Anda di halaman 1dari 32

Dinamika Wilayah Kepesisiran

Dr. rer. nat. Djati Mardiatno, M.Si.


Bachtiar Wahyu Mutaqin, S.Kel., M.Sc.

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 1


Kepesisiran
Dinamika Wilayah Kepesisiran
Perubahan ruang dan waktu daerah kepesisiran
yang disebabkan oleh:
1. Astrodinamik
2. Aerodinamik
3. Hidrodinamik
4. Morfodinamik
5. Geodinamik
6. Ekodinamik
7. Antropo-dinamik
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 2
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 3
Kepesisiran
Dinamika Garis Pantai
Hampir seluruh garis pantai di dunia
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
tinggi muka air laut selama masa es
(glacial) dan purna es (post-glacial)

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 4


Kepesisiran
Dinamika Garis Pantai
Saat air laut rendah, banyak dasar laut
dangkal pada dangkalan kontinental
muncul ke permukaan dan tererosi,
terbentuk lembah-lembah lebar, dalam,
dan terjal (canyon), alur sungai (channel),
dan lembah lembah (valley) lainnya

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 5


Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 6
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 7
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 8
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 9
Kepesisiran
Faktor yang mempengaruhi
perubahan garis pantai
• Intensitas gelombang
• Arah gelombang
• Macam dan kemudahan keausan batuan
sepanjang pantai
• Keterbukaan pantai terhadap empasan
gelombang
• Kedalaman dasar lepas pantai
• Campur tangan manusia pada garis pantai
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 10
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 11
Kepesisiran
Delta
Bentukan yang terbentuk oleh pengendapan
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai
ketika memasuki danau atau laut.

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 12


Kepesisiran
Syarat Pembentukan Delta
• kecepatan aliran di muara minimum
• jumlah bahan yang terangkut cukup
banyak
• air di muara tenang dan dasar sungai
relatif datar
• tidak ada gangguan tektonik

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 13


Kepesisiran
Bentuk Delta
• Delta berbentuk corong (estuarine filling)

Delta ini terbentuk karena lokasi


pengendapan pada muara sungai
berbentuk sempit dan memanjang,
wilayahnya tidak begitu luas dan pengaruh
dari laut relatif besar

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 14


Kepesisiran
Bentuk Delta
• Delta kaki burung

Delta ini terbentuk pada wilayah yang luas,


terbentuk karena sungai utama bercabang
banyak melebar ke arah laut akibat
penyumbatan pada sumbu arus sungai,
dan daerah delta berupa rawa-rawa

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 15


Kepesisiran
Bentuk Delta
• Delta kipas (arcuate delta)

Delta yang berbentuk kipas ke arah laut, batas


delta yang berhubungan dengan laut relatif
melingkar menyerupai tameng, daerah
pengendapan luas, relatif landai, beban sungai
terdiri atas fraksi kasar dengan sedikit bahan
terlarut yang bersifat porous, sungai cenderung
mempunyai alur saling menyilang (tidak teratur)
dan tempat pengendapannya dangkal.
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 16
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 17
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 18
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 19
Kepesisiran
Sedimen Laut
Sedimen berdasarkan asalnya menjadi
empat, yaitu:
1. Lithogenous
2. Biogenous
3. Hydrogenous
4. Cosmogenous.

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 20


Kepesisiran
Klasifikasi Sedimen
Beradasarkan Besar Butirnya
Sedimen  menentukan jenis hewan
benthos yang akan mendiami suatu
tempat.
Misalnya: pebbles dan granules maka akan
dihuni oleh setidaknya Gastropoda, pasir
mungkin akan ditempati oleh hewan
kerang-kerangan (bivalvia), sedangkan
lanau biasanya dihuni oleh hewan cacing.

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 21


Kepesisiran
Nama Partikel Ukuran (mm)

Bongkah () >256
Krakal (Coble) 64-256
Batu (Stone)
Kerikil (Peble) 4-64
Butiran (Granule) 2-4
Pasir Sangat Besar (Very Coarse Sand) 1-2

Pasir Kasar (Coarse Sand) ½-1


Pasir (Sand) Pasir Sedang (Medium Sand) ¼-1/2
Pasir Halus (Fine Sand) 1/8-1/4
Pasir Sangat Halus (Very Fine Sand) 1/16-1/8

Lumpur Kasar (Coarse Silt) 1/32-1/16


Lumpur Sedang (Medium Silt) 1/64-1/32
Lumpur (Silt) Lumpur Halus (Fine Silt) 1/128-1/64

Lumpur Sangat Halus (Very Fine Silt) 1/256-1/128

Lempung Kasar (Coarse Clay) 1/640-1/256

Lempung Sedang (Medium Clay) 1/1024-1/640


Lempung (Clay)
Lempung Halus (Fine Clay) 1/2360-1/1024
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 22
Kepesisiran
Lempung Sangat Halus (Very Fine Clay) 1/4096-1/2360
Pengambilan Sampel Sedimen
• Pengambilan contoh sedimen dasar laut
bisa dilakukan dengan alat yang
dinamakan Grab Sampler
• Bertujuan untuk analisis besar butir dari
sedimen dasar laut, analisis organisme
Benthos, dan analisis kimia sedime

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 23


Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 24
Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 25
Kepesisiran
Sea stack and
abrasion platform,
Setul Detrital Member,
Pulau Timun 1983

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 26


Kepesisiran
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 27
Kepesisiran
Dataran Aluvial Berumur Muda (266 Tahun) di Pesisir
Kota Semarang dan Demak

1,64 Km
1,37 Km
Bedono, Demak 2003

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 29


Kepesisiran
Bedono, Demak 2009

4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 30


Kepesisiran
Coastal Erosion Terboyo Kulon, Semarang Utara, 2003 -2009

Erosion 2003 –
2005
101.7m

Erosion 2005 –
2009
652.7m
Evaluasi
• Sebutkan proses-proses yang mempengaruhi
dinamika pesisir dan cara identifikasinya di
lapangan!
• Sebutkan metode pengambilan sedimen laut
serta sebutkan kelemahan dan kekurangan
masing-masing metode!
• Identifikasi dinamika pesisir pada suatu pesisir
di Indonesia dan ambilah studi kasus dengan
menerangkan dinamika pesisir, ciri-ciri yang
nampak, serta rekomendasi pengelolaannya!
4/1/2013 Oseanografi - Dinamika Wilayah 32
Kepesisiran

Anda mungkin juga menyukai