Anda di halaman 1dari 9

Bab III

Kondisi Umum Wilayah

III.1. KEADAAN GEOGRAFIS

Secara geografis Kabupaten Siak Sri Indrapura terletak pada koordinat

116 30 - 0 20 49 Lintang Utara dan 100 54 21 102 10 59 Bujur Timur.

Secara fisik geografls memiliki kawasan pesisir pantai yang berhampiran dengan

sejumlah negara tetangga dan masuk kedalam daerah segitiga pertumbuhan

(growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura.

Secara administrasi Kabupaten Siak Sri Indrapura mempunyai batas

wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis;


Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten

Pelalawan;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, Kampar, Rokan

Hulu, dan Kota Pekanbaru;


Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan.

Bentang alam Kabupaten Siak Sri Indrapura sebagian besar terdiri dari

dataran rendah di bagian Timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah Barat. Pada

umumnya struktur tanah terdiri dan tanah podsolik merah kuning dan batuan, dan

alluvial serta tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah

basah. Lahan semacam ini subur untuk pengembangan pertanian, perkebunan dan

perikanan. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara antara 25- 32 Celsius,

dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi.

Selain dikenal dengan Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak

Sri Indrapura , daerah ini juga terdapat banyak tasik atau danau yang tersebar di

beberapa wilayah kecamatan. Sungai Siak sendiri terkenal sebagai sungai

3- 1
terdalam di tanah air, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terutama

sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Namun potensi banjir diperkirakan

juga terdapat pada daerah sepanjang Sungai Siak, karena morfologinya relatif

datar.

Selain Sungai Siak, daerah ini juga dialiri sungai-sungai lain, yaitu: Sungai

Mandau, Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan,

Sungai Limau, dan Sungai Bayam. Sedangkan danau-danauyang tersebar di daerah

ini adalah: Danau Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, Danau Pulau Besar,

Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas, dan Tasik Rawa.

Berdasarkan perhitungan sikius hidrologi, 15% surplus air dan curah hujan

rata-rata bulanan menjadi aliran permukaan, maka memungkinkan terjadinya

banjir musiman pada bulan-bulan basah. Dan analisis data curah hujan diketahui

bahwa bulan basah berlangsung pada bulan Oktober hingga Desember, sedangkan

bulan kering pada bulan Juni hingga Agustus. Distribusi curah hujan semakin

meninggi ke arah Pegunungan Bukit Barisan di bagian barat wilayah Provinsi Riau.

3- 2
Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Siak Sri Indrapura

3- 3
Gambar 3.2. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Siak Sri Indrapura

3- 4
III.2. PENGGUNAAN LAHAN

Data lahan yang ada di Kabupaten Siak Sri Indrapura (lihat gambar 3.2.)

pada tahun 2014 menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang terbesar di

Kabupaten Siak Sri Indrapura adalah penggunaan lain-lain seluas 231.152,45

hektar atau sekitar 33,7% dan seluruh lahan yang ada. Selanjutnya seluas

158.339,08 hektar atau sekitar 23,1% berupa hutan negara, 143.375,85 hektar atau

sekitar 20,9% untuk perkebunan, dan seluas 133.022,95 hektar atau sekitar

19,4% sementara tidak diusahakan.

Potensi gambut di Kabupaten Siak Sri Indrapura ini mempunyai wilayah

yang cukup luas daerah penyebarannya. Penyebaran lahan gambut ini menempatii

satuan morfologi dataran rendah. Daerah kawasan gambut terletak di sekitar

daerah Libo ke arah Utara dan Barat, daerah sekitar Lubuk Dalam ke arah timur

hingga daerah Zamrud, daerah Kec. Sei Apit dan daerah Perawang.

Dengan melihat tataguna lahan ini perhatian perlu diberikan terhadap

adanya rawa seluas 5.133 hektar (0,7%), tambak seluas 13,787 hektar (2%) dan

kolam/empang seluas 499,83 hektar (0,1%). Mengingat luasnya lahan gambut

maupun pengaruh air asin yang ada, tidak semua wilayah yang ada dapat

dimanfaatkan bagi kegiatan pembangunan.

III.3. KONDISI CURAH HUJAN

Curah hujan bulanan terendah rata rata 117 mm terjadi pada bulan Juli

sedangkan curah hujan bulanan tertinggi 265 mm terjadi pada bulan November.

Curah hujan bulanan ini termasuk kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 3.3.

3- 5
Gambar 3.3. Curah Hujan rata rata di Kabupaten Siak Sri Indrapura (mm) (2015),
Sumber : BMKG Tahun 2015

Pada bulan Agustus 2015 diprakirakan curah hujan di Wilayah Kabupaten

dan Kota di Provinsi Riau memiliki intensitas curah hujan sedang yaitu antara

100.0 s/d 200.0 mm. Wilayah Provinsi Riau bagian utara dan barat seperti Kota

Dumai, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hilir, Kota Pekanbaru,

sebagian besar Kabupaten Kampar, sebagian besar Kabupaten Kuantan Singingi,

sebagian kecil wilayah Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak bagian barat,

dan sebagian kecil wilayah Kabupaten Bengkalis bagian utara diprakirakan akan

mendapatkan distribusi hujan berkisar antara 100.0 s/d 150.0 mm.

III.4. KONDISI GEOLOGI

Wilayah Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau ini seluruhnya

tercakup ke dalam cakupan empat lembar Peta Geologi Bersistem Indonesia

dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Skala 1: 250.000, yakni

Lembar Siak Sri Indrapura (N.R. Cameron, dkk., 1982), Lembar Pekanbaru

(Clarke,MCG., dkk., 1982), Lembar Bengkalis (N.R. Cameron, dkk., 1982) dan

Lembar Dumai (N.R. Cameron, dkk., 1982).

3- 6
Gambar 3.4. Peta Geologi Kabupaten Siak Sri Indrapura

3- 7
Berdasarkan keempat lembar peta geologi tersebut di atas (lihat gambar

3.4), dapat disusun urutan batuan dari yang tertua hingga termuda adalah

sebagai berikut :

1) Formasi Petani (Tup), berumur Pliosen Atas, terdiri dari batulumpur,

mengandung karbo- nan, lignit, sedikit batulanau dan batupasir.


2) Formasi Minas (Qpmi), berumur Plistosen, terdiri dari kerikil, sebaran

kerakal, pasir dan lempung.


3) Aluvium Tua (Qp), berumur Plistosen, terdiri dari kerikil, pasir,

lempung, sisa-sisa tumbu- han dan rawa gambut.


4) Aluvium Muda (Qh), berumur Holosen, terdiri dari kerikil, pasir dan

lempung.

Secara tektonik regional, wilayah Kabupaten Siak Sri Indrapura ini

terletak dalam Cekungan Sumatera Tengah. Struktur geologi yang berkembang

adalah antiklin dan sinklin yang arah umumnya mengikuti arah utama Patahan

Semangko atau Bukit Barisan, yaitu Baratlaut - Tenggara. Sesar-sesar utama

juga mempunyai arah umum Baratlaut Tenggara.

Komponen litologi yang dapat diamati dari formasi geologinya dapat

dikelompokkan ke dalam beberapa satuan endapan sebagai berikut :

a) Endapan Aluvium Muda

Satuan endapan aluvium muda ini terdiri dari lempung, lanau, pasir,

kerikil dan sisa-sisa tumbuhan. Satuan ini diendapkan terutama di

sepanjang pantai serta dataran-dataran rendah di sekitar pantai dan

aliran sungai-sungai besar, yakni di wilayah Kecamatan Siak Sri

Indrapura , Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan

Sungai Apit, dan Kecamatan Mempura, Kecamatan Pusako, dan sebagian

Kecamatan Dayun. Umumnya merupakan daerah rawa yang ditutupi oleh

tanah gambut yang cukup tebal.

b) Endapan Aluvium Tua

3- 8
Satuan endapan aluvium tua ini umumnya terdiri dari lempung, pasir

lempungan, dan kerikil lanauan yang terdapat berselang-seling. Satuan

ini diendapkan terutama di dataran yang agak tinggi sekitar bagian

tengah wilayah Kabupaten Siak Sri Indrapura, yaitu di daerah-daerah

Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Tualang, Kecamatan Kerinci

Kanan, Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan Teluk Dalam, dan sebagian

Kecamatan Dayun.

c) Formasi Minas

Endapan pasir di Formasi Minas, umumnya terdiri dari perselingan

antara lempung, pasir dan kerikil lempungan. Satuan ini diendapkan

terutama di dataran perbukitan rendah di bagian barat wilayah

Kabupaten Siak Sri Indrapura yaitu sekitar daerah Kecamatan Minas dan

Kecamatan Kandis.

3- 9

Anda mungkin juga menyukai