Beberapa software SIG seperti ArcGis, Idrisi dan Ilwis sudah memasukan
aplikasi MCA (Multi Criteria Analysis) didalamnya. Software ILWIS termasuk
dalam GOSS (GIS Open Source Software) yang dikembangkan oleh ITC Belanda
(sekarang bergabung dengan Twente University). MCA dalam perencanaan
pembangunan menjadi penting agar simulasi perencanaan wilayah dapat
dianalisa sehingga memiliki beberapa pilihan lokasi dan/atau luasan berbeda.
Hal ini dapat menjadi alternative masukan untuk pengambilan keputusan.
Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) adalah salah satu teknik dalam
pengambilan keputusan yang menggunakan beberapa kriteria/scenario.
SMCE berfungsi untuk membantu penentu kebijakan dalam memilih dari
beberapa alternatif berdasarkan skala prioritas. Metode MCE adalah
dengan memberikan nilai bobot ke masing-masing kriteria untuk
memunculkan skala prioritas.
LangkahLangkah dalam SMCE:
1. Menentukan Fokus (Goals, aims, objectives)
2. Identifikasi dan pengelompokan criteria (Factors/Constraint)
(Kebijakan)
3. Skoring untuk tiaptiap criteria
4. Standarisasi skor untuk criteria
5. Pembobotan untuk criteria
6. Peta kesesuaian (Stakeholder Preferences/Alternatif)
7. Pengambilan keputusan (Pilihan)
DATA JALAN
Kriteria pertama adalah kelompok akses, dengan asumsi makin dekat
dengan jalan makin sesuai maka terlihat di Kota Serang berwarna hijau
(nilai 1) di dekat jalan sedangkan jauh dari jalan menjadi warna merah
(nilai 0). Hasil ini adalah berdasarkan pertimbangan standarisasi untuk
kriteria jarak dari jalan untuk kasus kesesuaian kawasan industri dipilih
standarisasi Cost karena semakin dekat dengan jalan maka akses
menuju dan dari lokasi tersebut semakin baik. Kemudian untuk metode
pilih Goal dengan masukkan nilai 0 untu X1 dan nilai 1000 (1000 m)
untuk X2 sebagai jarak maksimum karena jika jarak dari jalan melebihi
1000 meter maka akses lokasi tersebut akan menjadi sangat buruk.
DATA SUNGAI
Kriteria kedua adalah kelompok hidro, dengan asumsi bahwa makin
dekat dengan sungai makin tidak sesuai, maka terlihat di Kota
Serang yang berwarna hijau (nilai 1) berada jauh dari sungai (> 100
meter), sedangkan yang dekat dengan sungai menjadi warna merah
(nilai 0) atau kurang dari 100 meter.
Hasil ini adalah berdasarkan pertimbangan standarisasi untuk
kriteria jarak dari sungai dipilih standarisasi Benefit bahwa
semakin jauh jaraknya nilainya maka semakin baik. Untuk Group
Factor jarak dari sungai menggunakan metode Goal, masukkan nilai
sempadan sungai yang tidak boleh dibangun menurut peraturan
pemerintah pada X1 (misalnya 100m).
DATA KENYAMANAN
Kriteria keempat adalah kelompok kenyamanan dengan asumsi bahwa
semakin industri jauh dari permukiman maka permukiman akan
semakin nyaman. Hasilnya terlihat bahwa di Kota Serang yang
berwarna hijau (nilai 1) hampir disemua tempat terutama di tempat
yang tidak ada permukiamnnya, sedangkan yang dekat permukiman
berwarna merah (niali 0) dengan jarak < 500 meter. Hasil ini adalah
berdasarkan pertimbangan standarisasi untuk kriteria jarak dari
permukiman dipilih standarisasi Benefit. Untuk Group Factor Jarak
dari permukiman menggunakan metode Goal, dengan masukkan nilai
yang tidak boleh dibangun
500 m pada X1 (jarak minimum/terdekat dengan permukiman
adalah 500m).
DATA PENGHAMBAT
Dalam pembangunan ada hal yang boleh dan tidak boleh, misalkan di Kota
Serang ada alokasi penggunaan tanah untuk kawsan hutan dan saat ini
kondisinya (penggunaan sudah hutan), maka dimasukkan faktor
penghambat agar pada saat simulasi model SMCE berproses kawasan
hutan tidak masuk dalam criteria sesuai dijadikan kawsan industri. Didalam
data atribut terdapat Field baru dengan nama Boolean, yang berisi
True pada daerahdaerah yang dapat dibangun dan False untuk daerah
Permukiman, Hutan, Rawa karena bukan wilayah yang sesuai dengan
kawasan industri.
SIMULASI
IF STREET
INFLUENT 40%
IF RIVER
INFLUENT 40%
MODEL 2
IF
PHYSIOGRAPHY
INFLUENT 40%
IF SETLEMENT
INFLUENT 40%
No
Tingkatan
Sangat Sesuai
Luas (ha)
789,25
Persen
(%)
3,00
Sesuai
1.555,75
5,91
Cukup Sesuai
4.183,00
15,89
Kurang Sesuai
333,98
12,69
Tidak Sesuai
16.453,75
62,51
KESIMPULAN
Wilayah Terbangun terluas yang sangat sesuai di Kota Serang terdapat di
Kecamatan Kesemen dan Kecamatan Serang, dengan total kesleuruhan
wilaah yang sesuai di Kota Serang adalah luas 789,25 ha yang dihasilkan dari
model spasial dengan SMCE.
Metode SMCE dapat memberikan alternatif dan juga model simulasi yang
mampu memberikan keyakinan atas kesesuaian wilayah berdasarkan
beberapa aspek.
REKOMENDASI
1. SMCA dapat membantu semua stakeholder dalam melihat berbagai
kemungkinan hasil perencanaan wilayah dengan simulasi spasial dan hasilnya
bisa diuji kesesuaian wilayahnya.
2. SMCA diperlukan karena manfaatnya memberikan kekuatan analisis spasial
dalam proses pengambilan keputusan pada perencanaan wilayah.