi Q=Axv
= 3,14 X 0,365 x 0,365 x = 0,462953 x 0,238702
2,32 = 0,97052 m3 = 970,52 L = 0,11050 m3/s
Debit recovery (Q) = V / t = 970, 52 L / Debit minimum
28800 detik = 0,0337 L/ dtk Q=Axv
= 0,462950 x 0,179869
c. Transmisivitas (T) = 0,083270 m3/s

Jadi transmivitas dari lokasi


penelitian yaitu = 0,028031 L / dtk.
bagian utara ditemukan mata air yang
keluar dari rekahan batuan breksi
vulkanik yang sesuai dengan data
geologi regional daerah tersebut
 Hidrogeologi di Desa Cibeusi
merupakan gabuangan dari dua jenis
akuifer yang ada di daerah sekitar
Tempat dilakukannya hidrograf yaitu pada Jatinangor. Daerah Desa Cibeusi
Sungai Citatah di desa Cibeusi yang terletak
bagian utara merupakan akuifer
pada koordinat S 060 54’ 52,5” dan E 1070 45’
31,0” pada elevasi 877 mdpl. Sungai citatah dengan produktifitas tinggi,
merupakan salah satu mata air berada di kaki Sementara pada bagian selatan Desa
gunung manglayang, masih bersifat alami,
Cibeusi merupakan daerah akuifer
belum terganggu oleh kegiatan tangan
manusia. produktifitas sedang.
 Pumping test dilakukan untuk
Pengukuran Parameter Fisik mengetahui karakteristik akifer. Di
dapatkan Debit pumping (Q) 0,331
No. EC TDS pH Suhu
L/detik; Debit Recovery (Q) 0,0337
Sampel (µs/cm) (mg/L) (0C)
CB – 1 390 190 6,6 25,7 L/detik; Trasmisivitas (T) 0,028031
CB – 2 230 100 6,6 25,8 L/detik; Gradient Hidrolik (K)
CB – 3 470 230 6,7 25,9
CB – 4 150 70 6,7 25,9 0,008360938 L/detik.
CB – 5 130 60 7,6 25,6  Analisis Hidrograf dilakukan untuk
CB – 6 280 130 7 25,6 mengetahui debit sungai. Debit
CB – 7 390 190 6,5 25,6
CB – 8 670 320 6,8 25,5 Maksimum Sungai Citatah adalah
CB – 9 240 110 6,6 25,4 0,11050 m3/s, dan Debit minimumnya
adalah 0,083270 m3/s.
6. KESIMPULAN  Dari peta muka air tanah, maka aliran

Dari penelitian yang sudah dilakukan, air tanah Desa Cibeusi dari timur ke
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : barat.
 Daerah Desa Cibeusi, Kecamatan Perkembangan kondisi air tanah yang

Jatinangor, Kabupaten Sumedang dapat diamati dari perubahan kedalaman

merupakan hasil gunungapi tua, muka air tanah perlu diukur dan dipantau

berupa breksi dan lahar. Komposisi secara berkala sehingga dapat diketahui

dari komponen breksi sendiri berupa kecenderungan perkembangan cadangan

batuan beku andesitic dan batuan beku air tanah dan data pemantauan tersebut

basalt. Pada daerah Desa Cibeusi sangat berguna untuk perencanaan di


waktu mendatang baik untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan
pengembangan air tanah maupun untuk Geologi Soetrisno, S. 1983.
Peta Hidrogelogi Regional Lembar
upaya pelestarian air tanah.
Bandung. Ban-dung. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
7. DAFTAR PUSTAKA
Geologi.
Hendarmawan, 2014. Kajian Strategi
Mardiana, Undang 2013, Sistem Aki-fer
Program Konservasi Dan Imple-
Pada Batuan Vulkanik Di Ling-
mentasinya Untuk Ketersediaan
kungan Kampus Unpad Jatinangor,
Airtanah Yang Berkelanjutan
Sumedang, Jawa Barat.
(Sustainable Water Resources) Di
Silitonga, P.H. 1973. Peta Gelogi Re-
Lingkungan Kampus Unpad Jatina-
gional lembar Bandung. Bandung.
ngor.

Gambar peta aliran air tanah dangkal desa cibeusi


Peta MAT Daerah Cibeusi

Anda mungkin juga menyukai